You are on page 1of 14

Sesi 01:

ANEMIA
Mengembangkan Kompetensi Sesi di dalam kelas Sesi dengan fasilitasi Pembimbing Sesi praktik klinik dan pencapaian kompetensi Waktu (Semester 4) 3 X 60 menit 2 X 2 jam 6 bulan (kompetensi dicapai dalam waktu 1 bulan dan sisa waktu untuk tahap profisiensi)

Persiapan Sesi Materi presentasi (PowerPoint Kuliah Pemeriksaan Diagnosis Anemia No. 1-60 Kasus Alat Bantu Latih: Video materi Anemia Instrumen pengambilan spesimen Instrumen Hematology Auto Analyzer Mikroskop Set pembuatan dan pemulasan sediaan apus Referensi o Greer JP, et al. Wintrobes clinical hematology. 11th Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2004. halaman .......................... o Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Essential haematology. 4 th ed. Oxford : Blackwell Science; 2001.halaman ............................ o Henry JB. Clinical diagnosis and management by laboratory methods. 20 th ed. Philadelphia : W.B. Saunders Company; 2001 halaman ........................ Tujuan sesi Tujuan sesi ini adalah menjelaskan definisi, etiologi, patogenesis, perubahan biokimiawi, gejala klinik. Dapat melakukan pemeriksaan laboratorium, mengetahui kriteria diagnosis dan prinsip penatalaksanaan anemia. Kompetensi Mengetahui patogenesis, dapat menegakkan diagnosis dan mengerti penatalaksanaan anemia. Keterampilan Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik diharapkan terampil : Mampu melakukan anamnesis Mengetahui patofisiologi, gejala klinik, hasil pemeriksaan laboratorium untuk membuat diagnosis banding dan diagnosis kerja Mendeskripsikan etiologi dan patogenesis Menjelaskan tingkatan (grade) terjadinya anemia 1

Mengetahui prinsip penatalaksanaan anemia, termasuk komplikasi Mengetahui perjalanan penyakit dan membuat prognosis Menentukan pemeriksaan penunjang atau laboratorium untuk memastikan diagnosis Melakukan konseling terkait dalam diagnosis, prinsip pengobatan, komplikasi atau faktor risiko dan prognosis.

Gambaran umum Anemia merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh gangguan pada sistem hematopoiesis sehingga jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang di bawah nilai normal. Anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi dan etiologi. Secara morfologi dikenal anemia normositik normokrom, mikrositik hipokrom dan makrositik. Berdasarkan etiologi, anemia dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah, kekurangan zat yang mempengaruhi hematopoiesis seperti protein, besi, asam folat, vitamin B 12. Data epidemiologi anemia penduduk di Indonesia terutama disebabkan oleh adalah defisiensi protein, besi, hemoglobinopati dan perdarahan. Sebagian besar anemia di Indonesia adalah jenis anemia mikrositik hipokrom yang disebabkan oleh anemia defisiensi besi dan hemoglobinopati. Sebagian besar kasus anemia ditemukan melalui pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh dokter dengan peran spesialis patologi klinik. Tujuan gambaran umum Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh menurunnya kadar hemoglobin di bawah nilai normal yaitu < 12 g/dL. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium hematologi dasar yang meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, nilai hematokrit, jumlah retikulosit, jumlah leukosit, jumlah trombosit, nilai eritrosit rata-rata dan evaluasi sediaan hapus darah tepi. Untuk membantu menegakkan diagnosis pada anemia mikrositik hipokrom perlu pemeriksaan biokimiawi seperti kadar besi serum, daya ikat besi total, kadar feritin dan elektroforesa hemoglobin. Pada anemia normositik normokrom perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti uji Coomb dan sumsum tulang. Bila dijumpai anemia makrositik perlu dilakukan pemeriksaan kadar asam folat, vitamin B12 atau therapeutic trial dengan asam folat / B 12; uji faal hati. Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk ketepatan diagnosis, mencari etiologi sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan anemia secara holistik, komprehensif dan efektif. Data epidemiologi diperlukan untuk membuat pemetaan dari area tertentu di Indonesia yang memerlukan intervensi klinik seperti halnya penyakit hemoglobinopati, kelainan metabolisme besi sperti anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh gizi, investasi parasit dan malaria. Para spesialis Patologi Klinik melakukan pemantapan kualitas laboratorium terhadap pemeriksaan yang terkait agar didapatkan ketepatan pemeriksaan laboratorium, sehingga diperoleh diagnosis yang tepat dalam upaya identifikasi etiologi, penatalaksanaan anemia serta pemantauan hasil pengobatan. Contoh Kasus

