You are on page 1of 20

SELEKSI HIBRIDISASI DAN INBREDING

Peningkatan produksi perikanan:


1. Keberhasilan intensifikasi 2. peningkatan kualitas benih Hibridisasi, seleksi dan inbreding. Selektif breeding.

Sifat fenotif terdiri


Fenotif kualitatif meliputi sifat sifat yang tidak dapat diukur tetapi dapat dibedakan - Warna, pola sisik, type sisik 2. Kuantitatif fenotif adalah suatu yang terukur bukan sesuatu yang bersifat deskriftif - pertumbuhan, panjang sirip dorsal, fekunditas, hacthybilitas dll
1.

Analisis statistik fenotif kuantitatif terdiri atas : X, SD, CV

Kuantitatif fenotif dipengaruhi


eksperesi 2, 20,50,100,1000 gen, faktor lingkungan

VP = VG + Ve + VG-e VG = Va + Vd +V1 Vp = Va + Vd + Vi+ Ve + VG-e


VP = Variasi populasi VG = Genetic varience Ve = enviromental varience Va = Additive Genetic varience Vd = Dominance Genetic varience V1 = epistatik genetik varience VG-e = Interaction Genetic varience & enviromental varience

performen spesies yang sama dapat berbeda bila berada dalam lingkungan yang berbeda

Genetik dominan : suatu alel yang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap alel lain. Variasi d adalah variasi akibat dominasi suatu alel terhadap alel lainnya .
ex : Aa X Aa AA Aa aa

genetik adiftif : kedua alel memiliki pengaruh yang sama, atau merupakan efek lain dari keberadaan beberapa alel.
G G X GG

G G

G G

GG

Va terbentuk karena jumlah semua efek dari tiap alel yang membantu terbentuknya suatu fenotif. Genetik epistatik kombinasi dari 2 atau lebih alel yang berbeda menghasilkan fenotif tertentu.
SsNn x Ss Nn SSnn, Ss nn Ss nn SsNN, SsNn ssnn

V1(Variasi epistatik) terjadi akibat interaksi alel dari dua atau lebih loci yang menjadi kombinasinya V1 sulit untuk di eksploitasi karena,sulit mengukur nilai V1 (kurang informasi) dan belum diketahui alel alel yang menjadi kombinasinya secara keseluruhan. . Komponen fenotif kuantitatif dalam ekploitasi genetik adalah : Vd, Va. - Va di eksploitasi dengan seleksi - Vd diekploitasi dengan hibridisasi.

Seleksi

Seleksi adalah program breding yang dilakukan secara individu atau famili induk diseleksi berdasarkan keunggulannya untuk memperoleh perubahan rata 2 fenotif kuantitatif suatu populasi pada generasi berikutnya (berat, panjang, warna). program untuk mengeksploitasi Va, proporsi variansi adiftif (Va) terhadap variansi populasi disebut Heretabilitas

h2 = Va/ VP

Heretabilitas sebagai dasar untuk mentukan faktor apa yang berperan sebagai pengontrol dan model seleksi. Nilai heretabilitas juga menentukan prosentasi keberhasilan program seleksi respon seleksi dapat diitung dari rumus: R= Sh2 = I h2. Populasi dengan nilai () &CV, h2 (>) mudah di. P seleksi sedang SD & CV, h2 (<) sulit untuk dilakukan seleksi. Tujuan untuk mendapatkan nilai ekonomis dari spesies, misalnya : - ikan konsumsi seleksi berdasarkan pertumbuhan, - ikan hias berdasarkan penonjolan warna(kualitatif)

STRATEGI DALAM MELAKUKAN SELEKSI MENENTUKAN MODEL SELEKSI. Menentukan parameter seleksi, bagian mana yang tidak diikutkan dalam program breeding (culling) berdasarkan nilai Nilai SD dan Coofesien varian (cv) ; sebagai dasar apakah populasi memiliki varaisi fenotif, serta Seberapa besar prosentasi populasi yang bisa digunakan untuk program breeding Populasi dengan nilai SD &CV yang besar memliki diferential seleksi yang besar, sedang SD & CV kecil nilai diferensial seleksinya kecil sehingga sulit untuk mendapatkan keberhasilan dalam program seleksi Nilai SD juga memberikan indikasi intensitas seleksi yang diperlukan untuk mencapai tujuan seleksi yang akan kita lakukan

Hal yang perlu di perhatikan dalam seleksi fenotif kualitatif.

Bila fenotif di kendalikan oleh genotif yang homozigot maka sekali seleksi dapat menghasilkan populasi tangkaran murni. Bila fentif dikendalikan olah dua atau lebih genotif, seleksi tidak dapat menghasilkan pop tangkaran murni, perlu uji progeni untuk memantapkan fenotif dan baru dpt tangkaran murni Bila fenotif yang dikendalikan oleh genotif yang heterozigot, no program tangkaran yang dapat menghasilkan pop tangkaran murni, tp dengan cross 2. fen yg homozigot tsb, dgn pengulangan prosedur.

