You are on page 1of 9

Manajemen File Sistem

Pengenalan File System dan Mounting Point File system adalan metode yang berguna untuk mengorganisasi file-file pada device. Jika Anda mengenal FAT selama ini di sistem operasi Windows maka Anda akan mengenal beberapa metode filesystem di Linux, seperti ext fs, ext2 fs atau xia fs dll. Saat ini ext2 fs adalah filesystem yang banyak digunakan untuk Linux karena terkenal sangat efisien, namun Linux juga mendukung untuk file system yang lain. Dibawah ini adalah jenis-jenis File System yang didukung oleh UNIX/LINUX : Minix Merupakan filesystem Linux yang pertama dan saat ini masih banyak digunakan untuk boot disk dan beberapa format disket. Extended fs Tidak banyak yang menggunakannya lagi dan sebaiknya tidak perlu di kompile dalam kernel. Second Saat ini merupakan filesystem default untuk Linux dan seharusnya di Extended fs kompile dalam kernel karena filesystem root tidak bisa bekerja bila berupa modul. Xiafs Diperkenalkan bersamaan dengan second extended fs dan filesystem dimaksudkan untuk menggantikan extended fs. Saat ini jarang digunakan dan sebaiknya tidak di kompile dalam kernel kecuali Anda membutuhkannya. DOS FAT fs Pada dasarnya bukan merupakan sebuah filesystem tapi merupakan dasar bagi filesystem berbasis FAT lainnya seperti MS-DOS FAT, VFAT (Windows95) atau umsdos. MS-DOS Jika Anda menginginkan Linux dapat mengakses sistem berbasis DOS FAT fs maka Anda dapat menkompilenya dalam kernel. Sangat berguna untuk komputer yang memiliki sistem dual-boot. VFAT Merupakan peningkatan dari MS-DOS FAT fs dan mendukung format (Windows95) long filename. Ini juga berguna untuk komputer yang memiliki sistem fs dual-boot. Umsdos Dukungan ini dibutuhkan bila ingin menjalankan Linux diatas partisi DOS tapi sepertinya RedHat Linux tidak akan bisa berjalan pada sebuah filesystem umsdos. /proc Filesystem ini dipakai oleh kernel untuk menyediakan informasi mengenai sistem kepada user program, seperti ps, top, xload, free atau netstat. Filesystem ini memang seharusnya selalu ada dan walaupun ada isinya tapi tidak akan mengisi spasi hard disk. NFS Dibutuhkan bila Anda akan mengakses remote filesystem dan untuk sebuah server dukungan ini merupakan suatu keharusan. SMB Sangat berguna bila Anda menginginkan memiliki akses langsung ke Windows95 atau NT. NCP Dukungan terhadap NetWare melalui protokol NCP. ISO9660 Bila Anda memiliki CD-ROM sebaiknya memanfaatkan dukungan ini karena banyak sekali CD-ROM yang ada dipasaran menggunakan format ISO9660 ini.

OS/2 HPFS System V & Coherent Amiga FFS UFS

Mendukung filesystem OS/2 dan HPFS. Linux hanya dapat membaca filesystem tersebut (read-only). Merupakan filesystem UNIX generasi lama dan dukungan ini hanya diperlukan bila Anda memiliki data-data lama dan ingin memindahkannya ke filesystem yang baru. Masih berupa experimental code dan sebaiknya gunakan dengan hatihati. Filesystem ini digunakan oleh beberapa sistem UNIX, Solaris dan SunOS(4.2). Linux hanya dapat membaca filesystem ini.