Seorang perempuan berusia 35 tahun, bertempat tinggal di lembah Baliem-Papua datang ke Puskesmas Timika dengan keluhan pusing dan lemah. Hal ini terjadi setelah beberapa hari sebelumnya ia mengalami demam tinggi yang timbul secara siklik dan kemudian diikuti dengan menggigil. Dokter di rumah sakit mendiagnosis pasien tersebut mengalami demam tifoid karena menemukan lidah yang kotor, pucat, tidak nafsu makan, demam tinggi, letargi dan daerah asal pasien kebetulan sedang terjadi wabah tifus abdominalis. Tiga hari kemudian pasien datang kembali dengan keluhan yang sama tetapi kepucatan yang terjadi semakin parah. Melihat kondisi tersebut, pasien dirujuk ke Rumah Sakit dan dokter di rumah sakit menduga adanya kaitan demam yang diderita dengan terjadinya kepucatan atau anemia yang dapat dilihat pada konjungtiva pasien dan meminta pemeriksaan laboratorium setelah hasil pemeriksaan fisik menunjukkan dugaan diagnosis yang berbeda dengan dokter Puskesmas Timika. Diskusi: Sebutkan beberapa kemungkinan hasil temuan anamnesis dan pemeriksaan fisik dokter rumah sakit! Apakah diagnosis yang lebih sesuai apabila memang kepucatan yang terjadi berkaitan dengan demam yang diderita pasien? Pemeriksaan laboratorium apa yang akan dipilih oleh dokter rumah sakit untuk menilai derajat kepucatan dan etiologi gangguan tersebut? Bagaimana penatalaksanaan yang sesuai atau seharusnya untuk mengatasi gangguan ini? Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk: 1. Memahami sistem hematopoiesis normal dan patologik serta faktor yang mempengaruhinya 2. Mengumpulkan informasi subyektif dan obyektif untuk membuat diagnosis anemia 3. Mengidentifikasi etiologi, patogenesis anemia 4. Melakukan pemeriksaan laboratorium. 5. Menginterpretasi hasil pemeriksaan laboratorium 6. Menjelaskan dasar diagnosis, penyebab serta penatalaksanaan anemia 7. Melakukan pemantapan kualitas laboratorium (quality control) untuk uji terkait Proses Pembelajaran Menguatkan proses pembelajaran Kenalkan diri anda, jabatan dan tangguang jawab anda dalam proses pembelajaran dan bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan partisipasi penuh dari peserta didik Tujuan 1 : Mengetahui hematopoiesis normal dan patologik serta faktor yang mempengaruhinya

