You are on page 1of 21

BABI PENDAHULUAN

Dalam menegakan diagnosis suatu Penyakit kita dapat menggali informasi dari pasien berdasarkan anamnesis terhadap keluhan pasien, berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang ini menjadi semakin penting artinya bila suatu penyakit belum dapat disingkirkan sebelum mengetahui adanya suatu kelainan yang terajadi baik secara anatomis atau fisiologis yang hanya dapat di ketahui dengan bantuan alat. Pemeriksaan ini dapat berupa penilaian klinis dan laboratoris serta radiologis. Beberapa evaluasi radiologis pada thorak memerlukan pengetahuan detil anatomi, patologi dan teknologi yang tersedia.1 Sehingga diperlukan teknik diagnostik untuk mencitrakan kelainan yang terjadi pada thorak. Pada beberapa keadaan rontgen thorak tidak dapat menunjukan kelainan anatomis dengan jelas oleh sebab itu pemeriksaan yang lebih canggih seperti CT scan thorak dapat digunakan untuk evaluasi diagnostik lebih lanjut kelainan anatomis yang terjadi. Computed penilaian Tomography atau CT scan dapat memberikan anatomis beberapa organ dalam daerah thorak seperti

jaringan paru-paru, tulang, jaringan lunak dan jantung . Untuk alasan ini, teknik ini adalah metode yang sangat baik untuk menentukan ukuran dan lokasi suatu tumor. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk memandu terapi radiasi, biopsi, menilai Kondisi paru-paru dan dinding dada.2

BAB II Anatomi dinding thorak


Toraks adalah daerah pada tubuh manusia yang berada di antara leher dan perut (abdomen). Toraks dapat didefinisikan sebagai area yang dibatasi di superior oleh thoracic inlet dan inferior oleh thoracic outlet; dengan batas luar adalah dinding toraks yang disusun oleh vertebra torakal, iga-iga, sternum, otot, dan jaringan ikat. Sedangkan rongga toraks dibatasi oleh diafragma dengan rongga abdomen. Rongga Toraks dapat dibagi kedalam dua bagian utama, yaitu :paruparu (kiri dan kanan) dan mediastinum. Mediastinum dibagi ke dalam 3 bagian: superior, anterior, dan posterior. Mediastinum terletak diantara paru kiri dan kanan dan merupakan daerah tempat organ-organ penting toraks selain paru-paru (yaitu: jantung, aorta, arteri pulmonalis, vena cavae, esofagus, trakhea, dll.).

Gambar 3. anatomi dinding thorax. Sumber : www.biomedcentral.com

Thoracic inlet merupakan "pintu masuk" rongga toraks yang disusun oleh: permukaan ventral vertebra torakal I (posterior), bagian medial dari iga I kiri dan kanan (lateral), serta manubrium sterni (anterior). Thoracic inlet memiliki sudut deklinasi sehingga bagian