Sebelum seluruh filesystem dapat diakses maka perlu adanya proses Mounting. Mounting Point Mounting Point adalah direktori atau tempat yang digunakan untuk me-mounting (me-load) filesystem sehingga dapat digunakan/dibaca oleh LINUX. Untuk lebih mengenal tentang mount point kita bisa melihatnya pada direktori /etc/fstab. File /etc/fstab berupa file teks biasa, bisa dibaca dan mudah di-edit. Tetapi dalam melakukan pengeditan hendaknyadilakukan secara hati-hati karena kesalahan dalam memasukkan atau menghapus kata atau baris akan menyebabkan sistim tidak bisa me-mount filesystem saat boot nanti. File /etc/fstab menampilkan kolom-kolom yang berisi informasi nama device, mount point, jenis filesystem, option, dump dan fsckorder. Kolom-kolom tersebut masing-masing dipisahkan dengan tabs atau spasi. #<device> <mountpoint> <fstype> <option> <dump> <fsckorder> /dev/hda2 / ext2 defaults 1 1 /dev/hda1 /dos vfat defaults 0 0 /dev/hda4 /usr ext2 defaults 1 2 /dev/hda3 swap swap defaults 0 0 /dev/fd0 /mnt/floppy ext2 noauto 0 0 /dev/cdrom /mnt/cdrom iso9660 noauto,ro 0 0 none /proc proc defaults 0 0 Kolom dump berhubungan dengan program dump, lihat manual page program dumb. Kolom terakhir fsckorder berhubungan dengan program fsck. Urutan pengecekan filesystem saat boot ditunjukkan oleh nomor dikolom ini. Pengecekan filesystem dapat dilakukan secara paralel dengan memberikan nomor urut yang sama tapi filesystem root selalu harus nomor 1. Filesystem dengan fsckorder 0 tidak akan dicek saat boot. Penamaan Devices Linux mempunyai beberapa buah perangkat/media yang dapat bersifat tetap maupun removable. Perangkat tersebut dapat berupa floppy disk, hardisk, cdrom

maupun tape disk. Semua perangkat/media tersebut dikontrol oleh Driver perangkat yang terletak pada Direktori /dev. Penamaan berdasarkan perangkat yang terpasang IDE untuk arsitektur INTEL, adalah sebagai berikut : Device Driver /dev/hda /dev/hdb /dev/hdc /dev/hdd Drive Master IDE drive, primary IDE bus Slave IDE drive, primary IDE bus Master IDE drive, secondary IDE bus Slave IDE drive, secondary IDE bus

Sedangkan untuk penamaan berdasarkan jenis perangkat/device adalah : Device Driver /dev/fd0 /dev/hda /dev/sda /dev/scd0 /dev/cdrom Pengecekan File Sistem Tindakan ini akan sangat berguna sekali untuk mengecek kerusakan file atau file terkorupsi (corrupted ) sehingga tindakan ini perlu untuk dilakukan setiap waktu. Untuk melakukan penge-check-an filesystem secara otomatis setiap kali booting tambahkan perintah pada file /etc/rc atau /etc/init.d/boot. Perintah yang digunakan untuk melakukan penge-check-an file system tergantung dari jenis filesystemnya. Misalnya untuk filesystem ext2 (seperti pada LINUX) digunakan perintah sebagai berikut : (root @ cnc /root) # e2fsck -av /dev/hda2 Perintah ini akan melakukan pengecekan filesystem pada /dev/hda2 dan akan secara otomatis melakukan koreksi apabila terjadi kerusakan. Tetapi sebelum melakukan pengecekan, sebaiknya unmount dulu device yang ingin dicheck. Tetapi hal ini tidak berlaku jika kita ingin mengecek filesystem dari root karena kita tidak dapat meng-unmountnya. Sehingga kita perlu membuat disket boot/root . Penggunaan File Swap Selain dapat membuat partisi swap tersendiri (saat instalasi), kita juga bisa membuat file swap setelah Linux terinstalasi dengan baik. Untuk membuat file swap kita bisa menggunakan perintah dibawah ini : (root @ cnc /root) # dd if = /dev/zero of =/swap bs = 1024 count 8208 Drive First floppy disk drive First Hard drive First SCSI drive First SCSI CD-ROM First cdrom drive

