Professional Documents
Culture Documents
Infeksi akut yang disebabkan oleh virus Dengue Wabah Demam Dengue pertama kali di Batavia (1779) dinamakan knokkel-korts Piladelphia 1780 DBD pertama kali di Filipina 1953 Kasus DBD pertama di Indonesia tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta
Jumlah penderita
137.411
Meninggal
CFR
1.380
1.00 %
* KECENDERUNGAN PERDARAHAN :
UJI TORNIQUET (+), PETEKIE/EKIMOSIS/ PURPURA, PERDARAHAN MUKOSA/GI TR
DLL, HEMATEMESIS-MELENA
* TROMBOSITOPENI (100.000/MM3) * BUKTI ADANYA KEBOCORAN PLASMA
KENAIKAN NILAI HEMATOKRIT 20 % ATAU LEBIH DI ATAS NILAI RATA-RATA POPULASI, USIA DAN JENIS KELAMIN YANG SESUAI PENURUNAN NILAI HEMATOKRIT SEBESAR 20 % ATAU LEBIH SETELAH PENGOBATAN PEMBERIAN CAIRAN TANDA LAIN KEBOCORAN PLASMA SEPERTI EFUSI PLEURA, ASITES DAN HIPOPROTEINEMIA
KRITERIA LABORATORIUM
THROMBOSITOPENIA (100.000/MM3) HEMOKONSENTRASI, DAPAT DILIHAT DARI PENINGKATAN HEMATOKRIT 20 % ATAU LEBIH DUA KRITERIA KLINIS DITAMBAH TROMBOSITOPENIA DAN HEMOKONSENTRASI CUKUP UNTUK MENEGAKKAN DIAGNOSA DBD EFUSI PLEURA DAN ATAU HIPO ALBUMINEMIA DAPAT MEMPERKUAT DIAGNOSIS
14
60 d 6 mo
30 d 40 d
PATOFISIOLOGI
Kelainan utama pada DHF:
Vaskulopati : - peningkatan fragilitas kapiler - peningkatan permiabilitas vaskuler plasma leakage - Trombositopenia - Fungsi trombosit terganggu (Trombopati) Koagulopati : - berat DIC
40 Perubahan keseimbangan cairan tubuh pada DSS 30 PERCENT OF BODY WEIGHT 10 20 Third Space Sequesterisasi edema interstisial
0
Adolph H. Giesecke, Lawrence D. Egbert
IntraCellular Fluid
InterStitial Fluid
Plasma Volume
DERAJAT I :
DEMAM, GEJALA LAIN YANG TIDAK KHAS, UJI TORNIQUET POSITIF DAN ATAU MUDAH BERDARAH
DERAJAT II :
IDEM DERAJAT I DISERTAI PERDARAHAN SPONTAN
DERAJAT III :
KEGAGALAN SIRKULASI, NADI CEPAT KECIL, TEKANAN NADI MENURUN ATAU HIPOTENSI, KULIT DINGIN, GELISAH
DERAJAT IV :
SYOK BERAT, NADI TIDAK TERABA
Demam Dengue
Suhu reda, klinis membaik, nafsu makan membaik Time of fever defervescence (Saat suhu reda)
emp
Hari sakit
emp
Fase demam
Fase syok
Fase konvalesens
Hari sakit
dengan atau tanpa perdarahan DBD dengan perdarahan masif dengan atau tanpa syok DBD dengan : A. Hb, Ht normal dengan trombositopenia < 100.000 B. Hb,Ht meningkat dengan trombositopenia > 150.000
PRINSIP PENGOBATAN
PADA DASARNYA MENGATASI KEHILANGAN CAIRAN PLASMA SEBAGAI AKIBAT PENINGKATAN PERMEABILITAS KAPILER KUNCI KEBERHASILAN TATA LAKSANA DD / DBB TERGANTUNG KETRAMPILAN DOKTER & PARAMEDIS UNTUK MENGATASI FASE PERALIHAN DARI FASE DEMAM KE FASE PENURUNAN SUHU DENGAN BAIK
Pemantauan
Trombosit < 100.000 Hb/Ht/trombosit tiap 12 jam Trombosit 100.000 150.000 Hb/Ht/trombosit tiap 24 jam Pemantauan tekanan darah , nadi dan pernafasan dan produksi urin minimal tiap 6 jam
Perbaikan
Tidak gelisah Nadi kuat Tek drh stabil Ht turun Diuresis 2ml/kgBB/jam
3ml/kgBB/jam
Tatalaksana DSS
Volume replacement flow chart for a patient with DHF and a >20% increase in haematocrit
5% fluid deficit Initiate intravenous therapy: 5% glucose in physiological saline (6 -7 mlkg-1h-1) IMPROVEMENT Haematocrit falls, pulse rate and blood pressure stable, urine output rises Reduce intravenous therapy (5mlkg-1h-1) VITAL SIGNS OR HAEMATOCRIT WORSEN IMPROVEMENT
WHO, 1997
NO IMPROVEMENT Haematocrit or pulse rate rises, pulse pressure falls below 20 mmHg (2.7 kPa), urine output falls Increase intravenous therapy (10mlkg-1h-1) NO IMPROVEMENT Increase intravenous therapy (15mlkg-1h-1) UNSTABLE VITAL SIGNS Urine output falls, signs of shock Establish central venous access and urinary catheter, administer rapid fluid bolus (see fig.3.2)
FURTHER IMPROVEMENT
Discontinue intravenous therapy after 24 48 h HAEMATOCRIT RISES (or distress) VITAL SIGNS AND HAEMATOCRIT STABLE Adequate diuresis Intravenous colloid therapy
Gelisah Penurunan kesadaran Akral dingin dan pucat Urin < 0,5 cc/kg BB/jam Penurunan tekanan darah < 100 mmHg Tekanan nadi kurang dari 20 Nadi cepat dan kecil