anterior terletak lebih inferior dibanding bagian posterior. Manubrium sterni terletak kira-kira setinggi vertebra torakal II. Batas bawah rongga toraks atau thoracic outlet (pintu keluar toraks) adalah area yang dibatasi oleh sisi ventral vertebra torakal XII, lateral oleh batas bawah iga dan anterior oleh processus xiphoideus. Diafragma sebagai pembatas rongga toraks dan rongga abdomen, memiliki bentuk seperti kubah dengan puncak menjorok ke superior, sehingga sebagian rongga abdomen sebenarnya terletak di dalam "area" toraks. Pada garis tengah dibagian anterior terletak sternum yang terdiri dari 3 bagian, manubrium, korpus, dan prosesus xiphoideus. Titik paling atas sternum dikenal sebagai sternal notch atau insisura jugularis, yang tampak berupa lekukan antara kedua kaput klavikula. Insisura ini setinggi batas bawah dari vertebra torakal ke-2. Angulus ludovici adalah tonjolan yang terjadi oleh karena pertemuan bagian korpus dan manubrium sterni yang membentuk sudut. Sudut ini tampak nyata pada orang yang kurus. Angulus ludovici adalah penanda anatomi permukaan oleh karena terletak setinggi iga ke-2 dan vertebra torakal 4-5. Setinggi angulus ini terdapat organ-organ penting: arkus aorta dan karina. Bagian terakhir sternum adalah processus xiphoideus yang dapat diraba sebagai ujung bawah yang lunak dari sternum; kira-kira setinggi vertebra torakal 9. Lateral terhadap sternal terdapat iga dan sela iga yang dapat dibedakan dan dihitung melalui palpasi. Hampir seluruh iga tertutup oleh otot, tetapi hanya iga I yang tidak dapat teraba oleh karena tertutup oleh klavikula. Batas bawah rongga iga di sebelah anterior dibentuk oleh processus xiphoideus, rawan kartilago dari iga VII-X, dan ujung kartilago dari iga XI-XII. Papilla mammae pada pria yang kurus berada di sekitar sela iga V kiri sedikit lateras garis mid-klavikula. Triangulus auskultatorius adalah area segitiga yang dibentuk oleh skapula di lateral, superior oleh batas inferior m.trapezius dan inferior oleh batas

superior m. latissimus dorsi yang terjadi saat skapula tertarik ke lateral-anterior pada posis lengan melipat ke depan dada dan ke depan. Area ini merupakan petunjuk klinis penting karena sela-sela iga di tempat ini hanya tertutup oleh jaringan sub-kutan dan merupakan tempat yang baik untuk pemeriksaan auskultasi toraks. Klavikula dapat dengan mudah diraba atau dilihat karena hanya ditutupi oleh subkutis dan kulit. Skapula dapat diraba dari permukaan dengan margo vertebralis, angulus inferior, dan spina. Untuk vertebra, sebagai patokan hanya dapat diraba prosesus spinosus vertebra; pada bagian atas yang terbesar dan paling menonjol adalah vertebra servikalis ke-7 dan dibawahnya adalah vertebra torakalis pertama. Garis-garis (imajiner) yang penting adalah linea midsternalis (midline), linea parasternalis, dan midklavikularis. Di toraks lateral ada garis aksilaris anterior (sesuai sisi lateral M.pektoralis mayor), linea aksilaris medius (sesuai dengan puncak aksila) dan linea aksilaris posterior (sesuai dengan M.latissimus dorsi) Biasanya otot yang diinsisi pada waktu melakukan torakotomi posterolateral hanya otot latissimus dorsi. Bila diinginkan lebih lebar: ke posterior dapat dipotong muskulus trapezius dan rhomboideus mayor dan minor; ke anterior dapat dipotong muskulus seratus anterior di origonya (bagian depan otot) untuk menghidari kerusakan nervus torakalis longus. DINDING TORAKS Costae Rangka toraks terluas adalah iga-iga (costae) yang merupakan tulang jenis osseokartilaginosa. Memiliki penampang berbentuk konus, dengan diameter penampang yang lebih kecil pada iga teratas dan makin melebar di iga sebelah bawah. Di bagian posterior lebih petak dan makin ke anterior penampang lebih memipih.

Terdapat 12 pasang iga : 7 iga pertama melekat pada vertebra yang bersesuaian, dan di sebelah anterior ke sternum. Iga VIII-X merupakan iga palsu (false rib) yang melekat di anterior ke rawan kartilago iga diatasnya, dan 2 iga terakhir merupakan iga yang melayang karena tidak berartikulasi di sebelah anterior. Setiap iga terdiri dari caput (head), collum (neck), dan corpus (shaft). Dan memiliki 2 ujung : permukaan artikulasi vertebral dan sternal. Bagian posterior iga kasar dan terdapat foramen-foramen kecil. Sedangkan bagian anterior lebih rata dan halus. Tepi superior iga terdapat krista kasar tempat melekatnya ligamentum costotransversus anterior, sedangkan tepi inferior lebih bulat dan halus. Pada daerah pertemuan collum dan corpus di bagian posterior iga terdapat tuberculum. Tuberculum terbagi menjadi bagian artikulasi dan non artikulasi. Penampang corpus costae adalah tipis dan rata dengan 2 permukaan (eksternal dan internal), serta 2 tepi (superior dan inferior). Permukaan eksternal cembung (convex) dan halus; permukaan internal cekung (concave) dengan sudut mengarah ke superior. Diantara batas inferior dan permukaan internal terdapat costal groove, tempat berjalannya arteri-vena-nervus interkostal. Iga pertama merupakan iga yang penting oleh karena menjadi tempat melintasnya plexus brachialis, arteri dan vena subklavia. M.scalenus anterior melekat di bagian anterior permukaan internal iga I (tuberculum scalenus), dan merupakan pemisah antara plexus brachialis di sebelah lateral dan avn subklavia di sebelah medial dari otot tersebut.

