Professional Documents
Culture Documents
770 212
Ind
p
PROFIL
KESEHATAN INDONESIA
2005
TIM PENYUSUN
Pengarah
Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH
Sekretaris Jenderal Depkes
Ketua
DR Bambang Hartono, SKM, MSc
Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes
Sekretaris
Bob Susilo Kusumobroto, SKM, MPH
Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes
Anggota,
Sugito, SKM, MKes
Sunaryadi, SKM, MKes
Nuning Kurniasih, SSi, Apt
Boga Hardhana, SSi, MM
Evida Manullang, SSi
M. Syahrul Anam, Dr.
Wardah, SKM
Marlina Indah Susanti, SKM
Supriyono, SKM
Dewi Roro Kumbini, SS
Istiqomah, SS
Rida Sagitarina, Dra.
Sariyono
Sondang Tambunan
Kontributor
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat
Ditjen Pelayanan Medik
Ditjen PPM-PL
Ditjen Yanfar & Alkes
Badan Litbangkes
Badan PPSDMKes
Biro Perencanaan dan Anggaran
Biro Kepegawaian
Biro Umum dan Humas
Pusat Promosi Kesehatan
Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan
1. HEALTH STATISTICS
KATA PENGANTAR
Profil Kesehatan Indonesia 2005 merupakan kelanjutan dari profil tahun-tahun
sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari Pusat Data
dan Informasi. Supaya profil kesehatan ini tidak membingungkan dan dianggap tertinggal,
maka data dan informasi yang disajikan adalah sesuai dengan tahun yang tercantum.
Profil Kesehatan Indonesia 2005 selain memuat informasi seperti profil kesehatan
sebelumnya dan juga memuat kejadian-kejadian penting pada tahun 2005, antara lain
munculnya kembali penyakit polio, flu burung dan gempa bumi di Nias. Namun demikian
Profil Kesehatan Indonesia 2005 masih terdapat keterbatasan karena ada beberapa data
yang masih belum bisa terkumpul, untuk itu akan kami masukan ke Profil Kesehatan
berikutnya. Profil Kesehatan Indonesia 2005 ini dapat juga diakses melalui
http://www.depkes.go.id.
Profil Kesehatan Indonesia dengan segala keterbatasan dalam hal pengumpulan
datanya tetap diupayakan agar dapat terbit lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya.
Mudah-mudahan Profil Kesehatan Indonesia 2005 ini bermanfaat dalam mengisi
kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua.
Jakarta,
2007
ii
SAMBUTAN
SEKRETARIS JENDERAL DEPKES
Saya menyambut gembira terbitnya Profil Kesehatan Indonesia 2005 yang lebih
cepat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun berat dan banyak
tantangan di dalam proses pengumpulan data untuk mengisi profil kesehatan ini, akhirnya
Pusat Data dan Informasi berhasil menghimpun data tahun 2005 dan menyusunnya menjadi
Profil Kesehatan Indonesia 2005.
Tantangan dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu ternyata banyak
kendala sehingga data dan informasi dari setiap provinsi maupun program masih belum terisi
secara lengkap. Dengan telah terbitnya Profil Kesehatan Indonesia 2005 yang juga memuat
kejadian-kejadian penting di tahun 2005, saya harapkan profil ini dimanfaatkan dalam
pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi (evidence based) serta
digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi sehingga
memungkinkan tersusunnya Profil Kesehatan Indonesia 2005.
Jakarta,
2007
Sekretaris Jenderal
Departemen Kesehatan
iii
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I:
PENDAHULUAN
BAB II:
3
3
5
7
10
12
BAB III:
15
15
23
54
BAB IV:
59
59
69
73
83
85
88
91
BAB V:
93
93
102
108
BAB VI:
111
111
116
BAB VII:
PENUTUP
122
DAFTAR PUSTAKA
123
LAMPIRAN
***
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2.1
Lampiran 2.2
Lampiran 2.3
Lampiran 2.3.a
Lampiran 2.4
Lampiran 2.4.a
Lampiran 2.4.b
Lampiran 2.5
Lampiran 2.6
Lampiran 2.7
Lampiran 2.8
Lampiran 2.8.a
Lampiran 2.8.b
Lampiran 2.9
Lampiran 2.9.a
Lampiran 2.9.b
vii
Lampiran 2.10
Lampiran 2.10.a
Lampiran 2.10.b
Lampiran 2.11
Lampiran 2.12
Lampiran 2.12.a
Lampiran 2.12.b
Lampiran 2.13
Lampiran 2.14
Lampiran 2.15
Lampiran 2.16
Lampiran 2.17
Lampiran 2.18
Lampiran 2.19
Lampiran 2.19.a
Lampiran 2.19.b
viii
Lampiran 3.1
Lampiran 3.2
Lampiran 3.2.a
Lampiran 3.3
Lampiran 3.3.a
Lampiran 3.4
Lampiran 3.5
Lampiran 3.6
Lampiran 3.7
Lampiran 3.8
Lampiran 3.9
Lampiran 3.10
Lampiran 3.11
Lampiran 3.12
Lampiran 3.13
Lampiran 3.14
Lampiran 3.15
Lampiran 3.16
Lampiran 3.17
Lampiran 3.18
Lampiran 3.19
Lampiran 3.20
Lampiran 3.21
Lampiran 3.22
Lampiran 3.23
Lampiran 3.24
Lampiran 3.25
Lampiran 3.26
Lampiran 3.27
Lampiran 3.28
Lampiran 3.29
Lampiran 3.30
Lampiran 3.31
Lampiran 3.32
Lampiran 3.33
Lampiran 3.34
Lampiran 3.35
Lampiran 3.36
Lampiran 3.37
Lampiran 3.38
Lampiran 3.38.a
Lampiran 3.38.b
Lampiran 3.39
Lampiran 3.39.a
Lampiran 3.39.b
Lampiran 3.40
Lampiran 3.41
Lampiran 3.42
Lampiran 4.1
Lampiran 4.2
Lampiran 4.3
Lampiran 4.4
Lampiran 4.5
Lampiran 4.5.a
Lampiran 4.5.b
Lampiran 4.6
Lampiran 4.7
Lampiran 4.8
Lampiran 4.9
Lampiran 4.10
Lampiran 4.11
Lampiran 4.12
Lampiran 4.13
Lampiran 4.14
Lampiran 4.15
Lampiran 4.16
Lampiran 4.17
Lampiran 4.18
Lampiran 4.19
Lampiran 4.20
Lampiran 4.21
Lampiran 4.22
Lampiran 4.23
Lampiran 4.24
Lampiran 5.1
Lampiran 5.2
Lampiran 5.3
Lampiran 5.4
Lampiran 5.5
Lampiran 5.6
Lampiran 5.7
Lampiran 5.8
Lampiran 5.9
Lampiran 5.10
xii
Lampiran 5.11
Lampiran 5.12
Lampiran 5.13
Lampiran 5.14
Lampiran 5.15
Lampiran 5.16
Lampiran 5.17
Lampiran 5.18
Lampiran 5.19
Lampiran 5.20
Lampiran 5.21
Lampiran 5.22
Lampiran 5.23
Lampiran 5.24
Lampiran 5.25
Lampiran 5.26
Lampiran 5.27
Lampiran 5.28
Lampiran 5.29
xiii
Lampiran 5.30
Lampiran 6.1
Lampiran 6.2
Lampiran 6.3
Lampiran 6.4
Lampiran 6.5
Lampiran 6.6
Lampiran 6.7
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan visi Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat, dan
mengemban misi Membuat Rakyat Sehat, Departemen Kesehatan mempunyai empat
strategi utama yaitu :
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
3. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan.
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2005 ini berupaya untuk mengacu
kepada sasaran utama Departemen Kesehatan tersebut di atas. Menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat akan digambarkan pada Bab II dan Bab III,
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas digambarkan
pada Bab IV dan Bab V, meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi
kesehatan digambarkan pada Bab III dan IV serta meningkatkan pembiayaan kesehatan
digambarkan pada Bab V.
Profil Kesehatan Indonesia 2005 ini terdiri dari 7 (tujuh) bab, yaitu:
Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang acuan diterbitkannya Profil Kesehatan
Indonesia 2005 ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab II - Situasi Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum
Indonesia. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan
informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor lingkungan dan perilaku.
Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan
kesehatan sampai dengan tahun 2005 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan
hidup, angka kesakitan dan keadaan status gizi.
Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang
telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2005, untuk tercapainya dan
berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya
kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan
kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan dan berbagai
upaya lain yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya.
Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya
pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2005 ini. Gambaran tentang keadaan sumber
daya sampai dengan tahun 2005 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas
1
kesehatan yang ada sampai tahun 2005. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah dan
penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas
termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan Negara-negara ASEAN. Bab ini menyajikan
perbandingan beberapa indikator tertentu seperti Angka Kematian Bayi, Angka Kematian
Balita, Angka Kematian Kasar, Umur Harapan Hidup, Cakupan Imunisasi juga tentang
beberapa prevalensi penyakit tertentu, seperti Campak, HIV/AIDS, dan Tuberkulosis di
antara Indonesia dengan negara-negara anggota ASEAN.
Bab VII - Penutup.
***
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
Indonesia terdiri atas banyak pulau dan kepulauan dengan karakteristik budaya
penduduk yang beragam, mempunyai kebiasaan/adat-istiadat yang berbeda, termasuk
perilaku yang berkaitan dengan kesehatan.
Sejak tahun 2001 Indonesia melaksanakan kebijakan desentralisasi yang antara lain
berimplikasi pada terus bertambahnya jumlah provinsi dan kabupaten/kota. Pada tahun 2005
secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 349 kabupaten, dan 91 kota.
Wilayah tersebut meliputi 5.263 kecamatan, 62.806 desa, dan 7.123 kelurahan. Dalam uraian
bab ini, data yang berasal dari Statistik Kesra 2005 tidak mengikutsertakan 3 provinsi, yaitu
Provinsi Sulawesi Barat, Irian Jaya Barat dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Provinsi
NAD tidak diikutsertakan karena penghitungan data penduduk dilakukan tidak bersamaan
dengan 30 provinsi lainnya. Rincian pembagian wilayah administrasi pemerintahan per
provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 2.1.
Adapun gambaran umum Indonesia dan perilaku penduduk pada tahun 2005 yang
diuraikan meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan
lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan.
A. KEADAAN PENDUDUK
Sesuai dengan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2005, jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2005 tercatat sebesar 218.868.791 jiwa. Tingkat kepadatan
penduduk 2005 sebesar 117,6 jiwa per km2. Provinsi-provinsi di Pulau Jawa memiliki
kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan di luar Jawa. Provinsi yang memiliki
kepadatan penduduk tertinggi adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 11.968,8 jiwa per km2.
Provinsi DI Yogyakarta merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi ke2 dengan kepadatan 1.067,2 jiwa per km2. Provinsi dengan tingkat kepadatan tertinggi ke-3
masih berada di Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat sebesar 1.055,3 jiwa per km2. Provinsi-provinsi
di Papua, Pulau Kalimantan, dan Kepulauan Maluku memiliki kepadatan penduduk yang
relatif rendah. Kepadatan penduduk terendah di Provinsi Papua, yaitu hanya 5,9 jiwa per km2.
Kalimantan Tengah merupakan provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk terendah ke-2
yaitu sebesar 12,5 jiwa per km2, yang kemudian disusul oleh Kalimantan Timur dengan
kepadatan 14,6 jiwa per km2.
Persebaran penduduk sampai dengan tahun 2005, baik antar pulau maupun antar
provinsi masih sangat timpang. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk antar pulau
yang menunjukkan lebih dari separuh penduduk Indonesia (58,7%) berada di Pulau Jawa
(yang luas wilayahnya hanya 7% wilayah Indonesia); 21% berada di Pulau Sumatera; 7,2% di
Sulawesi; 5,5% di Kalimantan; 5,4% di Kepulauan Nusa Tenggara dan Bali; dan hanya 2,1%
yang berada di Kepulauan Maluku, dan Papua. Jumlah penduduk dan angka kepadatan
penduduk per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.2.
Menurut hasil SUPAS 2005, persentase penduduk menurut tipe wilayah menunjukkan
bahwa jumlah penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan masih lebih besar daripada yang
tinggal di wilayah perkotaan, yaitu sebesar 56,88% di wilayah perdesaan dan yang bertempat
3
tinggal di wilayah perkotaan sebesar 43,12%. Provinsi dengan persentase penduduk tinggal di
kota tertinggi adalah DKI Jakarta (100%) disusul oleh Kepulauan Riau (79,39%) dan DI
Yogyakarta (59,14%). Sedangkan provinsi dengan persentase penduduk yang tinggal di
perkotaan terendah adalah Nusa Tenggara Timur (15,60%) disusul oleh Sulawesi Tengah
(19,97%), dan Lampung (20,97%).
Jumlah penduduk laki-laki relatif seimbang dibandingkan penduduk perempuan, yaitu
masing-masing sebesar 107.274.528 jiwa penduduk laki-laki dan 106.100.759 jiwa penduduk
perempuan. Dengan demikian rasio penduduk menurut jenis kelamin sebesar 101,11. Rasio
penduduk menurut jenis kelamin yang tertinggi di Provinsi Papua, yaitu sebesar 112,34,
Kalimantan Timur (109,71) dan Kepulauan Bangka Belitung (109,00). Sedangkan yang
terendah di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar 93,49, Sulawesi Selatan sebesar
94,78 dan Sumatera Barat sebesar 97,49. Jumlah penduduk menurut provinsi, daerah
perkotaan/perdesaan dan jenis kelamin terdapat pada Lampiran 2.2, 2.3 dan 2.3.a.
Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa
penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 29,04%, yang berusia produktif (15-64
tahun) sebesar 66,31%, dan yang berusia tua (U> 65 tahun) sebesar 4,65%. Dengan demikian
maka Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2005
sebesar 50,81%. Angka ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2004 sebesar
52,26%. Provinsi dengan persentase beban tanggungan tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur
sebesar 71,67%, disusul oleh Sulawesi Tenggara sebesar 61,98%, dan Maluku Utara sebesar
61,44%. Sedangkan provinsi dengan Angka Beban Tanggungan terendah yaitu DKI Jakarta
sebesar 37,22%, disusul oleh Kepulauan Riau sebesar 40,92% dan DI Yogyakarta sebesar
43,77%. Berdasarkan wilayah, angka beban tanggungan di perdesaan lebih besar
dibandingkan perkotaan, yaitu 54,89% berbanding 45,73%. Rincian jumlah penduduk
menurut kelompok umur, provinsi, wilayah dan angka beban tanggungan tahun 2005 dapat
dilihat pada Lampiran 2.4, 2.4.a, dan 2.4.b.
Komposisi penduduk Indonesia dirinci menurut kelompok umur dan jenis kelamin,
menunjukkan penduduk laki-laki maupun perempuan proporsi terbesar berada pada
kelompok umur 15 49 tahun dan umur 50 64 tahun. Gambaran komposisi penduduk
secara lebih rinci dapat dilihat dari gambar berikut.
GAMBAR 2.1
PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2005
75 +
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 -59
50 - 54
Usia
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 -19
10 - 14
5-9
0-4
6
Persentase
Laki-Laki
Perempuan
B. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian Indonesia pada tiga tahun terakhir relatif stabil dan
menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Kinerja ekonomi pada tahun
2003 tumbuh sebesar 4,88% dan tahun 2004 meningkat menjadi 5,13%. Pada tahun 2005
kondisi perekonomian semakin stabil yang diperlihatkan oleh pertumbuhan ekonomi yang
terus meningkat yang mencapai 5,60%. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selama tiga
tahun terakhir, ternyata tidak diimbangi dengan penurunan laju inflasi. Data BPS
menyebutkan bahwa tahun 2003 laju inflasi sebesar 5,06 %. Angka ini merangkak naik
menjadi 6,40% pada tahun 2004, hingga pada tahun 2005 laju inflasi mencapai 17,17 %
(Januari November 2005).
Statistik Kesra Tahun 2005 menampilkan persentase rumah tangga yang memiliki
bukti kemiskinan dan memanfaatkannya. Bukti kemiskinan tersebut berupa JPK-MM, Kartu
Sehat, JPK-Gakin, Kartu Miskin dan Surat Miskin. Secara nasional persentase rumah tangga
yang memiliki bukti kemiskinan sebesar 12,12%. Angka tersebut tidak termasuk Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, karena waktu penghitungan yang tidak bersamaan. Provinsi
dengan persentase tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur sebesar (37,44%) yang disusul oleh
Nusa Tenggara Barat (26,56%) dan Gorontalo (24,06%).
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional, penduduk miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan (GK) yang
terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan
(GKNM). Penentuan GKM berdasarkan pengeluaran penduduk untuk memenuhi kebutuhan
dasar, baik makanan maupun non makanan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan
Februari 2005 sebesar 35,10 juta (15,97%) yang kemudian meningkat menjadi 39,05 juta
pada bulan Maret 2006 (17,75%). Dengan demikian terjadi peningkatan penduduk miskin
sebesar 3,95 juta.
40
20
35
15
30
Jumlah
(Juta)
16
10
Persentase (%)
Jumlah (Juta)
GAMBAR 2.2
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN
TAHUN 2000 - 2005
Indeks Kedalaman Kemiskinan di Indonesia menurut BPS pada tahun 2005 adalah
2,78. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2004 sebesar 2,89. Penurunan serupa juga
terjadi pada Indeks Keparahan Kemiskinan yang pada tahun 2004 sebesar 0,78, kemudian
turun menjadi 0,76 pada tahun 2005. Selama periode 1999-2005, baik indeks kedalaman
kemiskinan maupun indeks keparahan kemiskinan menunjukkan kecenderungan yang
menurun.
GAMBAR 2.3
INDEKS KEDALAMAN DAN KEPARAHAN KEMISKINAN
TAHUN 1999 - 2005
6
Indeks
5
4
3
2
1
0
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
P2
1.23
1.02
0.97
0.79
0.85
0.78
0.76
P1
4.33
3.51
3.42
3.01
3.13
2.89
2.78
Kepulauan Riau (0,39%), dan Maluku Utara (0,34%). Rincian jumlah dan persentase rumah
tangga miskin penerima BLT menurut klasifikasi dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran
2.7.
GAMBAR 2.4
PERSENTASE RUMAH TANGGA MISKIN PENERIMA BLT
MENURUT KLASIFIKASI TAHUN 2005
Sangat
miskin
20,39%
Hampir
miskin
36,49%
Miskin
43,12%
C. KEADAAN PENDIDIKAN
Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari Angka
Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis huruf latin atau huruf lainnya. Secara nasional, persentase penduduk yang dapat
membaca huruf latin pada tahun 2005 sebesar 69,35%. Sedangkan mereka yang dapat
membaca huruf lainnya sebesar 1,03%, huruf latin dan lainnya sebesar 21,53% dan yang buta
huruf sebesar 8,09%. Dengan demikian persentase penduduk melek huruf yang terdiri dari
penduduk yang mampu membaca huruf latin, lainnya serta latin dan lainnya adalah 91,91%.
Provinsi dengan persentase melek huruf tertinggi adalah Sulawesi Utara sebesar
98,84%, menyusul DKI Jakarta sebesar 98,48% dan Riau 98,04%. Sedangkan persentase
melek huruf terendah adalah Provinsi Papua sebesar 73,56%, disusul oleh Nusa Tenggara
Barat sebesar 81,73%, dan Sulawesi Tengah sebesar 86,28%. Penduduk berumur 10 tahun ke
atas menurut kepandaian membaca dan menulis per provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada
Lampiran 2.8.
Pada tahun 2005, persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum
pernah bersekolah sebesar 7,82%. Sedangkan yang masih bersekolah sebesar 19,24%, terdiri
atas 8,05% bersekolah di SD/MI, sebesar 6,02% di SLTP/MTs, sebesar 3,75% di SMU/SMK,
dan 1,42% di Akademi/Universitas. Selebihnya, sebesar 72,94% sudah tidak bersekolah lagi.
Secara nasional persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah
sekolah di perdesaan (10,63%) lebih tinggi daripada yang tinggal di perkotaan (4,31%).
Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut status pendidikan dan wilayah yang
lebih rinci terdapat pada Lampiran 2.9, 2.9.a, dan 2.9.b.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra Tahun 2005 dikategorikan
menjadi 3 kelompok umur, yaitu 7-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun
mewakili umur setingkat SLTP, dan 16-18 tahun mewakili umur setingkat SMU. Secara
umum, APS kelompok umur 7-12 tahun sebesar 97,14%, kelompok umur 13-15 tahun
sebesar 84,02% dan kelompok umur 16-18 tahun sebesar 53,86%. Semakin tinggi kelompok
7
umur, semakin rendah APS, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan wilayah,
APS penduduk perkotaan lebih besar dibandingkan APS penduduk perdesaan.
Layaknya APS, Angka Partisipasi Murni yang menunjukkan banyaknya penduduk
usia sekolah yang masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya
bervariasi berdasarkan golongan umur maupun tipe daerah. APM SD di daerah perkotaan
sebesar 92,76%, lebih kecil dibandingkan angka di perdesaan yang sebesar 93,58%. APM
SLTP di perkotaan sebesar 72,74%, lebih besar dibandingkan angka di perdesaan sebesar
60,17%. Sedangkan APM SMU di perkotaan sebesar 56,81% dan di perdesaan hanya
32,75%. Secara nasional APM SD sebesar 93,25%, APM SLTP sebesar 65,37%, dan APM
SMU 43,50%.
TABEL 2.1
ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH PENDUDUK UMUR 7-18 TAHUN
MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
TAHUN 2005
Kelompok Umur (Tahun)
Daerah/Jenis Kelamin
7-12
13-15
16-18
Perkotaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
97,82
98,14
97,98
90,07
89,08
89,59
66,48
64,33
65,41
Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
96,38
96,75
96,56
79,27
80,98
80,09
44,24
44,84
44,52
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
96,96
97,32
97,14
83,70
84,37
84,02
53,96
53,75
53,86
Daerah/Jenis Kelamin
SD
SLTP
SMU
Perkotaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
92,95
92,59
92,76
72,13
73,39
72,74
57,86
55,77
56,81
Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
93,57
93,59
93,58
58,94
61,50
60,17
32,48
33,04
32,75
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-Laki + Perempuan
93,31
93,18
93,25
64,34
66,47
65,37
43,57
43,43
43,50
Di Indonesia pada tahun 2005, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang
tidak memiliki ijazah/STTB sebanyak 29,28%. Sedangkan yang sudah memiliki ijazah/STTB
yang dimiliki yakni SD/MI sebanyak 32,34%, tamat SLTP/MTs sebanyak 17,06%, tamat
SMU/MA/SMK sebanyak 17,07%, dan tamat Diploma I sampai dengan Universitas sebesar
4,25%. Dengan demikian maka persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang memiliki
ijazah SMU/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi sebesar 21,32%.
Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya berpendidikan SMU/SMK atau
lebih tinggi adalah DKI Jakarta (44,15%), Kepulauan Riau (41,20%) dan DI Yogyakarta
(33,60%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (12,83%), Kalimantan
Barat (14,96%), dan Gorontalo (15,67%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas
menurut ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.10.
TABEL 2.3
PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TIPE DAERAH , JENIS KELAMIN DAN STATUS PENDIDIKAN TAHUN 2005
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki
Daerah/Jenis
Kelamin
Tidak
Memiliki
SD/
MI
SLTP/
MTs
SMU/
MA
SMU
Kejuruan
Dipl I/
Dipl II
Akademi/
Dipl III
Dipl IV/
S1/S2/
S3
Jumlah
Perkotaan
Laki-laki
Perempuan
L+P
17,09
22,62
19,88
25,37
27,26
26,32
19,43
19,23
19,33
21,53
18,76
20,13
8,18
5,36
6,76
0,95
1,34
1,15
1,94
1,76
1,85
5,51
3,64
4,59
100
100
100
Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
L+P
32,82
40,82
36,82
37,86
36,45
37,16
16,63
13,86
15,24
8,08
5,83
6,96
2,84
1,64
2,24
0,53
0,60
0,57
0,31
0,26
0,29
0,93
0,55
0,74
100
100
100
Perkotaan +
Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
L+P
25,86
32,68
29,28
32,33
32,34
32,34
17,87
16,26
17,06
14,03
11,61
12,82
5,20
3,30
4,25
0,72
0,93
0,82
1,03
0,93
0,98
2,96
1,95
2,45
100
100
100
Pada Tabel 2.3 di atas kita diketahui bahwa persentase penduduk 10 tahun ke atas
yang tidak memiliki ijazah/STTB di perdesaan (36,82%) lebih besar dibandingkan perkotaan
(19,88%). Perbedaan signifikan juga terjadi pada persentase penduduk usia 10 tahun ke atas
yang memiliki ijazah/STTB SMU/MA/SMK hingga Universitas. Pada perkotaan sebesar
34,48%, sedangkan perdesaan hanya sebesar 10,08%. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin
persentase penduduk 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah/STTB SMU/MA/SMK hingga
Universitas pada laki-laki (23,94%) lebih besar dibandingkan pada kelompok perempuan
(18,72%).
D. KEADAAN LINGKUNGAN
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator
persentase rumah sehat dan persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan
(TUPM) sehat. Selain itu disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih
relevan, yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga
menurut Sarana Pembuangan Air Besar, dan persentase rumah tangga menurut Tempat
Penampungan Akhir Kotoran/Tinja.
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu
rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang
sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Rumah dan lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan akan berisiko menjadi sumber penularan berbagai jenis penyakit.
Cakupan rumah sehat pada tahun 2005 mencapai 69%, sedikit mengalami peningkatan dari
tahun-tahun sebelumnya walaupun masih di bawah target yang ditetapkan (75%), dapat
dilihat pada Gambar 2.5 berikut ini.
GAMBAR 2.5
TARGET DAN REALISASI CAKUPAN RUMAH SEHAT
TAHUN 2000 2005
80
70
60
50
Target
40
Realisasi
30
20
10
0
2000
2001
2002
2004
2005
terlindung, yaitu 98,45%, disusul oleh Bali (92,33%) dan DI Yogyakarta (90,62%).
Persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung yang paling rendah
berada di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu sebesar 53,86%, disusul oleh Bengkulu
(56,92%) dan Papua (57,94%).
Pada kelompok sumber air minum terlindung, rumah tangga di Indonesia sebagian
besar memiliki sumur terlindung dengan persentase 35,63%. Persentase rumah tangga yang
menggunakan sumber air minum ledeng menempati urutan ke-2 yaitu 17,99%, kemudian
pompa (13,73%), mata air terlindung (8,52%), air kemasan (4,06%) dan air hujan (2,70%).
Sedangkan pada kelompok air minum tak terlindung, rumah tangga di Indonesia, sebagian
besar memanfaatkan sumur tak terlindung dengan persentase 9,75%, disusul oleh mata air tak
terlindung sebesar 3,96%, air sungai sebesar 3,21% dan lainnya sebesar 0,45%. Persentase
rumah tangga menurut sumber air minum, provinsi dan wilayah secara lebih rinci disajikan
pada Lampiran 2.12, 2.12.a, dan Lampiran 2.12.b.
GAMBAR 2.6
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT
SUMBER AIR MINUM TAHUN 2005
Tak Terlindung
17.37%
Terlindung
82.67%
Kualitas air minum merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan,
sehingga aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu indikator kualitas air minum
yang sering digunakan adalah kualitas bakteriologi yang terdiri dari unsur E.Coli dan Total
Coliform. Pada tahun 2003 kualitas bakteriologi air minum sebesar 79,91%, angka ini sedikit
menurun pada tahun 2004 menjadi 79%, kemudian mengalami peningkatan menjadi 79,8%
pada tahun 2005.
GAMBAR 2.7
CAKUPAN AIR MINUM YANG MEMENUHI
SYARAT KUALITAS BAKTERIOLOGI
TAHUN 2001 - 2005
90
80
70
60
Cakupan (%)
50
40
30
20
10
0
Cakupan
(%)
2001
2002
2003
2004
2005
74,11
64,87
79,91
79
79,8
11
Tahun
Tidak Ada
19.93%
Umum
6.18%
Sendiri
60.28%
Bersama
13.6%
tempat/cara berobat, jenis obat yang digunakan dan persentase anak 2-4 tahun yang pernah
disusui. Indikator yang disajikan mengacu pada Statistik Kesra Tahun 2005.
1. Upaya Penduduk dalam Pencarian Pengobatan
Statistik Kesra Tahun 2005 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang memilih
untuk mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami selama sebulan yang lalu ternyata
lebih besar dibandingkan persentase penduduk yang berobat jalan. Sebanyak 69,88%
penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu memilih untuk
mengobati sendiri. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2004 sebesar 72,44%.
Sedangkan yang memilih untuk berobat jalan hanya sebesar 34,43% dari seluruh penduduk
yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu. Angka ini lebih rendah
dibandingkan tahun 2004 yang sebesar 38,21%.
Dari seluruh penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu
dan memutuskan untuk berobat jalan sebagian besar berada di Provinsi Bali, yaitu 46,51%
yang disusul oleh Nusa Tenggara Timur, 44,38% dan Jawa Barat sebesar 38,07%. Sedangkan
provinsi dengan persentase terendah adalah Riau (22,53%), Kalimantan Tengah (24,23%),
dan Maluku (24,37%).
Dalam hal keputusan untuk mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami selama
sebulan yang lalu, Provinsi Gorontalo menempati urutan teratas dengan persentase sebesar
77,88%, disusul oleh Maluku sebesar 77,62% dan Kalimantan Selatan sebesar 77,35%.
Sedangkan provinsi dengan persentase penduduk yang mengobati sendiri keluhan kesehatan
yang dialami selama sebulan yang lalu adalah Papua (47,14%), Nusa Tenggara Timur
(55,71%) dan Bali (62,94%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.16.
2. Tempat Penduduk Berobat Jalan
Persentase penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu dan
memutuskan untuk berobat jalan, dikelompokkan berdasarkan tempat berobat, yaitu Rumah
Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Swasta, Praktek Dokter, Puskesmas/Pustu, Praktek Nakes,
Praktek Batra dan Dukun Bersalin. Menurut Statistik Kesra Tahun 2005, tempat yang paling
banyak dikunjungi adalah Puskesmas/Pustu yaitu sebesar 35,16%, disusul oleh praktek
Dokter sebesar 26,59%, dan Praktek Nakes sebesar 20,34%.
Persentase penduduk yang berobat jalan ke Puskesmas pada tahun 2005 mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya (tahun 2004 tercatat sebesar 37,26%). Jumlah
tersebut merupakan peningkatan dari tahun 2003 yang sebesar 33,11%. Pada tahun 2005,
tercatat provinsi dengan persentase penduduk yang berobat jalan ke Puskesmas/Pustu terbesar
adalah Nusa Tenggara Timur sebesar 66,60%, disusul oleh Maluku sebesar 56,83% dan
Kalimantan Tengah 52,70%. Sedangkan provinsi dengan persentase penduduk yang berobat
jalan ke Puskesmas/Pustu terendah adalah Sumatera Utara sebesar 22,27%, disusul oleh Bali
sebesar 27,51% dan Jawa Timur yang sebesar 27,97%. Rincian per provinsi dapat dilihat
pada Lampiran 2.17.
3. Anak 2-4 Tahun yang Pernah Disusui
Statistik Kesra Tahun 2005 juga menampilkan informasi mengenai persentase anak
yang pernah disusui berdasarkan lamanya disusui. Indikator ini dikelompokkan menjadi 5
kategori, yaitu 0 bulan, < 5 bulan, 6-11 bulan, 12-17 bulan, 18-23 bulan, dan > 24 bulan.
Sebagian besar anak umur 2-4 tahun disusui selama > 24 bulan, hal ini terlihat dari persentase
13
sebesar 42,80% yang kemudian disusul oleh bayi 12-17 bulan (21,86%), dan bayi 18-23
bulan (21,21%).
Wilayah dengan persentase anak yang pernah disusui selama > 24 bulan tertinggi
adalah Provinsi DI Yogyakarta sebesar 57,87%, disusul oleh Jawa Tengah (52,37%) dan
Kalimantan Selatan (50,01%). Sedangkan persentase terendah adalah Provinsi Maluku
(14,12%), disusul oleh Sumatera Utara (21,59%) dan Kepulauan Riau (23,39%). Secara
nasional, persentase bayi yang disusui selama > 24 bulan mengalami fluktuasi selama 3 tahun
terakhir. Pada tahun 2003, persentase mencapai 43,08%, angka ini turun menjadi 41,36%
pada tahun 2004 yang kemudian kembali naik pada tahun 2005 mencapai 42,80%. Rincian
per provinsi dan wilayah dapat dilihat pada Lampiran 2.19, 2.19.a, dan 2.19.b.
Uraian di atas merupakan penjelasan secara umum tentang Indonesia tahun 2005
secara ringkas. Penjelasan yang diberikan melingkupi berbagai aspek, seperti kependudukan,
perekonomian, pendidikan, kesehatan lingkungan, dan beberapa perilaku penduduk yang
memiliki keterkaitan erat dengan sektor kesehatan.
***
14
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
50
54
52
50
44
40
47
50
35
30
20
10
0
1995
Sumber:
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002-2003
Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup
besar meskipun pada tahun 2000 dan 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai
krisis yang melanda Indonesia. Pada tahun 1995 AKB diperkirakan sebesar 55 per 1.000
15
kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 52 pada tahun 1997, dan turun lagi menjadi 44 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 1999, kemudian naik menjadi menjadi 47 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2000. AKB menurut hasil Surkesnas/Susenas berturut-turut pada
tahun 2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 20022003 terjadi penurunan yang cukup besar dari tahun 1997 sebesar 52 per 1.000 kelahiran
hidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Provinsi dengan AKB
terendah adalah Bali (14 per 1.000 kelahiran hidup), DI Yogyakarta (20 per 1.000 kelahiran
hidup), dan Sulawesi Utara (25 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan AKB tertinggi di
Provinsi Gorontalo (77 per 1.000 kelahiran hidup), Nusa Tenggara Barat (74 per 1.000
kelahiran hidup), dan Sulawesi Tenggara (67 per 1.000 kelahiran hidup).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003 dinyatakan pula
AKB menurut berbagai karakteristik latar belakang, yaitu menurut tempat tinggal di
perkotaan dan di perdesaan, tingkat pendidikan, dan menurut indeks kekayaan. AKB menurut
ketiga karakteristik latar belakang tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
GAMBAR 3.2
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT
LATAR BELAKANG TEMPAT TINGGAL, 2002-2003
GAMBAR 3.3
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, 2002-2003
23
SMP+
Perdesaan
52
36
43
Tamat SD
Perkotaan
32
65
Tidak tamat SD
10
20
30
40
50
67
Tidak sekolah
60
20
40
60
80
GAMBAR 3.4
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT
LATAR BELAKANG INDEKS KEKAYAAN, 2002-2003
17
Atas
36
Tengah atas
44
Tengah
50
Tengah bawah
61
Terendah
0
10
20
30
40
50
60
70
Pada tahun 2000, AKB di rumah sakit adalah 15,8 per 1.000 kelahiran hidup,
kemudian meningkat tajam pada tahun 2001 dan 2002 menjadi 42,9 dan 40,6 per 1.000
kelahiran hidup. Tahun 2003, AKB di rumah sakit mengalami penurunan berarti yaitu sebesar
22,9 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2004 mengalami sedikit kenaikan
menjadi 29,4 per 1.000 kelahiran hidup. Tahun 2005 mengalami penurunan kembali menjadi
23,7 per 1.000 kelahiran hidup. Akan tetapi selama kurun waktu 5 tahun (2001-2005) angka
kematian bayi tidak bisa menurun seperti pada tahun 2000 (15,8). Tabel 3.1 di bawah ini
merupakan data kematian bayi di rumah sakit selama tahun 20002005.
16
TABEL 3.1
ANGKA KEMATIAN BAYI DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2000 - 2005
Tahun
Jumlah RS
2000
2001
2002
2003
2004
2005
1.145
1.178
1.215
1.234
1.246
1.268
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk
menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya
berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang
terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma
kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat
berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir
memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu
sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang terbanyak
adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran
prematur dan berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar 38,85%. Sedangkan penyebab
lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia
intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir (asfiksia lahir), yaitu 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,82% kematian
perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan.
TABEL 3.2
DISTRIBUSI PASIEN KELUAR MATI DI RUMAH SAKIT YANG BERMULA
PADA MASA PERINATAL DI INDONESIA TAHUN 2005
No
DTD
0.12
ICD -10
A33
Mati
245
P00 - P04
6.87
246
P05 - P 07
2.606
38.85
247
P10 - P 15
Janin dan bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh faktor dan penyulit
kehamilan persalinan dan kelahiran
Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin dan gangguan yang
berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir rendah
Cedera lahir
461
51
0.76
248
P20 - P 21
1.876
27.97
249
P22 - P 28
724
10.79
250
P35 - P 37
516
7.69
251
P38 - P39
138
2.06
252
P55
26
0.39
10
253.9
255
3.8
6.707
100
54
17
%
0.81
Tahun
Estimasi
SUSENAS
1995
73
1998
71,36
57,61
64,28
64
1999
66,44
53,05
59,55
2000
50,77
39,00
44,71
2001
64
2002-2003
Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (Estimasi SUPAS 1995),
Estimasi SUSENAS 1995, 1998, dan 2001, SDKI 2002-2003
SDKI 20022003
46
GAMBAR 3.5
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP)
HASIL SDKI DAN SKRT, TAHUN 1982 2003
500
450
450
450
425
Perkiraan AKI
400
390
373
350
334
307
300
250
200
150
100
50
0
1982
1986
1992
1994
1995
1997
2002-2003
AKI yang dihasilkan oleh SKRT dan SDKI hanya menggambarkan angka nasional,
tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut provinsi.
Kematian ibu maternal di rumah sakit periode 2001-2005 cenderung menurun dari
7,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2001 menjadi 0,9 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 2005. Namun tahun 2004, kematian ibu maternal mengalami kenaikan tajam dari
sebelumnya 1,1 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 8,6 per 1.000 kelahiran hidup. Data angka
kematian ibu maternal tahun 2001 - 2005 di rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.
TABEL 3.4
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2001 2005
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
Data angka kematian ibu maternal di rumah sakit yang bersumber dari Ditjen
Yanmedik, menggambarkan jumlah kematian maternal di rumah sakit yang terjadi per 1.000
kelahiran hidup dan penyebab kematian maternal tersebut dijelaskan pada Tabel 3.5 di bawah
ini.
19
TABEL 3.5
DISTRIBUSI PASIEN KEHAMILAN, PERSALINAN DAN MASA NIFAS KELUAR MATI
MENURUT GOLONGAN SEBAB SAKIT DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2005
No DTD
ICD-10
O00 - O09
O14 - O15
O44
O46
O72
O60
O68
44.872
8.379
4.726
2.346
8.212
3.142
3.280
26
4,91
2,77
1,37
4,81
1,84
1,92
95
197
40
16
71
31
8
0,21
2,35
0,85
0,68
0,86
0,99
0,24
95.768
56,09
214
0,22
1
2
3
4
5
6
7
234 - 236.9
237.0 - .1
238
238.9
241
242.1
242.2
237.9,238.1,
O10-O3,O16,O20239.0-240, 242.0, O25, O29-O30,O40242.3, 242.9,244 O43, O45,O47,064O67, O69,074-
Kasus
Jumlah
170.725
Mati
672
CFR
0.39
Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun 2005
adalah disebabkan penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya yaitu 56,09%,
diikuti dengan kehamilan yanmg berakhir abortus (26%). Sedangkan jika dilihat dari nilai
CFR (Case Fatality Rate), penyebab kematian terbesar adalah eklamsia dan preeklamsia
dengan CFR 2,35%, walaupun persentase kasusnya tidak tinggi yaitu 4,91% dari keseluruhan
kasus obstetri.
4. Angka Kematian Kasar (AKK)
Estimasi AKK berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995
menunjukkan AKK sebesar 7,7 per 1.000 penduduk pada tahun 1995, turun menjadi 7,6 per
1.000 penduduk pada tahun 1996 dan tidak berubah sampai dengan tahun 1998. Kemudian
pada tahun 1999 AKK turun menjadi 7,5 per 1.000 penduduk dan turun lagi menjadi 7,4 per
1.000 penduduk pada tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan angka
kematian kasar dalam kurun waktu tahun 1995 2000 relatif stabil dengan penurunan yang
sangat kecil. Sedangkan angka kematian kasar menurut provinsi sangat bervariasi dengan
rentangan angka terendah sebesar 4,26 per 1.000 penduduk di Provinsi Riau dan tertinggi
sebesar 9,43 di Provinsi DI Yogyakarta.
TABEL 3.6
ANGKA KEMATIAN KASAR DI RUMAH SAKIT INDONESIA
TAHUN 2005
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah Kasus
Jumlah Mati
82.440
88.441
81.943
99.615
85.567
2.597.512
2.346.136
2.270.657
2.140.954
2.561.106
20
%
3,2
3,8
3,6
4,6
3,3
Sedangkan penyebab kematian terbanyak dari penderita rawat inap di rumah sakit
pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini.
TABEL 3.7
10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN MENURUT DTD
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005
No
DTD
1
2
3
4
5
6
7
155
153
17
214,9
278
169
246
Sebab sakit
Jumlah Mati
%[a]
4.692
3.572
3.065
3.047
3.021
2.765
2.606
4,87
3,71
3,18
3,16
3,13
2,87
2,70
2.577
2.086
2.024
2,67
2,16
2,10
21
TABEL 3.8
UMUR HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo)
MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 1990 2002
Tahun
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
1992
60,42
64,15
62,34
1993
60,79
64,54
62,72
1994
61,16
64,92
63,1
1995
61,54
65,31
63,48
1996
61,91
65,71
63,86
1997
62,29
65,71
63,86
1998
62,63
66,45
64,59
1999
63,55
67,41
65,54
2000
63,45
67,3
65,43
66,20
2002[a]
Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (hasil SP 1990, 2000 dan estimasi SUPAS 1995)
[a]
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003
Tabel di atas menunjukkan bahwa umur harapan hidup waktu lahir untuk kelompok
penduduk perempuan dari waktu ke waktu relatif lebih tinggi daripada umur harapan hidup
waktu lahir untuk kelompok penduduk laki-laki. Rincian angka kematian bayi, angka
kematian balita, dan umur harapan hidup waktu lahir menurut provinsi tahun 2002 2003
dapat dilihat pada Lampiran 3.1.
6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator gabungan yang memperlihatkan
kualitas manusia secara komprehensif dari segi ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Indikator-indikator tersebut adalah keseimbangan daya beli (purchasing power parity) dan
pendapatan (ekonomi), angka melek huruf dan partisipasi sekolah di pendidikan dasar dan
lanjutan (pendidikan) serta umur harapan hidup sejak lahir (kesehatan).
GAMBAR 3.6
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
TAHUN 1996-2005
80
IPM
60
67.7
64.3
65.8
1996
1999
2002
69.6
40
20
0
2005
diikuti Sulawesi Utara (74,2) dan Riau (73,6). Sedangkan Papua, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur merupakan 3 provinsi dengan IPM terendah. Data IPM per provinsi
tahun 1999-2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.1.a.
B. MORBIDITAS
Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data)
yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh
melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Gambaran/pola 10 penyakit terbanyak pada pasien
rawat jalan di rumah sakit adalah data tahun 2005 disajikan pada Tabel 3.9 berikut ini.
TABEL 3.9
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2005
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Pasien
1,117,179
501,280
464,697
446,897
389,568
370,479
369,071
338,056
7.05
3.16
2.93
2.82
2.46
2.34
2.33
2.13
319,080
255,689
2.01
1.61
Sedangkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit tahun
2005 dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bawah ini.
TABEL 3.10
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2005
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah
Pasien
193.856
81.116
77.539
69.92
59.468
54.463
50.376
49.477
9
10
42.633
42.512
No
23
%
7,52
3,15
3,01
2,71
2,31
2,11
1,95
1,92
1,65
1,65
Kedua tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih merupakan
penyakit terbanyak yang ditemukan pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit,
walaupun beberapa penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan cedera
juga berada di peringkat atas.
Pada tahun 2005 dari data 10 penyakit utama pasien rawat jalan di rumah sakit, yang
terbanyak adalah infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya 7,05%, diikuti penyakit kulit
dan jaringan subkutan lainnya 3,16% dan hipertensi esensial (primer) 2,93%.
Dari data 10 penyakit utama pasien rawat inap di rumah sakit, terbanyak adalah Diare
& gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (infeksi kolitis) 7,52%, diikuti penyakit
Demam tifoid dan paratifoid 3,15% dan penyakit Demam Berdarah Dengue 3,01%.
Distribusi pasien menurut Bab ICD-X pada pasien rawat jalan dan rawat inap di
rumah sakit Indonesia tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.2.a dan 3.3.a.
Selanjutnya berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu
mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB/wabah, situasi penyakit tidak menular.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit Malaria, TB
Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit menular yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah, Rabies, Filariasis,
Frambusia, dan Antraks.
a. Penyakit Malaria
Penyakit Malaria masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Perkembangan penyakit Malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API) untuk Jawa-Bali
dan Annual Malaria Incidence (AMI) untuk luar Jawa-Bali, yang dapat dilihat pada Gambar 3.7
berikut ini.
GAMBAR 3.7
ANNUAL PARASITE INCIDENCE MALARIA ()
DAN ANNUAL MALARIA INCIDENCE (), TAHUN 1989 2005
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1989
1990
1997
1998
0.21
0.17
0.14
0.12
0.3
A M I 28.06 24.1
27
API
0.12
0.19
0.17
0.07
0.08
0.47
0.22
0.15
0.15
22.79 20.51 22.22 19.38 21.72 16.06 21.97 24.9 31.09 26.2
0.52
0.81
22.3
21.8
21.2
18.94
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Gambar di atas menunjukkan bahwa peningkatan insidens Malaria terjadi dalam periode
1997 2000. Pada bulan April tahun 2000 mulai dilaksanakan Gerakan Berantas Kembali Malaria
(Gebrak Malaria). Pada tahun 2001 2005 angka kesakitan Malaria kembali menurun. Pada tahun
24
2001 angka kesakitan Malaria untuk Pulau Jawa dan Bali sebesar 0,62 per 1.000 penduduk, pada
tahun 2002 menjadi 0,47, tahun 2003 menjadi 0,22 per 1.000 penduduk dan tahun 2004 menjadi
0,15 per 1.000 penduduk. Sedangkan untuk luar Jawa-Bali, angka kesakitan Malaria (termasuk
penderita klinis) pada tahun 2001 sebesar 26,20 per 1.000 penduduk menjadi 22,30 pada tahun
2002, 21,80 per 1.000 penduduk pada tahun 2003, 21,20 per 1.000 penduduk pada tahun 2004,
18,94 per 1.000 penduduk pada tahun 2005.
