You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN Latar Belakang Ternak unggas merupakan jenis ternak yang paling banyak dikenal dan dipelihara masyarakat kerena menghasilkan produk pangan bergizi sebagai sumber protein hewani yang paling disukai, murah, dan terjangkau oleh masyarakat luas. Jenis unggas yang umum dipelihara adalah ayam, itik, puyuh, dan burung dara. Seiring dengan berkembangnya zaman, maka perlu meningkatkan pengetahuan tentang pengenalan jenis unggas, anatomi unggas dan identifikasi penyakit pada unggas serta pengetahuan dalam menyusun ransum yang diberikan untuk unggas. Pemeliharaan kesehatan unggas merupakan bagian dari usaha meningkatkan produksi ternak, produktifitas dan reprodukivitas ternak hanya dapat dicapai secara optimal apabila ternak dalam keadaan sehat. Ternak unggas merupakan aset nasional yang turut menunjang kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap kebutuhankebutuhan yang berkaitan dengan produk peternakan membuktikan bahwa usaha peternakan dewasa ini mengalami kemajuan. Diantara produk-produk tersebut unggas memegang peranan yang sangat penting, karena digemari dan banyak dikenal oleh masyarakat.

Tujuan dan Kegunaan Praktikum Tujuan praktikum Tujuan praktikum Produksi Ternak Unggas adalah untuk mengetahui bagian-bagian eksterior dan interior unggas jantan dan betina baik ayam maupun itik, yang meliputi sistem pernapasan, pencernaan, reproduksi dan urinari serta dapat mengidentifikasi apakah unggas tersebut terserang suatu penyakit. Kegunaan Praktikum Kegunaan dari praktikum Produksi Ternak Unggas adalah dapat mengetahui anatomi dan fisiologi unggas, mengetahui perbedaan antara unggas air dengan unggas darat, unggas jantan maupun unggas betina, dapat menyusun ransum yang benar, serta dapat mengidentifikasi penyakit pada unggas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Identifikasi TernakUnggas Anatomi yang terpenting dapat membedakan unggas dari mamalia dari kondisi psikologi, biologi dan patologi yang dapat ditentukan terutama di organ kepala, organ pencernaan, organ pernafasan, organ urinari, dan organ reproduksi. Ternak unggas adalah bangsa bangsa burung yang mempunyai nilaiekonomis dan dapat diproduksi secara massal. Jenis ternak unggas yang biasa dipelihara untuk tujuan produksi telur ataupun daging antara lain ayam,itik,kalkun,burung puyuh dan burung merpati. Diantara jenis jenis unggas tersebut diindonesia yang selama ini popular diternakkan yaitu ayam dan itik. Aneka ternak unggas sebenarnya sangat potensial, tetapi belum dapat dikembangkan dengan baik (Anggorodi,1994). Anatomi dan fisiologi pada berbagai jenis unggas mempunyai fungsi atau peranan yang hampir sama dan hanya memiliki perbedaan sedikit sekali. Di Indonesia yang selama ini jenis ternak unggas tersebut, Keseluruhan organ-organ di dalam tubuh unggas membentuk satu ikatan untuk mencapai suatu tujuan yang sama yaitu mencapai kelangsungan hidup yang saling melengkapi dan bekerj berkesinambungan antara satu fungsi dengan fungsi yang lain (Akoso, 1998).

Sistem pencernaan Alat pencernaan terdiri atas saluran yang memanjang mulai dari mulut melanjut ke usus dan berakhir di lubang pelepasan atau anus (Yaman, 2010). Saluran pencernaan merupakan organ yang menghubungkan dunia luar dengan dunia dalam tubuh hewan, yaitu proses metabolik dalam tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, esophagus, crop, proventikulus,

gizzard, duodenum,usu halus, seka, rectum, kloaka dan vent (Suprijatna et al., 2008). Mulut ayam tidak memliki bibir dan gigi. Peranan gigi dan bibir pada ayam digantikan oleh rahang yang menanduk dan membentuk paruh. Fungsi paruh pada unggas darat dan air berbeda. Pada unggas darat paruh terdapat lidah yang runcing yang digunakan untuk mendorong pakan menuju esophagus. Sedangkan pada unggas air paruh berfungsi untuk menyaring makanan yang terapung pada air (Rasyaf, 2008). Makanan yang telah masuk oleh pergerakan lidah itik didorong masuk ke dalam faring yang kemudiian ditelan. Makanan yang terapung apung di air ditelan dengan bantuan alat penyaringan yang berupa lamella paralel (Suprijatna et al., 2005)