Gambar4 thorax anterior

Gambar:5thoraxposterior

Sela iga ada 11 (sela iga ke 12 tidak ada) dan terisi oleh m. intercostalis externus dan internus. Lebih dalam dari m. intercostalis internus terdapat fascia transversalis, dan kemudian pleura parietalis dan rongga pleura. Pembuluh darah dan vena di bagian dorsal berjalan di tengah sela iga (lokasi untuk melakukan anesteri blok), kemudian ke anterior makin tertutup oleh iga. Di cekungan iga ini berjalan berurutan dari atas ke bawah vena, arteri dan syaraf (VAN). Mulai garis aksilaris anterior pembuluh darah dan syaraf bercabang dua dan berjalan di bawah dan di atas iga. Di anterior garis ini kemungkinan cedera pembuluh interkostalis meningkat pada tindakan pemasangan WSD. Vertebra Untuk bedah toraks sebetulnya tidak banyak yang harus diketahui mengenai vertebra kecuali bahwa persendiannya dengan kosta. Vertebra torakalis pertama (T 1)mempunyai satu persendian yang lengkap dengan iga I dan setengah persendian dengan iga II. Selanjutnya T2-T8 mempunyai dua persendian, di atas dan di bawah korpus vertebra (untuk iga II sampai dengan VIII). Sedang dari T9-T12 hanya mempunyai satu persendian dengan iga. Semua ini penting untuk melepaskan iga dari korpus vertebra pada waktu melakukan torakotomi. Yang perlu juga diketahui adalah ligamentum longitudinalis anterior; di depan ligamentum ini terdapat suatu ruangan (space)

dengan susunan jaringan ikat yang longgar dan merupakan "jalan" untuk descending infection dari daerah leher menuju mediastinum. ANATOMI DAN FISIOLOGI PARU-PARU Paru-paru terletak sedemikian rupa sehingga setiap paru-paru berada di samping mediastinum. Oleh karenanya, masing-masing paruparu dipisahkan satu sama lain oleh jantung dan pembuluh-pembuluh besar serta struktur-struktur lain dalam mediastinum. Masing-masing paru-paru berbentuk konus dan diliputi oleh pleura viseralis. Paru-paru terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri, dan hanya dilekatkan ke mediastinum oleh radiks pulmonalis. Masing-masing paru-paru mempunyai apeks yang tumpul, menjorok ke atas dan masuk ke leher sekitar 2,5 cm di atas klavikula. Di pertengahan permukaan medial, terdapat hilus pulmonalis, suatu lekukan tempat masuknya bronkus, pembuluh darah dan saraf ke paru-paru untuk membentuk radiks pulmonalis.7 Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan dibagi oleh fisura oblikua dan fisura horisontalis menjadi 3 lobus, yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan paru-paru kiri dibagi oleh fisura oblikua menjadi 2 lobus, yaitu lobus superior dan inferior.
7

