You are on page 1of 12

Obat-obatan Terlarang

Dalam pengobatan secara medis dikenal adanya zat-zat kimia yang mampu mengurangi atau menghilangkan rasa sakit, namun tidak memiliki efek penyembuhan. Zat-zat kimia inilah yang sering disalahgunakan karena pemakaian dengan dosis yang berlebihan akan berakibat buruk bagi kesehatan. Zat-zat kimia tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada sistem saraf. Beberapa contoh zat kimia yang berbahaya adalah alkohol dan obat-obatan terlarang. Obat-obatan terlarang sebenarnya merupakan zat kimia yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan ketenangan. Obat-obatan terlarang dapat menimbulkan kecanduan, sehingga tidak boleh digunakan tanpa sepengetahuan dokter. Obat-obatan terlarang dapat dibedakan menjadi empat golongan sebagai berikut. 1. Golongan sedatif Golongan sedatif adalah golongan zat-zat kimia yang memiliki efek sebagai obat penenang karena dapat menurunkan aktivitas otak. Contoh obat-obatan golongan sedatif a. Barbiturat Barbiturat adalah obat yang depresan sistem saraf pusat, dan, mereka menghasilkan spektrum dari sedasi ringan sampai anestesi bertindak berdasarkan sebagai ini,

yang luas dari efek, total. Mereka juga

efektif sebagai anxiolytics, sebagai hipnotik, dan sebagai antikonvulsan. Mereka memiliki potensi kecanduan, baik fisik dan psikologis. Barbiturat sekarang sebagian besar telah digantikan oleh benzodiazepin dalam praktek medis rutin - misalnya, dalam pengobatan kecemasan dan insomnia terutama karena benzodiazepin secara signifikan kurang berbahaya di overdosis. Namun, barbiturat masih digunakan dalam anestesi umum, serta untuk epilepsi. Barbiturat adalah turunan dari asam barbiturat. Barbiturat seperti pentobarbital dan phenobarbital sudah lama digunakan sebagai anxiolytics dan hipnotik. Hari ini, sebagian besar telah digantikan benzodiazepin mereka untuk tujuan ini, karena benzodiazepin memiliki kurang potensial untuk overdosis mematikan.

Contoh obat-obatan yang barbiturat seperti: amobarbital, pentobarbital, secobarbital, Phenobarbitol b. Benzodiazepin Benzodiazepine merupakan suatu jenis obat yang memiliki lima efek farmakologis utama yakni: anxiolitik, sedasi, antikonvulsan,

merelaksasi otot rangka melalui mediasi sumsum tulang belakang (spinal cord), dan dapat

menyebabkan amnesia anterogade (menerima atau mengkode informasi baru). Potensi amenstik benzodiazepione lebih besar bila dibandingkan dengan efek sedatifnya sehingga pasien lebih sering mengalami durasi efek amnestik yang lebih lama jika dibandingkan dengan efek sedasi. Informasi yang telah tersimpan (amnesia retrogade) tidak terpengaruh oleh benzodiazepine. Benzodiazepine tidak dapat memberikan cukup efek relaksasi otot rangka dalam suatu prosedur pembedahan, selain itu obat ini juga tidak mempengaruhi dosis obat-obatan pemblokade neuromuskuler. Karena semua khasiat tersebut, terutama dalam mengatasi kecemasan dan insomnia, maka benzodiazepine telah digunakan secara meluasdi seluruh dunia. Sebagai contoh, diperkirakan sekitar 4% populasi telah menggunakan obat tidur selama satu tahun, dan 0,4% dari populasi menggunakan obat-obatan hipnotik selama lebih dari satu tahun. Meskipun benzodiazepine efektif dalam mengatasi insomnia akut, penggunaannya dalam mengatasi insomnia kronik justru tidak terlalu efektif. Jika dibandingkan dengan barbiturat, benzodiazepine memiliki kecenderungan menghasilkan toleransi, lebih sulit disalahgunakan, memiliki batasan keamanan yang lebih besar, dan tidak terlalu banyak menghasilkan interaksi obat-obatan tidak yang efeknya serius. produksi Tidak enzim seperti hati barbiturat, mikrosomal.

benzodiazepine

menginduksi

Benzodiazepine memiliki efek adiksi yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan opioid, kokain, amfetamin, atau barbiturat.

