Professional Documents
Culture Documents
Positif Menghadapi Kehamilan
Positif Menghadapi Kehamilan
berbeda dengan apa yang dirasakannya di bulan pertama. Suasana hati mereka masih jauh dari stabil. Apalagi, beberapa di antara mereka mulai mual-mual pada saat-saat tertentu. Rasa mual ini paling sering dirasakan pada pagi hari, atau ketika mencium bau-bau tertentu (misalnya makanan yang amis, berbumbu, dan sebagainya). Itulah sebabnya, gangguan ini disebut morning sickness. Sekalipun demikian, apa yang dialami oleh calon ibu yang satu tidak sama dengan yang dialami calon ibu yang lain. Jika si ibu merasa bahagia dengan kehamilannya, maka ia tidak akan menganggap rasa mual yang dialaminya setiap pagi sebagai suatu masalah yang mengganggu. Sebaliknya, jika si ibu tidak bahagia dengan kehamilannya, maka gangguan ini bisa dirasakan sebagai beban yang sangat berat. Selain berpandangan positif terhadap kehamilannya, calon ibu diharapkan juga dapat menganggap semua permasalahan di luar kehamilannya sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi. Misalnya saja, jika Anda masih aktif dengan pekerjaan, sebaiknya Anda menganggap masalahmasalah yang timbul sehubungan dengan pekerjaan tersebut sebagai sesuatu yang tidak akan mengganggu kehamilan Anda. Dengan bersikap positif, calon ibu dapat mengatur segala sesuatunya sedemikian rupa, sehingga masih dapat bekerja dengan baik, namun tidak membuat tubuhnya lelah dan lupa terhadap kondisi kehamilannya. Bagaimana jika masalah-masalah yang dihadapi membuat calon ibu tertekan? Misalnya, karena stres berkepanjangan, ia jadi sulit tidur, cemas, serta timbul beberapa gejala fisik berupa pusing, sakit punggung atau hilang nafsu makan? Gejala-gejala ini merupakan "alarm" yang harus diwaspadai oleh setiap calon ibu. Karena, jika tidak segera diatasi, dapat membahayakan janin dalam kandungannya. Agar lebih siap dalam menghadapi kehamilan di bulan-bulan mendatang, sebaiknya ibu hamil menetralisir semua stres yang dihadapinya. Di bawah ini ada beberapa cara yang dapat dicoba untuk menghilangkan stres. Bicarakan masalahnya Membicarakan kecemasan Anda pada orang yang dapat dipercaya adalah salah satu cara untuk mencegah semakin dalamnya perasaan tertekan Anda. Saling berbagi dengan suami dapat Anda coba. Karena, bukan tidak mungkin pasangan Anda memiliki masalah maupun kecemasan juga, dan ia pun ingin membaginya bersama Anda. Jika cara ini tidak berhasil, curahkan isi hati Anda pada sahabat atau keluarga yang dapat dipercaya. Kalau cara ini pun gagal, pilihan terakhir adalah menemui ahli, seperti penasehat perkawinan, psikolog, ataupun psikiater. Cepat atasi Coba temukan sumber stres Anda dan segera atasi hingga tuntas. Jika masalahnya bersumber pada pekerjaan Anda yang terlalu banyak, buatlah skala prioritas, dan tentukan
pekerjaan mana yang harus Anda selesaikan terlebih dahulu. Atau, cobalah untuk mengalihkan atau mendelegasikan sebagian kepada orang lain. Tentu saja hal ini Anda lakukan seizin atasan. Perbanyak waktu istirahat Beristirahat adalah salah satu cara yang baik untuk mengatasi stres. Untuk itu, carilah waktu untuk beristirahat di sela-sela kesibukan Anda. Atau, jika memungkinkan, cobalah untuk tidur sejenak. Penuhi kebutuhan makan Kesibukan terkadang membuat seseorang lupa untuk makan. Berhati-hatilah jika hal ini yang terjadi. Karena, dengan tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan gizi yang seimbang, daya tahan ibu hamil terhadap stres makin lemah. Hal ini sekaligus juga mempengaruhi kondisi kesehatan janin yang dikandungnya. Karenanya, makanlah secara teratur. Juga, biasakan mengkonsumsi camilan sehat, seperti crackers atau buahbuahan. Cobalah bersantai Bersantailah sejenak dengan melakukan kegiatan yang Anda senangi. Misalnya membaca, mendengarkan musik, atau melakukan relaksasi. Semua kegiatan yang dapat mengendurkan saraf-saraf yang tegang akan membuat kehamilan Anda lebih menyenangkan. Tuntaskan masalah Jika masalah yang Anda alami tidak dapat diselesaikan dengan cara-cara di atas, maka demi kehamilan Anda, tidak ada salahnya dipikirkan cara-cara yang dapat menuntaskan masalah sampai ke akarnya. Misalnya, Anda boleh saja berpikir untuk mengambil cuti, jika Anda merasa yakin bahwa stres yang Anda alami adalah akibat beban kerja yang terlalu berat.