Esophagus atau kerongkongan berupa pipa tempat pakan melalui saluran ini dari bagian belakang mulut ke proventrikulus (Suprijatana et al,. 2008). Esophagus merupakan saluran lunak dan elastis yang mudah mengalami pemekaran apabila ada bolus yang

masuk. Esophagusmemanjang dari faring hingga proventrikulus melewati tembolok (Yuwanta, 2004). Tembolok adalah organ yang bebentuk kantung dan merupakan daerah pelebaran dariesophagus. Proses pencernaan di dalam tembolok sangat kecil terjadi. Fungsi utama dari tembolok adalah sebagai organ penyimpan pakan. Sedangkan pada itik memliki crop yang sedikit berbeda dibandingkan dengan ayam (Yaman, 2010). Pada itik dan unggas air pada umumnya, crop tidak berkembang secara sempurna, tidak seperti pada ayam atau burung burung pemakan rumput.Crop semata mata berfungsi sebagai penampung sementara bagi makanan (Yuwanta, 2008). Proventrikulus disebut juga perut kelenjar atau glandular stomach yang mensekresikan pepsinogen dan HCl untuk mencerna protein dan lemak. Sekresi pepsinogen dan HCl tergantung pada stimulasi saraf vagus, sekresi glandula perut ini 5 20 ml/jam dan mampu mencapai 40 ml ketika ada pakan (Yuwanta, 2004). suatu enzim untuk membantu pencernaan protein, danhidrokloric acid disekresi oleh glandular cell (Suprijatna et al., 2008). Fungsi utama empedal adalah menggiling dan meremas pakan yang keras. Proses mencerna makanan secara normal dapat dibantu oleh adanya kerikil yang biasa diambil dan ditelan melalui mulut (Hardjosworo, 2006). Gizzard memiliki dua pasang otot yang sangat kuat sehingga ayam mampu menggunakan tenaga yang kuat (Suprijatna et al., 2005). Usus terdiri atas saluran makanan yang dimulai dari duodenum yaitu usus halus bagian depan dan hingga berakhir di rectum atau usus besar di bagian belakang. Pencernaan pakan utama terjadi di usus halus (Sudarmono, 2003). Panjang duodenum unggas dewasa 22 38

cm, jejunum105 cm, dan ileum 15 cm (Fadilah dan Polana, 2004). Sekum terdiri atas dua seka atau saluran buntu yang berukuran panjang 20 cm. Bagian seka juga terjadi digesti serat kasar yang dilakukan oleh bakteri serat kasar. Kemampuan mencerna serat kasar pada bangsa itik lebih besar daripada ayam sehingga sekum litik lebih berkembang daripada ayam (Yuwanta, 2004). diantara usus halus dan usus besar, terdapat dua kantung yang disebut sebagai ceca (Suprijatna et al., 2008).

Usus besar (rectum) dinamakan juga intestinum crasum yang panjangnya 7 cm, hal ini dikarenakan bahwa unggas yang kita gunakan dalam pratikum masih muda (Yuwanta, 2004). Usus besar merupakan rectum. Pada ayam dewasa, panjangnya hanya sekitar 10 cm dengan diameter sekitar dua kali usus halus. Bentuknya melebar dan terdapat pada bagian akhir usus halus ke kloaka (Suprijatna et al., 2008). Kloaka merupakan tempat keluarnya ekskreta karena urodeum dan koprodeum terletak

berhimpitan (Yuwanta, 2004). Kloaka merupakan suatu tabung yang berhubungan dengan saluran pencernaan, saluran kencing dan reproduksi yang membuka keluar menuju anus (Sudarmono, 2003). Organ-organ tertentu berkaitan erat dengan pencernaan sebagai saluran sekresi kedalam saluran pencernaan itik. Fungsinya membantu dalam pemprosesan pakan. Organ tersebut yaitu pankreas, hati, dan kantung empedu. Organ tambahan, namun fungsi organ ini sangat penting karena mengsekresikan enzim pencernaan (Suprijtna et al., 2008). Sistem Reproduksi Unggas Reproduksi Unggas Jantan Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya elips dan berwarnaterang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai sebuah saluran sperma yang bernama vas defferensserta sebuah kloaka yang menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut (Srigandono, 1997). Alat reproduksi unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok danalat kelamin pelengkap. Alat kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa yaitu testis. Alat kelamin pelengkap terdiri atas salurantestis yang menuju kloaka yaitu epididymis,vas defferens, dan papillae (Sarengat, 1982). Testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus anterior ginjal. Ukuran testis tidak selalu konstan, karena menjadi besar pada saat musim kawin. Bagian kiri sering lebih besar dari bagian kanan. Pinggir medial testis sedikit konkaf dan mempunyai penjuluran kecil pipih yang dianggap sama seperti epididimis pada mammalia. Dari situlah keluar saluran vas defferens yang secara bergelombang-gelombang lateral terhadap ureter masuk ke dalam kloaka (Soegiarsih, 1990). Unggas jantan berbeda dari ternak piaraan lainnya, karena testis tidak turun dalam skrotum tetapi tetap dalam rongga badan. Testis menghasilkan sperma untuk membuahi telur yang berasal dari hewan betina. Testis yang berbentuk bulat kacang tersebut besarnya berbeda-beda menurut umur dan besar unggas. Permukaan testis diselaputi

