You are on page 1of 18

TELAAH JURNAL PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK HERBAL (DAUN SALAM, JINTAN HITAM DAN DAUN SELEDRI) TERHADAP

IL-6 PLASMA PADA PENDERITA HIPERURISEMIA

DIENA FITHRIANA SADI 0810720024

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

1.1 Judul jurnal: Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal (Daun Salam, Jintan Hitam dan Daun Seledri) Terhadap

IL-6 Plasma Pada Penderita Hiperurisemia


1.2 Pengarang: Dwi Ngestiningsih, Suyanto Hadi, Bantar

Suntoko
1.3 Jenis Jurnal: Penelitian kuantitatif

2. PENELITIAN 2.1 Latar Belakang


Hiperurisemia akan memacu produksi sitokin proinflamasi TNF-, IL-1 dan
IL-6. Ketiga sitokin tadi akan memacu penarikan lekosit ke daerah deposit Kristal monosodium urat dan melipatgandakan respon inflamasi. Daun

salam (Eugena polyantha), seledri (Apium graveolens), dan biji jinten hitam
(Nigella sativa) pada percobaan terdahulu dapat menurunkan respon inflamasi termasuk kadar IL-6 pada respon inflamasi. Ketiga tanaman ini sangat banyak di Indonesia namun sampai saat ini belum dilakukan uji klinik pada manusia.

2.2 Tujuan penelitian Tujuan: Untuk mengetahui apakah pemberian formula ekstrak herbal penurun asam urat dapat menurunkan kadar IL-6 serum penderita hiperurisemia. 2.3 Metode Penelitian Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental yaitu double blind randomised clinical trial (RCT), dilaksanakan Maret 2007Februari 2008. Sampel dibagi menjadi Kelompok perlakuan dan Kelompok kelola. Dilakukan pemeriksaan kadar IL-6 darah sebelum dan setelah 4 minggu perlakuan. IL-6 diperiksa dengan cara ELISA.

Populasi Subyek penelitian adalah penderita hiperurisemia usia 18 tahun yang berobat di poliklinik/rawat inap penyakit dalam dan geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang. Teknik Pengambilan Sampel Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi : a. Laki-laki atau perempuan usia 18 tahun atau lebih dengan kadar asam urat darah diatas 7 mg/dl b. Bersedia ikut penelitian Kriteria eksklusi : a. Gangguan fungsi hati (aminotransferase aspartat (AST) >40 U/L, aminotransferase alanin (ALT) >65 U/L) b. Gangguan fungsi ginjal (Kreatinin > 1,5 mg/dl dan atau Ureum > 40 mg/dl) c. Keganasan d. Sedang menderita infeksi ( demam, lekosit > 11.000/mmk)

Pengolahan Data Uji beda statistik menggunakan uji beda dengan fishers exact, independent t test dan chi square Tempat Penelitian dilakukan di poliklinik, bangsal penyakit dalam dan geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang selama 6 bulan, yaitu periode Maret 2007 - Februari 2008.

2.4 Hasil Penelitian Karakteristik responden Sampel penelitian adalah penderita hiperurisemia usia 18 tahun yang berobat jalan di poliklinik penyakit dalam atau menjalani rawat inap di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah keseluruhan sampel adalah 43 orang, dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok yang menerima herbal 22 orang dan kelompok yang menerima


plasebo 21 orang.

Tidak terdapat

perbedaan bermakna pada variabel jenis kelamin, umur, BMI dan komorbid (hipertensi, diabetes melitus dan dislipidemia) pada kedua kelompok penelitian

Karakteristik
Kadar Interleukin-6 (IL-6) kelompok Herbal dan Plasebo.
IL-6 awal IL-6 akhir

(pg/ul)
Mean/SD Herbal (n=22) 214,58 + 130,48 182,89 + 117,86 Median

(pg/ul)
Mean/SD 192,15127, 68 254,001139, 60 Median

214,58

192,15

Placebo
(n=21)

182,89

254,00

Keterangan : terjadi penurunan kadar IL-6 setelah pemberian ekstrak herbal, sebaliknya pada kelompok plasebo terjadi peningkatan kadar IL-6

b. Nilai Delta dan Rasio IL-6

Gambar 9. Grafik Box plots kadar IL-6 sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok herbal dan plasebo. Pada kelompok herbal terdapat penurunan kadar IL-6 sedangkan pada kelompok plasebo terjadi peningkatan kadar IL-6.

Gambar 10. Grafik Box plots nilai delta IL-6 sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok herbal dan plasebo. Pada kelompok herbal terdapat penurunan nilai deltakadar IL-6 (median, pg/ml) sedangkan pada kelompok plasebo terjadi peningkatan nilai delta kadar IL6(median, pg/ml) dengan nilai p= 0,045

Gambar 12. Grafik rasio IL-6 pada kelompok Herbal dan Plasebo. Ket : Terjadi penurunan kadar IL-6 pada kelompok herbal sesudah perlakuan.

