You are on page 1of 14

BAB I LAPORAN KASUS

I.

Identitas pasien Nama Jenis kelamin Usia Alamat Status perkawinan Pekerjaan Tanggal MRS Tanggal pemeriksaan : An. KD : Laki-laki : 4 tahun : Jl. Masjid agung No.10 rt 06 rw 01 citangkil : Belum kawin : -: 29 Mei 2013 : 30 Mei 2013

II.

Keluhan utama Luka pada kaki kanan sejak 1 bulan SMRS

III.

Anamnesis Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan terdapat luka pada kaki kanan karena jatuh dari sepeda sejak 1 bulan SMRS, luka dirasakan tidak kunjung sembuh. Pasien sudah dibawa berobat ke dokter spesialis anak dan dikonsulkan ke dokter bedah. Pada luka tampak ada darah dan pus Riwayat penyakit dahulu : Riwayat HT (-), riwayat DM (-), riwayat asma (-) Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan hal serupa. Riwayat alergi : Pasien mengaku tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu ataupun makanan 1

Riwayat pribadi dan sosial : Pasien belum sekolah dan tinggal bersama kedua orangtuanya. IV. Pemeriksaan Fisik General Tanda vital Keadaan umum : baik Kesadaran TD Nadi Respirasi Suhu aksila : compos mentis :: 56 x/menit : 20x/menit : 36C

Pemeriksaan fisik umum Kepala Leher Kepala : Normochepali, deformitas (-) Mata THT Leher Thoraks Paru Inspeksi : bentuk simetris, ukuran normal, pergerakan dinding dada simetris, pelebaran sela iga (-), retraksi sela iga (-), penggunaan otot bantu nafas (-) Palpasi : pergerakan dan fremitus raba simetris Perkusi : sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) Jantung Inspeksi : tak tampak iktus kordis Palpasi : iktus kordis teraba Perkusi :- batas kanan jantung : SIC II linea parasternal dekstra - batas kiri jantung : SIC V linea midklavikula sinistra 2 : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), pupil isokor, refleks pupil (+/+) : dbn : Massa (-), pembesaran KGB (-)

Auskultasi : S1S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi : kulit tampak normal, distensi (-), luka operasi (-) Auskultasi : bising usus (+) normal Perkusi : timpani pada semua lapang abdomen Palpasi : nyeri tekan (-), hepar & lien tidak teraba Extremitas Ekstremitas atas: akral hangat (+/+), edema (-/-), pembesaran KGB (-/-) Ekstremitas bawah: akral hangat (+/+), edema (-/-)

Pemeriksaan fisik lokal pada regio pedis deksta Inspeksi : Tampak luka berbentuk bulat pada daerah pedis dextra tepatnya di calcaneus dekstra, dengan diameter kurang lebih 1 cm. Tampak darah (+), pus (+) kotor (+). Palpasi : Teraba luka berbentuk bulat, batas tegas, dengan ukuran diameter kurang lebih 1 cm, nyeri tekan (+)

V.

Resume An. T, usia 4 tahun, mengeluh terdapat luka pada kaki kanan karena jatuh dari sepeda sejak 1 bulan SMRS, luka dirasakan tidak kunjung sembuh. Pasien sudah dibawa berobat ke dokter spesialis anak dan dikonsulkan ke dokter bedah. Pada luka tampak ada darah dan pus. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan adanya luka pada tumit kaki kanan. Tampak darah (+) dan pus (+) terlihat kotor dengan bentuk bulat, diameter 1 cm, berbatas jelas, nyeri tekan (+).

VI.

Diagnosis Ulkus pedis

VII. -

Diferensial diagnosis Ulkus Neurotropik Ulkus Tropikum Ulkus Varikosum Ulkus Arteriosum

VIII.

Usulan pemeriksaan Pemeriksaan Laboratorium

IX.

Rencana terapi Cleaning and dressing

X.