Contoh obat-obatan yang termasuk nezodiazepin adalah clonazepam, diazepam, estazolam, flunitrazepam, lorazepam, midazolam, nitrazepam, oxazepam, triazolam, temazepam, chlordiazepoxide, alprazolam c. Herbal sedatif seperti : ashwagandha, catnip, kava, mandrake, valerian d. Nonbenzodiazepin sedatif seperti : eszopiclone, zaleplon, zolpidem, zopiclon e. Antihistamin seperti : Diphenhydramine dan Dimenhydrinate. Dampak penggunaan obat-obatan golongan sedatif a. Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi. Sifat ini paling ringan pada flurazepam dan zat-zat benzodiazepin lainnya, demikian pula pada kloralhidrat dan paraldehida. b. Tekanan darah menurun, terutama oleh barbiturat. c. Sembelit pada penggunaan lama, terutama barbiturat. d. Hang over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya berupa mual, perasaan ringan di kepala dan termangu. Hal ini disebabkan karena banyak hipnotik bekerja panjang, termasuk juga zat-zat benzodiazepin dan barbiturat yang disebut short-acting. Kebanyakan obat tidur bersifat lipofil, mudah melarut, dan berkumulasi di jaringan lemak.

2. Golongan stimulan Golongan stimulan adalah zat-zat kimia yang memiliki efek meningkatkan kerja otak, sehingga dapat menimbulkan perasaan tidak mengantuk dan tubuh dalam kondisi prima. Zat-zat kimia yang termasuk golongan stimulan sering disebut sebagai pil semangat, contohnya adalah kokain. Selain itu, kokain juga digunakan sebagai bahn pembius (anastesi) lokal karena kokain dapat menekan rasa sakit pada kulit. Contoh obat-obatan golongan stimulan Obat yang bersifat stimulansia sedang a) Cafein dalam kopi, teh dan minuman kokakola b) Ephedrin yang digunakan untuk pengobatan bronchitis dan asthma c) Nikotin dalam tembakau, selain bagi perokok berat yang digunakan untuk relaks/istirahat

Obat yang bersifat stimulansia kuat a) Amphetamine, termasuk amphetamine yang illegal seperti Shabu b) Kokaine atau coke atau crack c) Ecstasy d) Tablet diet seperti Duromine Dampak penggunaan obat-obatan stimulan Obat stimulansia ini bekerja pada system saraf dengan meningkatkan transmisi yang menuju atau meninggalkan otak. Stimulan tersebut dapat menyebabkan orang merasa tidak dapat tidur, selalu siaga dan penuh percaya diri. Stimulan dapat meningkatkan denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan darah. Pengaruh fisik lainnya adalah menurunkan nafsu makan, pupil dilatasi, banyak bicara, agitasi dan gangguan tidur. Bila pemberian stimulant berlebihan dapat menyebabkan kegelisahan, panic, sakit kepala, kejang perut, agresif dan paranoid. Bila pemberian berlanjut dan dalam waktu lama dapat terjadi gejala tersebut diatas dalam waktu lama pula. Hal tersebut dapat menghabat kerja obat depresan seperti alcohol, sehingga sangat menyulitkan penggunaan obat tersebut.

3. Golongan halusinogen Halusinogenik adalah sekumpulan zat yang bila digunakan dapat menyebabkan halusinasi yaitu rangsangan pada panca indera yang sebenarnya tidak ada. Mendengar seseuatu yang tidak ada, melihat sesuatu yang tidak ada atau bahkan merasakan sesuatu seperti jalannya semut di tangan tetapi sebenarnya tidak ada dan sebagainya.

Gambar golongan halusinogen Pertama kali dibuat secara sintetis pada 1940-an untuk menghilangkan hambatan yang merintangi pada kasus kejiwaan. Halusinogen yang diperoleh dari tumbuh-

