You are on page 1of 13

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN TUMBUH KEMBANG PADA ANAK USIA 3 SAMPAI 6 BULAN DI PUSKESMAS KARANGANYAR Ni Made

Lidya S Rodiah,SST

ABSTRAK Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal hingga bayi berumur sampai enam bulan. Pemberian ASI di Indonesia baru mencapai 15,3% dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas karanganyar yaitu 10,3%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang anak pada usia 3 sampai 6 bulan dipuskesmas karanganyar. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh bayi yang berumur 3 6 bulan dipuskesmas Karanganyar yang berjumlah 46 bayi. Alat ukur menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitas dengan jumlah responden ASI eksklusif sebanyak 30 responden, sedangkan analisis data menggunakan Uji Statistic chi square. Perhitungan analisis bivariat menghasilkan koefisien korelasi chi square sebesar 9,289 lebih besar dari chi kuadrat tabel dengan df = 2 dan = 5 % adalah sebesar 5,591, maka X2hitung > X2Tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan. Simpulan dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang anak, karena anak yang diberi ASI eksklusif pertumbuhannya akan sesuai dengan tumbuh kembangnya.

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 di Indonesia pemberian ASI baru mencapai 15,3 persen dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan, Budiharja, menyatakan bahwa angka ini cukup memprihatinkan. Ia menilai rendahnya kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah, termasuk di dalamnya kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat, akan pentingnya ASI (Dwiharso, 2011). Pemberian ASI eksklusif, dimana ibu harus menyusui bayi secara murni dalam jangka waktu minimal bayi berumur 0 sampai 6 bulan, karena ASI itu sendiri merupakan nutrisi yang berkualitas, bisa meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan dan menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Karanganyar tahun 2010 yaitu 10,3 %. (Dwiharso, 2011); (Puskesmas, 2010). Rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi Tumbuh Kembang Anak (TKA). Padahal, kandungan ASI kaya akan karetonoid dan selenium, sehingga

ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai penyakit. Setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam susu formula, sehingga jika anak mendapatkan ASI bisa dihindarkan dari kematian yang seharusnya tidak perlu. Susu formula dapat meningkatkan resiko terjadinya asma dan alergi. Sementara itu, menurut Satuan Tugas ASI Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian ASI bisa menurunkan persentase kematian hingga 13 % (Dwiharso, 2010); (Assunah, 2007). Tumbuh kembang dapat berjalan dengan pemberian ASI eksklusif seperti ketrampilan motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian dimana ketrampilan ini menunjukkan tingkah laku yang menggerakkan otot-otot besar lengan, kaki, dan batang tubuh, misalnya mengangkat kepala dan duduk. Dalam melakukan tes perkembangan pada anak di Puskesmas Karanganyar menggunakan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang dilakukan setiap kunjungan. Diketahui tumbuh kembang pada bayi usia 3 sampai 6 bulan di Puskesmas Karanganyar dikatakan normal apabila anak dapat melakukan keseluruhan skrining Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) dengan baik. Dari study pendahuluan diperoleh data semua perkembangan bayi baik (Samsunuwiyati, 2006) ; (Puskesmas, 2011).Tujuan Umum diharapkan dapat mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak usia 3-6 bulan di Puskesmas Karanganyar. Sedangkan Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemberian ASI Eksklusif pada anak, Tumbuh kembang pada anak, serta mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan Tumbuh Kembang pada anak usia 3 sampai 6 bulan di Puskesmas Karanganyar

BAHAN DAN METODE A. Tinjauan Teori 1. Pengertian ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara murni kepada bayi tanpa cairan lain, seperti susu formula atau air putih. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal hingga bayi berumur empat sampai enam bulan (Danuatmaja, 2006). 2. Manfaat ASI a. ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kwantitas yang terbaik. ASI yang dihasilkan oleh seorang ibu yang melahirkan secara premature komposisinya akan berbeda dengan ASI yang yang dihasilkan ibu yang melahirkan cukup bulan. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara baik, ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi hingga usia 6 bulan. b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh Bayi baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar empat bulan. Pada saat kadar immunoglobulin dari ibu menurun dan yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi,

terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan pemberian ASI. Air Susu Ibu merupakan cairan yang mengandung kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur. c. ASI Eksklusif Mengembangkan Kecerdasan Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan otak cepat. Lompatan pertumbuhan pertama atau growth sport sangat penting pada periode inilah pertumbuhan otak sangat pesat. Berikut ini nutrien pada ASI yang tidak ada atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi : 1) Taurin, suatu bentuk zat putih telur yang khusus terdapat dalam ASI. 2) Laktosa, hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit terdapat dalam susu sapi. 3) Asam lemak ikatan panjang, merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya sedikit terdapat dalam susu sapi. d. ASI Jalinan Kasih Sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui dapat merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram dan terlindung. Perasaan terlindung dan disayang inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi anak, yang kemudian membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri. e. ASI bebas dari segala penyakit Jika payudara terkena radang, justru ASI langsung diminum secara mentah dan segar. Ini berarti semua zat hidrat arang, zat putih telur dan lemak serta segala vitamin dan mineral tetap baik mutunya. ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh bayi dalam perbandingan yang tepat sehingga mudah dicerna dan diserap oleh usus. f. ASI mengandung zat lactoferin yang mengikat unsur besi, sehingga selama di usus tidak ada zat besi yang hilang. (Danuatmaja, 2006) 3. Keajaiban ASI a. Melindungi bayi dari masalah pencernakan, pernafasan dan infeksi telinga. Berbagai penelitian di seluruh dunia menunjukkan bahwa diare dan infeksi saluran pernafasan dan infeksi telinga, terjadi lebih sedikit pada bayi yang mendapatkan ASI (secara eksklusif). Jika terkena penyakitpun, derajat keparahannya lebih rendah. Peneliti juga menemukan bahwa faktor imun pada kolostrum (susu pertama yang diproduksi tubuh) melindungi bayi dari berbagai bakteri dengan membentuk lapisan perlindungan pada membran mukus bayi di insestin, hidung dan tenggorokan. Faktor ini ditemukan dalam jumlah yang cukup besar pada kolostrum. Itulah sebabnya sangat penting untuk secara langsung menyusui bayi usai melahirkan. Zat imun ini tetap terdapat pada ASI selanjutnya, namun dengan konsentrasi lebih rendah. b. Mencegah alergi Beberapa studi menemukan bahwa menyusui selama sekurangnya 6 bulan dapat mencegah alergi pada bayi, misalnya alergi terhadap makanan atau terhadap pernafasan. Proteksi ini berlangsung terus hingga anak mencapai usia remaja. Penelitian lain juga menemukan, bayi dari keluarga

yang memiliki riwayat alergi ternyata memiliki resiko eksim lebih rendah dibanding saudaranya yang diberi susu formula. Ilmuwan menduga bahwa asam lemak dan zat imun seperti IgA (immunoglobulin A) pada ASI mencegah reaksi alergi dengan menghentikan protein asing masuk dalam sistem tubuh bayi. Bahkan, protein dalam susu sapi adalah salah satu alergen (zat penyebab alergi) yang menjadi alasan mengapa bayi yang mendapat susu formula lebih sering mengalami alergi ketimbang bayi yang mendapat ASI. c. Mendongkrak IQ Beberapa studi menemukan hubungan antara menyusui dan IQ yang lebih tinggi. Hubungan emosional yang terjalin selama menyusui mungkin berkontribusi terhadap hal ini, namun diduga asam lemak yang terdapat pada ASI memainkan peran terbesar pada perkembangan otak bayi. d. Mencegah obesitas Para ahli melakukan analisis terhadap 61 studi terkait menyusui dan obesitas pada anak di kemudian hari. Hasilnya menyimpulkan, menyusui berpengaruh terhadap menurunnya resiko obesitas. Namun mereka mengatakan, studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan tersebut. e. Melindungi bayi dari penyakit leukemia Studi juga menemukan bahwa menyusui dapat menurunkan resiko bayi terhadap leukemia lymphoblastik dan myelodi akut. Para ahli berkesimpulan bahwa antibodi pada ASI mendongkrak sistem imun bayi. Masih dilakukan riset lanjutan terhadap temuan ini.