Selama tahun 2005 terjadi KLB di Provinsi Kalimantan Barat (Kab. Melawi), Maluku
(Kab. Seram Bagian Timur), Maluku Utara (Kab. Halmahera Tengah), Kalimantan Selatan (Kab.
Hulu Sungai Selatan), Sumatera Utara (Kab. Samosir), Banten (Bayah), Kepulauan Bangka
Belitung (Kab. Bangka), Jambi, Sulawesi Utara, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat dengan
jumlah penderita sebesar 10.560 penderita dan 97 orang meninggal. (sumber: Profil
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2005).
Target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 5 per 1.000
penduduk. Untuk wilayah Jawa dan Bali dapat dikatakan target sudah tercapai. Sedangkan untuk
wilayah di luar Jawa dan Bali, diperkirakan masih belum mencapai target. Wilayah Indonesia
Timur dengan AMI tertinggi antara lain Papua (208,82), Nusa Tenggara Timur (100,49), dan
Maluku Utara (67,24). Untuk Kawasan Barat Indonesia, wilayah dengan API tertinggi antara lain
Jambi (13,55), Kepulauan Bangka Belitung (11,18), dan Sumatera Utara (7,24).
Jumlah kasus dan API/AMI penyakit Malaria menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat
pada Lampiran 3.4 dan Lampiran 3.5.
b. Penyakit TB Paru
Pelaksanaan penanggulangan penyakit TB Paru telah dapat menurunkan prevalensi
dari 122/100.000 penduduk pada tahun 2002 menjadi 115/100.000 penduduk pada tahun
2003 dan 107/100.000 penduduk pada tahun 2005.
Tolok Ukur/Kegiatan
BTA Positif
BTA Negatif
Relaps/Kambuh
Ekstra Paru
Tabel 3.11
Proporsi Kasus TBC Menurut Tipe (Jenis)
Tahun 2001-2005
Tahun
2001
2002
2003
0,51
0,49
0,52
0,30
0,47
0,43
0,03
0,02
0,02
0,16
0,02
0,03
2004
0,60
0,36
0,02
0,02
2005
0,60
0,32
0,02
0,06
Pada tahun 2005, jumlah perkiraan kasus menular TB Paru sebanyak 296.381 kasus.
Cakupan penemuan semua kasus TB Paru sebanyak 259.969 kasus, dengan 158.640 kasus
TB Paru BTA Positif dan Angka Penemuan Penderita/Case Detection Rate (CDR) sebesar
53,53 %. Hasil cakupan penemuan kasus dan evaluasi hasil pengobatan penyakit TB paru
tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.6.
25
GAMBAR 3.8
PROPORSI KASUS TB PARU MENURUT TIPE (JENIS)
TAHUN 2005
Kambuh, 2%
Esktra Paru, 6%
BTA -, 32%
BTA+, 60%
Pada tahun 2005, jumlah kasus baru BTA positif menurut jenis kelamin terbanyak
pada laki-laki sebesar 58,70 %. Provinsi Jawa Barat adalah provinsi paling banyak jumlah
kasus BTA positif yaitu sebanyak 28.541 kasus. Laki-laki dengan umur 25-34 tahun paling
banyak ditemukan kasus baru BTA Positif yaitu 20.906 kasus, di Provinsi Jawa Barat
terbanyak dengan 4.114 kasus. Jumlah kasus baru BTA positif menurut jenis kelamin,
kelompok umur, dan provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.7 dan Lampiran 3.8.
c. Penyakit HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun
berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya
mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di
Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) melalui suntikan,
secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Saat ini Indonesia
telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi (concentrated
level epidemic), yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu misalnya
pada kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Jumlah penderita
HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomena), yaitu
jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah penderita yang
sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya
belum diketahui dengan pasti.
Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang dilaporkan sampai dengan 31 Desember
2005 sebanyak 9.565 kasus terdiri dari 4.244 kasus infeksi HIV dan 5.321 kasus AIDS, 1.332
kasus di antaranya telah meninggal dunia. Rate kumulatif kasus AIDS per 100.000 penduduk
secara nasional sebesar 2,65. Rate tertinggi terjadi di Papua sebesar 49,06 (18,51 kali angka
nasional), DKI Jakarta sebesar 23,15 (8,74 kali angka nasional), Bali sebesar 7,19 (2,71 kali
angka nasional), dan Maluku sebesar 5,75 (2,17 kali angka nasional). Kasus yang dilaporkan
telah meninggal dunia sebesar 25,03%.
Cara penularan AIDS pada tahun 2003 adalah melalui hubungan heteroseksual,
namun hingga akhir tahun 2005 cara penularan terbanyak yang dilaporkan adalah penularan
pada penyalahguna NAPZA suntik (Intravenous Drug User = IDU). Penularan yang terkait
dengan IDU tahun 2005 terjadi pada 48,9% kasus AIDS disusul penularan melalui hubungan
26
IDU
5.5
4.8
Heteroseks
48.9
Homoseks
Tidak diketahui
39.4
Perinatal
Transfusi
GAMBAR 3.11
JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF
PENDERITA AIDS YANG TERDETEKSI DARI
BERBAGAI SARANA KESEHATAN
TAHUN 2001 2005
4000
3500
2500
Jumlah kasus
Jumlah kasus
3000
2000
1500
1000
500
5500
5000
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2001
2002
2003
2004
Kasus baru
219
345
316
1195
2638
Kasus
kum ulatif
826
1171
1487
2682
5321
0
2001
2002
2003
2004
2005
Kasus baru
732
648
168
649
875
Kasus
kum ulatif
1172
1904
2552
2720
3368
2005
Tahun
Tahun
tahun sebanyak 2.873 penderita (54,07%), kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 1.383
penderita (25,86%), kelompok umur 40-49 tahun sebanyak 451 penderita (8,48%), kelompok
umur 15-19 tahun sebanyak 193 penderita (3,63%), kelompok umur 50-59 tahun sebanyak
115 penderita (2,18%), kelompok umur > 60 tahun sebanyak 32 penderita (0,62%), umur <1
tahun sebanyak 29 penderita (0,55%) kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 23 penderita
(0,45%), kelompok umur 5-14 tahun 12 penderita (0,23%) dan tidak diketahui kelompok
umurnya sebanyak 210 penderita (3,95%), sebagaimana disajikan pada Gambar 3.12 berikut
ini.
GAMBAR 3.12
PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF
MENURUT KELOMPOK UMUR S.D. TAHUN 2005
60
54.07
50
40
25.86
30
20
8.48
10
0.55
0.45
0.23
3.63
2.18
3.95
0.62
0
<1 thn
1-4 thn
5-14 thn
15-19 thn
20-29 thn
30-39 thn
40-49 thn
50-59 thn
>=60 thn
Tdk Diketahui
Gambar di atas menunjukkan bahwa secara kumulatif sebagian besar penderita AIDS
di Indonesia merupakan kelompok umur 20-49 tahun (88,41%). Seperti diketahui bahwa
penularan HIV/AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum
suntik bersama pada IDU. Kelompok umur 20-49 tahun merupakan kelompok umur yang
aktif dalam aktivitas seksual. IDU juga didominasi oleh kelompok umur produktif. Dapat
diperkirakan hal ini saling terkait. Bila perkembangan kondisi ini terus terjadi, maka dalam
jangka panjang di samping akan menjadi beban anggaran keluarga dan pemerintah juga akan
menjadi ancaman bagi produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Jumlah kumulatif kasus AIDS
menurut provinsi sampai dengan 31 Desember 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.9.
Dari Gambar 3.13 berupa peta wilayah Indonesia berikut ini, dapat dilihat Case Rate
AIDS menurut provinsi tahun 2005.
GAMBAR 3.13
CASE RATE KUMULATIF KASUS AIDS PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
28
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Penderita
479.283
619.107
549.035
502.275
625.611
600.720
Jumlah kematian balita yang disebabkan Pneumonia pada tahun 2005 sebesar 204
balita yang terdiri dari 155 balita berumur di bawah 1 tahun dan 49 balita berumur 1-4 tahun.
e. Penyakit Kusta
Dalam kurun waktu 10 tahun (19912001), angka prevalensi penyakit Kusta secara
nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000
penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95, pada
tahun 2003 kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk, tahun 2004 meningkat
menjadi 0,93 per 10.000 penduduk dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 0,98 per 10.000
penduduk. Secara nasional, Indonesia sudah dapat mencapai eliminasi Kusta pada bulan Juni
2000.
Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah
penderita Kusta ketiga terbanyak setelah India dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan
masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini
sebagian besar penderita dan mantan penderita Kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan
akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka
kemiskinan. Perkembangan penyakit Kusta yang diindikasikan dengan prevalensi dan
penemuan penderita baru menunjukkan adanya penurunan prevalensi Kusta yang sangat
tajam pada tahun 1991, di mana Multiple Drug Therapy (MDT) 24 dosis mulai digunakan.
Jumlah penderita menurun dari 120.000 pada tahun 1990 menjadi 21.537 pada tahun 2005.
Maka dengan sendirinya angka prevalensi menurun dari 5,9 menjadi 0,98 per 10.000
penduduk. Angka penemuan penderita baru menunjukkan adanya peningkatan penemuan
29
penderita baru tahun 1997, 1998, 1999, yang kemungkinan disebabkan adanya intensifikasi
penemuan penderita karena Leprosy Elimination Campaign (LEC) yang dilaksanakan di 109
kabupaten endemik pada tahun tersebut.
Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi Kusta pada pertengahan tahun 2000,
sampai saat ini penyakit Kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal
ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita Kusta di Indonesia.
Pada tahun 2005, jumlah penderita penyakit Kusta yang tercatat sebanyak 21.537
kasus dengan 18.742 kasus (87,02%) di antaranya merupakan penderita tipe Multi Basiler
(MB) yang diketahui merupakan tipe yang menular. Prevalensi Kusta per 10.000 penduduk
yang tertinggi berada di Maluku Utara sebesar 9,05, disusul oleh Papua sebesar 4,67 dan
Gorontalo yang sebesar 3,54. Sedangkan provinsi dengan prevalensi Kusta per 10.000
penduduk terendah adalah DI Yogyakarta sebesar 0,10 , disusul oleh Bengkulu sebesar 0,17
dan Sumatera Utara sebesar 0,23.
Jumlah kasus baru Kusta yang ditemukan tahun 2005 sebanyak 19.695 kasus, di
antaranya 15.639 kasus merupakan penderita tipe Multi Basiler (79,41%) sedangkan kasus
Pausi Basiler sebesar 4.056 (20,59%). Secara nasional persentase cacat tingkat II, mencapai
8,74% . Persentase kecacatan terbesar ditemukan di Provinsi Bengkulu yaitu 23 kecacatan
dari 33 kasus baru penyakit Kusta (69,7%) yang kemudian disusul oleh Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sebesar 25% (8 kecacatan dari 32 kasus baru) dan Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar 20,72% (52 kecacatan dari 251 kasus baru). Situasi penyakit Kusta, jumlah
kasus baru Kusta, dan kecacatan menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran
3.13 dan 3.14.
Gambaran penderita Kusta dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada
Tabel 3.13 berikut.
TABEL 3.13
JUMLAH PENDERITA KUSTA MENURUT TIPE
DAN ANGKA PENEMUAN PENDERITA (CDR) PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2000 2005
CDR /100.000
Penduduk
7,22
6,91
7,77
7,29
8,99
Di antara penderita baru yang ditemukan, 8,74% sudah mengalami kecacatan tingkat
II (kecacatan yang dapat dilihat dengan mata). Angka ini masih di atas indikator program
yaitu 5%. Keadaan ini menggambarkan masih berlanjutnya penularan dan kurangnya
kesadaran masyarakat akan penyakit Kusta sehingga ditemukan sudah dalam keadaan cacat.
Proporsi penderita anak berumur 0-14 tahun di antara penemuan kasus baru Kusta adalah
9,09% yang juga masih di atas indikator program (5%). Proporsi terbesar pada tahun 2005
terdapat di Provinsi Maluku Utara sebesar 18,48%, disusul Nusa Tenggara Barat sebesar
12,71% dan Jawa Tengah sebesar 12,28%.
30
% Cacat tingkat 2
8,9
8,6
8,5
8,74
8,4
8
7,7
7,5
7
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Tahun
GAMBAR 3.15
PROPORSI PENDERITA ANAK ( 0-14 TH ) PADA
PENDERITA BARU KUSTA
TAHUN 2000-2005
% Penderita anak
12
10.2
10.05
10.6
10.7
2003
2004
8.9
10
8
6
4
2
0
2000
2001
2002
Tahun
Sementara itu, dari peta berikut ini terlihat bahwa Indonesia masih banyak
menyimpan kantong-kantong Kusta yang kebanyakan berada di Kawasan Timur Indonesia.
Pada tahun 2005 ada 12 provinsi yang masih belum mencapai eliminasi Kusta, yaitu Provinsi
Nanggroe Aceh Darusalam, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku,
Maluku Utara, dan Papua, sedangkan Kepulauan Riau, Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat
tidak ada datanya.
31
GAMBAR 3.16
PREVALENSI KUSTA TAHUN 2005
300
250
200
150
100
50
0
80,00
60,00
40,00
20,00
2000
2001 2002
2003
2004 2005
Kasus
281
183
147
175
173
140
Meninggal
183
100
91
98
87
82
CFR (%)
32
0,00
CFR (%)
Jumlah kasus/kematian
GAMBAR 3.17
JUMLAH KASUS DAN CFR TETANUS NEONATORUM
DI INDONESIA TAHUN 2000 2005
Jumlah kasus tetanus neonatorum menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada
Lampiran 3.15 dan Lampiran 3.16.
2) Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa
(KLB). KLB Campak 2005 terjadi sebanyak 122 kali dengan jumlah kasus sebanyak 1.467
dan CFR 0,48% (Lampiran 3.26). Frekuensi KLB ini meningkat dibandingkan 2 tahun
sebelumnya. Frekuensi KLB tahun 2002 tercatat sebesar 247, lalu turun menjadi 89 pada
tahun 2003. Pada tahun 2004 angka ini justru naik menjadi 97 kemudian meningkat lagi pada
tahun 2005.
Kecenderungan yang sama terjadi pada tingkat kematian akibat Campak. Tahun 2002,
CFR Campak sebesar 1,45% kemudian turun menjadi 0,3% pada tahun 2003. CFR pada
tahun 2004 naik menjadi 1,56% lalu kembali turun menjadi 0,48% pada tahun 2005.
Perkembangan frekuensi KLB Campak, Jumlah penderita dan CFR dalam 6 tahun terakhir
dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut.
TABEL 3.14
FREKUENSI, JUMLAH PENDERITA, DAN CFR KLB CAMPAK
TAHUN 2000-2005
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Frekuensi
KLB
101
32
247
89
97
122
Jumlah
Penderita
1.259
85
5.509
2.914
2.818
1.467
CFR (%)
0,3
1,6
1,45
0,3
1,56
0,48
Sementara itu, jumlah kasus Campak menurut kelompok umur pada tahun 2005 dapat
dilihat pada Tabel 3.15 di bawah ini.
TABEL 3.15
JUMLAH KASUS CAMPAK MENURUT KELOMPOK UMUR
TAHUN 2005
Umur
<1 tahun
1-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
>15 tahun
Jumlah
Kasus
1.855
5.513
4.391
2.233
1.850
15.842
Pada tahun 2005, dari 15.842 kasus penyakit campak, 13.731 kasus (86,67%)
diantaranya tidak mendapatkan imunisasi campak/tidak diketahui. Jumlah kasus penyakit
campak menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.15 dan 3.17.
33
Khusus untuk campak pada umur < 1 Tahun, Profil Ditjen PP-PL menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan kasus. Peningkatan ini nampak pada Angka Insidens (AI)
Campak per 10.000 umur < 1 tahun. Pada tahun 2001 AI sebesar 5,3 sempat turun menjadi
4,7 pada tahun 2002 kemudian naik menjadi 6,8 pada tahun 2003. Angka ini naik menjadi 7,0
pada tahun 2004, hingga naik kembali pada menjadi 9,38 pada tahun 2005.
GAMBAR 3.18
ANGKA INSIDENS (AI) CAMPAK PER 10.000 PENDUDUK UMUR < 1 TAHUN
TAHUN 2001-2005
Angka Insidens
10
9.38
6.8
5.3
4.7
4
2
0
2001
2002
2003
2004
2005
3) Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya
kasus Difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Pada tahun 2005 terjadi 29 kali
KLB dengan jumlah kasus sebanyak 65 dan CFR sebesar 13,85%. Angka CFR ini lebih
rendah dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Pada tahun 2003 CFR sebesar 23%, kemudian
turun menjadi 9,4% pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 13,85% pada tahun 2005.
Frekuensi KLB, jumlah kasus dan CFR Difteri pada tahun 2000-2005 disajikan pada Tabel
3.16 berikut ini.
TABEL 3.16
FREKUENSI KLB, JUMLAH KASUS DAN CFR DIFTERI
TAHUN 2000 2005
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Frekuensi KLB
34
29
43
54
34
29
Kasus
38
29
60
86
106
65
CFR (%)
26
21
13
23
9,4
13,85
Pada tahun 2005, jumlah seluruh kasus Difteri di rumah sakit dan puskesmas
sebanyak 1.031 kasus. Kasus terbanyak di Nanggroe Aceh Darussalam dengan 980 kasus,
dengan kasus terbanyak pada golongan usia 5-14 tahun (422 kasus), diikuti Lampung
sebanyak 24 kasus. Jumlah kematian 1 kasus di Sumatera Selatan. Jumlah kasus penyakit
Difteri menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.18.
34
4) Pertusis/Batuk Rejan
Pada tahun 2005, jumlah kasus Pertusis yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak
685 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 199 kasus dan yang dirawat di
puskesmas sebanyak 4.759 kasus. Gambaran kasus Pertusis (Batuk Rejan) menurut kelompok
umur disajikan pada Tabel 3.17 berikut ini.
TABEL 3.17
KASUS PERTUSIS (BATUK REJAN) MENURUT UMUR TAHUN 2005
Umur
< 1 tahun
1-4 tahun
5-14 tahun
15-44 tahun
>45 tahun
Jumlah
Kasus
569
1.042
1.457
1.382
1.193
5.643
Jumlah kasus dan angka insiden penyakit Pertusis/Batuk Rejan menurut provinsi pada
tahun 2005 disajikan pada Lampiran 3.19.
5) Hepatitis (Hepatitis Klinis dan Hepatitis B)
Kasus Hepatitis secara nasional mengalami fluktuasi dalam 5 tahun terakhir yang
tercermin dalam Angka Insidens (AI) per 10.000 penduduk. Tahun 2001 tercatat AI sebesar
1,3 yang kemudian turun menjadi 0,60 pada tahun 2002. Kasus Hepatitis mengalami
peningkatan tahun 2003 dengan AI sebesar 1,40 yang kemudian kembali turun pada tahun
2004 menjadi 0,56. Setelah sempat turun AI kembali merangkak naik menjadi 0,9 pada tahun
2005.
40,000
2.00
30,000
1.50
20,000
1.00
10,000
0.50
0.00
1.30
0.60 1.40
0.56
0.9
35
Angka insiden
Jumlah kasus
GAMBAR 3.19
JUMLAH KASUS DAN ANGKA INSIDEN HEPATITIS PER 10.000 PENDUDUK
TAHUN 2001 2005
Menurut Laporan pada tahun 2005, jumlah kasus Hepatitis klinis yang dirawat jalan
di rumah sakit sebanyak 2.933 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 1.639 kasus
dengan kematian pada 8 kasus, dan yang dirawat di puskesmas 13.938 kasus. Jumlah kasus
penyakit Hepatitis klinis menurut provinsi pada tahun 2005 disajikan pada Lampiran 3.20.
Pada tahun 2005, jumlah kasus Hepatitis B di Indonesia sebesar 884 kasus terdiri dari
456 kasus rawat jalan di rumah sakit dan 428 kasus rawat inap di rumah sakit. Sedangkan
terjadi kematian 5 kasus di rawat inap rumah sakit. Jumlah kasus penyakit Hepatitis B
menurut provinsi pada tahun 2005 disajikan pada Lampiran 3.21.
6) Polio (AFP-Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
Pada tanggal 21 April 2005, Laboratorium Bio Farma melaporkan hasil pemeriksaan
positif virus polio liar tipe P1 terhadap seorang penderita AFP anak laki-laki umur 20 bulan
di Kec. Cidahu, Kab. Sukabumi, Jawa Barat. Temuan ini merupakan temuan yang sangat
mengejutkan setelah 10 tahun Indonesia dinyatakan bebas dari virus polio liar. Pada tanggal 3
Mei 2005, Laboratorium GSL Mumbai mengidentifikasi bahwa virus polio liar Sukabumi
merupakan virus polio impor, karena strain virus tidak mempunyai kemiripan dengan virus
yang pernah diidentifikasi di Indonesia, tetapi mempunyai kemiripan dengan virus Sudan
yang bersirkulasi di Arab Saudi pada akhir tahun 2004 (akhir bulan Desember) yang
bertepatan dengan musim haji.
GAMBAR 3.20
KASUS POLIO LIAR DAN SEBARAN POLIO DI INDONESIA, 2005
Gambar 3.21 di bawah ini adalah bagan yang menggambarkan jumlah penemuan
kasus Polio per minggu. Pada awal periode ditemukan 1 kasus. Kemudian pada minggu
berikutnya tidak lagi ditemukan kasus. Namun, pada periode 27 Maret - 2 April, kembali
ditemukan 1 kasus Polio. Angka tersebut terus bertambah hingga pada puncaknya (34 kasus)
yaitu periode 29 Mei - 4 Juni bersamaan dengan dilaksanakannya mopping up putaran 1 (31
Mei 2005). Dua (2) minggu pasca pelaksanaan mopping up putaran 1, terjadi penurunan
signifikan terhadap temuan kasus Polio, yaitu 1 kasus. Hingga mopping up putaran kedua
tidak ditemukan lagi kasus Polio.
36
GAMBAR 3.21
KASUS POLIO DI INDONESIA, 2005
Mopping-Up
31 May 2005
36
34
32
30
28
26
24
22
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Mopping-Up
28 June 2005
6- 12
WPV c ases
27
3- 9
1- 7
8- 14
Mar
13- 19 20- 26
Mar
Mar
Mar -
Apr
Apr
Apr
May
May
15- 21 22- 28
May
10
16
20
29
May May 18
34
5- 11 12- 18 19- 25
26
3- 9
J un
Jun
J un
J un- 2
J ul
J ul
J ul
6 Aug
31
Berdasarkan jenis kelamin, 53% penderita Polio adalah laki-laki dan 47% adalah
perempuan. Berdasarkan kelompok umur, 63% Polio menyerang anak berumur 12-35 bulan,
19% menyerang anak berumur 36-59 bulan, 14% menyerang anak di atas 60 bulan dan yang
paling rendah menyerang anak berumur 0-11 bulan (4%).
Pada tahun 2005, jumlah kasus AFP sebanyak 1.939 kasus, dengan AFP Rate per
100.000 penduduk sebesar 3,12 dan Non Polio AFP Rate per 100.000 penduduk sebesar 2,44.
Kasus AFP terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat (349 kasus) diikuti Jawa Timur (319
kasus) dan Banten (253 kasus).
Berdasarkan klasifikasi klinis diketahui kasus virus polio liar sebanyak 303 kasus.
Dari 10 provinsi yang ditemukan virus polio liar, terbanyak di Provinsi Banten (161), Jawa
Barat (59) dan Lampung (26). Terdapat 8 kasus kematian akibat AFP sepanjang tahun 2005
yang seluruhnya di Provinsi Banten. Jumlah kasus AFP Polio menurut provinsi, jumlah kasus
AFP Polio menurut kriteria klasifikasi klinis dan provinsi, dan perkembangan Kejadian Luar
Biasa (KLB) Polio tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.22, 3.23 dan 3.24.
7) Tetanus
Tetanus adalah penyakit akut yang disebabkan oleh eksotoksin yang dikeluarkan oleh
basil tetanus (Clostridium tetani) yang hidup secara anaerobic pada luka. Ciri khas dari
tetanus adalah adanya kontraksi otot disertai rasa sakit, terutama otot leher kemudian diikuti
dengan otot-otot seluruh badan. Gejala pertama yang muncul yang mengarahkan kita untuk
memikirkan tetanus pada anak usia lebih tua dan orang dewasa adalah jika ditemukan adanya
kaku otot pada abdomen. Kejang seluruh tubuh dapat terjadi akibat rangsangan. Posisi yang
khas pada penderita tetanus yang mengalami kejang adalah terjadinya opisthotonus dan
ekspresi wajah yang disebut dengan risus sardonicus.
37
Spora tetanus masuk ke dalam tubuh biasanya melalui luka tusuk yang tercemar
dengan tanah, debu jalanan atau tinja hewan dan manusia, spora dapat juga masuk melalui
luka bakar atau luka lain yang sepele atau tidak dihiraukan, atau juga dapat melalui injeksi
dari jarum suntik yang tercemar yang dilakukan oleh penyuntik liar. Tetanus kadang kala
sebagai kejadian ikutan pasca pembedahan termasuk setelah sirkumsisi.
Semua orang rentan terhadap tetanus. Pemberian imunisasi aktif dengan tetanus
toxoid (TT) dapat menimbulkan kekebalan yang dapat bertahan paling sedikit selama 10
tahun setelah pemberian imunisasi lengkap. Kekebalan pasif sementara didapat setelah
pemberian Tetanus Immunoglobin (TIG) atau setelah pemberian tetanus anti serum.
Pada tahun 2005, jumlah kasus Tetanus yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak
473 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 922 kasus dan 43 di antaranya
meninggal dunia dan yang dirawat di puskesmas 380 kasus. Jumlah kasus penyakit Tetanus
menurut provinsi pada tahun 2005 disajikan pada Lampiran 3.25.
Khusus untuk kasus tetanus pada kelompok umur < 1 tahun, terdapat kecenderugan
penurunan dalam 5 tahun terakhir yang tercermin dalam AI per 10.000 penduduk umur < 1
tahun. Tahun 2001 AI sebesar 0,15 turun menjadi 0,13 pada tahun 2002, lalu kembali turun
hingga 0,11 pada tahun 2003. Tahun 2004 tercatat AI sebesar 0,09 hingga pada tahun 2005
AI sebesar 0,04 per 10.000 penduduk umur < 1 tahun.
g. Penyakit Potensial KLB/Wabah
Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan KLB maupun wabah. Frekuensi
KLB tertinggi adalah Diare, Demam Berdarah Dengue, Rabies, Campak dan keracunan
makanan. Sedangkan CFR tertinggi adalah Difteri (13,85%, yaitu 9 kematian dari 65 kasus).
Penyakit yang menimbulkan KLB di Indonesia pada tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran
3.26.
1). Penyakit Diare
Tingkat kematian Diare pada tahun 2005 mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya. Pada tahun 2005, CFR akibat diare sebesar 2,51% dengan 127 orang meninggal dari
5.051 kasus. Angka ini lebih tinggi jika kita bandingkan dengan tahun 2004, yaitu 1,6% dengan
23 orang meninggal dari 1.436 kasus. Namun demikian, CFR tahun 2005 tetap lebih rendah
dibandingkan tahun 2003 yang sebesar 2,77% dengan 128 orang meninggal dari 4.622 kasus.
Perkembangan KLB Diare enam tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.18 di bawah ini.
TABEL 3.18
KLB DIARE MENURUT JUMLAH PROVINSI DENGAN KLB,
JUMLAH KASUS, MENINGGAL, DAN CFR TAHUN 2000 2005
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah Provinsi
dengan KLB
16
12
15
22
16
12
Jumlah Kasus
5.680
4.428
5.789
4.622
1.436
5.051
Meninggal
109
100
94
128
23
127
38
CFR (%)
1,92
2,26
1,62
2,77
1,60
2,51
Dari 12 provinsi yang melaporkan adanya KLB, wilayah dengan tingkat kematian
tertinggi akibat Diare adalah Sulawesi Tengah, yaitu 18,84% (13 meninggal dari 69 kasus),
disusul oleh Papua dengan CFR sebesar 7,61% (37 kasus meninggal dari 486 kasus) dan
Maluku Utara dengan CFR sebesar 5,26% (7 meninggal dari 133 kasus). Jumlah kasus,
meninggal dan CFR Diare tiap provinsi dari tahun 2001-2005 dapat dilihat pada Lampiran
3.27.
2) Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah
provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit sampai dengan tahun 2005 sebanyak 330
kabupaten/kota (75% dari seluruh kab/kota). Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan
angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Angka insiden DBD secara nasional
berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan,
namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode
antara 2 5 tahunan. Sedangkan angka kematian cenderung menurun.
Pada tahun 2005, jumlah penderita DBD dilaporkan sebanyak 95.279 kasus dengan
angka kematian (CFR) sebesar 1,36% dan angka insiden sebesar 43,42 kasus per 100.000
penduduk. . Perkembangan angka insiden dan angka kematian karena DBD pada tahun 2000
2005 dapat dilihat pada Gambar 3.22 di bawah ini.
GAMBAR 3.22
ANGKA INSIDEN (PER 100.000 PENDUDUK) DAN CFR (%)
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE TAHUN 2000 2005
3.0
50.00
2.0
30.00
1.5
20.00
1.0
10.00
0.00
Angka insiden
CFR (%)
CFR (%)
Angka insiden
per 100.000 penduduk
2.5
40.00
0.5
2000
2001
2002
2003
2004
2005
10.17
15.99
19.24
23.87
37.11
43.42
2.0
1.4
1.3
1.5
1.2
1.36
0.0
Provinsi dengan angka insiden DBD tertinggi pada tahun 2005 adalah DKI Jakarta
(296,87 per 100.000 penduduk), Kalimantan Timur (121,74 per 100.000 penduduk), dan
Sulawesi Utara (119,89 per 100.000 penduduk). Sedangkan CFR tertinggi di Provinsi Bangka
Belitung sebesar 4,35%, disusul oleh Maluku Utara sebesar 4,17%, dan Kepulauan Riau
sebesar 3,49%.
Jumlah penderita, angka kematian, dan angka insiden DBD menurut provinsi pada
tahun 2000 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.28, sedangkan jumlah kabupaten/kota yang
terjangkit penyakit DBD menurut provinsi tahun 2001 2005 dapat dilihat pada Lampiran
3.29.
3) Chikungunya
39
Penyakit Chikungunya (CHIK) adalah penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti dan disebabkan oleh virus Chikungunya. Virus Chikungunya termasuk dalam
Togaviridae, genus alphavirus.
Gejala Demam Chikungunya mirip dengan Demam Berdarah Dengue yaitu demam
yang tinggi, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot serta
bintik-bintik merah pada kulit terutama badan dan lengan. Bedanya dengan demam berdarah
dengue, pada chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (syok) maupun kematian.
Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2 - 4 hari. Manifestasi penyakit berlangsung 3 - 10
hari. Virus ini termasuk Self Limiting Disease atau sembuh dengan sendirinya.
Di Indonesia, demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973.
Kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Jambi, tahun 1980. Tahun 1983 merebak di
Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001
kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim (Sumatera Selatan)
dan Nanggroe Aceh Darussalam, disusul Bogor (Jawa Barat). Demam Chikungunya
berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah) tahun 2002.
Dalam 5 tahun terakhir (2001-2005), penyakit ini telah tersebar di 11 provinsi, yaitu
Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara
Barat. Profil Ditjen PP-PL Depkes menyebutkan bahwa pada tahun 2004 dilaporkan kasus di
5 provinsi dengan jumlah 1.266 tanpa kematian. Sedangkan pada Tahun 2005 Chikungunya
dilaporkan di 4 provinsi dengan 340 kasus tanpa kematian.
TABEL 3.19
JUMLAH KASUS DEMAM CHIKUNGUNYA
TAHUN 2004-2005
Provinsi
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
NTB
Total
Tahun 2004
Kasus
P
M
35
0
722
0
74
0
429
0
6
1.266
0
0
Provinsi
Periode
Januari
Januari
Januari
Jan-Agust
Banten
Sulawesi Utara
Jawa Timur
NTB
Tahun 2005
Kasus
P
M
86
52
168
34
Periode
0
0
0
0
Januari
340
GAMBAR 3.23
SEBARAN KASUS DEMAM CHIKUNGUNYA
TAHUN 2004 DAN 2005
40
Juli
Des-April
Feb-Mar
Jan-Mei
h. Penyakit Rabies
Pada tahun 2005, jumlah kabupaten/kota terjangkit Rabies sebanyak 186
kabupaten/kota. Kasus gigitan hewan tertular Rabies sebanyak 13.993 orang. Jumlah
spesimen yang diperiksa sebanyak 884 dan yang positif 575 (65,05%).
Jumlah dan persentase kabupaten terjangkit dan jumlah kasus gigitan hewan tertular
Rabies serta hasil pemeriksaan spesimen hewan menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat
pada Lampiran 3.30.
Pada awal tahun 2005, terjadi KLB Rabies di Provinsi Kalimantan Barat dan Maluku
Utara yang pada tahun sebelumnya masih merupakan daerah bebas Rabies, sehingga sampai
saat ini Rabies telah terjangkit di 22 provinsi dari 33 provinsi di Indonesia. Peta daerah
tertular Rabies tahun 2005 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
GAMBAR 3.24
DAERAH TERTULAR RABIES TAHUN 2005
Pada tahun 2005, kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) sebanyak 13.993
orang. Jumlah kasus GHPR yang mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR) sebanyak 9.200
hewan. Jumlah kasus Rabies yang menyebabkan kematian (Lyssa) sebanyak 121 orang.
Kasus GHPR dari tahun 2001 sampai dengan 2004 cenderung naik, tetapi pada tahun
2005 menurun. Persentase kasus GHPR yang mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR) dari
tahun 2001 2003 meningkat, tetapi menurun pada tahun 2004 dan kembali naik pada tahun
2005. Namun Lyssa selama tahun 2001 2005 cenderung meningkat, seiring dengan
terjadinya KLB Rabies di Provinsi Kalimantan Barat dan Maluku Utara. Situasi Rabies di
Indonesia Tahun 2001-2005 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
GAMBAR 3.25
SITUASI RABIES DI INDONESIA TAHUN 2001 2005
41
16,000
140
120
100
80
60
40
20
0
12,000
8,000
4,000
0
2001
2002
2003
2004
GHPR
PET
Lyssa
2005
Kasus GHPR terbanyak dilaporkan dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (2.820 kasus)
sedangkan terkecil adalah Provinsi Sulawesi Barat (19 kasus). Kasus Rabies yang
menyebabkan kematian pada manusia (Lyssa) terbanyak dilaporkan dari Provinsi Sulawesi
Utara (29 kasus) sedangkan Lyssa tidak dilaporkan di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.
GAMBAR 3.26
KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR) DAN LYSSA PER PROVINSI
DI INDONESIA TAHUN 2005
3000
35
2500
30
25
2000
20
1500
15
1000
GH PR
L YS S A
10
5
N
A
S D
um
S
um ut
ba
r
R
ia
Ja u
S mb
u
i
B ms
en e
g l
La ku
m lu
p
un
g
Ja
b
B ar
an
t
J a en
ka
r
J a ta
te
ng
D
IY
Ja
t
K im
al
ba
K r
a
K l se
al l
te
ng
K
al
tim
S
S ul u
ul t
te
n
S g
ul
se
S l
ul
t
S ra
ul
ba
r
N
M
al Ma T T
uk l
u uk
U u
ta
ra
500
Jumlah dan persentase kabupaten terjangkit dan jumlah kasus gigitan hewan penular
Rabies serta hasil pemeriksaan specimen hewan menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat
dalam Lampiran 3.30.
i. Filariasis
Program eliminasi Filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun
2000 yaitu The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health
Problem The Year 2020.
Jumlah kasus Filariasis pada tahun 2004 sebanyak 6.430 orang yang tersebar di 231
kabupaten pada 30 provinsi. Terdapat 88 kab/kota yang berstatus endemis Filariasis, tersebar
di 22 provinsi. Jumlah ini meningkat pada tahun 2005, yaitu terdapat kasus kronis sebanyak
10.239 orang yang tersebar di 33 provinsi, lebih dari 301 kabupaten/kota. Temuan kasus
terbanyak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebesar 2.354.
42
Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan 3 spesies cacing Filaria, yaitu
Wucherecia bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
GAMBAR 3.27
JUMLAH KASUS FILARIASIS
TAHUN 2001-2005
12,000
10,000
8,000
Jumlah
Kasus
6,000
10,239
4,000
6,181
6,635
6,217
6,430
2,000
0
2001
2002
2003
2004
2005
Tahun
Jumlah penderita Filariasis menurut provinsi pada tahun 2001 2005 dapat dilihat
pada Lampiran 3.31.
j. Frambusia
Penyakit Frambusia sampai saaat ini belum dapat dieliminasi dari seluruh wilayah
Indonesia, meskipun secara nasional angka prevalensinya sudah kurang dari 1 per 10.000
penduduk. Prevalensi rate secara nasional pada tahun 2004/2005 adalah 0,23 per 10.000
penduduk. Daerah yang angka prevalensinya masih cukup tinggi, terutama di daerah-daerah
wilayah Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Timur (7,13), Sulawesi Tenggara
(6,84), dan Maluku (1,53). Tingginya angka prevalensi di daerah tersebut disebabkan karena
penderita Frambusia banyak tinggal di daerah pedalaman yang sulit mendapatkan pelayanan
kesehatan serta keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan. Perkembangan angka
prevalensi Frambusia di Indonesia tahun 1984-2005 dapat dilihat pada Gambar 3.28 di bawah
ini.
43
GAMBAR 3.28
22.1
20
19.3
15
13.3
10
9.5
8.2
6.6
5
2.2
0.8 0.8
2
0.1 0.24 0.15 0.260.23
84
/8
5
85
/8
6
86
/8
7
87
/8
8
88
/8
9
89
/9
0
90
/9
1
91
/9
2
92
/9
3
93
/9
4
94
/9
5
95
/9
6
96
/9
7
97
/9
8
98
/9
9
99
/0
0
00
/0
1
01
/0
2
02
/0
3
03
/0
4
04
/0
5
Tahun
Jumlah kasus dan prevalensi Frambusia di Indonesia tahun 2005 dapat dilihat dalam
Lampiran 3.32.
k. Antraks
Jumlah kasus dan kematian Antraks pada tahun 2005 telah berhasil ditekan bila
dibandingkan tahun 2004, bahkan sampai dengan akhir Desember 2005 tidak dilaporkan
adanya kematian karena Antraks (CFR = 0%). Kasus dan kematian Antraks di Indonesia
tahun 2000-2005 dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini.
TABEL 3.20
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN ANTRAKS 2000 2005
Tahun Jumlah Kasus
Meninggal
2000
34
0
2001
25
2
2002
35
8
2003
40
2
2004
109
8
2005
30
0
Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI
CFR (%)
0%
8%
22,9%
5%
7,3%
0%
GAMBAR 3.29
KASUS DAN KEMATIAN ANTRAKS DI INDONESIA TAHUN 2000 -2005
44
120
9
8
100
80
60
5
4
40
3
2
20
0
K as us
M e n in g g a l
2001
2002
2003
2004
2005
25
35
40
109
30
Sampai saat ini daerah tertular Antraks tercatat di 11 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, Jambi,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan DI Yogyakarta. Provinsi yang
melaporkan adanya kasus Antraks pada manusia hanya di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
Kasus Antraks pada tahun 2005 paling banyak dilaporkan dari Kota Makasar dan
Kab. Gowa (Sulawesi Selatan) yaitu 16 kasus Antraks tipe kulit, tanpa kematian (CFR=0%).
Kasus dan kematian Antraks menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
GAMBAR 3.30
KASUS DAN KEMATIAN ANTRAKS MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
20
15
10
5
0
JABAR
JATENG
NTB
NTT
SULSEL
kasus
16
meninggal
l. Pes
Daerah fokus Pes di Indonesia yaitu Kab. Boyolali (Jawa Tengah), Kab. Pasuruan
(Jawa Timur), Kab. Sleman (DI Yogyakarta), dan Kab. Bandung (Jawa Barat).
GAMBAR 3. 31
DAERAH ENDEMIS PES DI INDONESIA
45
Selama tahun 2005 telah terjadi penurunan hasil surveilans Pes yang dilakukan di 4
(empat) provinsi endemis. Jumlah serologi positif jika pada tahun 2004 dilaporkan 7 orang,
pada tahun 2005 menurun menjadi 1 orang. Meskipun demikian surveilans aktif terhadap
human dan rodent masih tetap dilakukan, untuk menghindari terjadinya KLB Pes.
GAMBAR 3.32
HASIL PEMERIKSAAN SPESIMEN PES PADA MANUSIA DI INDONESIA
TAHUN 2001 2005
600
500
400
300
200
100
0
diperiksa
spesimen positif
2001
2002
2003
2004
2005
512
507
216
254
85
8
7
6
5
4
3
2
1
0
m. Taeniasis / Cysticercosis
Daerah endemis Taeniasis/Cysticercosis adalah di Provinsi Bali, Sumatera Utara,
NTT, dan Papua. Jumlah kasus Taeniasis/Cysticercosis cenderung menurun dari tahun 2001
sampai dengan 2005.
GAMBAR 3.33
SITUASI TAENIASIS / CYSTICERCOSIS DI INDONESIA TAHUN 2001-2005
46
800
600
400
200
0
2001
2002
2003
2004
2005
Kasus
409
684
248
251
184
Diobati
256
684
248
242
184
n. Leptospirosis
Daerah tertular Leptospirosis di Indonesia tersebar di 14 provinsi, tetapi selama tahun
2005 kasus Leptospirosis dilaporkan di 4 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2005, meskipun jumlah kasus Leptospirosis
masih tinggi tetapi sudah dapat menekan angka kematian bila dibandingkan dengan tahun
2004 (CFR = 14,2%). Angka kematian tertinggi adalah di Provinsi Jawa Tengah yaitu 10
orang (CFR=29,4%), yang berasal dari Kab. Semarang dan Demak.
GAMBAR 3.34
DAERAH TERTULAR LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA
GAMBAR 3.35
SITUASI LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA TAHUN 2002 - 2005
47
200
150
100
50
0
2002
2003
2004
2005
Kasus
150
87
166
113
CFR
14
11.49
15.06
14.16
16
14
12
10
8
6
4
2
0
GAMBAR 3. 36
PETA PENYEBARAN AVIAN INFLUENZA (AI) PADA UNGGAS DI INDONESIA
TAHUN 2005
Avian Influenza (AI) pada unggas diyakini muncul pertama kali pada bulan Agustus
2003 di beberapa peternakan ayam ras komersial di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kemudian
meluas ke berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa
48
Yogyakarta, Lampung, Bali, dan beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan. Pada tahun
2003 wilayah yang terjangkit penyakit tersebut mencakup 9 provinsi, yang terdiri dari 51
kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2004 daerah terinfeksi flu burung pada unggas menjadi
16 provinsi yang mencakup 100 kabupaten/kota. Sedangkan tahun 2005 daerah tertular AI
pada unggas adalah di 26 provinsi dan 187 kabupaten/kota.
GAMBAR 3.37
SITUASI AVIAN INFLUENZA (AI) PADA MANUSIA DI INDONESIA
TAHUN 2005
Kasus konfirmasi AI pada manusia selama tahun 2005 paling banyak dilaporkan dari
Provinsi DKI Jakarta yaitu 6 kasus dengan kematian 6 orang (CFR=85,7%), kasus paling
sedikit dilaporkan di Provinsi Jawa Tengah yaitu 1 orang, tanpa kematian (CFR=0%).
GAMBAR 3.38
KASUS KONFIRMASI AVIAN INFLUENZA (AI) MENURUT BULAN
SELAMA TAHUN 2005
7
6
5
4
3
2
1
0
Kasus
Juni
Juli
Agust
Sept
Okt
Nop
Des
49
Kasus AI menurut bulan kejadian meningkat tajam pada bulan Nopember yaitu 6
kasus, kemudian menurun pada bulan Desember.
GAMBAR 3.39
PERBANDINGAN KASUS AI MENURUT JENIS KELAMIN
TAHUN 2005
Dari laporan kasus konfirmasi AI pada manusia menunjukkan bahwa persentase lakilaki lebih tinggi (63,2 %) dibandingkan dengan perempuan (36,8 %).
GAMBAR 3.40
KASUS KONFIRMASI AI PADA MANUSIA MENURUT GOLONGAN UMUR TAHUN 2005
5
Kasus
0- 5
5 - 10
11- 15
16 - 20
21- 25
26 - 30
31- 35
36 - 40
41- 45
46 - 50
>50
Kasus AI bila dilihat dari golongan umur menunjukkan paling banyak adalah
golongan umur 5 10 tahun dan 16 20 tahun. Umur paling tinggi adalah golongan 41 45
tahun.
2. Penyakit Tidak Menular
Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi
dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat,
serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas
fisik dan meningkatnya polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi
pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasuskasus penyakit tidak menular seperti Penyakit Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal
Ginjal, dan sebagainya. Berdasarkan laporan rumah sakit tahun 2005, diperoleh gambaran
penyebab utama kematian di rumah sakit yang disebabkan penyakit tidak menular
sebagaimana terlihat pada Tabel 3.21 berikut ini.
TABEL 3.21
PROPORSI PENYAKIT TIDAK MENULAR
50
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Kematian
% dari Seluruh
Kematian di RS
4.692
3.572
3.065
3.047
2.577
2.086
1.876
1.794
1.706
1.564
4,87
3,71
3,18
3,16
2,67
2,16
1,95
1,86
1,77
1,62
TABEL 3.22
PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS SAKIT JANTUNG
(ANGINA PECTORIS) OLEH TENAGA KESEHATAN
Kawasan
Persentase
Sumatera
Jawa-Bali
Kaw. Timur Indonesia
Indonesia
Sumber: Surkesnas/Susenas 2004
1,3
1,3
1,2
1,3
c. Diabetes Melitus
Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 1%
penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita Diabetes.
