You are on page 1of 2

BAB II TINJUAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Bayam 2.1.

1 Taxonomi Dalam tumbuhan, bayam diklasifikasikan ke dalam: Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae Upafamili : Amaranthoideae Genus : Amaranthus 2.1.2 Morfologi Bayam termasuk tanaman setahun yang berbentuk perdu dan tingginya dapat mencapai 2 m. Sistem perakatannya menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm, dan memiliki akar tunggang. Batang bayam banyak mengandung air, tumbuh tinggi batas permukaan tanah. Daun bayam umumnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing, dan urat-urat daunnya jeas. Warna daun bervariasi mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-putihan sampai warna merah. Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung-ujung tanaman ataupun ketiak-ketiak daun. Alat reproduksi umumnya secara generative (biji). Ukuran biji sangat kecil, bentuknya bulat, dan berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam. 2.1.3 Kebutuhan Pupuk Pupuk yang dibutuhkan dalam budidaya bayam dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pada pengolahan tanah 2. Pada saat tanam 3. Pemupukan susulan pada bayam berumur 3 minggu setelah tanam. Dengan dosis disesuaikan dengan keadaan tanah setempat. 2.2 Gambaran Pupuk Pupuk adalah material yang ditambhakan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organic ataupun non organic. Pupuk berbeda dengan suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormone tumbuhan membantu kelancaran proses metabolism. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Dalam praktek sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk fisiknya atau berdasarkan kandungannya. Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk alami (bahasa Inggris: manure) dan (2) pupuk kimia atau pupuk buatan (Ing. fertilizer). Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan

kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif. Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman. Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang diberikan.

You might also like