You are on page 1of 76

Pertemuan 1

Sillabus Mata kuliah: Akuntansi Biaya Kelas: III/M3 Dosen: Denny Yohana, SE, M.Si, Ak Pertemuan Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Pokok Bahasan Pendahuluan, perubahan paradigma manajemen dan dampaknya terhadap akuntansi biaya Konsep biaya, biaya produksi, arus biaya Perilaku biaya dan estimasi biaya Volume Based costing Volume Based costing Job Order Costing Job Order Costing Ujian Tengah semester Process costing Process costing Process costing Activity Based Costing Activity Based Costing Joint products and by product Joint Products and by product Ujian Akhir Semester Ket

Referensi: Rayburn, L. Leticia, Cost accounting: using a cost Management Approach Hansen, R. Don and Maryanne Mowen, Cost Management, Accounting and control, South-western college publishing, Cincinati, Ohio, Riwayadi, Akuntansi Biaya, Andalas university Press, 2006 Penilaian: UTS : 35% UAS : 35% Tugas, kuis : 15% Partisipasi : 15%

Pendahuluan
Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu mendefinisikan akuntansi dan akuntansi biaya 2. Mahasiswa mampu menentukan kedudukan akuntansi biaya diantara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen 3. Mahasiswa mampu menyusun Laporan Laba rugi Perusahaan Manufaktur Akuntansi adalah proses pengidentifikasian kegiatan Ekonomi dalam bentuk bukti transaksi, pengukuran, pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran, dan pelaporan. Dan laporan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan Transaksi adalah proses yang terjadi dalam kegiatan ekonomi yang dapat mengubah posisi keuangan. Akuntansi juga diartikan sebagai proses untuk mengubah data keuangan menjadi informasi keuangan. Bidang ilmu akuntansi dibagi 2 : 1. Akuntansi keuangan 2. Akuntansi manajemen. Sistem Akuntansi Manajemen mempunyai 3 tujuan: 1. Menghasilkan informasi guna perhitungan harga pokok produk/jasa serta berbagai bidang lain yang diperlukan manajemen. 2. Untuk menghasilkan informasi guna mendukung kegiatan perencanaan, pengendalian, evaluasi dan tindakan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). 3. Menghasilkan informasi guna pengambilan keputusan. Sejarah Akuntansi Manajemen: 1880 - 1925 1925 Menekankan pada perhitungan hpp, baru mulai dikembangkan prosedur

akuntansi internal Menekankan pada penilaian persediaan guna pelaporan ke pihak eksternal Terdapat upaya guna meningkatkan manfaat managerial dari sistem akuntansi

1950s/60s

biaya tradisional

1980s/90s

Terdapat upaya yang sangat signifikan dan radikal guna merubah praktek-praktek

akuntansi manajemen

Sistem Informasi Akuntansi Manajemen


Pengumpulan Pengukuran Penyimpanan Analisa Pelaporan Pengelolaan

1 -7

Kejadian Ekonomis

Laporan Khusus Lap. Harga P.Prod Lap. Biaya Pelanggan Anggaran Laporan Unjuk Kerja Komunikasi Personal

Input

Proses

Output

Pengguna

Beda akuntansi Keuangan dan akuntansi Manajemen:

Management Accounting

Financial Accounting

1 -24

1. Fokus Internal 2. Tidak ada aturan Informasi bersifat Finansial dan Non Finansial; subjektif 4. Berdasarkan kepada masa yang akan datang 5. Menggunakan informasi yang rinci guna evaluasi internal dan peng. kpts 6. Multidisiplin ilmu 3.

1. Fokus Eksternal 2. Harus mengikuti SAK 3. Informasi bersifat Finansial dan Objektif 4. Berorientasi masa lalu 5. Menggunakan informasi ringkas, menyangkut perusahaan secara keseluruhan 6. Disiplin Ilmu Ekonomi

Biaya adalah

suatu pengorbanan ekonomis baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi dikemudian hari dalam rangka memperoleh/ menghasilkan suatu produk atau jasa.

Cost yang sudah kadaluarsa (expired) disebut expense (beban). Akuntansi biaya menurut Leticia Rayburn Mengidentifikasikan, mendefinisikan, mengukur, melaporkan dan menganalisis berbagai unsur biaya langsung dan tak langsung yang berkaitan dengan produksi serta pemasaran barang dan jasa. Akuntansi biaya menurut Hansen dan Mowen. Suatu hibrida dari akuntansi dan manajemen keuangan yang memberikan informasi mengenai biaya perusahaan dan dapat digunakan baik untuk tujuan internal maupun eksternal. Jika bertujuan untuk akuntansi keuangan akuntansi biaya mengukur biaya produksi dan penjualan sesuai GAAP. Jika untuk bertujuan internal informasi akuntansi biaya memberikan dasar untuk perencanan dan pengambilan keputusan. Output dari proses akuntansi biaya bisa berupa: Laporan harga pokok produksi Laporan biaya pemasaran

Info biaya untuk penyusunan anggaran Laporan biaya penelitian dan pengembangan produk

Contoh Bentuk laporan harga pokok produksi dan laporan laba rugi untuk perusahaan manufaktur. PT. X X Cost of Good Manufacture Statetement For The Year Ended 31-12- 2005 Row material inv. ( Beginning) Purchases (ret) Row material inv. Avelable for use in production Row material inv. (Ending) Row material cost Factory Overheads: - indirect material - indirect labour - insurance exp. Factory Manufactury cost Wip (beginning) Cost of production Wip (ending) Cost of goods manufacture PT. A. Income Statement For The Year Ended 31-12- 2005 Sales (net) Cost of goods sold (HPP): Finished goods inv. Cost of good manufacture Finish good available for sales Finishing good inv. (ending) Cost of Goods sold Gross profit Marketing expenses Adm dan general expenses Operating Profit xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx

(xxx) xxx xxx xxx (xxx) xxx

Dampak Perubahan Paradigma pada Akuntansi Biaya: Dengan beragamnya produk dan pendeknya umur produk, perhitungan harga pokok produk lebih rumit.

Dengan begesernya dari padat karya ke padat modal, komposisi biaya overhead menjadi signifikan dibandingkan biaya tenaga kerja langsung Untuk mendukung perbaikan berkelanjutan, akuntansi biaya harus mampu menyajikan informasi biaya tidak bernilai tambah sepanjang rantai nilai untuk program perbaikan berkelanjutan

Pertemuan 2

Konsep Biaya, Biaya Produksi, Arus Biaya


Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep biaya 2. Mahasiswa mampu mengelompokkan biaya berdasarkan kelompok yang sesuai 3. Mahasiswa mampu menjelaskan komponen biaya produksi 4. Mahasiswa mampu menjelaskan arus biaya produksi Konsep biaya: Biaya berbeda untuk tujuan berbeda (differential costs for different purposes) Tujuan berbeda menunjukkan keputusan yang akan diambil. Pengelompokkan biaya Berdasarkan fungsi-fungsi pokok perusahaan. Direktur Utama

Dept. Produksi

Dept. Pemasaran

Dept. Keu

Dept. SDM

Dept. Litbang

Biaya produksi Biaya pemasaran Biaya adm

Berdasarkan objek biaya fotokopi = biaya fotocopy Camping = biaya camping.

Berdasarkan prilaku biaya adalah perubahan biaya dikaitkan dengan perubahan aktifitas.

Variable cost Fixed cost = biaya kuliah Semi variable cost Berdasarkan hubungan biaya dan objek biaya Biaya langsung ( direct cost) Biaya tak langsung ( in direct cost) Dapat tidaknya biaya dikendalikan Controlliability adalah controlliable cost = biaya bahan baku Un controllable cost = beban penyusutan. Dapat tidaknya biaya mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Relevan Cost ( mempengaruhi biaya) In relevan cost ( tidak mempengaruhi biaya) Biaya Produksi Adalah semua biaya yang terjadi dan berhubungan dengan produksi 3 jenis biaya sebagai berikut: 1. Direct material cost 2. Direct labour cost. 3. Factory overhead cost Jenis jenis inventory a) Row material inventory b) Work in process inventory c) Finished good inventory d) Indirect material cost ( bahan pembantu) Direct material cost adalah biaya yang benar-benar terjadi yang digunakn untuk produksi.

Labor dibagi 2 : 1) direct labor adalah buruh yang benar-benar terlibat dalam produksi seperti tukang jahit direct labor cost adalah imbalan jasa yang diberikan kepada karyawan yang secara langsung mengolah produk. 2) Indirect labor adalah buruh yang tidak langsung terlibat dalam produksi seperti mandor FOH ( Factory Overhead Cost) Adalah semua biaya umum yang terjadi di pabrik selain direct material cost dan labour cost. FOH = Indirect material cost In direct labour cost Utility expend factory Depreciation expend fixed assets Repair and maintenance fixed assets Insurance expend factory Rent expend factory Other expence in factory Marketing cost adalah semua biaya yang terjadi dalam pemasaran Contoh : freight out, advertising cost, store supplier. Administrative cost adalah semua biaya yang terjadi dalam administrasi. Contoh Direct material cost Beli bahan baku 100 m x Rp 5 secara tunai Row material inventory Rp 500

Cost of account payable Rp 500 Contoh labour cost Dibayar beban gaji karyawan 200 tunai ( payroll cost) Weigh end salary expend Rp 200 Cost of account payable Rp 200 Work in procces inventory Rp 200 Weigh end salary expend Rp 200 Contoh FOH FOH terbagi atas 2 yaitu: 1. FOH actual ( BOP sesungguhnya) 2. FOH applied ( B. dibebankan) FOH actual adalah jumlah biaya overhead pabrik yang dikeluarkan Contoh: dibeli bahan penolong RP 150 tunai, jika bahan penolong dipakai Rp 125. jadi biaya yang benar-benar dikeluarkan Rp 125,Indirect material Cash FOH Indirect material Ex : dibayar gaji supervisor Rp 50. Payroll cost Cash FOH actual Payroll cost Rp 50,Rp 50,Rp 50,Rp 50,Rp 125 Rp 125 Rp 150 Rp 150

FOH applied adalah nilai BOP yang ditentukan berdasarkan tariff dan dihitung sesuai dengan aktivitas yang sesungguhnya yang dipakai.

Contoh : tarif FOH RP 4/jam kerja, bln jan pabrik bekerja selama Rp 75,- jam kerja ( 75 x 4 = 300). FOH actual FOH applied a) jurnal mencatat FOH actual FOH actual / control b) Jurnal untuk membeban FOH ke akn. Work in process Work in process inventory FOH applied c) Jurnal pemindahan produk selesai ke gudang barang jadi. Finished good Work in process inventory Produk dijual secara kredit seharga Rp 1.350,Account receivable Sales Cost of good sold Finished good inv Rp 1.350,Rp 1.350,Rp 900,Rp 900,Rp 300,Rp 300,-

Metode pencatatan persediaan ada 2: 1. Metode perpetual 2. Metode physical Perbedaan pencatatan kedua metode tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini Perpectual When material Purchased Material inv. Cash dan acc. Pyb Phsycal Purchased Cash dan Acc Pyb

When material used Material inventory

Wip inventory Material inv. Jk perusahaan menggunakan metode perfect. Perusahaan harus menyediakan kartu pesediaan yang berfungsi sebagai buku pembantu. Akhir periode perusahaan tetap melakukan perhitungan barang, secara fisik untuk membandingkan persediaan dikartu dengan periode akhir.