51
Diabetes Melitus merupakan penyakit nomor 8 terbanyak pada pasien rawat jalan
rumah sakit tahun 2005 (Tabel 3.9) dan peringkat 9 penyakit tidak menular penyebab
kematian di rumah sakit tahun 2005 (Tabel 3.7).
d. Neoplasma/Tumor
Neoplasma/Tumor menunjukkan peningkatan peringkat pada pola penyakit penyebab
kematian umum di Indonesia. Pada SKRT 1992, Neoplasma menempati urutan ke-10, pada
SKRT 1995 menempati urutan ke-9, dan pada Surkesnas 2001 menduduki urutan ke-5.
Laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberi gambaran bahwa 12% dari seluruh
kematian di dunia disebabkan penyakit kanker.
Peringkat penyakit Neoplasma ganas di rumah sakit di Indonesia tahun 2005 dapat
dilihat pada dua tabel berikut ini.
TABEL 3.23
10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS
PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
7.844
5.069
4.177
3.432
3.242
2.707
2.327
1.903
1.903
1.573
16,9
10,9
9,0
7,4
7,0
5,8
5,0
4,1
4,1
3,4
TABEL 3.24
10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS
PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA
TAHUN 2005
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
52
Jumlah Kunjungan
8.829
6.511
3.739
2.076
1.364
1.332
1.315
1.274
1.127
1.077
22,33
16,47
9,46
5,25
3,45
3,37
3,33
3,22
2,85
2,72
Jumlah
kecelakaan
Meninggal
15000
Luka ringan
10000
Luka berat
5000
0
2003
2004
2005
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah KLL dari 2003 hingga 2005 terus
meningkat. Begitu pula dengan jumlah korban luka maupun meninggal terus bertambah dari
tahun 2003-2005.
Berdasarkan Surkesnas/Susenas 2004, prevalensi cedera karena KLL di Indonesia
pada penduduk berumur > 15 tahun adalah 1,02%, tertinggi di DI Yogyakarta (3,04%) dan
terendah di Maluku Utara (0,28%). Prevalensi cedera karena KLL di perkotaan 1,3%
sedangkan di perdesaan 0,8%. Sedangkan prevalensi cedera bukan karena KLL (jatuh,
terbakar, keracunan, tenggelam, kekerasan, dan lain-lain) pada penduduk berumur > 15 tahun
adalah 0,4%.
Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang
mengalami KLL 1 tahun terakhir adalah 2,9% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok
umur 15-24 tahun. Sedangkan prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang mengalami
cedera bukan karena KLL adalah 2,8% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 65
tahun ke atas.
f. Keracunan
Selama periode 2001-2005, jumlah kasus dan penderita tertinggi terjadi pada tahun
2005 dengan 112 kasus dan 7.679 penderita.
GAMBAR 3.42
KERACUNAN MAKANAN DI INDONESIA
TAHUN 2001-2005
53
7679
8000
7000
5948
6000
5000
4000
2952
2625
3000
Kasus
Penderita
2000
907
1000
72
23
27 35
82
Mati
74
22
112
0
2001
2002
2003
2004
2005
Sumut
Sumbar
Riau
Kepri
Jambi
Banten
DKI
Jakarta
Jabar
Jateng
DIY
Jatim
Bali
NTT
Kalsel
Kalbar
Sulsel
Sultra
Maluku
40
28
Penderita
394
13
14
81
32
22
128
202
63
898
74
4469
540
35
141
27
315
18
88
75
18
32
M eninggal
Kasus
Data keracunan makanan per provinsi pada tahun 2005 menunjukkan bahwa Jawa
Barat merupakan provinsi dengan jumlah kasus dan jumlah penderita tertinggi yaitu 40 kasus
dan 4.469 penderita. Sedangkan provinsi dengan CFR tertinggi yaitu Riau (CFR=2,5%).
C. STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur
Kurang Energi Kronis (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
sebagaimana diuraikan berikut ini.
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Angka BBLR secara nasional belum tersedia, walaupun demikian proporsi BBLR
dapat diketahui berdasarkan hasil estimasi dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
54
(SDKI). Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa proporsi BBLR pada periode tahun 19921997 dan 2002-2003.
TABEL 3.25
PROPORSI BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
TAHUN 1992-1997 DAN 2002-2003
1992-1997
2002-2003
Nasional
7,7
7,6
Perkotaan
6,6
Perdesaan
8,4
Provinsi
3,6 - 15,6
Sumber: SDKI
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor
utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2
kategori yaitu: BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR
karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat
badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus
gizi buruk, Anemia, Malaria, dan menderita Penyakit Menular Seksual (PMS) sebelum
konsepsi atau pada saat hamil.
BBLR bersama kehamilan pendek mengakibatkan gangguan yang menjadi penyebab
nomor 3 kematian pada masa perinatal di rumah sakit tahun 2005 (Tabel 3.2). Sementara itu
data BBLR yang dihimpun dari rumah sakit umum, Rumah Sakit Ibu Anak, dan Rumah Sakit
Bersalin pada tahun 2005 memberikan gambaran bahwa persentase bayi lahir hidup dengan
BBLR di rumah sakit sebesar 27,9%.
2. Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan
anthropometri yang menggunakan indeks Berat Badan Umur (BB/U). Kategori yang
digunakan adalah: gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-score 2 SD sampai +2 SD); gizi
kurang (z-score < -2 SD sampai 3 SD); gizi buruk (z-score < -3SD).
Dari hasil Susenas dan SKRT yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir,
diperoleh gambaran perkembangan status gizi balita seperti terlihat pada Gambar 3.44
berikut.
GAMBAR 3.44
PERSENTASE BALITA GIZI BURUK, GIZI KURANG, GIZI BAIK
DAN GIZI LEBIH, TAHUN 1998 2005
55
80
60
40
20
0
Gizi buruk
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2005
10,51
8,11
7,53
6,3
7,47
8,55
8,8
19
18,25
17,13
19,8
18,35
19,62
19,24
Gizi baik
67,33
69,06
72,09
71,1
71,88
69,59
68,48
Gizi lebih
3,15
4,58
3,25
2,7
2,3
2,24
3,48
Gizi kurang
Dari laporan hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga dan SKRT
selama periode 1998-2000 persentase balita gizi buruk dan gizi kurang menurun. Namun,
mulai tahun 2001 hingga 2005 persentase balita gizi buruk dan gizi kurang terus meningkat.
Tahun 2005 diketahui bahwa persentase balita yang bergizi baik/normal sebesar 68,48%.
Dari tabel berikut dapat diketahui persentase balita perempuan yang bergizi baik
relatif lebih tinggi dibandingkan balita laki-laki.
TABEL 3.26
PERSENTASE BALITA MENURUT STATUS GIZI DAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2003 2005
2003
Laki-laki
Lebih
Normal
Kurang
Buruk
2,03
67,89
20,73
9,35
2004
Laki-laki +
Perempuan
Perempuan
2,47
2,24
71,41
69,59
18,43
19,62
7,69
8,55
Laki-laki
Perempuan
3,5
74,5
18,9
3
2,8
75,2
18,5
3,4
2005
Laki-laki +
Perempuan
3,2
74,8
18,8
3,2
Laki-laki
Perempuan
3,13
66.88
20,49
9,5
3,84
70,15
17,93
8,08
Laki-laki +
Perempuan
3,48
68,46
19,24
8,8
Sumber: BPS, Survei Garam Konsumsi Yodium Rumah Tangga, 2003&2005 dan SKRT 2004
Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes
Sementara itu, untuk persentase balita dengan status gizi buruk menurut provinsi
dapat dilihat pada Gambar 3.45 berikut ini, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 3.35.
GAMBAR 3.45
PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2005
56
Gorontalo
Maluku
Papua
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Maluku Utara
Kalimantan Tengah
Kepulauan Riau
Sulawesi Tenggara
Riau
Kepulauan Bangka
Sulawesi Selatan
Sumatera Selatan
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
DKI Jakarta
Lampung
Banten
Bengkulu
Jawa Tengah
Jawa Barat
Jawa Timur
Jambi
Bali
DI Yogyakarta
10
12
14
16
GAMBAR 3.46
PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2005
Persentase balita dengan status gizi buruk dan kurang menurut provinsi dalam bentuk
peta wilayah Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.47 di bawah ini.
GAMBAR 3.47
PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK DAN KURANG
57
Pada tahun 2005 jumlah kasus gizi yang dilaporkan adalah 76.178 kasus, 0,38%
merupakan kasus gizi buruk. Jumlah kasus meninggal sebanyak 293 kasus. Distribusi kasus
gizi buruk menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.36.
3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)
Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-49
tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasil pengukuran
ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang
wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Indikator Kurang Energi Kronik
(KEK) menggunakan standar LILA <23,5cm. Dari hasil survei BPS tahun 2000-2005
diperoleh gambaran risiko KEK yang diukur berdasarkan LILA menurut kelompok umur,
seperti terlihat dalam Gambar 3.48 berikut.
GAMBAR 3.48
PERSENTASE WANITA USIA SUBUR DENGAN LILA <23,5 CM (BERISIKO KEK)
MENURUT GOLONGAN UMUR, TAHUN 2000 2005
50
persen
40
30
20
10
0
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
2000
38.04
26.59
19.01
15.11
14.04
13.16
13.16
2001
40.85
27.53
19.12
14.59
12.9
13.18
13.18
2002
35.7
23.7
18.7
18
10.4
11
11
2003
35.1
21.43
13.82
10.17
8.6
9.62
10.1
2005
33.08
21.67
14.55
10.45
9.05
9.37
10.26
Persentase WUS yang berstatus gizi baik dalam selama periode 2001-2005
mengalami peningkatan dari 78,47% pada tahun 2001 menjadi 89,5% pada tahun 2005.
Persentase WUS yang berstatus gizi baik lebih tinggi di perkotaan daripada WUS di
58
perdesaan. Persentase WUS berstatus gizi baik menurut daerah tempat tinggal pada tahun
2001 2005 dapat dilihat pada Gambar 3.49 di bawah ini.
GAMBAR 3.49
PERSENTASE WUS BERSTATUS GIZI BAIK
MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL 2001 2005
persen
90
85
80
75
70
2001
2002
2003
2004*
Perkotaan
80.61
83.57
84.28
82.1
2005
90.2
Perdesaan
76.64
81.39
82.35
78.7
88.47
Perkotaan+Perdesaan
78.47
82.42
83.3
80.3
89.5
Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga 2001-2005, dan
SKRT 2004, Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes
***
59
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
59
GAMBAR 4.1
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL
TAHUN 1995 2005
100
persen
80
60
40
20
0
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
K1
84.99
87.75
89.08
87.55
92.72
88.3
93.03
88.56
87.73
88.09
88.6
K4
64.82
68.52
71.32
71.85
75.66
74.98
77.38
73.01
76.29
77
77.1
Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Data Indikator SPM Kabupaten/Kota
dan Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas.
Cakupan pelayanan K4 menurut provinsi pada tahun 2005, dapat dilihat pada Gambar
4.2 berikut ini.
GAMBAR 4.2
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Babel
Bali
Sumsel
Riau
Lampung
DI
Sulut
Kaltim
NTB
Sumbar
Jatim
Gorontalo
Maluku
Jateng
Kepri
Jambi
Sumut
Kalteng
Jabar
Sulteng
DKI Jakarta
Kalsel
Bengkulu
NAD
Banten
Malut
Sulsel
Sultra
NTT
Kalbar
Papua
0
20
40
60
80
100
60
GAMBAR 4.3
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Data cakupan kunjungan ibu hamil K4 tahun 2005 menurut provinsi disajikan pada
Lampiran 4.1.
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi
pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun
waktu dekade terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, termasuk
pendampingan, meningkat sekitar 10%, yaitu dari 60,75% pada tahun 1998 menjadi 70,62%
pada tahun 2003, 74,27% pada tahun 2004 dan 72,37% pada tahun 2005. Cakupan persalinan
oleh tenaga kesehatan tahun 1995 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini.
GAMBAR 4.4
PERSENTASE CAKUPAN PERSALINAN DENGAN PERTOLONGAN OLEH DAN MELALUI
PENDAMPINGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 1995 2005
80
69.16
74.47
70
60
59.85
70.62
67.56
66.15
74.27
72.37
60.75
55.04
50
49.74
40
30
20
10
0
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Dit. Kesehatan Ibu dan
data indikator Kabupaten/Kota
61
Adapun dalam Gambar 4.5 terlihat bahwa beberapa provinsi dengan cakupan tertinggi
adalah Bali (89,49%), Bangka Belitung (87,07%) dan Jawa Timur (86,10%), sedangkan
provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua (33,52%), Maluku (58,81%) dan Nusa
Tenggara Timur (59,31%). Untuk data secara lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 4.1.
GAMBAR 4.5
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Bali
Babel
Jatim
DIY
Jambi
Kepri
Sumsel
Kalsel
Sumbar
Lampung
Kalteng
NTB
Sumut
Kaltim
Jateng
Riau
Gorontalo
DKI
Bengkulu
Sulsel
Kalbar
Sultra
Sulut
Jabar
Sulteng
Banten
NAD
Malut
NTT
Maluku
Papua
Irjabar
Sulbar
-
20
40
60
80
100
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi dibandingkan angka nasional
dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut.
GAMBAR 4.6
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
tenaga kesehatan tahun 2005 sebesar 7,87% sedangkan oleh masyarakat (kader, toma, dll)
masih 2,62%. Persentase cakupan ibu hamil dengan Risti yang telah dirujuk sebesar 2,94%
dan obstetri komplikasi yang ditangani sebesar 0,99%. Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.2.
d. Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari
dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas
kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal (KN) selama periode tahun 2000
2005 dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini.
GAMBAR 4.7
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS
TAHUN 2000 2005
90
83.72
78.44 76.26
75.73
80
68.89
65.11
70
2000
60
2001
50
2002
40
2003
30
2004
20
2005
10
0
Dalam tahun 2005 terdapat delapan provinsi yang tidak ada datanya yaitu Nanggroe
Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Papua dan Irian Jaya Barat, sedangkan provinsi dengan
cakupan tertinggi adalah Provinsi Jawa Timur (87,61%), Sumatera Barat (86,78 %) dan
Lampung (86,44 %) seperti terlihat pada Gambar 4.8.
GAMBAR 4.8
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
63
Jatim
Sumbar
Lampung
DIY
NTB
Kalteng
Banten
Gorontal
Kaltim
Jabar
Riau
NTT
Bengkulu
Sultra
Malut
DKI
Maluku
Sulteng
Jateng
Jambi
Bali
Sulsel
Kalbar
Sulut
Sumut
Papua
Babel
Sumsel
NAD
Irjabar
Sulbar
Kalsel
Kep. Riau
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
64
TAHUN 2004-2005
80
70
60
50
71,97
40
74,05
57,89
56,71
30
20
10
0
2004
2005
Sedang menggunakan
Pernah Menggunakan
Proporsi wanita berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang pernah
menggunakan/memakai alat KB pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2,08%
dibandingkan dengan tahun 2004, dari 71,97% pada tahun 2004 menjadi 74,05% pada tahun
2005. Terdapat enam provinsi memiliki cakupan 80% dengan angka tertinggi dicapai
Sulawesi Utara (85,90%), dua provinsi dengan cakupan 50 % meliputi Papua (43,50%) dan
Maluku (39,78%). Sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh
datanya. Rincian persentase Wanita Usia Subur (WUS) yang sedang/pernah menggunakan
alat KB menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.3 dan 4.4.
Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB selama tahun 2005 tidak jauh
berbeda bila dibandingkan dengan tahun 2003-2004 sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.11
berikut.
GAMBAR 4.11
PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN
TAHUN 2003-2005
60
50
40
30
20
10
0
2003
2004
2005*
Suntik
58,16
54,92
56,57
Pil
29,02
24,52
29,58
Susuk
4,88
5,55
5,42
AKDR
4,64
9,64
5,13
Dll
3,3
5,37
3,3
Dari gambar di atas masih menunjukkan bahwa selama tahun 2003-2005 alat
kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil KB. Pada tahun 2005 jenis
kontrasepsi lain seperti susuk, AKDR dan jenis lainnya mengalami penurunan persentase,
sebaliknya pemakaian kontrasepsi suntikan dan pil KB persentasenya meningkat. Rincian
persentase alat/cara KB yang dipakai peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2005 dapat
dilihat pada Lampiran 4.5 dan 4.6.
65
GAMBAR 4.12
TEMPAT PELAYANAN PESERTA KB
TAHUN 2003 - 2005
60
50
40
30
20
10
0
2003
Klinik KB Pemerintah
2004
59,45
2005
59,66
Klinik KB Swasta
6,98
5,47
30,77
31,9
2,8
2,98
Sumber : BKKBN
66
80
60
40
69.43
76.23
2004
2005
20
0
Desa UCI
GAMBAR 4.14
PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
MENURUT PROVINSI PADA TAHUN 2005
Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali),
Hepatitis-B (3 kali) dan Imunisasi Campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin
di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Rincian cakupan imunisasi bayi untuk
masing-masing jenis vaksin menurut provinsi selama tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran
4.9 dan Lampiran 4.10.
Gambaran cakupan imunisasi bayi pada tahun 2000 2005 dapat dilihat pada Gambar
4.15 berikut ini.
GAMBAR 4.15
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DPT-1 DAN CAMPAK
SERTA ANGKA DROP OUT (DO)
TAHUN 2000 2005
67
100
persen
80
60
40
20
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
DPT-1
100,7
96,3
96,4
96,6
97,2
82,8
Campak
93,9
87,3
90,6
89,2
91,8
86,7
DO
7,4
10,1
5,8
7,7
5,6
1,5
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa angka drop out (DO) DPT1-Campak selama
tahun 2000-2004 tidak melewati angka 5,8% - 10,1%, tetapi pada tahun 2005 angka drop out
menurun cukup tajam (1,48%).
Beberapa provinsi tidak mencapai target program dimana drop out cakupan DPT1Campak lebih dari 10% yaitu di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau,
Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua. Angka drop out
cakupan DPT1-Campak menurut provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 4.11.
Gambaran imunisasi dasar bayi selama tahun 2005 yang diukur dari imunisasi
Campak, cakupan tertinggi dicapai Provinsi DKI Jakarta (108,1%), Bali (98,8%) dan Jambi
(94,5 %); sedangkan yang mencapai cakupan terendah adalah Gorontalo (57,5%), Papua
(59,4%) dan Sulawesi Tengah (73,1%). Gambaran cakupan imunisasi campak tahun 2005
dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut.
GAMBAR 4.16
PERSENTASE PENCAPAIAN IMUNISASI CAMPAK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Untuk cakupan imunisasi TT ibu hamil pada tahun 2000 2005 dapat dilihat pada
Gambar 4.17 berikut ini.
GAMBAR 4.17
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL
TAHUN 2000 2005
68
100
persen
80
60
40
20
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
TT-1
83.6
78.5
72.2
71.71
70.1
53.6
TT-2
76.7
71.6
68.4
66.12
63.9
49.4
Pada kurun waktu 2000-2005 cakupan imunisasi TT-1 dan TT-2 pada ibu hamil
mengalami penurunan. Cakupan TT-2 pada tahun 2000 sebesar 76,7% menurun menjadi
49,4% pada tahun 2005. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di Provinsi Bangka
Belitung (90%), Nusa Tenggara Barat (84,2%), dan DKI Jakarta (79,1%); adapun yang
terendah adalah di Provinsi Jawa Timur (6,6%), Banten (11,3%) dan Papua (17,9%).
Gambaran cakupan imunisasi TT-2 pada ibu hamil menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat
pada Gambar 4.18. Sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.12.
GAMBAR 4.18
CAKUPAN IMUNISASI TT-2 PADA IBU HAMIL TAHUN 2005
Upaya meningkatkan kekebalan pada masyarakat juga dilakukan pada kelompokkelompok sasaran khusus lainnya, misalnya pemberian imunisasi DT dan TT pada anak
sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) atau pelaksanaan Crash
Program imunisasi Campak pada anak balita di lokasi pengungsian atau Catch Up Campaign
imunisasi campak pada anak sekolah kelas 1 sampai VI SD. Sebagaimana terlihat dalam
Gambar 4.19 berikut ini. Sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.13.
69
GAMBAR 4.19
PERSENTASE PENCAPAIAN BIAS DT DAN TT
DAN PENCAPAIAN CRASH PROGRAM IMUNISASI CAMPAK
SECARA NASIONAL TAHUN 2005
100
BIAS DT;
94,1
50
BIAS TT;
95,9
BIAS
Cam pak;
29,6
Jumlah
Pengunjung
Rujukan dari
Bawah
Dirujuk Ke Atas
Jumlah
Jumlah
Departemen Kesehatan
4.490.986
823.985
18,3
647
0,01
Pemerintah Provinsi
3.460.849
915.120
26,4
6.160
0,2
Pemerintah Kab/Kota
8.127.814
244.011
3,0
25.392
0,3
1.193.371
84.304
7,1
1.017
0,1
Departemen Lain/BUMN
1.988.035
64.605
3,2
18.222
0,9
Swasta
10.754.124
209.935
2,0
33.325
0,3
Total
30.015.179
2.341.960
7,8
84.763
0,28
70
GAMBAR 4.20
PENCAPAIAN INDIKATOR B0R , GDR, NDR, LOS, BTO DAN TOI
RUMAH SAKIT DI INDONESIA
TAHUN 2003 S.D 2005
60
56
56
55
48
42,0
40
43
38,7
35
20
37
22,8
18,0
4,0
21
4,4
4,0
4,8 8,6
3,4
2003
BOR
2004
GDR
NDR
2005
BTO
LOS
TOI
71
Angka GDR dan NDR pada tahun 2005, mengalami penurunan dari tahun 2004
sebesar 4,9 dan 1,8 dimana tahun 2004 : 47,9 (GDR), 22,8 (NDR) menjadi 43 (GDR) dan 21
(NDR) pada tahun 2005. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pelayanan di rumah sakit sedikit
mengalami peningkatan.
Sedangkan indikator lamanya hari rawatan dan selang waktu dalam pemakaian tempat
tidur mengalami peningkatan sedikit dari tahun sebelumnya, menjadi 4,8 (LOS, ideal 6-9
hari) dan 8,6 (TOI, ideal 1-3 hari).
Pencapaian indikator pelayanan kesehatan di rumah sakit umum dan khusus tahun
2005 dapat dilihat dalam Tabel 4.2 dan 4.3, sedangkan rincian indikator pelayanan RSU
Depkes dan Pemda menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.14.
TABEL 4.2
INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM
MENURUT KEPEMILIKAN DI INDONESIA
TAHUN 2005
Pemilik RSU
RSU
Departemen Kesehatan
Rata2
Kunj.Poli/hari
TT
BOR
LOS
BTO
TOI
NDR
GDR
13
8.483
67,5
6,7
34,5
3,9
40
61
1.152
Pemerintah Provinsi
43
12.902
68,8
4,7
43,4
3,8
28
71
240
Pemerintah Kab/Kota
322
33.896
52,9
49,6
3,9
19
45
127
110
10.814
43,3
4,3
27,7
13,5
12
19
159
71
6.827
55
4,9
29,3
15,3
18
36
179
Swasta
436
43.364
49,6
4,2
37,8
11,5
10
22
138
Indonesia
995
116.286
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
56,2
4,8
37
8,6
21
43
168
TABEL 4.3
INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT KHUSUS
MENURUT JENIS DI INDONESIA
TAHUN 2005
Pemilik RSU
RS Jiwa
RS TP
RS Kusta
RSU
TT
BOR
LOS
51
8.527
61,1
766
45,7
NDR
GDR
Rata2
Kunj.Poli/hari
BTO
TOI
53,3
4,4
32,1
3,9
6,2
34
5,8
27,9
7,1
31,5
55,5
88
22
2.246
41,5
25,3
3,9
55,7
23,2
37,4
20
RSPI
144
40,0
4,7
35,8
6,1
38,6
68,9
133
RS Orthopedi
187
56,4
10,6
19,0
8,4
2,0
4,0
93
190
RS Mata
10
475
32,5
3,0
36,0
6,9
0,0
0,0
RS Bersalin
55
2.533
35,5
3,0
42,3
5,6
2,8
7,7
28
RS Jantung
234
69,5
6,8
35,8
3,1
22,8
47,4
268
11
0
42,2
4,2
41,5
5,1
8,4
15,2
RSK Lainnya
111 5.368
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
108
61
Kunjungan pasien di unit darurat pada rumah sakit umum pada tahun 2005 sebesar
12,2 % dari seluruh kunjungan dan 12,4% kunjungan unit darurat berasal dari pasien rujukan.
Kunjungan unit darurat terbesar terdapat pada rumah sakit swasta sebesar 38,35%, terendah
pada rumah sakit TNI dan POLRI 1,42%. Untuk kunjungan unit darurat yang berasal dari
rujukan terbesar diterima oleh RSU Pemerintah Kab/Kota (42,65%) dan terendah oleh rumah
72
sakit TNI dan POLRI (0,18%). Kunjungan unit darurat pada rumah sakit umum dapat dilihat
pada Tabel 4.4 berikut.
TABEL 4.4
KUNJUNGAN UNIT DARURAT PADA RSU MENURUT PEMILIK
DI INDONESIA TAHUN 2005
Pemilik RSU
Jumlah
Pengunjung
Kunjungan Unit
Darurat
Pasien Rujukan
Jumlah
Jumlah
Departemen Kesehatan
4.490.986
324.553
8,87
96.309
21,29
Pemerintah Provinsi
3.460.849
415.576
11,35
30.537
6,75
Pemerintah Kab/Kota
8.127.814
1.254.780
34,28
192.920
42,65
1.193.371
52.118
1,42
826
0,18
Departemen Lain/BUMN
1.988.035
209.409
5,72
12.387
2,74
10.754.124
1.403.423
38,35
119.399
26,39
30.015.179
Total
Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes
3.659.857
12,2
452.378
12,4
Swasta
Pelayanan pasien di unit darurat rumah sakit meliputi dirawat, dirujuk, dipulangkan
dan mati. Pasien yang datang di unit gawat darurat 46,5% terus dirawat, 1,4% di rujuk ke
rumah sakit lain, 51,5% dipulangkan setelah diberi pelayanan dan hanya 0,6% yang
meninggal, dapat dilihat pada Gambar 4.21 di bawah ini.
GAMBAR 4.21
PELAYANAN UNIT DARURAT PADA RUMAH SAKIT UMUM
TAHUN 2005
MATI, 0.6%
DIRAWAT, 46.5%
ULANGKAN,
51, 5%
DIRUJUK, 1.4%
73
Pemilik RSU
Pemeriksaan Laboratorium
Patologi
Patologi
Jumlah
Klinik
Anatomi
Rata - rata
Pemeriksaan/Hari/RS
Departemen Kesehatan
6.342.443
44.140
6.386.583
1.638
Pemerintah Provinsi
5.553.592
19.405
5.572.997
563
11.884.336
17.852
11.902.188
189
184
Pemerintah Kab/Kota
TNI & POLRI
1.263.553
5.500
1.269.053
Departemen Lain/BUMN
3.154.154
15.308
3.169.462
311
Swasta
21.329.652
Total
49.527.730
Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes
128.232
230.437
21.457.884
49.758.167
285
294
Pemeriksaan radiodiagnostik pada RSU Depkes dan Pemda pada tahun 2005 sedikit
mengalami peningkatan dari tahun 2004 dengan jumlah pemeriksaan 1.843.117 berasal dari
255 RSU yang melakukan pemeriksaan dari 378 jumlah RSU sedangkan tahun 2004
berjumlah 1.565.688 berasal dari 254 RSU yang melakukan pemeriksaan dari 361 jumlah
RSU. Rincian pemeriksaan menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.15.
74
per 100.000
anak <15 th
80.10
80
79.50
78.10
82.40
90.1
93.7
71.40
60
2.44
40
2
1.31
1.26
1.00
20
88.10
0.90
1.02
1.21
1.26
1
0
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Non Polio AFP Rate
Spesimen Adekuat
Ada 4 strategi dalam upaya pemberantasan polio yaitu 1). Imunisasi yang meliputi
peningkatan imunisasi rutin polio, PIN dan Mop-up, 2). Surveilans AFP, 3). Sertifikasi bebas
polio, dan 4). Pengamanan virus polio di laboratorium.
Indonesia telah melaksanakan PIN sebanyak 4 kali yaitu pada tahun 1995, 1996, 1997
dan 2002, telah berhasil memutus transmisi virus polio liar indigenous Indonesia, sehingga 10
tahun terakhir sejak tahun 1996 virus polio liar indigenous Indonesia tidak ditemukan lagi.
Pelaksanaan PIN didasarkan pada adanya kecurigaan silent transmission di wilayah
Indonesia, atau transmisi virus diketahui telah menyebar ke beberapa wilayah Indonesia.
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan
dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus polio liar yang
menyerang masyarakat. Dari gambar di atas menunjukan bahwa persentase spesimen adekuat
yang dikirim untuk pemeriksaan virus Polio menjadi semakin meningkat, dengan demikian
hasil pemeriksaan yang dilakukan menjadi semakin mewakili kondisi di lapangan. Dari hasil
pemeriksaan selama tujuh tahun terakhir (tahun 1998 2004) tidak ditemukan adanya infeksi
virus Polio liar pada kasus AFP yang ditemukan. besaran Non Polio AFP Rate selama tahun
1998 2004 relatif stabil.
Tahun 2005, tanggal 21 April, Laboratorium Bio Farma melaporkan hasil
pemeriksaan positif virus Polio liar tipe P1 terhadap seorang penderita AFP anak laki-laki
usia 20 bulan di Kec. Cidahu, Kab. Sukabumi, Jawa Barat. Temuan ini merupakan temuan
yang sangat mengejutkan setelah 10 tahun Indonesia dinyatakan bebas dari virus Polio liar.
Untuk mengetahui apakah virus merupakan virus indigenous atau asli Indonesia atau impor,
maka pemeriksaan sequencing dilakukan di laboratorium Global Specilize Laboratory (GSL)
di Mumbai India. Pada tanggal 3 Mei 2005, Laboratorium GSL Mumbai mengidentifikasi
bahwa virus Polio liar Sukabumi merupakan virus Polio impor, karena strain virus tidak
mempunyai kemiripan dengan virus yang pernah diidentifikasi di Indonesia, tetapi
mempunyai kemiripan dengan virus Sudan yang bersirkulasi di Arab Saudi pada akhir tahun
2004 (akhir bulan Desember) yang bertepatan dengan musim haji.
Walau tindakan cepat dilakukan melalui kegiatan Outbreak Respons Immunization (ORI)
72 jam setelah penderita pertama dilaporkan, penemuan penderita terus bertambah. Hal ini
disebabkan karena virus Polio sangat menular, dengan ditemukan satu penderita lumpuh
berarti lebih dari 100 anak di sekitar penderita telah terinfeksi.
75
Dari hasil kajian Tim Epidemiologi, dapat diprediksikan bahwa 3 provinsi (Jawa Barat,
DKI Jakarta dan Banten) provinsi yang paling berisiko tertular virus Polio liar. Hal ini
didasarkan pada mudahnya transportasi, mobilitas penduduk yang sangat tinggi dari dan ke
tiga provinsi tersebut. Berdasarkan kajian tersebut, maka Tim merekomendasikan
pelaksanaan Mop-up di 3 provinsi tersebut.
Berdasarkan kajian tim assessment, kajian epidemiologis data surveilans AFP serta
ditemukan virus Polio di beberapa provinsi, maka untuk menghentikan penyebaran virus
yang lebih luas, PIN harus dilakukan sesegera mungkin yaitu 30 Agustus 2005 putaran
pertama dan 27 September 2005 untuk putaran kedua. Kemudian 3 putaran lagi dilaksanakan
pada tanggal 30 November 2005, 27 Februari 2006 dan 12 April 2006. Sementara itu,
cakupan hasil Pekan Imunisasi Nasional pada tahun 2005 - 2006 secara nasional, Putaran ke1 sebesar 95,0 % Putaran ke-2 97,8 %, Putaran ke-3 98,2 %, Putaran ke-4 98,5 %, dan
Putaran ke-5 99,6 %. Persentase hasil PIN 5 putaran menurut provinsi dapat dilihat dalam
Lampiran 4.16.
2. Pengendalian TB-Paru
Upaya pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS
(Directly Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB-Paru dengan
pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) sampai tahun 2005 telah
dilaksanakan di seluruh provinsi (33 provinsi) di 432 Kab/Kota (98% dari 440 Kab/Kota),
7.349 Puskesmas (97% dari 7.592 Puskesmas), di seluruh Balai Pengobatan Penyakit Paruparu (BP4)/RS TBC Paru/RSTP (100%), sedangkan untuk rumah sakit persentasenya baru
mencapai 25% dari 1.289 RS. Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan
pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket
pengobatan. Dari upaya penemuan penderita TB selama tahun 2005 ditemukan gambaran
kasus sebagaimana terlihat pada Gambar 4.23 berikut.
GAMBAR 4.23
JUMLAH PENDERITA TB BTA+ DAN TB LAIN
TAHUN 2000 2005
320.000
240.000
160.000
80.000
2000
2001
2002
2003
2004
2005
BTA+
54.816
56.787
81.465
104.138
128.961
158.648
TB Lain
29.775
33.104
76.798
72.623
85.677
101.321
Total
84.591
89.891
158.263
176.761
214.658
259.969
Catatan: Angka BTA+ dan TB lain tahun 2000-2004 revisi ( berbeda dengan profil tahun 2004)
76
persen
80
60
51.8
53.5
41.6
40
29
20
21
2000
2001
20
0
2002
2003
2004
2005
84,65
86,5
86,12
87,16
88,93
86,26
3,47
4,63
4,47
4,18
4,09
5,56
60
40
20
0
2000
2001
2002
% SR
2003
2004
2005
% Kambuh
Pelaksanaan pengendalian Penyakit TBC sampai tahun 2005 telah dapat menurunkan
insiden kasus menular dari 130/100.000 penduduk (1995) menjadi 107/100.000 penduduk.
77
30
30,1
30
27,7
25
22,1
20
10
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2000
Provinsi
Melapor
25
Kab./Kota
Melapor
258
2001
27
269
619.107
86%
2002
29
293
549.035
80%
2003
24
323
502.275
34%
2004
23
296
625.611
83%
2005
31
436
600.720
93%
Tahun
Penderita
Ditemukan
479.283
Kelengkapan
Laporan
93%
GAMBAR 4.27
CAKUPAN PENEMUAN BALITA PENDERITA PNEUMONIA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Pengidap HIV
Per tahun
Penderita AIDS
Kumulatif
Per tahun
Kumulatif
Kumulatif
2000
403
1.172
255
607
47
233
2001
732
1.904
219
826
99
280
2002
648
2.552
345
1.171
100
379
2003
168
2.720
316
1.487
261
479
2004
649
3.369
1.195
2.682
361
740
2005
875
4.244
2.638
5.321
592
1.332
Tahun 2005, jumlah penderita AIDS secara kumulatif relatif kecil (Case Rate 1,33 per
100.000 penduduk tahun 2004 meningkat menjadi 2,65 per 100.000 penduduk tahun 2005),
namun dalam perjalanan penyakit dari HIV positif menjadi AIDS dikenal istilah windows
periods yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga kelompok ini menjadi
sangat potensial dalam menularkan penyakit. Pada kelompok ini di samping dilakukan
79
pengobatan yang lebih utama adalah dilakukan konseling untuk menumbuhkan rasa tanggung
jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih lanjut
Pada Desember 2003, WHO menetapkan kebijakan Three by Five Initiative yaitu
mentargetkan secara global akses pengobatan Anti Retro Viral (ARV) terhadap 3 juta ODHA
(Orang Dengan HIV AIDS) pada tahun 2005. Indonesia menetapkan bahwa target untuk
aksesibilitas ODHA terhadap pengobatan ARV sebesar 10.000 orang pada tahun 2005, yang
dimulai dengan pemberian ARV pada 5.000 ODHA pada tahun 2004. Dan hingga tahun 2005
pengobatan ARV telah diakses oleh 5.400 ODHA. Di samping itu Departemen Kesehatan
telah menetapkan 50 rumah sakit tambahan sebagai tambahan Pusat Rujukan pengobatan
Anti Retro Viral (ARV) sehingga menjadi 75 rumah sakit, hal ini sebagai komitmen untuk
mendukung 3 by 5 initiative, sehingga lebih banyak lagi ODHA yang dapat terlayani
pengobatan ARV.
Upaya pemantauan yang dilakukan pada kelompok berisiko melalui kegiatan survei
dan kegiatan rutin serta skrining darah donor selama 6 tahun terakhir dapat dilihat dalam
Tabel 4.8 berikut.
TABEL 4.8
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM HIV/AIDS & PMS
TAHUN 2000 2005
Kegiatan
Satuan
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Pemeriksaan STS
Spesimen
9.567
50.000
100.000
175.000
150.000
160.000
Sample
9.567
50.000
100.000
175.000
150.000
160.000
Kolf
395.098
585.726
1.200.000
1.300.000
1.300.000
1.350.000
dengan mendatangi warga yang mengeluh gejala klinis Malaria, sedangkan untuk wilayah
luar Jawa Bali dilakukan secara pasif dengan menunggu pasien datang berobat ke pelayanan
kesehatan. Upaya pengobatan tidak hanya diberikan kepada penderita klinis atau penderita
dengan konfirmasi laboratorium namun juga diberikan pada kelompok tertentu untuk tujuan
profilaksis.
Di Jawa Bali kasus positif malaria menurun secara bermakna dari 101.852 kasus pada
tahun 2000 menjadi 5.233 kasus pada tahun 2005. Jumlah penderita klinis, sediaan darah
diperiksa, sediaan darah positif dan positif malaria falsiparum + mix di Jawa-Bali tahun
2000-2005 dapat dilihat pada Gambar 4.28 di bawah ini.
GAMBAR 4.28
JUMLAH PENDERITA KLINIS, SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
SEDIAAN DARAH POSITIF, POSITIF MALARIA
FALSIPARUM+MIX, TAHUN 2000 2005
1600000
1200000
800000
400000
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Klinis
1475704
1210530
998791
756833
480048
376547
SD diperiksa
1475704
1210530
998791
756833
480048
376547
Positif
101852
86277
64708
27765
7774
5522
Pf+mix
30089
36121
27091
12984
2324
1174
Suspek
Diperiksa
Suspek Positif
CDR
PB
MB
Penderita
Cacat
(%)
Penderita
Diobati
2003
163.781
3.594
11.956
7,3
8,0
2004
212.462
3.615
12.957
7,8
8,6
17.519
2005
t.a.d
4.056
15.639
8,9
8,7
t.a.d
81
Penderita cacat tingkat II (cacat akibat kerusakan syaraf dan cacat terlihat) mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya, tahun 2004 sebesar 1.430 (8,6%) menjadi 1.722 (8,7%)
pada tahun 2005. Proporsi cacat tingkat II dan proporsi anak di antara kasus baru penyakit
Kusta masih di atas indikator program (5%), proporsi masih relatif stabil. Hal ini berarti
penularan masih terjadi di masyarakat dan kasus ditemukan terlambat sehingga pada saat
penemuan penderita sudah mengalami cacat tingkat II. Proporsi cacat tingkat II dan proporsi
anak tahun 2000 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.29 di bawah ini.
GAMBAR 4.29
PROPORSI CACAT TINGKAT II DAN PROPORSI ANAK
TAHUN 2000 2005
15
10,2
10
10,5
10
10,6
8,9
8,8
8,6
7,7
9,1
8,7
0
2000
2001
2002
2003
Cacat Tk.II
2004
2005
anak
Provinsi
Sumatera Utara
2
3
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Sumatera Selatan
Kalimantan Timur
Desa Sentinel
Sigara-gara
Pekan Sialang Buah
Taratak
Tanjung Bunga
Kota Lama
Hidup Baru
Semahal
Cenot Mepar
Batu Marta
Jambu Ilir
Moderen
Merayek
Gunung Sari
Liang Hulu
Pulau Sapi
82
Diperiksa
420
151
100
500
224
129
331
259
224
250
170
92
300
264
373
2005
Positif
6
2
7
18
3
3
9
14
3
5
44
11
3
9
4
Mf Rate
1.43
1.37
7
3.6
1.34
2.3
2.7
5.4
1.4
2
26
11.9
1
3.41
1.07
Kalimantan
Selatan
Kelinjau Ulu
363
1.93
Ulu Banteng
Bina Wana
260
510
3
12
1.2
2.3
Provinsi
Jawa Barat
2
3
4
5
Jawa Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi
Tenggara
6
7
8
9
10
11
Sulawesi Barat
Gorontalo
NTT
Maluku
Maluku Utara
Papua
Desa Sentinel
Taman Sari
Tegal Waru
Tawang Rejo
Bonebae
Batu
Benua
Pakue
Labungka
Lantawonua
Pasang Kayu
Talumolo
Eahun
Rumoat
Naga
Bagia
Karfasia
Diperiksa
462
147
358
91
511
108
359
278
411
462
519
522
447
349
192
65
2005
Positif
Mf Rate
9
10
5
1
7
2
10
3
5
11
6
55
14
8
8
10
1.59
2.4
1.4
1.1
1.37
1.5
2.78
1.08
1.2
2.38
1.16
10.54
3.13
2.29
4.17
15.38
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dikatakan bahwa Mf Rate (Mikrofilaria
Rate) di wilayah sentinel selama tahun 2005 sangat bervariasi antara 1 sampai 26, rate
tertinggi di Desa Moderen, Kalimantan Timur dan terendah di Desa Gunung Sari, Kalimantan
Timur.
Sedangkan cakupan pengobatan masal yang dilakukan selama empat tahun terakhir
dapat dilihat pada Gambar 4.30 berikut.
GAMBAR 4.30
REALISASI PENGOBATAN FILARIASIS SECARA MASSAL
SECARA NASIONAL TAHUN 2002-2005
5000000
4000000
3000000
2000000
1000000
0
Populasi
2002
2003
2004
2005
322250
746064
1527238
4043510
1412025
3264379
255144
635017
1246023
2897388
79,18
85,12
88,24
88,76
Sasaran
Realisasi
Persentase
83
Dari gambar di atas terlihat bahwa target dan realisasi pengobatan selama tiga tahun
terakhir mengalami peningkatan, dimana cakupan pengobatan tahun 2002 sebesar 79,18 %
meningkat menjadi 88,76 % pada tahun 2005.
D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR
Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses timbulnya
gangguan kesehatan baik secara individual maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil
atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari
lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas
lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan
institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU).
1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi
yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala.
Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian
rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban),
pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain. Sasaran program
penyehatan lingkungan seperti tertuang dalam Rencana Strategi Departemen Kesehatan tahun
2005 2009 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan
menjadi 75%.
2. Meningkatnya persentase keluarga menggunakan air bersih menjadi 85%.
3. Meningkatnya persentase keluarga menggunakan jamban memenuhi syarat kesehatan
menjadi 80%.
4. Meningkatnya persentase tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan
menjadi 80%.
Pada tahun 2005 pencapaian indikator sekolah sehat sebagai indikator dalam
pengawasan di institusi pendidikan mengalami peningkatan yang cukup signifikan mencapai
75% (target 65%) sedikit meningkat dari tahun sebelumnya. Persentase pencapaian indikator
sekolah sehat tahun 2000 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.31 berikut.
GAMBAR 4.31
PENCAPAIAN INDIKATOR SEKOLAH SEHAT
TAHUN 2000 2005
84
80
74
75
65
60
5454
54
51
5555
5658
60
TARGET
40
REALISASI
20
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2. Surveilans Vektor
Surveilans vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh petugas
kesehatan maupun juru/kader pemantau jentik (jumantik/kamantik). Pengembangan sistem
surveilans vektor secara berkala perlu terus dilakukan terutama dalam kaitannya dengan
perubahan iklim dan pola penyebaran kasus.
Pada tahun 2004 petugas pusat melakukan kegiatan survei jentik dalam bentuk
evaluasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di 10 kota (Bogor, Denpasar, Jambi, Kendari,
Palangkaraya, Mataram, Palu, Pekanbaru, Surabaya dan Yogyakarta). Rata-rata Angka Bebas
Jentik (ABJ) sebagai tolok ukur upaya pemberantasan vektor melalui PSN-3M adalah
79,04%. Hal ini menunjukkan bahwa ABJ di 10 kota masih dibawah 95%, menjelaskan
bahwa partisipasi masyarakat untuk mencegah penyakit DBD dengan cara 3M di
lingkungannya masing-masing belum optimal, sehingga kasus DBD masih sering terjadi
terutama di wilayah-wilayah endemis DBD.
3. Pengawasan Tempat-tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan
Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM) dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi
masyarakat yang memanfaatkan TTU dan TPM. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain
meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TPM secara berkala, bimbingan,
penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, hingga
pemberian rekomendasi untuk penerbitan izin usaha.
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) terdiri dari jasa boga, rumah makan dan
restoran, sentral makanan jajanan dan TPM lainnya (warung makan jajanan). Hasil
pemantauan selama tahun 2005, dari 80.270 fasilitas TPM terdaftar, sebanyak 43.808
(54,58%) TPM telah dilakukan pemeriksaan dan 30.115 (68,74%) TPM memenuhi syarat
kesehatan. Cakupan pengawasan TTU dan TPM tahun 2001 2005 dapat dilihat pada
Gambar 4.32 berikut.
GAMBAR 4.32
PERSENTASE CAKUPAN PENGAWASAN TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU)
DAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN TAHUN 2001-2005
85
80
60
40
20
2001
2002
2003
2004
2005
TTU
60
68
73
76
77
TPM
60.8
57.9
60.24
66.13
68.74
Persentase TPM memenuhi syarat kesehatan menurut provinsi tahun 2005 dapat
dilihat pada Lampiran 2.16.a.
GAMBAR 4.33
JUMLAH BALITA MEMILIKI KARTU MENUJU SEHAT (KMS), DITIMBANG,
BERAT BADAN NAIK DAN BALITA BGM
DI INDONESIA TAHUN 2005
86
24.000.000
18.000.000
12.000.000
6.000.000
0
2005
Jml Balita
KMS
Ditimbang
BB Naik
BGM
20.642.610
17.008.609
12.543.842
9.739.998
828.368
Pada tahun 2005 dari jumlah balita yang ada 82,40 % memiliki KMS dengan balita berat
badan naik dari balita yang ditimbang sebesar 77,65% sedangkan untuk balita dengan berat badan
di Bawah Garis Merah (BGM) dari balita yang ditimbang sebesar 6,6%. Balita berat badan naik
dari yang ditimbang tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat sebesar 95,06% dan terendah
Sumatera Selatan (0,82%) sedangkan balita berat badan di Bawah Garis Merah dari yang
ditimbang, tertinggi di Provinsi Jawa Timur (29,6%) dan Nusa Tenggara Timur (28,53%) terendah
di Provinsi Sulawesi Tenggara (0%) dan DKI Jakarta (0,67%). Untuk Provinsi Sulawesi Barat dan
Irian Jaya Barat tidak ada datanya. Gambaran secara rinci hasil penimbangan balita menurut
provinsi selama tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.17.