Prognosis Quo ad vitam : Dubia ad bonam Quo ad functionam : Dubia ad bonam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ulkus 2.1.1 Definisi Ulkus adalah ekskavasi yang berbentuk lingkaran maupun ireguler akibat dari hilangnya epidermis dan sebagian atau seluruh dermis.1 2.1.2 Proses Terjadinya Ulkus Komposisi jaringan lunak bervariasi pada satu anggota tubuh dengan anggota tubuh lainnya sehingga pada aktivitas normal dapat melakukan adaptasi pada tekanan yang beragam tanpa terjadi kerusakan. Kolagen dan elastin merupakan dua komponen yang memperkuat jaringan lunak. Secara fisiologis, jaringan mengalami tekanan yang berlebihan maka akan memicu sel saraf untuk mengirimkan impuls ke otak. Tekanan yang berlebihan akan diartikan sebagai nyeri sehingga tubuh akan berespon untuk mengistirahatkan daerah tersebut.2 Respon lokal yang terjadi di jaringan tersebut berupa pelepasan fibrin, neutrofil, platelet, dan plasma beserta peningkatan aliran darah yang menyebabkan edema. Edema ternyata dapat menekan pembuluh kapiler yang menyuplai nutrisi sehingga jaringan dapat mengalami kematian. Kematian jaringan ini justru akan semakin meningkatkan pelepasan mediator inflamasi. Kulit memberikan tekanan internal untuk mengeluarkan akumulasi sel-sel debris dan radang tersebut. 2 2.1.3 Proses Penyembuhan Ulkus Proses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1. Fase aktif ( 1 minggu) Leukosit secara aktif akan memutus kematian jaringan, khususnya monosit akan memutus pembentukan kolagen dan protein lainnya. Proses ini berlangsung hingga mencapai jaringan yang masih bagus. Penyebaran proses ini ke dalam jaringan menyebabkan ulkus menjadi semakin dalam. Undermined edge dianggap sebagai tanda khas ulkus yang masih aktif. 2

Di samping itu juga, terdapat transudat yang creamy, kotor, dengan aroma tersendiri. Kemudian saat terikut pula debris dalam cairan tersebut, maka disebut eksudat. Pada fase aktif, eksudat bersifat steril. Selanjutnya, sel dan partikel plasma berikatan membentuk necrotix coagulum yang jika mengeras dinamakan eschar. 2 2. Fase proliferasi Fase ini ditandai dengan adanya granulasi dan reepitelisasi. Jaringan granulasi merupakan kumpulan vaskular (nutrisi untuk makrofag dan fibroblast) dan saluran getah bening (mencegah edema dan sebagai drainase) yang membentuk matriks granulasi yang turut menjadi lini pertahanan terhadap infeksi. Jaringan granulasi terus diproduksi sampai kavitas ulkus terisi kembali. Pada fase ini tampak epitelisasi di mana terbentuk tepi luka yang semakin landai. 2 3. Fase maturasi atau remodelling Saat inilah jaringan ikat (skar) mulai terbentuk. 2

(a)

(b) Gambar 2.1 Tahap Penyembuhan Ulkus

(c)

2.1.4 Menilai Luas Ulkus a. Fase aktif b. Fase prolifersi c. Fase maturasi atau remodelling

Di samping itu, tiga hal yang perlu dinilai untuk menentukan intervensi yang akan diberikan pada ulkus tersebut adalah tepi ulkus, dasar ulkus dan jenis discharge. Berikut Interpretasi dari ketiganya :

2.2 Ulkus Dekubitus 7

2.2.1 Definisi dan distribusi Dekubitus berasal dari bahsa latin decumbere yang artinya berbaring. Ulkus Dekubitus (Luka akibat penekanan, Ulkus kulit, Bedsores) adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka panjang. 95 % ulkus dekubitus terjadi pada tubuh bagian bawah, 65% di derah pelvis dan 30% di tungkai.3 2.2.2 Faktor resiko Resiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus ditemukan pada:

Orang-orang yang tidak dapat bergerak (misalnya lumpuh, sangat lemah, dipasung) Orang-orang yang tidak mampu merasakan nyeri, karena nyeri merupakan suatu tanda yang secara normal mendorong seseorang untuk bergerak. Kerusakan saraf (misalnya akibat cedera, stroke, diabetes) dan koma bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk merasakan nyeri.

Orang-orang yang mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) tidak memiliki lapisan lemak sebagai pelindung dan kulitnya tidak mengalami pemulihan sempurna karena kekurangan zat-zat gizi yang penting. Karena itu penderita malnutrisi juga memiliki resiko tinggi menderita ulkus dekubitus.