Pada akhir periode perhitungan fisik persediaan harus dilakukan guna menghitung berapa sesungguhnya persediaan bahan baku yang terpakai pada periode yang bersangkutan.

Row material inventory adalah persedian bahan baku. Row material cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk persedian bahan baku.

Pertemuan 3 Cost Behavior and Cost Estimation (Perilaku dan Estimasi Biaya)
Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu mendefinisikan perilaku biaya 2. Mahasiswa mampu membedakan variable, fixed dan semi variable cost 3. Mahasiswa mampu memisahkan komponen tetap dan variabel pada biaya semi variabel Perilaku biaya adalah studi tentang hubungan Biaya dengan perubahan volume produksi. I. Variable cost adalah biaya yang secara total selalu berubah-berubah dan perubahannya sebanding dengan volume aktifitas Contoh: direct material, direct labour. Ciri-ciri variable cost 1. secara total jumlahnya berubah. 2. variable cost per unit selalu konstan. 3. perubahan berjalan secara proporsional. II. Fixed cost adalah biaya yang jumlahnya tetap sepanjang relevant range Contoh : rent exp, insurance exp, depreciation exp. Ciri-ciri fixed cost 1. secara total jumlahnya tetap. 2. secara fixed cost per unit berubah. 3. perubahannya berbanding terbalik. Relevant range (rentang relevan) adalah periode khusus yang di desain untuk menentukan volume produksi.

III. Semi variable cost adalah biaya yang jumlahnya berubah akan tetapi perbandinganya tidak sebanding dengan volume aktifitas. Contoh : beban reperasi dan pemeliharan. 1. secara total berubah-rubah. 2. semi variable cost per unit cenderung berubah. 3. perubahannya tidak proporsional dan tidak berbanding terbalik.

Step cost hanya untuk aktifitas jangka pendek

6000 4000 2000 100 Svc = Fc Vc Fixed cost 200 300 Variable cost SVC total bertahap

y=a+bx Svc Fc vc activity

FOH applied = FOH rate x actual Activity FOH rate = FOH budget (anggaran FOH) Activity based ( dasar pembebanan) ) Activity based unit Perusahaaan manufacture direct labour hours direct machine hours direct material cost direct labour cost direct prepair hours

) Guna kita menampilkan FOH applied karena kita tidak mungkin mengetahui FOH actual itu setiap saat hanya pada akhir periode saja. ex :depreciation

Estimasi Biaya Metode estimasi dibagi 5 yaitu: 1. estimasi teknik industri 2. analisis akun 3. scattergraph 4. metode tinggi rendah 5. analisis regresi metode tinggi rendah ( high low point) apabila terjadi akt. Yang terlalu tinggi/ rendah maka biaya variable tidak lagi mencerminkan biaya yang sesungguhnya terjadi. Metode ini dipakai kalau kondisi normal. Analisis Regresi Rumus anaisis regresi: y=a+bx a=y-bx b= xy x2

Contoh soal

PT. Mandiri menyediakan data berikut yang bersifat actual yang digunakan untuk keperluan Penyusunan anggaran. Data jenis biaya dan biaya yang dikeluarkan dalam masing-masing kuartal adalah sebagai berikut:

I Machine hours direct material direct labour FOH sales person dan salaries wachousing salaries Executive salaries 70000 147.000 350.000 50.400 182.000 56.000 90.000 875.400

II 80000 168.000 450.000 56.000 208.000 64.000 90.000 986.000

III 90000 189.000 450.000 63.000 234.000 72.000 90.000 1.098.000

IV(c) 83600 175.560 418.000 58.968 217.360 66.880 90.000 1.026.768

a. Tentukan keseluruhan biaya BOP untuk FOH variable/ jumlah mesin dan FOH actual serta total biaya FOH tetap dengan metode tinggi rendah. b. Tentukan fungsi biaya BOP c. Susun anggaran untuk quarter IV jika manajemen menargetkan 83.600 untuk keenam. Jawab a) b = 63.000 50.400= 90.000 70.000 SVC = Vc = 0,63 x 90.000 12.600 20.000 = = 56.700 6.300 = 0,63

Fc = 63.000 56.700 b) y= 63.000 + ( 0,63) x

Pertemuan 4 Volume Based Cost Assigment (Pembebanan Biaya Berdasarkan Volume)


Tujuan pembelajaran: 1. Mahasiswa mengetahui pengertian VBC 2. Mahasiswa memahami kapasitas dalam akuntansi biaya 3. Mahasiwa mengetahui dasar pembebanan biaya berdasarkan aktivitas 4. Mahasiswa dapat menyelesaikan akuntansi untuk biaya overhead pabrik Pembebanan biaya dapat berdasarkan volume/ aktivitas dan non volume Volume dipandang sebagai kapasitas (kemampuan untuk melaksanakan aktivitas) Teori kapasitas terbagi 4 yaitu: 1.kapasitas teoritis / theoritis capacity 2. kapasitas praktis / practical capacity 3. kapasitas normal / normal capacity 4. kapsitas actual yang diharapkan / expected actual capacity Penjelasan: 1. kemampuan perusahaan melaksanakan aktivitas dengan asumsi perusahan bekerja terus menerus tanpa henti. 2. kemampuan perusahaan melaksanakan aktivitas setelah mempertimbangkan hambatan/ kendala yang berasal dari internal perusahaan. 3. kemampuan perusahaan melaksanakan aktivitas setelah mempertimbangkan hambatan/ kendala yang berasal dari dalam dan luar perusahaan

4. kemampuan perusahaan berdasarkan taksiran pekerjaan dalam jangka pendek dimasa yang akan datang. Dasar pembebanan biaya berdasarkan aktivitas: 1. unit produksi 2. jam mesin 3. tenaga kerja langsung 4. biaya bahan baku 5. biaya tenaga kerja langsung 6. biaya pemeliharaan.

Akuntansi untuk Overhead pabrik Foh applied = Foh rate x Aktivitas aktual Foh Rate = anggaran foh : activity based

Contoh: Perusahaan menganggarkan OH tahun 2006 $120.000 kapasitas normal pabrik 60000 jam mesin, selama bulan maret aktivitas pabrik 5000jam mesin. Informasi buku besar: Biaya penyusutan Bahan penolong B. gaji supervisor Biaya utilitas Buat jurnal yang diperlukan! $2500 $3000 $3500 $1700

Jawab Tarif OH: 120000/60000= 2 /jam

1) mencatat transaksi FOH actual FOH actual $ 10.700 Indirect material Indirect labour Depresiasi exp factory Utility expence 2) mencatat pembebanan BOP work in process $ 10.000 FOH applied 3) menutup akun FOH applied FOH applied FOH variance FOH actual 4) menutup akun FOH variance cost of good sold $ 700 FOH variance $ 700 $ 10.000 $ 700 $ 10.700 $ 10.000 $ 3000 $ 3500 $ 2500 $ 1700

Seandainya menggunakan direct material cost dianggarkan 1 tahun $ 300.000 selama bln maret digunakan $ 35.000 Solusi : FOH rate : $120.000 x 100 % = 40 % $ 300.000 FOH = 40 % x 35.000 = 14.000

FOH actual $10.700 Indirect material $3000

Indirect labour Dept exp factory Utility expence WIP $14.000 FOH applied FOH applied $14.000 FOH variance FOH actual FOH variance 3300 Cost of good sold

$3500 $2500 $1700

$14.000

$3300 $10.700

$ 3300

Multi depart ( Depart lebih dari satu ) Dikategorikan 2 depart 1. produksi department / operating 2. service department / supporting Depart produksi adalah depart yang bertugas mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Contoh: pemotongan, penjahitan, border. Depart operating adalah depart yang bertugas/ suatu unit organisasi yang bertanggung jawab menghasilkan pendapatan. Contoh : operasi, rawat jalan, rawat inap. Depart pembantu adalah depart yang membantu kelancaran aktivitas depart produksi. Contoh : personalia, pemeliharaan, gudang. Pabrik Garment

Pemotongan

Penjahitan Gudang Pemeliharan

Penyelesaian akhir

Istilah Pembebanan BOP = suatu proses membebankan tariff BOP ke produk sesuai dengan aktivitas sesungguhnya. Departemenisasi BOP = BOP yang terjadi pada perusahaan yang mempunyai lebih dari 1 depart. Distribusi BOP = proses membagi BOP tidak langsung depart menjadi/ kedalam BOP langsung depart. Alokasi BOP = proses membagi BOP depart service menjadi / kedalam BOP depart produksi.

Pertemuan 5 Functional Based Cost System (Alokasi Biaya Overhead Pabrik)


Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa pengetahui metode-metode alokasi BOP 2. Mahasiswa mampu mengalokasikan BOP dengan metode-metode tersebut Metode alokasi BOP 1. Direct methode 2. stepped method al gebrain continous spect field order of clothing (metode bertahap).

1) Direct Method adalah BOP yang terdapat pada depart service langsung ke depart produksi tanpa mempertimbangkan depart service juga memberi jasa ke depart service lainnya. Dasar alokasi diesuaikan dengan taksiran pemakaian jasa untuk masing-masing department. Contoh : Pada PT. Great Garment anggaran BOP untuk depart produksi sbb:

Depart produksi = pemotongan Penjahitan Penyelesaian akhir Depart service = gudang Pemeliharaan

$50000 $ 40000 $ 30000 $ 5000 $ 4000

Taksiran pemakaian jasa depart service, sbb 500 gudang (luas lantai) 800 deparasi (jam mesin) P/100, 300, J/200, 200, PA/200 300

Kapasitas normal depart produksi P J P/A : 10.000 jam mesin : 20.000 jam kerja langsung : 5000 unit.

2). Stepped Method Metode bertahap Pada metode ini BOP yang terdapat di departemen service akan di alokasikan secara bertahap A. Metode Aljabar Jika menggunakan metode ini diasumsikan bahwa setiap depart. Service juga menerima jasa dari depart service lainnya sehingga terdapat hub timbale balik. Langkah-langkah untuk metode 1. tentukan rumus aljabar untuk masing-masing depart service 2. lakukan alokasi depart service ke depart produksi. B. Metode Continiue Metode ini mirip metode aljabar perbedaannya hanya ada pada langkah pertama yaitu membagi BOP depart service secara timbale balik. C. Metode Bertahap Pada metode ini diasumsikan bahwa depart service tertentu memberi jasa ke depart service lainnya namun tidak terdapat hub timbale balik.

Contoh Aljabar Ambil data tambahan gudang memberi jasa ke department pemeliharan 50, department penyelesaian akhir 150, departemen pemeliharan memberikan jasa ke gudang 200, pemeliharaan 0 sebagai total pemeliharaan 1000 jam.