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun
(Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali .
Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada
Gambar 4.34 berikut.
GAMBAR 4.34
PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A
MENURUT SASARAN DAN PERIODISASI PEMBERIAN
87
81.2 80.4
73.1
82.9
77.25
75.66
71.56
70.46
61.5
60
50.8
39.8
30
0
2003
2004
2005
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa cakupan terhadap semua sasaran dan
menurut periode pemberian menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2004 namun
mengalami sedikit penurunan pada tahun 2005.
Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita, selama tahun
2005 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.18.
3. Pemberian Tablet Besi
Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta
meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil.
Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) pada tahun
2000 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.35 di bawah ini.
GAMBAR 4.35
PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI
PADA IBU HAMIL TAHUN 2000 2005
100
persen
80
60
40
20
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005*
Fe1
66,8
67,5
64,6
69,14
80,02
70,31
Fe3
59,4
63,1
54,9
59,62
71,32
64,83
Pada gambar di atas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan Fe3) dari tahun 2000 hingga 2005 menunjukkan peningkatan, walaupun pada tahun 2002 dan
2005 sedikit mengalami penurunan. Cakupan pemberian tablet besi kepada ibu hamil
menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.19.
4. Pemberian Kapsul Minyak Beryodium
88
4.000.000
3.000.000
4.035.876
2.000.000
1.000.000
1.561.920
0
WUS
Anak SD
Cakupan pemberian kapsul beryodium pada wanita usia subur tahun 2003 sebesar
4.035.876 sedangkan pada anak sekolah sebesar 1.561.920 (Gambar 4.36), rincian menurut
provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.20.
F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan
untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial
yang bermutu bagi masyarakat, (2) mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat
generik, (3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi
klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat
kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu, dan keamanan.
1. Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan
dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional. Sampai dengan akhir tahun
2003, penggunaan obat rasional baru mencapai 60%. Angka tersebut belum menunjukkan target
yang hendak dicapai yang idealnya penggunaan obat yang rasional mencapai 100%. Berkaitan
dengan hal tersebut perlu terus diupayakan meningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas
kesehatan masyarakat dan melindungi masyarakat dari risiko pengobatan irasional.
Pemberian obat generik, obat non generik formularium dan obat non generik yang
berasal dari bagian rawat jalan, UGD dan rawat inap pada rumah sakit tahun 2005, obat generik
berjumlah 14.986.804, obat non generik formularium 5.402.272 dan obat non generik berjumlah
10.281.995. Dari data tersebut terlihat bahwa pemberian obat generik masih menjadi peringkat
pertama disusul dengan obat non generik dan non generik formularium. Jumlah kegiatan farmasi
89
rumah sakit dapat dilihat pada Gambar 4.37 berikut. Data menurut provinsi terdapat pada
Lampiran 4.21.
GAMBAR 4.37
JUMLAH KEGIATAN FARMASI PADA RSU DEPKES
DAN PEMDA DI INDONESIA
TAHUN 2005
14.986.804
16.000.000
10.281.995
12.000.000
8.000.000
5.402.272
4.000.000
0
Generik
Non Generik
Non Generik
Formularium
40,000,000
30,000,000
28,389,957
20,000,000
26,651,053
20,810,557
10,000,000
2003
2004
TTL RESEP
OBT GENERIK
90
Dari gambar di atas terlihat bahwa proporsi penulisan resep obat generik di sarana
pelayanan kesehatan selama dua tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan yaitu
74,4% pada tahun 2004 dan 73,3% pada tahun 2003.
Sebanyak sebelas provinsi melaporan cakupan penulisan obat generik 90% dengan
cakupan tertinggi Provinsi Gorontalo dan Banten (100%), Jambi (99,95%), Bangka Belitung
(99,76%), enam provinsi memiliki cakupan 50% dengan angka terendah dilaporkan
Provinsi Irian Jaya Barat (5,85%), Lampung (27,3%), Kalimantan Timur (28,87%) dan DI
Yogyakarta (35,91%). Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi dilaporkan Provinsi
Nusa Tenggara Barat (95,17%), Jambi (94,77%), dan Sulawesi Utara (92,29%); sedangkan
Provinsi Sulawesi Barat dan DKI Jakarta tidak ada data.
Rincian persentase penulisan resep obat generik menurut provinsi tahun 2004
disajikan pada Lampiran 4.22.
3. Penanganan Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
Lainnya)
Penanganan penyalahgunaan NAPZA pada rumah sakit di Indonesia terdiri dari
kegiatan kuratif, rehabilitatif dan aftercare dengan jenis NAPZA yang dipergunakan adalah
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Tahun 2005 kegiatan kuratif (pengobatan)
penyalahgunaan NAPZA pada rumah sakit berjumlah 6.130 dengan rincian 5.182 jenis
Narkotika, 630 Psikotropika dan 248 zat adiktif lainnya. Kegiatan rehabilitatif berjumlah 263
terdiri dari 236 Narkotika, 24 Psikotropika, 3 Zat Adiktif lainnya. Sedangkan kegiatan
aftercare berjumlah 40 terdiri dari 15 Narkotika, 23 Psikotropika dan 2 Zat Adiktif lainnya.
Kegiatan penanganan penyalahgunaan NAPZA pada rumah sakit tahun 2005 dapat dilihat
pada Gambar 4.39. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.23.
GAMBAR 4.39
KEGIATAN PENANGANAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA
TAHUN 2005
7000
6130
6000
5000
4000
3000
2000
263
1000
40
0
Kuratif
Rehabilitatif
Aftercare
91
NO
1.
2.
3.
4.
5.
TABEL 4.11
DAERAH/WILAYAH RAWAN BENCANA
DI INDONESIA TAHUN 2005
JENIS BENCANA
DAERAH/LOKASI BENCANA
Banjir
Kalimantan Selatan
Gempa Bumi dan Tsunami
Kepulauan Nias, Sumatera Utara
Air Pasang
Pangkal Pinang, Bangka Belitung
Banjir dan Kebakaran Hutan
Kalimantan Tengah
Tanah Longsor
Sumatera Barat
92
30
30
9
31
HPH
HTI
KBN
MAS
***
93
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini,
adalah sebagai berikut :
A. SARANA KESEHATAN
Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya Puskesmas, rumah
sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.
1. Puskesmas
Pada periode tahun 2000 2005, jumlah Puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan)
terus meningkat dari 7.237 unit pada tahun 2000 menjadi 7.669 unit pada tahun 2005. Dalam
periode tahun itu, rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk berada dalam kisaran 3,46
3,56 per 100.000 penduduk. Ini berarti bahwa pada periode tahun itu setiap 100.000
penduduk rata-rata dilayani oleh 4 unit Puskesmas. Jumlah Puskesmas dan rasio Puskesmas
terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 2005 disajikan pada Gambar 5.1 dan 5.2,
gambaran jumlah Puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi disajikan pada Gambar
5.3. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.1 dan Lampiran 5.2.
GAMBAR 5.1
JUMLAH PUSKESMAS
TAHUN 2000-2005
8,000
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
-
7,277
4
3.5
3
2.5
2
1.5
7,550
7,309
7,237
GAMBAR 5.2
RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2000-2005
7,669
7,413
3.55
3.56
3.50
3.46
3.48
3.46
1
0.5
0
2000
2001
2002
2003
2004
2000
2005
93
2001
2002
2003
2004
2005
GAMBAR 5.3
RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2005
Sementara itu, bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dimana
sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka
jumlah Puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2005 rata-rata 1,07 unit tidak mengalami
perubahan dibandingkan data tahun 2004 yaitu 1,04 unit per 30.000 penduduk.
Pada periode yang sama, jumlah Puskesmas Pembantu juga cenderung meningkat dari
21.267 unit pada tahun 2000 menjadi 22.171 unit pada tahun 2005. Sementara itu, rasio
Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 dan 2005 berkisar 10,1310,53. Ini berarti bahwa setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 10-11 unit
Puskesmas Pembantu. Jumlah Puskesmas Pembantu dan rasio Puskesmas Pembantu terhadap
100.000 penduduk pada tahun 2000 2005 disajikan pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5
berikut ini, sedangkan menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.2.
GAMBAR 5.5
RASIO PUSKESMAS PEMBANTU PER 100.000
PENDUDUK
TAHUN 2000-2005
GAMBAR 5.4
JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU
TAHUN 2000-2005
25
21.267
21.587
21.706
21.762
22.002
22.171
12
20
10
15
10.53
10.45
10.15
10.33
10.14
10.13
10
4
5
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2000
94
2001
2002
2003
2004
2005
Berdasarkan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu pada tahun 2000 2005,
maka rasio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas rata-rata 3:1, artinya setiap Puskesmas
rata-rata didukung oleh 3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Rasio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas menurut provinsi pada
tahun 2000 2005 secara rinci disajikan pada Lampiran 5.2.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sejak Pelita III
sejumlah Puskesmas telah ditingkatkan menjadi Puskesmas dengan tempat perawatan.
Puskesmas Perawatan ini berlokasi jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan
kecelakaan, serta di wilayah atau pulau-pulau yang terpencil. Pada tahun 2000 2005
perkembangan jumlah Puskesmas Perawatan cenderung bertambah, kecuali pada tahun 2003
turun sebesar 0,10%, pertambahan yang paling besar pada tahun 2002 (5,94%), tahun 2004
(4,47%), tahun 2005 (3,33%) dan 2001 (1,85%). Perkembangan jumlah Puskesmas dan
Puskesmas Perawatan pada tahun 2000 2005 disajikan pada Gambar 5.6 berikut ini,
sedangkan jumlah menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.3.
GAMBAR 5.6
JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN
TAHUN 2000 2005
8,000
6,000
4,000
2,000
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Puskesmas
7,237
7,277
7,309
7,413
7,550
7,609
Puskesmas Perawatan
1,785
1,818
1,926
1,924
2,010
2,077
Puskesmas
Puskesmas Perawatan
terhadap Puskesmas pada tahun 2000 2005 disajikan pada Gambar 5.7 berikut ini,
sedangkan jumlah dan rasionya menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.4.
10,000
1.00
8,000
0.80
6,000
0.60
4,000
0.40
2,000
0.20
0
Pusling PB
Pusling R4
Rasio Pusling
2000
2001
2002
2003
2004
2005
841
716
654
317
805
591
0.00
GAMBAR 5.7
JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIONYA TERHADAP PUSKESMAS
TAHUN 2000 2005
0.8
0.8
0.4
0.8
0.8
Demikian pula rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas pada periode itu juga
cenderung menurun dari 0,9 pada tahun 2000 menurun menjadi 0,8 pada tahun 2001 dan
2002. Rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas pada tahun 2003 sebesar 0,4 dan pada
tahun 2004 2005 sebesar 0,8.
2. Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain
dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah
rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.
Pada tahun 2000 2005, perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di
Indonesia terus meningkat, yaitu dari 1.145 unit pada tahun 2000 menjadi 1.178 unit pada
tahun 2001 (bertambah 2,88%) dan 1.215 unit pada tahun 2002 (bertambah 3,14%),
kemudian meningkat lagi menjadi 1.234 unit pada tahun 2003 (bertambah 1,56%), 1.246 unit
pada tahun 2004 (bertambah 0,97%) dan 1.268 unit pada tahun 2005 (bertambah 1,77%). Bila
dilihat menurut kepemilikannya, pada periode itu jumlah rumah sakit pemerintah kira-kira
separuh dari seluruh jumlah rumah sakit yang ada. Perkembangan jumlah rumah sakit (umum
dan khusus) di Indonesia tahun 2000 2005 disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini,
sedangkan jumlahnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.5.
96
TABEL 5.1
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM & KHUSUS)
DI INDONESIA TAHUN 2000 2005
No.
Pengelola/Kepemilikan
2000
1 Departemen Kesehatan
2001
2002
2003
2004
2005
59
31
31
31
31
31
2 Pemerintah Provinsi/Kab/Kota
357
386
389
396
404
421
4 TNI/POLRI
111
111
112
112
112
112
68
70
78
78
78
78
550
580
605
617
621
626
1.145
1.178
1.215
1.234
1.246
1.268
5 BUMN/Departemen Lain
6 Swasta
Jumlah
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI
GAMBAR 5.8
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM
TAHUN 1996 2005
Jumlah RSU
1200
1000
800
600
400
200
0
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
RSU Pemerintah
523
522
525
517
520
524
526
534
542
559
RSU Swasta
335
351
363
370
390
411
427
432
434
436
Jumlah RSU
858
873
888
887
910
935
953
966
976
995
97
Jumlah rumah sakit khusus (pemerintah dan swasta) pada periode tahun 1997 2005
juga meningkat yang dapat dilihat pada Gambar 5.9. Bila dilihat berdasarkan
kepemilikannya, jumlah rumah sakit khusus milik pemerintah yang mencakup milik
Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/POLRI, dan
Departemen Lain/BUMN pada periode itu ada kenaikan namun kecil (dari tahun 1996-2005
bertambah 7,79%), sedangkan jumlah rumah sakit khusus milik swasta kenaikannya cukup
bermakna (dari tahun 1996-2005 bertambah 30,15%). Jumlah rumah sakit khusus di
Indonesia tahun 2005 menurut provinsi dan pengelolanya dapat dilihat pada Lampiran 5.5.
GAMBAR 5.9
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS
TAHUN 1997 2005
Jumlah RS Khusus
500
400
300
200
100
0
RSK Pemerintah
77
76
76
75
74
76
83
83
83
RSK Swasta
140
148
148
160
170
191
185
187
190
Jumlah RSK
217
224
224
235
244
267
268
270
273
GAMBAR 5.10
PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
TAHUN 1997 2005
150,000
125,000
100,000
75,000
50,000
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
18,110
17,894
17,815
17,970
17,269
18,675
18,750
19,591 20,480
TT RSU
112,379
112,640 116,286
Jumlah TT RS
131,129
132,231 136,766
TT RSK
98
2005
140.000
65
135.000
63
130.000
61
125.000
59
120.000
57
115.000
2000
2001
2002
2003
2004
2005
55
GAMBAR 5.11
JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT DAN RASIONYA PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2000 2005
Rasio TT
61,22
61,71
61,17
60,92
62,49
1,200
1,000
800
600
400
200
0
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Industri Farmasi
235
205
195
198
205
226
229
272
265
77
79
87
93
81
86
86
89
103
559
608
722
872
794
811
1,130
1,134
894
198
173
163
272
400
457
498
413
482
554
1,015
698
Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI dan Hasil pemutakhiran data
99
Jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun 1997
2005 disajikan pada Gambar 5.13 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi
pada tahun 2002 2005 dapat dilihat pada Lampiran 5.10.
GAMBAR 5.13
JUMLAH SARANA DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MENURUT JENIS TAHUN 1997 2005
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Apotek
Toko Obat
555
574
621
722
343
711
819
2,087
GAMBAR 5.14
JUMLAH UNIT PENGELOLA OBAT KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2001 2005
500
400
401
339
319
300
331
307
200
100
0
2001
2002
2003
2004
100
2005
350,000
315,921
300,000
242,221
234,843
250,000
238,699
200,000
220,198
150,000
100,000
50,000
2001
2002
2003
2004
2005
Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 5,01 atau rata-rata pada tiap
desa/kelurahan terdapat 5 Posyandu. Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan terbesar adalah
Papua (28,40), DKI Jakarta (14,65) dan DI Yogyakarta (13,74). Sedangkan rasio terkecil di
Provinsi Irian Jaya Barat (0,49), NAD (0,83) dan Sulawesi Tenggara (1,56). (Lampiran 5.12)
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka
mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk Keluarga Berencana. Polindes ini juga
dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Polindes Pratama,
Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri. Pada tahun 2005, jumlah Polindes
sebanyak 27.056 buah. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan adalah 0,43. Rasio Polindes
terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di Kepulauan Riau (1,58), Sumatera Barat (1,50) dan
Kalimantan Timur (0,95). Sedangkan rasio terkecil di Provinsi Maluku (0,10) dan Papua
(0,11). (Lampiran 5.12)
Pos Obat Desa dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu
Pos Obat Desa Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Pada tahun 2005, jumlah Pos Obat
Desa sebanyak 9.010 buah. Rasio POD terhadap desa/kelurahan adalah 0,14. Rasio POD
terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di Sumatera Barat (1,48), Sulawesi Tenggara (1,38)
dan NTB (0,37). Sedangkan rasio terkecil di Maluku Utara (hanya terdapat 2 POD atau rasio
101
0,00) dan Nanggroe Aceh Darussalam (terdapat 84 POD atau rasio 0,01). Data selengkapnya
mengenai Sarana UKBM tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 5.12.
B. TENAGA KESEHATAN
1. Perencanaan Tenaga Kesehatan
102
GAMBAR 5.16
KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2010
UNTUK MENCAPAI INDONESIA SEHAT 2010
MENURUT JENIS TENAGA
400,000.00
350,000.00
300,000.00
250,000.00
200,000.00
150,000.00
100,000.00
50,000.00
-
dr
Spes
dr
drg
Peraw
Prw.Gi Apote
Bidan
gi
at
ker
Ass
Apt
SKM
Sanita
rian
Gizi
Ketera Ketekn
pian
isan
Jumlah 14,156. 56,625 25,953 372,78 94,376 70,782 21,235. 70,782 82,579 94,376 51,907. 9,438. 35,391.
Dokter Spesialis
Jenis Tenaga
Jumlah
11.765
Persentase
2,15
Dokter
40.963
7,48
Dokter Gigi
10.156
1,86
4.64
284.039
51,90
129.78
73.201
13,37
33.45
3.32
18.72
Perawat
Bidan
Perawat Gigi
7.269
1,33
Apoteker
7.646
1,40
3.49
34.976
6,39
15.98
7.103
1,30
3.25
Asisten Apoteker
Kesehatan masyarakat
103
10
Sanitarian
16.239
2,97
7.42
11
Gizi
13.570
2,48
0.62
12
Keterapian Fisik
4.551
0,83
2.08
35.827
6,55
16.37
13
Keteknisan Medis
Jumlah
250.06
547.305
Unit Kerja
Sekretariat Jenderal
2
Inspektorat Jendral
3
Ditjen Binkesmas
4
Ditjen Yanmedik
5
Ditjen PP - PL
6
Ditjen Yanfar dan Alkes
7
Badan Litbangkes
8
Badan PPSDM Kesehatan
Jumlah
Sumber : Biro Kepegawaian, Depkes, Desember 2005
Jumlah
1.169
148
709
27.211
2.156
158
1.019
7.459
44.941
Dengan jumlah Puskesmas sebanyak 7.669, maka rata-rata tiap Puskesmas dilayani oleh 1-2
orang dokter umum. Jumlah dokter gigi yang bekerja di Puskesmas sebanyak 4.296 orang yang
berarti belum semua Puskesmas memiliki dokter gigi. Jumlah perawat sebanyak 37.143 orang
sehingga setiap Puskesmas dilayani 4-5 orang perawat. Jumlah bidan sebanyak 52.112 orang
sehingga setiap Puskesmas dilayani 6-7 orang bidan. Jumlah bidan di desa sebanyak 32.598
orang, dengan jumlah desa/kelurahan 69.994 maka perbandingan bidan desa dengan
desa/kelurahan 1:2. Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 5.21.
2.5. Pegawai Tidak Tetap (PTT)
Jumlah dokter, dokter gigi dan bidan PTT yang masih aktif sampai dengan bulan
Desember 2005 sebanyak 36.755 orang, terdiri dari dokter 3.801 orang (10,34%), dokter gigi
781 orang (2,31%) dan bidan 32.173 orang (87,53%).
GAMBAR 5.17
JUMLAH DOKTER, DOKTER GIGI DAN BIDAN PTT MASIH AKTIF
MENURUT KRITERIA DAERAH PENEMPATAN
TAHUN 2005
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
-
Do kter
Do kter Gigi
B idan
2,746
693
Terpencil
772
65
32,173
Sangat Terpencil
283
23
B iasa
105
GAMBAR 5.18
PERKEMBANGAN JUMLAH PESERTA DIDIK POLTEKES DAN NON POLTEKES
MENURUT JENJANG PENDIDIKAN
TAHUN 2001 2005
160,000
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
-
JPM
2002
2003
2004
2005
20,745
17,212
14,850
15,419
DI
170
60
70
185
D III
103,128
116,999
131,300
145,985
2.7. LULUSAN
Jumlah lulusan Poltekkes dan Non Poltekkes tahun 2005 sebanyak 43.320 orang
terdiri dari lulusan Poltekkes 11.463 orang (26,46%) dan Non Poltekkes 31.857 orang
(73,54%). (Lampiran 5.24, Lampiran 5.25). Jumlah lulusan berdasarkan jurusan/program
studi dapat dilihat pada Tabel 5.4.
TABEL 5.4
LULUSAN POLTEKKES DAN NON POLTEKKES
BERDASARKAN JURUSAN/PROGRAM STUDI
TAHUN 2005
106
No
Lulusan
Jurusan/Prodi
Poltekkes
Jumlah
4.059
20.208
773
188
961
2.966
2.985
5.951
2.294
2.294
365
742
1.1074
Non Poltekkes
24.267
40
689
729
7 Kesling
1.017
838
1.855
8 Gizi
1.161
358
1.519
120
529
649
40
40
50
50
559
1.477
2.036
9 Fisioterapi
10 Okupasi Terapi
11 Terapi W icara
12 SMAK & D3 Analis Kesehatan
13 Teknik Gigi
14 Teknik Radiodiagnostik
15 Perekam Medis
16 Teknik Elektromedis
40
110
150
140
343
483
581
581
183
227
410
17 Refraksi Optisi
238
238
18 PTTD
70
70
19 Akupuntur
20 Teknik Radiovaskuler
11.464
31.857
43.321
Jumlah
Dari tahun 2001 2005 jumlah lulusan Poltekkes dan Non Poltekkes adalah 206.242
orang sehingga rata-rata per tahun meluluskan 41.248 tenaga kesehatan, bila dilihat dari
jenjang pendidikan lulusan poltekkes dan non poltekkes yang meningkat dari tahun 20012005 adalah jenjang pendidikan D-III yang dapat dilihat pada Gambar 5.19.
GAMBAR 5.19
PERKEMBANGAN POLTEKKES DAN NON POLTEKKES
MENURUT JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2001-2005
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
JPM
2001
2002
2003
2004
2005
11,916
8,676
5,736
4,461
4,337
JPT-DI
167
301
140
87
70
JPT-DIII
29,974
28,452
31,927
41,014
38,983
Pada tahun 2005 jumlah peserta Diklat yang dilaporkan sebanyak 12.258 orang,
dengan rincian Diklat Pra/Jabatan sebanyak 1.150 orang (9,38%), Diklat Pimpinan sebanyak
460 orang (3,75%), Diklat Fungsional sebanyak 9.779 orang (79,78%), dan Diklat Teknis
sebanyak 869 orang (7,09%), sebagaimana disajikan pada Gambar 5.20 berikut ini.
GAMBAR 5.20
PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI
PELATIHAN MENURUT JENISNYA TAHUN 2005
Pelatihan
Pimpinan
3.8%
Pelatihan
Fungsional
79.8%
Pelatihan PraJabatan
9.4%
Pelatihan
Teknis
7.1%
Jenis Pelatihan
2000
Jumlah
Pelatihan Pra-Jabatan
Pelatihan Pimpinan
Pelatihan Fungsional
Pelatihan Teknis
Jumlah
2001
%
Jumlah
2002
%
Jumlah
2003
%
Jumlah
2004
%
Jumlah
2005
%
Jumlah
4.368
25
2.465
22
206
5,5
428
4,8
978
10,3
1.150
9,4
349
220
181
4,8
235
2,6
343
3,6
460
3,8
1.730
1.060
10
708
19,0
1.448
16,3
528
5,6
9.779
79.8
16.336
63
7.228
66
2.640
70,7
6.793
76,3
7.612
80,5
869
7,1
10.973 100
3.735
100
8.904
100
9.461
100
12.258
100
22.783 100
Dari Tabel 5.5 di atas, terlihat bahwa jumlah peserta diklat mengalami penurunan
pada tahun 2002. Hal ini disebabkan karena adanya penyerahan sebagian besar Bapelkes
milik Departemen Kesehatan kepada Pemerintah Daerah. Sejak saat itu kegiatan pendidikan
dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Bapelkes milik Daerah tidak terpantau oleh Pusdiklat
Departemen Kesehatan. Jumlah pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan Pusdiklat dan
Bapelkes nasional serta jumlah pesertanya pada tahun 2005 dapat pula dilihat pada Lampiran
5.26.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
108
109
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Alokasi
2.913.312,57
3.364.345,95
3.440.915,63
5.138.546,09
6.156.706,42
10.671.905,25
Realisasi
2.803.178,17
3.579.098,93
3.225.542,03
4.290.402,60
5.203.710,96
6.519.959,54
Sementara itu, bila dilihat menurut Eselon I Pusat, dari alokasi anggaran Departemen
Kesehatan yang dialokasikan 10,49 trilyun rupiah pada tahun 2005, alokasi terbesar adalah
untuk Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat sebesar 4,34 trilyun rupiah (41,35%),
Sekretariat Jenderal 3,8 trilyun rupiah (36,21%), sedangkan alokasi terkecil adalah untuk
Inspektorat Jenderal 19,78 milyar rupiah (0,19%), Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan 74,24 milyar rupiah (0,71%). Persentase anggaran Departemen Kesehatan yang
direalisasikan pada unit pusat pada tahun 2005 sebesar 62,0%, dengan persentase realisasi
terbesar adalah Badan PPSDM Kesehatan (96,2%), Inspektorat Jenderal (94,6%) sedangkan
yang terkecil adalah Sekretariat Jenderal (36,8%), Ditjen Pelayanan Medik (61,9%). Alokasi
dan realisasi anggaran Departemen Kesehatan menurut Eselon I pada tahun 2005 disajikan
pada Lampiran 5.28.
2. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatannya,
sejak lama sudah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi
masyarakat. Pembiayaan kesehatan masyarakat berdasarkan sumber pembiayaan (non JPK dan
JPK) dari tahun 2001 2005, dapat kita lihat dalam Gambar 5.22 yaitu non JPK dari tahun ke
tahun menurun sedangkan JPK dari tahun ke tahun meningkat yang disebabkan peningkatan kartu
sehat dari tahun ke tahun seperti yang terlihat dalam Gambar 5.23.
GAMBAR 5.22
PROPORSI PEMBIAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT
BERDASARKAN SUMBER PEMBIAYAAN
TAHUN 2001 - 2005
110
100
80
60
40
20
0
2001
2002
2003
2004
2005
Non JPK
79.8
78.9
76.4
73.7
58.3
JPK
20.2
21.1
23.6
26.3
41.7
15
10
5
0
Askes
Jamsostek
Dana
Sehat
JPKM
Kartu
Sehat
Lain-lain
2002
7,15
1,75
1,07
1,09
9,45
0,57
2003
7,19
3,59
2,18
1,04
8,31
1,3
2004
7,0
2,5
1,5
1,03
12,6
2,3
2005
6,7
2,08
1,92
0,95
27,7
2,51
Sumber: PJPK
***
111
BAB VI
PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN
NEGARA - NEGARA ASEAN
ASEAN (Association of South East Asian Nations) terbentuk pada tanggal 8 Agustus
1967 di Bangkok dengan tujuan untuk mengukuhkan kerjasama negara-negara di Asia
Tenggara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya serta pertahanan dan keamanan.
Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara anggota sekaligus pendiri ASEAN.
Dalam bab ini akan dibahas perbandingan antara Indonesia dan anggota negara ASEAN
lainnya dari segi kependudukan dan derajat kesehatan.
A. KEPENDUDUKAN
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data yang disampaikan dalam WHO Health Report 2006, pada tahun
2005, Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak di antara negara anggota ASEAN
dengan jumlah penduduk 222,78 juta jiwa. Diikuti Vietnam dan Filipina dengan jumlah
penduduk masing-masing 84,24 dan 83,05 juta jiwa. Sedangkan Brunei Darussalam memiliki
jumlah penduduk paling rendah yaitu 374 ribu jiwa.
Sementara bila dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, Singapura tercatat sebagai
negara yang paling padat yaitu 6.389 penduduk per km2. Angka tersebut jauh di atas sembilan
negara anggota ASEAN lainnya. Kepadatan penduduk paling rendah terjadi di Laos (26
penduduk per km2), diikuti Myanmar (63 penduduk per km2) dan Brunei Darussalam (65
penduduk per km2).
Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk masing-masing negara anggota ASEAN
dapat dilihat dalam Lampiran 6.1.
GAMBAR 6.1
JUMLAH PENDUDUK NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2005
GAMBAR 6.2
KEPADATAN PENDUDUK NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2005
222,781
Vietnam
84,238
Filipina
83,054
Kepadatan penduduk
(jiwa/km2)
Indonesia
64,233
Thailand
50,519
Myanmar
25,347
Malaysia
14,071
Kamboja
5,924
Laos
4,326
Singapura
374
Brunei Darussalam
0
Singapura
Filipina
Vietnam
Thailand
Indonesia
Kamboja
Malaysia
Brunei Darussalam
Myanmar
Laos
0
50,000
100,000
150,000
200,000
6,389
293
253
127
126
75
73
65
63
26
1000
2000
3000
4000
250,000
111
5000
6000
7000
41
.1
44
.8
37
.3
39
.5
35
34
33
.1
31
28
.4
100
80
55.2
58.9
60.5
62.7
65
66
64.2
20
66.9
40
69
60
71.6
Persentase Penduduk
120
35
.8
GAMBAR 6.3
KOMPOSISI PENDUDUK NEGARA ANGGOTA ASEAN
TAHUN 2004
Si
ng
ap
u
Th ra
ai
la
Br nd
un
ei
In
do D
ne
M sia
ya
nm
Vi ar
et
na
m
M
al
ay
si
a
Fi
lip
i
Ka na
m
bo
ja
La
os
Development Report 2006, pada tahun 2004 dua negara anggota ASEAN dengan rasio beban
tanggungan tertinggi adalah Laos (81%) dan Kamboja (70%). Singapura merupakan negara
dengan rasio beban tanggungan terendah (40%), dan untuk Indonesia rasio beban tanggungan
sebesar 52%.
4. Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia yang biasa dikenal dengan Human Development Index
didapat dengan mengukur 3 faktor, yaitu panjangnya masa hidup dan kondisi kesehatan
(diukur dengan Usia Harapan Hidup sejak lahir), pendidikan (diukur dengan Angka Melek
Huruf dan Partisipasi Sekolah di pendidikan dasar dan lanjutan), dan standar hidup yang
layak (diukur dengan keseimbangan daya beli- purchasing power parity- dan pendapatan).
GAMBAR 6.4
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, 2004
Indeks Pembangunan Manusia dikategorikan tinggi (IPM > 0,799), sedang (IPM
0,500-0,799), dan rendah (IPM < 0,500). Berdasarkan kategori tersebut, pada tahun 2004,
70% negara anggota ASEAN masuk dalam kategori sedang, termasuk juga Indonesia dengan
IPM 0,711. Sedangkan 30% negara lainnya masuk dalam kategori tinggi, negara tersebut
adalah Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
5. Angka Kesuburan Wanita
Angka Kesuburan Wanita atau Total Fertility Rate (TFR) dapat diklasifikasikan
menjadi 3 tingkat yaitu rendah, sedang, dan tinggi (ADB, Key Indicators 2002). Kesuburan
rendah terjadi ketika angka kesuburan wanita 2,1 atau kurang; kesuburan sedang antara 2,23,9; dan kesuburan tinggi jika angka kesuburan wanita 4 atau lebih. Dengan menggunakan
klasifikasi tersebut, berdasarkan data WHO Health Report 2005 maka negara-negara yang
termasuk dalam kategori rendah adalah Singapura (1,3) dan Thailand (1,9). Sedangkan Laos
dan Kamboja merupakan negara anggota ASEAN yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu
masing-masing 4,7 dan 4,0. Indonesia masuk dalam kategori sedang dengan angka kesuburan
wanita 2,3 yang berarti untuk setiap wanita di negara tersebut rata-rata memiliki anak 2
sampai dengan 3 orang selama hidupnya.
113
Angka kesuburan wanita masing-masing negara anggota ASEAN tahun 2004 dapat
dilihat dalam Lampiran 6.2.
GAMBAR 6.5
ANGKA KESUBURAN WANITA TAHUN 2004
35
34.2
30
25
22.8
23.2
20.2
24.6
21.3
19.9
20
14.5
11.4
15
10
5
Br
un
In ei D
do
ne
Ka si a
m
bo
ja
La
o
M
al s
a
M ys ia
ya
nm
a
Fi r
l
i
Si pi n
ng
a
ap
Th ura
ai
la
Vi nd
et
na
m
114
7. Sosial Ekonomi
PDB (Produksi Domestik Bruto atau Gross Domestic Product) merupakan indikator
yang baik untuk menilai kesehatan ekonomi suatu negara. PDB adalah nilai uang atau nilai
moneter semua barang-barang serta jasa yang dihasilkan oleh suatu negara pada suatu periode
tertentu. Meliputi konsumsi, belanja/pengeluaran pemerintah, investasi, serta ekspor bersih
(ekspor dikurangi impor).
Berdasarkan ASEAN Statistical Yearbook 2005, pada tahun 2004 negara yang
memiliki PDB per kapita tertinggi adalah Singapura yaitu 25.191 US$. Kesembilan negara
lainnya memiliki PDB per kapita di bawah 15.000 US$. Negara dengan PDB per kapita
terendah adalah Myanmar (166 US$). Sedangkan Indonesia memiliki PDB per kapita sebesar
1.184 US$. PDB dari masing-masing anggota ASEAN tahun 2004 dapat dilihat dalam
Lampiran 6.1.
8. Pembiayaan Kesehatan
Beberapa indikator penting yang digunakan untuk melihat dan menganalisis
pembiayaan kesehatan adalah Persentase Keseluruhan Pengeluaran di Bidang Kesehatan
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang
Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, Persentase Pengeluaran
Sektor Swasta di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, dan
Persentase Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran Pemerintah.
Pada tahun 2003, Kamboja merupakan negara dengan persentase keseluruhan
pengeluaran di bidang kesehatan terhadap PDB paling tinggi yaitu 10,9%. Sedangkan
kesembilan negara anggota ASEAN lainnya mempunyai persentase keseluruhan pengeluaran
di bidang kesehatan terhadap PDB di bawah 6%. Begitu pula dengan Indonesia yang
mempunyai keseluruhan pengeluaran di bidang kesehatan terhadap PDB sebesar 3,1%.
TABEL 6.7
INDIKATOR PEMBIAYAAN KESEHATAN TERPILIH
DI BERBAGAI NEGARA ASEAN TAHUN 2003
No
Negara
Persentase
Persentase
Persentase Pengeluaran
Pengeluaran Sektor
Pengeluaran
Persentase Keseluruhan Pemerintah di Bidang
Swasta di Bidang
Pemerintah di Bidang
Pengeluaran di Bidang
Kesehatan terhadap
Kesehatan terhadap
Kesehatan terhadap
Kesehatan terhadap
Seluruh Pengeluaran di Seluruh Pengeluaran di Seluruh Pengeluaran
Produk Domestik Bruto
Bidang Kesehatan
Bidang Kesehatan
Pemerintah
Brunei Darussalam
3.5
80
20
5.2
Kamboja
10.9
19.3
80.7
11.8
Indonesia
3.1
35.9
64.1
5.1
Laos
3.2
38.5
61.5
6.2
Malaysia
3.8
58.2
41.8
6.9
Myanmar
2.8
19.4
80.6
2.5
Filipina
3.2
43.7
56.3
5.9
8
9
Singapura
Thailand
4.5
3.3
36.1
61.6
63.9
38.4
7.7
13.6
10
Vietnam
5.4
27.8
72.2
5.6
pemerintah dalam pembiayaan kesehatan yang paling rendah adalah Kamboja. Di Kamboja
pemerintah hanya membiayai kesehatan 19,3% dari total seluruh pengeluaran kesehatan
sehingga sektor swasta mempunyai kontribusi lebih besar yaitu 80,7%. Di Indonesia 35,9%
pengeluaran di bidang kesehatan dibiayai pemerintah. Hal tersebut berarti pengeluaran yang
dibiayai sektor swasta lebih besar yaitu 64,1%.
Indikator yang terakhir, yakni persentase pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan
terhadap seluruh pengeluaran pemerintah. Negara yang persentasenya paling tinggi adalah
Thailand dengan 13,6% dan diikuti oleh Kamboja dengan 11,8%. Di Indonesia pengeluaran
pemerintah di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran pemerintah hanya 5,1% dan
berada di urutan ke-2 terendah setelah Myanmar (2,5%).
B. DERAJAT KESEHATAN
1. Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu rendah jika
AKB kurang dari 20; sedang 20-49; tinggi 50-99; dan sangat tinggi jika AKB di atas 100.
Menurut data dari WHO Health Report 2006 dengan menggunakan klasifikasi tersebut maka
Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura termasuk kelompok rendah. Indonesia, Filipina,
Thailand, dan Vietnam termasuk kelompok sedang. Tiga negara lainnya (Kamboja, Laos, dan
Myanmar) masuk dalam kelompok negara yang memiliki Angka Kematian Bayi tinggi.
Tahun 2004 di Indonesia terdapat 39 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi tahun 2004 dari negara-negara anggota ASEAN dapat dilihat
dalam Lampiran 6.2.
GAMBAR 6.8
ANGKA KEMATIAN BAYI, 2004
Myanmar, dan Laos memiliki angka kematian balita di atas 50 per 1.000 kelahiran hidup.
Sedangkan Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia di bawah 20 per 1.000 kelahiran
hidup. Pada tahun 2004 di Indonesia terdapat 38 kematian balita per 1.000 kelahiran hidup.
GAMBAR 6.9
ANGKA KEMATIAN BALITA, 2004
160
141
140
105
120
100
83
80
60
38
34
40
20
12
21
23
117
5. Cakupan Imunisasi
Di antara penyakit-penyakit pada anak-anak yang dapat dicegah dengan vaksin,
Campak adalah penyebab utama kematian anak. Oleh karena itu pencegahan Campak
merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. 22 tujuan yang
disepakati dalam pertemuan dunia tentang anak salah satunya adalah mempertahankan
cakupan Campak sebesar 90%.
Berdasarkan data Human Development Report 2006, pada tahun 2004, 50% negara
anggota ASEAN telah mencapai target cakupan Campak yaitu 90%. Kelima negara tersebut
adalah Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Brunei Darussalam
merupakan negara dengan cakupan Campak tertinggi yaitu 99%. Sedangkan yang terendah
adalah Laos dengan cakupan Campak sebesar 36%. Di Indonesia sebanyak 72% balita telah
mendapat vaksin Campak.
DPT merupakan gabungan imunisasi untuk mencegah penyakit Diptheria, Pertussis,
dan Tetanus. Target imunisasi DPT adalah 90%. Tidak seperti Campak yang membutuhkan 1
dosis, imunisasi DPT membutuhkan 3 dosis. Maka yang diukur adalah DPT3 yaitu ketika
bayi telah mendapatkan imunisasi DPT sebanyak 3 dosis (3 kali).
Gambar 6.11 menunjukkan bahwa negara-negara yang telah mencapai target
imunisasi Campak 90% adalah negara-negara yang juga berhasil mencapai 90% imunisasi
DPT3. Begitu pula dengan Laos yang juga memiliki pencapaian terendah untuk imunisasi
118
DPT3 selain Campak. Sedangkan di Indonesia terdapat 70% balita yang telah mendapat
imunisasi DPT3.
Data lebih lengkap tentang imunisasi Campak dan DPT di negara ASEAN dapat
dilihat di Lampiran 6.3.
92 99
90
99 95
85
7072
60
94 94 9896 96 97
82
80
78 79
80
DPT3
45
36
Campak
30
0
Br
un
ei
In
D
do
ne
s
Ka i a
m
bo
ja
La
os
M
al
ay
M s ia
ya
nm
ar
Fi
l ip
in
Si
a
ng
ap
ur
Th a
ai
la
nd
Vi
et
na
m
GAMBAR 6.12
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DAN DPT, 2004
L
In a o s
do
ne
s
V i ia
et
na
Th m
ai
la
n
M
ya d
n
Br
m
un
a
M
ei
al r
ay
D
ar
s
us ia
sa
Si lam
ng
ap
ur
a
Ka
m
bo
j
Fi a
lip
in
a
800 708.7
700
600
463.3
500
317.8275.2
400
231.8207.7179.6
300
132.7
200
63 40.8
100
0
119
7. Status Gizi
Terbebas dari kelaparan dan malnutrisi sekaligus mendapat nutrisi yang baik adalah
hak asasi manusia. Malnutrisi membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit dan kematian
dini. Pengukuran antropometri untuk mendapatkan status gizi seseorang telah dikenal luas
dan terutama dilakukan pada anak-anak. Rendahnya persentase berat badan terhadap usia
mencerminkan akibat kumulatif dari malnutrisi yang berkepanjangan atau kekurangan nutrisi
sejak lahir.
GAMBAR 6.14
PREVALENSI GIZI BURUK TAHUN 2003
120
sarana sanitasi sehat tertinggi dengan 100%, sedangkan yang terendah adalah Kamboja yaitu
hanya 17%. Penduduk Indonesia yang menggunakan sarana sanitasi sehat sebesar 55%.
GAMBAR 6.15
PERSENTASE PENGGUNAAN SUMBER AIR BERSIH DAN
SANITASI SEHAT TAHUN 2004
120
100
80
60
40
9994
77
55
100 100 99
99
78 85
77
72
85
61
51
41
17
30
20
In
do
ne
s
Ka i a
m
bo
ja
La
os
M
al
ay
M s ia
ya
nm
ar
Fi
l ip
in
Si
a
ng
ap
u
Th ra
ai
la
nd
Vi
et
na
m
***
121
BAB VII
PENUTUP
Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan
organisasi dalam pelaksanaan manajemen, sehingga penyediaan data dan informasi yang
berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan.
Profil Kesehatan Indonesia ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan untuk
menilai pencapaian program di setiap provinsi. Dengan adanya penyajian data dan informasi
di dalam Profil Kesehatan Indonesia dalam bentuk narasi dan lampiran diharapkan dapat
digunakan untuk mengambil langkahlangkah perbaikan dari setiap program, sehingga
hasilnya dapat lebih dirasakan oleh masyarakat dalam bentuk pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau.
Kami sadari, sistem informasi kesehatan yang ada pada saat ini masih belum dapat
memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, sehingga kualitas data dan
informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2005 belum sesuai dengan
harapan.
Untuk perbaikan ke depan terhadap substansi penyajian ataupun waktu terbit dari
Profil Kesehatan Indonesia ini dibutuhkan adanya komitmen bersama, keseriusan dan
dukungan dari segala pihak khususnya unit-unit di lingkungan Departemen Kesehatan agar
penyajian Profil Kesehatan Departemen Kesehatan ini baik substansi penyajian maupun
waktu terbitnya menjadi lebih baik dan lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga
tujuan agar Profil Kesehatan Indonesia dapat menjadi salah satu sumber data dan informasi
dapat tercapai.
Besar harapan kami untuk mendapatkan saran dan kritik dan semua pihak untuk
peningkatan penampilan data dan informasi pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2006
mendatang.
***
122
DAFTAR PUSTAKA
ASEAN. 2005. ASEAN Statistical Yearbook 2005. The Asean Secretariat, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2006. Estimasi Parameter Demografi SUPAS 2005. BPS, Jakarta
___________. 2006. Penduduk Nanggroe Aceh Darrussalam 2005. BPS, Jakarta
___________. 2003. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta
___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta
___________. 2005. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004. BPS, Jakarta
___________. 2006. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2005. BPS, Jakarta
___________.2005.Beberapa Indikator Penting Sosial-Ekonomi Indonesia 2005.BPS, Jakarta
___________. 2005. Analisis Dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2005. BPS, Jakarta
___________. 2004. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta
___________. 2005. Statistik Indonesia 2004. BPS, Jakarta
___________. 2004. Statistik Kesehatan 2004. BPS, Jakarta
___________. 1998. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997. ORC Macro.
Calverton, Maryland, USA
___________. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. ORC
Macro. Calverton, Maryland, USA
BPS, Depkes. 2005. Integrasi Indikator Gizi Dalam Susenas 2005. BPS - Depkes, Jakarta
Departemen Kesehatan. 2006. Profil Kesehatan Indonesia 2004, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
___________. 2006. Profil Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Depkes, Jakarta
___________. 2006. Profil Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia
Kesehatan 2005. Depkes, Jakarta
___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 1: Kegiatan Pelayanan
. Depkes, Jakarta
123
2005.
___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 2: Ketenagaan . Depkes, Jakarta
___________.2006.Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 3:Morbiditas/Mortalitas.
Depkes, Jakarta
___________. 1996. Publikasi Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995. Badan
Litbangkes, Jakarta
___________. 2005. Publikasi Hasil Analisis Data Survei Kesehatan Nasional 2004. Badan
Litbangkes, Depkes RI, Jakarta
BPS dan Depkes. 2005. Laporan Kegiatan Integrasi Indikator Gizi Dalam Susenas Tahun
2005. BPS, Jakarta
Tim Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi Pusat. 2006. Situasi Pangan Dan Gizi Di
Indonesia 2004-2005. Tim Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi Pusat ,
Jakarta
Departemen Dalam Negeri.2005.Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
2005.Depdagri, Jakarta
UNICEF. 2006. The State of the Worlds Children 2006. UNICEF, New York.
The United Nations Development Programme. 2006. Human Development Report 2006.
UNDP, New York.
World Health Organization. The World Health Report 2006: working together for health.