Gunakan teknik kuliah interaktif untuk menyampaikan muatan terkait dengan tujuan 1. Terangkan proses eritropoiesis, granulopoiesis, trombopoiesis dan cara mengidentifikasi sel tersebut baik di darah tepi maupun sumsum tulang. Selain itu dijelaskan faktor yang mempengaruhi pembentukan sel tersebut. Tujuan 2 : Mengumpulkan informasi subyektif dan obyektif untuk membuat diagnosis anemia. Jelaskan dengan langkah yang benar dan kenalkan dengan informasi subyektif (hasil anamnesis) dengan informasi obyektif (hasil pemeriksaan atau temuan) yang diperlukan dalam menyokong diagnosis. Tujuan 3 : Mengidentifikasi etiologi, patogenesis anemia Jelaskan mengenai klasifikasi anemia secara morfologi berdasarkan evalusi sediaan hapus darah tepi dan klasifikasi anemia secara etiologi berdasarkan patogenesis Tujuan 4 : Melakukan pemeriksaan laboratorium. Menegakkan diagnosis anemia secara morfologi dan etiologi dengan melakukan pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan hematologi dasar seperti kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, nilai hematokrit, jumlah retikulosit, jumlah leukosit, jumlah trombosit, nilai eritrosit rata-rata dan evaluasi sediaan hapus darah tepi. Selain itu diperlukan pemeriksaan lain untuk mengetahui etiologi dan bila diperlukan pemeriksaan sumsum tulang, elektroforesis hemoglobin Tujuan 5 : Menginterpretasi hasil pemeriksaan laboratorium Data laboratorium yang diperoleh dibandingkan terhadap nilai normal yang dikaitkan dengan patogenesis. Tujuan 6 : Menjelaskan dasar diagnosis, penyebab serta penatalaksanaan anemia Setelah mendapatkan data informasi subyektif, obyektif dan hasil laboratorium dapat dijelaskan diagnosis serta penyebab anemia. Selain itu hasil pemeriksaan laboratorium dapat dipakai untuk memantau hasil pengobatan Tujuan 7 : Melakukan pemantapan kualitas laboratorium (quality control) untuk uji terkait Jelaskan langkah-langkah pemantapan kualitas laboratorium dengan jelas mulai dari tahap praanalitik, analitik dan pasca analitik. Untuk mendapatkan hasil laboratorium yang teliti dan tepat harus dilakukan pemantapan kualitas laboratorium untuk uji terkait. Kasus untuk proses pembelajaran Seorang wanita datang ke dokter dengan keluhan pusing, lemah, cepat lelah. Penderita tampak pucat tidak didapatkan pembesaran organ hati, limpa maupun kelenjar limfe. Keluhan ini dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Penderita sering nyeri pada lambung terutama tengah malam dan oleh dokter diberikan obat untuk kelainan lambungnya. Tinja

penderita kadang-kadang berwarna hitam. Dokter tersebut menyarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. terjadi Apa yang dapat diperoleh dari penyajian sesi ini? Bagaimana cara mencapai tujuan pembelajaran? Pembahasan kasus Menentukan kompetensi yang diperlukan untuk menatalaksana kasus Keterampilan pendukung untuk menangani gangguan kesehatan yang

Presentasi Slide anemia/PowerPoint Anemia No. 1-60 (CD materi Anemia terlampir) Rangkuman Perlu diketahui proses pembentukan sel darah normal di sumsum tulang dan katabolisme dari sel darah di dalam tubuh. Perlu diketahui proses sintesis rantai polipeptida globin baik pada pranatal, pada bayi dan orang dewasa. Peserta harus mengetahui faktor yang mempengaruhi pembentukan sel darah. Selain itu peserta diharapkan pula mengetahui proses pembentukan sel darah, sistesis polipeptida pada keadaan patologik, sehingga dapat menerangkan patogenesis, patofisiologi, etiologi anemia dengan menggunakan data penunjang laboratorium yang dipakai untuk menegakkan diagnosis, memantau hasil pengobatan dan prognosis. Peserta diharapkan mengetahui penyebab anemia yang berkaitan dengan rantai globin, gugus heme, anemia hemolitik, anemia hipoplastik, anemia perdarahan dan anemia gizi seperti anemia defisiensi besi, folat, vitamin B 12 dan protein. Penilaian Kompetensi Hasil observasi selama alih pengetahuan dan keterampilan Hasil penilaian quesioner Hasil penilaian keterampilan dalam menegakkan diagnosis Kuesioner sebelum sesi dimulai ANEMIA 1. 2. 3. 4. 5. BAB I

Anemia adalah keadaan yang ditandai oleh berkurangnya jumlah eritrosit/uL darah B Anemia defisiensi folat merupakan penyebab anemia terbanyak S Pada anemia aplastik dijumpai pansitopenia B Mielena merupakan penyebab anemia defisiensi besi B Pada thalassemia mayor didapatkan defisiensi besi S 5

6. S

Pada anemia hemolitik yang disebabkan oleh malaria kadar besi serum meningkat

Kuesioner tengah pembelajaran ANEMIA 1. A. B. C. D. 2. A. B. C. D. 3. A. B. C. D. 4. A. B. C. D. Anemia mikrositik hipokrom disebabkan oleh : Defisiensi folat Defisiensi vitamin B12 Defisiensi eritropoietin Defisiensi besi Penyebab anemia defisiensi besi adalah : Malnutrisi Melena Infeksi dengan kuman BTA Kelainan rantai globin Pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan anemia hemolitik adalah : Kadar hemoglobin 14 g/dL Kadar bilirubin direk 3,0 mg/dL Jumlah retikulosit 150.000/uL Jumlah trombosit 20.000/uL Penyebab anemia normositik normokrom adalah : Anemia defisiensi folat Anemia karena melena Anemia pada penyakit menahun Anemia aplastik BAB II