tumbuhan, seperti kaktus peyote, telah dipakai golongan pribumi Meksiko selama beberapa ratus tahun untuk kegiatan keagamaan dan hiburan. Halusinogen juga di kenal sebagai psikedelik, bertindak pada susunan saraf pusat untuk membuat perubahan yang bermakna dan sering radikal pada keadaan kesadaran pengguna; juga dapat mengacaukan perasaan kenyataan, waktu dan emosi para pengguna. Contoh obat-obatan golongan halusinogen a. LSD (Lysergic Acid Diethylamide) LSD juga dikenali sebagai lysergide dan LSD-25.LSD adalah serbuk habluran tidak berwarna atau berbau dan larut dalam air dan alkohol.LSD selalunya dijumpai dalam bentuk cecair,serbuk atau dititik ke atas gula dadu,gelatin atau kertas blotter dan hanya sedikit sahaja diperlukan untuk mengeluarkan kesan halusinasi.Kesan LSD adalah seperti berikut:- anak mata membesar, tekanan darah menigkat, pencerapan deria yang berubah (merasa, memgang, warna atau bunyi), pengalaman psikik(good trip-menyeronokkan atau bad trip-menakutkan). b. DMT(Dimenthyltryptamine) DMT adalah bahan habluran tidak berwarna yang berasal daripada pokokpokok tertentu West India dan Amerika Selatan.Ia juga boleh dikeluarkan secara sintetik. Biji-biji yang dihancurkan dihidu dan dikenali secara popular di Haiti sebagai cohoba. c. PCP(phencyclidine,Angel Dust) PCP yang dikeluarkan secara sah digunakan sebagai ubat pelali(anaesthetic) binatan.Ia juga dikeluarkan oleh makmal-makmal hram dan kadang-kadang dijual sebagai LSD,THC atau meskalin.PCP boleh dimakan atau dihisap selepas ditaburkan di atas ganja atau tembakau. d. Meskalin Meskalin diperoleh daripada kaktus peyote yang mula-mula digunakan oleh orang India Aztec di Mexico beribu-ribu tahun dahulu.Ia masih digunakan dengan sah oleh orang Indian Amerika yang menjadi ahli Native Amerikan Church kerana Perlembagaan Amerika Syarikat tidak membenarkan

penganiayaan (persecution) mana-mana dan penggunaannya adalah dengan cara dimakan.Terdapat juga analog-analog meskalin iaitu derivatif amfetamin yang mempunyai kesan serupa seperti meskalin.Di antaranya ialah TMA(3,4,5 trimethoxyamphetamine). TMA-2(2,4,5-trimethoxyamphetamine), DOM(2,5dimetoxy-4-methylamphetamine) dan MDA(3-metoxy-4,5-methylene-

dioxyamphetamine). Analog-analog ini mempunyai kesan beberapa kali ganda lebih kuat daripada meskalin. e. Psilosibin Dan Psilosin Psilosibin dan psilosin berasal daripada sejenis cendawan bernama Psilochbe Mexicana yang ditanam di Mexico.Ia juga digunakan oleh Orang Indian Amerika yang menjadi ahli Native American Church.Psilosibin juga dikeluarkan secara sintetik dan terdapat dalam bentuk serbuk putih atau sebagai larutan jernih. Selain itu, yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain : jamur tahi sapi, ganja, kecubung, dll.Jenis halusinogenik yang sering disalahgunakan dalam kelompok ini adalah zat yang diperoleh dari pohon ganja dan dari sejenis jamur yang banyak tumbuh di Bali yang dikenal sebagai wong tai sampi atau jamur tahi sapi. Kelompok zat ini mempengaruhi otak manusia yaitu merangsang beberapa zat aktif saraf, khususnya beberapa jenis serotonin dan dopamin, sehingga merubah persepsi panca indera, yang dikenal sebagai halusinasi. Ada orangorang tertentu merasa ini sebagai suatu sensasi yang menarik, tanpa mengetahui bahwa efek sampingnya dan akibat pada kesehatan juga sangat

mengkhawatirkan. Gejala halusinogen Halusinogen bersifat merubah sensasi pendengaran dan penglihatan. Selain itu, kedua sensasi tersebut bisa saling bersilangan; misalnya mendengarkan musik bisa menyebabkan munculnya warna-warna, yang akan bergerak seiring dengan irama musik. Bahaya terbesar dari pemakaian obat ini adalah efek psikis dan gangguan penilaian, yang bisa menyebabkan kecelakaan atau pengambilan keputusan yang