Gudang Pemeliharaan

P 100 20% 300 30%

J 200 40% 200 20%

PA 150 30% 300 30%

G 200 20%

Pemeliharaan 50 10% -

Rumus Aljabar G = $ 5000 + 20 % P Pem = $ 4000 + 10 % G G = 5000 + 0,2 ( 4000 + 0,1 G) G = 5000 + 800 + 0,026 G - 0,026 = $ 5800 0,98 G = $ 5800 G = 5.918,367
Keterangan FOH budget Alokasi - Depart. Gudang Depart. Pemeliharan 10 % x 5918,37 Depart. Potong 20 % x 5918,37 Depart. Jahit 40 % x 5918,37 Depart. Penyelesaian Akhir 30 % x 5918,37 Alokasi Depart. Pemeliharaan Depart. Gudang 20 % x 4591,84 Depart. Potong 30 % x 4591,84 Depart. Jahit 20 % x 4591,84 Departement Jasa G Pem 5000 -5918,37 4000

Pem

= 4000 + 10 % G = 4000 + 0,1 ( 5.918,367) = 4000 + 591,837 = 4591,84

Departement Produksi P J 50.000 40.000

PA 30.000

591,84 1183,67 2.367,35 1.775,51 -4591,84 918,37 1377,55 918,37

Depart. Penyelesaian Akhir 30 % x 4591,84 FOH budget setelah Alokasi

52.561,22

43.285,72

1.377,55 33.153,06

Contoh metode continiue G 5000 (5000) 0 900 900 (900) 0 18 18 (18) 0 (0,36) 0,36 20 % 10 % 20 % 10 % 20 % Pem 4000 500 4500 4500 0 90 90 0 90 1,8 0 1,8

G = 5.918,36 ,

Pemb = 4591,8

Soal 1. PT. Nebula mempunyai 2 depart produksi dan 2 depart jasa berikut ini data yang perusahaan tersebut. Departemen Pembantu I Pembantu II Produksi A Produksi B BOP Rp 20.000.000 Rp 40.000.000 Rp 28.000.000 Rp 12.000.000 Rp 100.000.000 Jasa dr depart pemb I 10 % 40 % 50 % 100% jasa dr depar pemb II 40 % 40 % 20 % 100% terdapat pada

Jumlah jam mesin yang digunakan untuk department produksi masing-masing 20.000 dan 10.000 jam mesin. Diminta buatlah alokasi BOP dengan metode langsung dan metode aljabar serta tariff BOP. Jawab: Metode langsung
Keterangan BOP Alokasi Depart pembantu I A = 40/90 x 20.000.000 B = 50/90 x 20.000.000 Alokasi Dep Pembantu II A = 40/60 x 40.000.000 B = 20/60 x 40.000.000 FOH setelah alokasi normal capasity FOH Rate Pembantu I 20,000,000 (20,000,000) II 40,000,000 Produksi A 28,000,000 8,888,888.9 1,111,111,11 (40,000,000) 26,666,666.7 13,333,333.3 63,555,555 20000 3177.78 36,444,444.4 10000 3644,44 B 12,000,000

Aljabar P1 = 20.000.000 + 0.4 P2 P2 = 40.000.000 + 0.1 P1 P1 = 20.000.000 + 0.4 P2 P1 = 20.000.000 + 0.4 ( 40.000.000 + 0.1 P1) P1 = 20.000.000 + 16.000.000 + 0.04 P1 P1 - 0.04 P1 = .36.000.000 0.96 P1 = 36.000.000 P1 = 37.500.000 P2 = 40.000.000 + 0.1 P1 = 40.000.000 + 0.1 ( 37.500.000) P2 = 40.000.000 + 3.750.000 P2 = 43.750.000
Keterangan P1 P2 A B Total

Anggaran BOP Alokasi BOP Dep I

20.000.000 0,4 P2 37.500.000 -37.500.000

40.000.000 10% x 37.500 3.750.000 43.750.000

28.000.000 40% 15.000.000

12.000.000 50% 18.750.000

100.000.000

Dep II FOH setelah Alokasi Tarif Mesin Tarif FOH

-43.750.000

40% 17.500.000 60.500.000 20.000 3025

20% 8.750.000 39.500.000 10.000 3.950

2.Berikut adalah data yang terdapat pada perusahaan Andalas sebuah perusahaan dengan 3 depart jasa A, B, C, dan 2 depart produksi X , Y.
Departement A B C Departement X Y Tarif BOP 780 855 450 1740 1275 Depart. A 200 100 600 400 1300 Depart. B Depart. C

10 200 115 325

15 2 27

Dasar pembebanan di departemen produksi jumlah jam mesin depart X 800, Y 600. Tentukan tariff BOP di masing-masing metode bertahap
Keterangan Jasa A 780 -780 B 855 C 450 Produksi X 1740 Y 1275

Anggaran BOP Alokasi BOP Dept A Deprt A 200/1300 x 780 Alokasi BOP dept B Dept B 10/325 x 975 Alokasi BOP dept C Dept C 15/27 x 540 Tarif Mesin Tarf FOH

120 975 -975

60 510

360

240

30 540 -540

600

345

300 3000 800 3,75

240 2100 600 3,5

ANALISIS VARIANCE

Variance adalah selisih yang terjadi antara biaya yang dianggarkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi dalam proses produksi. Variance ada beberapa macam Variance pengeluaran = variance FOH Capacity variance = membandingkan kapasitas normal dengan kapasiatas actual Jk KN > KA = Unfovarable

KN < KA = Fovarable Berikut ini adalah hasil survey yang dilakukan PT. Andalas untuk Tahun 2005.
Estimated Cost of Mat. ReQ Material Handing Repair dan Maintenance Building dan Ground Assembly Treating 30.000 25.500 33.000 42.000 130.500 Estimasi Labour Hours 5.000 1.100 2.300 8.400 Square Fortage 15.140 9.460 40.000 30.000 94.600 Direct Labour 157.500 22.500 180.000 Machine Hours 2.140 4.500 6.640

Keterangan Direct Cost Indirect Labour Dept. of Equitment Total direct Dept. Cost Indirect Cost and Allocation Electricity ( KWH) Superitendance ( No of) Total Dep. Indirect Cost Total Dep. Overhead Cost Total Variable Deprt. Cost Total Fixed Deprt. Cost

V/F

SD MH 8.400 16.260 24.660 8.840 10.000 18.840 43.500 17.240 26.260

RM 6.780 13.935 20.715 9.535 6.000 15.535 36.250 16.315 19.935

BG 3.810 17.615 21.425 9.925 4.000 13.925 35.350 13.735 21.615

PD A 10.064 24.590 34.654 57.600 20.000 77.600 112.25 4 67.664 44.590

T 1.746 24.100 25.846 48.900 30.000 78.900 104.746 50.646 54.100

V F V F

FOH actual Ass departemen $ 160.000

FOH actual Treating Departemen $ 140.000 for 4000 hours Direct labour cost paid for $ 150.000

Cost allocation Basis / Alokasi Application Base / Pemebebanan MH = Cost of material Used RM = Service hours BG = Occopied Floor space * Spending variance adalah total actual overhead cost ( fixed rate x normal) Capacity variance rate x actual capacity * Capacity variance adalah fixed rate x ( actual capacity - normal capacity ) Assembly Deprt = Direct Labours Cost Treating Deprt = Machine Hours

Keterangan Total FOH before allocation SD Allocation Depart. MH 3000/75000 x $ 43.500 42.000/75000 x $ 43.500 Depart. RM 1.100/3400 x $ 36.250 2300/3400 x $ 36.250 Depart. BG 40000/70000 x $ 35.350 30000/70000 x $ 35.350 Total OH ofter allocation * Fixed OH * Variable OH Application Based * Direct Labour Cost * Machine hours Total OH Rate * Variable OH rate

SD MH 43.500 -43.500 0

RM 36.250

BG 35.350

PD A 112.254

T 104.746

19.140 24.360 -36.250 0 11.728 24.522 -35.350 0 20.200 15.150 0 0 0 163.322 -44.590 118.732 157.500 1,04 =104 % 0,76 =76 % 4.500 37.5 25.5 168.778 -54.100 114.678

* Fixed OH Rate

0,28 =28 %

12

Pencatatan 1. pembebanan FOH ke produk WIP Inv - Depart Assembly WIP Inv - Dapert. Treating 156.000 150.000 156.000 150.000

FOH applied - Depart Asembly FOH applied - Dapert Treating FOH applied = rate x actual capacity Assembly Treating = 1,04 x 150.000 = 37,5 x 4.000

= 156.000 = 150.000 160.000 140.000 300.000 156.000 150.000 4.000 10.000 160.000 140.000

2. mencatat FOH actual FOH control - depart. Assembly FOH control - Depart Treating Any credited account 3. menutup FOH FOH applied - Depar. Assembly FOH applied - Deper. Treating FOH variance Depar. Assembly FOH variance Depar. Treating FOH control Depar. Assembly FOH control Depar. Treating Treating actual = $ 140.000 Applied = 150.000 $10.000 (F)

Assembly actual = $ 160.000 Applied = $ 156.000 $ 4.000 ( U)

ANALISIS VARIANCE
Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa Mampu menghitung variance bahan baku, tenaga kerja dan BOP

2. Mahasiswa Mampu menjurnal variance yang terjadi

Assembly Spending variance (-) Budget fixed FOH Actual variable FOH Budget FOH (variable capacity) ( 0,76 x $ 150.000 ) Spending variance Capacity Variance Fixed rate ( NC - AC ) 160.000 -44.590 115.410 ratex act 114.000 1.410

Treating 140.000 -54.100 85.900

102.000 16.100

12 x ( 4500 ( 0,28 x ( 157.500 - 150.000) 0,28 ( 7500) Total FOH variance 2.100 3.510 4000 ) 6.000 10.100

2. mencatat variance BOP FOH variance - Terating Depar Spending variance - Assembly 10.100 1.410

Capacity variance - Assembly Depar 2.100 Capacity variance - Treating Depar 6.000 FOH variance - Assembly Depar 4.000 Spending variance - Treating Depar 16.100 3. menutup FOH variance spending variance - Treating depart 16.100 spending variance - Assembly Depar 1.410 capacity variance - Aseembly Depar 2.100 capacity variance - Treating Depar 6.000 cost of good sold

Pemisahan FOH Rate Ex : FOH rate

Depar. A = $ 31.500 = $ 3,15 / jam mesin 10.000 Depar. B = $ 41.500 = $ 8,3 / unit 5000 FOH Fixed Depar. A $ 10.000, FOH Fixed Depar B $ 12.000 Depar. A = FOH Fixed = $ 10.000 = $ 1 10.000 FOH variable = $ 21.500 = $ 2,15 10.000 Depar. B = FOH Fixed = $ 12.000 = $ 2,4 10.000 FOH variable = $ 29,500 = $ 5.9 10.000 FOH variance Analysis Contoh : kapasitas yang sesungguhnya Depar. A = 9.800 jam , Depar B = 5.100 unit FOH actual untuk periode yang bersangkutan Depar A = $ 34.000 , Depar B = $ 43.000 $ 34.000 - $ 10.000 = $ 24.000 $ 42.000 - $ 12.000 = $ 30.000 1) Spending Variance
Keterangan FOH actual (variable) FOH applied (variable) 2, 15 x 9800 jam $ 24.000 $ 21.070 $ 2.930 Depar. A $ 34.000 ( 3,15 x 9800) $ 30.870 $ 3.130 Depar. B $ 30.000 ( 5,9 x 5100) $ 30.090 $ 90