oleh suatu jaringan fibrosa yang kuat yang diteruskan kedalam testis membentuk kerangka penunjang tenunan testis (Sarwono, 1993). Masing-masing vas defferens menuju papilae yang berfungsi sebagai organ cadangan yang mengalami rudimenter. Papilae ini terletak di bagian tengah dari kloaka (Sarengat, 1982). Unggas air memiliki alat kopulasi yang nampak jelas, penis yang berbentuk spiral dan bengkok, terdiri dari tenunan fibrosa dan terletak pada dinding ventral kloaka,mempunyai suatu legok, dan semen testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus anterior ginjal (Soegiarsih, 1990). Khusus pada itik, spermanya mampu bertahan hidup 5-6 hari didalam saluran genetika itik betina (Srigandono, 1997). Sistem Reproduksi Unggas Betina Sistem reproduksi unggas betina terdiri dari alat kelamin primer dan alat kelamin sekunder. Alat kelamin primer adalah ovarium dan alat kelamin sekunder adalah oviduct atau saluran telur. Unggas betina secara normal hanya memiliki ovarium dan oviduct sebelah kiri yang berkembang sempurna (Sarengat, 1982). Ovarium merupakan bagian alat kelamin primer yang berfungsi sebagai alat pembentuk telur. Ovarium terletak diantara paru-paru dan ginjal dibawah dan dibelakang hati, ovarium tersebut terletak pada tulang belakang dan dikelilingi oleh alat-alat lainnya sehingga ia tertutup dalam suatu kantung ovarium sehingga jalan satu-satunya adalah oviduct (Sarwono, 1993). Ovarium tersebut terletak pada tulang belakang dan dikelilingi oleh alat-alat lainnya, sehingga ia tertutup dalam suatu kantong ovarium. Jalan satu-satunya untuk keluar adalah oviduct (Blakely dan Bade, 1991). Oviduct digantung oleh dua lapis lipatan peritoneum yang membentuk ligamen-ligamen oviduct. Oviduct terdiri dari 5 bagian, yaitu infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina. Infundibulum berfungsi sebagai corong yang terdapat pada bagian ujung oviduct, di tempat inilah terjadi pembuahan. Magnum terletak di bagian bawah funnel, panjangnya 33 cm. Vagina merupakan tempat penyimpanan telur sementara waktu, sebelum telur dikeluarkan dari dalam tubuh (Sarwono, 1993). Tugas uterus adalah menyempurnakan pembentukan telur, dari uterus telur keluar menuju vagina dan kemudian kloaka (Hunter, 1995).

Itik Mojosari merupakan salah satu itik lokal petelur unggul yang berasal dari kecamatan Mojosari kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Itik ini produksinya lebih tinggi dari pada itik Tegal. Itik Mojosari berpotensi untuk dikembangkan sebagai usaha ternak itik komersial, baik pada lingkungan tradisional maupun intensif. Bentuk badan itik Mojosari relatif lebih kecil