Seleki fenotif kuantitatif Dikendalikan oleh banyak gen (poligenik). lebih sulit dan membutuhkan pengetahuan dan teknologi serta pencatatan data yang baik, dan kontiyu dan apabila terhenti hasil yang diperoleh dapat hilang kembali. Metode seleksi fenotif kuantitatif : 1. S individu 2. S famili. Seleksi individu. Seleksi ini dapat dilakukan secara sederhana. dimulai dari populasi dasar yang memilii keragaman genetik yang tinggi . Seleksi famili apabila h2 kecil atau karena Ve membuat bias atau keraguan terhadap perbedaan genetik dan bila seleksi individu sudah tidak efektif. Seleksi individu butuh beberapa kolam saja, seleksi family butuh
banyak kolam, sesuai spesies dalam satu famili.

Pasangan induk 1- 25 Pemijahan bersamaan dalam satu kolam Kolam pendederan Pilih 35-50% yg cepat tumbuh Kolam Pembesaran Pilih 10-20% cpt tumbuh Induk ikan yang terseleksi Campur dlm 1 kolam

Tave 1986 menetapkan 4 tipe program seleksi: Directional selection Disruptive selection stabilizing selection no selection
No selection

Program ini mencoba untuk menghindari seleksi yang asalasalan (unidentional selction),Banyak hatchery menyeleksi tanpa data populasi, hanya mengawinkan ikan yg berkuran besar, dari betina atau jantannya,

Efek seleksi yang asalsalan (unidentional selction): bisa menghilangkan gen pool dari populasi,merugikan bisa menyebabkan tingkat survival dan daya reproduksi rendah eleminasi alel, misalnya , alel ketahanan penyakit, pertumbuhan, serta kegagalan program seleksi yang mengunakan ikan tersebut.

untuk menghindari efek unidentional selection maka:

mengawinkan ikan pada saat musim pemijahan. mengawinkan ikan semua ukuran. mengawinkan ikan sebanyak mungkin.

Directional selection Digunakan bila mengiginkan peningkatan produksi dengan merubah rata populasi dengan membuang bagian yang dibawah rata2 populasi. Tujuan umumnya untuk meningkatkan berat rata2, menurunkan FCR, dll keberhasilan program directional slection, tgt Penetapkan tujuan konkret yang akan dicapai Penentuan cara mencapai tujuan Contoh: S.P.B channel catfish untuk meningkatkan %hacthability. jumlah perkawinan besar 300/th pasangan breding yang prosentasi hacthability > 95%. 1000 larva dari pasangan hacthability > 95%.

Titik penting dalam seleksi adalah penetapan titik culling, sehingga apabila tidak memiliki informasi yang spesifik tentang populasi lebih baik tidak melakukan program seleksi. Hal yang sering terjadi pada hacheri ikan, benih yang dihasilkan hanya mampu hidup dengan kondisi lingkunggan yang baik, populasi tersebut tidak mampu hidup pada kondisi lingkungan yang jelek, karena ketahanan terhadap penyakit menurun, dll, meskipun efek positifnya kadang ada, dengan pertumbuhan yang besar produksi meningkat.

PENENTUAN NILAI HERITABILITY

Nilai fenotif kuantitatif untuk suatu parameter dalam populasi membentuk pola distribusi normal. h2 = Va/ VP Heretabilitas menunjukkan besarnya pengaruh variasi adittif, semakin besar nilai variasi adiftif, maka nilai heretabilitasnya akan semakin besar. Semakin tinggi nilai h2 semakin besar respon seleksi yang kita ingginkan

R = S. h2

h2 = R/ S

Contoh : seorang breeder ikan lele memiliki berat rata induk 454 gram setelah dipelihara selama 18 bulan. Petani ikan tersebut mencoba mengawinkan ikan betina seberat 604 grm dengan ikan jantan seberat 692 gram. Diketahui nilai h2 ikan lele 0.50. berapa berat rata anakan yang dihasilkan dari perkawinan tersebu?

menghitung nilai Selection differential (S) : = (Avg Wt jantan + Avg Wt betina)/2 - Avg Wt populasi = (692 + 604)/2 - 454 S = 194 2. Menghitung Respon seleksi R = S. h2 = 194 * 0.5 = 97,9 gram
1.

Jadi berat rata anakan pada generasi F.1 F1 = Avg Populasi + R = 454 + 97.9 = 551.9 gra

Contoh
Seorang petani ikan mas memiliki induk dengan berat rata rata = 480 grm, dengan nilai SD= 60 gram. Petani tersebut menyeleksi induk jantan betina yang beratnya 630 gram untuk program seleksi. Nilai h2 ikan mas 0.1 . Berapa nilai peningkatan berat pada generasi

F.1

menghitung nilai Selection differential (S)


S : (Avg Wt jantan + Avg Wt betina)/2 - Avg Wt populasi

= 640- 480 = 150 gram Menghitung Respon seleksi R = S. h2 R = 150 * 0.1 = 15 gram respon seleksi pada generasi F.1 adalah 15 gram agar populasi tersebut dapat mencapai nilai rata2 640 gram diperlukan program breeding sebanyak intensitas seleksi = I = S / SD = 150 / 60 = 2.5

Respon seleksi dapat ditingkatkan dengan : meningkatkan nilai S meningkatkan nilai h2 Menurunkan waktu interval antar generasi

You might also like