Penilaian kinerja pengetahuan dan keterampilan (ujian akhir) 1. Anamnesis 2. Tatalaksana Pemeriksaan laboratorium 3. Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium 4. Diagnosis anemia secara morfologi dan etiologi 5. Prognosis 6. Tatalaksana pemeriksaan untuk memantau hasil pengobatan 7. Tatalaksana dalam melakukan pemantapan kualitas laboratorium

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN ANEMIA


(Digunakan oleh Peserta)

Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah / tugas dengan menggunakan skala penilaian dibawah ini: 1 2 3 Memerlukan perbaikan Dikerjakan secara kompeten (terampil) Dikerjakan secara profisien (mahir) Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau dalam urutan yang salah (bila diperlukan) atau diabaikan Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam urutan yang benar (bila diperlukan), tetapi belum dikerjakan secara lancar Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan dikerjakan dalam urutan yang benar (bila diperlukan)

NAMA PESERTA: ...............................................

TANGGAL: .................................

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PENELUSURAN & DIAGNOSIS ANEMIA LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN I. Anamnesis 1. Sapa pasien dengan ramah, pekenalkan diri anda dan jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan (catat nama, jenis kelamin, alamat, umur, pekerjaan 2. Tanyakan apa yang dikeluhkan oleh pasien 3. Hubungkan keluhan dengan tampilan fisik yang dapat diamati (status gizi , riwayat penyakit sebelumnya , keluhan utama , adakah keluhan tmbahan , penggunaan obat2an , jamu tradisional) . 4. Rangkum hasil anamnesis terkait dengan jenis dan derajat anemia II. Pemeriksaan fisik 5. Pemeriksaan fisik , warna kulit , telapak tangan , konjunctiva mata , warna / bentuk kuku , pembesaran organ , splenomegali , hepatomegali , kelenjar getah bening , adakah luka di tungkai . III. Diagnosis Klinik 6. Sesuaikan kembali diagnosis klinik dan temuan dari hasil anamnesis 7. Kaji kesesuaian permintaan pemeriksaan patologi klinik dengan diagnosis 8. Pastikan permintaan pemeriksaan telah sesuai dengan diagnosis atau mintakan konfirmasi ulang dari pengirim apabila terdapat perbedaan yang bermakna antara diagnosis dan pemeriksaan IV. Pemeriksaan

9. Lakukan persiapan yang diperlukan sesuai dengan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan Urutan pemeriksaan laboratorium dan interpretasi , dengan melakukan pemeriksaan CBC dengan menggunakan hematologi analyzer ( Hb,sel darah merah , Ht, nilai MCV , MCH , MCHC , RDW,trombosit) LED , sediaan apus darah tepi , pemeriksaan ferritin , asam folat , serum Iron , TIBC , analisa hemoglobin , pemeriksaan aspirasi sumsum tulang ( BMP ) . 10.Pastikan kelengkapan peralatan atau instrumen dan bahan yang diperlukan Pelaksanaan pemantapan kwalitas pada semua tahap pemeriksaan laboratorium diawali melakukan preanalitik , analitik dan pasca analitik . 11.Laksanakan prosedur pemeriksaan sesuai dengan jenis-jenis pemeriksaan dibawah ini (lihat langkahlangkah lengkapnya pada modul prosedur pemeriksaan):

Pemulasan darah tepi Hitung jenis Hematokrit

V. Hasil Pemeriksaan 12.Buat deskripsi lengkap dari temuan yang diperoleh dari pemeriksaan diatas (dapat hanya satu jenis atau beberapa jenis pemeriksaan) 13.Buat pengesahan (ditanda-tangani) tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan (perhatikan tanggal terima dan tanggal penyelesaian hasil pemeriksaan) VI. Pengiriman hasil pemeriksaan 14.Pastikan hasil atau deskripsi hasil pemeriksaan telah dikirim ke peminta pemeriksaan patologi klinik, baik melalui petugas maupun keluarga pasien atau pasien sendiri