Setiap bronkus lobaris, yang berjalan ke lobus paru-paru, mempercabangkan bronkus segmentalis. Setiap bronkus segmentalis yang masuk ke lobus paru-paru secara struktural dan fungsional adalah independen, dan dinamakan segmen bronkopulmonalis. Segmen ini berbentuk piramid, mempunyai apeks yang mengarah ke radiks pulmonalis dan basisnya mengarah ke permukaan paru-paru. Tiap segmen dikelilingi oleh jaringan ikat, dan selain bronkus juga diisi oleh arteri, vena, pembuluh limfe dan saraf otonom.
7

Asinus adalah unit respiratori fungsional dasar, meliputi semua struktur dari bronkhiolus respiratorius sampai ke alveolus. Dalam paruparu manusia, terdapat kira-kira 130.000 asini, yang masing-masing

terdiri dari tiga bronkhiolus respiratorius, tiga duktus alveolaris dan 17 sakus alveolaris.7 Alveolus adalah kantong udara terminal yang berhubungan erat dengan jejaring kaya pembuluh darah. Ukurannya bervariasi, tergantung lokasi anatomisnya, semakin negatif tekanan intrapleura di apeks, ukuran alveolus akan semakin besar. Ada dua tipe sel epitel alveolus. Tipe I berukuran besar, datar dan berbentuk skuamosa, bertanggungjawab untuk pertukaran udara. Sedangkan tipe II, yaitu pneumosit granular, tidak ikut serta dalam pertukaran udara. Sel-sel tipe II inilah yang memproduksi surfaktan, yang melapisi alveolus dan memcegah kolapnya alveolus.7 Sirkulasi pulmonal memiliki aliran yang tinggi dengan tekanan yang rendah (kira-kira 50 mmHg). Paru-paru dapat menampung sampai 20% volume darah total tubuh, walaupun hanya 10% dari volume tersebut yang tertampung dalam kapiler. Sebagai respon terhadap aktivitas, terjadi peningkatan sirkulasi pulmonal.7 Yang paling penting dari sistem ventilasi paru-paru adalah upaya terus menerus untuk memperbarui udara dalam area pertukaran gas paru-paru. Antara alveoli dan pembuluh kapiler paru-paru terjadi difusi gas yang terjadi berdasarkan prinsip perbedaan tekanan parsial gas yang bersangkutan.8 Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah pertukaran gas, tetapi tetap berada dalam saluran napas di mana pada tempat ini tidak terjadi pertukaran gas, seperti pada hidung, faring dan trakea. Udara ini disebut udara ruang rugi, sebab tidak berguna dalam proses pertukaran gas. Pada waktu ekspirasi, yang pertama kali dikeluarkan adalah udara ruang rugi, sebelum udara di alveoli sampai ke udara luar. Oleh karena itu, ruang rugi merupakan kerugian dari gas ekspirasi paru-paru. Ruang rugi dibedakan lagi menjadi ruang rugi anatomik dan ruang rugi fisiologik. Ruang rugi anatomik meliputi volume seluruh ruang sistem pernapasan selain alveoli dan daerah pertukaran gas lain yang berkaitan erat. Kadangkadang, sebagian alveoli sendiri tidak berungsi atau hanya sebagian

berfungsi karena tidak adanya atau buruknya aliran darah yang melewati kapiler paru-paru yang berdekatan.

BAB III CT SCAN THORAX


I. Sejarah Sejak 1972 telah diperkenalkan suatu alat canggih, yang meskipun saat mahal namun telah merebut pasaran dan menempati tempat teratas dalam dunia kedokteran dalam waktu sangat cepat, yaitu alat tomogram yang dikendalikan dengan komputer yang dikenal sebagai computer assisted tomography (CAT) atau Computeraized tomography (CT). Konstruksi pesawat pertama dibuat dan di publikasikan oleh Godfrey Hounsfield. Komersial pertama adalah giat CT scanner invented oleh Sir Godfrey Hounsfield di Hayes, Kerajaan Inggris di EMI Pusat Laboratorium Penelitian menggunakan X-rays. Hounsfield menyusun ide itu pada tahun 1967, dan telah diumumkan ke publik pada tahun 1972. Allan McLeod Cormack dari Universitas Tufts di Massachusetts mandiri invented melakukan hal yang sama, dan kedua orang ini, Hounsfield dan Cormack berbagi Nobel Pengobatan di tahun1979. Dari hasil penemuan mereka maka Dunia kedokteran dapat merasakan tersebut.3 II. Deskripsi CT Scan Thorax Computed Tomography dari dada adalah noninvasive metode yang menggabungkan gambar foto sinar-x dengan teknologi komputer. X-ray beams dari berbagai sudut pandang yang digunakan untuk membuat rangkaian rinci lintas bersekat gambar. CT scan menggabungkan X-Ray dengan teknologi computer prosessing terkini untuk menghasilkan image dengan detail yang akurat dari struktur dan organ dalam.2,3 manfaat yang sangat besar dari penemuannya