2) Capacity variance KN = 10.000 jam Ksg = 9.800 = 200 jam x 1 5000 unit 5.100 100 $ 2,4 x ( 100 x 2,4) $ 240 Jurnal Umum
No Keterangan mencatat a. FOH WIP Dept. A WIP Dept. B FOH applied Dept. A FOH applied Dept. B B mencatat FOH control FOH control depar. A FOH control depar. B Any credited Account c. menutup FOH applied FOH applied depar. A FOH applied depar. B Overhead spending variance Dep. A Capacity variance Dep.A FOH control Dep.A FOH control Dep.B Spending variance Dep.A Spending Dep.B d. menutup variance Spending variance Dep.A Spending variance Dep.B Cost of good sold Spending Dep.A variance $ 2930 variance $ 240 $ 30.870 $ 42.330 $ 30.870 $ 42.330 pembeban D K

$ 34.000 $ 42.000 $ 76.000

$ 30.870 $ 42.330 $ 2.930 $ 200 $ 34.000 $ 42.000 $ 90

$ 90 $ 240 $ 2800

Capacity Dep.A

variance $ 200

Pertemuan 6
JOB ORDER COSTING Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa Mampu membedakan metode pengumpulan biaya produksi 2. Mahasiswa Mampu menjelasakn metode pengumpulan biaya produksi berdasarkan pesanan 3. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi berdasarkan job order JOB ORDER COSTING Job order costing adalah sauatu metode pengumpulan biaya produksi yang didasarkan pada pesanan pekerjaan bukan pesanan pelanggan. Contoh perusahaan yang menggunakan job order: perusahaan manufacture contoh : catering, percetakan. Jasa contoh : salon, laundry, penjahit

Karateristik perusahaan yang menggunakan JOC 1. perusahaan akan bekerja jika ada order 2. specific product ditentukan untuk konsumen. 3. produk yang dihasilkan relative heterogen/ berbeda 4. pabrik bekerja terputus-terputus. 5. tujuan perusahaan dalam berproduksi untuk memenuhi pesanan pelanggan bukan untuk memenuhi srock barang jadi di gudang. Karakterisrik metode 1. biaya produksi terbagi 2 biaya langsung dan tidak langsung 2. untuk biaya langsung yang digunakan adalah biaya yang sesungguhnya dikeluarkan sedangkan untuk biaya tidak langsung yang diperhitungkan adalah biaya yang ditetapkan dimuka berdasarkan tariff. 3. harga pokok produksi dihitung setiap order sudah diselesaikan (tidak harus pada akhir bulan) 4. harga pokok per unit dapat dihitung sbg:

Cost / unit = total production cost Total unit yang diselesaikan 5. untuk memudahkan perhitungan dan pengumpulan biaya produksi perusahaan menggunakan job order cost sheet.
Kartu Biaya Pasanan PT. Ganjil 05 Jl. Fax Email Direct material cost Tgl 29/.3 3/.4 7/.4 unit 50 120 10 hrg/unit 10000 10000 10000 jml 500.000 1.200.000 100.000 1.800.000 direct labour cost jam tgl krj tarif/jam 3/.3 5/.4 70 80 3000 3000

Job No. 101 Tgl order Tgl selesai Jmh order

FOH apllied jmh 210.000 240.000 450.000 Berdasarkan tarif 2000 150 jam x 2000 300.000

Contoh soal. Buku rayburn soal 6-15 Jurnal a. b. c. d. e. WIP Row material WIP Inventory Payroll cost Payroll Cost Cash Wip Inventory FOH applied Finished good Wip Inventory Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 450.000 Rp 450.000 Rp 450.000 Rp 450.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 2.550.000 Rp 2.500.000

Mencatat jurnal untuk job order costing: 1) untuk mencatat pembelian bahan

direct material inventory. factory supplier inv cash

xx xx xx

2) untuk mencatat pengurangan bahan / pemakaian bahan WIP Factory overhead control Direct material inv. 3) untuk mencatat biaya gaji Payroll Account payable 4) untuk mencatat distribusi gaji work in process inv. ( TKL) factory overhead control ( TKTL) Payroll 5) untuk mencatat FOH applied WIP FOH applied 6) mencatat barang jadi Finished good WIP 7) mencatat biaya FOH control Any credited control 8) menutup FOH applied FOH applied xx ( kalau laba) xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx Xx

OH variance FOH control OH variance FOH applied FOH control


Tgl 2/.1 Keterangan Direct material inventory reperasi supply factory supply cash Cash Work in process inventory job No 1 200 job No 2 300 job No 3 1000 FOH control direct material reperasi supply a) Payroll Cost cash/ account payable WIP - job ! Payroll Cost b) WIP - Job ! ( 230x8= 1840) FOH applied C) Finish good - Job 1 work in process FOH control rent expence insurance expence celinious expence Work in process inventory Job 19/.1 2 WIP Job 3 FOH control direct material Factory supplies Account receivable Sales Cost of good sald $ 307 $ 116 $ 80

xx xx xx xx xx
D $ 3000 $ 1800 $ 200 $ 5000 K

(kalau rugi)

4/.1

$ 200 $ 300 $ 1000 $ 1500 $ 1500 $ 1500 $ 450 $ 450 $ 450 $ 450 $ 1840 $ 1840 $ 7240 $ 7240 $ 1400 $ 700 $ 500 $ 200

10/.1

16/.1

$ 423 $ 80 $ 7500 $ 7500 $ 7240

20/.1

24/.1

finished good inv. Job ! Payroll cost cash/ account payable WIP - Job 2 Payroll Cost WIP - Job 2 ( 202 x 8 = 1616) FOH applied Finished Good - Job 2 WIP - Job 2 31/.1 Payroll cost arceved payroll WIP - Job 3 FOH control Payroll Cost WIP - Job 3 ( 70 x 8 = 560) FOH applied FOH Control Depreciation expence FOH applied FOH control FOH variance FOH variance cost of good sold

$ 7240 $ 345 $ 345 $ 345 $ 345 $ 1616 $ 1616 $ 4418 $ 4418 $ 475 $ 475 $ 225 $ 250 $ 475 $ 560 $ 560 $ 775 $ 775 $ 668 $ 4005 $ 2670 $ 2670 $ 2670

31/.1

31/.1

31/.1

Saldo Persediaan Barang dlm Proses (WIP) JOB No. 3 Row material ( 570 + 1000 + 116) Direct labour ( 280 + 225) FOH applied ( 600 + 560) 1686 505 1160 3351

Pertemuan 7
JOB ORDER COSTING Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa Mampu membedakan metode pengumpulan biaya produksi 2. Mahasiswa Mampu menjelasakn metode pengumpulan biaya produksi berdasarkan pesanan 3. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi berdasarkan job order

soal 2 101 102 = PT. Rajawali = PT. Sinar Terang Penyelesaian

2 Dept = pembentukan

1. Pembelian bahan langsung Direct material inventory Cash / account payable 2. WIP Dept pembentukan Job 101 WIP Dept pembentukan Job 102 Direct material inv. FOH control dept penyelesaian Indirect material inv. 3. Payroll Cost Cash Distribusi beban upah dan gaji Wip dept. pembentukan Job 101 Wip dept. penyelesaian Job 101 Wip dept. pembentukan Job 102 Wip dept. penyelesaian Job 102 FOH control Dep. Pembentukan Payroll cost Payroll cost Cash WIP dept. penyelesaian Job 102 FOH control Dep. Peny Payroll cost 4. FOH control Dep. Pembentukan 1.550.000 Insurance exp Depart expe Tax exp 1.200.000 150.000 200.000 1.550.000 350.000 750.000 100.000 550.000 3.300.000 275.000 275.000 200.000 75.000 275.000 37.000.000 37.000.000 1.875.000 225.000 2000.000 50.000 50.000 3.300.000 3.300.000

5. FOH applied bag. Pembentukan = 100 % Penyelesaian = 50 % 1.550.000 750.000 2.300.000 350.000 x 50 % 100.000 x 50 % 200.000 x 50 % ( 650.000 x 50 % ) a. WIP Dept. pembentukan Job 101 WIP Dept. pembentukan Job 102 FOH applied b. WIP Dept. penyelesaian Job 101 WIP Dept. penyelesaian Job 102 WIP Dept. penyelesaian Job 102 FOH applied ( 650.000 x 50 % = 325.000) 6. Finished Good Job 101 WIP Job 101 Finished Good Job 102 WIP Job 102 5.500.000 5.500.000 2.175.000 2.175.000

Soal quiz PT. Kayujati memproduksi 4.000 tempat duduk selama setahun, tempat duduk ini dijual dengan harga perunit Rp. 80.000. Pada Awal tahun digudang terdapat 600 unit tempat duduk, pada akhir tahun terdapat 800 unit tempat duduk. Catatan akuntansi PT. Kayujati menyediakan informasi berikut ini: pembelian bahan baku persediaan bahan baku, 31 desember 2008 persediaan bahan baku, 31 desember 2009 tenaga kerja langsung tenaga kerja tidak langsung sewa bangunan pabrik penyusutan bangunan pabrik biaya utilitas pabrik gaji supervisor penjualan komisi penjual
Rp. 64,000,00 0 9,360,000 13,360,00 0 40,000,00 0 8,000,000 8,400,000 12,000,00 0 2,391,200 18,000,00 0 36,000,00

biaya adm & umum Persediaan barang dalam proses, per 31 desember 2008 Persediaan barang dalam proses, per 31 desember 2009 persediaan barang jadi, per 31 desember 2008 persediaan barang jadi, per 31 desember 2009 Diminta: Siapkan laporan harga pokok produksi siapkan lapaoran laba rugi

0 60,000,00 0 2,608,000 2,999,200 16,000,00 0 22,820,00 0

Pertemuan 9
PROCESS COSTING Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa Mampu menjelasakn metode pengumpulan biaya produksi secara proses 2. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi berdasarkan proses costing

PROSES COSTING Budget/ anggaran Adalah rencana yang dinyatakan secara kuantitatif biasanya dalam bentuk untuk moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Proses costing

Proses costing

tidak menunggu pesanan, tetapi perusahaan berproduksi sesuai budget penjualan. pabrik bekerja secara terus-menerus dan dalam jumlah besar (massa produksi). spesifikasi teknis produk sepenuhnya ditentukan untuk produsen. produk yang dihasilkan relative homogen pada industri yang sama.

Adalah suatu metode untuk menghitung harga produk apabila perusahaan menghasilkan produk secara terus menerus dalam jumlah yang banyak. Karakteristik metode proses costing 1. biaya produksi terdiri direct cost dan indirect cost. 2. seluruh biaya produksi direct cost dan indirect cost (FOH) digunakan adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan (actual cost). 3. HPP cos/ unit = production cost Ekuivalen unit 4. Lap. HPP dibuat setiap akhir periode.

Persoalan a. 1 departemen b. Lebih dari 1 departemen. c. Perlakuan akuntansi untuk beginning WIP / awal. Dengan metode weighted product/ rata-rata tertimbsng - FIFO d. perlakuan akuntansi untuk sparted product / rusak e. perlakuan akuntansi untuk defectif product/ cacat.

f. perlakuan akuntansi untuk unit 105,5 (produk hilang) g. perlakuan akuntansi atas tambahan bahan baku pada depart. lanjutan.