salah. Sebagai contoh, seorang pemakai halusinogen bisa berfikir bahwa ia dapat terbang, bahkan sampai melompat dari jendela untuk membuktikannya, sehingga terjadilah cedera berat atau kematian. Halusinogen merangsang otak. Efeknya bisa tergantung kepada suasana hati dan tempat pemakai mengkonsumsi halusinogen. Contohnya, pemakai yang sebelum menelan obat telah mengalami depresi, cenderung untuk merasa lebih sedih setelah menelan halusinogen. Seseorang yang berada dibawah pengaruh halusinogen (biasanya LSD), bisa mengalami kecemasan yang luar biasa dan mulai panik, sehingga perjalanan halusinasinya menjadi tidak menyenangkan. Dia ingin menghentikan perjalanannya, tetapi tidak bisa. Perjalanan halusinasi lebih buruk daripada sebuah mimpi buruk karena seorang pemimpi dapat terbangun untuk mengakhiri mimpi buruknya; sedangkan halusinasi yang buruk tidak berakhir secepat itu. Dengan berlanjutnya halusinasi, pemakai halusinogen mulai kehilangan kendali dan untuk sementara waktu dapat menderita psikosa. Kadang perjalanan halusinasi yang buruk dapat menjadi begitu berat atau dapat memicu kerentanan bawaan untuk menderita psikosa, sehingga pemakai tetap menderita psikosa selama beberapa hari atau lebih, setelah efek obat hilang. Psikosa yang menetap lebih sering terjadi pada pemakai halusinogen yang sebelumnya sudah memiliki kelainan psikologis, yang akan semakin nyata atau semakin memburuk karena efek halusinogen. Toleransi terhadap LSD bisa terjadi dan dapat muncul setelah sekitar 72 jam pemakaian yang berkelanjutan. Pemakai LSD juga bisa mengalami toleransi terhadap halusinogen lain. Biasanya pemakai yang menjadi toleran terhadap halusinogen dan secara tiba-tiba mengentikan pemakaiannya, tidak akan mengalami gejala putus obat. Beberapa pemakai (terutama pemakai LSD menahun atau berulang-ulang), bisa mengalami kilas balik setelah mereka menghentikan pemakaian obat tersebut. Kilas baliknya mirip dengan pengalaman asli, tetapi biasanya tidak sekuat pengalaman aslinya. Kilas balik ini bisa dipicu oleh marijuana atau mungkin obat lainnya (misalnya alkohol) atau oleh stress maupun kelelahan. Kilas balik juga bisa terjadi

tanpa alasan yang jelas. Biasanya kilas balik akan menghilang setelah 6-12 bulan, tetapi bisa timbul lagi selama 5 tahun setelah pemakaian LSD yang terakhir, terutama jika masih ditemukan kecemasan atau kelainan psikis lainnya. Dampak penggunaan obat-obatan halusinogen Tak serupa dengan narkoba lain, pengguna LSD mendapat sedikit gagasan apa yang mereka pakai dan efeknya dapat berubah-ubah dari orang ke orang, dari peristiwa ke peristiwa dan dari dosis ke dosis. Efeknya dapat mulai dalam satu jam setelah memakai dosis bertambah antara 2-8 jam dan berangsur hilang secara perlahan-lahan setelah kurang lebih 12 jam. Untuk penggunaan LSD efeknya dapat menjadi nikmat yang luar biasa, sangat tenang dan mendorong perasaan nyaman. Sering kali ada perubahan pada persepsi, pada penglihatan, suara, penciuman, perasaan dan tempat. Efek negatif LSD dapat termasuk hilangnya kendali emosi, disorientasi, depresi, kepeningan, perasaan panik yang akut dan perasaan tak terkalahkan, yang dapat mengakibatkan pengguna menempatkan diri dalam bahaya fisik. Pengguna jangka panjang dapat mengakibatkan sorot balik pada efek halusinogenik, yang dapat terjadi berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah memakai LSD. Tidak ada bukti atau adanya ketergantungan fisik dan tidak ada gejala putus zat yang telah diamati bahkan setelah dipakai secara berkesinambungan. Namun, ketergantungan kejiwaan dapat terjadi. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau

mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja. Dampak Fisik: 1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi. 2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.

4. Golongan penahan rasa nyeri (analgesik) Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang digunakan sebagai penahan sakit. Obat analgesik termasuk oban antiradang non-steroid (NSAID) seperti salisilat, obat narkotika seperti morfin dan obat sintesis bersifat narkotik seperti tramadol. Analgesik bersifat narkotik seperti opioid dan opidium bisa menekan sistem saraf utama dan mengubah persepsi terhadap kesakitan (noisepsi). Obat jenis ini lebih berkesan mengurangi rasa sakit dibandingkan NSAID. Analgesik seringkali digunakan secara gabungan serentak, misalnya bersama parasetamol dan kodein dijumpai di dalam obat penahan sakit (tanpa resep). Gabungan obat ini juga turut dijumpai bersama obat pemvasocerut seperti pseudoefedrin untuk obat sinus, atau obat antihistamin untuk alergi. Contoh obat-obatan golongan analgesik e. Aspirin Aspirin atau asam dari salisilat yang sebagai asetilsalisilat (asetosal) sering digunakan adalah sejenis obat turunan

senyawa analgesik (penahan nyeri

rasa sakit atau

minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia. Awal mula penggunaan aspirin sebagai ekstrak obat diprakarsai

oleh Hippocrates yang

menggunakan

tumbuhan willow untuk

menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini. Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer).