10

Gambar 1. CT scanner Sumber: PG=headct&bhcp=1 CT kepanjangan kata dari computed tomography (sering kali disebut sebagai CAT scan), adalah alat pemeriksaan diagnostik untuk melihat bagian dalam dari tubuh manusia dengan cepat dan tanpa rasa sakit. Dokter menggunakan informasi yang didapat dari CT scan untuk memastikan adanya suatu penyakit atau ketidaknormalan. Informasi yang didapat dalam hasil Ctscan sangatlah vital dalam menentukan opsi pengobatan yang terbaik.3,4 Prinsip dasar Tomografi computer sama dengan Radiografi konvensional,yaitu menggunakan sinar X melalui teknik tomografi dan komputerisasi. Sinar X menembus tubuh manusia dibuat sedemikian rupa , sehingga dalam bentuk potongan penampang tipis , bisa potongan aksial dan koronal. Absorbsi sinar X oleh jaringan lunak dengan konstituen perbedaan nomor atom, direkam oleh detektor dalam bentuk data digital. Oleh petrangkat komputer data digital yang diperoleh , dikonversikan kedalam bentuk bayangan organ hitam putih. seksional.5 Komponen dasar mesin CT adalah tabung sinar x dan deretan detector sinar x dengan posisi berlawanan dari tube/tabung; jumlah dan ukuran dari detector bervariasi. Sinyal dari detector sinar x direkonstruksi dengan menggunakan sebuah computer dan gambar yang dihasilkan bisa di print lasser atau ditampilkan di work stastion. 11 http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?

Kecepatan scanner CT dalam merekam satu seksional gambar tergantung dari waktu yang dibutuhkan anoda untuk berputar mengelilingi pasien.Waktu rotasi mesin terbaru dapat mencapai 0,4 detik, sehingga memungkinkan mendapatkan 38 gambar/detik.6 Prinsip kerja Pada alat konvensional tube sinar X berputar secara fisik dalam bentuk sirkuler.Sedangkan pada alat elektron beam tomography (EBT) yang berputar adalah aliran elektronnya saja. Data yang dihasilkan akan memperlihatkan densitas dari berbagai lapisan. Pada saat sinar X melalui sebuah lapisan maka lapisan tersebut akan mengabsorbsi sinar dan sisanya akan melalui lapisan tersebut yang akan ditangkap oleh detektor yang sensitif terhadap elektron. Jumlah radiasi yang diabsorbsi akan tergantung pada densitas jaringan yang dilaluinya. Pada tulang energi yang melalui (penterasi) jaringan itu lebih sedikit maka akan muncul gambaran berwarna putih atau abu-abu yang terang. Sedangkan pada cairan serebrospinal dan udara akan menghasilkan gambaran lebih gelap. Ct Scan dapat memberikan gambaran pada potongan 0,5 -11,3 cm dan memberikan gambaran akurat pada abnormalitas yang sangat kecil. CT Scan digunakan di dalam kedokteran sebagai alat diagnostik dan sebagai pemandu untuk prosedur intervensi. Kadang-kadang membandingkan material seperti kontras yang diodinasi kedalam pembuluh darah . Ini berguna bagi menyoroti struktur seperti pembuluh darah yang jika tidak akan sukar untuk menggambarkan jaringan sekitarnya. Penggunaan material kontras dapat juga membantu ke arah memperoleh informasi fungsional tentang jaringan/tisu. Ukuran gambar (piksel) yang didapat pada CT scan adalah radiodensitas. Ukuran tersebut berkisar antara skala -1024 to +3071 pada skala housfield unit. Hounsfileds sendiri adalah pengukuran densitas dari jaringan. Peningkatan teknologi CT Scan adalah menurunkan dosis radiasi yang diberikan, menurunkan lamanya waktu dalam pelaksanaan scaning dan peningkatan kemampuan merekonstruksi gambar. sebagai contoh, untuk lihat di penempatan yang sama dari suatu penjuru/sudut berbeda) telah