f. Mencegah diabetes tipe 1 dan campak Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI kurang dari 3 bulan dan mendapat susu formula akan memiliki resiko untuk terkena diabetes tipe 1 sebanyak 1,5 kali. Selain diabetes tipe 1, campak adalah penyakit lain yang ditangkis melalui ASI. Lagi-lagi faktor imunitas diduga sebagai alasannya. Bahkan ASI mengandung sel darah putih untuk menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi. g. Membantu menurunkan berat badan ibu Menyusui dapat membantu menurunkan berat badan ibu, terutama pada tahun-tahun pertama setelah melahirkan. Ini karena tubuh ibu membakar kalori saat memproduksi ASI. h. Menurunkan tingkat stress dan perdarahan postpartum Menyusui memicu pelepasan hormon oksitosin yang akan membuat tubuh menjadi lebih rileks. Oksitosin juga mengembalikan rahim ke bentuk semula, yang akhirnya dapat mengurangi perdarahan post partum. (Danuatmaja, 2006) 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak menunjukan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usianya.

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intra seluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengaan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. (Depkes, 2007) 2. Ciri-ciri dan prinsip-prinsip tumbuh kembang anak Proses tumbuh kembang anak yang mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut : a. Perkembangan menimbulkan perubahan Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing. d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya. e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu : 1) Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah kepala, kemudian menuju kearah anggota tubuh. 2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus. (Depkes, 2007) 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi balita tumbuh kembang anak Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun Faktor-faktor tersebut antara lain : a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak. 1) Ras/etnik atau bangsa 2) Keluarga 3) Umur 4) Jenis kelamin

5) Genetik 6) Kelainan kromosom. b. Faktor luar (eksternal) 1) Faktor Prenatal a) Gizi b) Mekanis c) Toksin/zat kimia d) Endokrin e) Radiasi f) Infeksi g) Kelainan imunologi h) Anoreksia embrio i) Psikologi Ibu 2) Faktor PersalinanKomplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. 3) Faktor Pasca bersalin a) Gizi b) Penyakit kronis/kelainan kongenital c) Lingkungan fisis dan kimia d) Psikologis e) Endokrin f) Sosio-ekonomi g) Lingkungan pengasuhan h) Stimulasi i) Obat-obatan (Depkes, 2007) 4. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pengerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya. b. Gerakan halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya. (Depkes, 2007) 5. Tabel 2.1. Tabel Deteksi Dini Tumbuh Kembang Umur 3 Bulan No Kemampuan Motorik Kasar 1. 2. Pada waktu anak telentang, apakah masing masing lengan dan tungkai bergerak dengan mudah ? Pada waktu anak telungkup dialas yang datar, apakah anak dapat mengangkat kepalanya keatas. Pada waktu anak telungkup dialas yang datar, apakah anak dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 45

3.

Pada waktu anak telungkup diatas alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya dengan tegak ? Motorik Halus 5. Pada waktu anak terlentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakan kepalanya dari kanan / kiri ke tengah? 6. Pada waktu anak telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakan kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi yang lain? Sosialisasi dan Kemandirian 7. Pada waktu anak telentang apakah ia melihat dan menatap wajah anda? 8. Pada waktu anda mengajak anak berbicara dan tersenyum,apakah ia tersenyum kembali pada anda? Bicara dan Bahasa Pada waktu anak telentang apakah ia melihat dan menatap wajah anda? 10. Apakah anak suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba raba? Umur 6 Bulan No Motorik Kasar 1. Dapatkah anak mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil? 2. Ketika anak telungkup dialas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua lengan sebagai penyangga seperti pada gambar? 3. Pernahkah anak berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke telungkup atau sebaliknya? 4. Pada posisi anak telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah anak mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri? Jawab Tidak bila kepala anak jatuh kembali seperti gambar di bawah ini. Motorik Halus 5. Pada waktu bayi anak telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu sisi kesisi yang lain? 6. Sentuhkan pensil kepunggung tangan atau ujung jari anak (jangan meletakkan diatas telapak tangan anak) apakah anak dapat menggenggam pensil itu selama beberapa detik? 7. Dapatkah anak meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih berada dalam jangkauan tangannya? 8. Dapatkah anak mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang kismis atau uang logam ? Sosialisasi dan kemandirian 9.