dibandingkan dengan itik petelur lokal lainnya, tetapi telurnya cukup besar, enak rasanya dan digemari konsumen. Ciri-ciri umum itik Mojosari, antara lain : 1. Postur tubuh sama dengan itik tegal, hanya umumnya lebih kecil 2. Warna bulu kemerahan dengan variasi coklat kehitaman, pada itik jantan ada 1-2 bulu ekor yang melengkung ke atas dengan warna paruh dan kakinya lebih hitam dibandingkan dengan itik betina 3. Tidak memiliki sifat mengerami telurnya sendiri 4. Berat badan dewasa rata-rata 1,7 kg 5. Produksi telur rata-rata 200-220 butir/tahun 6. Berat telur rata-rata 65-70 gram 7. Warna kerabang telur biru kehijauan 8. Masa produksi 11 bulan/tahun 9. Mulai bertelur ketika umur 6 bulan dengan tingkat kestabilan produksi dimulai saat berumur 7 bulan 10. Dengan perawatan yang baik produksi perhari dapat mencapai rata-rata 70-80% dari seluruh populasi 11. Itik Mojosari yang bertelur pertama kali pada umur 25 minggu memiliki masa produksi lebih lama, bisa sampai 3 periode masa produktif Unggas darat Unggas darat merupakan unggas yang menghabiskan kebanyakan hidupnya lebih banyak di darat. Unggas darat mempunyai ciri-ciri tidak mempunyai kelenjar minyak, tidak mempunyai selaput di kakinya, dan hidup di darat. Unggas darat contohnya adalah ayam dan puyuh. Ayam-ayam kampung di daerah-daerah tropis berbobot kira-kira 0,91,8 kg dan mempunyai pedagingan yang baik (Yuwanta, 2004). Bagian organ ayam yang tampak dari luar terdiri dari bagian kepala, leher, tubuh bagian depan, dan tubuh bagian belakang. Di bagian kepala, terdapat paruh, jengger, cuping dan pial. Jengger ayam jantan lebih besar dari pada ayam betina, karena hormon sex jantan yang mengakibatkan jengger dan pial membesar dan tebal serta berwarna merah, terdapat bulu yang khas berbentuk memanjang, dengan lebar bulu yang menyempit, sebagai secundary sex featheryaitu bulu leher (hackle feather), bulu pinggul dan bulu sabit pada ekor. sedangkan jengger pada ayam betina menunjukkan jengger yang tipis, kering, dan kasar. Jengger yang tumbuh dan berkembang dengan baik menunjukan kinerja produksi dan

reproduksi yang lebih baik dibandingkan dengan ayam yang memiliki jengger kecil. (Suprijatna et al., 2008). Unggas air Unggas air ialah semua spesies hewan bersayap (kelas aves) yang dapat hidup di air, menghasilkan produk atau jasa yang bermanfaat bagi manusia. Spesies yang termasuk unggas air ialah itik (duck), angsa (goose), dan undan (swan). Ciri-ciri unggas air tidak jauh berbeda dengan unggas darat akan tetapi memiliki beberapa kekhususan antara lain pada kakinya memiliki selaput yang berfungsi untuk berenang dan memiliki kelenjar minyak yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan unggas darat, jari-jari kaki satu sama lain dihubungkan oleh selaput renang, paruh melebar dan dilapisi oleh selaput halus yang peka, tubuh ditutupi oleh bulu, tidak mudah kedinginan kecuali yang masih kecil karena di bawah kulitnya dilapisi oleh lemak yang bersifat isolator, dan dagingnya agak gelap dibandingkan daging ayam (Susilorini et al., 2009). Dalam keadaan liar, ternak itik bersifat monogamous, yaitu hidup berpasangan. Setelah dijinakkan akan mengalami perubahan menjadi bersifat polygamous, yaitu hidup bersama-sama dalam satu kelompok. Para ahli berpendapat bahwa jenis ternak itik domestik yang sekarang kita kenal (kecuali muskovi = entok) merupakan keturunan langsung dari itik liar (Yuwanta, 2004). Bentuk badan itik relatif lebih kecil. Ciri spesifik dari itik jantan dan itik betina adalah ada tidaknya feather sex pada bulu ekornya. Unggas air mempunyai ciri-ciri memiliki selaput di kakinya, mempunyai kelenjar minyak. Bentuk badan itik betina lebih kecil dibandingkan itik jantan (Yuwanta, 2008). Itik diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu tipe petelur, tipe pedaging dan tipe ornamental. Tipe pedaging meliputi indian runner, khaki campel. Tipe pedaging, meliputi: peking,rouen, dan muscovy. Tipe ornamental, meliputi: East India, Call dan Mandarin. Itik mempunyai kaki yang relatif pendek untuk ukuran badannya. Jari atau toes yang terletak di bagian interior dihubungkan oleh selaput

(foot web) yang memungkinkan itik dapat bergerak cepat saat berada dalam air. Foot web ini menghubungkan keempat jari-jari itik (Sudarmono, 2003). Pada unggas air, seperti itik, mentok,, dan angsa. Umumnya memiliki paruh yang lebih lunak dan kenyal dibandingkan ayam, disebut ceroma. Pada bangsa ayam, kaki bagian bawah (shank) atau cakar umumnya tertutup oleh sisik, tetapi pada bangsa tertentu, terutama yang berbulu total (seluruh tubuh), bagian cakar tertutup oleh bulu (Suprijatna et al., 2008).