12

meningkat dari waktu ke waktu. Meski demikian, dosis radiasi dari CT meneliti beberapa kali lebih tinggi dibanding penyinaran konvensional meneliti. Sinar-X adalah suatu format radiasi pengion dan tentunya berbahaya.1,3,10

Gambar 2. CT Scanner Sumber: http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=headct&bhcp=1

a.

Fisika CT Scan thorak Untuk membuat CT Scan, pancaran sinar X melintasi potongan

aksial jaringan dan menabrak kumpulan detektor yang sangat sensitif yang dapat membedakan perbedaan yang sangat kecil pada densitas jaringan. Dengan menganalisis data yang dikumpulkan, informasi digital diterjemahkan ke pencitraan skala abu abu dimana baiknya kualitas jaringan berkaitan dengan air, yang diberi satuan nol unit Hounsfield (HU). Densitas jaringan berkisar dari 1000(tulang) sampai ke 1000(udara). Pada CT konvensional, serial pemidaian individu didapatkan yang selama pernapasan spiral ditahan. CT heliks sehingga atau spiral melibatkan radiasi kontinua tabung sinar X dengan pancaran sinar menjejaki jalur sekitar pasien bagiannya discan.3,4,5 b. CT Scanner

13

CT Scanner adalah mesin besar, berebentu donat, dengan terowongan yang terletak ditengah.(Gambar 1) Meja pemeriksaan bergeser dari dan keluar terowongan ini, tabung sinar X dan detektor sinar X elektronik berada berlawanan arah satu sama lain dan berotasi di sekeliling pasien. Pencitraan yang dihasilkan ini diproses oleh komputer sehingga dapat memperoleh banyak pencitraan pada rotasi tunggal sehingga potongan tipis dapat dilakukan dalam waktu yang sangat singkat.8,9 III. Indikasi penggunaan CT Scan Thorak CT scan Dada digunakan untuk meneliti lebih lanjut tentang kelainan yang di temukan pada photo rongent dada, membantu mendiagnosa kelainan yang timbul di rongga dada, menditeksi dan mengevaluasi luasnya tumor yang muncul di dada atau hasil metastasis dari organ lain dari tubuh, menilai kebrhasilan suatu terapi dan bisa digunakan mengevaluasi terjadinya cidera pada dada dan organ-organ didalamnya. CT scan dada dapat juga digunakan untuk melihat berbagai gangguan di paru seperti : kanker paru, radang paru, Tuberculosis, emphyesema, bronchiectasis, dan penyakit paru yang lain. Secara garis besar di bagi menjadi 2, yaitu: 1. Hasil foto toraks abnormal. - Untuk evaluasi lebih lanjut massa mediastinum atau massa di pleura. - Staging kanker paru. - Karakterisasi penyakit paru diffusa. - Mengevaluasi adanya diseksi aorta torakalis. - Pasien dengan emfisema berat ( bulla besar )yang akan dilakukan operasi /reseksi paru.

14

2. Hasil foto Toraks normal. - Identifikasi dari cryptic diffuse lung disease ( high-resolution ) - Mendeteksi metastasi ke paru dari tumor ekstra torak. Melihat adanya emboli paru.Investigasi hemoptisis , kemungkinan ada lesi endobronchial atau

- bronchiektasis yang tak terdeteksi pada foto toraks. - Investigasi pasien dengan kelainan endokrin atau biochemical yang berhubungan dengan tumor kecil intratorak seperti thymoma atau bronchial carcinoid.

