You are on page 1of 5

Lagi, Cuaca Laut Krui Ekstrem LAMPUNG BARAT-Cuaca laut pesisir Kabupaten Lampung Barat (Lambar) semakin tidak

menentu, itu karena sejak dua hari yang lalu angin barat kembali melanda dengan dengan kekuatan angin yang sangat kencang , bahkan jika dilihat ombak laut sangat berisiko jika nelayan masih nekat untuk pergi mencari ikan, selain itu angin kencang juga terjadi hingga ke permukiman warga, bahkan tidak jarang angin kencang tersebut membuat warga khawatir. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lambar, Ir. Okmal, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Senin (18/2), membenarkan, jika cuaca ekstrem masih terus terjadi yang diprediksi hingga akhir bulan ini, dengan demikian pihaknya menghimbau kepada masyarakat khususnya nelayan, untuk tetap memperhatikan cuaca saat akan melaut, terlebih cuaca ekstrem biasanya terjadi pada siang hari. Dan pada saat ada peringatan dini yang kita sampaikan kepada masyarakat dan nelayan diharapkan untuk dipatuhi, sebab jika nelayan nekat maka akan sangat membahayakan, kita juga terus memonitoring ke BMKG terkait cuaca laut, ujar Okmal. Lanjut dia, masyarakat yang berada di pesisir juga harus waspada kemungkinan terjadinya pohon tumbang, sebab pada saat angin barat tersebut melanda dan biasanya dari siang hari hingga malam terjadi cukup kencang, kemudian arah angin juga tidak menentu. Cuaca ekstrem terjadi mulai dari perairan Bengkulu hingga Lampung dan diprediksi cuaca ekstrem tersebut baru akan benar-benar hilang akhir bulan ini, terang Okmal.

Sementara, salah seorang nelayan di sekitar Pelabuhan Kuala Stabas, Yanto, mengatakan saat ini nelayan pesisir berhenti melaut sejak beberapa hari terakhir. Menurutnya, beberapa waktu lalu nelayan di wilayah pesisir masih bisa melaut pada pagi hari namun dengan adanya angin barat kembali melanda membuat nelayan berdiam diri, sembari membenahi alat tangkap, seperti jaring, perahu, dan menjaga perahunya agar tidak diterjang ombak yang cukup besar. Saat ini nelayan di wilayah pesisir benar-benar tidak bisa melaut dan dikhawatirkan akan terus terjadi, hingga bulan Maret mendatang, sebab angin barat yang melanda daerah ini termasuk terlambat dan baru terjadi pada akhir Desember lalu, sehingga kita berharap nelayan yang hendak melaut untuk lebih memperhatikan cuaca terlebih dahulu, bahkan jika melihat kondisi ombak laut saat ini nelayan tradisional memang tidak memungkinkan untuk tetap melaut, ungkapnya. (nov)

Polsek Pesisir Tengah Sita Berbagai Jenis Miras LAMPUNG BARAT-Jajaran Polsek Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat (Lambar), menyita berbagai jenis Minuman keras (Miras) dalam menggelar operasi penyakit masyarakat (Pekat), dan terus lakukan razia diberbagai tempat yang diduga menjadi lokasi dilakukannya tindakan kriminal. Dijelaskan, PJ Kapolsek Pesisir Tengah, Ipda. Suhairi, mendampingi Kapolres Lambar, AKBP. Abdul Karim Tarigan., melalui Kanit Reskrim, Ipda. Hairil Anwar, Senin (18/2), bahwa jajaran Polsek Pesisir Tengah yang membawahi wilayah hukum empat kecamatan yaitu Pesisir Tengah, Krui Selatan, Waykrui, dan Kecamatan Karyapenggawa, saat ini terus melakukan

