You are on page 1of 19

Contoh : Untuk membuktikan bahwa kebiasaan minum alkohol merupakan faktor risiko kanker hati, diambil 2 kelompok orang

yaitu : - kelompok orang-orang yang minum alkohol - kelompok tidak minum alkohol, kemudian diperiksa apakah ada perbedaan pengidap kanker hati pada kedua kelompok tersebut

LANGKAH-LANGKAH PADA STUDI KOHORT


1. 2. 3. 4. 5. 6. Merumuskan pertanyaan penelitian Menetapkan kohort Memilih kelompok kontrol Mengindentifikasi variabel penelitian Mengamati timbulnya Menganalisa hasil

Langkah-langkah Studi Kohort


1 2
3 4 Merumuskan masalah dan tujuan penelitian, identifikasi variabel penelitian Tentukan subyek penelitian (populasi dan sampel)

5
6

Identifikasi subyek yang punya FR dan yang tidak Hitung perkiraan besarnya sampel yang dibutuhkan Tentukan lama pengamatan dan frekuensi pengamatan Tentukan rancangan analisis yang akan dilakukan
Studi Kohort - Epidemiologi Dasar

RANCANGAN ANALISIS
Risiko atribut

RA =

A C --------- _ ---------A+B C+D

Contoh Kasus yang menggunakan Studi Kohort:


Suatu penelitian yang dilakukan pada tahun 1980 oleh Harford, T. C, seorang ahli epidemiologi di Amerika Serikat, melakukan untuk menentukan adanya hubungan antara peminum alkohol dengan terjadinya hemoragi stroke. Dalam penelitian ini dikumpulkan sebanyak 4.952 orang peminum alkohol dan 2.916 orang bukan peminum alkohol. Dilakukan pengamatan pada kedua kelompok selama 12 tahun.

Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. Dari 4.952 peminum alkohol ditemukan 197 orang menderita stroke dan dari 2.916 bukan peminum alkohol terdapat 93 orang menderita stroke. Maka temuan tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel kontingensi 2 X 2.

Diambil dari Brooks, S. D. & Harford, T. C., Occupation and Alkohol-Related Causes of Death, Drug and Alcohol Dependence, Vol. 29, No. 3, pp.245-251, 1992

Variabel Ya Peminum Alkohol Ya 193

Stoke Tidak 2.723

Jumlah 2.916

Tidak

93
286

4.859
7.582

4.952
7.868

Jumlah

193 93 RR : 3,52 2.916 4.952


Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa peminum alkohol mempunyai resiko 3,52 kali lebih besar jika dibandingkan dengan bukan peminum alkohol.

Contoh Kasus
Data berasal dari rumah sakit di Nigeria pada tahun 1977. Data disajikan dalam tabel berikut ini.
Burst Abdomen + 1298 690 Wanita yg tak terdaftar Wanita yang terdaftar 39 12

Faktor Risiko

Dapatkah Anda menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan risiko Burst abdomen setelah operasi caesar antara wanita yang terdaftar (diperiksa 1-2x sebelum melahirkan) dengan wanita yang tidak terdaftar (hanya periksa sewaktu melahirkan).
Studi Kohort - Epidemiologi Dasar

Penyelesaian:
Burst Abdomen
+ Faktor Risiko Jumlah

Wanita yang tidak terdaftar


Wanita yg terdaftar Jumlah

39

1298

1337

12 51

690 1988

702 2039

RR =

39/1337 12/702

0,0292 = 1,7 = 0,0171

RA= (39/1337) (12/702) = 0,0292 - 0,0171 = 0,0121 = 1,21%

Studi Kohort - Epidemiologi Dasar

Interpretasi
- Wanita yang tidak terdaftar mempunyai risiko 2 kali lebih besar dari pada wanita yang terdaftar untuk mengalami Burst Abdomen sehabis melahirkan secara Sectio caesaria, - Besarnya risiko yang dapat dihindarkan dengan mendaftarkan dirinya untuk diperiksa adalah 1,21%.

Studi Kohort - Epidemiologi Dasar

Penyelesaian:
KANKER HATI MINUM ALKOHOL TDK MINUM ALKOHOL + 40 10 10 90

Jumlah
50 100

Faktor Risiko

Jumlah
RR = 40/50 10/100

50
=
= 8,0

100

150

RA= (40/50 (10/100) = = = 70,0%

Studi Kohort - Epidemiologi Dasar

Interpretasi -

Studi Kohort - Epidemiologi Dasar

1. DESAIN KOHORT RETROSPEKTIF (Cohort Historik).


- Desain penelitian ini sama dengan kohort prospektif, hanya saja paparan dan efek sudah terjadi. - Pada umumnya Faktor risiko yang terjadi pada masa lalu berasal dari lingkungan - Desain penelitian ini dapat dilakukan apabila data Faktor risiko dan efek telah tercatat dengan lengkap pada catatan medik suatu instansi atau rumah sakit

RancanganPenelitian

Apakah terjadi efek Faktor risiko positif Subyek yang Ya Tdk

Penelitian mulai disini

diteliti
D

Ya
Faktor risiko negatif Tdk

C
D

Contoh :
Catatan medik suatu RS bersalin terdapat - 400 bayi lahir cukup bulan - 180 bayi diantaranya melakukan kontrol teratur setiap bulan sampai usia 1 tahun

Pada pemantauan tersebut tercatat : - apakah bayi mendapatkan ASI eksklusif atau tidak Menurut catatan yang lengkap tersebut, maka bisa dilakukan penelitian dengan desain kohort retrospektif untuk mencari hubungan pemberian ASI eksklusif dengan berat badan bayi usia 1 tahun

2. DESAIN KOHORT BERGANDA (Double Cohort Study)


Sejak awal penelitian telah dipisahkan antara - kelompok terpajan oleh faktor risiko - kelompok lain yang tidak terpajan oleh faktor risiko - kemudian proses perjalanan penyakit alamiah kedua kelompok tersebut diikuti untuk menemukan insidensi penyakit yang dimaksud. Analisis dengan menghitung risiko relatif, risiko atribut, dan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis.

Rancangan Penelitian
Penelitian mulai disini Ditelusuri Prospekstif Apakah terjadi efek

Kohort I Subyek dengan Faktor risiko (+)

Ya Tdk

Kohort II
Subyek tanpa Faktor risiko (-) D

Ya
Tdk

C
D

Penelitian mulai disini

Faktor risiko + Dgn perlakuan Faktor risiko + tidak dengan perlakuan Subyek tanpa faktor risiko

Efek +
Efek Efek + Efek Efek + Efek -

Subyek penelitian FR Efek -

Penelitian kasus-kontrol (Nested Case-control study).

bersarang

Rancangan ini dipakai untuk mengetahui adanya faktor lain yang dapat menyebabkan efek, namun pada saat penelitian kohort tidak dapat dilakukan (karena biaya pemeriksaan mahal). Setelah selesai penelitian maka yang sakit dijadikan sebagai kasus dan yang tidak sakit sebagai kontrol Kedua kelompok dilihat paparannya seperti pada penelitian kasus kontrol
Studi Kohort - Epidemiologi Dasar

You might also like