Perintah diatas berguna untuk membuat file swap (/swap) yang berukuran 8208 blocks(kurang lebih sebesar 8 Megabyte). Sedangkan untuk mengubah besar file swap yang kita buat kita gunakan perintah : (root @ cnc /root) # mkswap /swap 8028 Untuk mengaktifkan swap yang telah kita buat maka kita gunakan perintah : (root @ cnc /root) # sync (root @ cnc /root) # swapon /swap Untuk menon-aktifkan swap file kita tinggal memasukkan perintah : (root @ cnc /root) # swapoff /swap (root @ cnc /root) # rm /swap Perintah rm untuk menghapus file swap yang telah kita buat tadi. Praktek : Check filesystem anda /dev/hdax menggunakan option auto repair, sebelumnya unmount dulu file sistem tersebut. Buat dan aktifkan file swap yang berukuran 8 M, kemudian non-aktifkan dan hapus file tersebut. NFS (Network File System) NFS (Network File System) adalah sistem sharing file pada LINUX. Jadi kita bisa mengakses file pada suatu komputer (host) dari komputer lain (host). Fungsinya hampir mirip dengan sharing pada windows. NFS dapat dibagi menjadi yaitu : 1. NFS server 2. NFS client Oleh karena itu setting-nya pun terbagi menjadi dua. Setting NFS Server 1. Install Kernel Source yang support NFS (rpm = "kernel-source-2.0.34-0.6" & "kernel-headers-2.0.34-0.6") 2. Install file nfs server (root @cnc /root) # rpm -ivh nfs-server-2.2beta29-5 (root @cnc /root) # rpm -ivh nfs-server-clients-2.2beta29.5 3. Cek PORTMAPPER (root @cnc /root) # rpm -qa | grep portmap Bila sudah ada "portmap-4.0-11" OK, kalau belum , install dulu rpmnya : (root @cnc /root) # rpm -ivh portmap-4.0-11 4. Buat directory yang akan di-mount oleh CLIENT pada file /etc/export. /nama_direktori host1(opt1,opt2) host2(opt1,opt2) 5. Nyalakan portmapper yaitu dengan perintah :

(root @cnc /root) # rpc.mountd (root @cnc /root) # rpc.portmap (root @cnc /root) # rpc.nfsd (root @cnc /root) # rpc.statd (root @cnc /root) # rpc.rquotad 6. Aktifkan nfs server dengan perintah : (root @cnc /root) # cd /etc/rc.d/init.d/nfs start Setting NFS Client 1. Buat direktori mounting pada direktori /mnt untuk menyimpan direktori yang dimount lewat NFS. 2. Tambahkan mounting point pada file /etc/fstab, yaitu : Host1: /home/user /mnt nfs rw ro 1 1 3. Mount direktori yang di-sharing ke direktori mounting anda, dengan perintah : (root @cnc /root) # mount nama_host: file_sharing direktori_mounting Praktek : Buat nfs server dengan file sharing /home/user pada host anda ( wttn1,wttn2,dst ) yang akan dimount oleh client (host yang lain) dan diletakkan pada direktori /mnt/nfs (buat terlebih dahulu).

Kompilasi Kernel
Kernel adalah program yang dimuat saat boot yang berfungsi sebagai interface antara user-level program dengan hardware. Fungsinya seperti layaknya sistem operasi, menangani task switching dalam multitasking, menangani permintaan membaca atau menulis peralatan disk, melakukan tugas-tugas network serta mengatur penggunaan memori. Ada beberapa langkah yang perlu kita lakukan dalam Kompilasi Kernel yaitu : Download Source Kernel Setiap CD Distribusi telah dilengkapi dengan kernel yang mungkin versinya kurang up-to-date. Kernel terbaru dari masing-masing distribusi dapat diperoleh dengan cara men-download dari berbagai sumber di Internet seperti : http://www.kernel.org ftp://ftp.cdrom/pub/linux/sunsite/kernel ftp://sunsite.unc.edu/pub/Linux/kernel ftp://tsx-11.mit.edu/pub/linux/source/system Source kernel tersebut biasanya dalam format linux-X.X.XX.tar.gz dimana X.X.XX menunjukkan nomor versi kernel, misalnya 2.4.4. Nomor versi kernel tersebut terdiri dari 3 bagian: major number, minor number dan revision number yang masing-masing dipisah titik.