Unit ekuivalen. Suatu jumlah / tingkatan produksi yang dinyatakan dalam ukuran produk selesai dengan rumus :

Unit ekuivalen = produk yang selesai ditransper (+) produk dalam akhir periode (x) Tingkat penyesaian yang sudah dinikmati

A.

contoh

direct material direct labour FOH

980 + 20 x 90 % = 998 980 + 20 x 80 % = 996 980 + 20 X 60 % = 992

BB = BBB,BTKL,FOH 1000 unit = barang jadi 980 unit BBB = 90 % biaya 7984 6972 4960 PT. WIJAYA Cost of Production Report For The Mounth Ended Jan, 31, 2006 A. Sekdul Kuantitas Unit put in process Transper ke gudang Ending WIP ( 90%, 80%, 60%) B. Cost to be applied DMC DLC FOH Total cost 7984 6972 4960 UE 998 996 992 Cost/unit $8 $7 $5 1000 unit 980 20 1000 unit

BTKL = 80 % FOH = 60 %

19.916 C. Cost accountedfor 1. cost of finished good transper for ware house 980 x $ 20 = 19.600 2. Cost of ending WIP ( 20 unit) DMC = ( 20 x 90 % x $ 8 ) = 144 DLC = ( 20 x 80 % x $ 7 ) = 122 FOH = ( 20 x 60 % x $ 5 ) = 60 316 19.916 Cost of production report 1. prepare quantity schedule 2. calculate quivalen unit 3. calcute cost per unit 4. distribute all cost and account for all cost. Jurnal Pemakaian bahan baku WIP Inv. DMC Payroll FOH applied Produk yang sudah selesai Finished inv. WIP inv. Lebih dari 1 Departement BB = Dep. A Dep.B Gudang = 1000 = 20 unit ( 90 %, 80%, 60%) = 980 = 30 unit ( 100%, 70%, 40%) = 950 unit

20 unit

19.916 7.984 6.972 4.960 19.600 19.600

UE = DMC = 950 + ( 30 x 100 % ) = 980 DLC = 950 + ( 30 x 70 % ) = 971

FOH

= 950 + ( 30 x 40 % ) = 962

Selama bulan januari biaya produksi sbb: DMC = 4900 DLC = 2913 FOH = 1924

PT. WIJAYA Cost of Production Report Finishing Departement A. Sekdul Kuantitas Unit transfer from Dep.A Transper ke gudang Ending WIP ( 100%, 70%, 40%) B. Cost to be applied Cost of finishing good Dep.A DMC DLC FOH Total cost $ 19600 $ 4900 $ 2913 $ 1924 $ 29.337 UE 980 980 971 962 Cost/unit $ 20 $5 $3 $2 $ 30 980 unit 950 30 980 unit

D. Cost accountedfor 1. cost of finished good transper for ware house 950 x $ 30 = 2. Cost of ending WIP ( 30 unit) Cost of finished good Dep.A ( 30x 20) = 600

28.500

DMC = ( 30 x 100 % x $ 5 ) DLC = ( 30 x 70 % x $ 3 ) FOH = ( 30 x 40 % x $ 2 ) Total cost account for

= 150 = 63 = 24 837 29.337

Pertemuan 10
PROCESS COSTING (perlakuan Terhadap PDP awal) Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa Mampu menjelasakan metode pengumpulan biaya produksi secara proses 2. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi berdasarkan proses costing B. Perlakuan Akuntansi untuk BOP awal 1. Weighted average Apabila perusahaan memilih metode weighted average maka perlakuan akuntansinya sebagai berikut : 2. pabrik dianggap mengolah BDP awal bersaman dengan produk yang dimasukkan ke dalam proses periode bersangkutan.

3. HPP yang terkandung dalam ADP awal dapat digabungkan dengan biaya produksi untuk produk yang dimasukkan periode yang bersangkutan. 4. unit equivalent dihitung sbb: produk selesai ditransper + ( PDP akhir x tingkat penyelesaian) 5. perhitungan HPP yang selesai dan ditransper ke dapert berikutnya tidak perlu dipisah antara harga pokok PDP awal dengan biaya produksi periode yang bersangkutan.

2. Metode FIFO 1. pabrik dianggap menyelesaikan PDP awal terlebih dahulu baru kemudian akan menyelesaikan produk yang masuk dalam proses periode yang bersangkutan. 2. HP yang terkandung pada PDP awal harus dipisah dengan biaya produksi periode yang bersangkutan. 3. unit equivalent dihitung dengan : UE = produk selesai ditarnsper (PDP akhir x tkt penye)(PDPawalx Tk Peny). 4. harga pokok yang ditransper ke depart berikutnya harus dihitung dengan rinci dan dipisahkan antara HP BDP awal dengan harga pokok untuk produk periode yang bersangkutan dengan cara: a. menghitung harga pokok yang terkandung pada BPD awal b. menghitung tambahan iaya yang diperlukan untuk menyelesaikan BDP awal. c. Menghitung harga pokok produk selesai pada periode bersangkutan. Contoh: Februari 2006

WIP beginning 20 unit = $ 316 ( 90%, 20%, 60%) 1200 unit BBB = $ 24.256 BTKL = $ 11.728 BOP = $ 5.920 WIP ending = 120 unit ( 100%, 70 %, 80%)

WIP beginning 30 unit = $ 837 ( 1000%, 70%, 40%) 1100 unit BBB = $ 16.800 BTKL = $ 8.401 BOP = $ 5.356 WIP ending = 180 unit ( 100%, 60 %, 70%)

Gudang = 950 Unit. a. Weighted Average Unit ekuivalen Depart. A BBB = 1100 + ( 120 x 100 % ) = 1.220 = 1.184 = 1.196

BTKL = 1100 + ( 120 x 70 % ) BOP Depart. B BBB = 950 + ( 180 x 100 % ) = 1100 + ( 120 x 80 % )

= 1.220 = 1.184 = 1.196

BTKL = 950 + ( 180 x 60 % ) BOP b. FIFO Unit ekuivalen Depart. A BBB = 950 + ( 180 x 70 % )

= 1100 + ( 120 x 100 % ) ( 20 x 90 %)

= 1.202 = 1.168 = 1.184

BTKL = 1100 + ( 120 x 70 % ) ( 20 x 80 % ) BOP = 1100 + ( 120 x 80 % ) ( 20 x 60 % )

Depart. B BBB = 950 + ( 180 x 100 % ) ( 30 x 100 %) = 1.100 = 1.037 = 1.064

BTKL = 950 + ( 180 x 60 % ) - ( 30 x 70 %) BOP = 950 + ( 180 x 70 % ) ( 30 x 40 %)

PT. WIJAYA Cost of Production Report For The Mounth Ended Feb, 28, 2006
Weighted average A. Quantity Schedule Beginning Wip ( 90%, 80%, 60% ) Unit put in process unit transpered to dept.B ending Wip ( 100 %, 70%, 80%) 20 unit 1200 unit 1220 unit 1100 unit 120 unit 1220 unit B. Cost to be applied Beginning WIP $ 144 $ 112 $ 60 Production cost + $ 24,256 + $ 11.728 + $ 5.920 Total $ 24.400 $ 11.840 $ 5.980 $ 42.220 UE 1220 1184 1196 cost/unit $ 20 $ 10 $ 5 $ 35

DMC DLC FOH

C. Cost account for

1. cost of unit transpered to depart. B $ 35 x 1100 unit 2. cost of ending WIP ( 120 unit ) DMC = ( 120 x 100 %) x $ 20 = $ 2.400 DLC = ( 120 x 70 %) x $ 10 = $ 840 FOH = ( 120 x 80 %) x $ 5 = $ 480 Total cost accounted for

$ 38.500

$ 3.720 $ 42.220

PT. WIJAYA Cost of Production Report For The Mounth Ended Jan, 31, 2006
Weighted average A. Quantity Schedule Beginning Wip ( 100%, 70%, 40% ) Unit received Dept. A unit transpered to ware house ending Wip ( 100 %, 70%, 80%) 30 unit 1100 unit 1130 unit 950 unit 180 unit 1130 unit B. Cost to be applied Beginning WIP $ 600 $ 150 $ 63 $ 24 Production cost + $ 38.500 + $ 16.800 + $ 8.401 + $ 5.356 Total $ 39.100 $ 16.950 $ 8.464 $ 5.380 $ 69.894 UE 1130 1130 1058 1076 cost/unit $ 34.60 $ 15 $ 8 $ 5 $ 62.60

Cost for preceding dept DMC DLC FOH

C. Cost account for 1. cost of unit transpered to ware house 950 x $ 62,60 2. cost of good WIP ( 180 unit ) Cost from preceding depar = 180 x 34,60 = 6228 DMC = ( 180 x 100 %) x $ 15 = $ 2.700 DLC = ( 180 x 60 %) x $ 8 = $ 864 FOH = ( 180 x 70 %) x $ 5 = $ 630 Total cost accounted for

$ 59.470

$ 10.404 $ 69.874

Jurnal = Wip in Depart. A $ 41.904 Row material inv. $ 24.256 Payroll $ 11.728 FOH applied $ 5.920 WIP inv Depart B $ 38.500 WIP inv Depar A $ 38.500 Wip inv. Depart B $ 30.557 Row material inv. $ 26.800 Payroll $ 8.401 FOH applied $ 5.356 Finished good inv $ 59.470 WIP inv. Depart B $ 59.470 PT. WIJAYA Cost of Production Report For The Mounth Ended Feb, 28, 2006
FIFO A. Quantity Schedule Beginning Wip ( 90%, 80%, 60% ) Unit put in process unit transpered to dept.B ending Wip ( 100 %, 70%, 80%) 20 unit 1200 unit 1220 unit 1100 unit 120 unit 1220 unit B. Cost to be applied cost of beginning WIP Production cost for corrent periode DMC $ 24.256 DLC $ 11.728 FOH $ 5.920 Total $ 316 UE cost/unit

1202 1168 1184 $ 41.904

20,18 10,04 5

Total cost to be applied

$ 42.220

35,22

C. Cost account for 1. cost of unit transpered to depart. B ( 1100 unit) $ 35 x 1100 unit a. cost of beginning WIP b. Additional cost to complete Beginning WIP ( 20 unit) DMC = ( 20 x 10 %) x $ 20,18 = 40,36 DLC = ( 20 x 20 %) x $ 10,04 = 40,16 ( 20 x 40 %) x $ 5 = FOH = 40 c. cost of unit transpered for current periode ( 1100 unit - 20 unit ) x $ 35.22 cost of unit transpered to Depart B 2. cost of ending WIP ( 120 unit ) DMC = ( 120 x 100 %) x $ 20,18 = $ 2.421,6 DLC = ( 120 x 70 %) x $ 10,04 = $ 843,36 FOH = ( 120 x 80 %) x $ 5 = $ 480 Total cost accounted for

$ 316

38.037,60 38.474,12

3.744,96 42.219,08

PT. WIJAYA Cost of Production Report For The Mounth Ended Feb, 28, 2006
FIFO A. Quantity Schedule Beginning Wip ( 100%, 70%, 50% ) unit received from depar A unit transpered to ware house ending Wip ( 100 %, 60%, 70%) 30 unit 1100 unit 1130 unit 950 unit 180 unit 1130 unit B. Cost to be applied cost of beginning WIP cost from procesing depart DMC DLC FOH Total cost to be applied Total $ 8,37 $ 38.474,12 $ 16.800 $ 8.401 $ 5.356 $ 69.868,12 UE 1100 1100 1037 1064 cost/unit 34.976 15.273 8.101 5.034 62.384

C. Cost account for 1. cost of unit transpered to ware house B ( 950 unit) a. cost of beginning WIP b. Additional cost to complite Beginning WIP ( 30 unit) ( 30 x 0 %) x $ 15.273 = DMC = 0 DLC = ( 30 x 30 %) x $ 8.101 = 72.909 FOH = ( 30 x 60 %) x $ 5.034 = 90.612

