You are on page 1of 4

ACARA IV PENGENALAN SEMAI DAN STUMP, TEKNIK PEMINDAHAN ANAKAN DAN PENANAMAN

A. TUJUAN 1. Untuk mengenal berbagai macam semai dan stump sebagai bibit generatif. 2. Untuk mengetahui cara pemindahan anakan dan melihat pertumbuhan tanaman selanjutnya. 3. Untuk mengenal berbagai bentuk, ukuran, dan kondisi bibit sebagai bahan untuk penanaman.

B. LOKASI DAN WAKTU Lokasi Waktu : Kebun Karangmalang/Klebengan : Rabu 6 Desember 2006

C. BAHAN DAN ALAT Semai hasil perkecambahan Anakan permudaan alam Kertas gambar Alat tulis Kaliper Penggaris Gunting/gergaji Cetok/cangkul

D. CARA KERJA 1. Mengukur tinggi semai dan stump yang tersedia. 2. Menyiapkan bahan tanaman berupa semai, membuat stump untuk semai yang berukuran besar (diameter 1,5 3 cm), dengan ketentuan sebagai berikut : Perbandingan batang : akar = 1 : 1 , sebanyak 3 batang

Perbandingan batang : akar = 2 : 1 , sebanyak 3 batang Perbandingan batang : akar = 3 : 1 , sebanyak 3 batang Perbandingan batang : akar = 1 : 2 , sebanyak 3 batang

Untuk semai kecil (dalam kantong plastic), perlakuannya : Memindah semai dengan akar telanjang (tanpa tanah), daun utuh. Memindah semai dengan akar telanjang (tanpa tanah), daun dikurangi.

Memindah semai dengan tanahnya/puteran, daun utuh. Penyiraman dilakukan setiap hari, pengukuran tinggi dan diameter dilakukan seminggu sekali. Mengakhiri pengamatan setelah tanaman berumur 3 atau 4 minggu sejak ditanam. 3. Menyiapkan bibit yang bersal dari anakan alam, memperlakukan dengan bentuk dan ukuran sbb : Mengambil 3 bibit (tinggi 15 cm) dengan cara cabutan tanpa tanah, mengulangi sebanyak 3 x. Mengambil 3 bibit (tinggi 15 cm) dengan cara puteran (dengan tanah), mengulangi sebanyak 3 x. Membuat 3 bibit stump (tinggi 15 cm) dengan dengan perbandingan batang : akar = 2 : 1, mengulangi sebanyak 3 x. 4. Menyiapkan bibit dengan cara cabutan sebanyak : Menanam 3 bibit dengan posisi di tengah lubang tanam, mengulangi sebanyak 3 x. Menanam 3 bibit dengan posisi di tepi lubang tanam, mengulangi sebanyak 3 x.

Sebelum menanam, daun-daun dikurangi untuk memperkecil penguapan. Cara pengambilan bibit yaitu membasahi tanah terlebih dahulu kemudian mengambil bibit dengan cetok secara hati-hati agar perakaran tidak rusak. 5. Setelah semua bibit siap kemudian dibawa ke lapangan untuk ditanam. 6. Menyiram setiap hari, mengamati 2 minggu kemudian, mencabut bibit tersebut, mengamati perakarannya. Membandingkan ketiga perlakuan (bentuk, ukuran, dan kondisi bibit), demikian pula kondisi bibit dalam penanaman.

E. TINJAUAN PUSTAKA Pengadaan bibit dengan menggunakan bibit yang berasal dari hutan alam, membutuhkan tersedianya hutan alam yang masih utuh dan cukup luas. Keuntungan

pengambilan bibit yang diambil dari hutan alam adalah anakan tersebut mempunyai pertumbuhan yang lebih kuat dan perakaran yang lebih kompak dibanding dengan anakan yang langsung dari bedengan perkecambahan. Usaha untuk memindahkan bibit dari seed bed ke bedengan penyapihan dengan jarak tanam yang lebih longgar agar semai dapat tumbuh lebih cepat dan lebih kuat disebut Transplatting. Proses transplatting biasanya terjadi kerusakan akar, untuk mengatasi hal tersebut maka : Dengan membungkus bibit jadi satu, diusahakan akar-akarnya tertutup rapat sedang bagian atas dibiarkan terbuka. Pada pengangkutan, semai dalam kondisi basah/lembab, biasanya tanah diikutsertakan. Transplatting juga membawa dampak semai menjadi menurun daya hidupnya, oleh sebab itu selain menjaga kondisi akar seperti diatas, juga harus dilakukan dengan mengurangi daun dan pemangkasan cabang atau batang. Bibit yang digunakan ada bermacam-macam baik dari pembiakan vegetatif maupun generatif. Bntuk bibit yang berasal dari pembiakan generatif antara lain : Sistem cabutan, dengan mengambil/mencabut semai dari tempat semula tanpa menyertakan tanah yang melingkupi tanaman tersebut. Sistem puteran, dengan mengambil semai dari tempat semula dengan menyertakan tanah yang melingkupinya. Stump, dengan mengambil semai dari tempat semula kemudian dipotong dengan perbandingan yang bervariasi. Bibit yang telah ditanam di lapangan perlu diberi perlakuan pemeliharaan dengan menjaga kelembaban tanah (penggunaan mulsa) dan membersihkan tanah disekitarnya. Penanaman semai dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, ada 2 jenis yang terkenal yaitu :

1. Compression method yaitu penanaman pada tanah berpasir. 2. Dug hole method yang terdiri atas : Center hole method, yaitu cara penanaman bibit yang bibitnya diletakkan ditengah (tengah-tengah lubang). Side hole method, yaitu cara penanaman dengan meletakkan bibit di tepi lubang.

Wedge method, yaitu cara penanaman bibit dengan bagian akarnya diletakkan pada dasar lubang yang berbentuk W. Pada penanaman sering terjadi kesalahan, antara lain : Bibit ditanam terlalu dalam atau dangkal yang dapat berpengaruh secara langsung pada akar. Bibit ditanam dengan perakaran yang menggantung. Perakaran bibit ditanam diatas padas, batu. Bibit ditanam sedemikian rupa sehingga perakaran terpuntir-puntir. Akhir dari penanaman, akan lebih baik jika semai telah ditimbun dengan tanah perlu dilakukan penginjak-injakan tanah disekitar semai agar tanah menjadi subur dan semai tidak roboh.

You might also like