2006. WHO Press, Geneva.
***
124
Lampiran 2.1
Provinsi*)
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Kabupaten
Kota
(3)
(4)
17
18
12
9
9
10
8
8
6
4
1
16
29
4
29
4
8
7
15
10
13
11
9
6
9
20
8
4
5
7
6
19
8
349
4
7
7
2
1
4
1
2
1
2
5
9
6
1
9
2
1
2
1
2
1
2
4
3
1
3
2
1
1
2
1
1
91
Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 18 tahun 2005, tanggal 28 April 2005
Keterangan : *) Nama Provinsi diurutkan sesuai dengan Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan
Kab + Kota
Kecamatan
Kelurahan
Desa
Kel. + Desa
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
21
25
19
11
10
14
9
10
7
6
6
25
35
5
38
6
9
9
16
12
14
13
13
9
10
23
10
5
5
8
8
20
9
440
241
326
158
124
76
149
73
164
36
41
44
568
564
78
654
130
56
100
194
149
93
119
122
105
99
244
117
46
44
57
45
173
74
5,263
112
547
256
190
117
294
123
164
54
105
267
547
744
47
785
144
89
91
299
80
133
121
177
253
133
616
271
83
47
32
80
81
41
7,123
5,853
4,924
634
1,236
1,072
2,428
1,071
1,967
266
144
5,231
7,817
391
7,682
1,340
602
711
2,300
1,409
1,179
1,835
1,201
984
1,369
1,964
1,342
364
312
842
676
2,506
1,154
62,806
Luas
Wilayah
2
(Km )
(10)
5,965
5,471
890
1,426
1,189
2,722
1,194
2,131
320
249
267
5,778
8,561
438
8,467
1,484
691
802
2,599
1,489
1,312
1,956
1,378
1,237
1,502
2,580
1,613
447
359
874
756
2,587
1,195
69,929
56,500.51
72,427.81
42,224.65
87,844.23
45,348.49
60,302.54
19,795.15
37,735.15
16,424.14
8,084.01
740.29
36,925.05
32,799.71
3,133.15
46,689.64
9,018.64
5,449.37
19,708.79
46,137.87
120,114.32
153,564.50
38,884.28
194,849.08
13,930.73
68,089.83
46,116.45
36,757.45
12,165.44
16,787.19
47,350.42
39,959.99
309,934.40
114,566.40
1,860,359.67
Lampiran 2.2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Provinsi*)
Luas
Wilayah
(Km2)[a]
(2)
(3)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)[b]
(4)
56,501
72,428
42,225
87,844
45,348
60,303
19,795
37,735
16,424
8,084
740
36,925
32,800
3,133
46,690
9,019
5,449
19,709
46,138
120,114
153,565
38,884
194,849
13,931
68,090
62,904
36,757
12,165
47,350
39,960
424,501
1,860,359.67
Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 18 tahun 2005, tanggal 28 April 2005[a]
SUPAS & SPAN BPS, 2005[b]
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
Kepadatan
Penduduk
per Km2
(5)
4,031,589
12,450,911
4,566,126
4,579,219
2,635,968
6,782,339
1,549,273
7,116,177
1,043,456
1,274,848
8,860,381
38,965,440
31,977,968
3,343,651
36,294,280
9,028,816
3,383,572
4,184,411
4,260,294
4,052,345
1,914,900
3,281,993
2,848,798
2,128,780
2,294,841
8,479,133
1,963,025
922,176
1,251,539
884,142
2,518,400
218,868,791
71.4
171.9
108.1
52.1
58.1
112.5
78.3
188.6
63.5
157.7
11,968.8
1,055.3
974.9
1,067.2
777.4
1,001.1
620.9
212.3
92.3
33.7
12.5
84.4
14.6
152.8
33.7
134.8
53.4
75.8
26.4
22.1
5.9
117.6
Lampiran 2.3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR TERTENTU DAN PROVINSI
TAHUN 2005
Perkotaan dan Perdesaan
Laki-laki
No
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Kelompok Umur
0-14
15-64
65+
(3)
(4)
(5)
Jumlah
Laki-laki + Perempuan
Kelompok Umur
0-14
15-64
65+
(6)
(7)
(8)
(9)
Jumlah
(10)
Kelompok Umur
0-14
15-64
65+
(11)
(12)
(13)
Jumlah
(14)
Sumatera Utara
1,990,587
3,659,577
183,301
5,833,465
1,946,370
3,700,947
208,205
5,855,522
3,936,957
7,360,524
391,506
Sumatera Barat
751,547
1,395,335
102,088
2,248,970
713,823
1,455,063
137,954
2,306,840
1,465,370
2,850,398
240,042
4,555,810
Riau
754,866
1,516,414
57,814
2,329,094
741,948
1,447,846
44,518
2,234,312
1,496,814
2,964,260
102,332
4,563,406
Jambi
Sumatera Selatan
11,688,987
426,737
887,406
37,227
1,351,370
393,343
848,785
33,718
1,275,846
820,080
1,736,191
70,945
2,627,216
1,043,122
2,269,264
112,058
3,424,444
1,003,282
2,227,656
112,263
3,343,201
2,046,404
4,496,920
224,321
6,767,645
Bengkulu
253,228
512,678
22,724
788,630
238,482
495,752
23,422
757,656
491,710
1,008,430
46,146
1,546,286
Lampung
1,110,710
2,395,338
176,705
3,682,753
1,047,197
2,244,309
130,313
3,421,819
2,157,907
4,639,647
307,018
7,104,572
163,445
361,819
18,614
543,878
143,606
335,468
19,876
498,950
307,051
697,287
38,490
1,042,828
10
Kepulauan Riau
176,900
444,806
14,372
636,078
168,836
458,547
9,550
636,933
345,736
903,353
23,922
1,273,011
11
DKI Jakarta
1,083,128
3,193,455
114,163
4,390,746
1,076,448
3,248,098
123,955
4,448,501
2,159,576
6,441,553
238,118
8,839,247
12
Jawa Barat
5,831,374
12,997,601
874,131
19,703,106
5,615,559
12,741,303
827,007
19,183,869
11,446,933
25,738,904
1,701,138
38,886,975
4,405,213
10,526,683
997,553
15,929,449
4,204,707
10,654,282
1,107,676
15,966,665
8,609,920
21,180,965
2,105,229
31,896,114
387,525
1,147,005
135,409
1,669,939
324,166
1,174,072
168,918
1,667,156
711,691
2,321,077
304,327
3,337,095
1,275,776
18,151,639
8,839,512
24,900,492
2,318,103
36,058,107
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
4,555,885
12,308,256
1,042,327
17,906,468
4,283,627
12,592,236
16
Banten
1,500,336
2,971,131
116,430
4,587,897
1,368,678
2,940,530
111,046
4,420,254
2,869,014
5,911,661
227,476
9,008,151
17
Bali
456,377
1,162,399
96,354
1,715,130
418,766
1,138,585
105,611
1,662,962
875,143
2,300,984
201,965
3,378,092
18
703,603
1,237,043
74,098
2,014,744
686,560
1,385,192
83,199
2,154,951
1,390,163
2,622,235
157,297
4,169,695
19
824,109
1,208,900
92,950
2,125,959
768,488
1,262,799
85,936
2,117,223
1,592,597
2,471,699
178,886
4,243,182
4,042,817
20
Kalimantan Barat
658,823
1,346,811
64,923
2,070,557
633,996
1,286,598
51,666
1,972,260
1,292,819
2,633,409
116,589
21
Kalimantan Tengah
321,820
641,039
23,571
986,430
304,606
604,135
17,855
926,596
626,426
1,245,174
41,426
1,913,026
22
Kalimantan Selatan
510,464
1,092,038
48,035
1,650,537
469,417
1,094,762
56,697
1,620,876
979,881
2,186,800
104,732
3,271,413
23
Kalimantan Timur
449,446
1,006,552
30,181
1,486,179
421,542
907,568
25,585
1,354,695
870,988
1,914,120
55,766
2,840,874
24
Sulawesi Utara
295,113
725,583
59,832
1,080,528
284,180
694,857
61,452
1,040,489
579,293
1,420,440
121,284
2,121,017
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan *
392,440
748,089
34,127
1,174,656
370,168
717,264
28,881
1,116,313
762,608
1,465,353
63,008
2,290,969
1,370,296
2,571,317
173,681
4,115,294
1,308,311
2,828,814
204,704
4,341,829
2,678,607
5,400,131
378,385
8,457,123
1,960,697
27
Gorontalo
362,854
597,346
27,921
988,121
333,864
613,122
25,590
972,576
696,718
1,210,468
53,511
28
Maluku
156,219
294,512
12,342
463,073
150,695
291,340
14,907
456,942
306,914
585,852
27,249
920,015
29
Maluku Utara
220,107
389,046
24,954
634,107
207,566
386,559
20,980
615,105
427,673
775,605
45,934
1,249,212
30
Papua
163,203
276,122
12,802
452,127
151,076
270,141
8,523
429,740
314,279
546,263
21,325
881,867
31
Papua *
459,227
819,010
12,562
1,290,799
407,181
734,907
6,951
1,149,039
866,408
1,553,917
19,513
2,439,838
31,778,704
70,702,575
4,793,249
107,274,528
30,186,488
70,781,537
5,132,734
106,100,759
61,965,192
141,484,112
9,925,983
213,375,287
Indonesia
Sumber : BPS, SUPAS 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
Tidak ada data untuk provinsi NAD dan Provinsi Sumatera Utara tidak termasuk Kab. Nias dan Nias Selatan
Lampiran 2.3.a
Perkotaan+Perdesaan
Golongan
Perkotaan
Perdesaan
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
0-4
4,129,250
3,988,416
8,117,666
5,603,328
5,374,157
10,977,485
9,732,578
9,362,573
19,095,151
5-9
4,417,551
4,155,714
8,573,265
6,671,927
6,318,753
12,990,680
11,089,478
10,474,467
21,563,945
10 - 14
4,343,105
4,129,534
8,472,639
6,613,543
6,219,914
12,833,457
10,956,648
10,349,448
21,306,096
15 -19
4,254,987
4,330,117
8,585,104
5,848,791
5,363,026
11,211,817
10,103,778
9,693,143
19,796,921
20 - 24
4,647,995
4,946,054
9,594,049
4,885,965
4,965,165
9,851,130
9,533,960
9,911,219
19,445,179
25 - 29
4,392,942
4,562,097
8,955,039
4,685,382
5,039,672
9,725,054
9,078,324
9,601,769
18,680,093
30 - 34
3,905,345
4,040,074
7,945,419
4,638,275
4,836,335
9,474,610
8,543,620
8,876,409
17,420,029
35 - 39
3,642,139
3,624,962
7,267,101
4,543,921
4,643,078
9,186,999
8,186,060
8,268,040
16,454,100
40 - 44
3,162,768
3,148,916
6,311,684
4,110,785
4,067,433
8,178,218
7,273,553
7,216,349
14,489,902
45 - 49
2,706,752
2,587,877
5,294,629
3,596,917
3,491,272
7,088,189
6,303,669
6,079,149
12,382,818
50 - 54
2,167,922
1,986,331
4,154,253
3,007,874
2,778,937
5,786,811
5,175,796
4,765,268
9,941,064
55 -59
1,440,270
1,390,325
2,830,595
2,315,262
2,116,322
4,431,584
3,755,532
3,506,647
7,262,179
60 - 64
1,079,057
1,114,046
2,193,103
1,669,226
1,749,498
3,418,724
2,748,283
2,863,544
5,611,827
65 - 69
750,321
815,201
1,565,522
1,206,716
1,339,927
2,546,643
1,957,037
2,155,128
4,112,165
70 - 74
519,815
581,857
1,101,672
928,209
960,046
1,888,255
1,448,024
1,541,903
2,989,927
75 +
495,774
547,555
1,043,329
892,414
888,148
1,780,562
1,388,188
1,435,703
2,823,891
107,274,528
106,100,759
213,375,287
Indonesia
46,055,993
45,949,076
92,005,069
61,218,535
60,151,683
121,370,218
Lampiran 2.4
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI
TAHUN 2005
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki
No
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Kelompok Umur
Kelompok Umur
Jumlah
0-14
15-64
65+
(3)
(4)
(5)
(6)
Laki-laki + Perempuan
15-64
65+
(7)
(8)
(9)
(10)
Angka Beban
Kelompok Umur
Jumlah
0-14
Jumlah
0-14
15-64
65+
Tanggungan
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
Sumatera Utara
34.12
62.73
3.14
100
33.24
63.20
3.56
100
33.68
62.97
3.35
58.81
100
Sumatera Barat
33.42
62.04
4.54
100
30.94
63.08
5.98
100
32.16
62.57
5.27
59.82
100
Riau
32.41
65.11
2.48
100
33.21
64.80
1.99
100
32.80
64.96
2.24
53.94
100
Jambi
31.58
65.67
2.75
100
30.83
66.53
2.64
100
31.21
66.08
2.70
51.32
100
Sumatera Selatan
30.46
66.27
3.27
100
30.01
66.63
3.36
100
30.24
66.45
3.31
50.49
100
Bengkulu
32.11
65.01
2.88
100
31.48
65.43
3.09
100
31.80
65.22
2.98
53.33
100
Lampung
30.16
65.04
4.80
100
30.60
65.59
3.81
100
30.37
65.31
4.32
53.12
100
30.05
66.53
3.42
100
28.78
67.23
3.98
100
29.44
66.87
3.69
49.54
100
10
Kepulauan Riau
27.81
69.93
2.26
100
26.51
71.99
1.50
100
27.16
70.96
1.88
40.92
100
11
DKI Jakarta
24.67
72.73
2.60
100
24.20
73.02
2.79
100
24.43
72.87
2.69
37.22
100
12
Jawa Barat
29.60
65.97
4.44
100
29.27
66.42
4.31
100
29.44
66.19
4.37
51.08
100
13
Jawa Tengah
27.65
66.08
6.26
100
26.33
66.73
6.94
100
26.99
66.41
6.60
50.58
100
14
DI Yogyakarta
23.21
68.69
8.11
100
19.44
70.42
10.13
100
21.33
69.55
9.12
43.78
100
15
Jawa Timur
25.44
68.74
5.82
100
23.60
69.37
7.03
100
24.51
69.06
6.43
44.80
100
16
Banten
32.70
64.76
2.54
100
30.96
66.52
2.51
100
31.85
65.63
2.53
52.38
100
17
Bali
26.61
67.77
5.62
100
25.18
68.47
6.35
100
25.91
68.11
5.98
46.82
100
18
34.92
61.40
3.68
100
31.86
64.28
3.86
100
33.34
62.89
3.77
59.01
100
19
38.76
56.86
4.37
100
36.30
59.64
4.06
100
37.53
58.25
4.22
71.67
100
20
Kalimantan Barat
31.82
65.05
3.14
100
32.15
65.23
2.62
100
31.98
65.14
2.88
53.52
100
21
Kalimantan Tengah
32.62
64.99
2.39
100
32.87
65.20
1.93
100
32.75
65.09
2.17
53.65
100
22
Kalimantan Selatan
30.93
66.16
2.91
100
28.96
67.54
3.50
100
29.95
66.85
3.20
49.59
100
23
Kalimantan Timur
30.24
67.73
2.03
100
31.12
66.99
1.89
100
30.66
67.38
1.96
48.41
100
24
Sulawesi Utara
27.31
67.15
5.54
100
27.31
66.78
5.91
100
27.31
66.97
5.72
49.32
100
25
Sulawesi Tengah
33.41
63.69
2.91
100
33.16
64.25
2.59
100
33.29
63.96
2.75
56.35
100
26
Sulawesi Selatan *
33.30
62.48
4.22
100
30.13
65.15
4.71
100
31.67
63.85
4.47
56.60
100
27
Sulawesi Tenggara
36.72
60.45
2.83
100
34.33
63.04
2.63
100
35.53
61.74
2.73
61.97
100
28
Gorontalo
33.74
63.60
2.67
100
32.98
63.76
3.26
100
33.36
63.68
2.96
57.04
100
29
Maluku
34.71
61.35
3.94
100
33.74
62.84
3.41
100
34.24
62.09
3.68
61.07
100
30
Maluku Utara
36.10
61.07
2.83
100
35.16
62.86
1.98
100
35.64
61.94
2.42
61.45
100
31
Papua *
35.58
63.45
0.97
100
35.44
63.96
0.60
100
35.51
63.69
0.80
57.01
100
29.62
65.91
4.47
100
28.45
66.71
4.84
100
29.04
66.31
4.65
50.81
100
Indonesia
Sumber : BPS, SUPAS 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
Tidak Terdapat data untuk proviinsi NAD dan Provinsi Sumatera Utara tidak termasuk Kab. Nias dan Nias Selatan
Lampiran 2.4.a
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI
TAHUN 2005
Perkotaan
Laki-laki
No
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Kelompok Umur
Kelompok Umur
Jumlah
0-14
15-64
65+
(3)
(4)
(5)
(6)
Laki-laki + Perempuan
15-64
65+
(7)
(8)
(9)
(10)
Angka Beban
Kelompok Umur
Jumlah
0-14
Jumlah
0-14
15-64
65+
Tanggungan
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
Sumatera Utara
31.85
65.62
2.53
100
31.94
65.44
2.62
100
31.89
65.53
2.58
52.60
100
Sumatera Barat
30.68
66.43
2.89
100
29.23
66.68
4.08
100
29.95
66.56
3.49
50.24
100
Riau
32.43
65.51
2.06
100
31.22
66.83
1.94
100
31.84
66.16
2.00
51.15
100
Jambi
30.88
66.87
2.25
100
29.10
68.16
2.74
100
30.02
67.50
2.49
48.16
100
Sumatera Selatan
28.49
68.18
3.33
100
27.69
68.38
3.93
100
28.09
68.28
3.63
46.46
100
Bengkulu
32.16
65.72
2.12
100
29.53
67.05
3.43
100
30.82
66.39
2.79
50.63
100
Lampung
28.93
66.95
4.11
100
30.34
66.43
3.23
100
29.64
66.69
3.67
49.95
100
27.12
68.56
4.33
100
24.68
70.23
5.09
100
25.95
69.35
4.69
44.18
100
10
Kepulauan Riau
27.49
70.76
1.75
100
25.31
73.70
0.98
100
26.39
72.25
1.36
38.41
100
11
DKI Jakarta
24.67
72.73
2.60
100
24.20
73.02
2.79
100
24.43
72.87
2.69
37.22
100
12
Jawa Barat
28.71
67.49
3.80
100
28.04
68.25
3.71
100
28.38
67.87
3.75
47.34
100
13
Jawa Tengah
26.96
67.33
5.71
100
25.19
68.55
6.26
100
26.07
67.94
5.99
47.19
100
14
DI Yogyakarta
21.74
71.28
6.98
100
18.80
72.64
8.56
100
20.28
71.96
7.77
38.98
100
15
Jawa Timur
24.92
70.04
5.05
100
22.99
70.83
6.18
100
23.94
70.44
5.62
41.96
100
16
Banten
30.62
67.02
2.36
100
28.80
68.92
2.28
100
29.72
67.96
2.32
47.15
100
17
Bali
26.88
68.73
4.39
100
24.56
70.12
5.32
100
25.73
69.42
4.85
44.05
100
18
33.30
63.38
3.32
100
31.09
65.27
3.64
100
32.17
64.35
3.48
55.40
100
19
33.41
64.01
2.57
100
32.02
65.09
2.89
100
32.73
64.55
2.73
54.93
100
20
Kalimantan Barat
30.51
66.04
3.45
100
27.88
68.59
3.53
100
29.20
67.31
3.49
48.57
100
21
Kalimantan Tengah
31.42
66.58
2.00
100
30.06
68.19
1.76
100
30.75
67.37
1.88
48.43
100
22
Kalimantan Selatan
29.64
67.72
2.65
100
26.82
69.99
3.18
100
28.24
68.85
2.91
45.24
100
23
Kalimantan Timur
29.33
69.31
1.35
100
29.66
68.67
1.66
100
29.49
69.01
1.50
44.91
100
24
Sulawesi Utara
26.66
68.70
4.64
100
26.46
68.17
5.37
100
26.56
68.44
5.01
46.13
100
25
Sulawesi Tengah
29.57
68.20
2.23
100
27.92
69.44
2.64
100
28.75
68.82
2.44
45.32
100
26
Sulawesi Selatan *
31.17
65.82
3.01
100
28.79
67.30
3.91
100
29.95
66.58
3.47
50.20
100
27
Sulawesi Tenggara
33.42
64.57
2.01
100
29.84
68.51
1.65
100
31.63
66.54
1.83
50.29
100
28
Gorontalo
30.15
68.06
1.79
100
30.29
66.42
3.29
100
30.22
67.21
2.57
48.79
100
29
Maluku
31.71
64.98
3.30
100
30.48
66.25
3.27
100
31.10
65.61
3.29
52.42
100
30
Maluku Utara
34.25
63.56
2.19
100
30.35
67.13
2.52
100
32.32
65.33
2.35
53.07
100
31
Papua *
33.44
65.68
0.89
100
34.72
64.65
0.63
100
34.05
65.19
0.76
53.40
100
27.99
68.18
3.83
100
26.71
69.06
4.23
100
27.35
68.62
4.03
45.73
100
Indonesia
Sumber: BPS, SUPAS 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
Tidak Terdapat data untuk proviinsi NAD dan Provinsi Sumatera Utara tidak termasuk Kab. Nias dan Nias Selatan
Lampiran 2.4.b
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI
TAHUN 2005
Perdesaan
Laki-laki
No
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Kelompok Umur
Kelompok Umur
Jumlah
0-14
15-64
65+
(3)
(4)
(5)
(6)
Laki-laki + Perempuan
15-64
65+
(7)
(8)
(9)
(10)
Angka Beban
Kelompok Umur
Jumlah
0-14
0-14
15-64
65+
(11)
(12)
(13)
Jumlah
(14)
(15)
Sumatera Utara
36.00
60.35
3.65
100
34.37
61.26
4.37
100
35.19
60.80
4.00
64.46
100
Sumatera Barat
34.58
60.17
5.24
100
31.67
61.54
6.79
100
33.11
60.86
6.03
64.31
100
Riau
32.40
64.87
2.73
100
34.34
63.63
2.02
100
33.35
64.26
2.38
55.60
100
Jambi
31.84
65.22
2.94
100
31.48
65.92
2.61
100
31.66
65.56
2.78
52.53
100
Sumatera Selatan
31.43
65.33
3.24
100
31.22
65.73
3.06
100
31.32
65.52
3.15
52.61
100
Bengkulu
32.09
64.74
3.17
100
32.29
64.76
2.95
100
32.19
64.75
3.06
54.44
100
Lampung
30.47
64.56
4.97
100
30.68
65.35
3.97
100
30.57
64.94
4.49
53.99
100
32.09
65.12
2.80
100
31.62
65.16
3.21
100
31.86
65.14
3.00
53.52
100
10
Kepulauan Riau
28.97
66.92
4.11
100
31.41
64.98
3.62
100
30.13
65.99
3.88
51.54
100
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
30.54
64.34
5.12
100
30.58
64.47
13
Jawa Tengah
28.13
65.24
6.64
100
27.12
65.49
7.40
100
27.62
65.36
7.02
53.00
100
14
DI Yogyakarta
25.35
64.89
9.77
100
20.37
67.25
12.38
100
22.85
66.07
11.08
51.35
100
15
Jawa Timur
25.81
67.84
6.35
100
24.02
68.37
7.61
100
24.91
68.10
6.99
46.84
100
16
Banten
35.01
62.26
2.73
100
33.40
63.83
2.78
100
34.22
63.02
2.75
58.66
100
17
Bali
26.33
66.79
6.87
100
25.83
66.76
7.41
100
26.08
66.78
7.14
49.75
100
18
35.82
60.31
3.88
100
32.27
63.75
3.98
100
33.98
62.09
3.93
61.06
100
19
39.77
55.52
4.71
100
37.08
58.65
4.27
100
38.42
57.09
4.49
75.16
100
20
Kalimantan Barat
32.29
64.69
3.02
100
33.76
63.96
2.27
100
33.00
64.34
2.66
55.42
100
21
Kalimantan Tengah
33.11
64.35
2.54
100
34.04
63.96
2.00
100
33.56
64.16
2.28
55.86
100
22
Kalimantan Selatan
31.72
65.21
3.07
100
30.28
66.03
3.69
100
31.01
65.61
3.38
52.42
100
23
Kalimantan Timur
31.40
65.70
2.90
100
33.03
64.79
2.18
100
32.17
65.27
2.56
53.21
100
24
Sulawesi Utara
27.69
66.25
6.06
100
27.84
65.93
6.23
100
27.76
66.10
6.14
51.29
100
25
Sulawesi Tengah
34.34
62.59
3.07
100
34.50
62.92
2.57
100
34.42
62.75
2.83
59.36
100
26
Sulawesi Selatan *
34.21
61.04
4.74
100
30.71
64.22
5.06
100
32.42
62.68
4.91
59.56
100
27
Sulawesi Tenggara
37.63
59.32
3.05
100
35.59
61.50
2.91
100
36.62
60.40
2.98
65.56
100
28
Gorontalo
34.93
62.12
2.96
100
33.98
62.77
3.25
100
34.46
62.44
3.10
60.15
100
29
Maluku
35.92
59.89
4.19
100
35.06
61.47
3.47
100
35.50
60.67
3.83
64.83
100
30
Maluku Utara
36.69
60.28
3.04
100
36.74
61.45
1.81
100
36.71
60.85
2.44
64.34
100
31
Papua *
36.32
62.68
1.00
100
35.69
63.71
0.60
100
36.03
63.16
0.81
58.33
100
30.85
64.20
4.95
100
29.78
64.92
5.30
100
30.32
64.56
5.12
54.89
100
Indonesia
4.95
100
30.56
64.40
5.04
55.28
100
Lampiran 2.5
No
Provinsi
(1)
(2)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Sumatera Utara
2,637,680
2,722,329
5,360,009
3,195,785
3,133,193
6,328,978
5,833,465
5,855,522
Sumatera Barat
672,669
690,367
1,363,036
1,576,301
1,616,473
3,192,774
2,248,970
2,306,840
4,555,810
Riau
855,333
814,436
1,669,769
1,473,761
1,419,876
2,893,637
2,329,094
2,234,312
4,563,406
Jambi
2,627,216
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
11,688,987
367,689
346,627
714,316
983,681
929,219
1,912,900
1,351,370
1,275,846
1,126,415
1,142,460
2,268,875
2,298,029
2,200,741
4,498,770
3,424,444
3,343,201
6,767,645
215,902
223,845
439,747
572,728
533,811
1,106,539
788,630
757,656
1,546,286
744,802
745,368
1,490,170
2,937,951
2,676,451
5,614,402
3,682,753
3,421,819
7,104,572
222,836
204,146
426,982
321,042
294,804
615,846
543,878
498,950
1,042,828
498,554
512,033
1,010,587
137,524
124,900
262,424
636,078
636,933
1,273,011
4,390,746
4,448,501
8,839,247
4,390,746
4,448,501
8,839,247
10,169,213
9,882,179
20,051,392
9,533,893
9,301,690
18,835,583
19,703,106
19,183,869
38,886,975
6,420,921
6,482,970
12,903,891
9,508,528
9,483,695
18,992,223
15,929,449
15,966,665
31,896,114
991,857
981,774
1,973,631
678,082
685,382
1,363,464
1,669,939
1,667,156
3,337,095
Jawa Timur
7,301,692
7,424,447
14,726,139
10,604,776
10,727,192
21,331,968
17,906,468
18,151,639
36,058,107
16
Banten
2,411,355
2,340,678
4,752,033
2,176,542
2,079,576
4,256,118
4,587,897
4,420,254
9,008,151
17
Bali
868,306
844,487
1,712,793
846,824
818,475
1,665,299
1,715,130
1,662,962
3,378,092
18
715,728
755,542
1,471,270
1,299,016
1,399,409
2,698,425
2,014,744
2,154,951
4,169,695
19
335,413
326,701
662,114
1,790,546
1,790,522
3,581,068
2,125,959
2,117,223
4,243,182
20
Kalimantan Barat
546,611
541,758
1,088,369
1,523,946
1,430,502
2,954,448
2,070,557
1,972,260
4,042,817
21
Kalimantan Tengah
281,690
271,391
553,081
704,740
655,205
1,359,945
986,430
926,596
1,913,026
22
Kalimantan Selatan
626,874
618,607
1,245,481
1,023,663
1,002,269
2,025,932
1,650,537
1,620,876
3,271,413
23
Kalimantan Timur
834,198
769,601
1,603,799
651,981
585,094
1,237,075
1,486,179
1,354,695
2,840,874
24
Sulawesi Utara
396,194
395,867
792,061
684,334
644,622
1,328,956
1,080,528
1,040,489
2,121,017
25
Sulawesi Tengah
229,663
227,899
457,562
944,993
888,414
1,833,407
1,174,656
1,116,313
2,290,969
26
Sulawesi Selatan *
1,239,817
1,310,660
2,550,477
2,875,477
3,031,169
5,906,646
4,115,294
4,341,829
8,457,123
27
Sulawesi Tenggara
213,564
213,601
427,165
774,557
758,975
1,533,532
988,121
972,576
1,960,697
28
Gorontalo
115,673
123,882
239,555
347,400
333,060
680,460
463,073
456,942
920,015
29
Maluku
182,115
176,691
358,806
451,992
438,414
890,406
634,107
615,105
1,249,212
30
Maluku Utara
109,239
106,750
215,989
342,888
322,990
665,878
452,127
429,740
881,867
31
Papua *
333,244
303,479
636,723
957,555
845,560
1,803,115
1,290,799
1,149,039
2,439,838
46,055,993
45,949,076
92,005,069
61,218,535
60,151,683
121,370,218
107,274,528
106,100,759
213,375,287
Indonesia
Sumber: BPS, SUPAS 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
Tidak Terdapat data untuk proviinsi NAD dan Provinsi Sumatera Utara tidak termasuk Kab. Nias dan Nias Selatan
Lampiran 2.6
Provinsi
(1)
(2)
2004
2005
Jumlah Kab/Kota
Kabupaten Tertinggal
(%)
Jumlah Kab/Kota
Kabupaten Tertinggal
(%)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
21
16
76.19
21
16
76.19
Sumatera Utara
25
24.00
25
24.00
Sumatera Barat
19
47.37
19
36.84
Riau
17
17.65
11
18.18
Jambi
10
20.00
10
20.00
Sumatera Selatan
14
42.86
14
42.86
Bengkulu
88.89
88.89
Lampung
10
50.00
10
50.00
42.86
42.86
16.67
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
0.00
0.00
12
Jawa Barat
25
8.00
25
8.00
13
Jawa Tengah
35
8.57
35
8.57
14
40.00
40.00
15
Jawa Timur
38
21.05
38
21.05
16
Banten
33.33
33.33
17
Bali
11.11
11.11
18
77.78
77.78
19
16
15
93.75
16
15
93.75
20
Kalimantan Barat
12
75.00
12
75.00
21
Kalimantan Tengah
14
50.00
14
50.00
22
Kalimantan Selatan
13
15.38
13
0.00
23
Kalimantan Timur
13
23.08
13
38.46
24
Sulawesi Utara
22.22
22.22
25
Sulawesi Tengah
10
90.00
10
90.00
26
Sulawesi Selatan
28
18
64.29
23
13
56.52
27
Sulawesi Tenggara
10
80.00
10
80.00
28
Gorontalo
80.00
80.00
29
Sulawesi Barat
100.00
30
Maluku
87.50
87.50
31
Maluku Utara
75.00
75.00
32
Papua
29
26
89.66
20
19
95.00
45.23
9
440
7
197
77.78
44.77
33
199
Lampiran 2.7
Provinsi
Sangat
Miskin
Miskin
(1)
(2)
(3)
(4)
Hampir
Miskin
Jumlah
RT - BLT
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah
92,519
208,774
301,293
195,745
497,038
2.60
Sumatera Utara
181,755
342,655
524,410
420,562
944,972
4.95
Sumatera Barat
101,189
123,592
224,781
87,859
312,640
1.64
Riau
71,917
126,075
197,992
95,715
293,707
1.54
Jambi
Sumatera Selatan
33,309
77,676
110,985
88,753
199,738
1.05
148,119
265,846
413,965
269,216
683,181
3.58
Bengkulu
47,863
67,518
115,381
48,555
163,936
0.86
Lampung
211,943
342,777
554,720
230,321
785,041
4.11
0.18
8,391
18,692
27,083
6,569
33,652
10
Kepulauan Riau
14,233
27,502
41,735
31,944
73,679
0.39
11
DKI Jakarta
23,651
70,316
93,967
66,513
160,480
0.84
12
Jawa Barat
615,875
1,065,439
1,681,314
1,223,903
2,905,217
15.21
13
Jawa Tengah
348,893
1,544,513
1,893,406
1,277,795
3,171,201
16.60
14
DI Yogyakarta
39,439
130,079
169,518
105,592
275,110
1.44
15
Jawa Timur
518,468
1,763,373
2,281,841
955,039
3,236,880
16.95
108,106
219,497
327,603
374,446
702,049
3.68
44,507
70,705
115,212
31,832
147,044
0.77
125,969
567,605
2.97
16
Banten
17
Bali
18
181,729
259,907
441,636
19
137,233
297,997
435,230
187,907
623,137
3.26
20
Kalimantan Barat
101,687
98,345
200,032
160,873
360,905
1.89
21
Kalimantan Tengah
71,633
62,872
134,505
62,968
197,473
1.03
22
Kalimantan Selatan
76,446
62,609
139,055
106,893
245,948
1.29
23
Kalimantan Timur
53,109
92,395
145,504
82,591
228,095
1.19
24
Sulawesi Utara
32,543
60,773
93,316
33,979
127,295
0.67
25
Sulawesi Tengah
84,620
83,837
168,457
42,916
211,373
1.11
26
Sulawesi Selatan
186,215
238,042
424,257
170,709
594,966
3.11
27
Sulawesi Tenggara
39,591
117,366
156,957
124,383
281,340
1.47
28
Gorontalo
41,385
37,871
79,256
23,475
102,731
0.54
29
Sulawesi Barat
29,687
60,647
90,334
21,568
111,902
0.59
30
Maluku
37,457
98,463
135,920
46,921
182,841
0.96
31
Maluku Utara
32
Papua
33
26,979
22,072
49,051
16,303
65,354
0.34
156,887
138,138
295,025
191,832
486,857
2.55
26,936
40,626
67,562
59,956
127,518
0.67
3,894,314
8,236,989
12,131,303
6,969,602
19,100,905
100
20.39
43.12
36.49
100
Dengan mencoba matching 83%, kesetaraan terhadap Garis Kemiskinan, jumlah rumah tangga miskin10.068.981
Sumber : BPS, 2006
63.51
Lampiran 2.8
Provinsi
(1)
(2)
Laki-laki+Perempuan
Perempuan
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah
(7)
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(8)
(9)
(10)
(11)
Jumlah
(12)
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(13)
(14)
(15)
(16)
Jumlah
(17)
77.46
1.10
18.11
3.33
100
72.94
1.78
18.10
7.18
100
69.35
Sumatera Utara
84.36
0.27
13.42
1.95
100
80.74
0.41
14.41
4.44
100
82..54
0.34
13.93
3.20
100
Sumatera Barat
77.78
0.39
19.42
2.41
100
74.82
0.81
19.55
4.82
100
76.24
0.61
19.49
3.66
100
Riau
77.33
0.60
20.82
1.25
100
75.99
1.31
19.99
2.70
100
76.68
0.95
20.41
1.96
100
Jambi
72.03
0.94
24.37
2.66
100
68.31
2.13
22.47
7.09
100
70.18
1.53
23.43
4.86
100
Sumatera Selatan
83.37
0.48
13.80
2.35
100
80.61
1.03
13.04
5.32
100
81.99
0.75
13.42
3.84
100
Bengkulu
86.83
0.32
9.55
3.30
100
81.95
0.58
9.25
8.23
100
84.43
0.44
9.40
5.72
100
Lampung
75.63
0.53
19.90
3.93
100
71.63
1.19
18.44
8.73
100
73.68
0.85
19.19
6.28
100
1.03
21.53
8.09
100
69.12
0.51
27.75
2.63
100
65.84
1.10
27.51
5.55
100
67.52
0.79
27.63
4.05
100
10
Kepulauan Riau
78.25
0.21
19.29
2.24
100
74.75
0.63
19.26
5.36
100
76.54
0.42
19.27
3.77
100
11
DKI Jakarta
81.02
0.29
18,05
0.64
100
79.61
0.68
17.32
2.40
100
80.31
0.49
17.68
1.52
100
12
Jawa Barat
64.29
0.73
32.19
2.78
100
60.65
1.51
31.07
6.77
100
62.49
1.12
31.63
4.76
100
13
Jawa Tengah
68.79
0.76
23.69
6.77
100
61.59
1.07
21.94
15.41
100
65.15
0.91
22.81
11.13
100
14
DI Yogyakarta
67.27
0.30
25.62
6.80
100
60.99
0.51
21.29
17.21
100
64.07
0.41
23.41
12.11
100
15
Jawa Timur
67.65
1.32
23.33
7.71
100
58.95
1.84
21.56
17.65
100
63.21
1.58
22.42
12.79
100
16
Banten
72.35
0.66
24.81
2.18
100
67.63
1.73
25.07
5.47
100
70.06
1.19
24.94
3.81
100
17
Bali
65.05
0.45
27.65
6.85
100
61.21
0.68
19.84
18.27
100
63.14
0.57
23.77
12.52
100
18
63.38
2.15
17.06
12.40
100
59.64
1.95
14.86
23.55
100
63.78
2.05
15.90
18.27
100
19
86.45
0.42
1.92
11.21
100
82.52
0.30
1.79
15.39
100
84.47
0.36
1.85
13.32
100
20
Kalimantan Barat
81.17
1.28
10.68
6.86
100
72.93
1.66
10.30
15.12
100
77.15
1.46
10.50
10.89
100
21
Kalimantan Tengah
79.28
0.43
19.03
1.25
100
76.59
0.56
19.69
3.16
100
77.98
0.50
19.35
2.17
100
22
Kalimantan Selatan
65.19
0.79
31.48
2.54
100
60.91
1.91
29.88
7.31
100
63.05
1.35
30.68
4.92
100
23
Kalimantan Timur
71.95
0.97
24.23
2.85
100
68.33
1.70
24.24
5.73
100
70.21
1.32
24.23
4.24
100
24
Sulawesi Utara
94.89
0.23
3.86
1.02
100
94.58
0.14
3.98
1.29
100
94.74
0.18
3.92
1.16
100
25
Sulawesi Tengah
77.99
0.46
17.50
4.05
100
73.93
0.78
18.36
6.93
100
76.01
0.61
17.92
5.46
100
26
Sulawesi Selatan *
74.73
1.20
12.73
11.33
100
70.15
1.61
12.33
15.91
100
72.35
1.41
12.52
13.71
100
27
Sulawesi Tenggara
80.91
0.64
12.75
5.70
100
73.51
0.86
13.96
11.68
100
77.17
0.75
13.26
8.73
100
28
Gorontalo
76.39
0.63
17.73
5.25
100
71.91
0.67
22.90
4.53
100
74.10
0.65
20.37
4.88
100
29
Maluku
86.54
0.36
10.54
2.57
100
84.84
0.74
10.16
4.25
100
85.69
0.55
10.35
3.42
100
30
Maluku Utara
79.96
0.52
16.98
2.55
100
78.76
0.94
14.31
6.00
100
79.37
0.72
15.67
4.24
100
31
Papua *
73.05
0.24
4.85
21.85
100
63.75
0.33
4.52
31.40
100
68.59
0.28
4.69
26.43
100
72.01
0.78
22.11
5.09
100
66.71
1.28
20.95
11.07
100
69.35
1.03
21.53
8.09
100
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.8.a
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah
(7)
Laki-laki+Perempuan
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(8)
(9)
(10)
(11)
Jumlah
(12)
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(13)
(14)
(15)
(16)
Jumlah
(17)
79.38
0.69
18.65
1.28
100
77.53
0.78
18.69
2.99
100
78.45
0.74
18.67
2.15
100
Sumatera Utara
85.71
0.19
13.58
0.52
100
83.02
0.35
14.62
2.01
100
84.35
0.27
14.11
1.28
100
Sumatera Barat
84.64
0.22
14.22
0.92
100
83.25
0.19
14.81
1.74
100
83.92
0.20
14.53
1.35
100
Riau
78.18
0.12
20.19
0.79
100
78.17
0.63
20.00
1.20
100
78.18
0.37
20.46
0.99
100
Jambi
81.69
0.42
17.06
0.83
100
77.81
1.09
17.70
3.40
100
79.74
0.76
17.38
2.12
100
Sumatera Selatan
81.29
0.35
17.35
1.01
100
80.82
0.62
16.07
2.50
100
81.05
0.49
16.69
1.78
100
Bengkulu
86.42
12.71
0.87
100
84.59
0.29
12.76
2.36
100
85.49
0.15
12.74
1.62
100
Lampung
86.81
0.13
11.49
1.57
100
83.16
0.39
11.93
4.52
100
84.89
0.26
11.71
3.05
100
70.57
0.14
27.37
1.92
100
62.26
0.60
25.96
4.19
100
69.93
0.36
26.68
3.03
100
10
Kepulauan Riau
79.76
0.11
18.53
1.60
100
76.96
0.33
18.99
3.73
100
78.38
0.22
18.75
2.65
100
11
DKI Jakarta
81.02
0.29
18.05
0.64
100
79.61
0.68
17.32
2.40
100
80.31
0.49
17.69
1.52
100
12
Jawa Barat
68.32
0.40
29.72
1.56
100
66.22
1.07
28.61
4.10
100
67.28
0.73
29.17
2.82
100
13
Jawa Tengah
73.86
0.30
21.50
4.34
100
67.66
0.69
20.04
11.61
100
70.69
0.50
20.75
8.06
100
14
DI Yogyakarta
68.27
0.16
27.93
3.64
100
64.12
0.38
23.78
11.73
100
66.16
0.27
25.82
7.75
100
15
Jawa Timur
73.51
0.63
22.42
3.44
100
67.11
1.28
21.65
9.97
100
70.25
0.96
22.02
6.77
100
16
Banten
79.67
0.12
19.10
1.11
100
75.69
0.66
20.33
3.32
100
77.69
0.39
19.71
2.21
100
17
Bali
66.29
0.27
29.73
3.70
100
64.64
0.37
22.24
12.75
100
65.46
0.32
25.96
8.25
100
18
70.04
2.46
19.09
8.42
100
62.42
2.37
15.77
19.44
100
66.03
2.41
17.34
14.21
100
19
94.29
0.13
3.38
2.20
100
91.67
0.16
3.55
4.62
100
92.99
0.15
3.47
3.40
100
20
Kalimantan Barat
79.72
1.16
14.82
4.30
100
73.84
1.66
14.40
10.11
100
76.78
1.41
14.61
7.20
100
21
Kalimantan Tengah
70.37
0.17
28.63
0.82
100
67.30
0.57
30.28
1.84
100
68.86
0.37
29.45
1.32
100
22
Kalimantan Selatan
70.58
0.41
27.96
1.05
100
68.25
1.50
27.26
2.99
100
69.41
0.96
27.61
2.02
100
23
Kalimantan Timur
70.05
0.64
27.69
1.61
100
67.12
1.46
28.17
3.25
100
68.63
1.04
27.93
2.41
100
24
Sulawesi Utara
93.86
0.31
5.15
0.68
100
94.46
0.17
4.43
0.94
100
94.17
0.24
4.78
0.81
100
25
Sulawesi Tengah
75.63
0.06
23.18
1.13
100
72.49
0.10
25.91
1.51
100
74.04
0.08
24.56
1.32
100
26
Sulawesi Selatan *
84.04
0.38
11.08
4.49
100
81.51
0.62
10.64
7.22
100
82.73
0.51
10.85
5.91
100
27
Sulawesi Tenggara
85.65
0.42
12.25
1.68
100
82.51
0.32
13.26
3.91
100
84.04
0.37
12.76
2.82
100
28
Gorontalo
63.89
0.07
32.63
3.41
100
60.54
0.36
36.42
2.68
100
62.11
0.22
34.64
3.02
100
29
Maluku
88.45
10.78
0.77
100
86.79
0.21
10.29
2.71
100
87.59
0.11
10.53
1.77
100
30
Maluku Utara
78.28
0.21
20.85
0.66
100
80.02
0.11
17.04
2.83
100
79.18
0.16
18.88
1.78
100
31
Papua *
90.76
0.19
8.51
0.54
100
89.64
0.44
8.37
1.54
100
90.23
0.31
8.44
1.02
100
75.40
0.40
21.86
2.34
100
71.81
0.86
20.74
6.40
100
73.59
0.63
21.40
4.39
100
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.8.b
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(3)
(4)
(5)
(6)
Laki-laki+Perempuan
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Jumlah
Huruf
Huruf
Huruf Latin
Buta
Latin
Lainnya
+ Lainnya
Huruf
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
Jumlah
Jumlah
76.87
1.22
17.95
3.95
100
71.57
2.07
17.93
8.43
100
74.17
1.66
17.94
6.23
100
Sumatera Utara
83.28
0.33
13.29
3.10
100
78.86
0.46
14.23
6.45
100
81.07
0.40
13.76
4.78
100
Sumatera Barat
74.66
0.48
21.79
3.08
100
70.95
1.10
21.73
6.23
100
72.74
0.80
21.76
4.71
100
Riau
76.88
0.85
20.78
1.49
100
74.82
1.69
19.98
3,51
100
75.87
1.26
20.39
1.48
100
Jambi
68.14
1.15
27.31
3.40
100
64.38
2.56
24.45
8.62
100
66.28
1.85
25.89
5.98
100
Sumatera Selatan
84.43
0.55
11.98
3.04
100
80.49
1.26
11.34
6.91
100
82.49
0.90
11.66
4.94
100
Bengkulu
86.98
0.44
8.35
4.23
100
80.86
0.69
7.81
10.63
100
84.01
0.56
8.09
7.34
100
Lampung
72.54
0.64
22.24
4.59
100
68.22
1.43
20.37
9.98
100
70.45
1.02
21.33
7.20
100
68.00
0.78
28.04
3.17
100
63.16
1.49
28.73
6.62
100
65.65
1.13
28.38
4.84
100
10
Kepulauan Riau
72.78
0.58
22.06
4.58
100
66.41
1.78
20.28
11.53
100
69.71
1.16
21.20
7.93
100
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
59.69
1.11
35.02
13
Jawa Tengah
65.20
1.09
25.23
8.48
100
57.08
1.35
23.35
18.22
100
61.14
1.22
24.29
13.35
100
14
DI Yogyakarta
65.82
0.51
22.25
11.42
100
56.51
0.69
17.73
25.06
100
61.04
0.60
19.93
18.42
100
15
Jawa Timur
63.33
1.82
24.00
10.85
100
53.00
2.25
21.49
23.27
100
58.04
2.04
22.71
17.21
100
16
Banten
63.24
1.34
31.92
3.50
100
57.69
3.08
31.06
8.18
100
60.49
2.20
31.50
5.81
100
17
Bali
63.75
0.64
25.49
10.11
100
57.49
1.02
17.22
24.27
100
60.68
0.83
21.43
17.06
100
18
67.35
1.96
15.79
14.90
100
57.91
1.69
14.29
26.11
100
62.37
1.82
15.00
20.81
100
19
84.81
0.48
1.61
13.11
100
80.68
0.32
1.43
17.56
100
82.72
0.40
1.52
15.36
100
20
Kalimantan Barat
81.70
1.32
9.18
7.80
100
72.58
1.66
8.71
17.05
100
77.28
1.48
8.96
12.28
100
21
Kalimantan Tengah
82.89
0.54
15.14
1.43
100
80.54
0.56
15.19
3.71
100
81.76
0.55
15.16
2.53
100
22
Kalimantan Selatan
62.03
1.02
33.54
3.42
100
56.55
2.15
31.43
9.87
100
59.30
1.58
32.49
6.63
100
23
Kalimantan Timur
74.20
1.37
20.12
4.32
100
69.81
2.00
19.47
8.73
100
72.10
1.67
19.81
6.43
100
24
Sulawesi Utara
95.50
0.18
3.09
1.23
100
94.66
0.12
3.69
1.53
100
95.10
0.15
3.38
1.37
100
25
Sulawesi Tengah
78.60
0.56
16.05
4.80
100
74.33
0.97
16.26
8.44
100
76.53
0.76
16.15
6.56
100
26
Sulawesi Selatan *
70.72
1.56
13.45
14.27
100
65.23
2.03
13.06
19.67
100
67.87
1.81
13.25
17.08
100
27
Sulawesi Tenggara
79.61
0.70
12.89
6.81
100
70.96
1.01
14.15
13.88
100
75.25
0.85
13.53
10.37
100
28
Gorontalo
80.84
0.83
12.43
5.90
100
76.43
0.79
17.52
5.26
100
78.62
0.81
14.99
5.58
100
29
Maluku
85.79
0.50
10.44
3.27
100
84.02
0.97
10.11
4.91
100
84.91
0.73
10.28
4.09
100
30
Maluku Utara
80.52
0.62
15.67
3.19
100
78.27
1.26
13.25
7.22
100
79.43
0.93
14.50
5.14
100
31
Papua *
65.81
0.26
3.36
30.57
100
0.28
2.94
43.70
100
59.71
0.27
3.16
36.86
100
69.33
1.09
22.31
7.27
100
1.62
20.95
14.84
100
65.96
1.36
21.63
11.05
100
Indonesia
4.18
100
54.24
62.58
2.10
33.89
9.84
100
57.00
1.56
34.36
6.98
100
Lampiran 2.9
PERSENTASE STATUS PENDIDIKAN PADA PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Provinsi
(2)
Tidak/Belum
Pernah
Sekolah
Masih Sekolah
SD/MI
SLTP/
MTs.