Gambar4. CT scan thorax

15

IV.

Metode pemeriksaan CT Scan Thorak a. Persiapan pasien Pasien harus memakai pakasian yang longgar dan nyaman,

segala sesuatu yang dapat mempengaruhi pencitraan seperti antingan, kacamata, kawat gigi, gigi implan atau penjepit rambut. 4,8,9 Pasien dengan riwayat alergi atau asma harus memberitahukan kepada teknisi serta harus memakan obat setidaknya 24 jam sebelum prosedur dilakukan dan Pasien dengan penyakit ginjal atau diabetes dapat dirawat inap semalam dan dihidrasi dengan cairan sebelum dilakukan CT Scan.8 Jika menggunakan medium kontras, pasien tidak diperbolehkan untuk makan atau minum selama beberapa jam sebelum CT Scan thorak dilakukan karena injeksi intravena dapat menyebabkan gangguan lambung.16 b. Prosedur pemeriksaan Pasien akan dimintakan untuk berbaring pada meja bergerak. Infus IV biasanya sudah dimulai ketika medium kontras digunakan untuk studi ini. Setelah itu, meja tadi akan bergerak menuju terowongan beberapa dimaan detik pencitraan sebenarnya terjadinya dilakukan. beberapa Selama artifak. prosedur ini, pasien akan dimintakan untuk menahan napas untuk untuk mencegah Sayangnya, tidak boleh yang lain masuk ke ruangan kecuali pasien. Pencitraan ini akan berlangsung kira kira 15 20 menit 8 Ketika meja bergerak kedalam terowongan bisa jadi kepala atau kaki yang akan masuk terlebih dahulu dan jarang diperlukan sedasi dalam prosedur ini.1,15,16 V. Manfaat dan risiko CT Scan thorax a. Manfaat4

16

CT Scan Thorax dapat dilakukan dengan cepat dan harganya lebih murah dibandingkan dengan MRI Dapat menunjukkan beberapa perubahan pada tulang lebih baik Sudah dapat mendeteksi berbagai gangguan di paru Dapat juga digunakan menetukan lokasi kelainan paru contoh pada tumor paru Memberikan pencitraan detil tulang, jaringan lunak dan pembuluh darah CT ujian yang cepat dan sederhana, dalam kasus darurat, mereka jiwa dapat mengungkapkan cedera internal dan pendarahan cukup cepat untuk membantu menyelamatkan

b. Risiko4 VII. CT melibatkan pajanan radiasi sinar X, tapi manfaat akurasi sebanding dengan risikonya Keamanan untuk menggunakan pelindung perut dan pelvis dengan apron timbal Ibu yang menyusui anak harus menunggu 24 jam setelah injeksi kontras sebelum berhenti menyusui Risiko terhadap alergi terhadap bahan kontras

Keterbatasan dan kerugian CT Scan Thorax a. Keterbatasan dibandingkan dengan pencitraan MR, detil tepat jaringan lunak kurang dapat terlihat pada CT Scan.
4

pasien obes bisa jadi tidak dapat muat pada mesin; pada pasien dengan gagal ginjal tidak mungkin dilakukan karena dapat mempeburuk gagal ginjal8

17

b. Kerugian8 tidak seperrti pada MRI, CT Scan dikaitkan dengan radiasi tidak boleh dilakukan pada wanita hamil karena pajanan risiko terhadap janin tidak seperti Dewasa, CT Scan tidak boleh dilakukan berulang ulang pada anak anak karena pajanan radiasi berulang CT tidak baik untuk mengidentifikasi patologi jaringan lunak CT Scan pada anak anak sering memerlukan sedasi dan perlu kesabaran dan monitoring konstan