$ 837

$ 163,521 $ 1000,521 c. cost of unit transpered for current periode ( 950 unit - 30 unit ) x $ 63.384 cost of unit transpered to ware house 2. cost of ending WIP ( 180 unit ) cost from preceding depar ( 180 x $ 34.976) = $ 6295,68 DMC = ( 180 x 100 %) x $ 15.273 = $ 2.749,14 DLC = ( 180 x 60 %) x $ 8.101 = $ 874,908 FOH = ( 180 x 70 %) x $ 5.034 = $ 634.284 Total cost accounted for $ 10554,012 $ 69867,813

$ 58.313,28 $ 59.313,801

Pertemuan 11
PROCESS COSTING (perlakuan Terhadap Produk cacat dan rusak) Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa Mampu menjelasakn metode pengumpulan biaya produksi secara proses 2. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi berdasarkan proses costing 3. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi jika terdapat produk rusak dan cacat. Kerjakan soal berikut dan lengkapi dengan jurnal yang diperlukan: Hatta adalah seorang akuntan yang bekerja di PT. Kirana, perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, tugasnya adalah membuat laporan biaya produksi departemen Z, yaitu departemen produksi terakhir di PT. Kirana. Hari ini Hatta harus menyerahkan laporannya. Tetapi satu jam sebelum laporannya diterima di meja bos, kopinya

tumpah membasahi kertas laporan dan ada beberapa item yang terbaca. Bantulah Hatta melengkapi data tersebut. Metode Penilaian persediaan yang digunakan Adalah Metode fifo. Buatkan jurnal yang diperlukan

PT. KIRANA Laporan Biaya Produksi Departemen Z untuk periode yang berakhir 30 juni 2010
a. Skedul kuantitas BDP awal (100% bb, 40 bk) unit diterima dari dept. Sebelumnya unit ditransfer ke gudang unit hilang awal proses unit rusak tidak normal BDP akhir (100% bb, 30%) ? 5100 5300 200 ? 500 ? 6100

b. Biaya dibebankan Total 400,00 0 ? Ue hp/unit

biaya BDP awal Biaya dari dept sebelumya unit hilang biaya setelah penyesuaian Biaya bahan baku biaya konversi

? 200

? ? ?

? ? 5,150

345.3304 ? ?

biaya dipertanggungjawabkan 1) biaya produk selesai a) biaya bdp awal biaya penyelesaian bdp awal hp pdp awal 400,000 ? ?

b) biaya produk periode ini total hp produk yang ditransfer ke gudang c) harga pokok produk rusak d) harga pokok BDP akhir Biaya dari dept sebelumnya Biaya Bahan baku

? 66,591.6895

? ?

Biaya konversi H.pokok BDP Akhir Total Biaya yang dipertanggungjawabkan

17475.7282

3,692,119

Jawaban:
PT. KIRANA Laporan Biaya Produksi Departemen Z untuk periode yang berakhir 30 juni 2010

A. Quantity schedule beg wip (100%, 40%) unit receive from units transfered to ware house lost unit beginning spoiled unit abnormal wip anding (100%,30%) 1000 5100 5300 200 100 500 6100 6100

B. Cost to be applied Total Ue cost/unit

Wip cost from dept perakitan lost unit adjusted Rm Cc

400000 1692119 1692119 1000000 600000 3692119 5100 200 4900 4900 5150 345.3304 204.0816 116.5049 665.9169 331.7880

cost accounted for cost unit complete cost beg wip cc= add cost 1000*60%*1153,846 current= 53001000*1707,51 628.933 cost/unit 125 spoiled unit 400000.00 00 69902.912 6 2863442.6 493 3333345.5 619 66591.689 5

end wip cost from dept perakitan Rm Cc 172665.20 41 102040.81 63 17475.728 16 3692119

Pertemuan 12, 13 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS AKTIVITAS (Activity Based Costing) Latar Belakang Penggunaan Activity Based Costing akan sangat membantu perusahaan karena memberikan informasi yang lebih akurat mengenai harga pokok konstruksi sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang bijaksana bagi perusahaan. Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu dimana ketiganya adalah pedoman menuju arah strategis semua organisasi bisnis. Semakin derasnya arus teknologi dan informasi, menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut

dalam persaingan global. Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat bersaing dalam bisnis global ini adalah dengan mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan kemampuan untuk memberi respons terhadap berbagai kebutuhan pelanggan. Dengan demikian, agar perusahaan dapat mengelola usahanya dengan efektif dan efisien membutuhkan sistem informasi yang sistematik untuk dapat terus bertahan guna menghadapi persaingan global yang pesat dan kompleks. Perusahaan jasa khususnya perusahaan jasa konstruksi adalah salah satu yang juga harus bersaing dalam persaingan global yang semakin lama semakin pesat perkembangannya guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan jasa konstruksi adalah perusahaan yang berbeda dengan perusahaan jasa lainnya. Hal ini disebabkan adanya karakteristik yang khas yaitu terletak pada ukuran periode akuntansi yang umumnya lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun. Di lain pihak, perusahaan harus menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan itu sendiri atau oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam kurun waktu satu tahun atau satu periode akuntansi. Melihat kondisi diatas, agar perusahaan jasa konstruksi dapat menyajikan jumlah laba yang wajar, maka dalam proses penyusunan laporan keuangan perlu melakukan proses mempertemukan antara pendapatan dan pembebanan biaya-biaya. Penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting dalam hal ini. Akuntansi biaya memiliki fungsi untuk menyajikan secara rinci informasi tentang pendapatan yang diperoleh dengan berbagai biaya sumber daya yang dikonsumsi untuk menyelesaikan satu pesanan. Salah satu bentuk informasi penting dalam operasi perusahaan antara lain berupa informasi harga pokok produksi. Yang merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan manajerial. Harga pokok produksi atau dalam perusahaan jasa konstruksi lebih dikenal dengan istilah harga pokok konstruksi terdiri dari tiga macam biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Perhitungan harga pokok konstruksi yang akurat merupakan hal yang penting terutama bagi perusahaan jasa konstruksi yang proses produksinya berdasarkan pesanan yang berbeda-beda. Perhitungan harga pokok konstruksi berkaitan dengan sistem akuntansi biaya yang digunakan oleh perusahaan. Dalam functional based system atau sistem tradisional, perhitungan biaya didasarkan asumsi bahwa produk individual menyebabkan timbulnya biaya. Dengan asumsi seperti diatas, sistem tradisional membebankan biaya ke produk berdasarkan konsumsi biaya yang berhubungan dengan jumlah unit yang diproduksi. Apabila kita menghitung biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga

kerja langsung, hal ini tidak menjadi masalah jika menggunakan sistem tradisional. Namun, lain soal jika kita menghitung biaya overhead. Dalam sistem tradisional, biaya overhead diasumsikan proporsional dengan dengan jumlah unit yang diproduksi. Namun pada kenyataannya banyak sumber daya-sumber data atau biaya-biaya yang timbul dari aktivitas-aktivitas yang tidak berhubungan dengan volume produksi. Sehingga, sistem tradisional tidak lagi sesuai dengan kondisi perusahaan yang semakin berkembang dari waktu ke waktu, apalagi perusahaan dituntut untuk menyelesaikan pesanan sesuai dengan permintaan pelanggan yang pasti berbeda antara pelanggan yang satu dengan yang lain. Sistem tradisional tidak dapat menunjukkan berapa biaya yang sesungguhnya dikonsumsi dalam tiap pesanan yang dikerjakan oleh perusahaan. Hal ini akan sangat merugikan perusahaan khususnya perusahaan jasa konstruksi yang mengerjakan berbagai jenis pesanan dari pelanggan yang berbeda-beda. Alokasi biaya dengan sistem ini mengakibatkan penyimpangan karena tiap pesanan atau produk tidak mengkonsumsi biaya overhead secara proporsional terhadap unit yang diproduksi. Kondisi seperti ini mengakibatkan kekeliruan dalam perhitungan harga pokok konstruksi yang berimbas pada strategi penetapan harga jual, keputusan manajerial yang tepat, alokasi sumber daya yang tidak efektif, bahkan hilangnya keunggulan kompetitif. Untuk mengatasi kelemahan sistem tradisional, maka digunakan metode perhitungan biaya produksi berdasarkan aktivitas atau Activity Based Costing (ABC) yang akan membantu pihak manajemen untuk mengalokasikan biaya overhead yang lebih akurat. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas diperkenalkan dan didefinisikan sebagai suatu sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume. Dibandingkan dengan akuntansi biaya tradisional, ABC memiliki penerapan penelusuran biaya yang lebih menyeluruh. Perhitungan biaya produk tradisional menelusuri hanya biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke setiap unit output. Tetapi, ABC mengakui bahwa banyak biaya-biaya lain yang pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit output, tetapi ke aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output. Dengan demikian, penggunaan metode Activity Based Costing ini akan mampu memberikan informasi harga pokok konstruksi yang lebih akurat. Activity Based Costing System (ABC System) Lingkungan teknologi manufaktur maju memerlukan sistem informasi akuntansi yang dirancang untuk mengelola aktivitas dan mempertahankan keunggulan bersaing. Sistem tersebut dinamakan

akuntansi aktivitas (Activity Accounting) atau disebut pulaActivity Based Costing System (ABC System). Sistem ini juga dapat digunakan untuk menilai kinerja dengan cara-cara yang baru. Dalam ABC system, aktivitas dianggap sebagai penyebab timbulnya biaya produksi. Namun lebih dari itu, ABC System juga menekankan pada aspek perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan oleh manajer. a. Pengertian Activity Based Costing System Hongren mendefinisikan ABC Sistem sebagai : is a system that first accumulates the costs of each activity of an organization and then applies the costs of activities to the products, services, or other cost objects using appropriate cost drivers. (Charles T. Hongren, Sundem, & Stratton, 1996 : 502) Secara umum pengertian Activity Based Costing System (ABC System) adalah suatu sistem biaya yang mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan lalu membebankan biaya atau aktivitas tersebut kepada produk atau jasa, dan melaporkan biaya aktivitas dan produk atau jasa tersebut pada manajemen agar selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan. b. Asumsi Dasar Pada ABC System Activity Based Costing System timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk. Kebutuhan akan informasi biaya yang akurat tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Persaingan global (Global Competition) yang dihadapi perusahaan manufaktur memaksa manajemen untuk mencari berbagai alternatif pembuatan produk yang cost effective. 2. Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik dalamproduct cost menjadi dominan. 3. Untuk dapat memenangkan persaingan dalam kompetisi global, perusahaan manufaktur harus menerapkan marketdriven strategy. 4. Marketdriven strategy menuntut manajemen untuk inovatif. 5. Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi memungkinkan dilakukannya pengolahan berbagai informasi biaya yang sangat dengan cukup akurat. bermanfaat

c. Manfaat Activity Based Costing System 1. Memperbaiki kualitas pembuatan keputusan. 2. Menyediakan informasi biaya berdasarkan aktifitas, sehingga memungkinkan manajemen melakukan manajemen berbasis aktivitas (activity based management). 3. Perbaikan berkesinambungan terhadap aktivitas untuk mengurangi biaya overhead pabrik. 4. Memberikan kemudahan dalam estimasi biaya relevan. Klaim Utama yang dilakukan oleh T. Lucy sehubungan dengan ABC yaitu : a. Biaya produk yang lebih realistik khususnya tersedia dalam pabrik berteknologi manufakturing yang maju (AMT /Advanced Manufacturing Technology) dimana overhead pendukung merupakan suatu proporsi yang signifikan dari biaya total. b. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. Dalam pabrik modern, terdapat sejumlah aktivitas non unit yang berkembang. ABC memberi perhatian pada semua aktivitas. c. ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya (activities cause cost), bukan produk dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas. d. ABC memfokus perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap produk. e. ABC mengakui kompleksitas dari diversitas dari produksi yang modern dengan menggunakan banyak pemacu biaya (multiple cost drivers), banyak dari pemacu biaya tersebut adalah berbasis transaksi (transaction-based) daripada berbasis volume produk. f. ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari biaya produk variabel jangka panjang (long run variable product cost) yang relevan terhadap pengambilan keputusan strategik. g. ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses, pelanggan, area tanggung jawab manajerial, dan juga biaya produk. h. ABC memberikan tolok ukur keuangan yang berguna (misalnya tarif pemacu biaya / cost driver rates) dan tolok ukur non keuangan (misalnya volume transaksi. d. Keterbatasan Activity Based Costing System