Setiap di keluarkannya kernel versi baru juga di keluarkan sebuah file patch. File patch ini jauh lebih kecil dari file source kernel sehingga jauh lebih cepat bila digunakan untuk upgrade kernel. File patch hanya bekerja untuk mengupgrade satu versi kernel dibawahnya. Misalnya, versi kernel 2.0.27 hanya bisa di upgrade dengan file patch 2.0.28 menjadi kernel 2.0.28. Konfigurasi Kernel Untuk memulai Kompilasi Kernel maka kita perlu meng- unpack source kernel yang telah kita download tadi. Source kernel biasanya di unpack di direktori /usr/src/. Untuk meng-unpack file tadi kita gunakan perintah : (root@cnc /root) # cd /usr/src (root@cnc /src) # tar -zxvf linux-2.0.34.tar.gz Perintah tersebut akan menguraikan file-file ke dalam direktori /usr/src/linux. Kemudian untuk lebih jelasnya untuk langkah-langkah kompilasi kita perlu membaca file /usr/src/linux/README. Untuk meng-unpack versi patch-nya digunakan perintah : (root@cnc /linux)# gzip -cd patch-2.0.28.gz | patch -p0 Setelah itu periksa apakah ada file yang berakhiran .rej di direktori /usr/src/linux. Bila ditemukan file seperti itu maka patch yang dilakukan tidak berhasil, periksa kembali apakah file patch yang dipakai sudah benar. Konfigurasi Linux dimulai dari direktori /usr/src/linux. Untuk pindah ke direktori tersebut lakukan perintah : (root@cnc /root)# cd /usr/src/linux Ada tiga cara untuk memulai konfigurasi linux, yaitu : 1. make config, berupa text base interface, cocok untuk user yang memiliki terminal model lama dan tidak memiliki seting termcap. 2. make menuconfig, berupa text base juga tapi memiliki puldown menu berwarna, digunakan untuk user yang memiliki standar console. 3. make xconfig, interface menggunakan layar grafik penuh, untuk user yang sudah memiliki X Window. Bila berhasil layar Linux Kernel Configuration akan ditampilkan setelah perintah diatas dijalankan. Ada sekitar 14 menu pilihan dimulai dari Code maturity level options sampai Kernel hacking. Masing-masing memiliki sub-menu bila dipilih dan pilihan yes(y), module(m) atau no(no). Setiap pilihan untuk dimuat/kompile ke dalam kernel atau y akan memperbesar ukuran kernel nantinya. Jadi pilih featurefeature yang sering di gunakan yang di muat ke dalam kernel atau jadikan module untuk feature yang tidak sering di gunakan, misalnya PPP support.

Kompile Kernel Proses inilah yang merupakan proses terpenting dalam Kompilasi kernel, dimana Mesin komputer akan meng-kompile semua file atau library yang ada dalam source kernel yang telah kita download tadi. Tahap kompilasi ini sangat potensial menimbulkan kesalahan dan kadang membuat frustrasi bila terus-menerus mengalami kegagalan. Sebelum mengalami musibah tersebut, mempersiapkan emergency bootdisk adalah langkah yang tepat karena pada umumnya kesalahan akan mengakibatkan sistem mogok. Kompilasi bisa memakan waktu 10 menit pada mesin dengan prosesor Pentium yang cepat hingga sampai 1,5 jam pada mesin Intel 386. Waktu kompilasi juga bertambah bila sistem digunakan untuk menjalankan proses lain pada saat itu. Untuk memulainya kita lakukan perintah sebagai berikut (dengan direktori masih pada direktori /usr/src/linux) : (root@cnc /linux)# make dep Perintah ini akan membaca file konfigurasi dan membentuk dependency tree. Proses ini mengecek apa yang di kompile dan apa yang tidak di kompile. (root@cnc /linux)# make clean Perintah ini akanmenghapus seluruh jejak kompilasi yang pernah dilakukan sebelumnya. Ini memastikan agar tidak ada feature versi lama yang tersisa. (root@cnc /linux)# make zImage Perintah ini merupakan proses kompilasi sesungguhnya. Bila tidak ada pesan kesalahan, akan terbentuk kernel yang terkompresi dan siap di instalasi. Kompile Modul Sebelum instalasi kernel, modul-modul yang berhubungan perlu di kompile juga dengan perintah : (root@cnc /linux)# make modules Dan Pastikan tidak ada kesalahan dalam proses ini. Instalasi Kernel Cek direktory kernel Anda, biasanya nama kernel dimulai dengan vmlinuz, biasanya ada di direktori /boot. Atau bias juga dengan membuka file /etc/lilo.conf untuk memastikannya. Setelah itu copy file /usr/src/linux/arch/i386/boot/zImage ke direktori /boot dengan nama lain misalnya : (root@cnc /linux)# cp usr/src/linux/arch/i386/boot/zImage /boot/vmlinuz-2.0.34baru Sebaiknya sebelum anda melakukan proses instalasi sebaiknya back-up dulu modul yang lama. Hal ini berguna untuk mengantisipasi apabila ternyata nanti modul