Empat Kriteria DBD: Demam Manifestasi perdarahan Kenaikan permeabilitas kapiler Trombosit 100.000/mm3 pl Tanda Awal Bahaya: Demam menurun Hitung trombosit menurun Hematokrit meningkat
TETAP SYOK Kristaloid Guyur 20-30 ml/kgBB 20-30 menit TETAP SYOK Ht Ht Transfusi darah 10 ml/kgBB dapat diulang Sesuai kebutuhan
Kristaloid* 7 ml/kg/jam dalam 1 jam Perburukan PERBAIKAN Koloid 10-20 ml/kgBB Tetes cepat 10-15 menit
PERBAIKAN PERBAIKAN
Kristaloid 3 ml/kg/jam dalam 1 jam Perhitungan nutrisi Setelah 12 jam (destroxe 5% bila tidak ada Kontraindikasi) 24 48 jam setelah syok Teratasi, tanda vital/Ht stabil, Diuresis cukup PERBAIKAN Stop Infus
PERBAIKAN
Koreksi gangguan Asam basa, elektrolit, Hipoglikemia, anemia, KID, infeksi sekunder
Koloid** bila seelumnya belum dipakai atau kristaloid/gelatin (bila koloid sebelumnya telah Mencapai dosis maksimal) 10 ml/kg dalam 10 Menit, dapat diulang sampai 30 ml/kg; sasaran tekana vena sentral(TVS) 15-18smH2O 8-12 mmHg Hipovolemik Nomovolemik TETAP SYOK Koreksi gangguan Asam basa, elektrolit, Hipoglikemia, anemia, KID, infeksi sekunder
Kristoloid dipantau 10-15 menit Kombinasi Koloid kristaloid Perbaikan Bertahap vasopresor
Gelatin Tidak ada batas maksimal pemberian, aman untuk ginjal, pengaruhnya terhadap faktor koagulasi sangat minimal Contoh : Gelofusin, Hemacel Hydroksi Ethyl Strarch ( HES ) Batas pemberian maksimal : BM 130/0.450 cc/kgBB/ 24 jam ( Voluven ) BM 200/0.5 yang 6% 33cc/kgBB/24jam dan yang 10% 20 cc/kgBB ( HES 6% dan 10% ) Besar molekul dan substitusion rate berpengaruh terhadap fungsi ginjal dan faktor koagulasi Dextran Sudah jarang digunakan kejadian alergi yang sangat tinggi
Transfusi Darah
Whole blood, komponen darah (PRC, FFP, suspensi trombosit) Indikasi pemberian trombosit
Klinis terdapat perdarahan Pada DIC Harus disertai pemberian FFP (kadang + PRC) Jumlah trombosit rendah bukan indikasi Suspensi trombosit tidak pernah diberikan sebagai profilaksis
FFP :
Trombosit :
Kriopresipitat :
Gelatin Aman untuk ginjal, pengaruhnya terhadap faktor koagulasi sangat minimal Contoh : Gelofusin, Hemacel Hydroksi Ethyl Strarch ( HES ) Batas pemberian maksimal : BM 130/0.450 cc/kgBB/ 24 jam ( Voluven ) BM 200/0.5 yang 6% 33cc/kgBB/24jam dan yang 10% 20 cc/kgBB ( HES 6% dan 10% ) Besar molekul dan substitusion rate berpengaruh terhadap fungsi ginjal dan faktor koagulasi Dextran Sudah jarang digunakan kejadian alergi yang sangat tinggi
Transfusi Darah
Whole blood, komponen darah (PRC, FFP, suspensi trombosit) Indikasi pemberian trombosit
Klinis terdapat perdarahan Pada DIC Harus disertai pemberian FFP (kadang + PRC) Jumlah trombosit rendah bukan indikasi Suspensi trombosit tidak pernah diberikan sebagai profilaksis
FFP :
Trombosit :
Kriopresipitat :
Bayi DBD derajat III dan IV Obesitas Perdarahan masif Penurunan kesadaran Mempunyai penyulit lain ; talasemia dll Rujukan dari tempat lain
Tanda pertama yang akan terjadi tubuh akan berusaha membatasi sirkulasi ditempat2 yang dianggap tidak penting aliran darah kulit dan sistim gastrointestinal Tanda2 gangguan sirkulasi di organ 2 ybs :
Kulit dingin dan berkeringat Warna kulit : pucat, abu2 sampai sianotik Bising usus menurun Diarrhea atau konstipasi Jumlah cairan lambung meningkat
Tahap kedua akan mengenai organ : ginjal dan paru-paru Gagalnya sirkulasi ke kedua organ ini akan memberikan tanda2 klinis :
Peningkatan laju nafas Nafas dangkal Penurunan PaO2 , SpO2 Tanda2 gagal jantung ronkhi basah basal Penurunan produksi urin Peningkatan konsentrasi urin Peningkatan kadar ureum,kreatinin dan kalium
Tahap akhir akan mengenai otak dan jantung Organ pertama yang akan mendapat perfusi saat resusitasi dan organ terakhir yang mengalami gangguan perfusi saat syok Tanda2 klinis yang didapatkan
Penurunan kesadaran Disorientation Reaksi pupil yang lambat Rasa tertekan didada, atau nyeri dada Tachy or brady dysrhytmia, ectopy ST elevasi
TERIMA KASIH