Secara teori ABC system dianggap dapat memberikan informasi dan kinerja yang lebih unggul dibandingkan sistem akuntansi biaya tradisional. Akan tetapi, bukti bahwa ABC System dapat menghasilkan informasi biaya yang akurat tidak menjamin bahwa sistem ini merupakan sistem yang sempurna karena ternyata sistem ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan ABC System ini diantaranya adalah: (1) Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi berbagai macam produk dan berada di dalam lingkungan persaingan tertentu. (2) Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas yang lebih menekankan pada permasalahan alokasi atau pembebanan biaya-biaya manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan dan lain-lainnya tidak menjelaskan bagaimana portfolio atau komposisi produk yang paling optimal. (3) Secara konseptual penentuan harga pokok berbasis aktivitas mempunyai kelemahan sebagai berikut : a. Beberapa biaya masih dialokasikan secara arbitrer. b. Dalam penentuan harga pokok produk masih terdapat penggunaan periodesecara arbitrer. c. Penentuan harga pokok berbasis aktivitas untuk biaya-biaya pemanufakturan beberapa biaya yang dapat diidentifikasikan terhadap produk tertentu produk. (4) Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas tidak dapat menunjukkan biaya-biaya yang dapat dihindarkan jika suatu produk jasa atau segmen organisasi tertentu dieliminasi. Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki ABC System masih perlu dipikirkan pemecahannya sehingga ABC System benar-benar dapat menjadi sistem yang menyajikan informasi biaya yang akurat dan relevan serta dapat mendukung pengambilan keputusan yang dilakukan manajemen. e. Kondisi Yang Diperlukan Dalam Penerapan ABC System Meskipun secara teoritis dapat diketahui bahwa ABC system memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, namun tidak semua perusahaan dapat menerapkan sistem ini. Ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi oleh perusahan yang akan menerapkan ABC System, yaitu : 1. Biaya-biaya berdasar non-unit harus merupakan persentase signifikan dari biaya overhead. Jika biaya-biaya ini jumlahnya kecil, maka sama sekali tidak ada pengalokasiannya pada tiap produk. masalah dalam mengabaikan dari analisa harga pokok periode waktu

2. Rasio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitasberdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar non-unit harus berbeda. Jika berbagai menggunakan semua aktivitas overhead dengan rasio kira-kira cost driver berdasar unit digunakan untuk

aktivitas produk

sama, maka tidak ada masalah jika

mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap produk. produknya tanpa ada

Jika berbagai produk rasio konsumsinya sama, maka sistem konvensional atau ABC System membebankan overhead pabrik dalam jumlah yang sama. Jadi perusahaan yang homogen (diversifikasi produknya rendah) dapat menggunakan sistem masalah. f. Penentuan Harga Pokok Dengan Menggunakan ABC System Sistem akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik melalui dua tahap pembebanan yaitu pembebanan biaya overhead seperti sistem akuntansi biaya tradisional. Perbedaan antara kedua metode tersebut terletak pada dasar pembebanan (cost driver) yang digunakan. Sistem akuntansi biaya tradisional hanya menggunakan satu dasar pembebanan (cost driver) yaitu unit produksi, sedangkan ABC System menggunakan lebih dari satu cost driver sehingga informasi yang dihasilkan juga lebih akurat dan teliti. Tahap-tahap pembebanan biaya overhead pabrik pada ABC System adalah : 1. Tahap I a. Biaya overhead pabrik dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang sesuai. b. Biaya-biaya aktivitas tersebut dikelompokkan dalam beberapa cost pool yang c. Menentukan tarif untuk masing-masing kelompok (cost pool). Tarif dihitung membagi jumlah semua biaya didalam cost pool dengna suatu ukuran Tarif pool ini juga berarti biaya per unit pemacu biaya 2. Tahap II Biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau permintaan aktivitas oleh masing-masing produk. Jadi pada tahap ini biaya-biaya tiap pool aktivitas ditelusur ke produk dengan menggunaan tarif pool dan ukuran besarnya sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap produk. g. Identifikasi dan Klasifikasi Aktivitas Pada tahap pertama, aktivitas diidentifikasikan, biaya-biaya dibebankan kepada aktivitas, aktivitas yang berkaitan digabungkan menjadi satu kelompok, kelompok biaya sejenis dibentuk, dan (cost driver). aktivitas homogen. dengan yang cara dilakukan. konvensional

tarif kelompok dihitung. Pada tahap kedua, setiap permintaan produk untuk sumber daya kelompok diukur dan biaya-biaya dibebankan kepada produk dengan menggunakan permintaan ini dan tarif kelompok yang mewakili. Namun, untuk menghindari kerancuan pada konsep dasar, kita menghindari setiap pembahasan detail dari beberapa langkah prosedur tahap pertama. Kita sekarang beralih ke penjelasan yang lebih rinci dari dua langkah pertama : (1) identifikasi aktivitas dan (2) klasifikasi aktivitas ke dalam kelompok sejenis. Bagaimana biaya-biaya dibebankan ke aktivitas dibahas dalam bagian yang berbeda. Konsep ABC System, bahwa biaya produk ditimbulkan oleh aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan volume produk maupun aktivitas yang tidak berkaitan dengan volume produk. BOP merupakan biaya yang akan diatribusikan kepada produk berdasarkan pemicu biaya ( cost drivers), bukan berdasarkan volume produk. Aktivitas merupakan tindakan yang berulang-ulang untuk memenuhi fungsi bisnis. Setiap aktivitas dapat ditentukan sebagai value added atau non value added. Kaplan (1991), menyatakan bahwa, sistem manajemen biaya mempunyai dua sisi pengukuran kinerja, yaitu finansial dan non finansial. Pengukuran kinerja yang bersifat finansial digunakan untuk pengukuran kinerja periodik dan untuk penentuan biaya produk yang akurat. Sedangkan pengukuran kinerja non finansial dapat digunakan untuk mengembangkan dan memperbaiki secara terus menerus proses produksi dengan mengurangi non value added time. Continuous improvement ini mengacu pada falsafah pengolahan bernilai tambah (value added manufacturing), yang mengacu pada kegiatan manufaktur yang terbaik dan sederhana, sehingga sistem manufaktur menjadi lebih efisien. Dalam value added manufaturing, pemborosan diartikan secara luas, yaitu setiap kegiatan dalam pengolahan yang tidak menghasilkan nilai tambah, seperti inspection time, waiting time dan moving time. Dengan demikian apabila tidak terdapat pemborosan maka nilai masing-masing inspection time, waiting time dan moving time sama dengan nol. Non value added dapat disebabkan oleh faktor yang bersifat sistemik, fisik dan manusiawi, misalnya mesin mempunyai sistem yang mengharuskan setiap proses produksi harus dalam batch yang besar, tenaga kerja yang kurang terampil mengakibatkan meningkatnya biaya tenaga kerja. A. Aktivitas-aktivitas Berlevel Unit Aktivitas berlevel unit (unit-level activities) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi.

Sebagai contoh tenaga langsung, jam mesin, dan jam listrik (energi) digunakan setiap saat satu unit produk dihasilkan. B. Aktivitas-aktivitas Berlevel Batch Aktivitas-aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas setup, aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian), aktivitas inspeksi. C. Aktivitas-aktivitas Berlevel Produk Aktivitas-aktivitas berlevel produk adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaan proses, spesifikasi produk, perubahan perekayasaan, dan peningkatan produk. D. Aktivitas Berlevel Fasilitas Aktivitas berlevel fasilitas adalah meliputi aktivitas untuk menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. Contoh aktivitas ini mencakup misalnya : manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan, keamanan, pertamanan, penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan bangunan (PBB), serta depresiasi pabrik. h. Cost Pool Cost Pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang bersama dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool digunakan untuk mempermudah manajemen dalam membebankan biaya-biaya yang timbul. Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki korelasi positif antara cost driver dengan biaya aktivitas. Tiap-tiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksi-transaksi yang homogen. Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebankan biaya-biaya tersebut.

Sistem biaya yang menggunakan beberapa cost pool akan lebih menjelaskan hubungan sebab-akibat antara biaya yang timbul dengan produk yang dihasilkan. Cost pool berguna untuk menentukan cost pool rate yang merupakan tarif biaya overhead pabrik per unit cost driver yang dihitung untuk setiap kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar pengukuran aktivitas kelompok tersebut. i. Cost Driver Cost driver atau pemicu biaya digunakan untuk membebankan biaya aktivitas kepada output yang secara struktural berbeda dengan yang digunakan dalam sistem biaya konvensional. Atau faktorfaktor penyebab yang menjelaskan konsumsi overhead. Cost driver merupakan dasar yang digunakan untuk membebankan biaya yang terkumpul pada cost pool kepada produk. Identifikasi cost driver adalah komponen yang penting dalam pengendalian biaya tak bernilai tambah. Jika kinerja individual dipengaruhi oleh kemampuannya untuk mengendalikan biaya tak bernilai tambah, maka pemilihan cost driver dan bagaimana cost driver tersebut digunakan dapat mempengaruhi perilaku para individu. Jika cost driver biaya untuk biaya setup yang dipilih adalah waktu setup, maka insentif harus diciptakan bagi pekerja agar mereka dapat mengurangi waktu setup. Langkah-langkah ABC sistem 1. Tahap pertama pengelompokan biaya overhead ke dalam kelompok biaya yang homogen. Kelompok biaya homogen merupakan kumpulan overhead yang variasinya dapat dijelaskan oleh satu faktor penyebab (cost driver). Untuk menentukan mana kelompok biaya yang homogen, dapat melihat biaya yang mempunyai rasio konsumsi sama untuk seluruh produk. 2. Tahap kedua alokasi biaya overhead pabrik: Alokasi biaya overhead = Tarif kelompok x Dasar pembebanan yang dikonsumsi

Contoh Soal Belring memproduksi 2 jenis telepon yaitu tanpa kabel dan model reguler. Perusahaan memiliki data estimasi dan data aktual sebagai berikut : Overhead yang dianggarkan $360.000