BAB III BAB III MATERI DAN METODE Materi Praktikum Anatomi dan Identifikasi Ternak Unggas Praktikum dengan materi Anatomi dan Identifikasi Ternak Unggas menggunakan satu itik jantan dan satu ayam betina (petelur). Alat-alat yang digunakan praktikum berupa : kantung plastic Nampan Bedah minor kit Penggaris untuk mengukur organ organ unggas

Bahan-bahan Praktikum. 1 ayam jantan 1 ayam jantan betina petelur 1 itik jantan petelur 1 itik betina petelur

Metode Anatomi dan Identifikasi Ternak Unggas Praktikum Anatomi Unggas menggunakan metode dengan menyembelih satu ayam betina dan satu itik dewasa pada bagian pangkal leher sedalam kira-kira 2 cm sehingga vena junggularis dan arteri karotis terputus, meletakkan ayam yang sudah mati pada nampan yang tersedia, lalu melakukan pembedahan dada unggas yang dimulai dengan mengiris bagian perut ke samping kiri dan kanan sampai pada bagian dada depan, mengusahakan agar organ dalam tidak rusak. Pengirisan dapat menggunakan gunting atau pisau. Bagian yang telah diiris dibuka sehingga terlihat organ dalamnya. Mengeluarkan dan memisahkan organ pencernaan, reproduksi, urinari,

dan pernapasan. Metode yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Jenis, Anatomi dan Klasifikasi Ternak Unggas yaitu dengan menyiapkan ayam betina, jantan (petelur) dan

sepasang itik jantan dewasa dan betina dewasa, mengamati perbedaan yang ada dari eksterior ayam dan itik tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil praktikum didapatkan gambar seperti berikut ini:

Gambar 1. Ayam jantan betina petelur

Gambar 2. Ayam jantan petelur

Gambar 3. Itik jantan petelur

Gamar 4. Itik betina petelur

Perbedaan unggas darat dan unggas air dimulai dari bentuk paruh. Unggas darat mempunyai paruh lancip, sedangkan untuk unggas air lebih besar karena jenis pakan berbeda. Ukuran tembolok pada unggas darat lebih besar daripada unggas air, sehingga unggas darat lebih besar kemampuannya dalam menyimpan makanan sementara. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna et al., (2005) bahwa tembolok berfungsi untuk menyimpan pakan sementara, terutama pada saat ayam makan dalam jumlah banyak. Gizzard pada unggas air lebih besar daripada unggas darat sehingga kemampuan mencerna serat pakan pada unggas air lebih tinggi. Usus halus pada unggas air lebih panjang daripada unggas darat sehingga daya absorbsi unggas air lebih tinggi. Itik jantan dan itik betina memiliki perbedaan yaitu pada ekor betina melengkung ke atas sedangkan pada ekor jantan melengkung ke bawah dan postur tubuhnya lebih tegak. Hal ini sesuai dengan Susilorini et al., (2009), yang menyatakan bahwa ciri-ciri unggas air yaitu kaki relatif pendek dibanding dengan tubuhnya, jari-jari kaki satu sama lain dihubungkan oleh selaput

renang, paruh melebar dan dilapisi oleh selaput halus yang peka, tubuh ditutup oleh bulu. Perbedaan antara itik betina dan jantan adalah postur tubuh itik betina lebih tegak dan lebih besar daripada itik jantan.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Anatomi Organ dan Sistem Organ Interior Unggas Parameter Bobot hidup Bobot mati Kepala Leher Sayap Cakar Panjang (cm) 6,5 10 16 6 Berat (gr) 1600 1541 33 59 59 31

Saluran, organ dan kelenjar aksesoris sistem pencernaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Paruh Oesophagus Crop Proventriculus Ventriculus Duodenum Pankreas Hati Empedu 2 4 6 8 6 22,5 11,5 11,2 3,7 64 55 17 2 2 18 11 32 9 2 38 2 25 16 8 2 9

10. Jejunum 11. Ileum 12. Ceca

13. Colon dan rektum 8 14. Cloaca 2,5

Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Ternak Unggas, 2010.

