You are on page 1of 2

Dia(n) hadir saat kematian hari: suara tak tajam terdengar batas tak jelas terhampar logika luruh

menjadi bayang-bayang semua yang terlihat menjadi samar-samar Seperti bayi yang lahir tadi: matanya bersinar menatap kedalam pada asing yang ingin dia kenal bertanya apa siapa dimana bagaimana dan kapan seperti tak ada yang menahan Dia(n) hadir saat kematian hari: aku tak akan menghindar mengatupkan cangkang masuk ke dalam ceruk persembunyian walau di luar cahaya tak lagi terang benda-benda melebur remang jalan-jalan tak jelas terbentang Tapi ada saja yang tak tertangkal: daun bermunculan bersama duri dan kerakal bersama kembang mawar yang aku semaikan seperti tak ada yang menahan Dia(n) hadir saat kematian hari: Mataku bertambah tua tapi aku merasa dia bertambah dewasa dari sejak mula dia kujumpa, dulu kala

Muse des Beaux Arts karya W. H. Auden:

About suffering they were never wrong, (tentang penderitaan mereka tidak pernah salah, /Para suhu tua itu:) The Old Masters: how well they understood (bagaimana baik mereka mengerti) Its human position; how it takes place (posisi manusiawi ini; bagaimana ini terjadi) While someone else is eating or opening a window or just walking dully along; (Saat orang lain makan atau membuka jendela atau sekadar jalan-jalan bersama) How, when the aged are reverently, passionately waiting (bagaimana, ketika orangorang tua menunggu dengan takzim, dan penuh gairah / Suatu kelahiran ajaib ) For the miraculous birth, there always must be (pasti selalu ada) Children who did not specially want it to happen, skating (anak-anak yang tidak sungguh menginginkan itu terjadi) On a pond at the edge of the wood: (/ They never forgot That even the dreadful martyrdom must runs its course Anyhow in a corner, some untidy spot Where the dogs go on with their doggy life and the torturers horse Scratches its innocent behind on a tree.

You might also like