Gesekan dan kerusakan lainnya pada lapisan kulit paling luar bisa menyebabkan terbentuknya ulkus. Baju yang terlalu besar atau terlalu kecil, kerutan pada seprei atau sepatu yang bergesekan dengan kulit bisa menyebabkan cedera pada kulit. Pemaparan oleh kelembaban dalam jangka panjang (karena berkeringat, air kemih atau tinja) bisa merusak permukaan kulit dan memungkinkan terbentuknya ulkus4

2.2.3 Patogenesis Tekanan yang mengenai kulit, jaringan lunak, otot dan tulang akibat berat badan seseorang seringkali melebihi tekanan pengisian pembuluh kapiler, hampir 32mmHg. Pasien yang memiliki sensistivitas, mobilitas dan mental normal, maka tekanan ini tidak terjadi karena ada tekanan pada daerah tertentu mersang seseorang untuk melakukan perubahan posisi.5 8

Saat tekanan dari beberapa permukaan, seperti matras atau kursi berlangsung terus-menerus kerusakan akan terjadi yang dimulai dari kulit, lalu berkembang pada pembuluh darah, jarungan subkutan, otot bahkan tulang. Ini disebut the top-to-bottom model of pressure ulcer development.5 Terdapat pula hipotesis lain yaitu bottom-to-top model hypothesizes dimana ulkus berkembang lebih dahulu pada daerah terdekat dengan tulang yang tertekan, kemudian ke otot, lemak subkutan dan pembuluh darah, sebelum akhirnya Nampak di permukaan kulit. 5

Gambar 2.3 Daerah pada tubuh yang berpotensi ulkus dekubitus

2.2.4 Klasifikasi Ulkus Dekubitus5 Stage Definition Explanatory notes

Observable indicators as

pressure-related compared to the The ulcer appears as a defined area of persistent redness in lightly pigmented skin; in darker skin tones it may appear with persistent red, blue and/or purple hues.

alteration(s) of intact skin whose adjacent or opposite area on the body may include changes in one or more l of the following:

skin temperature (warmth or coolness) tissue consistency (firm or boggy feel) sensation (pain/itching).

The pressure ulcer is superficial and presents clinically as an abrasion, blister or shallow crater. (Note: such superficial ll Partial-thickness skin loss involving epidermis and/or dermis. presentations may also represent a nonpressure related injury due to friction and excessive moisture as a result of, for example, incontinence, wound drainage, perspiration.) Full-thickness skin loss involving lll damage or necrosis to subcutaneous tissue and extending down to, but not through, the underlying fascia. Full-thickness lV skin loss with Undermining and sinus tracts may also be associated with Stage IV pressure ulcers. extensive destruction, tissue necrosis or damage to muscle, bone, or supporting structures (for example The ulcer presents clinically as a deep crater with or without undermining of the adjacent tissue.

tendon or joint capsule). Beberapa hal yang dapat menjadi faktor resiko dari terbentuknya ulkus dekubitus adalah tekanan, friksi dan shear.

10

2.2.5 Penatalaksanaan Prinsip penatalaksanaan ulkus dekubitus adalah: 1. Mengurangi tekanan a. Reposisi berkala, dengan mengubah posisi minimal setiap 2 jam, b. Alas pengaman (protective padding) c. Support surfaces 2. Perawatan ulkus (cleaning & dressing) 3. Mengatasi nyeri, infeksi dan undernutrition Penggunaan analgesik jika diperlukan dan antibiotik topikal yang sesuai (Silver Sulfa Diazine, triple antibiotic dan metronidazole). Bacitracin (AK-tracin), polymyxin B dengan bacitracin (Polysporin), dan kombinasi neomycin, bacitracin dan polymyxin B (Neosporin) dapat digunakan untuk infeksi kulit.6 Dikatakan Undernutrition jika albumin < 3.5 mg/dL atau BB < 80% BB ideal. Maka perlu pemberian nutrisi yang cukup meliputi pemberian protein 1.25 s.d. 1.5 g/kg/hari, suplementasi zink 50 mg (dalam 3 dosis/hari) ataupun dengn pemberian vitamin C 1g/hari. Disarankan untuk banyak minum air putih setiap kali dilakukan reposisi.5 4. Terapi tambahan atau bedah 2.2.6 Diagnosis Banding 1. Ulkus Neurotropik Ulkus neurotrofikum adalah ulkus kronik anestetik pada kulit karena neuropati saraf sensorik di daerah tekanan dan trauma ekstremitas. Ulkus neurotropik timbul pada stadium lanjut dari beberapa penyakit sistemik kronik. Frekuensi terbanyak terjadi pada ekstremitas bawah, terutama pada telapak kaki karena daerah ini sering mengalami tekanan dan trauma.7

2. Ulkus Tropikum Ulkus tropikum adalah ulkus yang cepat berkembang dan nyeri, biasanya pada tungkai bawah, dan lebih sering ditemukan pada anak-anak kurang gizi di daerah tropik8 11

3. Ulkus Varikosum Ulkus varikosum adalah ulkus pada tungkai bawah yang disebabkan oleh gangguan aliran darah vena8,9. 4. Ulkus Arteriosum Ulkus arteriosum adalah ulkus yang terjadi akibat gangguan peredaran darah arteri8.

