You are on page 1of 4

Hak dan Kewajiban Warganegara Menurut UUD 1945 Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban

warganegara mencakup pasal-pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34. a. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warganegara sama dalam hukum dan pemerintahan, serta kewijiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan. b. Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak warganegara atas pekerjaan dap penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. c. Pasal 27 ayat (3) dalam perubahan kedua UUD 1945 (ST MPR RI tanggal 18 Agustus 2000) menetapkan hak dan kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara. d. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warganegara untuk berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan. e. Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamapya. f. Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua UUD 1945 (ST MPR RI tanggal 18 Agustus 2000) menyebutkan hak dan kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. g. Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa tiap-tiap warganegara berhak mendapat pengajaran. Hak dan Kewajiban Bela Negara a. Pengertian Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warganegara Indonesia, usaha pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadaran berbangsa da bernegara

Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebaga dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi Negara. Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warganegara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. b. Asas Demokrasi dalam Pembelaan Negara Berdasarkan pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945, bahwa usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara. Hal ini menunjukkan adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap warganegara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warganegara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing. c. Motivasi dalam Pembelaan Negara Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap warganegara akan hak dan kewajibannya. Kesadarannya demikian perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Proses motivasi untuk membela negara dan bangsa akan berhasil jika setiap warga, memahami keunggulan dan kelebihan negara dan bangsanya. Disamping itu setiap warga negara hendaknya juga memahami kemungkinan segala macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia.

Dalam hal ini ada beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap warga negara untuk ikut serta membela negara donesia, yaitu : 1 2 3 4 5 6 Pengalaman sejarah perjuangap RI. Kedudukan wilayah geografis Nusantara yang strategis Keadaan penduduk (demografis) yang besar Kekayaan sumber daya alam Perkembagan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan Kemungkinan timbulnya bencana perang.

Hubungan Antara Warga Negara Dengan Negara Bentuk hubungan antara Warga Negara dengan negara secara teori memerlukan pengetahuan dan kemampuan sendiri-sendiri, namun dalam kenyataan semua kemampuan tersebut sudah menyatu dan sukar dipisah-pisahkan. Bentuk hubungannya ialah : a. Hubungan yang bersifat emosional : Wujud hubungan warga negara dengan negara diperlukan pembekalan berupa nilainilai yang memungkinkan tumbuh pada mahasiswa / peserta didik sikap yang antara lain : ; bangga terhadap negara bangsanya ; cinta negara bangsanya ; rela berkorban untuk negara bangsanya b. Hubungan yang bersifat formal : Diperlukan seperangkat pengetahuan, antara lain : ; ilmu hokum ; ketatanegaraan ; sejarah perjuangan bangsa ; administrasi Negara

; ilmu politik c. Hubungan yang bersifat fungsional : Wujudnya lebih banyak menggambarkan peranan dan fungsi warganegara dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta bagaimana partisipasi warganegara dalam kehidupan bernegara.

You might also like