You are on page 1of 22

TEORI GESTALT

Zidni Immawan Muslimin

RIWAYAT
Aliran yg berdiri di Jerman pertama kali didirikan oleh Max Wertheimer bersama rekannya Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka Gerakan ini muncul karena munculnya insight dlm diri MW secara tidak sengaja, yaitu ketika sedang naik KA dan melihat 2 lampu yg menyala secara bergantian pd jarak tertentu dan menimbulkan kesan bahwa cahaya tsb bergerak maju mundur.

Kemudian MW melakukan eksperimen kecil di kamar dengan menggunakan mainan yg menyajikan stimulus scr visual pd jarak waktu yg berbeda-beda, dan hasilnya menunjukkan bhw jika mata melihat suatu stimulus pd jarak tertentu, maka akan muncul gerakan ilusi yg disebut dg phi phenomenon.

Phi phenomenon merupakan penemuan penting karena memberikan penghayatan yg berbeda dengan unsur-unsur yg membentuknya. Gejala tsb tidak dapat dijelaskan melalui analisa atas unsurunsurnya meskipun gejala tsb adalah unsur-unsur bagian tersebut. Kesimpulan : pengalaman phenomologis berbeda dg pengalaman pengindraan yg membentuknya.

Gestalt (jerman) = konfigurasi atau organisasi muncul keyakinan bhw pengalaman yg terjadi pd kita di dunia ini akan memiliki arti jika kita melihatnya secara keseluruhan (bukan melihat bagian per bagiannya) Keseluruhan yg dimaksud bukan berarti jumlah dr bagian-bagiannya, namun organisme menambahkan sesuatu pd penghayatannya, yg tidak terdapat di dlm pengindraannya. Sesuatu itu adalah organisasi.

ASUMSI-ASUMSI
Teori gestalt menekankan pd tingkat proses kognitif yg lebih tinggi dibandingkan dg aliran behaviorisme. Fokus teori gestalt adalah asumsi grouping, dimana karakteristik-karakteristik dr suatu stimulus akan cenderung membuat kita untuk mengumpulkan dan menginterpretasikannya ke dalam aturan tertentu.

Dasar dr teori gestalt sesungguhnya adalah persepsi. Menurut gestalt, belajar merupakan proses dimana individu menerima organized wholes, yg dipisahkan dg whole (keseluruhan) yg lain, namun merupakan suatu kesatuan di dalam whole mereka sendiri yg dibentuk melalui suatu pola yg dinamis.

Di dlm teori gestalt dikenal juga jejak memory, namun berbeda dg jejak memory yg dimiliki aliran asosiasi dan fungsionalis. Jejak memory dlm toeri gestalt bukan merupakan elemen yang terisolasi (dipisahkan), namun diorganisasikan bersama scr dinamis untuk membentuk suatu keseluruhan. Akibatnya proses belajar yg terjadi bukan menambah jejakjejak memory baru, namun mengubah satu gestalt (konfigurasi/pola) menjadi pola yg lain

BELAJAR SECARA INSIGHTFUL

1.

Teori gestalt tidak menggunakan prinsip trial and error learning atau incremental learning, namun menggunakan belajar secara insightful (Hergenhahn, 1997). Ada 4 ciri dalam belajar secara insightful, yaitu : Perpindahan dr presolusi ke solusi terjadi secara tiba-tiba dan lengkap

2. Performance yg didasarkan pd solusi yg dicapai melalui insight biasanya lancar dan tanpa error 3. Solusi yg diperoleh melalui insight disimpan/diingat dlm jangka waktu tertentu 4. Prinsip solusi dg insight akan dapat digunakan dg mudah pada permasalahan yg lain melalui transposisi

Transposisi Prinsip belajar yg diterapkan pd situasi pemecahan masalah, dapat diterapkan pd situasi lain sebagai suatu solusi, dimana kedua situasi tsb memiliki kesamaan (proses transfer of training versi Gestalt)

Ayam diberi makanan pd tempat yg gelap, tp tidak diberi makanan pd tempat yg terang Ayam dilatih sedemikian rupa hingga ayam selalu mendekati pd tempat yg gelap yg berisi makanan, dan tidak ke tempat terang yg tidak ada makanan Kemudian ayam diberikan 2 tempat dg 2 macam warna tetapi yg satu lebih gelap drpd tempat satunya. Tempat yg pd waktu latihan merupakan tempat yg gelap dan ada makanan, dlm eksperimen kedua dijadikan tempat yg terang dan tidak ada makanan. Makanan ditaruh di tempat yg gelap

Persoalannya ialah nanti ayam akan bereaksi ke kotak mana ? Apakah di kotak yg biasanya diberi makanan atau ke kotak yg gelap yg tidak ada makanan ? Jawaban dr kaum behavioris ayam akan masuk ke kotak yg berada pd posisi semula belajar merupakan hub spesifik S-R (absolut theory) Gestalt ayam menujuk ke tempat yg gelap karena melihat hubungan satu dg yg lain (relational theory)

MEKANISME BELAJAR
Dlm penelitian yg dilakukan belajar sering muncul secara tiba-tiba, dg munculnya perasaan bahwa saat ini saya menjadi paham / tahu. Pd proses belajar ini setelah seseorang mencapai insight maka akan mampu melihat keseluruhan situasi dg cara baru, yaitu cara yg didasarkan pd pemahaman secara logis dr keseluruhan situasi tsb.

Proses belajar ini akan sangat resisten thd proses kelupaan dan sangat mudah untuk dipindah dari satu situasi ke situasi yg lain.

HUKUM-HUKUM GESTALT
1.Law of pragnanz Dlm proses belajarnya individu akan cenderung mencari / mengarahkan pada completeness (kelengkapan), simplicity (kesederhanaan), dan meaningfulness (keberartian), atau dg kata lain menuju suatu kualitas yg lebih baik (simple, penuh arti dan selaras). Selama kualitas belum tercapai individu akan berusaha untuk memenuhinya.

2. Principle of disclosure Masih merupakan salah satu prinsip persepsi. Individu cenderung untuk melengkapi sesuatu yg belum lengkap

3. Prinsip cognitive disequilibrium pd saat individu dihadapkan dg suatu masalah, maka keadaan kognitifnya menjadi tidak seimbang sampai masalah tsb dapat dipecahkan belajar dlm rangka mencapai keseimbangan kognitif mengandung unsur motivasional, yg muncul dan menyebabkan individu untuk terus mencapai keseimbangan dlm sistem mentalnya

PRINSIP-PRINSIP DLM BELAJAR


Pembelajar harus didorong untuk menemukan latar belakang dr topik ataupun permasalahan yang akan dipelajari, misalnya dg melihat hubungan antar elemen-elemennya. Gap, incongruities dan konflik antar stimulus perlu dimunculkan di dalam stimulus belajar Intruksi perlu didasarkan pd hukumhukum grouping, misalnya proximity, closure, ataupun similarity.

Aplikasi teori Gestalt dalam belajar


Pengalaman menilik (insight), memegang peranan penting dalam perilaku yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu objek atau peristiwa. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), yaitu bahwa kebermaknaan unsurunsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur, maka akan makin efektif sesuatu yang dipelajari.

Perilaku bertujuan (purposive behavior), yaitu bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.

Prinsip ruang hidup (life space), yaitu bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik. Transfer dalam Belajar, yaitu pemindahan polapola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian objek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat

You might also like