baru tidak berjalan baik,sehingga modul lama masih bisa digunakan lagi. Untuk mem-backup gunakan perintah : (root@cnc /linux) # cd /lib/modules (root@cnc /modules)# mv 2.0.34 2.0.34-backup Kemudian kembali lagi ke direktori /usr/src/linux dan jalankan perintah di bawah untuk menginstalasi modul ke kernel : (root@cnc /linux) # make modules_install Editting LILO Untuk menjalankan Kernel baru dalam system pada saat Booting Anda perlu mengubah konfigurasi LILO. Konfigurasi ini terdapat dalam direktori /etc/lilo.conf. Masukkan kernel loader terbaru anda pada option lilo.conf, dengan menambahkan baris berikut : image = /vmlinuz-baru root = /dev/hda3 label = linux-baru Kemudian aktifkan konfigurasi lilo tadi dengan perintah : (root@cnc /sbin)# ./lilo Kemudian langkah terakhir adalah me-reboot system, dan lihat hasilnya. Praktek : Kompile kernel yang baru ( download dari server pada direktori /usr/src ), dan masukkan dalam option LILO Boot dengan label linux-baru. PAM ( Pluggable Authentication Modules ) Dalam distribusi Redhat Linux yang terbaru dilengkapi dengan skema authentifikasi yang unified, yang disebut PAM. PAM memperbolehkan kita untuk merubah metode authentifikasi yang ada dan mengenkapsulasi metode authentifikasi lokal tanpa harus mengkompile ulang source tersebut ke dalam mesin kita. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh PAM, yaitu : Menggunakan metode enkripsi password selain DES sehingga semakin sulit untuk di-hack Menentukan batas penggunaan resource oleh user Menggunakan password bayangan (shadow password) untuk user yang sedang aktif / login Hanya mengijinkan user tertentu untuk login di waktu dan tempat yang ditentukan. Dengan menginstall dan menkonfigurasi sistem yang ada, kita dapat mencegah penyerangan (hacking) yang ingin merusak mesin kita.

Contoh : Apabila kita ingin menggunakan PAM untuk menon-aktifkan sistem kita dari pemakaian dari host yang terdapat pada, kita perlu menambahkan baris berikut pada file /etc/pam.d/rlogin : # Disable rsh/rlogin/rexec for users login auth required pam_rhosts_auth.so no_rhosts Apabila kita ingin membatasi user yang dapat login dari mesin kita, maka kita perlu mengedit file /etc/security/access.conf dan menambahkan baris berikut pada file /etc/pam.d/login : # Disable login for unauthority users Account required /lib/security/pam_access.so

Praktek : Tolak login ke dalam host anda dari host teman sebelah anda untuk semua service (ftp, telnet, nfs) maupun fasilitas telnet saja. Batasi akses user ke komputer anda (hanya root yang dapat mengakses komputer anda), untuk user yang lain ditolak.

You might also like