18

BAB IV KESIMPULAN

CT scan thorak atau tomografi komputer adalah salah satu pemariksaan penunjang mederen yang canggih, di gunakan sebagai pemeriksaan penunjang yang tidak invasif yang menggabungkan gambar foto sinar-x dengan teknologi komputer. Pemeriksaan ini digunakan untuk meneliti lebih lanjut tentang kelainan yang di temukan pada photo rongent dada, membantu mendiagnosa kelainan yang timbul di rongga dada, menditeksi dan mengevaluasi luasnya tumor yang muncul di dada atau hasil metastasis dari organ lain dari tubuh, menilai kebrhasilan terjadinya suatu terapi dan bisa dan digunakan organ-organ mengevaluasi cidera pada dada

didalamnya. CT scan dada dapat juga digunakan untuk melihat berbagai gangguan di paru seperti : kanker paru, radang paru, Tuberculosis, emphyesema, bronchiectasis, dan penyakit paru yang lain. Walaupun pemeriksaan CT scan thorak juga memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan, diantaranya tidak begitu jelas dalam menilai jaringan lunak dibandingkan MRI dan dikaitkan dengan efek radiasi yang ditimbulkan namun sampai saat ini pemeriksaan CT Scan thorax tetap dilakukan karena sangat memnbantu dalam upaya mengetahui suatu kelainan dalam thorax guna menegakan diagnosa suatu penyakit.

19

Daftar Pustaka 1. Brown WD, Strother CM, Turski PA, Gentry LR. Intracranial Diseases. In Juhl JH, Crummy AB, Kuhlman JE, Paul LW. Editors. Essentials of Radiologic Imaging. 7th ed. USA; Lippincott Williams & Wilkins Publishers: 1998 2. Dixon AK, Padhani AR. Whole body computed tomography: recent developments. In Grainger RG, Allison D, Adam A, Dixon AK, Carty H, Sprigg A, et al. Editors. Grainger & Allison's Diagnostic Radiology: A Textbook of Medical Imaging, 4th Ed. USA:Churchill Livingstone; 2001 3. Delapaz R, Chan S. Computed Tomography And Magnetic Resonance Imaging. In . Merritt, Rowland LP, Rowland R. Merritt's Neurology, 10th Ed. Lippincott Williams & Wilkins Publishers;2000 4. CT Scan of the thorax. Available from URL: http://www.mmmcorp.net/ 5. Feliciano DV, Mullins RJ, Rozycki GS. Trauma and Shock. In Morris PJ, Wood WC. Editors. Oxford Textbook of Surgery, 2nd ed. Oxford Press; 2000 6. Wysoki MG, Nassar CJ, Koenigsberg RA, Noveline RA, Faro SH, Faeber EN. Head Trauma: CT Scan Intepretation by Radiology Residents versus Staff Radiologist. Radiology. Vol 208. Philadephia; 1998 7. Computed Tomography. In Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP. Clinical Neurology, 5th Ed. McGraw-Hill/Appleton & Lange; 2002 8. CT Scan in Children. available from URL: http://www.scandirectory.com/content/ct_scan_in_children.asp 9. MEDICAL TESTS AND PROCEDURES:Computed Tomography (CT Scan). Available from URL: https://www.fhshealth.org/DI_proced/CT.html 10. CT SCAN. Available from URL: http://www.integrishealth.com/INTEGRIS/en-US/Specialties/PZ/RadiologyServices/bmcRadiology/OurServices/ComputerTomog raphyCTScan.htm 11. Clean AM. Diagnostic and inteventional Radiology: Computerised Tomography. Bailey Surgical textbook. Pdb 12. Computerized Axial Tomography. Available from URL: http://www.medicinenet.com/cat_scan/article.ht 13. CT Scan of the thorax. Available from URL: https://healthlibrary.epnet.com/GetContent.as... 14. Indication for Head CT Scan. Available from URL: http://www.fpnotebook.com/Neuro/Rad/HdCtScn.htm 15. CT torax Available from URL: http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=headct&bhcp=1 16. CT Scan Introduction. Available from URL: http://www.emedicinehealth.com/ct_scan/article_em.htm

20

21

You might also like