4.

Kemampuan

9.

Pernahkah anda melihat anak tersenyum ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri?

Bicara dan bahasa 10. Pernahkah anak mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan menangis ? (Depkes, 2007) 6. Perhitungan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Perhitungan Deteksi Dini Tumbuh Kembang dibagi menjadi 3 kriteria yaitu : a. Sesuai dengan tahap perkembangannya jika anak dapat melakukan 9 sampai 10 skrining b. Meragukan jika anak dapat melakukan 7 sampai 8 skrining c. Penyimpangan jika anak hanya melakukan 6 atau kurang dari skrining (Depkes, 2007) Tumbuh kembang sebenarnya adalah proses yang berbeda namun keduannya tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran dan jumlah sel dapat diukur menggunakan satuan panjang berat dan lingkar kepala. Sementara perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur dan fungsi sel menjadi yang lebih komplek, diukur menggunakan skrening perkembangan. Tumbuh kembang sangatlah dipengaruhi oleh faktor genetik (oleh anak itu sendiri) dan faktor lingkungan. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memberikan nutrisi yang terbaik bagi anak sejak awal kehidupannya. Diawal hidupnya, bayi membutuhkan nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhannya, sehingga dapat mengoptimalkan seluruh proses tumbuh kembangnya. ASI merupakan cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrien yang diperlukan tumbuh kembang anak. Sifatnya yang sangat mudah diserap oleh tubuh bayi, menjadikan nutrisi utama yang paling memenuhi persyaratan untuk tumbuh kembang bayi (Prasetyono, 2009). B. Metode Pendekatan waktu yang dipakai adalah Cross Sectional yaitu suatu rancangan penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasional atau pengumpulan data sekaligus pada saat (Point time approach). Artinya setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005). Lokasi penelitian adalah di Puskesmas Karanganyar dan waktu penelitian kira kira bulan Juni sampai Juli 2011. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bayi yang berumur 3 6 bulan di Puskesmas Karanganyar, dengan jumlah populasi 52 bayi sedangkan sampel yang diambil sejumlah 46 bayi. Dalam penelitian ini digunakan dua variabel yang mengukur pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 3-6 bulan. Untuk menjelaskan pemberian ASI eksklusif yaitu a. Yang memberi ASI : skore 80% b. Yang tidak memberi : skore < 80% Dalam pengukuran perkembangan motorik kasar, dikategorikan menjadi dua kriteria, yaitu : a. Sesuai dengan perkembangan : skore 9-10 skrining b. Meragukan : skore 7-8 skrining c. Penyimpangan : skore 6 skrining

Analisis data kuantitatif menggunakan korelasi Chi Square. Analisa bivariat yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat kedua variabel antara variabel bebas dan variabel terikat. Dengan menggunakan rumus Chi Square (X2) dengan ketentuan jika harga Chi Square hitung lebih besar dari tabel (X2 hitung > X2 tabel) maka hubungan signifikan, yang berarti bahwa H0 ditolak atau Ha diterima. Dengan menggunakan rumus Chi Quadrat : ( fo fh) 2 X 2 = fh Keterangan : X 2 = Chi Quadrat fo = Frekuensi yang di observasi fh = Frekuensi yang diharapkan Kedua variabel yang diuji dikatakan memiliki hubungan yang signifikan apabila nilai X 2 hitung > X 2 tabel atau apabila nilai p-value kurang dari 0,05 (Sugiyono, 2008). Untuk mengetahui keeratan hubungan antara 2 variabel maka dilakukan uji koefisien kontingensi dengan rumus: x2 C= N + x2 Keterangan: X2 : Chi kuadrat hitung N : Jumlah sampel C : Koefisien kontingensi (Sugiyono, 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan deskripsi data variabel pemberian ASI Eksklusif seperti pada tabel berikut: Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Variabel Pemberian ASI Eksklusif Kategori Frekuensi Presentase (%) ASI Eksklusif 34 73,90 Formula 12 26,10 Jumlah 46 100,00 Sumber: Data Primer, 2011