SMU/
SMK/MA
D-I/Univ.
Jumlah
yang Masih
Sekolah
Perkotaan+Perdesaan
Tidak
Jumlah
Bersekolah
Lagi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
5.52
2.89
2.84
2.63
5.31
4.16
5.55
5.60
4.61
4.18
1.82
5.01
10.03
11.07
12.40
4.12
12.40
18.65
11.10
11.66
2.42
4.56
4.50
0.74
5.05
13.20
8.43
2.48
3.78
3.62
26.35
7.82
9.14
9.70
9.02
9.73
8.33
9.26
9.22
9.34
7.57
6.22
5.69
8.05
7.61
5.90
6.74
8.89
6.01
9.34
11.91
10.09
9.63
8.45
7.65
6.09
8.10
8..79
9.82
9.08
9.94
10.38
9.93
8.05
8.36
7.98
6.82
7.25
6.63
7.01
6.84
6.70
6.55
5.03
5.57
5.63
6.18
5.20
5.10
6.27
4.75
7.27
5.44
6.10
7.58
5.31
6.56
5.36
6.26
5.77
7.79
5.09
8.49
7.15
5.67
6.02
6.08
5.64
5.22
4.90
3.87
4.53
4.98
3.60
4.02
3.86
4.76
3.11
3.49
3.81
3.18
4.06
3.45
3.97
2.97
3.36
3.88
3.09
4.36
4.41
3.48
3.74
4.84
2.84
5.92
5.42
4.35
3.75
2.56
1.42
2.23
1.40
1.12
1.34
1.62
0.85
1.10
1.26
3.11
1.26
1.08
6.40
1.13
1.55
1.49
1.25
0.90
0.84
1.03
0.96
1.53
1.44
1.50
1.83
1.92
1.07
1.49
1.12
0.88
1.42
26.14
24.74
23.29
23.28
19.95
22.14
22.66
20.49
19.24
16.37
19.13
18.05
18.36
21.31
16.15
20.77
15.70
21.83
21.22
20.39
22.12
17.81
20.10
17.30
19.34
20.13
24.37
18.08
25.84
24.07
20.83
19.24
68.34
72.38
73.88
74.09
74.74
73.70
71.79
73.91
76.14
79.45
79.06
76.94
71.62
67.62
71.46
75.11
71.90
59.52
67.69
67.96
75.46
77.63
75.41
81.95
75.60
66.66
67.21
79.44
70.38
72.31
52.83
72.94
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100
Lampiran 2.9.a
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Provinsi
(2)
Tidak/Belum
Pernah
Sekolah
Masih Sekolah
SD/MI
SLTP/
MTs.
SMU/
SMK/MA
D-I/Univ.
Jumlah
yang Masih
Sekolah
Tidak
Bersekolah
Lagi
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
2.07
0.97
0.81
1.15
2.20
1.97
1.40
2.65
3.21
2.91
1.82
3.01
7.37
6.90
6.51
2.40
8.21
15.52
2.82
7.56
1.33
2.14
2.61
0.66
1.25
5.82
3.23
1.67
2.11
1.66
1.25
4.31
7.25
8.23
7.52
8.05
6.80
7.90
8.66
7.66
6.16
5.84
5.69
7.39
7.01
5.49
6.00
7.29
5.42
9.09
7.56
7.87
7.34
7.35
6.93
5.46
7.06
7.78
7.42
7.80
8.06
7.22
6.41
6.93
7.83
7.75
6.75
6.99
6.32
7.31
6.86
6.89
7.60
4.70
5.57
6.14
6.36
4.98
5.56
6.83
4.79
6.77
8.05
6.62
7.42
5.64
6.55
5.08
6.56
6.42
7.84
6.14
8.45
8.29
7.33
6.22
6.87
6.34
6.75
5.72
4.91
7.09
7.48
5.74
5.09
3.90
4.76
4.19
4.53
3.96
4.28
5.30
4.03
4.77
7.83
5.50
5.81
4.22
5.05
5.18
7.07
5.46
8.09
3.99
7.23
7.73
7.43
4.84
5.36
2.37
5.77
2.58
2.66
3.28
3.73
2.90
1.68
1.50
3.11
2.04
1.94
10.21
2.19
2.56
2.37
2.11
4.18
2.38
2.95
1.90
2.29
2.45
5.30
4.68
5.83
2.32
3.57
3.21
1.97
2.63
27.31
24.69
26.79
23.34
20.69
25.58
26.73
23.19
20.53
15.94
19.13
19.76
19.84
24.64
18.03
21.98
16.61
22.74
27.62
22.37
23.52
19.11
20.82
18.17
25.99
24.34
29.18
20.25
27.31
26.45
23.14
20.62
70.62
74.33
72.40
75.51
77.11
72.44
71.88
74.16
76.26
81.14
79.06
77.23
72.78
68.47
75.46
75.62
75.18
61.74
69.56
70.07
75.15
78.75
76.56
81.16
72.76
69.84
67.59
78.09
70.57
71.89
75.62
75.07
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Lampiran 2.9.b
Provinsi
(1)
(2)
Tidak/Belum
Pernah
Sekolah
Masih Sekolah
SD/MI
SLTP/
MTs.
SMU/
SMK/MA
D-I/Univ.
Jumlah
yang Masih
Sekolah
Tidak
Bersekolah
Lagi
(9)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
6.56
4.45
3.76
3.42
6.57
5.34
7.20
6.44
5.70
8.88
9.70
10.89
9.71
10.63
8.96
9.99
9.44
9.82
8.67
7.63
8.52
8.17
6.85
7.39
6.76
6.85
6.84
6.65
5.73
6.26
5.85
5.06
4.52
4.46
3.45
3.15
3.99
2.99
3.20
3.70
1.73
0.64
0.60
0.77
0.50
0.30
0.78
0.26
0.64
0.36
25.80
24.76
21.68
23.25
19.67
20.29
21.05
19.72
18.24
17.95
11
12
13
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
7.32
11.96
8.80
8.04
5.05
6.04
1.88
2.73
0.36
0.45
16.09
17.26
14
15
16
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
17.10
16.71
6.26
6.50
7.28
10.91
5.51
4.76
5.57
3.59
2.37
2.50
0.90
0.36
0.30
17
18
Bali
Nusa Tenggara Barat
16.85
20.61
6.64
9.50
4.69
7.58
2.84
3.47
19
20
21
12.80
13.20
2.87
12.81
10.92
10.58
4.91
5.90
7.64
22
23
24
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
6.00
6.76
0.79
9.10
8.51
6.48
25
26
27
28
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan *
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
6.07
16.39
9.87
2.78
29
30
31
Maluku
Maluku Utara
Papua *
Indonesia
4.46
4.33
36.64
10.63
Jumlah
(10)
67.65
70.79
74.56
73.33
73.77
74.37
71.75
73.84
76.06
73.17
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
76.59
70.77
100.00
100.00
16.50
14.77
19.28
66.40
68.52
74.47
100.00
100.00
100.00
0.57
0.71
14.74
21.26
68.41
58.13
100.00
100.00
1.97
2.55
3.08
0.22
0.26
0.24
19.91
19.63
21.54
67.30
67.17
75.58
100.00
100.00
100.00
5.11
6.56
5.54
2.42
3.52
3.93
0.40
0.62
0.81
17.03
19.21
16.76
76.97
74.03
82.45
100.00
100.00
100.00
8.37
9.23
10.49
9.56
5.54
6.18
5.49
7.78
2.53
3.00
3.93
2.41
0.49
0.60
0.82
0.61
17.57
18.32
23.02
17.28
76.37
65.29
67.11
79.94
100.00
100.00
100.00
100.00
10.72
11.52
11.38
8.95
8.50
6.73
4.99
5.86
5.38
4.59
3.08
2.88
0.64
0.37
0.43
0.44
25.24
23.21
19.88
18.13
70.30
72.46
43.48
71.24
100.00
100.00
100.00
100
Lampiran 2.10
No
Mempunyai
Ijazah
(1)
(2)
(3)
SLTP/
SD/MI
MTs.
(4)
(5)
SMU/ MA
SMK
(6)
(7)
D-I/D-II
(8)
Ak/
S1/
D-III
D-IV
(9)
Jumlah
S2-S3
(10)
(11)
(12)
26.03
30.24
20.81
16.35
2.31
1.10
0.88
2.11
0.17
100.00
Sumatera Utara
22.58
28.20
21.67
18.09
5.26
0.73
1.13
2.26
0.08
100.00
Sumatera Barat
30.05
25.13
18.55
15.41
4.86
1.22
1.61
3.01
0.16
100.00
Riau
22.87
33.72
20.13
15.60
3.73
0.70
1.03
2.12
0.10
100.00
Jambi
28.15
32.08
18.88
13.10
3.52
1.20
0.94
2.07
0.07
100.00
Sumatera Selatan
27.63
34.66
18.28
13.52
2.93
0.66
0.69
1.58
0.06
100.00
Bengkulu
29.63
30.26
17.73
13.84
3.91
1.02
0.98
2.56
0.06
100.00
Lampung
32.91
32.76
18.44
9.20
3.64
0.80
0.63
1.51
0.11
100.00
30.25
33.86
16.49
11.07
5.12
0.93
0.82
1.44
0.03
100.00
10
Kepulauan Riau
18.70
23.94
16.16
28.24
7.21
1.28
1.64
2.73
0.10
100.00
11
DKI Jakarta
12.82
22.39
20.65
24.64
9,67
1.14
2.99
5.32
0.39
100.00
12
Jawa Barat
26.49
37.55
16.00
11.91
3.86
0.85
1.15
2.04
0.14
100.00
13
Jawa Tengah
31.81
35.43
16.61
8.73
4.06
0.74
0.82
1.72
0.07
100.00
14
DI Yogyakarta
25.25
24.23
16.91
18.23
7.17
1.22
2.04
4.52
0.42
100.00
15
Jawa Timur
33.04
31.97
16.57
10.41
4.39
0.60
1.56
2.38
0.09
100.00
16
Banten
25.13
32.16
17.22
15.20
4.74
0.74
1.50
2.97
0.33
100.00
17
Bali
30.05
27.91
13.65
18.46
3.60
1.87
0.89
3.36
0.21
100.00
18
43.32
26.95
13.77
11.29
1.72
0.82
0.40
1.65
0.09
100.00
19
42.85
33.38
10.94
7.99
2.32
0.57
0.52
1.36
0.07
100.00
20
Kalimantan Barat
41.00
28.49
15.55
9.95
2.70
0.68
0.56
1.01
0.06
100.00
21
Kalimantan Tengah
21.83
38.34
20.65
13.16
2.32
1.05
0.76
1.78
0.11
100.00
22
Kalimantan Selatan
31.42
33.14
15.64
12.36
3.18
1.06
0.70
2.38
0.12
100.00
23
Kalimantan Timur
23.00
28.29
19.25
18.01
5.79
1.02
1.24
3.18
0.21
100.00
24
Sulawesi Utara
21.34
28.08
21.20
20.14
4.83
1.04
0.70
2.45
0.21
100.00
25
Sulawesi Tengah
25.71
37.68
17.21
12.63
2.93
0.98
0.53
2.26
0.06
100.00
26
Sulawesi Selatan *
35.31
28.16
15.07
13.96
2.78
0.85
0.74
2.92
0.21
100.00
27
Sulawesi Tenggara
29.64
30.13
17.99
15.00
2.80
1.24
0.64
2.45
0.10
100.00
28
Gorontalo
39.01
33.55
11.79
9.32
2.96
0.97
0.35
1.90
0.17
100.00
29
Maluku
23.99
30.85
19.52
18.15
3.18
1.64
0.59
1.94
0.15
100.00
30
Maluku Utara
29.10
30.31
20.26
14.28
3.12
0.67
0.25
1.88
0.12
100.00
31
Papua *
44.45
21.14
14.45
12.91
3.77
0.49
0.75
1.93
0.12
100.00
29.28
32.34
17.06
12.82
4.25
0.82
0.98
2.32
0.13
100.00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.10.a
Tidak
No
Provinsi
Mempunyai
Ijazah
(1)
(2)
SD/MI
SLTP/
MTs.
SMU/ SM
SMK
D-I/D-II
Ak/
S1/
D-III
D-IV
S2-S3
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
15.31
20.33
20.86
29.07
4.77
1.47
2.06
5.57
0.56
100.00
Sumatera Utara
15.37
23.68
21.86
24.59
7.19
0.99
2.01
4.13
0.16
100.00
Sumatera Barat
16.89
18.39
18.67
26.53
1.82
1.42
0.52
6.32
0.44
100.00
Riau
14.09
23.58
21.44
25.29
7.46
1.13
2.18
4.58
0.25
100.00
Jambi
17.06
24.76
20.45
22.23
6.60
1.73
2.21
4.77
0.19
100.00
Sumatera Selatan
17.95
24.70
20.17
24.61
5.63
1.21
1.65
3.91
0.17
100.00
Bengkulu
17.52
21.10
18.72
22.72
7.98
1.87
2.76
7.13
0.20
100.00
Lampung
21.14
24.56
19.70
18.19
7.20
1.59
2.27
4.90
0,46
100.00
19.96
29.46
19.39
17.08
8.39
1.41
1.55
2.69
0.07
100.00
10
Kepulauan Riau
14.41
19.53
16.56
34.05
8.56
1.38
2.01
3.37
0.13
100.00
11
DKI Jakarta
12.82
22.39
20.65
24.64
9.67
1.14
1.99
5.32
0.39
100.00
12
Jawa Barat
19.28
30.76
19.14
18.15
5.85
1.22
1.94
3.41
0.25
100.00
13
Jawa Tengah
24.87
29.86
19.31
14.10
6.09
0.95
1.55
3.13
0.14
100.00
14
DI Yogyakarta
19.25
19.45
16.67
24.49
8.25
1.45
3.04
6.68
0.70
100.00
15
Jawa Timur
22.74
27.09
19.22
16.96
7.30
0.87
1.02
4.61
0.20
100.00
16
Banten
16.42
23.67
19.76
23.55
7.41
1.05
2.60
4.97
0.58
100.00
17
Bali
22.04
24.19
14.70
25.07
4.33
2.48
1.41
5.40
0.37
100.00
18
38.33
23.65
15.59
14.90
2.58
1.08
0.61
3.05
0.30
100.00
19
18.68
24.26
18.70
23.44
6.38
1.06
1.82
5.32
0.37
100.00
20
Kalimantan Barat
27.88
22.49
18.46
19.58
5.59
1.29
1.39
3.12
0.30
100.00
21
Kalimantan Tengah
14.72
27.13
21.17
23.59
4.07
1.90
1.95
5.10
0.37
100.00
22
Kalimantan Selatan
22.14
25.27
17.13
21.67
5.52
1.51
1.39
5.06
0.30
100.00
23
Kalimantan Timur
15.64
22.69
20.41
24.27
8.31
1.27
1.98
5.05
0.37
100.00
24
Sulawesi Utara
15.62
21.31
20.70
29.64
5.92
1.31
1.08
4.04
0.39
100.00
25
Sulawesi Tengah
13.94
22.11
19.19
29.23
5.04
1.32
1.63
7.27
0.27
100.00
26
Sulawesi Selatan *
22.36
21.62
16.84
24.34
4.69
1.18
1.62
6.78
0.57
100.00
27
Sulawesi Tenggara
17.12
19.01
19.02
29.32
5.80
1.91
1.56
5.89
0.37
100.00
28
Gorontalo
26.02
26.37
15.93
17.81
6.09
1.22
0.73
5.31
0.51
100.00
29
Maluku
14.01
21.39
21.18
28.49
6.46
2.45
1.36
4.21
0.46
100.00
30
Maluku Utara
14.80
23.02
20.59
26.35
7.40
1.18
0.42
5.77
0.47
100.00
31
Papua *
12.02
19.32
22.28
29.26
8.97
0.79
1.81
5.25
0.39
100.00
19.88
26.23
19.33
20.13
6.76
1.15
1.85
4.31
0.28
100.00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.10.b
Tidak
No
Provinsi
Mempunyai
SD/
Ijazah
(1)
(2)
(3)
SLTP/
MI
MTs.
(4)
(5)
SMU/ SM
SMK
(6)
(7)
D-I/D-II
(8)
Ak/
S1/
D-III
D-IV
(9)
Jumlah
S2-S3
(10)
(11)
(12)
29.25
33.21
20.80
12.53
1.57
0.99
0.53
1.07
0.05
100.00
Sumatera Utara
28.47
31.89
21.52
12.78
3.68
0.51
0.41
0.73
0.01
100.00
Sumatera Barat
36.07
28.20
18.49
10.33
3.51
1.12
0.74
1.50
0.03
100.00
Riau
27.55
39.13
19.43
10.43
1.73
0.48
0.42
0.81
0.02
100.00
Jambi
32.67
35.07
18.23
9.37
2.26
0.98
0.43
0.96
0.02
100.00
Sumatera Selatan
32.84
40.00
17.26
7.55
1.48
0.36
0.18
0.32
0.00
100.00
Bengkulu
34.41
33.87
17.34
10.34
2.31
0.69
0.28
0.76
0.00
100.00
Lampung
36.28
35.11
18.08
6.62
2.63
0.57
0.16
0.54
0.01
100.00
38.24
37.28
14.24
6.39
2.58
0.56
0.24
0.47
0.00
100.00
10
Kepulauan Riau
34.64
40.30
14.66
6.69
2.19
0.89
0.25
0.39
0.00
100.00
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
34.76
45.35
12.40
4.74
1.58
0.44
0.25
0.47
0.02
100.00
13
Jawa Tengah
36.85
39.47
14.64
4.84
2.59
0.59
0.29
0.70
0.01
100.00
14
DI Yogyakarta
33.92
31.14
17.26
9.16
5.61
0.90
0.60
1.38
0.03
100.00
15
Jawa Timur
40.59
35.55
14.62
5.60
2.25
0.39
0.22
0.74
0.02
100.00
16
Banten
36.04
42.79
14.05
4.74
1.40
0.36
0.12
0.47
0.02
100.00
17
Bali
38.56
31.87
12.54
11.43
2.83
1.22
0.34
1.19
0.03
100.00
18
46.44
29.01
12.63
9.03
1.18
0.65
0.26
0.77
0.02
100.00
19
47.82
35.26
9.35
4.81
1.48
0.47
0.25
0.54
0.01
100.00
20
Kalimantan Barat
45.91
30.74
14.46
6.34
1.62
0.45
0.25
0.23
0.01
100.00
21
Kalimantan Tengah
24.78
42.99
20.43
8.84
1.60
0.69
0.26
0.41
0.00
100.00
22
Kalimantan Selatan
36.89
37.78
14.75
6.88
1.80
0.80
0.29
0.80
0.01
100.00
23
Kalimantan Timur
31.83
35.00
17.87
10.51
2.77
0.73
0.35
0.94
0.00
100.00
24
Sulawesi Utara
24.92
32.33
21.51
14.19
4.15
0.88
0.46
1.46
0.11
100.00
25
Sulawesi Tengah
28.85
41.83
16.69
8.20
2.37
0.89
0.24
0.92
0.01
100.00
26
Sulawesi Selatan
40.91
30.98
14.30
9.47
1.96
0.71
0.36
1.26
0.05
100.00
27
Sulawesi Tenggara
33.14
33.23
17.70
11.01
1.97
1.05
0.39
1.49
0.03
100.00
28
Gorontalo
43.90
36.25
10.23
6.12
1.78
0.87
0.20
0.61
0.04
100.00
29
Maluku
28.08
34.72
19.84
13.91
1.84
1.31
0.27
1.01
0.02
100.00
30
Maluku Utara
34.27
32.95
20.14
9.92
1.57
0.48
0.19
0.48
0.00
100.00
31
Papua
57.75
21.92
11.24
6.20
1.64
0.37
0.31
0.57
0.01
100.00
36.82
37.16
15.24
6.96
2.24
0.57
0.29
0.72
0.02
100.00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.11
Luas lantai (m )
No
Provinsi
(1)
(2)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
<= 19
20-49
50-99
100-149
150+
Jumlah
<= 19
20-49
50-99
100-149
150+
Jumlah
<= 19
20-49
50-99
100-149
150+
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
4.07
37.99
38.46
11.57
7.92
100.00
5.19
59.95
29.27
3.86
1.74
100.00
4.94
55.16
31.27
5.54
3.08
Sumatera Utara
2.70
33.31
44.68
11.26
8.05
100.00
2.30
50.60
40.89
4.46
1.75
100.00
2.48
43.06
42.54
7.43
4.50
100.00
Sumatera Barat
8.21
23.89
40.54
18.75
8.61
100.00
3.10
39.97
46.22
7.92
2.80
100.00
4.62
35.20
44.53
11.13
4.52
100.00
Riau
1.12
38.66
42.81
10.21
7.21
100.00
2.52
48.07
43.17
4.54
1.71
100.00
2.04
44.84
43.04
6.49
3.60
100.00
Jambi
2.25
31.97
41.65
18.69
5.44
100.00
1.87
42.49
48.82
4.81
2.01
100.00
1.97
39.63
46.87
8.58
2.95
100.00
Sumatera Selatan
5.26
45.44
33.88
9.18
6.24
100.00
2.62
48.67
45.02
2.52
1.17
100.00
3.48
47.62
41.41
4.68
2.81
100.00
Bengkulu
7.33
39.64
35.60
10.45
6.97
100.00
3.03
51.34
38.16
3.20
4.26
100.00
4.22
48.11
37.46
5.20
5.01
100.00
Lampung
4.59
25.71
48.56
10.28
10.87
100.00
1.59
29.90
61.07
5.55
1.89
100.00
2.25
28.98
58.34
6.58
3.85
100.00
3.15
38.94
43.55
9.13
5.22
100.00
1.49
45.13
44.21
7.40
1.76
100.00
2.20
42.48
43.93
8.14
3.25
100.00
10
Kepulauan Riau
9.79
33.57
44.79
7.25
4.60
100.00
2.07
49.57
38.01
7.79
2.56
100.00
8.19
36.88
43.38
7.36
4.18
100.00
11
DKI Jakarta
19.24
34.73
25.65
10.53
9.85
100.00
100.00
19.24
34.73
25.65
10.53
9.85
100.00
12
Jawa Barat
5.73
36.14
42.55
10.07
5.52
100.00
1.92
50.52
41.62
4.56
1.37
100.00
3.81
43.39
42.08
7.29
3.42
100.00
13
Jawa Tengah
2.90
15.95
54.29
16.68
10.17
100.00
0.37
13.91
58.16
17.85
9.71
100.00
1.40
14.74
56.58
17.37
9.90
100.00
22.35
13.98
36.93
15.05
11.70
100.00
0.09
10.17
50.28
25.00
14.47
100.00
13.89
12.53
42.00
18.83
12.75
100.00
6.01
24.71
49.35
11.81
8.13
100.00
0.51
27.29
54.63
11.18
6.40
100.00
2.78
26.22
52.44
11.44
7.12
100.00
100.00
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
10.44
18.81
45.26
16.47
9.01
100.00
1.53
41.19
50.73
5.21
1.33
100.00
6.41
28.93
47.74
11.38
5.54
100.00
17
Bali
15.46
32.65
32.93
10.42
8.54
100.00
6.73
50.46
33.92
6.29
2.60
100.00
11.28
41.17
33.40
8.45
5.70
100.00
18
15.61
51.36
24.41
5.65
2.97
100.00
10.71
67.19
19.73
1.26
1.11
100.00
12.48
61.49
21.42
2.84
1.78
100.00
19
9.40
50.49
30.45
7.12
2.59
100.00
5.79
69.75
22.03
1.89
0.55
100.00
6.36
66.72
23.35
2.71
0.87
100.00
20
Kalimantan Barat
2.88
31.71
51.14
7.96
6.31
100.00
1.95
53.70
40.15
3.40
0.80
100.00
2.19
48.12
42.94
4.55
2.20
100.00
21
Kalimantan Tengah
6.50
39.45
39.13
8.98
5.95
100.00
1.50
50.00
45.52
2.41
0.58
100.00
2.95
46.94
43.66
4.32
2.14
100.00
22
Kalimantan Selatan
7.94
42.51
33.97
9.47
6.11
100.00
4.28
44.68
43.44
5.96
1.64
100.00
5.58
43.91
40.07
7.21
3.23
100.00
23
Kalimantan Timur
5.43
38.95
35.76
11.22
8.65
100.00
1.63
44.94
46.26
5.32
1.84
100.00
3.62
41.80
40.76
8.41
5.41
100.00
24
Sulawesi Utara
3.40
43.44
35.71
9.91
7.53
100.00
2.58
61.09
30.08
4.51
1.74
100.00
2.91
53.97
32.35
6.69
4.07
100.00
25
Sulawesi Tengah
4.89
32.79
37.27
15.09
9.96
100.00
2.43
53.06
36.62
5.75
2.14
100.00
2.92
49.03
36.75
7.60
3.69
100.00
26
Sulawesi Selatan *
7.89
27.91
41.25
12.88
10.07
100.00
1.58
33.78
53.25
8.66
2.73
100.00
3.42
32.06
49.74
9.89
4.88
100.00
27
Sulawesi Tenggara
8.43
34.17
37.64
13.09
6.68
100.00
1.88
41.80
45.51
8.09
2.71
100.00
3.33
40.12
43.78
9.19
3.58
100.00
28
Gorontalo
6.34
51.75
29.15
7.26
5.50
100.00
7.06
66.36
21.60
2.86
2.12
100.00
6.86
62.32
23.69
4.08
3.05
100.00
29
Maluku
5.78
44.04
34.78
5.26
10.14
100.00
1.57
55.62
38.63
2.91
1.26
100.00
2.84
52.15
37.48
3.62
3.92
100.00
30
Maluku Utara
31
Papua *
Indonesia
4.73
19.12
57.90
14.43
3.82
100.00
0.21
27.23
66.44
4.87
1.26
100.00
1.48
24.94
64.03
7.56
1.98
100.00
13.67
53.24
24.31
4.89
3.89
100.00
33.01
55.24
9.95
1.35
0.44
100.00
27.55
54.68
14.00
2.35
1.42
100.00
7.62
29.96
42.64
11.92
7.86
100.00
2.25
38.65
47.05
8.16
3.89
100.00
4.58
34.88
45.14
9.79
5.61
100.00
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.12
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI, TAHUN 2005
Perkotaan+Perdesaan
Sumber Air Minum Terlindung
No
Provinsi
Air Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata Air
Terlindung
Sumur
Terlindung
Air Hujan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Sumber
Air Minum
Jumlah
Sumur Tak
Terlindung
Air Sungai
Lainnya
(10)
(11)
(12)
(13)
Sumber
Air Minum
Terlindung
(1)
(2)
(9)
Tak Terlindung
(14)
3.11
11.54
3.23
3.02
42.32
2.27
65.49
25.49
2.95
4.81
1.25
Sumatera Utara
1.92
23.48
9.80
6.65
33.21
2.13
77.19
12.19
5.86
3.80
0.95
22.80
Sumatera Barat
1.44
21.15
3.79
10.41
37.25
1.71
75.75
12.59
7.57
3.76
0.33
24.25
Riau
4.30
3.79
3.28
1.78
33.43
30.07
76.65
19.19
0.96
2.66
0.54
23.35
Jambi
1.42
16.40
1.84
1.77
35.29
13.22
69.94
18.89
1.72
9.30
0.15
30.06
Sumatera Selatan
2.36
17.29
1.30
1.91
42.50
5.57
70.93
15.12
1.01
12.64
0.30
29.07
Bengkulu
1.58
14.23
1.64
3.93
35.21
0.33
56.92
36.47
4.20
2.27
0.14
43.08
Lampung
1.76
5.69
3.04
2.98
54.59
1.92
69.98
24.71
3.09
1.73
0.50
30.03
3.43
3.74
7.36
0.85
55.56
0.71
71.65
25.03
1.13
2.05
0.14
28.35
10
Kepulauan Riau
4.72
39.36
0.83
3.77
32.95
1.99
83.62
10.81
1.92
0.48
3.18
16.39
11
DKI Jakarta
17.97
46.90
28.15
0.13
5.13
0.17
98.45
0.49
0.02
0.00
1.04
1.55
12
Jawa Barat
3.84
12.91
22.95
8.75
36.79
0.20
85.44
8.46
5.04
0.76
0.29
14.55
13
Jawa Tengah
1.97
14.86
11.29
12.20
46.20
0.70
87.22
7.66
4.05
0.79
0.28
12.78
14
DI Yogyakarta
7.42
8.82
10.46
3.28
56.23
4.41
90.62
7.12
2.09
0.13
0.02
9.36
15
Jawa Timur
4.80
16.82
16.15
11.30
39.86
0.43
89.36
6.34
3.37
0.36
0.58
10.65
16
Banten
13.58
17
Bali
18
34.50
7.79
13.78
31.36
5.22
27.18
1.09
86.42
8.62
2.42
2.40
0.14
11.12
40.19
3.93
13.15
19.91
4.03
92.33
2.16
3.17
2.11
0.22
7.66
2.41
14.68
7.22
14.93
43.28
82.52
14.30
1.62
0.77
0.79
17.48
19
0.77
19.53
0.45
21.57
18.28
2.91
63.51
8.59
20.36
6.83
0.72
36.50
20
Kalimantan Barat
2.66
8.94
0.90
2.74
7.21
39.08
61.53
8.06
3.22
27.06
0.12
38.46
21
Kalimantan Tengah
0.98
17.63
9.43
2.68
18.31
4.83
53.86
7.28
0.53
37.94
0.40
46.15
22
Kalimantan Selatan
2.23
33.62
9.83
1.35
16.20
1.69
64.92
14.43
0.89
19.56
0.19
35.07
23
Kalimantan Timur
5.26
43.11
3.44
2.07
13.13
8.84
75.85
8.25
1.25
13.59
1.07
24.16
24
Sulawesi Utara
1.20
23.59
4.21
14.42
39.94
0.72
84.08
12.10
3.21
0.17
0.44
15.92
25
Sulawesi Tengah
1.47
22.40
13.10
14.61
23.76
1.04
76.38
12.08
3.45
7.74
0.36
23.63
26
Sulawesi Selatan *
1.55
24.19
8.70
9.03
33.82
0.77
78.06
13.90
5.25
2.49
0.30
21.94
27
Sulawesi Tenggara
0.81
27.79
1.88
11.24
32.32
2.55
76.59
17.91
2.33
2.94
0.22
23.40
28
Gorontalo
0.82
15.94
1.43
2.59
53.38
74.16
17.96
2.03
5.26
0.59
25.84
29
Maluku
0.59
25.77
1.75
18.33
36.55
1.04
84.03
9.87
3.90
1.93
0.28
15.98
30
Maluku Utara
0.94
22.02
1.00
3.83
40.79
5.65
74.23
20.30
2.24
3.23
25.77
31
Papua *
4.58
16.77
2.62
10.87
8.69
14.41
57.94
8.67
19.81
12.99
0.60
42.07
4.06
17.99
13.73
8.56
35.63
2.70
82.67
9.75
3.96
3.21
0.45
17.37
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.12.a
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI, TAHUN 2005
Perkotaan
Sumber Air Minum Terlindung
No
Provinsi
Air Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata Air
Terlindung
Sumur
Terlindung
Air Hujan
(6)
(7)
(8)
Sumber
Air Minum
Jumlah
Sumur Tak
Terlindung
Air Sungai
(10)
(11)
(12)
Sumber
Lainnya
Air Minum
Terlindung
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(9)
Tak Terlindung
(13)
(14)
10.32
32.78
7.10
1.13
37.31
2.00
90.64
6.66
0.75
0.53
1.43
9.37
Sumatera Utara
3.35
43.40
10.42
2.33
33.38
0.06
92.94
5.12
0.96
0.52
0.46
7.06
Sumatera Barat
3.45
41.52
7.34
4.82
35.66
0.71
93.50
4.98
1.15
0.16
0.19
6.48
Riau
8.95
6.80
8.49
2.63
38.49
22.83
88.19
10.36
0.56
0.40
0.50
11.82
Jambi
3.46
33.10
2.50
0.90
32.19
15.00
87.15
11.20
0.47
1.18
12.85
Sumatera Selatan
4.49
46.52
1.44
0.22
35.43
0.66
88.76
6.03
0.08
4.84
0.29
11.24
Bengkulu
2.66
29.27
3.81
0.15
50.07
0.20
86.16
13.50
0.35
13.85
Lampung
5.31
19.87
9.26
2.13
50.98
0.04
87.59
11.01
1.07
0.06
0.27
12.41
6.62
7.00
12.33
0.16
55.35
1.45
82.91
16.43
0.04
0.31
0.34
17.12
10
Kepulauan Riau
5.41
47.57
0.89
1.92
31.17
1.80
88.76
6.28
0.96
0.30
3.70
11.24
11
DKI Jakarta
17.97
46.90
28.15
0.13
5.13
0.17
98.45
0.49
0.02
0.00
1.04
1.55
12
Jawa Barat
6.26
18.97
29.12
4.60
34.22
0.03
93.20
5.58
0.77
0.21
0.23
6.79
13
Jawa Tengah
3.42
26.64
14.03
3.15
46.84
0.03
94.11
4.88
0.54
0.09
0.38
5.89
14
DI Yogyakarta
11.37
7.70
14.16
0.12
59.69
93.04
6.72
0.17
0.03
0.04
6.96
15
Jawa Timur
9.13
31.17
19.06
3.28
32.85
0.29
95.78
2.87
0.77
0.26
0.32
4.22
16
Banten
12.99
21.83
42.49
1.82
17.71
0.09
96.93
2.06
0.06
0.72
0.23
3.07
17
Bali
19.96
44.62
5.67
4.47
21.40
0.06
96.18
1.62
1.16
0.92
0.13
3.83
18
3.85
25.87
7.86
8.64
39.90
86.12
9.37
2.68
0.03
1.79
13.87
19
2.32
57.40
0.57
1.33
26.10
0.07
87.79
5.76
2.79
1.71
1.95
12.21
20
Kalimantan Barat
7.65
19.25
0.31
1.12
8.78
56.51
93.62
3.33
0.44
2.57
0.03
6.37
21
Kalimantan Tengah
2.42
42.84
22.18
4.10
16.17
0.58
88.29
2.73
7.70
1.27
11.70
22
Kalimantan Selatan
4.16
66.89
2.11
1.33
15.67
0.07
90.23
4.92
0.11
4.53
0.14
9.70
23
Kalimantan Timur
8.90
67.81
3.39
1.01
5.52
4.90
91.53
2.19
0.44
4.81
1.04
8.48
24
Sulawesi Utara
1.85
33.11
8.62
3.19
41.82
88.59
8.52
1.83
0.16
0.91
11.42
25
Sulawesi Tengah
3.84
45.93
30.32
7.31
7.31
94.71
1.21
2.23
0.96
0.89
5.29
26
Sulawesi Selatan *
3.55
60.28
7.87
1.33
21.09
0.01
94.13
4.26
0.33
1.24
0.05
5.88
27
Sulawesi Tenggara
2.21
60.85
2.84
2.49
24.92
93.31
3.45
0.69
2.49
0.08
6.71
28
Gorontalo
1.27
35.13
3.33
0.24
45.09
85.06
11.04
3.80
0.10
14.94
29
Maluku
0.89
49.71
2.70
13.72
24.25
91.27
6.50
0.75
0.63
0.84
8.72
30
Maluku Utara
2.04
60.97
1.81
21.09
8.70
94.61
4.75
0.60
0.04
5.39
31
Papua *
13.60
45.12
5.06
5.83
12.69
14.36
96.66
1.72
0.55
0.05
1.03
3.35
7.78
31.2
19.19
2.96
31.28
1.38
93.79
4.50
0.64
0.61
0.45
6.20
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.12.b
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI, TAHUN 2005
Perdesaan
Sumber Air Minum Terlindung
No
Provinsi
Air Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata Air
Terlindung
Sumur
Terlindung
Air Hujan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah
Sumber
Air Minum
Sumur Tak
Terlindung
Air Sungai
Lainnya
(10)
(11)
(12)
(13)
Sumber
Air Minum
Terlindung
(1)
(2)
(9)
Tak Terlindung
(14)
1.10
5.63
2.15
3.55
43.72
2.34
58.49
30.74
3.57
6.00
1.20
41.51
Sumatera Utara
0.82
8.06
9.32
10.00
33.09
3.73
65.02
17.66
9.65
6.35
1.33
34.99
Sumatera Barat
0.58
12.55
2.29
12.77
37.92
2.14
68.25
15.80
10.28
5.28
0.39
31.75
Riau
1.87
2.22
0.56
1.34
30.79
33.84
70.62
23.80
1.16
3.84
0.57
29.37
Jambi
0.66
10.16
1.59
2.09
36.45
12.56
63.51
21.75
2.19
12.34
0.21
36.49
Sumatera Selatan
1.34
3.29
1.23
2.72
45.88
7.92
62.38
19.48
1.46
16.38
0.30
37.62
Bengkulu
1.17
8.50
0.81
5.37
29.55
0.38
45.78
45.23
5.67
3.13
0.20
54.23
Lampung
0.76
1.72
1.30
3.22
55.60
2.45
65.05
28.54
3.65
2.19
0.56
34.94
1.04
1.29
3.63
1.37
55.72
0.15
63.20
31.48
1.96
3.35
36.79
10
Kepulauan Riau
2.09
7.96
0.58
10.85
39.74
2.71
63.93
28.14
5.60
1.17
1.16
36.07
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
1.47
6.95
13
Jawa Tengah
0.98
14
DI Yogyakarta
0.98
15
Jawa Timur
1.74
16
Banten
17
Bali
18
9.23
1.31
0.35
22.18
6.47
1.27
0.22
17.54
5.21
0.31
13.30
5.20
0.42
0.77
15.18
16.57
5.28
4.44
0.04
26.33
2.75
5.38
3.41
0.32
11.86
80.49
17.08
1.02
1.18
0.23
19.51
58.99
9.11
23.62
7.79
0.49
41.01
33.15
50.62
9.67
4.16
35.38
0.15
49.36
6.57
39.79
9.13
0.74
50.30
0.04
60.21
16.50
2.58
50.93
19.68
1.32
27.86
0.21
49.07
3.23
21.50
13.19
58.59
14.92
2.14
23.25
1.09
41.40
22.01
38.68
1.21
81.05
14.51
4.14
0.18
0.12
18.95
16.42
27.84
1.30
71.82
14.78
3.75
9.42
0.22
28.17
9.04
12.20
39.07
1.08
71.44
17.87
7.28
3.01
0.40
28.56
1.60
13.71
34.42
3.27
71.88
22.00
2.79
3.07
0.26
28.12
39.33
6.75
9.40
18.42
45.76
1.16
82.47
9.58
10.66
4.42
8.45
50.60
11.60
86.71
7.78
6.70
14.10
16.96
44.81
0.52
84.83
8.79
1.50
4.03
17.89
9.33
38.64
2.30
73.69
1.48
35.36
2.04
22.62
18.28
8.37
88.15
1.60
8.38
6.86
18.47
45.18
19
0.48
12.50
0.43
25.33
16.82
3.43
20
Kalimantan Barat
0.96
5.43
1.10
3.30
6.68
21
Kalimantan Tengah
0.40
7.32
4.21
2.11
19.18
22
Kalimantan Selatan
1.17
15.27
14.05
1.36
23
Kalimantan Timur
1.24
15.94
3.49
24
Sulawesi Utara
0.76
17.16
1.23
25
Sulawesi Tengah
0.88
16.56
8.82
26
Sulawesi Selatan *
0.73
9.32
27
Sulawesi Tenggara
0.42
18.46
28
Gorontalo
0.64
8.59
0.70
3.49
56.55
69.97
20.61
2.81
5.83
0.78
30.03
29
Maluku
0.46
15.50
1.34
20.30
41.83
1.48
80.91
11.31
5.25
2.48
0.04
19.08
30
Maluku Utara
0.51
6.71
0.68
5.34
48.53
4.45
66.22
26.40
2.89
4.48
33.77
31
Papua *
1.03
5.63
1.66
12.86
7.11
14.43
42.72
11.40
27.37
18.07
0.44
57.28
1.21
7.89
9.55
12.77
38.96
3.70
74.08
13.77
6.50
5.21
0.44
25.92
Indonesia
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
77.82
11.29
12.84
0.36
16.87
Lampiran 2.13
PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN SUMBER AIR MINUM DARI POMPA/SUMUR/MATA AIR
MENURUT TIPE DAERAH, JARAK KE TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA TERDEKAT DAN PROVINSI
TAHUN 2005
Perkotaan
Tidak Tahu
Perdesaan
Tidak Tahu
No
Provinsi
(1)
(2)
45.20
32.37
22.44
100
26.27
34.47
39.26
Sumatera Utara
45.07
44.18
10.76
100
31.65
44.13
Sumatera Barat
50.53
35.57
13.90
100
25.66
46.46
Riau
55.48
38.72
5.80
100
43.17
Jambi
30.32
58.32
11.36
100
Sumatera Selatan
48.65
41.46
9.90
Bengkulu
52.94
41.72
5.34
Lampung
41.53
48.05
<= 10 m
> 10 m
(3)
(4)
Jumlah
<= 10 m
> 10 m
(6)
(7)
(8)
Perkotaan + Perdesaan
> 10 m
Tidak Tahu Jumlah
Jumlah
<= 10 m
(10)
(11)
(12)
(13)
100
29.11
34.16
36.74
100
24.22
100
36.16
44.15
19.69
100
27.88
100
31.22
44.03
24.75
100
40.78
16.05
100
47.53
40.05
12.42
100
29.55
51.84
18.61
100
29.72
53.24
17.04
100
100
24.67
54.43
20.90
100
30.10
51.49
18.41
100
100
30.40
42.36
27.24
100
35.59
42.21
22.20
100
10.42
100
27.19
61.31
11.50
100
29.83
58.87
11.30
100
(5)
(9)
(14)
37.07
48.92
14.01
100
25.43
44.10
30.47
100
30.11
46.04
23.85
100
10
Kepulauan Riau
44.22
37.92
17.85
100
27.52
37.77
34.71
100
38.38
37.87
23.75
100
11
DKI Jakarta
48.53
31.41
20.06
100
48.53
31.41
20.06
100
12
Jawa Barat
44.31
38.48
17.21
100
35.05
36.63
28.32
100
39.21
37.46
23.33
100
13
Jawa Tengah
31.63
51.07
17.30
100
21.09
53.53
25.39
100
24.75
52.67
22.57
100
14
DI Yogyakarta
34.99
54.64
10.37
100
22.47
72.17
5.36
100
30.40
61.07
8.53
100
15
Jawa Timur
34.89
48.75
16.36
100
19.24
56.29
24.47
100
24.19
53.91
21.91
100
16
Banten
51.28
31.44
17.28
100
25.80
33.93
40.27
100
37.77
32.76
29.47
100
17
Bali
30.66
56.09
13.25
100
19.53
54.18
26.29
100
24.24
54.99
20.78
100
18
29.44
35.58
34.98
100
20.80
36.98
42.22
100
23.42
36.56
40.03
100
19
31.13
56.88
11.99
100
10.99
47.09
41.92
100
12.65
47.90
39.44
100
20
Kalimantan Barat
36.17
47.63
16.20
100
18.65
52.14
29.21
100
21.46
51.42
27.12
100
21
Kalimantan Tengah
48.99
41.47
9.55
100
28.38
57.04
14.58
100
35.45
51.69
12.85
100
22
Kalimantan Selatan
42.85
46.39
10.75
100
27.36
51.73
20.91
100
30.48
50.65
18.87
100
23
Kalimantan Timur
32.56
42.83
24.61
100
27.02
51.49
21.49
100
28.31
49.47
22.22
100
24
Sulawesi Utara
43.98
43.91
12.11
100
41.31
38.01
20.68
100
42.24
40.07
17.69
100
25
Sulawesi Tengah
39.12
34.68
26.20
100
22.34
42.77
34.89
100
24.75
41.61
33.64
100
26
Sulawesi Selatan *
44.36
31.52
24.12
100
20.73
42.59
36.68
100
24.13
41.00
34.87
100
27
Sulawesi Tenggara
36.88
47.00
16.12
100
17.22
50.97
31.82
100
19.48
50.51
30.01
100
28
Gorontalo
43.93
29.32
26.75
100
31.63
35.38
33.00
100
34.25
34.08
31.66
100
29
Maluku
31.56
43.11
25.33
100
17.51
61.66
20.83
100
20.38
57.87
21.75
100
30
Maluku Utara
51.53
33.91
14.56
100
23.74
41.49
34.77
100
26.99
40.60
32.41
100
31
Papua *
40.18
43.18
16.64
100
10.72
40.64
48.64
100
14.96
41.00
44.03
100
40.57
42.92
16.52
100
25.31
47.96
26.73
100
30.72
46.17
23.11
100
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.14
Perdesaan
Perkotaan
Perkotaan + Perdesaan
No
Provinsi
(1)
(2)
68.00
14.24
8.77
8.98
100
39.85
Sumatera Utara
84.77
10.27
2.44
2.53
100
63.24
9.35
10.11
17.30
100
72.64
9.75
6.76
10.85
100
Sumatera Barat
74.67
15.45
4.21
5.67
100
38.49
16.91
17.00
27.60
100
49.22
16.47
13.21
21.10
100
Riau
84.51
10.96
2.28
2.25
100
76.88
8.47
3.49
11.16
100
79.50
9.33
3.08
8.10
100
Jambi
81.89
11.49
2.47
4.15
100
53.80
12.23
7.35
26.61
100
61.44
12.03
6.02
20.50
100
Sumatera Selatan
80.74
10.03
5.76
3.47
100
56.06
10.99
7.68
25.28
100
64.05
10.68
7.06
18.21
100
Bengkulu
80.98
14.35
1.77
2.90
100
50.94
8.61
5.99
34.46
100
59.24
10.19
4.82
25.75
100
Lampung
78.83
12.02
3.29
5.87
100
74.55
10.34
2.74
12.37
100
75.48
10.71
2.86
10.95
100
Sendiri
Bersama
Umum
Tidak Ada
Jumlah
Sendiri
Bersama
Umum
Tidak Ada
Jumlah
Sendiri
Bersama
Umum
Tidak Ada
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
13.23
17.19
29.73
100
45.98
13.45
15.36
Jumlah
(17)
25.21
100
73.88
12.12
2.94
11.06
100
47.68
5.82
4.18
42.32
100
58.91
8.52
3.65
28.92
100
10
Kepulauan Riau
81.11
16.02
1.82
1.04
100
69.53
7.49
4.36
18.62
100
78.71
14.26
2.35
4.69
100
11
DKI Jakarta
73.28
19.94
6.04
0.74
100
73.28
19.94
6.04
0.74
100
12
Jawa Barat
72.30
15.84
6.52
5.34
100
48.49
15.93
15.56
20.02
100
60.30
15.88
11.08
12.74
100
13
Jawa Tengah
67.04
13.90
4.32
14.74
100
54.70
11.28
5.89
28.12
100
59.73
12.35
5.25
22.67
100
14
DI Yogyakarta
59.10
30.64
3.31
6.95
100
80.60
12.01
0.86
6.53
100
67.27
23.56
2.38
6.79
100
15
Jawa Timur
66.50
15.65
3.51
14.34
100
49.22
12.78
3.22
34.79
100
56.36
13.97
3.34
26.33
100
16
Banten
74.78
15.79
2.95
6.48
100
34.29
8.63
9.59
47.49
100
56.46
12.55
5.95
25.03
100
17
Bali
64.43
28.00
1.20
6.37
100
49.57
15.45
0.89
34.10
100
57.32
22.00
1.05
19.63
100
18
45.58
14.73
4.58
35.11
100
28.33
10.46
6.08
55.13
100
34.54
11.99
5.54
47.92
100
19
73.20
21.39
2.16
3.25
100
61.11
8.01
2.74
28.14
100
63.00
10.10
2.65
24.24
100
20
Kalimantan Barat
87.25
7.18
1.52
4.05
100
46.27
6.96
4.09
42.68
100
56.67
7.02
3.44
32.88
100
21
Kalimantan Tengah
74.65
12.18
5.07
8.09
100
43.50
12.73
6.23
37.54
100
52.54
12.57
5.90
28.99
100
22
Kalimantan Selatan
73.11
15.31
7.78
3.81
100
49.81
12.95
8.63
28.60
100
58.09
13.79
8.33
19.79
100
23
Kalimantan Timur
81.40
10.40
3.69
4.51
100
67.84
8.46
7.80
15.91
100
74.94
9.48
5.64
9.94
100
24
Sulawesi Utara
75.67
19.32
1.25
3.75
100
61.95
13.92
3.63
20.50
100
67.49
16.10
2.67
13.74
100
25
Sulawesi Tengah
70.26
12.12
6.61
11.01
100
42.45
6.37
6.60
44.58
100
47.98
7.51
6.60
37.91
100
26
Sulawesi Selatan *
68.93
19.30
3.72
8.04
100
49.39
7.70
2.07
40.84
100
55.10
11.09
2.55
31.26
100
27
Sulawesi Tenggara
74.33
15.78
4.34
5.55
100
54.05
7.57
2.76
35.62
100
58.52
9.38
3.11
28.99
100
28
Gorontalo
49.85
21.24
11.77
17.14
100
21.27
12.36
9.25
57.12
100
29.18
14.82
9.95
46.05
100
29
Maluku
64.26
14.60
12.30