Sistem pencernaan ayam berdasarkan hasil pengamatan terdiri atas mulut, kerongkongan atau esophagus, tembolok, lambung kelenjar (proventrikulus), lambung otot (gizzard), usus halus yang terdiri dari duodenum, jejenum dan illeum, usus besar, usus buntu (secum) dan kloaka. Di samping itu terdapat kelenjar pencernaan yang berperan sebagai penghasil enzim dalam proses pencernaan makanan yaitu pankreas, hati dan limpa. Hal ini sesuai dengan pendapat (Anggorodi, 1994) yang menyatakan bahwa organ pencernaan ayam terdiri atas mulut, faring, esophagus, tembolok, lambung, kelenjar, lambung otot, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, dan alat asesoris yang berupa hati, limpa, dan pankreas. Mulut ayam tidak memiliki bibir dan gigi. Peranan saliva dalam proses pencernaan makanan yakni sebagai pengganti gigi sebab ayam tidak memiliki gigi dalam hal ini untuk mengunyah makanan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Akoso, 1998) bahwa saliva atau kelenjar ludah dalam jumlah sedikit dikeluarkan dalam mulut untuk membantu menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk menuju esophagus dan diteruskan ke tembolok. Tembolok berbentuk kantong dan merupakan daerah pelebaran dari esofagus. Peru tterdiri dari perut kalenjar (proventriculus) yang merupakan pipa yang dindingnya menebal menuju kearah perhubungan dengan gizzard . Gizzard pada ayam jantan percobaan berwarna merah segar.Gizzard terdiri atas serabut otot yang keras dan kuat yang berfungsi untuk menggiling dan meremas pakan yang keras. Kelenjar-kalenjar yang terdapat di dalam proventriculus memproduksi getah-getah (asamgaram, pepsin dan HCl) untuk membantu pencernaan makanan di dalam perut dan perut muscular (ventriculus) yang berfungsi sebagai alat penghancur makanan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Anggorodi, 1994) bahwa kelenjar-kalenjar di dalam proventriculus memproduksi getah-getah (asamgaram, pepsin dan HCl) untuk membantu pencernaan makanan di dalam perut dan perut muscular (ventriculus) yang berfungsi sebagai alat penghancur makanan. Akoso (1998) juga menambahkan bahwa proventriculus atau perut kelenjar merupakan pelebaran dan penebalan dari ujung akhir esophagus. Pencernaan pakan di dalam perut kelenjar hanya kecil peranannya karena makanan hanya tinggal sebentar di dalam organ ini dalam waktu yang relatif singkat. Usus terdiri atas saluran makanan yang dimulai dari duodeum, yaitu usus halus di bagian depan, jejenum, ileum, dan berakhir di rektum atau usus besar di bagian paling belakang. Usus halus pada ayam jantan berwarna kekuningan dan panjangnya 141,5 cm, Usus buntu atau secum pada

ayam jantan berjumlah sepasang dan berwarna hitam kehijauan. Panjang secum pada ayam jantan17 cm dan 15 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Srigandono (1997) yang menyatakan bahwa Percabangan dari ujung usus halus dikenal dengan caecum. Panjang ceacum mencapai 10-20cm. Didalam ceacum terjadi proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme yang mencerna serat kasar. Usus buntu selalu berisi sejumlah makanan atau bahan yang tidak tercerna. Makanan dari usus halus masuk kedalam usus besar kemudian berjalan dan berakhir di kloaka. Usus besar pada ayam jantan berwarna kekuningan dengan panjang 8 cm. Kloaka merupakan suatu tabung yang berhubungan dengan saluran pencernaan, saluran kencing dan reproduksi yang membuka keluar menuju kloaka. Hal ini sesuai pendapat (Akoso, 1998) bahwa kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran sistem pencernaan, urinari, dan genital.

Saluran Pencernaan Itik Tabel 2. Hasil Pengukuran Parameter Bobot hidup Bobot mati Kepala Leher Sayap Cakar Panjang (cm) Berat (gr) 1044 915 45 36 49/47 36/37

Saluran, organ dan kelenjar aksesoris sistem pencernaan 19 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Paruh Oesophagus Crop Proventriculus Ventriculus Duodenum Pankreas 6 2 4 38 7 29 35

8. 9.

Hati Empedu

2 16 6 2 6 2

10. Jejunum 11. Ilenum 12. Ceca 13. Colon dan rektum 14. Cloaca

Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Ternak Unggas, 2010

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum alat pencernaan pada itik hampir sama seperti alat pencernaan ayam. Saluran pencernaan dimulai dari mulut atau paruh dan berakhir di kloaka. Paruh pada itik berbentuk pipih, bersifat lunak, dan berwarna gelap. Tembolok merupakan pelebaran dinding esophagus. Tembolok pada itik dan unggas air lainnya tidak berkembang dengan sempurna seperti pada ayam. Hal ini disebabkan oleh makanan itik banyak mengandung air sehingga mudah ditelan. Tembolok semata-mata berfungsi sebagai penampung sementara makanan. Gizzard pada itik jantan dan betina memiliki panjang 6 cm dan lebar 5 cm. Usus terdiri atas saluran makanan yang dimulai dari duodeum, yaitu usus halus di bagian depan, jejenum, ileum, dan berakhir di rectum atau usus besar di bagian paling belakang. Usus halus pada itik jantan dan betina memiliki panjang 122 cm. Usus buntu atau secum pada itik jantan dan betina berjumlah sepasang dan berwarna hitam kehijauan. Panjang secum pada itik jantan adalah 14 cm, sedangkan pada itik betina panjangnya 15 cm. Usus buntu selalu berisi sejumlah makanan atau bahan yang tidak tercerna. Makanan dari usus halus masuk kedalam usus besar kemudian berakhir di kloaka. Usus besar pada itik jantan memiliki panjang 12 cm sedangkan pada itik betina panjangnya 10 cm. Kloaka merupakan suatu tabung yang berhubungan dengan saluran pencernaan, saluran kencing dan reproduksi yang membuka keluar menuju kloaka. Hal ini sesuai pendapat Akoso (1998) bahwa kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi saluran