DAFTAR TILIK KINERJA: PEMERIKSAAN PATOLOGI KLINIK DIAGNOSTIK ANEMIA


(digunakan oleh Pelatih untuk menilai kompetensi)
Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan

Memuaskan: Tidak memuaskan: Tidak diamati:

Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih

T/D

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PENELUSURAN & DIAGNOSIS ANEMIA LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN I. Anamnesis 1. Sapa pasien, kenalkan diri anda dan jelaskan prosedur pemeriksaan 2. Tanyakan keluhan pasien, sesuaikan dengan tampilan fisiknya dan prediksi jenis dan derajat anemia II. Pemeriksaan Fisik (lihat Penuntun Belajar) III. Diagnosis Klinik 3. Lihat diagnosis klinik dan kesesuaian permintaan pemeriksaan 4. Pastikan permintaan pemeriksaan telah sesuai dengan diagnosis IV. Pemeriksaan 5. Lakukan persiapan dan kelengkapan peralatan 6. Laksanakan prosedur pemeriksaan V. Hasil Pemeriksaan 7. Buat deskripsi lengkap dari temuan 8. Pengesahan hasil pemeriksaan dan waktu pemeriksaan VI. Pengiriman hasil pemeriksaan 9. Kirimkan hasil pemeriksaan

Daftar Peralatan yang Diperlukan I Pemeriksaan Fisik 1. Stetoskop 2. Tensimeter 3. Timbangan badan / tinggi badan II Ruang pengambilan spesimen 4. Bendungan 5. Tabung K3EDTA dan plaintube utk darah beku(serum)

III

6. Jarum / semprit untuk pengambilan darah 7. Kapas alkohol Ruang laboratorium 8. Alat hitung sel darah otomatik 9. Spektrofotometer 10. Kaca objek 11. Zat warna Wright 12. Mikroskop Nilai:

.....X 1 / 12...X 1 =

Materi Acuan (Baku) ANEMIA Hematopoiesis Hematopoiesis intra dan ekstrameduler; efektif dan inefektif Nomenklatur sel darah Maturasi & fungsi sel darah Gambaran darah tepi dan sumsum tulang normal Klasifikasi anemia secara morfologi dan etiologi Definisi anemia Klasifikasi anemia secara morfologi Klasifikasi anemia secara etiologi Jenis anemia berdasarkan morfologi dan etiologi Alur diagnosis berdasarkan morfologi Anemia Hemolitik Klasifikasi Klasifikasi anemia hemolitik intra dan ekstravaskuler Klasifikasi anemia hemolitik intrinsik dan ekstrinsik Patogenesis Patogenesis dan etiologi anemia hemolitik Kelainan laboratorium Pemeriksaan laboratorium pada anemia hemolitik intra dan ekstravaskuler Pemeriksaan darah perifer lengkap dan evaluasi sediaan hapus darah tepi Pemeriksan sumsum tulang Pemeriksaam kimia darah, urin dan imunologi Gambaran klinik Anemia Defisiensi Folat & B12 Patogensis a. defisiensi folat & B12 Etiologi, klasifikasi, patogenesis dan patofisiologi Epidemiologi

10

Kelainan laboratorium pada defisiensi folat & B12 Pemeriksaan darah perifer lengkap dan evaluasi sediaan hapus darah tepi Pemeriksan sumsum tulang Pemeriksaam kimia darah dan imunologi Diagnosis a. defisiensi folat & B12 Gambaran klinik Kriteria diagnosis Penatalaksanaan a. defisiensi folat & B12 Prinsip pengobatan Pemeriksaan laboratorium untuk monitoring Anemia Aplastik Patogensis a. aplastik Etiologi, klasifikasi, patogenesis dan patofisiologi a. aplastik Epidemiologi a. aplastik Kelainan laboratorium pada a. aplastik Pemeriksaan darah perifer lengkap dan evaluasi sediaan hapus darah tepi Pemeriksaan sumsum tulang pada a. aplastik Pemeriksaan kimia darah pada a. aplastik