2.2.7 Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi Sepsis Sepsis terjadi ketika bakteri memasuki aliran darah melalui kulit yang rusak dan menyebar ke seluruh tubuh dengan cepat berkembang dan mengancam kehidupan kondisi yang dapat menyebabkan kegagalan organ. Selulitis. selulitis merupakan infeksi akut jaringan ikat kulit yang menyebabkan rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan, yang dapat parah. Selulitis juga dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, termasuk sepsis dan meningitis yaitu infeksi pada membran dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Infeksi tulang dan sendi. dapat terjadi ketika infeksi dari ulkus sampai ke dalam sendi dan tulang. Infeksi sendi (arthritis septik atau infeksi) dapat merusak tulang rawan dan jaringan, dan tulang infeksi (osteomielitis) dapat mengurangi fungsi sendi dan anggota badan. Kanker. Komplikasi lain adalah pengembangan jenis karsinoma sel skuamosa yang berkembang di luka yang kronis, luka nonhealing (Marjolin ulkus). Kanker jenis ini adalah agresif dan biasanya memerlukan perawatan bedah4 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 12

Ulkus merupakan penyakit yang ditandai dengan hilangnya epidermis dan sebagian atau seluruh dermis yang dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu; ulkus tropikum, ulkus varikosum, ulkus arteriosum dan ulkus neurotrofik. Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada beberapa faktor mempengaruhi seperti trauma, hygiene, gizi, infeksi, gangguan aliran darah balik, ateroma pembuluh darah abdominal dan tungkai, serta kerusakan saraf perifer. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis yang terarah dan gejala klinis. Pemeriksaan lain diperlukan untuk menentukan penyebabnya, misalnya hipertensi, diabetes mellitus, dan faktor resiko yang lain. Penetalaksanaan kruris terdiri dari penatalaksanaan umum dan khusus. Pada penatalaksanaan umum pasien diharapkan memperbaiki status gizi, meletakkan tungkai lebih tinggi dari kepala saat berbaring, hindari dingin dan hindari rokok. Sedangkan penatalaksanaan khusus terdiri dari pengobatan sistemik dan topikal. 3.2 Saran 1. Memberikan edukasi yang jelas pada pasien tentang penyakitnya dan faktor-faktor yang dapat memperberat penyakitnya 2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada penderita untuk mendapatkan hasil yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

13

1. James WD, Timothy GB & Dirk ME. Cutaneous Signs and Diagnosis. In: AndrewsDisease of The Skin, Clinical Dermatology 10th edition. Philadelpia: WB Saunders Company, 2000; 18. 2. South H. Wound Care for People Affected by Leprosy: A Guide for Low Resource Situation. Greenville: American Leprosy Missions, 2001. 3. James WD, Timothy GB & Dirk ME. Dermatous Resulting from Physical Factor. In: AndrewsDisease of The Skin, Clinical Dermatology 10 th edition. Philadelpia: WB Saunders Company, 2000; 42. 4. Epi, servasius.2012.Ulkus Dekubitus. Diakses pada tanggal 28 juni 2013 melalui http://sikkahoder.blogspot.com/2012/07/ulkus-dekubitus-video-prosesterjadinya.html#.Uc2KxjuArDM
5. Catherine Anne Sharp. A Discourse on Pressure Ulcer Physiology: the

Implications of Repositioning and Staging, [online], 2005, [diakses pada 30 Maret 2012] 6. http://www.worldwidewounds.com/2005/october/Sharp/Discourse-On-PressureUlcer-Physiology.html 7. Sudirman U. Ulkus kulit dalam Harahap M (ed.) Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates, 2000; 280. 8. Lin P, Philips t. Ulcers. In: Bolognia JL et al, eds. Dermatology. Volume 2. London: Mosby, 2003; 1631-48. 9. Sularsito SA. Ulkus Kruris. Dalam: Djuanda Adi, ed. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VII. Jakarta: FKUI press,. 2007; 247.

14

You might also like