kewajiban sebagai pengayom masyarakat untuk ciptakan masyarakat yang aman dan taat akan hukum. Dari itu gabungan anggota Polsek Pesisir melakukan operasi Pekat dari (4/2) sampai (23/2) mendatang. Dalam razia beberapa hari lalu, kita melakukannya di warungwarung sekitar Kecamatan Pesisir tengah, dan kita menemukan berbagai jenis miras dari beberapa warung yang kita lakukan pemeriksaan, dengan kadar alkohol yang bervariasi pula. Dan operasi ini akan terus dilakukan untuk menghindari tingkat kriminalitas yang besar kemungkinan terjadi akibat pengaruh minuman haram tersebut. Miras yang disita dari para pedagang adalah miras yang berkadar alkohol tinggi dari minimal 5% keatas, dan adapun miras yang berkadar alkohol rendah namun tetap disita, karena tidak memiliki izin edar secara resmi seperti tuak, yang berasal dari air aren, jelasnya. Menurut Hairil, dari hasil penyitaan pihaknya menemukan, berbagai jenis miras, seperti Pigour botol kecil sebanyak 20 botol, sedangkan botol besar 2 botol, Anggur merah (AM), 4 botol kecil dan 2 botol besar, 20 liter, dan miras berjenis lainnya. Sejak kita lakukan operasi Pekat ini, sudah beberapa perkara yang kita ungkap, mulai dari tempat-tempat hiburan, penginapan, dan tempat-tempat umum lainnya. Polsek Pesisir Tengah, beberapa waktu lalu juga melakukan penggerebekan di salah satu kamar hotel di Kecamatan Pesisir Tengah, sepasang pria dan wanita yang bukan berstatus suami istri ditemukan melakukan mesum. Penggerbekan tersebut merupakan salah satu Target Operasi (TO) Pekat yang sengaja digelar, namun untuk sepasang laki-laki dan wanita yang diketahui sama-sama berstatus duda dan janda

tidak dilakukan penahanan, namun hanya diberikan pengarahan kepada keduanya, tandasnya. (nov) Krui Selatan Gelar Musrenbang LAMPUNG BARAT-Dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Anggota DPRD Dapil II wilayah Lambar, mengharapkan dalam Musrenbang tersebut dapat menghasilkan prioritas usulan pembangunan yang bisa segera terealisasi dan bermanfaat untuk semua lapisan masyarakat di kecamatan setempat. Seperti yang dikatakan Anggota DPRD dari Komisi B, Dedi Ansori menjelaskan kepada para peserta Musrenbang seperti Peratin, kepala sekolah dan perwakilan masyarakat se-Kecamatan Krui Selatan yang hadir, pada pembahasan rencana pembangunan di tahun 2014 mendatang, yang dipusatkan di aula kecamatan, Senin (18/2). Musrenbang Kecamatan merupakan pembahasan proritas usulan yang sebelumnya telah dibahas di Musrenbang setiap pekon, dan Musrenbang Kabupaten adalah proritas dari usulan yang dihasilkan dari Musrenbang kecamatan itu sendiri. Karena cukup sering ditemui pada Musrenbang Kecamatan, usulanusulam menumpuk dan setiap pekon membawa sejumlah usulan, sehingga pada pemaparan di Musrenbang Kecamatan menumpuklah usulan ini, bisa saja usulan itu tidak terealisasi, ungkap Dedi. Lanjut Dedi, bahwa dalam musrenbang kecamatan tersebut setiap pekon yang ada di kecamatan, membawa 2 usulan pembangunan yang sudah disiapkan atau sebagai proritas usulan

di masing-masing pekon. Bukan setiap pekon memberikan banyak usulan, dari setiap pekon memberikan dua saja usulan dikali kan jumlah pekon, sehingga usulan cukup menumpuk, apa lagi jika usulannya lebih dari tiga, kabupaten saja bingung, makanya terjadi penumpukan. Diharapkan masyarakat mengganti pola cara musrenbang, agar kita bisa mengupayakan bagaimana usulan tersebut bisa terealisasi, karena saat ini yang terjadi adalah, usulan ditahun sebelumnya saja belum teralisasi, bagaimana usulan yang saat ini bisa direalisasikan, begitu logikanya, pungkasnya. (nov)

You might also like