You are on page 1of 21

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Masalah Utama : Perawatan diri kurang (defisit perawatan diri) B. Pengertian Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri mandi, berhias, makan, toileting,(Nurjannah,2004). Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ). "Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 )". C. Jenis-Jenis Perawatan Diri 1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri. 2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias. Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri. 3. Kurang perawatan diri : Makan

Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan. 4. Kurang perawatan diri : Toileting Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ). D. Etiologi Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut : a) Kelelahan fisik b) Penurunan kesadaran Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah : 1. Faktor prediposisi a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. c. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah: 1) Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. 2) Praktik Sosial Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. 3) Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. 4) Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya. 5) Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan. 6) Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain lain. 7) Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene. 1. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :

Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. 2. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

E. Tanda dan Gejala Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah: a. Fisik Badan bau, pakaian kotor. Rambut dan kulit kotor.Kuku panjang dan kotor Gigi kotor disertai mulut bau penampilan tidak rapi b. Psikologis Malas, tidak ada inisiatif. Menarik diri, isolasi diri. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina. c. Sosial Interaksi kurang. Kegiatan kurang Tidak mampu berperilaku sesuai norma. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri. Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah : 1. Data subyektif a) Pasien merasa lemah b) Malas untuk beraktivitas c) Merasa tidak berdaya. 2. Data obyektif a) Rambut kotor, acak acakan b) Badan dan pakaian kotor dan bau c) Mulut dan gigi bau. d) Kulit kusam dan kotor

e) Kuku panjang dan tidak terawatt.

F. Mekanisme Koping a. Regresi b. Penyangkalan c. Isolasi diri, menarik diri d. Intelektualisasi e. Rentang Respon Kognitif Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah : 1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri a) Bina hubungan saling percaya. b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan. c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri. 2. Membimbing dan menolong klien merawat diri. a) Bantu klien merawat diri b) Ajarkan ketrampilan secara bertahap c) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari 3. Ciptakan lingkungan yang mendukung a) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi. b) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien. c) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi yang dekat dan tertutup.

G. Pohon Masalah Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Isolasi sosial

Defisit perawatan diri : mandi, toileting, makan, berhias. H. Diagnosa Keperawatan Menurut Depkes (2000: 32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien defisit perawatan diri sesuai dengan bagan yaitu: 1) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri 2) Defisit perawatan diri. 3) Isolasi Sosial

I. Tindakan keperawatan Tindakan keperawatan untuk pasien Tujuan: 1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri 2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik 3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik 4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

Tindakan keperawatan 1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat melakukan tanapan tindakan yang meliputi: a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri. b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri 2) Melatih pasien berdandan/berhias Saudara sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-laki tentu harus dibedakan dengan wanita. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi : a) Berpakaian b) Menyisir rambut c) Bercukur Untuk pasien wanita, latihannya meliputi : a) Berpakaian b) Menyisir rambut c) Berhias 3) Melatih pasien makan secara mandiri Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan sebagai berikut: a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan b) Menjelaskan cara makan yang tertib c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik 4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan berikut: a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC. Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa. Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 2006. Jakarta : Prima Medika. Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC. Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta. Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

SP1 Pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan Masalah : Defisit Perawatan Diri Pertemuan : I (satu) A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien DS : DO 2. Diagnosa Keperawatan 3. Tujuan khusus 1) Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteri sebagai berikut : a. Ekspresi wajah bersahabat b. Menunujukan rasa senang c. Klien bersedia berjabat tangan d. Klien bersedia menyebutkan nama e. Ada kontak Mata f. bersedia duduk berdampingan dengan perawat g. Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya 2) Mengidentifikasi kebersihan diri, berdandan, dan makan. 3) Menjelaskan pentingya kebersihan diri. 4) Menjelaskan peralatan yang digunakan untuk menjaga kebersihan diri dan cara melakukan kebersihan diri. 5) Memasukkan dalam jadwal kegiatan klien. 1. Rencana tindakan keperawatan. a) Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik. a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal kebersihan diri

10

b. Perkenalkan diri dengan sopan c. tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan d. Jelaskan tujuan peremuan e. jujur dan menempati janji f. tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien b) Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri, berdandan, dan makan. c) Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri, selanjutnya minta klien menjelaskan kembali pentingnya kebersihan diri. d) Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri, dengan tahapan tindakan berikut. a. Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri b. peragakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk membersihkan diri c. Minta klien untuk memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri d. Memasukkan dalam jadwal kegiatan klien B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan 1. ORIENTASI a. Salam terapeutik. Assalamualaikum Nama saya T boleh panggil saya saya mahasiswa keperawatan saya sedang praktek disini. Kalau boleh saya tahu nama T siapa, dan senangnya dipanggil dengan sebutan apa? b. Evaluasi/Validasi Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya? c. Kontrak (topic, waktu dan tempat) Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.