Diagnosis a. Aplastik Gambaran klinik a aplastik Kriteria diagnosis a aplastik Penatalaksanaan a. Aplastik Prinsip pengobatan a aplastik Pemeriksaan laboratorium untuk monitoring a aplastik Anemia Defisiensi Besi

Patogensis a. defisiensi besi Etiologi, klasifikasi, patogenesis dan patofisiologi a defisiensi besi Epidemiologi a defisiensi besi Kelainan laboratorium pada a. defisiensi besi Pemeriksaan darah perifer lengkap dan evaluasi sediaan hapus darah tepi pada anemia defisiensi besi Pemeriksaan dan evaluasi sumsum tulang pada anemia defisiensi besi Pemeriksaan kimia darah dan imunologi pada a defisiensi besi Diagnosis a. defisiensi besi. Gambaran klinik a defisiensi besi Kriteria diagnosis a defisiensi besi Penatalaksanaan a. defisiensi besi Prinsip pengobatan a defisiensi besi Pemeriksaan laboratorium untuk monitoring a defisiensi besi

11

Anemia Penyakit Menahun Patogensis a. penyakit menahun. Etiologi, klasifikasi, patogenesis dan patofisiologi a. penyakit menahun. Epidemiologi a. penyakit menahun Kelainan laboratorium pada a. penyakit menahun. Pemeriksaan darah perifer lengkap dan evaluasi sediaan hapus darah tepi a. penyakit menahun. Pemeriksan sumsum tulang pada a. penyakit menahun. Pemeriksaam kimia darah dan imunologi pada a. penyakit menahun. Diagnosis a. penyakit menahun. Gambaran klinik a. penyakit menahun. Kriteria diagnosis a. penyakit menahun. Penatalaksanaan a. penyakit menahun Prinsip pengobatan a. penyakit menahun. Pemeriksaan laboratorium untuk monitoring a. penyakit menahun. Thalassemia Patogenesis Etiologi, klasifikasi, patogenesis dan patofisiologi Kelainan laboratorium Pemeriksaan darah perifer lengkap dan evaluasi sediaan hapus darah tepi Pemeriksaan sumsum tulang Analisa hemoglobin Pemeriksaan kimia darah Diagnosis Gambaran klinik Kriteria diagnosis Komplikasi Komplikasi akibat penyakit Komplikasi akibat pengobatan Penatalaksanaan Prinsip pengobatan Pemeriksaan laboratorium untuk monitoring Thalassemia Patogenesis Etiologi, klasifikasi, patogenesis dan patofisiologi Kelainan laboratorium Pemeriksaan darah perifer lengkap dan evaluasi sediaan hapus darah tepi 12

Pemeriksaan sumsum tulang Analisa hemoglobin Pemeriksaan kimia darah

Diagnosis Gambaran klinik Kriteria diagnosis Komplikasi Komplikasi akibat penyakit Komplikasi akibat pengobatan Penatalaksanaan Prinsip pengobatan Pemeriksaan laboratorium untuk monitoring Hemoglobin Varian Patogenesis Etiologi, klasifikasi, patogenesis dan patofisiologi Kelainan laboratorium Pemeriksaan darah perifer lengkap dan evaluasi sediaan hapus darah tepi Pemeriksaan sumsum tulang Analisa hemoglobin Pemeriksaan kimia darah Diagnosis Gambaran klinik Kriteria diagnosis Komplikasi Komplikasi akibat penyakit Komplikasi akibat pengobatan Penatalaksanaan Prinsip pengobatan Pemeriksaan laboratorium untuk monitoring Keterampilan yang diperlukan untuk menatalaksana Anemia, Thalasemia, Hemoglobin Varian Tahapan perawatan : - Anamnesis - Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan penunjang / laboratorium - Pemeriksaan lanjutan - Penjelasan/ penerangan pada keluarga

13

Pemantauan - Perbaikan klinis, laboratorium - Penanganan komplikasi Rujukan 1. Greer JP, et al. Wintrobes clinical hematology. 11th Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2004. halaman ............................... 2. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Essential haematology. 4 th ed. Oxford : Blackwell Science; 2001. halaman .............................. 3. Henry JB. Clinical diagnosis and management by laboratory methods. th 20 ed. Philadelphia : W.B. Saunders Company; 2001. halaman ........................................

14

You might also like