f. Asetaminofen Parasetamol atau asetaminen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan dalam sebagian besar resep

obat analgesik selesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal, atauduktus arteriosus pada janin. g. Kodein Kodeina atau kodein ialah asam opiat alkaloid yang dijumpai di

dalam candu dalam konsentrasi antara 0,7% dan 2,5%. Kebanyakan kodein yang digunakan di Amerika Serikat diproses dari morfin melalui proses metilasi. Kodein yang terkonsumsi akan teraktivasi oleh enzim CYP2D6 di

dalam hati menjadi morfin, sebelum mengalami prosesglusuronidasi, sebuah mekanisme detoksifikasi bagi xenobiotik. Walau bagaimanapun, morfin tersebut tidak dapat digunakan, mengingat 90% kodein yang diambil akan dimusnahkan dalam usus halus(rembesan dari hati) sebelum berhasil memasuki peredaran darah. Oleh itu, kodein seolah-olah tidak brpengaruh atas penggunanya, namun efek samping seperti analgesia, sedasi, dan kemurungan pernapasan masih terasa. Kodein digunakan sebagai peredam sakit ringan. Kodein selalu dibuat dalam bentuk pil atau cairan dan bisa diambil baik secara sendirian atau gabungan dengan kafein, aspirin, asetaminofen, atau ibuprofen. Kodein sangat berperan untuk meredakan batuk. Seperti semua jenis opioid, penggunaan kodeina yang berkelanjutan mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan psikologi. Sebuah kelompok yang bernama Codeine Free didirikan untuk membantu mereka yang mengalami ketergantungan pada kodeina.

Kodein merupakan obat yang paling banyak digunakan dalam perawatan kesehatan. Dampak penggunaan obat-obatan analgesik Meskipun efek penghilang nyerinya cukup ampuh, efek samping obat ini juga cukup serius. Salah satu efek samping yang perlu diperhatikan adalah ketagihan terhadap pengunaan obat dan menekan sistem pernapasan. Hal ini merupakan sifat umum obat-obat yang termasuk dalam golongan narkotik. Efek samping lain diantaranya sakit kepala ringan, kepala terasa berputar, mengantuk, mual, muntah, gangguan aliran darah, gangguan koordinasi otot, dan gangguan jantung. Selai efek samping di atas, obat ini juga dapat menimbulkan efek alergi, berupa kemerahan, gatal, bengkak pada daerah tempat suntikan. Gejala alergi dapat bermanifestasi parah. Misalnya kesulitan bernafas, bengkak pada wajah, bibir dan lidah atau tenggorokan. Jika terjadi dosis berlebihan (overdosis), gejala yang dapat terjadi; perubahan warna pada kulit, kulit menjadi dingin, kelemahan otot. Efek samping yang tidak terlalu parah diantaranya kesulitan buang air besar (konstipasi), mual, muntah, kehilangan nafsu makan dan merasa sakit kepala serta mulut terasa kering. Berkeringat berlebihan juga merupakan efek samping yang dapat terjadi. Karena merupakan zat yang termasuk golongan narkotik, obat ini memiliki efek withdrawal, artinya tatkala penggunaannya dihentikan tibatiba, maka akan muncul gejala putus obat yang oleh awam disebut dengan sakau. Jantung berdebar, denyut nadi cepat, dan pernafasan menjadi tertekan. Penderita merasa sangat tidak nyaman, terasa nyeri pada seluruh anggota tubuh, kadang disertai muntah. Dengan demikian seseorang yang sudah menggunakan obat ini dalam jangka waktu cukup lama, penghentiannya harus dilakukan secara bertahap. Perlahanlahan diturunkan dosisnya untuk menghindari terjadinya efek withdrawal (berkeringat dan kecemasan ketika dihentikan.

Daftar Pustaka

Lestari, Endang Sri, dkk. 2009. Biologi 2: Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional. http://www.biologizone.com/p/blog-page_9260.html http://riyanpharmacy.blogspot.com/2011/03/obat-stimulan-sistem-saraf-pusat.html http://id.wikipedia.org/wiki/Analgesik http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin http://www.scribd.com/doc/90988913/Efek-Dari-Penggunaan-Sedatif-Hipnotik-Dan-OpiateOpium http://kamuskesehatan.com/arti/analgesik/ http://yosefw.wordpress.com/2008/12/03/halusinogen/ http://owthey.blogspot.com/2010/02/mengenal-obat-penenang-sedatif.html

You might also like