Aktifitas yang diharapkan (Jam TK Langsung) 100.000 Aktifitas aktual (Jam TK langsung) 100.000 Overhead Aktual $380.000 Jika tarif ditentukan langsung berdasarkan jam tenaga kerja langsung, maka tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Overhead yang dianggarkan Tarif Overhead = --------------------------------Aktifitas yang diharapkan $360 = -----------------------------------------100.000 jam tenaga kerja langsung = $3,60 Maka untuk mencari overhead yang dibebankan digunakan rumus berikut ini. Ovh yang dibebankan = tarif overhead x output aktual = $3,60 x 100.000 = $360.000 Biaya/unit produk Belring dapat dihitung sebagai berikut. Tanpa Kabel Unit yang Diproduksi Jam Tenaga Kerja Langsung Biaya Utama Biaya Overhead $3.60 x 10.000 $3.60 x 90.000 Total Biaya Produksi Biaya / Unit $ 114.000 $ 11,40 Tarif Departmental 36.000 324.000 $ 1.062.000 $ 10,62 10.000 10.000 $ 78.000 90.000 $ 738.000 Reguler 100.000

Pabrikasi Overhead Yang dianggarkan Aktifitas diharapkan dan Aktual Tanpa Kabel (jam TK Langsung) Reguler (jam TK Langsung) Total Jam TK Langsung Aktifitas Diharapkan dan Aktual Tanpa Kabel (jam mesin) Reguler (jam mesin) Total Jam Mesin 4.000 36.000 40.000 Overhead yang dianggarkan Tarif Pabrikasi = -------------------------------Jam Mesin yang diharapkan $ 252.000 = ---------------------40.000 = $ 6,30 Overhead yang dianggarkan Tarif Perakitan = -------------------------------------Jam TK Langsung yang diharapkan $ 108.000 = --------------------80.000 = $ 1,35 Ovh yang dibebankan = ($6,3 x 40.000) + ($1,35 x 80.000) = $ 360.000 7.000 13.000 20.000 $ 252.000

Perakitan $ 108.000 3.000 77.000 80.000

1.000 9.000 10.000

Perhitungan Biaya Perunit Tarif Departemental Tanpa Kabel Biaya Utama Biaya Overhead (1,35 x 3.000) + (6,30 x 4.000) (1,35 x 77.000) + (6,30 x 36.000) Total Biaya Produksi Unit Produksi Biaya/Unit $ 107.250 10.000 $ 10.73 29.950 330.750 $ 1.068.750 100.000 $ 10,69 $ 78.000 Reguler $ 738.000

ABC Kelompok Tingkat Batch Persiapan Penanganan Bahan Total Proses Produksi = 30 Jam Mesin = 50.000 Jam Dari data diatas, maka hasil tahap pertama dapat dilihat berikut ini : Prosedur Tahap Pertama ABC System Kelompok Tingkat Batch : Persiapan Biaya Penanganan Bahan Total Biaya Proses Produksi : Tanpa Kabel : 20 Reguler : 10 $ 120.000 60.000 $ 180.000 $ 120.000 60.000 $ 180.000 Kelompok Tingkat Unit Tenaga Pengujian Total $ 180.000 $ 100.000 80.000

Total :

30

Tarif Kelompok (Biaya per proses) $ 6.000 Kelompok Tingkat Unit : Biaya Daya Biaya Pengujian Total Biaya Jam Mesin : Tanpa Kabel : Reguler : Total : 50.000 5.000 45.000 $ 100.000 80.000 $ 180.000

Tarif Kelompok (Biaya per Jam Mesin) $ 3,60 Biaya Perunit ABC System Tanpa Kabel Biaya Utama Biaya Overhead : Kelompok Tingkat Batch : ($ 6.000 x 20) ($ 6.000 x 10) Kelompok Tingkat Unit : ($ 3,60 x 5.000) ($ 3,60 x 40.000) Total Biaya Produksi Unit Produksi Biaya Perunit 216.000 10.000 21,60 18.000 162.000 960.000 100.000 9,60 120.000 60.000 $ 78.000 Reguler $ 738.000

Soal Latihan: PT ABC mempunyai dua depatermen, yaitu dep I dan II yang digunakan untuk memproduksi produk A dan produk B. Data untuk menentukan biaya produk A dan B adalah sebagai berikut:

Keterangan Unit diproduksi Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Jam mesin Kilowat Jam inspeksi Jam kerja langsung Frekuensi produksi

Produk A 10.000 unit Rp 10.000.000 Rp 12.000.000 20.000 jm 50.000 5.200 10.000 jkl 1.000 kali

Produk B 40.000 unit Rp 40.000.000 Rp 48.000.000 80.000 jm 200.000 7.800 40.000 jkl 1.500 kali

Data per Depatermen Keterangan Jam kerja langsung: Produk A Produk B Jam mesin: Produk A Produk B Biaya overhead pabrik: Biaya inspeksi pabrik Biaya listrik Biaya pemeliharan mesin Biaya persiapan produksi Depatermen I 2.000 36.000 5.000 20.000 Depatermen II 8.000 4.000 15.000 60.000

Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 4.000.000 Rp 8.500.000

Rp 8.000.000 Rp 15.000.000 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000

Diminta: Hitunglah harga pokok produksi produk A dan B dengan pendekatan tradisional (tarif tunggal dan tarif depatermen) dan ABC sistem

PERTEMUAN 14 dan 15 Produk Gabungan, Produk Sampingan, dan Nilai Rongsokan Produk bersama (Joint products) adalah beberapa produk dengan nilai jual relatif tinggi yang dihasilkan melalui proses bersama dan menggunakan satu jenis bahan baku. Produk yang dihasilkan dari proses bersama dan memiliki nilai jual yang rendah disebut produk sampingan (by-product). Titik dimana produk dapat diidentifikasi kemasing-masingnya disebut titik pisah (split-off point). Bila satu proses menghasilkan beberapa macam produk, akan tetapi hanya satu produk yang memiliki nilai jual tinggi, maka produk yang nilai jualnya tinggi tersebut disebut produk utama (main product). Biaya produksi bersama dan separable cost

Biaya produksi bersama (joint production cost) adalah biaya untuk menghasilkan beberapa produk sekaligus dengan menggunakan proses bersama. Biaya ini merupakan indirect cost of product.

Separable cost adalah biaya yang terjadi setelah titik pisah atau setelah produk dapat diidentifikasi ke masing-masingnya yang terdiri dari biaya produksi untuk memproses produk tertentu lebih lanjut (separable production cost) dan biaya pemasaran & administrasi produk tersebut.

Perlunya alokasi biaya bersama ke masing-masing produk 1. Untuk menilai persediaan dan menghitung harga harga pokok penjualan untuk laporan keuangan eksternal dan pelaporan pajak. 2. Untuk menilai persediaan untuk tujuan asuransi 3. Untuk menilai persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan keuangan internal. Laporan ini digunakan untuk analisis profitablitas divisi dalam rangka penilaian kinerja manajer divisi. 4. Untuk menentukan penggantian biaya kontrak bilamana perusahaan hanya menjual bagian dari produk bersama. 5. Untuk menentukan harga, terutama bila produk yang dihasilkan tersebut harganya ditetapkan oleh pemerintah. BERAPA BESAR JOINT PRODUCTION COST DIBEBANKAN KE JOINT PRODUCTS TERGANTUNG PADA METODE AKUNTANSI UNTUK BY-PRODUCT ADA 2 METODE AKUNTANSI UNTUK BY PRODUCT: 1. NILAI PASAR BERSIH BY PRODUCT DIPERLAKUKAN SEBAGAI PERSEDIAAN BY PRODUCT 2. NILAI PASAR BERSIH BY PRODUCT DIPERLAKUKAN SEBAGAI PENDAPATAN LAIN-LAIN Nilai pasar bersih/NPB (Net Market Value) atau nilai realisasi bersih (Net Realizable Value) diperlakukan sebagai persediaan produk sampingan

NPB = Taksiran nilai pasar separable cost Separable cost = separable production cost + marketing & administrative expenses Contoh: Taksiran nilai pasar kulit setelah diproses lebih lanjut sebesar Rp 1.000.000. Biaya untuk memproses lebih lanjut sebesar Rp 300.000. Taksiran biaya pemasaran dan administrasi kulit sebesar Rp 100.000. Nilai pasar bersih produk sampingan (kulit) dihitung sebagai berikut: Taksiran Nilai pasar produk sampingan (kulit) Separable cost: Biaya produksi untuk memproses lebih lanjut Biaya pemasaran dan administras Total separable cost Taksiran nilai pasar bersih produk sampingan Rp 600.000 Ayat jurnal untuk mencatat taksiran nilai pasar bersih produk sampingan adalah sebagai berikut: Persediaan produk sampingan Persediaan barang dalam proses adalah sebagai berikut: Persediaan produk sampingan Persediaan barang dalam proses sampingan adalah sebagai berikut: Persediaan produk sampingan Biaya pemasaran dan administrasi 100.000 100.000. 300.000 300.000 600.000 600.000 Rp (300.000) (100.000) Rp (400.000) Rp 1.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya memproses lebih lanjut ke produk sampingan

Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan taksiran biaya pemasaran dan administrasi ke produk

Bilamana produk sampingan dijual dengan harga Rp 1.000.000 sesuai dengan taksiran nilai pasarnya, maka ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:

Kas atau piutang dagang 1.000.000 Persed. produk sampingan adalah sebagai berikut: Kas atau piutang dagang Persed. produk sampingan Keuntungan penjualan produk sampingan 200.000 Metode ini diterapkan bilamana nilai pasar bersih produk sampingan adalah signifikan (nilainya material/besar) sehingga mempengaruhi persediaan atau laba. Nilai Pasar Bersih/NPB Diperlakukan sebagai Pendapatan Lain-lain Pada saat dihasilkan produk sampingan, pencatatan yang dilakukan hanya dalam bentuk memo yang berisikan kuantitas produk sampingan yang dihasilkan. Pada saat dijual, ayat jurnal adalah sebagai berikut: 1.200.000 1.000.000 1.000.000 Bila harga jual sesungguhnya produk sampingan sebesar Rp 1.200.000, maka ayat jurnalnya

Kas atau Piutangn Dagangxx Pendapatan Lain-Lain (Penjualan Produk Sampingan).xx Metode ini diterapkan bilamana nilai bersih produk sampingan adalah tidak signifikan (nilainya kecil). Jastifikasi nilai pasar bersih diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain karena tujuan perusahaan adalah menghasilkan produk bersama atau produk utama, bukan produk sampingan. PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI BERSAMA KE PRODUK BERSAMA Besarnya biaya produksi bersama yang dibebankan ke produk bersama tergantung pada metode akuntansi produk sampingan yang digunakan. Jika metode I yang digunakan, maka biaya produksi bersama yang dialokasikan ke produk bersama setelah dikurangi nilai pasar bersih produk sampingan (75 jt 600.000 = 74.400.000) Jika metode II yang digunakan, maka semua biaya produksi bersama dibebankan ke produk bersama (Rp 75.000.000)

Biaya produksi bersama dapat dialokasikan ke produk bersama berdasarkan:

(1) ukuran pisik: a. berat produk yang dihasilkan b. unit yang dihasilkan c. rata-rata jam kerja tertimbang (2) nilai pasar a. nilai pasar bruto, b. nilai pasar bersih

You might also like