pengeluaran sistem pencernaan, urinari, dan genital.

Berdasarkan hasil praktikum bahwa sitem pernafasaan ayam terdiri dari larink, trachea, bronchus, broncheolus dan paru-paru. Hal Ini sesuai dengan pendapat (Sarwono, 1993) bahwa

sistem pernafasan unggas terdiri dari hidung, trachea,laring, bronchus, broncheolus, dan paruparu. Bagian utama dari organ pernafasan adalah paru-paru. Bentuk paru-paru seperti spons. Paru-paru pada ayam jantan dan betina berwarna merah. Paru-paru dibatasi oleh tulang rusuk. Hal ini sesuai dengan pendapat Soegiarsih (1990) bahwa paru-paru merupakan organ vital dalam sistem pernafasan unggas, karena paru-paru merupakan pengatur sirkulasi udara dalam tubuh unggas. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa saluran pernafasan itik tidak jauh berbeda dengan sistem pernafasan ayam. Shirink antara itik jantan dan betina berbeda, dimana shirink pada itik jantan berkembang sedangkan pada itik betina kurang berkembang. Shirink pada itik jantan percobaan berwarna putih agak jernih dan berfungsi untuk pengeluaran suara sehingga suara itik jantan menjadi lebih nyaring dari pada itik betina. Shirink menjadi pembeda yang jelas antara ayam dan itik. Paru-paru pada itik percobaan berwarna merah muda dan menempel pada tulang punggung. Bagian utama dari organ pernafasan adalah paru-paru karena berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Hal ini sesuai dengan pendapat Soegiarsih, (1990) bahwa paru-paru merupakan organ vital dalam sistem pernafasan unggas, karena paruparu merupakan pengatur sirkulasi udara dalam tubuh unggas. Sistem reproduksi unggas Sistem reproduksi unggas jantan

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa itik jantan maupun ayam jantan memiliki dua buah testis yang berbeda dalam rongga perut bagian atas terletak memanjang di punggung di dekat ujung ginjal sebelah depan dan di bawahnya. Testis berbentuk lonjong berwarna kuning pucat dan sering memiliki anyaman, pembuluh darah berwarna merah di permukaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Srigandono (1997) bahwa sistem reproduksi unggas jantan sederhana sekali, yaitu terdiri dari dua testis yang masing-masing mempunyai sebuah saluran sperma yang bernama vas dafferens dan sebuah kloaka yang menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut. Testis unggas bentuknya bulat seperti kacang. Hal ini sesuai dengan pendapat Soegiarsih (1990) bahwa testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus anterior ginjal. Organ reproduksi itik jantan dan betina jelas berbeda. Alat reproduksi itik jantan terdiri dari sepasang testis, vas defferens, kloaka, serta papillae yang terlihat jelas. Berdasarkan hasil

pengamatan bahwa Papillae itik berkembang lebih baik dibandingkan dengan papillae ayam. Papillae pada itik percobaan berbentuk spiral dan berwarna putih susu. Testis itik berjumlah sepasang dan masing-masing terletak pada rongga perut bagian atas. Testis mempunyai saluran mani yang merupakan alat kelamin sekunder. Testis ini mirip biji buncis dan besarnya tergantung dari umurnya, testis kiri biasanya lebih besar daripada testis kanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (1993) yang menyatakan bahwa Testis menghasilkan sperma untuk membuahi telur yang berasal dari hewan betina. Testis yang berbentuk bulat kacang tersebut besarnya berbeda-beda menurut umur dan besar unggas. Permukaan testis diselaputi oleh suatu jaringan fibrosa yang kuat yang diteruskan kedalam testis membentuk kerangka penunjang tenunan testis. Papillae merupakan organ cadangan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sarengat (1982) yang menyatakan pada papillae merupakan organ cadangan yang mengalami rudimeter dan terletak bagian tengah kloaka.