8.84
100
40.03
11.49
19.64
28.84
100
47.30
12.42
17.44
22.84
100
30
Maluku Utara
74.41
13.75
10.18
1.65
100
32.50
11.38
23.74
32.38
100
44.32
12.05
19.91
23.71
100
31
Papua *
73.89
19.84
5.44
0.83
100
32.61
14.94
5.59
46.86
100
44.26
16.32
5.55
33.88
100
71.41
15.86
4.57
8.16
100
51.78
11.88
7.41
28.93
100
60.28
13.60
6.18
19.93
100
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.15
Provinsi
(1)
(2)
Panas
Batuk
(3)
Pilek
(4)
(5)
Asma/ Napas
Sesak
Sakit Kepala
Berulang
Sakit Gigi
(6)
(7)
(8)
(9)
Keluhan Lainnya
(10)
% Penduduk yang
Mempunyai Keluhan
Kesehatan
(11)
51.93
54.08
51.19
7.80
12.28
25.06
13.18
23.26
43.72
Sumatera Utara
39.58
44.91
40.97
4.38
7.05
15.79
5.93
22.38
19.78
Sumatera Barat
36.82
42.55
42.75
6.84
7.28
21.50
8.99
27.52
28.40
Riau
39.30
51.02
50.85
6.41
7.86
21.68
12.70
15.70
25.05
Jambi
35.67
49.50
46.66
6.17
7.78
21.02
12.81
25.69
25.50
Sumatera Selatan
27.71
41.40
45.99
5.93
5.27
19.38
9.19
27.93
24.21
Bengkulu
36.20
48.49
50.80
5.15
6.23
21.55
9.55
24.49
30.32
Lampung
27.25
44.94
46.56
3.89
4.08
21.16
6.43
27.46
30.93
31.98
44.62
45.99
8.92
5.97
21.87
8.87
26.32
31.21
10
Kepulauan Riau
37.45
54.62
48.94
5.79
8.29
16.82
8.10
16.13
25.21
11
DKI Jakarta
31.87
53.25
51.36
3.54
7.60
19.90
5.37
18.93
25.29
12
Jawa Barat
31.17
41.92
42.70
6.23
5.60
14.59
5.88
31.64
24.36
13
Jawa Tengah
28.36
47.70
48.99
4.38
4.89
18.55
5.48
31.65
27.06
14
DI Yogyakarta
23.68
45.58
43.90
5.17
3.25
18.77
5.75
29.03
32.73
15
Jawa Timur
31.75
47.97
45.31
5.45
5.32
18.13
6.93
28.14
29.11
16
Banten
27.94
42.47
44.89
5.28
5.35
14.41
3.81
24.06
19.45
17
Bali
44.49
45.45
44.58
6.67
5.31
21.10
7.77
27.88
33.01
18
45.51
46.44
47.79
6.69
7.33
23.73
7.76
29.15
32.47
19
50.54
62.41
57.83
7.51
9.00
25.01
8.73
24.84
34.91
20
Kalimantan Barat
34.48
45.28
43.51
7.77
7.44
22.88
8.38
26.29
27.29
21
Kalimantan Tengah
38.25
48.19
48.99
6.35
7.65
22.11
11.12
16.69
23.41
22
Kalimantan Selatan
36.67
42.55
39.33
5.65
6.51
22.67
8.31
26.93
31.82
23
Kalimantan Timur
35.31
44.40
45.92
5.70
6.58
19.38
8.98
24.01
29.10
24
Sulawesi Utara
40.65
52.50
48.62
3.79
5.10
18.67
8.58
24.88
29.46
25
Sulawesi Tengah
45.13
48.39
41.70
6.64
7.70
24.67
11.99
24.50
32.16
26
Sulawesi Selatan *
35.93
36.65
34.17
6.63
5.72
19.43
7.15
25.95
24.65
27
Sulawesi Tenggara
35.81
36.25
31.81
5.61
4.17
18.20
8.85
27.45
25.97
28
Gorontalo
66.61
50.43
36.41
5.16
7.49
24.22
10.01
19.07
39.14
29
Maluku
38.98
48.66
41.33
7.03
6.88
16.98
15.10
21.98
24.15
30
Maluku Utara
47.00
48.65
33.54
5.77
7.61
16.96
8.90
21.61
28.88
31
Papua *
32.72
51.51
54.56
4.76
5.31
16.83
8.07
24.24
29.21
33.38
46.14
45.35
5.52
5.83
18.59
7.01
27.52
26.68
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.16
PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN DAN MENGOBATI SENDIRI SELAMA BULAN REFERENS
MENURUT TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
Perkotaan
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
(2)
Perdesaan
(3)
(4)
Perkotaan+ Perdesaan
Perkotaan
(5)
(6)
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(7)
(8)
42.43
36.88
35.71
32.48
40.98
27.01
33.68
35.65
37.09
32.92
37.20
39.86
37.72
35.79
37.29
29.08
48.21
40.92
44.38
35.94
23.21
30.52
39.98
32.36
39.25
29.88
27.88
42.46
32.92
30.87
36.80
41.89
25.78
35.16
17.77
25.89
26.29
26.60
25.97
28.29
32.73
36.39
37.39
41.53
34.54
30.74
44.89
37.03
44.38
26.05
24.64
23.11
26.92
35.41
32.05
22.81
24.42
31.08
20.36
29.49
23.18
42.00
30.33
35.30
22.53
29.28
26.56
28.53
28.25
31.39
32.88
37.20
38.07
37.53
38.04
35.69
29.75
46.51
38.52
44.38
28.75
24.23
26.11
33.54
34.43
33.54
24.95
25.04
34.61
24.37
29.82
25.72
68.11
65.69
67.21
71.65
68.34
69.95
63.99
68.51
74.58
69.53
70.78
70.77
70.77
67.06
69.83
61.67
61.37
74.23
61.56
74.12
74.01
79.41
64.87
70.56
80.28
69.90
67.62
74.39
77.82
74.23
63.29
69.16
68.14
67.45
68.71
75.50
70.85
68.86
76.70
77.59
70.94
74.59
67.61
59.41
71.50
68.91
64.44
68.03
54.68
73.21
76.94
75.96
69.80
66.44
74.29
68.64
69.76
79.45
77.53
77.34
43.42
68.93
67.14
67.39
69.66
73.89
70.51
67.53
74.77
76.53
69.81
70.78
72.75
68.94
64.06
70.80
64.59
62.94
70.40
55.71
73.46
76.10
77.35
67.30
67.76
75.53
69.02
69.37
77.88
77.62
76.59
47.12
Indonesia
36.94
32.60
34.43
69.66
70.04
69.88
Lampiran 2.17
Tempat/Cara Berobat
No
Provinsi
Rumah Sakit
Pemerintah
Total RS
Praktek Dokter
Puskesmas/ Pustu
Petugas Kesehatan
Praktek Batra
Dukun Bersalin
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
12.54
2.56
15.10
16.41
45.89
15.72
2.74
0.69
3.45
4.40
Lainnya
Sumatera Utara
8.74
10.83
19.57
25.50
22.27
23.34
4.14
0.80
Sumatera Barat
12.19
2.55
14.74
15.05
37.48
22.83
4.93
0.59
4.38
Riau
16.21
7.96
24.17
23.92
41.99
6.06
0.51
0.45
2.90
Jambi
10.94
2.47
13.41
21.51
45.85
11.97
2.09
1.83
3.34
Sumatera Selatan
9.91
4.05
13.96
22.74
43.71
12.43
1.20
2.01
3.94
Bengkulu
7.08
0.94
8.02
21.32
41.34
19.98
4.88
0.83
3.62
Lampung
5.31
3.47
8.78
21.39
37.38
27.43
1.96
0.96
2.10
7.16
8.47
15.63
21.66
42.32
13.81
2.70
0.88
3.01
10
Kepulauan Riau
16.36
7.53
23.89
19.84
40.51
8.59
0.52
0.58
6.07
11
DKI Jakarta
10.16
7.99
18.15
41.03
33.96
2.31
1.08
0.55
2.92
12
Jawa Barat
8.59
4.21
12.80
30.76
32.81
18.15
1.44
0.95
3.10
13
Jawa Tengah
5.74
3.05
8.79
28.70
31.92
25.58
1.84
0.59
2.58
14
DI Yogyakarta
7.34
7.58
14.92
33.33
33.57
14.49
1.65
0.17
1.88
15
Jawa Timur
6.32
3.43
9.75
26.03
27.97
30.53
2.10
0.48
3.15
16
Banten
8.25
7.78
16.03
35.52
28.36
16.34
1.03
0.23
2.50
17
Bali
7.54
3.25
10.79
37.67
27.51
18.01
2.64
0.50
2.88
18
4.76
0.98
5.74
25.86
45.68
17.63
0.99
0.84
3.26
19
8.63
2.12
10.75
9.21
66.60
7.86
0.51
0.38
4.69
20
Kalimantan Barat
8.74
2.76
11.50
19.62
40.98
19.25
2.74
1.04
4.87
21
Kalimantan Tengah
6.67
1.06
7.73
17.15
52.70
19.43
0.95
0.51
1.54
22
Kalimantan Selatan
6.00
1.22
7.22
21.27
40.83
22.02
2.78
1.07
4.82
23
Kalimantan Timur
9.82
5.98
15.80
28.89
43.30
7.51
1.07
0.61
2.81
24
Sulawesi Utara
7.88
6.00
13.88
31.70
31.94
19.29
0.63
0.58
1.97
25
Sulawesi Tengah
9.92
0.99
10.91
18.96
48.93
15.24
2.01
0.74
3.21
26
Sulawesi Selatan *
14.58
3.24
17.82
17.62
48.12
11.23
1.60
0.65
2.97
27
Sulawesi Tenggara
15.58
2.54
18.12
12.65
52.69
9.07
1.60
1.69
4.18
28
Gorontalo
5.86
0.85
6.71
30.13
43.51
14.30
2.01
1.16
2.17
29
Maluku
13.11
3.36
16.47
12.61
56.83
10.10
0.18
0.62
3.18
30
Maluku Utara
11.22
2.75
13.97
15.57
46.39
16.04
1.34
0.48
6.20
31
Papua *
17.88
8.45
26.33
12.17
52.42
3.11
0.81
0.50
4.66
8.04
4.12
12.16
26.59
35.16
20.34
1.86
0.71
3.19
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.18
Tipe Daerah
No
Provinsi
(1)
(2)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Modern
Tradisional
Lainnya
Modern
Tradisional
Lainnya
Modern
Tradisional
Lainnya
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
81.99
32.81
14.06
74.06
48.65
15.99
75.72
45.34
15.59
Sumatera Utara
84.42
27.07
11.03
72.28
46.68
13.97
77.15
38.82
12.79
Sumatera Barat
80.87
35.71
10.88
73.25
51.07
12.40
75.12
47.30
12.03
Riau
83.58
29.09
17.71
67.00
49.22
17.14
72.52
42.53
17.33
Jambi
82.04
32.37
7.62
80.45
40.84
10.04
80.78
39.07
9.53
Sumatera Selatan
82.42
25.53
13.84
75.06
44.76
14.54
77.80
37.61
14.28
Bengkulu
86.34
33.49
8.48
74.11
45.44
11.46
77.27
42.34
10.68
Lampung
85.02
25.64
13.09
80.88
32.41
9.54
81.78
30.95
10.31
89.25
17.27
6.02
88.50
34.78
12.14
88.75
28.76
10.04
10
Kepulauan Riau
84.57
32.45
8.93
10.20
11
DKI Jakarta
81.32
32.12
8.47
12
Jawa Barat
86.41
25.68
10.42
82.76
34.07
13
Jawa Tengah
89.03
32.79
7.19
87.61
14
DI Yogyakarta
86.04
23.66
4.37
81.28
15
Jawa Timur
83.86
37.26
9.78
16
Banten
88.72
17.69
17
Bali
82.32
44.55
18
80.72
19
87.21
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
82.69
37.21
81.32
32.12
8.47
10.18
84.48
30.12
10.29
30.65
9.54
88.23
31.58
8.52
27.30
8.66
84.30
24.99
5.93
82.13
43.58
12.83
82.84
40.98
11.58
6.38
85.60
31.71
11.91
87.38
23.74
8.76
9.79
74.04
58.48
11.97
77.99
51.84
10.93
30.87
12.28
77.53
45.10
9.76
78.82
39.36
10.78
20.33
6.79
69.56
51.87
17.13
72.48
46.65
15.42
80.35
26.25
15.98
76.28
42.29
16.61
77.40
37.88
16.44
91.30
36.86
15.86
80.83
34.57
9.74
83.76
35.21
11.45
Kalimantan Selatan
91.73
18.91
7.45
87.21
28.38
14.48
89.09
24.44
11.56
23
Kalimantan Timur
89.26
19.23
6.05
87.30
29.07
10.16
88.26
24.26
8.15
24
Sulawesi Utara
83.67
19.60
12.68
85.29
24.85
10.84
84.75
23.10
11.45
25
Sulawesi Tengah
93.67
29.93
6.79
82.11
41.71
13.16
84.66
39.11
11.75
26
Sulawesi Selatan *
87.69
30.47
7.25
76.29
47.37
9.15
79.79
42.17
8.56
27
Sulawesi Tenggara
84.07
22.81
6.87
76.25
42.68
10.44
77.62
39.19
9.82
28
Gorontalo
86.85
25.99
6.71
78.64
40.77
13.41
81.07
36.40
11.43
29
Maluku
86.25
30.00
6.59
73.72
48.92
7.10
77.73
42.86
6.93
30
Maluku Utara
89.79
31.14
3.79
72.09
50.31
11.47
76.24
45.81
9.67
31
Papua *
90.90
19.89
4.19
45.02
68.12
12.93
56.49
56.06
10.75
85.58
29.90
9.32
80.38
39.60
11.66
82.56
35.52
10.67
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
75.08
-
56.39
-
15.31
-
Lampiran 2.19
Provinsi
(1)
(2)
6-11
12-17
18-23
>24
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
0.62
6.24
9.33
24.05
21.21
29.98
100
Sumatera Utara
0.43
8.70
16.60
34.09
18.60
21.59
100
Sumatera Barat
0.21
4.29
7.04
21.78
25.30
41.39
100
Riau
0.08
5.86
8.24
16.22
20.58
49.02
100
Jambi
0.44
5.20
5.21
23.34
24.20
41.61
100
Sumatera Selatan
4.35
6.88
23.68
22.24
42.85
100
Bengkulu
2.70
4.19
21.54
29.53
42.04
100
Lampung
0.25
6.23
8.61
21.72
24.95
38.23
100
0.56
10.48
12.58
24.67
14.48
37.24
100
10
Kepulauan Riau
0.21
12.50
17.33
35.16
11.40
23.39
100
11
DKI Jakarta
0.59
12.08
13.28
27.86
13.55
32.64
100
12
Jawa Barat
0.51
5.61
5.09
15.57
23.44
49.78
100
13
Jawa Tengah
0.10
4.33
5.08
15.88
22.25
52.37
100
14
DI Yogyakarta
0.15
5.01
4.07
11.73
21.16
57.87
100
15
Jawa Timur
0.61
6.51
7.68
18.69
22.40
44.12
100
16
Banten
0.06
6.36
5.70
21.57
24.59
41.72
100
17
Bali
0.21
5.25
5.94
22.79
30.22
35.59
100
18
0.31
1.86
4.36
21.21
23.14
49.11
100
19
0.07
2.31
8.73
38.74
20.06
30.09
100
20
Kalimantan Barat
0.78
9.34
6.49
22.47
14.63
46.28
100
21
Kalimantan Tengah
0.15
3.93
4.67
21.94
19.71
49.60
100
22
Kalimantan Selatan
0.45
6.40
5.04
21.80
16.29
50.01
100
23
Kalimantan Timur
0.59
7.96
9.42
19.93
15.09
47.00
100
24
Sulawesi Utara
0.15
5.51
14.11
34.74
16.14
29.34
100
25
Sulawesi Tengah
0.12
4.95
9.59
28.74
13.52
43.09
100
26
Sulawesi Selatan *
0.22
4.51
12.39
32.04
18.78
32.06
100
27
Sulawesi Tenggara
0.13
3.50
9.77
29.82
20.05
36.72
100
28
Gorontalo
0.32
8.81
10.68
23.87
13.33
42.99
100
29
Maluku
6.91
24.30
45.55
9.12
14.12
100
30
Maluku Utara
4.95
11.69
40.95
18.15
24.26
100
31
Papua *
0.41
6.24
10.80
29.00
15.32
38.23
100
0.34
5.91
7.87
21.86
21.21
42.80
100
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005
Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat
** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami
Lampiran 2.19.a
Provinsi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
18-23
(7)
>24
Jumlah
(8)
(9)
0.19
7.77
7.06
23.22
24.37
37.39
100
Sumatera Utara
0.20
12.33
16.41
32.70
16.63
21.74
100
Sumatera Barat
0.21
4.32
5.86
20.75
24.90
43.96
100
Riau
6.41
9.95
12.21
18.05
53.38
100
Jambi
0.33
9.51
5.97
25.83
21.70
36.65
100
Sumatera Selatan
3.98
9.92
27.56
16.59
41.94
100
Bengkulu
2.84
5.42
16.68
26.69
48.37
100
Lampung
0.60
13.67
4.92
21.58
22.01
37.22
100
1.17
14.30
13.49
22.23
10.46
38.35
100
10
Kepulauan Riau
0.26
11.44
17.84
37.86
11.82
20.78
100
11
DKI Jakarta
0.59
12.08
13.28
27.86
13.55
32.64
100
12
Jawa Barat
0.69
7.31
5.92
16.54
22.78
46.75
100
13
Jawa Tengah
0.03
5.44
6.82
17.64
21.22
48.84
100
14
DI Yogyakarta
0.25
6.45
4.52
15.45
19.77
53.55
100
15
Jawa Timur
0.48
9.28
10.65
19.07
19.90
40.63
100
16
Banten
10.68
7.56
23.65
16.36
41.74
100
17
Bali
0.38
8.15
6.51
21.64
29.16
34.16
100
18
0.37
3.59
5.36
14.78
23.65
52.25
100
19
1.86
10.16
33.83
17.74
36.41
100
20
Kalimantan Barat
0.81
16.18
7.68
22.32
14.54
38.48
100
21
Kalimantan Tengah
6.80
7.42
22.88
12.57
50.34
100
22
Kalimantan Selatan
0.73
7.97
5.32
23.85
11.55
50.59
100
23
Kalimantan Timur
0.32
10.88
8.90
19.08
17.10
43.71
100
24
Sulawesi Utara
0.41
7.51
13.97
32.90
15.88
29.32
100
25
Sulawesi Tengah
10.73
13.03
26.58
11.08
38.58
100
26
Sulawesi Selatan *
7.72
14.42
30.19
15.93
31.74
100
27
Sulawesi Tenggara
0.13
6.26
9.31
29.98
15.21
39.12
100
28
Gorontalo
13.42
15.06
23.54
14.29
33.70
100
29
Maluku
8.00
22.28
50.70
10.11
8.91
100
30
Maluku Utara
5.78
11.11
38.38
16.16
28.56
100
31
Papua *
5.27
11.94
39.38
19.03
24.38
100
0.37
8.41
9.06
21.69
19.29
41.18
100
Indonesia
Lampiran 2.19.b
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
6-11
12-17
18-23
>24
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
0.74
0.59
0.21
0.13
0.49
0.14
0.19
0.31
0.14
0.70
0.13
0.28
0.08
0.77
0.21
0.28
0.88
0.15
0.31
0.14
0.43
0.56
5.84
6.15
4.28
5.54
3.34
4.54
2.63
3.89
8.22
17.58
3.82
3.54
2.70
4.42
1.60
1.68
0.91
2.38
7.10
2.74
5.38
4.92
4.30
3.51
3.17
2.85
7.26
6.58
4.71
6.62
9.92
16.73
7.53
7.25
4.88
5.34
3.61
9.77
12.04
14.88
4.23
3.84
3.36
5.44
3.64
5.24
3.80
8.49
6.10
3.53
4.86
9.97
14.20
8.74
11.55
9.87
9.21
24.91
11.86
10.36
24.27
35.06
22.21
18.54
22.27
21.73
23.84
21.76
26.11
22.18
14.55
14.63
5.79
18.41
19.26
24.21
24.78
39.58
22.52
21.55
20.47
20.81
35.85
29.28
32.81
29.79
23.98
43.97
41.66
24.98
31.21
19.98
25.47
22.03
25.28
25.10
30.88
25.88
16.85
9.40
24.13
22.98
23.38
24.28
33.67
31.51
22.86
20.45
14.66
22.67
19.36
12.99
16.30
14.12
19.97
21.20
13.01
8.82
18.71
13.88
28.02
21.48
40.31
46.50
43.75
43.30
39.04
38.55
36.58
35.95
52.96
54.87
64.77
46.75
41.71
37.35
47.37
29.02
48.85
49.30
49.64
50.43
29.35
44.21
32.19
36.16
46.11
15.72
23.06
43.59
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
0.32
4.05
6.98
21.98
22.65
44.02
100
Lampiran 3.1
ANGKA KEMATIAN BAYI, ANGKA KEMATIAN BALITA, ANGKA HARAPAN HIDUP, DAN ANGKA FERTILITAS TOTAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2003
No
Provinsi
Angka Kematian
Bayi (IMR)
(2002-2003)
Angka Kematian
Balita
(2002-2003)
Angka Harapan
Hidup (eo)
(2002)
Angka Fertilitas
Total (TFR)
(2003)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Sumber: BPS (2003), Indonesia Demographic and Health (IDHS), 2002 - 2003
Keterangan: (-) tidak ada data
42
48
43
41
30
53
55
43
35
44
36
20
43
38
14
74
59
47
40
45
42
25
52
47
67
77
35
57
59
60
51
49
68
64
47
41
50
44
23
52
56
19
103
73
63
47
57
50
33
71
72
92
97
46
67.70
67.30
66.10
68.10
66.90
65.70
65.40
66.10
65.60
72.30
64.50
68.90
72.40
66.00
62.40
70.00
59.30
63.80
64.40
69.40
61.30
69.40
70.90
63.30
68.60
65.10
64.20
65.50
63.00
65.20
66.20
3.0
3.2
3.2
2.7
2.3
3.0
2.7
2.4
2.2
2.8
2.1
1.9
2.1
2.6
2.1
2.4
4.1
2.9
3.2
3.0
2.8
2.6
3.2
2.6
3.6
2.8
2.6
Lampiran 3.1.a
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
MENURUT PROVINSI TAHUN 1999, 2002, 2005
No
Provinsi
1999
2002
(1)
(2)
(3)
(4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
65.3
66.6
65.8
67.3
65.4
63.9
64.8
63.0
t.a.d
t.a.d
72.5
64.6
64.6
68.7
61.8
t.a.d
65.7
54.2
60.4
60.6
66.7
62.2
67.8
67.1
62.8
63.6
62.9
t.a.d
t.a.d
67.2
t.a.d
58.8
t.a.d
64.3
2005
(5)
66.0
68.8
67.5
69.1
67.1
66.0
66.2
65.8
65.4
t.a.d
75.6
65.8
66.3
70.8
64.1
66.6
67.5
57.8
60.3
62.9
69.1
64.3
69.9
71.3
64.4
65.3
64.1
64.1
t.a.d
66.5
65.8
60.1
t.a.d
65.8
69.0
72.0
71.2
73.6
71.0
70.2
71.1
68.8
70.7
72.2
76.1
69.9
69.8
73.5
68.4
68.8
69.8
62.4
63.6
66.2
73.2
67.4
72.9
74.2
68.5
68.1
67.5
67.5
65.7
69.2
67.0
62.1
64.8
69.6
Lampiran 3.2
PERSENTASE 10 PENYAKIT UTAMA PADA PASIEN RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005
No
DTD
(1)
(2)
(3)
(4)
165,0 -179,9
15.1
180 - 197
10.15
001 - 057,9
10.14
143 - 164,9
8.23
130 - 139,10
4.63
101 - 111
4.55
198 - 199
4.30
200,0 - 210
4.03
211 - 233
3.32
10
140 - 142,9
2.33
Lampiran 3.2.a
DISTRIBUSI PASIEN RAWAT JALAN MENURUT BAB ICD-X
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005
No
Bab
(1)
(2)
1
2
3
I
II
III
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
17
XVII
18
XVIII
19
XIX
20
XX
21
XXI
DTD
ICD-X
(3)
(4)
(5)
Pasien Baru
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
(6)
(7)
455,041
41,871
8,788
401,100
93,025
11,001
856,141
134,896
19,789
1,598,080
301,400
43,245
1.87
2.23
2.19
101 - 111
112-119.9
120-129
130 - 139,10
140 - 142,9
143-164.9
165.0-179.9
180-197
198 - 199
200,0 - 210
211 - 233
234-244
245-253.9
90,935
38,113
62,184
234,947
118,722
220,270
709,190
432,789
153,056
120,270
127,457
7,015
106,162
30,965
69,360
271,914
113,137
209,392
677,571
500,277
200,113
148,038
183,956
83,523
6,251
197,097
69,078
131,544
506,861
231,859
429,662
1,386,761
933,066
353,169
268,308
311,413
83,523
13,266
717,384
166,252
335,242
728,730
366,701
1,296,764
2,380,180
1,598,977
676,633
634,654
523,713
112,868
15,851
3.64
2.41
2.55
1.44
1.58
3.02
1.72
1.71
1.92
2.37
1.68
1.35
1.19
10,575
10,013
20,588
35,984
1.75
337,554
302,119
639,673
1,028,253
1.61
E 00-E 90
F 00-F 99
G 00-G 99
H 00-H 59
H 60-H 95
I 00-I 99
J 00-J 99
K 00-K 93
L 00-L 99
M 00-M 99
N 00-N 99
O 00-O 99
P 00-P 96
(8)
Jumlah
Admission
Kunjungan
Rate
(9)
(10)
327,816
185,884
513,700
741,677
1.44
164,974
106,585
271,559
309,668
1.14
398,300
674,747
1,073,047
2,141,432
2.00
4,059,867
4,385,133
8,445,000
15,753,688
1.67
Lampiran 3.3
PERSENTASE 10 PENYAKIT UTAMA PADA PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005
No
DTD
(1)
(2)
(3)
(4)
001 - 057.9
21.25
180 - 197
8.44
143 - 164.9
7.39
165.0 - 179.9
7.38
211 - 233
4.57
058,0 - 096,9
Neoplasma
3.53
245 - 253,9
3.09
101 - 111
2.91
120 - 129
1.15
10
097 - 100
1.06
Lampiran 3.3.a
DISTRIBUSI PASIEN RAWAT INAP MENURUT BAB ICD-X
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005
No
Bab
(1)
(2)
1
2
3
I
II
III
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
17
XVII
18
XVIII
19
XIX
20
XX
21
XXI
DTD
ICD-X
(3)
(4)
(5)
Pasien Baru
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
CFR (%)
(6)
(7)
(9)
(10)
293,213
31,825
12,437
251,053
58,516
14,634
544,266
90,341
27,071
12,624
4,822
225
2.32
5.34
0.83
101 - 111
112-119.9
120-129
130 - 139,10
140 - 142,9
143-164.9
165.0-179.9
180-197
198 - 199
200,0 - 210
211 - 233
234-244
245-253.9
32,558
12,976
15,558
12,312
2,055
101,251
103,259
113,297
7,979
11,722
59,573
38,939
42,013
11,363
13,943
10,136
2,013
87,981
85,708
102,826
7,214
11,170
57,379
319,300
40,225
74,571
24,339
29,501
22,448
4,068
189,232
188,967
216,123
15,193
22,892
116,952
319,300
79,164
4,511
164
3,089
14
21
19,944
6,075
5,787
201
235
4,390
857
9,873
6.05
0.67
10.47
0.06
0.52
10.54
3.21
2.68
1.32
1.03
3.75
0.27
12.47
6,270
5,120
11,390
599
5.26
72,129
64,086
136,215
3,264
2.40
127,429
66,284
193,713
5,331
2.75
53,120
26,937
80,057
2,745
3.43
82,338
92,965
175,303
796
0.45
1,190,240
1,370,866
2,561,106
85,567
3.34
E 00-E 90
F 00-F 99
G 00-G 99
H 00-H 59
H 60-H 95
I 00-I 99
J 00-J 99
K 00-K 93
L 00-L 99
M 00-M 99
N 00-N 99
O 00-O 99
P 00-P 96
(8)
Pasien Mati
Lampiran 3.4
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MALARIA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
Jumlah Penderita
API/AMI
(1)
(2)
(3)
(4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
3,312
11
145
1,707
4,305
2,246
3,025
5,378
6,140
1,124
1,966
175
1,822
21
76
10,535
70,390
4,559
2,304
62
2,613
5,919
601
346
817
10,824
4,140
38,449
183,012
7.11
7.24
0.71
3.96
13.55
5.95
0.00
5.70
11.18
0.96
0.06
0.06
0.47
0.00
0.02
20.51
100.49
0.00
11.90
2.14
1.12
11.53
23.05
0.52
6.92
11.85
66.16
67.24
208.82
-
Lampiran 3.5
ANNUAL PARASITE INCIDENCE (API) MALARIA
DI JAWA-BALI TAHUN 1997 - 2005
Annual Parasite Incidence (API) per 1.000 Penduduk
No
Provinsi
(1)
(2)
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
DKI Jakarta
0.00
0.00
0.00
0.07
0.01
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
Jawa Barat
0.04
0.07
0.04
0.03
0.02
t.a.d
t.a.d
0.16
0.96
Jawa Tengah
0.32
0.65
1.06
1.74
1.46
t.a.d
t.a.d
0.51
0.06
DI Yogyakarta
0.52
3.54
6.76
11.73
10.43
t.a.d
t.a.d
0.97
0.06
Jawa Timur
0.04
0.03
0.05
0.17
0.12
t.a.d
t.a.d
0.08
0.47
Banten
t.a.d
t.a.d
t.a.d
0.00
Bali
0.03
0.03
0.04
0.04
0.08
t.a.d
t.a.d
0.03
0.02
0.12
0.30
0.52
0.81
0.62
0.47
0,22
0.15
0.10
Jawa-Bali
Ket :
Lampiran 3.6
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah
Penduduk*
Perkiraan
Kasus Menular
(2)
(3)
(4)
4,031,589
12,318,752
4,603,957
4,614,930
2,657,536
6,755,536
1,597,362
7,117,460
1,061,160
1,274,296
8,863,315
39,211,509
32,908,850
3,281,800
36,695,036
9,308,944
3,431,368
4,143,292
4,235,692
4,097,149
1,902,967
3,239,500
2,808,307
2,182,978
2,284,659
8,491,544
1,959,414
909,083
Cakupan Penemuan
Semua
Kasus
(5)
6,571
20,169
7,245
8,957
4,209
10,920
2,604
11,174
1,640
t.a.d
BTA Pos
(6)
4,213
15,517
4,686
5,295
2,516
7,506
1,700
6,270
1,158
t.a.d
(7)
3,156
13,401
3,443
3,175
1,980
4,821
1,271
3,985
851
48.03
66.44
47.52
35.45
47.04
44.15
48.81
35.66
51.89
t.a.d
8,966
41,198
34,259
2,196
39,371
9,646
2,065
8,650
8,768
9,081
3,864
6,769
5,776
4,489
4,720
17,262
4,055
1,867
17,758
48,765
41,628
2,246
34,650
10,259
2,425
5,348
3,947
4,954
2,078
4,675
2,393
4,624
2,864
10,293
2,843
1,546
7,308
28,541
17,523
1,241
21,600
6,240
1,282
3,563
2,320
3,837
1,716
2,991
1,648
3,705
2,195
9,089
2,301
1,342
81.51
69.28
51.15
56.51
54.86
64.69
62.08
41.19
26.46
42.25
44.41
44.19
28.53
82.54
46.50
52.65
56.74
71.88
1,260,150
887,132
1,830,067
2,946
1,881
5,063
1,962
861
4,989
1,082
567
2,474
36.73
30.14
48.86
219,965,334
296,381
259,969
158,648
53.53
Lampiran 3.7
Laki-laki
Provinsi
Jumlah
(1)
(2)
Perempuan
%
(3)
Jumlah
(4)
Laki-laki+ Perempuan
(5)
(6)
(7)
2,048
64.89
1,108
35.11
3,156
Sumatera Utara
8,832
65.91
4,569
34.09
13,401
Sumatera Barat
2,215
64.33
1,228
35.67
3,443
Riau
2,077
65.42
1,098
34.58
3,175
Jambi
1,190
60.10
790
39.90
1,980
Sumatera Selatan
3,006
62.35
1,815
37.65
4,821
Bengkulu
779
61.29
492
38.71
1,271
Lampung
2,352
59.02
1,633
40.98
3,985
529
62.16
322
37.84
851
10
Kep.Riau
11
DKI Jakarta
4,357
59.62
2,951
40.38
7,308
15,999
56.06
12,542
43.94
28,541
9,667
55.17
7,856
44.83
17,523
732
58.98
509
41.02
1,241
11,898
55.10
9,694
44.90
21,592
3,710
59.46
2,530
40.54
6,240
732
57.10
550
42.90
1,282
t.a.d
t.a.d
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
2,084
58.49
1,479
41.51
3,563
19
1,301
56.08
1,019
43.92
2,320
20
Kalimantan Barat
2,459
64.09
1,378
35.91
3,837
21
Kalimantan Tengah
1,075
62.65
641
37.35
1,716
22
Kalimantan Selatan
1,810
60.51
1,181
39.49
2,991
23
Kalimantan Timur
1,050
63.71
598
36.29
1,648
24
Sulawesi Utara
2,248
60.67
1,457
39.33
3,705
25
Sulawesi Tengah
1,294
58.95
901
41.05
2,195
26
Sulawesi Selatan
5,251
57.77
3,838
42.23
9,089
27
Sulawesi Tenggara
1,351
58.71
950
41.29
2,301
28
Gorontalo
758
56.48
584
43.52
1,342
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
494
45.66
1,082
31
Maluku Utara
32
Papua
33
t.a.d
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI
t.a.d
588
54.34
306
53.97
261
46.03
567
1,416
57.24
1,058
42.76
2,474
93,114
58.70
65,526
41.30
158,640
t.a.d
t.a.d
Lampiran 3.8
No
0 - 14
Provinsi
(1)
(2)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
15 - 24
K e l o m p o k U m u r ( t a h u n)
35 - 44
45 - 54
25 - 34
55 - 64
>= 65
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
252
190
399
253
420
231
458
202
358
172
156
51
2,048
1,108
3,156
31
42
1,169
870
1,800
1,053
1,923
948
2,028
868
1,316
544
565
244
8,832
4,569
13,401
359
265
492
277
391
250
442
228
292
118
232
82
2,215
1,228
3,443
35
34
263
246
533
276
421
212
409
172
278
99
138
59
2,077
1,098
3,175
Jambi
16
156
129
218
205
236
171
268
144
206
91
90
41
1,190
790
1,980
Sumatera Selatan
33
29
503
347
627
450
606
384
593
283
423
230
221
92
3,006
1,815
4,821
Bengkulu
12
97
86
174
119
160
100
139
80
134
59
63
40
779
492
1,271
Lampung
39
45
312
262
553
445
473
327
423
283
360
193
192
78
2,352
1,633
3,985
20
529
322
851
108
4,357
2,951
7,308
10
Kep.Riau
11
DKI Jakarta
122
110
1,005
823
1,236
787
12
Jawa Barat
137
134
3,455
3,255
4,114
3,470
3,014
2,356
2,572
13
Jawa Tengah
87
122
1,542
1,709
2,094
1,986
1,842
1,540
1,768
14
DI Yogyakarta
141
109
141
132
110
80
119
15
Jawa Timur
103
139
1,719
1,895
2,302
2,254
2,284
2,058
24
36
788
638
980
695
748
115
100
164
150
135
15
23
276
250
414
317
431
288
16
Banten
17
Bali
18
6
t.a.d
2
t.a.d
63
t.a.d
59
t.a.d
141
t.a.d
85
t.a.d
109
t.a.d
841
54
t.a.d
529
90
t.a.d
620
61
t.a.d
374
77
t.a.d
41
t.a.d
43
t.a.d
t.a.d
361
220
172
1,808
1,803
1,076
904
443
15,999
12,542
28,541
1,249
1,514
909
820
341
9,667
7,856
17,523
74
115
68
103
40
732
509
1,241
2,625
1,770
2,064
1,247
801
331
11,898
9,694
21,592
517
640
371
385
213
145
60
3,710
2,530
6,240
100
122
79
101
58
94
59
732
550
1,282
422
317
389
227
137
57
2,084
1,479
3,563
19
18
17
251
204
275
270
212
150
228
184
217
143
100
51
1,301
1,019
2,320
20
Kalimantan Barat
16
19
299
248
496
303
512
293
556
256
402
192
178
67
2,459
1,378
3,837
21
Kalimantan Tengah
101
109
251
145
255
156
257
118
140
74
64
32
1,075
641
1,716
22
Kalimantan Selatan
19
29
215
169
372
267
394
261
398
252
309
162
103
41
1,810
1,181
2,991
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
133
127
201
156
234
118
259
103
153
69
61
20
1,050
598
1,648
11
10
294
271
482
338
475
295
430
236
329
209
227
98
2,248
1,457
3,705
25
Sulawesi Tengah
13
138
150
275
223
286
206
270
174
203
105
117
30
1,294
901
2,195
26
Sulawesi Selatan
23
20
674
588
1,083
853
1,039
744
1,005
752
1,027
697
400
184
5,251
3,838
9,089
27
Sulawesi Tenggara
11
189
170
304
233
289
192
246
153
215
147
101
44
1,351
950
2,301
28
Gorontalo
107
102
181
150
160
132
180
126
88
55
37
17
758
584
1,342
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
588
494
1,082
31
Maluku Utara
32
Papua
33
t.a.d
t.a.d
17
t.a.d
9
87
t.a.d
95
t.a.d
136
t.a.d
122
t.a.d
113
t.a.d
100
t.a.d
84
t.a.d
88
t.a.d
79
t.a.d
44
t.a.d
72
t.a.d
36
61
62
71
60
42
49
51
36
59
38
16
306
261
567
27
37
451
388
397
319
246
181
145
86
112
39
38
1,416
1,058
2,474
2,783
93,114
65,526
158,640
t.a.d
846
t.a.d
946
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
15,215
13,916
20,906
16,393
18,401
13,022
17,847
10,927
13,509
t.a.d
7,539
t.a.d
6,390
t.a.d
Lampiran 3.9
JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS, MENINGGAL, DAN ANGKA KUMULATIF KASUS per 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI s.d 31 DESEMBER 2005
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah
Kasus
(2)
(3)
Case
Rate
Meninggal
(4)
(5)
3
125
19
104
30
59
23
67
34
146
1,927
341
99
19
724
42
226
43
29
107
1
6
7
94
2
143
2
66
1
781
51
2
37
13
39
10
15
6
19
3
81
338
49
52
8
225
11
47
11
4
27
1
4
5
32
1
62
1
36
1
192
0
0.17
1.09
0.45
5.26
1.25
0.86
1.47
1.01
3.78
5.26
23.15
0.96
0.32
0.61
2.08
0.52
7.19
1.12
0.76
2.87
0.06
0.20
0.29
4.76
0.10
1.83
0.24
5.75
0.15
49.06
49.06
5,321
1332
2.65
Lampiran 3.10
JUMLAH DAN PERSENTASE KASUS AIDS YANG MENGGUNAKAN NAPZA SUNTIKAN (IDU)
MENURUT PROVINSI s.d 31 DESEMBER 2005
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah
Kasus Kumulatif
(2)
(3)
(5)
3
125
19
104
30
59
23
67
34
146
1,927
341
99
19
724
42
226
43
29
107
1
6
7
94
2
143
2
66
1
781
51
64
14
14
16
39
15
57
12
18
1,331
253
26
8
397
38
85
21
4
26
1
4
3
21
1
91
1
32
9
-
0.00
51.20
73.68
13.46
53.33
66.10
65.22
85.07
35.29
12.33
69.07
74.19
26.26
42.11
54.83
90.48
37.61
48.84
13.79
24.30
100.00
66.67
42.86
22.34
50.00
63.64
50.00
48.48
0.00
1.15
0.00
5,321
2,601
48.88
Lampiran 3.11
JUMLAH KASUS BARU AIDS DITEMUKAN PER TRIWULAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan IV
(3)
(4)
(5)
(6)
0
13
4
1
4
0
2
3
5
7
330
10
2
0
20
0
10
2
5
10
0
0
2
0
0
0
0
3
0
7
2
23
1
1
1
0
1
15
3
6
10
57
6
0
15
0
20
8
4
18
1
0
0
17
0
0
2
7
0
19
0
0
11
11
2
2
18
4
27
5
82
262
77
6
0
25
10
29
0
0
0
0
0
0
12
0
0
0
6
0
214
24
Jumlah
440
237
827
16.67
8.98
31.34
Total
(7)
0
3
1
37
14
16
11
13
2
16
54
79
45
1
444
26
40
17
0
0
0
3
0
10
0
129
0
15
0
133
26
1,135
43.01
2
50
17
41
21
34
18
58
15
111
656
223
59
1
504
36
99
27
9
28
1
3
2
39
129
2
31
373
50
2,639
100.00
Lampiran 3.12
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah Penduduk
Usia Balita
Wil. Pkm Program
(3)
Target
Penemuan
Pneumonia Balita (10%)
(4)
< 1 Tahun
1 - 4 Tahun
Jumlah
< 1 Tahun
1 - 4 Tahun
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Jumlah
(11)
418,431
41,843
1,909
6,008
7,917
18.92
Sumatera Utara
1,382,709
138,271
19,762
38,005
57,767
41.78
Sumatera Barat
498,107
49,811
5,281
12,832
18,113
36.36
11
Riau
494,052
49,405
16,863
23,208
40,071
81.11
Jambi
254,223
33,048
2,806
1,942
4,748
14.37
Sumatera Selatan
788,345
78,835
12,396
16,495
28,891
36.65
Bengkulu
13,298
1,330
413
376
789
59.33
Lampung
873,632
87,363
7,778
8,809
16,587
18.99
122,272
12,227
2,110
4,981
7,091
57.99
10
Kep.Riau
1,285,229
128,523
519
64
583
0.45
11
DKI Jakarta
834,706
83,471
896
1,212
2,108
2.53
12
Jawa Barat
415,394
63,132
100,357
163,489
39.36
44
53
3,479,691
347,969
15,255
27,922
43,177
12.41
259,149
25,915
174
467
641
2.47
t.a.d
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
2,991,858
107,706
19,572
32,166
51,738
48.04
11
16
Banten
1,138,817
113,882
813
13,238
14,051
12.34
17
Bali
324,619
7,350
710
1,342
2,052
27.92
18
535,489
53,549
23,737
33,771
57,508
107.39
64
70
19
575,390
57,539
2,757
3,293
6,050
10.51
20
Kalimantan Barat
467,582
46,758
1,041
3,249
4,290
9.17
21
Kalimantan Tengah
195,842
19,584
224
343
567
2.90
22
Kalimantan Selatan
366,199
36,620
6,131
11,770
17,901
48.88
22
21
43
23
Kalimantan Timur
429,057
42,906
3,082
3,950
7,032
16.39
24
Sulawesi Utara
228,259
19,579
1,447
1,871
3,318
16.95
25
Sulawesi Tengah
283,977
28,398
5,288
7,786
13,074
46.04
10
26
Sulawesi Selatan
793,615
79,362
5,353
10,143
15,496
19.53
27
Sulawesi Tenggara
229,148
22,915
2,737
6,053
8,790
38.36
28
Gorontalo
109,010
10,901
1,807
2,401
4,208
38.60
29
Sulawesi Barat
56,967
5,697
865
1,363
2,228
39.11
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
t.a.d
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
23,835
2,384
61
72
133
5.58
244,246
24,425
117
195
312
1.28
t.a.d
19,697,754
t.a.d
t.a.d
2,172,957
225,036
t.a.d
375,684
t.a.d
600,720
t.a.d
27.65
t.a.d
155
t.a.d
49
204
Lampiran 3.13
Provinsi
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(2)
Ket:
PB
(3)
103
32
11
24
7
19
9
59
1
127
256
213
1
580
72
38
65
50
35
15
27
32
80
76
283
13
23
45
132
367
2,795
12.98
Kasus Tercatat
MB
Jumlah
(4)
(5)
506
254
130
145
82
285
20
144
40
653
2,169
1,884
32
5,737
461
167
224
413
180
93
301
215
473
254
1,593
276
293
355
582
781
18,742
87.02
Angka Prevalensi
/10.000 Penduduk
(6)
609
286
141
169
89
304
29
203
41
780
2,425
2,097
33
6,317
533
205
289
463
215
108
328
247
553
330
1,876
289
316
400
714
1,148
21,537
100.00
1.41
0.23
0.31
0.31
0.34
0.41
0.17
0.28
0.43
0.88
0.64
0.63
0.10
1.76
0.61
0.62
0.67
1.12
0.49
0.53
1.03
0.93
2.62
1.41
2.17
1.45
3.54
3.17
9.05
4.67
0.98
Lampiran 3.14
JUMLAH KASUS BARU KUSTA DAN KECACATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(2)
Ket:
Kasus Baru
MB
PB
(3)
(4)
165
47
29
12
21
33
8
41
2
386
201
98
71
65
204
25
101
30
t.a.d
t.a.d
134
406
369
2
1,038
70
65
115
55
40
16
34
32
94
104
440
34
32
t.a.d
44
182
392
t.a.d
4,056
507
1,719
1,561
27
5,274
423
140
239
242
111
79
217
125
391
276
1,361
233
243
t.a.d