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis: 1. Terdapat perbedaan penurunan kadar IL-6 ( nilai delta) plasma penderita hiperurisemia pasca pemberian ekstrak herbal penurun asam urat dibandingkan plasebo. 2. Terdapat perbedaan nilai rasio kadar IL-6 penderita hiperurisemia pasca pemberian ekstrak herbal penurun asam urat dibandingkan plasebo. Dari hipotesis pertama didapatkan hasil nilai delta IL-6 kelompok herbal -22,43 atau terjadi penurunan sebesar 22,43 pg/dl sedangkan pada kelompok plasebo terjadi peningkatan kadar IL-6 sebesar 71,11 pg/dl. Dari hipotesis kedua didapatkan rasio penurunan IL-6 sebanyak 89,55% pada kelompok herbal, sedangkan pada kelompok plasebo terjadi peningkatan rasio kadar IL-6 sebanyak 125,5%. Peningkatan kadar IL-6 plasma pada kelompok plasebo kemungkinan penderita selama penelitian tidak minum obat penurun asam urat yang sebelumnya dikonsumsi atau ada hal lain yang belum diketahui.

Penurunan nilai delta dan rasio kadar IL-6 ini sesuai hipotesis yaitu ekstrak herbal penurun asam urat dapat menurunkan kadar IL-6 (nilai delta dan rasio) pada penderita hiperurisemia. Hal ini sesuai dengan penelitian Azaki A (2007,belum publikasi) dimana ekstrak herbal penurun asam urat dapat mengurangi rasa nyeri pada penderita hiperurisemia. Berkurangnya nyeri pada penderita hiperurisemia diduga akibat penurunan pelepasan sitokin proinflamasi (TNF-, IL-6, IL-I)
Wientarsih dkk (2007) mendapatkan hasil bahwa infus daun salam dapat menurunkan respon inflamasi pada tikus secara klinis 16 dibandingkan pada kelompok kontrol (p < 0,05 Jang S dkk (2008) menilai efek luteolin (zat yang terdapat pada seledri) terhadap penurunan kadar TNF- dan IL-6 pada tikus normal. Setelah pemberian luteolin selama 21 hari didapatkan penurunan kadar TNF- dan IL-6 secara bermakna dibandingkan 15 pada kelompok kontrol.

El-Obeid, dkk (2006) melaporkan efek dari melanin yang diekstraksi dari Nigella sativa, terhadap produksi tiga sitokin [tumor necrosis factor alpha (TNF-), interleukin 6 (IL-6) dan vascular endothelial growth factor (VEGF)], oleh monosit manusia, total peripheral blood mononuclear cells (PBMC) dan THP-1 cell line. Sel-sel tersebut diberi melanin dalam berbagai konsentrasi dan dilihat ekspresi dari TNF-, IL-6 dand VEGF mRNA dengan menggunakan RT-PCR dan ELISA. Melanin menginduksi ekspresi TNF-, IL-6 dand VEGF mRNA dari monosit, PBMC dan THP-1 cell line. Pada level protein, melanin menginduksi produksi TNF- dan IL-6 secara signifikan dan menghambat produksi VEGF oleh monosit dan PBMC. Pada THP-1 cell line melanin menginduksi produksi ketiga sitokin tersebut. Pengamatan ini meningkatkan kemungkinan penggunaan melanin N. sativa L. terapi penyakit-penyakit yang berhubungan dengan ketidakseimbangan produksi sitokin dan dapat untuk menambah imuno terapi terhadap kanker dan penyakit lainnya.

2.5

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan 1. Ekstrak herbal penurun asam urat dapat menurunkan delta IL-6 penderita hiperurisemia secara bermakna dibandingkan pada kelompok plasebo. 2. Ekstrak herbal penurun asam urat dapat menurunkan rasio IL-6 penderita hiperurisemia secara bermakna dibandingkan pada kelompok plasebo. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak herbal penurun asam urat dapat menurunkan kadar IL-6 penderita hiperurisemia.

Saran Dilakukan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih banyak untuk menilai efektifitas, efek samping, efikasi dan cost effectiveness pemberian terapi ekstrak herbal penurun asam urat sehingga ekstrak herbal penurun asam urat ini dapat menjadi fitofarmaka.

2.6

Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

Kelebihan Jurnal: Jurnal ini memiliki tahapan poin-poin yang layaknya dimiliki sebuah jurnal yang dipublish Jurnal ini memaparkan hasil penelitian secara rinci mengenai pengaruh ekstrak herbal dalam menurunkan kadar IL-6 plasma pada pasien dengan hiperurisemia. Kelemahan Jurnal : Kurangnya penjelasan mengenai metode pemberian ekstrak herbal tersebut, apakah ketiga jenis ekstrak tersebut diberikan secara bersamaan pada setiap pasien di kelompok herbal ataukah hanya diberikan satu jenis ekstrak herbal pada setiap pasien.dan ekstrak herbal mana yang paling memberikan pengaruh yang signifikan.

TERIMA KASIH

You might also like