11

2. KERJA Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ? Betul ada kudis, kutu...dsb. Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan? (Contoh untuk pasien laki-laki) Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan ada alat cukurnya?. Nanti bisa minta ke perawat ya. Berapa kali T makan sehari? Apa pula yang dilakukan setelah makan? Betul, kita harus sikat gigi setelah makan. Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?. Iya... kita kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun. Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir. Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir

12

siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik. 3. TERMINASI a. Evaluasi Subjektif Bagaimana perasaan T dengan obrolan kita tadi? T merasa senang tidak dengan latihan tadi? b. Evaluasi Objektif Setelah kita berdiskusi panjang lebar, sekarang coba T simpulkan pembicaraan kita tadi? Coba sebutkan cara menjaga kebersihan diri? c. Rencana tindak lanjut kalau T sudah tahu cara membersihkan diri, nanti saat jam 10.00 coba T praktek penjelasan saya tadi? d. Kontrak yang akan datang : a) Topik : T, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang bagaimana cara menjaga kebersihan mulut? b) Waktu : Kira-kira waktuya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa? c) Tempat : Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana ya, apa masih disini atau cari tempat lain? Sampai jumpa.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan: Masalah : Defisit Perawatan Diri Pertemuan : II (dua) A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien:

13

2. Diagnose Keperawatan: deficit perawatan diri 3. Tujuan SP2: a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien b.Menjelaskan cara berpakaian c. Membantu pasien mempraktekkan cara berpakaian dan menyisir rambut d.Menjelaskan dan mempraktekkan cara bercukur e. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian 4. Rencana Tidakan keperawatan a) b) c) d) Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien Menjelaskan cara berpakaian mengajarkan cara menyisir rambut menjelaskan cara Bercukur

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan 1. ORIENTASI a) salam terapeutik Selamat pagi Pak Tono? b) Evaluasi/validasi Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?sudah dilakukan? Sudah ditandai di jadual hariannya?

c) Kontrak (topic, waktu, tempat) Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang tamu ? lebih kurang setengah jam. 2. KERJA Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?apa T sudah ganti baju? Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu. Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?Coba kita praktekkan, lihat ke cermin, bagussekali!

14

Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ? betul 2 kali perminggu Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus ! (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut) 3. TERMINASI a) Evaluasi subyektif Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan. b) Evaluasi obyektif Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi.. Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya. c) Kontrak yang akan datang !Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang lain.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Defisit Perawatan Diri Pertemuan : III (Tiga) SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien DS : DO 2. Diagnosa Keperawatan 3. Tujuan SP3: a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien b. Menjelaskan cara berhias dan berpakaian c. Membantu pasien mempraktekkan cara berhias dan berpakaian d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

15

4. Rencana Tidakan keperawatan a. b. c. d. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien Menjelaskan cara berpakaian mengajarkan cara menyisir rambut menjelaskan cara Berhias

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan 1. ORIENTASI a) salam terapeutik Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ? b) evaluasi/validasi Bagaimana mandinya?Sudah di tandai dijadual harian ?

c) kontrak (waktu, tempat dan topik) Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik ) 2. KERJA Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus.! Nachsekarang disisir rambutnya yang rapi, bagus! Apakah T biasa pakai bedak? coba dibedakin mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus sekali. T, punya lipstik mari dioles tipis. Nachcoba lihat dikaca! 3. TERMINASI a) evaluasi subyektif Bagaimana perasaan T belajar berdandan b) evaluasi obyektif T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadwalnya. Kegiatan harian, sama jamnya dengan mandi. c) Kontrak yangakan datang Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama pasien yang lain.

16

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Defisit Perawatan Diri Pertemuan : IV (empat) SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien DS : DO 2. Diagnosa Keperawatan 3. Tujuan SP4 : a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien b. Menjelaskan cara makan yang baik c. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian 4. Rencana tinadakan keperawatan a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan b) Menjelaskan cara makan yang tertib c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan 1. ORIENTASI a) Salam terapeutik Selamat siang T, b) Evaluasi/validasi ternyata T masih rapi. c) Kontrak (wakti,tempat, topik) Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang makan ya..! Mari...itu sudah datang makanan.

17

2. KERJA Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan? Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan! Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!. Bagus.. Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus! Itu Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta sendiri obatnya. 3. TERMINASI a) Evaluasi subyektif Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama b) evaluasi obyektif Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.) Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam jadual?. c) Kontrak akan datang Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman kalau jam 10.00 disini saja ya...!

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Defisit Perawatan Diri Pertemuan : V (lima) SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

18

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien DS : DO 2. Diagnosa Keperawatan 3. Tujuan SP5 : a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien b.Menjelaskan cara eliminasi yang baik c. Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan memasukkan dalam jadual d.Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian 4. Rencana tindakan keperawatan a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan 1. ORIENTASI a) Salam terapeutik Selamat pagi T ? b) Evaluasi/validasi Bagaimana perasaan T hari ini ? Baik..! sudah dijalankan jadual kegiatannya..? c) Kontrak (waktu, tempat, topik) Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik? Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!

2. KERJA (Untuk pasien pria): Dimana biasanya Tono berak dan kencing? Benar Tono, berak atau kencing yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada

19

saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya..... Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok? Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh Tono. Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.

(Untuk pasien wanita): Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya, Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.

3. TERMINASI a) Evaluasi subyektif

20

Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang baik? b) Evaluai obyektif Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik. Bagus...! Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi . c) Kontrak yang akan datang Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa melakukan jadwal kegiatannya.

21

You might also like