You are on page 1of 21

Rhinitis Alergi Pembimbing : dr. Ivan Djajalaga , Sp.

THT,KL
William Chandra, S.ked 11-2010-212

Definisi

kelainan pada hidung dengan gejala bersinbersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE (WHO, 2001)

Klasifikasi

Berdasarkan waktu :

Seasonal allergic rhinitis (SAR) Perrenial allergic rhinitis (PAR) Occupational allergic rhinitis

Klasifikasi

Menurut Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA, WHO) :


Berdasarkan lamanya gejala Berdasarkan kualitas hidup

Klasifikasi (ARIA,WHO)

Berdasarkan lamanya gejala


Intermitten Persisten Ringan Sedang sampai Berat

Berdasarkan kualitas hidup


Etiologi

Genetik Lingkungan Alergen


debu tungau kutu binatang jamur serbuk sari

Etiologi

Patofisiologi

Reaksi Alergi

Fase Cepat Fase Lambat

Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang


Skin test Sitologi IgE Spesifik ELISA

Skin Test

Penatalaksanaan

Non Farmakologi (menghindari alergen) Farmakologi


Antihistamin Kortikosteroid Nasal Ipratropium Bromida

-Dekongestan -Sodium Kromolin

Imunoterapi (Desensitisasi)

Antihistamin

Dekongestan

Topikal Oral

Fenilefrin Fenilpropanilamin Pseudoefedrin

Dekongestan Topikal

Kortikosteroid Intra Nasal


Menghambat respon alergi fase awal maupun fase lambat Efek utama pada mukosa hidung

Memblok pelepasan mediator mengurangi inflamasi Mengurangi edema intrasel

Sodium Kromolin

Nasal Spray Mencegah degranulasi sel mast dan pelepasan mediator termasuk histamin Efek Samping : Iritasi Lokal

Ipratropium Bromida

Nasal Spray Memiliki sifat antisekretori mengurangi gejala hidung berair

Imunoterapi (Desensitisasi)

Proses lambat dan bertahap Injeksi alergen dengan dosis yang semakin meningkat memicu reaksi alergi Tujuan : Pasien mencapai mencapai peningkatan toleransi terhadap alergen

Selesaiiiiii . . . .

You might also like