26

ASI 73 Eksklu sif

Diagram 4.1. Distribusi Frekuensi Variabel Pemberian ASI Eksklusif Variabel tumbuh kembang pada anak dikategorikan menjadi 3 macam yaitu meragukan, penyimpangan, dan sesuai. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi data variabel tumbuh kembang pada anak seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Tumbuh Kembang Pada Anak Tumbuh kembang Frekuensi Persentase (%) Meragukan 15 32,60 Penyimpangan 3 6,50 sesuai 28 60,90 Jumlah 46 100,00 Sumber: Data Primer, 2011

60,90 %

32,60 Meragu % kan 6,50 Penyim % pangan

Diagram 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Tumbuh Kembang Pada Anak Setelah data dari hasil penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan pengujian data yang dilakukan untuk menguji hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan. Tabel 4.3. Tabulasi silang antara pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak Tumbuh kembang Meragukan f % Penyimpangan Sesuai Total

f % f % f % Pemberian ASI eksklusif ASI 8 17,40 1 2,20 25 54,30 34 73,90 Formula 7 15,20 2 4,40 3 6,50 12 26,10 Jumlah 15 32,60 3 6,60 28 60,80 46 100,00 Sumber: Data Primer, 2011 Selanjutnya untuk mengetahui signifikan tidaknya hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan di Puskesmas Karanganyar digunakan analisa chi kuadrat. Seperti tersaji dalam tabel analisa chi kuadrat berikut ini: Tabel 4.4. Analisa Chi Kuadrat Value Df Asymp. Sig. (2-sided) a Pearson Chi-Square 9.289 2 .010 Likelihood Ratio 9.190 2 .010 N of Valid Cases 46 Sumber: Data Primer, 2011 Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil chi kuadrat (X2) sebesar 9,289 dengan df = 2 dan probabilitas sebesar 0,010. Berdasarkan tabel chi kuadrat dengan = 5 % dan df = 2 didapatkan chi kuadrat tabel sebesar 5,991. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan. Ha: Terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan. Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: Ho diterima apabila X2hitung < X2Tabel

Ha diterima apabila X2hitung X2Tabel Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan chi kuadrat sebesar 9,289 lebih besar dari chi kuadrat tabel dengan df = 2 dan = 5 % adalah sebesar 5,991, maka X2hitung > X2Tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan. Kekuatan hubungan atau nilai yang menyatakan derajat keeratan hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan dengan koefisien kontingensi (Contingency Coefficient), digunakan rumus koefisien kontingensi sebagai berikut: C= = = 2 N + 2
9,289 46 + 9,289 9,289 55,289

= 0,1680 = 0,410 Tabel 4.5. Pedoman Korelasi

Untuk

memberikan

Interpretasi

Terhadap Koefisien

Interval Koefisien 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Sumber : Sugiyono, 2009

Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

Nilai koefisien korelasi Chi Square sebesar 0,410 menunjukkan bahwa keeratan hubungan antara keduanya termasuk sedang. Berdasarkan tabulasi silang didapat mayoritas ibu dengan pemberian ASI Eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak yang sesuai sebanyak 25 (54,30%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Prasetyono (2009) tumbuh kembang sebenarnya adalah proses yang berbeda namun keduanya tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran dan jumlah sel dapat diukur menggunakan satuan panjang berat dan lingkar kepala. Sementara perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur dan fungsi sel menjadi yang lebih komplek, diukur menggunakan skrening perkembangan atau dengan kata lain hypertropy dan hyperplasi. Hipertropy adalah pembesaran atau pertumbuhan berlebihan dari organ atau bagian akibat peningkatan ukuran sel sel pembentuknya dan hyperplasi adalah peningkatan yang abnormal dari sejumlah sel-sel normal dalam susunan normal pada organ atau jaringan yang meningkatkan volumenya. Tumbuh kembang sangatlah dipengaruhi oleh faktor genetik (oleh anak itu sendiri) dan faktor lingkungan. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memberikan nutrisi yang terbaik bagi anak sejak awal kehidupannya. Diawal hidupnya, bayi