Sistem

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum didapatkan hasil bahwa ureter pada ayam betina berwarna kehitaman. Ureter berfungsi mengalirkan urin dari ginjal ke urethra. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1992) yang menyatakan bahwa ureter adalah saluran muscular yang mengalirkan urin dari dinding ginjal menuju ke bladder atau kantung kencing. Urethra pada ayam jantan dan betina berwarna putih kekuningan dan berfungsi menampung urin sebelum dikeluarkan. Kloaka berfungsi sebagai muara saluran urinari. Hal ini sesuai dengan pendapat Akoso (1998) bahwa kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran sistem pencernaan, urinari, dan genital.

Sistem Urinari Itik

Sistem urinari pada itik terdiri atas sepasang ginjal, ureter, urethra, dan kloaka. Ginjal pada itik terdiri atas tiga lobus dan berwarna merah gelap.

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum didapatkan hasil bahwa organ urinari itik dan ayam sama yang terdiri dari sepasang ginjal, ureter urethra, dan kloaka. Sama halnya dengan ayam, kloaka itik merupakan muara dari tiga saluran. Kencing dari itik keluar bersama-sama feses melalui kloaka. Pembeda antara sistem urinari jantan dan betina hanya pada bentuk saluran ureter. Saluran ureter yang keluar pada itik betina ada bagian yang tergabung dan kemudian memisah lagi dan akhirnya menuju kloaka. Ginjal itik sama dengan ginjal ayam yang terdiri dari tiga lobus. Hal ini sesuai dengan pendapat Hunter (1995) bahwa sistem urinari unggas terdiri atas sepasang ginjal yang berbentuk panjang yang menempel rapat pada tulang punggung dan tulang rusuk serta melekat pada selaput rongga perut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Eksterior ayam dan itik, terdapat perbedaan yang menonjol antara lain adalah, pada ayam terdapat jengger, cuping. Paruh itik lebih panjang sedangkan pada ayam tidak, itik mempunyai leher lebih panjang dibandingkan dengan ayam, bentuk badan ayam lebih datar sedangkan itik lebih tegak dan ramping, ekor ayam memiliki bulu yang panjang dan berbentuk bulan sabit pada jantannya sedangkan pada itik jantan memiliki bulu ekor yang pendek dan terdapat feather sex yang membedakan dengan itik betina. Kaki itik memiliki selaput renang sedang kaki ayam tidak. Sistem pencernaan itik kurang berkembang dengan baik di banding organ pencernaan ayam.

Penyusunan ransum unggas bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi unggas. Komposisi ransum sudah memenuhi standar pada kandungan energi, tetapi protein hanya dipenuhi dari tepung ikan yang harganya mahal dan berdampak memberi aroma ikan pada daging. Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya demi kelancaraan praktikum sebaiknya sarana dan prasana praktikum harus menunjang praktikan, agar hasil yang diperoleh dapat valid.

DAFTAR PUSTAKA Akoso, B.T. 1998. Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia Pustaka, Jakarta.

Frandson. 1992. Anatomi Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Hunter, R. H. F. 1995. Fisiologi dan Teknologi dan Reproduksi Hewan Domestik. ITB. Bandung.

Sarwono, B. 1993. Ragam Ayam Piaraan. Penebar Swadaya. Jakarta. Sarengat, W. 1982. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Diponegoro. Semarang. Soegiarsih, P. 1990. Diktat Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

Fadilah, R., dan Polana , A. 2004. Aneka PenyakitPadaAyam Dan Cara Mengatasinya. AgroMediaPustaka. Tangerang. Hardjosworo, Peni S. 2006. Meningkatkan Produksi Daging Unggas. Penebar Swadya, Jakarta. Martawijaya. 2004. Panduan Beternak Itik secara Intensif. Agromedia Pustaka, Jakarta. Rasyaf, M. 2008. Panduan beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta. Sudarmono. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius, Yogyakarta. Unggas.

Suprijatna, E., Atmomarsono, U., danKartasudjana, R. 2005. Ilmu Dasar Ternak Penebar Swadaya, Jakarta. Suprijatna, E., Atmomarsono, U., danKartasudjana, R. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas.PenebarSwadaya, Jakarta.

Susilorini, T. E., M. E. Sawitri dan Muharlien. 2009. Budidaya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya, Jakarta Yaman, M. Aman. 2010. Ayam Kampung Unggul 6 Minggu Panen. Penebar Swadaya, Jakarta. Yuwanta, T. 2004. Dasar beternakUnggas. Kanisius, Yogyakarta. Yuwanta, T. 2008. Dasar Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta.

You might also like