membutuhkan nutrisi yang ade kuat untuk pertumbuhannya, sehingga dapat mengoptimalkan seluruh proses tumbuh kembangnya. ASI merupakan cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrien yang diperlukan tumbuh kembang anak. Sifatnya yang sangat mudah diserap oleh tubuh bayi, menjadikan nutrisi utama yang paling memenuhi persyaratan untuk tumbuh kembang bayi. Penelitian ini sebelumnya belum pernah diteliti oleh siapapun tetapi ada yang meneliti tentang hubungan pemberian ASI eksklusif sewaktu bayi dengan IQ pada anak di SDN 2 Delingan Karanganyar yang diteliti oleh ria wulandari mahasiswa akbid mitrahusada karanganyar angkatan 2007 dengan hasil sebagai berikut : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif sewaktu bayi dengan IQ pada anak. Berdasarkan perhitungan analisa statistic menunjukkan bahwa nilai x2hitung sebesar 20,980 dan nilai x2tabel adalah sebesar 3,84. Oleh karena x2hitung > x2tabel maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat IQ. Sehingga Ha dalam penelitian ini diterima. Berdasarkan dari hasil penelitian yang berjudul Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Tumbuh Kembang Pada Anak umur 3 sampai 6 Bulan Di Puskesmas Karanganyar didapatkan chi kuadrat sebesar 9,289 lebih besar dari chi kuadrat tabel dengan df = 2 dan = 5 % adalah sebesar 5,991, maka X2hitung > X2Tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan. Kekuatan hubungan atau nilai yang menyatakan derajat keeratan hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan dengan koefisien kontingensi (Contingency Coefficient) sebesar 0,410.

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Ada hubungan yang signifikan antara pemberian asi eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak usiua 3 sampai 6 bulan dipuskesmas karanganyar dengan koefisien kontingensi (Contingency Coefficient) sebesar 0,410 menunjukkan bahwa keeratan hubungan antara keduanya termasuk sedang. B. Saran. Bagi para ibu diharapkan lebih memperhatikan pentingnya ASI eksklusif terhadap tumbuh kembang pada anak. Dapat meningkatkan penyuluhan dan promosi tentang ASI Eksklusif dengan meningkatkan KIE ASI Eksklusif yang spesifik melalui metode dan media yang sesuai dengan sasaran.

DAFTAR PUSTAKA Assunnah, 2007. http://www.mail-archive.com/assunnah@ yahoogroups com/msg25269/bahaya_susu_formula.pdf. Diakses pada tanggal 20 April 2011 Danuatmaja, Bonny. 2006. 40 Hari Pasca Persalinan. Jakarta : Puspa Swara. Hal. 36-53.

Depkes, RI. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta. Hal. 18 Dwiharso. Christoforus Nata. 2010. Tingkat Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Masih Rendah. http:// www.rri.co.id /index.php?option= com_conten t&task=view&id=4282. Diakses Pada Tanggal 2 April 2011. Kamus saku kedokteran Dorland. 1998. Jakata: penerbit kedokteran ECG Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 3-4, 10-16, 188. Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Hal 92. Puskesmas Karanganyar. 2011. Data jumlah balita di Puskesmas Karanganyar. Riwidikdo, Handoko.2008. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: MITRA CENDIKIA. Hal 41-43. Roesli, Utami. 2008. Inisiasi menyusui dini. Jakarta: Pustaka Bunda. Hal 51 - 59. Samsunuwiyati, Marat, S,Psi 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hal 98, 99. Sugiyono, 2008 Statistik Untuk penelitian. Bandung: CV ALFABETA. Hal. 253. Sugiyono, 2008 Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA. Hal. 61, 62, 68, 253. Suyanto. 2009. Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Jogjakarta: Miyra Cendikia Press. Hal. 57, 59. Utama, Hendra. 2008. Asi Eksklusif. .Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 17-26.

You might also like