280
397
613
t.a.d
15,639
Jumlah
(5)
(6)
551
248
127
83
86
237
33
142
32
641
2,125
1,930
29
6,312
493
205
354
297
151
95
251
157
485
380
1,801
267
275
324
579
1,005
19,695
Cacat Tkt. 2
Jumlah
%
(7)
12.79
1.96
2.80
1.51
3.29
3.17
1.95
1.96
3.32
0 - 14 Tahun
Jumlah
%
(8)
(9)
27
32
9
1
0
18
23
2
8
4.90
12.90
7.09
1.20
7.59
69.70
1.41
25.00
72
171
220
0
662
30
17
12
0
31
3
52
13
27
23
135
22
31
11.23
8.05
11.40
10.49
6.09
8.29
3.39
20.53
3.16
20.72
8.28
5.57
6.05
7.50
8.24
11.27
16
30
35
4.94
5.18
3.48
t.a.d
7.20
5.59
5.84
0.91
17.63
5.67
6.18
8.21
7.20
3.47
4.68
7.91
5.89
22.96
16.25
20.85
13.36
30.79
8.99
3.09
5.24
10.24
3.61
10.55
5.63
3.13
52
179
237
0
624
41
15
45
0
13
0
12
10
32
21
110
25
20
8.11
8.42
12.28
9.89
8.32
7.32
12.71
8.61
4.78
6.37
6.60
5.53
6.11
9.36
7.27
30
107
137
9.26
18.48
13.63
t.a.d
t.a.d
25.69
73.37
40.84
(10)
17
13
13
3
0
25
0
8
1
t.a.d
t.a.d
1,722
8.74
t.a.d
1,790
9.09
Lampiran 3.15
Provinsi
Difteri
(2)
(3)
(4)
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
980
0
0
12
8
7
0
24
0
t.a.d
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
t.a.d
0
0
0
t.a.d
1,031
Tetanus
Tetanus Neonatorum
(Non Neonatorum)
(5)
1,725
449
37
83
35
211
47
t.a.d
2,192
98
73
17
74
16
12
73
361
t.a.d
25
115
4
t.a.d
5,647
(6)
147
40
0
29
8
85
6
0
0
t.a.d
0
0
366
61
783
0
121
3
0
0
0
0
1
0
0
78
19
0
t.a.d
8
20
0
t.a.d
1,775
3
0
6
3
1
1
0
10
4
t.a.d
1
24
2
11
16
21
2
3
2
2
0
6
0
1
8
8
0
1
t.a.d
0
2
2
t.a.d
140
Campak
Polio
Hepatitis B
(7)
(8)
(9)
254
43
1,329
1,086
171
21
384
1,499
67
t.a.d
3,041
1,707
324
112
2,262
806
530
636
385
2
126
140
20
311
117
t.a.d
39
430
t.a.d
15,842
5
10
3
5
26
t.a.d
4
59
20
10
161
t.a.d
t.a.d
303
114
786
40
32
442
72
152
20
58
52
1,768
Lampiran 3.16
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(5)
(6)
(7)
(8)
(10)
(11)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
Tidak
Ya
(26)
Tidak Diketahui
Dirawat di RS
Tidak Diketahui
Lain-lain
Bambu
Gunting
Lain-lain
Tradisional
Alkohol/Iodium
(18)
Tidak Diketahui
Tidak Diketahui
Tradisional
Dokter
Bidan/Perawat
Penolong Persalinan
Tidak Diketahui
TT1
TT2+
(9)
Tidak Diimunisasi
Status Imunisasi
Tidak Diketahui
Tanpa pemeriksaan
(4)
Tradisional
(3)
Bidan/Perawat
(2)
Dokter
Provinsi
Meningal
No
Total
Pemeriksaan Kehamilan
(27)
(28)
(29)
3
0
6
3
1
1
0
10
4
1
0
5
2
0
0
0
9
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
1
0
3
1
0
0
3
1
0
0
0
3
2
0
0
0
2
0
0
0
4
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
2
0
1
0
0
0
0
0
2
0
0
3
3
0
1
0
9
0
0
0
2
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
2
0
0
0
0
4
1
0
0
3
3
0
1
0
5
3
0
0
1
0
1
0
0
1
0
2
0
3
0
0
0
0
2
0
0
0
0
3
0
0
0
4
0
1
0
2
0
0
1
0
3
4
0
0
1
0
1
0
0
1
0
3
0
1
3
0
0
0
5
2
0
0
1
0
0
1
0
3
1
0
0
3
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
3
0
0
2
0
1
0
9
3
0
0
5
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
24
2
11
16
21
2
3
2
2
0
6
0
1
8
8
0
1
0
7
1
0
10
16
2
3
0
2
0
4
0
0
8
5
0
1
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
9
2
0
6
7
0
1
2
1
0
0
0
1
5
2
0
0
0
7
0
0
4
3
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
5
0
0
6
9
2
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
3
0
0
0
0
0
2
0
0
0
6
0
0
2
0
0
1
0
4
2
0
2
3
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
5
0
0
2
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
15
0
0
12
16
0
2
2
1
0
5
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
8
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
7
1
0
3
0
2
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
17
1
0
5
21
0
2
2
2
0
0
0
1
6
8
0
0
0
0
0
0
8
0
0
1
0
0
0
4
0
0
2
0
0
1
1
16
2
0
13
12
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
0
0
3
6
0
0
2
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
5
0
0
0
3
2
0
0
1
0
0
0
0
0
8
0
0
0
1
0
0
0
0
0
3
0
0
0
6
0
0
2
0
0
1
1
17
2
0
12
19
2
1
2
1
0
0
0
1
0
4
0
0
0
3
0
0
1
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
2
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
2
0
0
0
2
0
0
1
0
0
0
0
0
0
6
0
0
7
0
0
1
1
21
2
0
14
11
2
3
0
2
0
0
0
1
6
5
0
0
0
3
0
0
2
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
6
0
0
2
0
0
1
0
0
2
2
2
2
0
0
140 82
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
47
26
37
16
14
20
78
17
27
83
19
53
28
32
16
79
15
15
20
90
24
15
Lampiran 3.17
No
< 1 Tahun
Provinsi
(1)
(2)
1 - 4 Tahun
> 15 Tahun
Jumlah
Jumlah
Divaksinasi
Jumlah
Divaksinasi
Jumlah
Divaksinasi
Jumlah
Divaksinasi
Jumlah
Divaksinasi
Jumlah
Divaksinasi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
11
18.18
72
8.33
90
17
18.89
38
13.16
43
4.65
254
32
Sumatera Utara
19
15
50.00
43
4.65
Sumatera Barat
124
35
28.23
352
109
30.97
373
47
12.60
205
24
11.71
275
1.82
1,329
220
16.55
12.60
Riau
79
7.59
326
48
14.72
248
37
14.92
216
22
10.19
217
50
23.04
1,086
163
15.01
Jambi
17
23.53
70
35
50.00
56
28
50.00
21
33.33
28.57
171
76
44.44
Sumatera Selatan
11
18.18
40.00
21
19.05
Bengkulu
55
7.27
89
45
50.56
110
67
60.91
77
40
51.95
53
21
39.62
384
177
46.09
111
5.41
422
13
3.08
526
20
3.80
306
1.96
134
0.75
1,499
46
3.07
13
31
9.68
11
9.09
12.50
67
Lampung
10
Kep.Riau
11
DKI Jakarta
341
1,084
696
443
477
3,041
12
Jawa Barat
260
707
433
130
177
1,707
13
Jawa Tengah
30
10.00
85
24
28.24
167
0.60
37
2.70
20.00
324
30
9.26
112
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
14
DI Yogyakarta
112
15
Jawa Timur
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
t.a.d
7.46
t.a.d
-
16
Banten
317
18
5.68
825
58
7.03
749
25
3.34
294
77
11
14.29
2,262
112
4.95
17
Bali
179
92
51.40
300
234
78.00
195
93
47.69
111
98
88.29
21
806
517
64.14
18
19
49
10.20
214
35
16.36
155
20
12.90
64
4.69
48
14.58
530
70
20
Kalimantan Barat
85
2.35
196
12
6.12
153
2.61
96
5.21
106
1.89
636
25
3.93
21
Kalimantan Tengah
19
15.79
126
50
39.68
126
58
46.03
53
25
47.17
61
25
40.98
385
161
41.82
22
Kalimantan Selatan
100.00
50.00
23
Kalimantan Timur
18
13
72.22
41
23
56.10
21
13
61.90
20
20.00
26
7.69
126
55
43.65
24
Sulawesi Utara
11
45.45
45
11
24.44
40
13
32.50
23
30.43
21
12
57.14
140
48
34.29
14
20
48.00
99
52
52.53
86
37
43.02
37
16
43.24
64
26
40.63
311
143
45.98
62.50
36
26
72.22
31
26
83.87
24
18
75.00
18
12
66.67
117
87
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
25
12
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
t.a.d
t.a.d
-
t.a.d
-
t.a.d
t.a.d
-
t.a.d
-
t.a.d
t.a.d
-
t.a.d
-
t.a.d
t.a.d
-
t.a.d
-
t.a.d
t.a.d
-
t.a.d
t.a.d
t.a.d
-
13.21
74.36
t.a.d
66.67
23
13
56.52
75.00
66.67
39
23
58.97
96
20
20.83
214
48
22.43
96
32
33.33
22
12
54.55
100.00
430
114
26.51
12.78
5,513
847
15.36
4,391
548
12.48
2,233
296
13.26
1,850
183
9.89
15,842
2,111
1,855
237
13.33
Lampiran 3.18
JUMLAH KASUS PENYAKIT DIFTERI DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Rawat Jalan RS
Provinsi
<1th
1 - 4 th
(3)
Rawat Inap RS
5 - 14 th 15 - 44 th
(4)
(5)
(6)
>45 th
(7)
Jumlah
<1th
(8)
(9)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(10)
(11)
(12)
Puskesmas
>45 th
Jumlah
Meninggal
<1th
(13)
(14)
(15)
(16)
Jumlah Kasus
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(17)
(18)
(19)
>45 th
Jumlah
RS + Puskesmas
(20)
(21)
(22)
(1)
(2)
12
24
11
51
71
227
410
180
39
927
980
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
12
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
13
24
24
0
10
Kep.Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
14
29
14
61
73
233
422
196
41
965
1,031
Indonesia
Lampiran 3.19
JUMLAH KASUS PENYAKIT PERTUSIS (BATUK REJAN) DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Rawat Jalan RS
Provinsi
(1)
(2)
<1th
1 - 4 th
(3)
(4)
Rawat Inap RS
5 - 14 th 15 - 44 th
(5)
(6)
>45 th
Jumlah
<1th
(7)
(8)
(9)
1 - 4 th
5 - 14 th 15 - 44 th
(10)
(11)
(12)
Jumlah Kasus
Puskesmas
>45 th
Jumlah
Meninggal
<1th
(13)
(14)
(15)
(16)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(17)
(18)
(19)
>45 th
Jumlah
RS + Puskesmas
(20)
(21)
(22)
10
26
54
62
23
175
11
30
19
10
72
106
243
445
388
296
1478
1725
Sumatera Utara
11
10
10
39
10
16
31
23
125
129
37
65
379
449
Sumatera Barat
10
27
37
37
Riau
17
22
24
15
66
83
Jambi
Sumatera Selatan
7
8
20
33
35
10
15
18
20
30
93
36
41
11
24
118
211
Bengkulu
Lampung
16
27
47
47
0
10
Kep.Riau
11
DKI Jakarta
266
306
521
535
564
2192
2192
12
Jawa Barat
10
30
22
21
15
98
98
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
16
17
14
13
40
73
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
17
17
18
19
20
Kalimantan Barat
40
26
74
74
21
Kalimantan Tengah
13
16
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
12
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
14
11
10
14
18
48
73
26
Sulawesi Selatan
14
63
137
82
296
23
27
13
65
361
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
18
25
31
Maluku Utara
19
23
31
20
22
115
115
32
Papua
33
40
77
158
249
161
685
10
17
54
67
51
199
1,255
1,070
4763
5647
Indonesia
519
938
981
Lampiran 3.20
JUMLAH KASUS PENYAKIT HEPATITIS KLINIS DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Rawat Jalan RS
Provinsi
<1th
(1)
(2)
1 - 4 th
(3)
Rawat Inap RS
5 - 14 th 15 - 44 th
(4)
(5)
(6)
>45 th
Jumlah
<1th
(7)
(8)
(9)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(10)
(11)
(12)
Jumlah Kasus
Puskesmas
>45 th
Jumlah
Meninggal
<1th
(13)
(14)
(15)
(16)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(17)
(18)
(19)
>45 th
Jumlah
RS + Puskesmas
(20)
(21)
(22)
13
27
14
57
17
67
47
132
29
131
269
174
609
798
Sumatera Utara
10
219
506
886
1,622
32
215
478
730
10
360
786
1,338
1,587
4,081
6,433
Sumatera Barat
20
11
19
10
41
68
Riau
21
28
16
68
37
19
64
19
125
398
141
686
818
Jambi
18
35
11
23
82
199
348
144
796
842
Sumatera Selatan
20
26
159
82
295
10
43
100
44
205
21
91
609
735
295
1,751
2,251
Bengkulu
Lampung
0
87
0
132
10
Kep.Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
11
10
24
19
34
55
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
13
97
56
174
13
56
41
113
18
19
20
Kalimantan Barat
86
33
134
15
11
33
58
78
272
10
11
0
77
305
305
141
141
52
131
36
323
643
324
1,375
1,542
1,158
41
11
25
87
25
11
21
Kalimantan Tengah
24
10
34
13
44
175
267
477
148
1,111
22
Kalimantan Selatan
27
128
41
204
204
23
Kalimantan Timur
60
32
101
12
21
17
32
101
36
190
312
24
Sulawesi Utara
13
15
24
25
81
81
25
Sulawesi Tengah
47
40
45
143
13
17
30
10
54
83
55
204
377
26
Sulawesi Selatan
17
40
24
84
38
39
87
171
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
13
71
28
117
28
35
66
181
364
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
21
38
32
12
59
12
34
108
127
42
323
420
51
-
80
-
43
-
31
Maluku Utara
184
491
455
389
252
1,771
1,771
32
Papua
33
18
70
404
1,191
1,250
2,933
20
29
144
644
802
1,639
378
1,425
3,250
5,368
3,517
13,938
18,510
Indonesia
Lampiran 3.21
JUMLAH KASUS PENYAKIT HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Rawat Jalan RS
Provinsi
(1)
(2)
<1th
1 - 4 th
(3)
(4)
Rawat Inap RS
5 - 14 th 15 - 44 th
(5)
(6)
>45 th
Jumlah
<1th
(7)
(8)
(9)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(10)
(11)
(12)
Puskesmas
>45 th
Jumlah
Meninggal
<1th
(13)
(14)
(15)
(16)
Jumlah Kasus
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(17)
(18)
(19)
>45 th
Jumlah
RS + Puskesmas
(20)
(21)
(22)
16
16
40
10
17
57
114
Sumatera Utara
13
40
149
202
12
66
113
191
393
786
Sumatera Barat
Riau
15
20
40
Jambi
11
11
16
32
Sumatera Selatan
43
32
87
16
59
57
134
221
442
Bengkulu
Lampung
10
Kep.Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
19
24
12
36
72
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
24
15
46
18
30
76
152
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
10
10
20
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
11
21
29
58
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
13
13
26
52
31
Maluku Utara
32
Papua
33
10
40
222
456
36
177
213
428
884
1,768
Indonesia
178
Lampiran 3.22
Provinsi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
46
44
3.67
2.92
Sumatera Utara
75
67
1.60
1.33
Sumatera Barat
32
31
2.21
2.21
Riau
41
40
2.22
2.00
Jambi
10
10
1.25
1.25
Sumatera Selatan
61
60
2.50
2.29
Bengkulu
14
14
2.80
2.80
Lampung
94
93
4.23
2.55
11
11
2.75
2.75
10
Kepulauan Riau
t.a.d
t.a.d
11
DKI Jakarta
81
76
3.30
3.13
12
Jawa Barat
361
349
3.23
2.62
13
Jawa Tengah
224
223
2.59
2.36
14
DI Yogyakarta
30
29
4.83
4.83
15
Jawa Timur
328
319
3.94
3.09
16
Banten
273
253
9.04
2.00
17
Bali
31
31
3.88
3.88
18
31
31
2.21
2.21
19
45
38
2.71
2.71
20
Kalimantan Barat
22
22
1.57
1.50
21
Kalimantan Tengah
11
11
1.57
1.57
22
Kalimantan Selatan
19
17
1.70
1.70
23
Kalimantan Timur
19
19
2.38
2.38
24
Sulawesi Utara
21
21
3.50
3.50
25
Sulawesi Tengah
13
12
1.50
1.38
26
Sulawesi Selatan
68
68
2.62
2.62
27
Sulawesi Tenggara
16
15
2.14
2.14
28
Gorontalo
13
12
4.00
4.00
29
Sulawesi Barat
t.a.d
t.a.d
30
Maluku
1.75
1.75
31
Maluku Utara
3.00
3.00
32
Papua
1.40
1.40
33
2,013
1,939
3.12
2.44
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI
Lampiran 3.23
JUMLAH KASUS AFP POLIO MENURUT KRITERIA KLASIFIKASI KLINIS DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Klasifikasi Klinis
Kompatibel
(4)
Non Polio
(5)
35
Sumatera Utara
10
56
Sumatera Barat
31
Riau
36
Jambi
10
Sumatera Selatan
55
Bengkulu
14
Lampung
26
11
56
10
Kepulauan Riau
11
t.a.d
t.a.d
t.a.d
11
DKI Jakarta
72
12
Jawa Barat
59
283
13
Jawa Tengah
20
203
14
DI Yogyakarta
29
15
Jawa Timur
10
13
250
16
Banten
161
36
56
17
Bali
31
18
31
19
38
20
Kalimantan Barat
21
21
Kalimantan Tengah
11
22
Kalimantan Selatan
17
23
Kalimantan Timur
19
24
Sulawesi Utara
21
25
Sulawesi Tengah
11
26
Sulawesi Selatan
68
27
Sulawesi Tenggara
15
28
Gorontalo
12
29
Sulawesi Barat
t.a.d
t.a.d
t.a.d
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
303
75
1,515
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI
Lampiran 3. 24
No
Provinsi
AFP
Kontak (+)
Meninggal
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jawa Barat
349
59
35
Banten
253
161
Lampung
93
26
Jawa Tengah
223
20
DKI Jakarta
76
Sumatera Utara
67
10
Jawa Timur
319
10
Sumatera Selatan
60
44
40
303
41
10 Riau
TOTAL
1,524
Lampiran 3.25
JUMLAH KASUS PENYAKIT TETANUS DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Rawat Jalan RS
Provinsi
<1th
1 - 4 th
(5)
(6)
(7)
Jumlah
<1th
(8)
(9)
1 - 4 th
<1th
(14)
(15)
(16)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th
(18)
(19)
Jumlah
RS + Puskesmas
(20)
(21)
(22)
10
18
16
28
47
33
113
147
Sumatera Utara
11
23
12
17
40
Sumatera Barat
Riau
20
29
Jambi
Sumatera Selatan
33
47
17
12
32
85
Bengkulu
Lampung
10
Kep.Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
27
45
79
75
132
225
21
13
46
62
366
14
DI Yogyakarta
16
21
32
38
61
15
Jawa Timur
78
100
26
213
27
127
260
43
457
22
84
14
13
113
783
16
Banten
17
Bali
25
32
69
19
25
52
121
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
10
29
25
73
78
27
Sulawesi Tenggara
10
19
19
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
11
20
20
32
Papua
33
28
104
204
133
473
63
156
422
280
922
43
111
59
109
97
(17)
>45 th
(13)
Meninggal
(12)
Jumlah
(2)
(11)
Jumlah Kasus
Puskesmas
>45 th
t.a.d
(10)
5 - 14 th 15 - 44 th
(4)
Rawat Inap RS
>45 th
(1)
Indonesia
(3)
5 - 14 th 15 - 44 th
380
0
1,775
Lampiran 3.26
FREKUENSI KLB MENURUT PENYAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005
No
Penyakit
Frekuensi
Kasus
Mati
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Anthrax
21
4.76
Campak
122
1,467
0.48
Cikungunya
32
2,565
0.00
DBD
246
3,314
91
2.75
Diare
275
14,045
93
0.66
Diare Berdarah
0.00
Difteri
29
65
13.85
Hepatitis Klinis
15
0.00
Malaria Klinis
12
243
0.00
10 Malaria Falsiparum
92
3,924
44
1.12
11 Keracunan Makanan
107
2,445
0.00
12 Rabies
142
321
18
5.61
13 Typus Perut
18
0.00
14 Rubella
86
0.00
1,068
28,530
263
0.92
TOTAL
Sumber: Profil Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2005
Lampiran 3.27
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIARE
TAHUN 2001 - 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
2001
M
CFR
2002
M
CFR
2003
M
CFR
2004
M
CFR
2005
M
CFR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
2.49
2.99
1.58
4.42
0.00
0.23
5.00
1.34
7.55
0.96
0.81
2.48
0.00
1.75
11.11
4.83
0.38
8.53
0.00
13.16
2.13
367
131
133
51
137
7
349
199
15
256
373
325
378
42
369
3,132
2.72
3.82
5.26
0.00
2.92
0.00
1.15
0.00
0.00
0.00
1.88
0.31
1.32
19.05
0.00
1.63
267
145
95
95
148
48
1,371
2,194
69
133
486
5,051
1,003
25
332
355
70
952
37
323
367
293
346
325
4,428
11
3
17
4
0
19
1
11
0
25
5
4
100
1.10
12.00
5.12
1.13
0.00
2.00
2.70
3.41
0.00
8.53
1.45
1.23
2.26
413
30
52
4
591
692
106
2,988
49
89
296
49
126
5,485
10
3
2
1
10
9
1
28
3
3
8
4
12
94
2.42
10.00
3.85
25.00
1.69
1.30
0.94
0.94
6.12
3.37
2.70
8.16
9.52
1.71
401
67
442
113
9
442
20
522
53
104
248
161
68
456
54
352
523
129
170
38
4,372
10
2
7
5
0
1
1
7
4
1
2
4
0
8
6
17
2
11
0
5
93
10
5
7
0
4
0
4
0
0
0
7
1
5
8
0
51
6
6
1
2
1
0
26
28
13
7
37
127
2.25
4.14
1.05
2.11
0.68
0.00
1.90
1.28
18.84
5.26
7.61
2.51
Lampiran 3.28
JUMLAH PENDERITA, CASE FATALITY RATE (%), DAN INCIDENCE RATE PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2005
No
Tahun 2000
Provinsi
Tahun 2001
Tahun 2002
Tahun 2003
Tahun 2004
Tahun 2005
CFR
IR
CFR
IR
CFR
IR
CFR
IR
CFR
IR
CFR
IR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(1)
(2)
64
11
1.54
35
0.80
92
8.7
2.13
128
3.1
2.76
252
4.37
5.43
629
1.59
14.86
Sumatera Utara
96
0.86
138
1.23
348
3.7
2.80
878
2.7
7.07
1,093
2.20
8.79
3,657
1.80
30.75
Sumatera Barat
83
2.10
185
4.34
623
1.6
13.74
292
0.7
6.88
514
0.97
12.11
1,154
1.99
25.89
Riau
390
9.21
1,324
29.69
978
0.8
19.42
715
0.7
13.98
1,050
2.00
20.53
1,850
1.73
41.19
Jambi
131
5.10
129
5.21
272
4.0
10.71
80
2.5
2.83
275
1.45
9.74
353
3.12
13.38
Sumatera Selatan
1,211
18.59
1,890
27.86
1,406
1.8
19.71
1,403
2.1
17.87
1,270
1.34
16.06
1,621
0.56
18.38
Bengkulu
17
1.10
17
1.06
14
0.0
0.91
0.0
0.13
204
0.98
13.25
61
3.28
3.60
Lampung
66
0.91
228
3.10
197
5.1
3.43
624
2.6
9.29
908
1.54
13.51
736
1.63
10.54
29
3.4
3.21
241
4.1
26.68
53
5.65
46
4.35
4.60
746
3.49
57.58
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
3,751
41.26
8,661
78.92
5,750
0.9
66.86
14,071
0.4
125.09
20,510
0.43
260.08
23,466
0.34
296.87
12 Jawa Barat
2,283
5.38
5,152
11.84
4,817
1.3
13.56
8,683
2.1
23.64
19,014
1.13
52.20
18,590
1.53
47.50
13 Jawa Tengah
4,907
15.09
5,001
15.37
6,357
1.6
19.09
8,490
2.3
25.51
9,047
1.80
27.11
6,583
2.29
19.61
492
14.40
917
26.84
992
1.0
28.57
1,553
2.3
47.09
2,206
1.41
66.89
971
1.24
29.44
3,247
9.25
4,224
12.04
5,308
1.3
15.04
4,216
1.4
11.94
8,287
1.45
23.48
15,251
1.74
42.94
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
713
0.7
8.00
700
3.6
8.17
2577
2.25
30.08
2,045
1.27
23.87
757
25.34
199
6.44
3,986
0.3
130.87
2,364
0.3
76.78
1935
0.41
58.64
3,596
0.50
108.97
26.62
34
0.89
72
1.84
232
1.3
5.91
196
4.6
5.06
805
1.99
20.77
1,062
1.41
118
3.07
60
1.52
24
4.2
0.63
260
3.2
6.34
1381
3.11
35.00
735
1.36
17.75
1,393
35.06
806
31
19.57
1,910
1.6
49.97
349
2.0
9.13
212
2.36
5.55
1,220
1.07
31.92
26.75
20 Kalimantan Barat
21 Kalimantan Tengah
20
1.20
30
10
17.10
72
2.8
4.00
300
3.0
16.36
453
1.32
24.70
491
0.81
22 Kalimantan Selatan
91
2.94
121
5.64
365
0.3
17.04
178
3.4
7.47
378
0.79
10.30
341
2.35
9.29
253
10.51
1,423
58.17
2,011
2.0
80.08
1,926
1.5
77.32
2276
1.80
91.37
3,165
2.59
121.74
119.89
23 Kalimantan Timur
1,139
40.85
1,105
38.89
974
1.4
47.47
369
1.3
15.75
225
4.89
10.56
1,926
1.35
25 Sulawesi Tengah
24 Sulawesi Utara
31
1.57
178
8.67
81
2.5
3.27
184
1.0
7.47
293
3.41
13.06
780
1.00
31.73
26 Sulawesi Selatan
428
5.31
1,323
15.03
2,408
1.6
31.71
2,636
1.5
31.41
3500
0.69
41.70
2,822
1.81
34.65
27 Sulawesi Tenggara
0.00
11
0.63
51
0.0
2.91
43
2.3
2.45
266
0.75
13.89
758
2.90
39.25
28 Gorontalo
0.0
0.31
30
0.0
3.54
14
0.00
1.60
206
0.00
23.50
27
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
0.14
0.00
0.0
0.00
0.0
0.00
0.00
0.00
31 Maluku Utara
32 Papua
33 Irian Jaya Barat
Indonesia
2.00
2.66
0.00
0.00
63
3.2
7.20
1.0
0.23
74
9.46
8.71
24
4.17
2.65
123
6.04
214
10.34
300
1.0
14.19
603
0.8
29.13
390
2.05
18.84
183
1.09
11.02
184
3.26
32.62
21,134
10.17
33,443
1.4
15.99
40,377
1.3
19.24
51,516
1.5
23.87
79,462
1.2
37.11
95,279
1.36
43.42
Lampiran 3.29
JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG TERJANGKIT PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2001 - 2005
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
2001
Jumlah
2002
Jumlah
(3)
(4)
7
13
6
10
7
7
4
9
3
5
22
33
5
37
6
8
6
3
8
6
9
10
5
2
20
2
3
0
2
5
263
9
15
4
13
7
9
4
9
2
5
24
35
5
38
6
9
7
1
8
6
5
10
4
2
17
3
2
0
2
3
264
(6)
8
14
3
12
4
7
1
8
3
5
24
34
5
38
3
8
6
3
8
5
8
12
4
5
18
3
2
0
2
4
257
2005
(7)
16
15
9
14
7
11
5
10
5
5
25
35
5
38
6
9
8
10
9
11
13
13
7
5
23
1
2
0
3
6
326
80.0
65.2
56.3
87.5
90.0
71.4
71.4
100.0
71.4
83.3
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
62.5
90.0
78.6
100.0
100.0
87.5
55.6
82.1
14.3
40.0
0.0
37.5
21.4
74.1
Jumlah
(8)
(9)
12
17
10
11
7
9
3
10
6
5
5
25
35
5
38
6
9
9
7
7
6
13
12
9
10
21
6
5
1
0
3
4
4
330
57.1
68.0
52.6
100.0
70.0
64.3
33.3
100.0
85.7
83.3
83.3
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
43.8
58.3
42.9
100.0
92.3
100.0
100.0
91.3
60.0
100.0
20.0
0.0
37.5
20.0
44.4
75.0
Lampiran 3.30
JUMLAH DAN PERSENTASE KABUPATEN TERJANGKIT DAN JUMLAH KASUS GIGITAN HEWAN TERTULAR RABIES
SERTA HASIL PEMERIKSAAN SPECIMEN HEWAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah Kabupaten/Kota
Terjangkit
Jumlah Kasus
GHTR
Pemberian
Vaksin Anti Rabies
Lyssa
Seluruhnya
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Diperiksa
(9)
(11)
21
18
85.71
109
83
100.00
Sumatera Utara
25
23
92.00
958
417
24
24
100.00
Sumatera Barat
19
18
94.74
1,457
998
184
120
65.22
Riau
11
72.73
395
281
167
75
44.91
Jambi
10
10
100.00
380
178
104
104
100.00
Sumatera Selatan
14
12
85.71
1,082
810
0.00
Bengkulu
100.00
542
362
0.00
Lampung
10
80.00
958
723
100.00
0.00
0.00
10
Kepulauan Riau
0.00
0.00
11
DKI Jakarta
0.00
343
174
16
0.00
12
Jawa Barat
25
4.00
188
135
13
Jawa Tengah
35
0.00
10
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
0.00
0.00
17
Bali
0.00
0.00
18
0.00
0.00
19
16
37.50
2,820
2,725
21
17
12
70.59
20
Kalimantan Barat
12
8.33
36
0.00
21
Kalimantan Tengah
14
64.29
675
487
57
67
117.54
22
Kalimantan Selatan
13
11
84.62
154
106
18
15
83.33
23
Kalimantan Timur
13
69.23
197
83
100.00
24
Sulawesi Utara
100.00
1,288
551
29
137
112
81.75
25
Sulawesi Tengah
10
11
110.00
226
114
114
0.00
26
Sulawesi Selatan
23
34.78
937
412
15
30
30
100.00
27
Sulawesi Tenggara
10
90.00
371
231
100.00
28
Gorontalo
0.00
0.00
29
Sulawesi Barat
40.00
19
0.00
30
Maluku
37.50
595
116
14
0.00
31
Maluku Utara
12.50
248
212
100.00
32
Papua
20
0.00
0.00
33
0.00
0.00
440
186
42.27
884
575
65.05
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI
Keterangan : GHTR = Gigitan Hewan Tertular Rabies
1
0
0.00
0.00
0.00
0.00
38
0.00
0.00
13,993
9,200
121
Lampiran 3.31
JUMLAH PENDERITA FILARIASIS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2001 - 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
2001
2002
Tahun
2003
2004
(3)
(4)
(5)
(6)
1,908
1,908
1,940
1,896
2,354
104
2005
(7)
Sumatera Utara
52
52
45
102
Sumatera Barat
30
30
32
30
149
Riau
267
267
267
243
532
Jambi
136
136
134
220
218
Sumatera Selatan
91
91
44
130
191
Bengkulu
67
67
55
57
79
Lampung
73
73
73
73
74
73
73
78
37
160
21
31
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
12
12
12
53
12
Jawa Barat
156
156
156
78
229
136
136
136
226
224
142
144
167
119
207
69
76
67
11
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
62
62
62
62
62
19
1,706
1,706
1,706
1,706
1,627
20
Kalimantan Barat
156
156
156
261
232
21
Kalimantan Tengah
123
123
118
117
202
22
Kalimantan Selatan
135
169
135
249
385
23
Kalimantan Timur
282
282
272
195
409
24
Sulawesi Utara
72
72
72
23
26
25
Sulawesi Tengah
82
82
82
82
451
26
Sulawesi Selatan
154
154
154
110
83
27
Sulawesi Tenggara
197
197
197
182
119
14
83
224
57
30
30
12
36
1,334
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
91
57
390
57
390
390
254
Indonesia
6,181
6,217
6,635
6,430
264
10,239
Lampiran 3.32
JUMLAH KASUS DAN PREVALENSI FRAMBUSIA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
Jumlah Kasus
(1)
(2)
(3)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
54
0.13
Jambi
85
0.34
Sumatera Selatan
61
0.09
Bengkulu
Lampung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
27
0.26
17
Bali
18
19
2,980
7.13
0.02
34
0.03
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
12
0.05
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
29
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
1,311
6.84
Gorontalo
Sulawesi Barat
215
1.53
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI
294
1.11
5,089
0.23
Lampiran 3.33
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL
TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
Jumlah
Kecelakaan
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
212
911
292
613
166
323
167
374
172
4,065
1,231
846
459
1,688
150
492
434
446
234
159
201
898
387
343
862
405
48
59
102
993
17,732
Jumlah Korban
% Korban
Mati
Luka
Berat
Luka
Ringan
Total
(4)
(5)
(6)
(7)
314
701
157
418
83
199
90
311
54
1,827
927
926
467
1,513
120
299
267
436
225
108
63
579
277
208
347
242
25
36
58
807
12,084
677
2,077
657
1,353
337
681
298
1,011
231
5,278
2,547
2,103
809
3,751
355
923
843
942
580
328
338
1,261
699
529
1,401
518
118
112
107
1,407
32,271
196
759
353
556
174
304
145
389
141
1,010
940
739
198
1,379
152
426
352
278
226
142
230
397
287
189
720
165
55
41
24
237
11,204
167
617
147
379
80
178
63
311
36
2,441
680
438
144
859
83
198
224
228
129
78
45
285
135
132
334
111
38
35
25
363
8,983
Sumber : Ditlantas, Babinkam Mabes Polri (khusus Polda NAD data hanya s/d bulan Nopember 2004)
Rasio/100.000
Penduduk
Mati
Luka
Berat
Luka
Ringan
Korban
Mati
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
28.95
36.54
53.73
41.09
51.63
44.64
48.66
38.48
61.04
24.67
29.71
22.37
28.01
23.74
26.14
21.14
30.76
15.58
46.38
33.75
23.90
30.89
24.63
29.22
30.20
30.76
23.38
16.61
17.21
14.51
23.82
12.86
10.32
19.33
14.38
22.81
0.71
0.30
1.19
0.72
1.97
0.68
3.16
0.55
6.03
19.14
36.91
35.14
24.47
36.76
42.82
46.15
41.76
29.51
38.97
43.29
68.05
31.48
41.06
35.73
51.39
31.85
46.61
36.61
22.43
16.84
34.72
46.25
26.70
20.83
17.80
22.90
23.38
21.45
26.57
24.20
22.24
23.78
13.31
22.60
19.31
24.95
23.84
21.43
32.20
31.25
23.36
25.80
27.84
34.62
36.40
44.03
57.73
40.34
33.80
32.39
31.67
46.28
38.79
32.93
18.64
45.92
39.63
39.32
24.77
46.72
21.19
32.14
54.21
57.36
37.45
60.49
6.62
6.49
25.12
10.31
3.91
27.20
20.68
22.76
14.46
17.57
10.50
45.66
32.45
23.56
16.79
27.10
13.17
9.04
12.31
56.23
14.87
0.22
0.10
0.11
0.76
0.10
0.47
1.36
1.02
0.71
0.97
2.32
2.11
1.14
1.91
1.59
0.62
1.67
5.20
2.96
2.58
0.67
0.02
Kerugian
Harta Benda
Materiil
(13)
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
833,400,000
3,923,525,000
1,266,100,000
3,205,290,000
571,950,000
1,916,675,000
376,400,000
2,632,000,000
330,550,000
10,613,360,000
3,536,540,000
3,552,208,000
650,980,000
4,873,394,000
475,350,000
661,950,000
692,076,000
990,850,000
805,015,000
370,125,000
782,350,000
2,882,135,000
1,008,440,200
721,725,000
2,057,331,500
649,775,000
225,900,000
80,250,000
163,050,000
2,196,900,000
53,045,594,700
Lampiran 3.34
PERSENTASE BATITA (0 - 35 BULAN)
MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi
Buruk+Kurang
Gizi Normal
Gizi Lebih
Jumlah
(6)
(7)
(8)
(kolom 3+4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2 Sumatera Utara
11.06
17.14
28.20
67.86
3.94
100.00
3 Sumatera Barat
10.11
18.92
29.03
67.57
3.41
100.00
4 Riau
9.50
16.46
25.96
67.73
6.31
100.00
5 Jambi
5.25
16.61
21.85
72.54
5.61
100.00
6 Sumatera Selatan
8.65
16.93
25.59
68.96
5.45
100.00
7 Bengkulu
6.07
19.86
25.93
69.82
4.25
100.00
8 Lampung
6.09
15.23
21.32
73.55
5.13
100.00
6.84
15.20
22.04
71.69
6.26
100.00
100.00
10 Kepulauan Riau
10.42
17.92
28.34
66.91
4.75
11 DKI Jakarta
6.62
15.11
21.73
73.17
5.11
100.00
12 Jawa Barat
5.43
15.41
20.84
75.25
3.91
100.00
13 Jawa Tengah
5.29
16.30
21.59
75.10
3.31
100.00
14 DI Yogyakarta
2.82
10.63
13.45
82.65
3.90
100.00
15 Jawa Timur
5.24
16.84
22.07
74.20
3.73
100.00
16 Banten
7.57
17.00
24.56
70.20
5.24
100.00
17 Bali
4.69
13.15
17.84
77.56
4.60
100.00
7.25
22.80
30.05
67.07
2.89
100.00
11.72
25.17
36.89
60.77
2.33
100.00
20 Kalimantan Barat
12.30
20.12
32.43
63.97
3.60
100.00
21 Kalimantan Tengah
11.28
17.91
29.19
66.82
3.98
100.00
22 Kalimantan Selatan
100.00
10.49
22.57
33.06
63.59
3.35
23 Kalimantan Timur
7.71
16.06
23.77
70.74
5.49
100.00
24 Sulawesi Utara
8.06
15.69
23.75
69.67
6.57
100.00
25 Sulawesi Tengah
10.04
21.48
31.52
65.73
2.74
100.00
26 Sulawesi Selatan
8.15
20.19
28.34
67.86
3.81
100.00
27 Sulawesi Tenggara
9.59
18.22
27.81
68.17
4.02
100.00
28 Gorontalo
15.07
26.28
41.34
55.92
2.74
100.00
29 Maluku
21.30
20.41
41.71
53.19
5.10
100.00
8.73
15.69
24.42
71.16
4.42
100.00
13.60
18.53
32.13
62.65
5.22
100.00
8.51
18.23
26.74
69.16
4.09
100.00
30 Maluku Utara
31 Papua
Indonesia
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, 2005
Lampiran 3.35
PERSENTASE BALITA (0 - 59 BULAN)
MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Provinsi
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi
Buruk+Kurang
(3+4)
Gizi Normal
Gizi Lebih
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
10.45
10.81
9.27
5.54
8.54
6.97
7.24
8.70
10.19
7.30
5.77
5.84
4.08
5.67
6.98
5.10
8.44
13.04
11.56
10.19
11.29
7.59
8.44
10.36
8.65
10.04
15.41
15.19
10.24
13.75
8.80
18.20
19.63
16.54
18.72
17.52
19.59
16.72
17.04
17.27
15.03
16.23
18.13
10.97
18.09
19.19
15.41
24.95
28.03
21.16
17.18
24.48
18.33
14.67
20.96
21.51
19.34
26.07
18.47
17.06
17.46
19.24
28.65
30.44
25.81
24.27
26.06
26.55
23.97
25.74
27.47
22.34
22.00
23.97
15.05
23.76
26.17
20.52
33.39
41.07
32.71
27.38
35.78
25.92
23.11
31.32
30.16
29.38
41.48
33.66
27.30
31.21
28.05
67.79
66.88
67.52
71.33
69.02
69.91
72.33
69.07
68.56
72.87
74.82
73.34
81.76
73.04
69.49
75.73
64.42
57.25
63.61
68.54
61.94
69.55
71.27
66.50
66.51
67.69
56.44
62.51
68.90
63.93
68.48
3.56
2.68
6.67
4.41
4.92
3.53
3.71
5.19
3.97
4.80
3.19
2.69
3.19
3.20
4.33
3.76
2.19
1.68
3.67
4.08
2.29
4.53
5.62
2.18
3.33
2.93
2.07
3.83
3.80
4.86
3.48
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Lampiran 3.36
DISTRIBUSI KASUS GIZI BURUK MENURUT PROVINS
TAHUN 2005
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah Balita
%
Kasus Gizi Buruk
Jumlah
Kasus Meninggal
%
Kasus Gizi Buruk Meninggal
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
341,909
1,010,931
364,655
451,175
270,468
609,468
169,950
583,404
830,000
3,763
657
152
56
324
183
390
230
7
1.10
0.06
0.04
0.01
0.12
0.03
0.23
0.04
0.00
8
0
0
4
0
0
0
4
0
0.21
0.00
0.00
7.14
0.00
0.00
0.00
1.74
0.00
713,006
3,137,129
2,693,877
184,317
2,987,667
750,574
273,579
498,095
477,829
354,185
277,614
337,390
218,102
165,472
281,364
988,056
162,781
72,687
170,152
157,016
66,704
200,238
52
18,095
12,028
6,591
7,331
107
3,950
13,969
349
39
56
225
108
491
369
879
2,097
3
1,402
1,120
1,155
0.01
0.58
0.45
0.00
0.22
0.98
0.04
0.79
2.92
0.10
0.01
0.02
0.10
0.07
0.17
0.04
0.54
2.88
0.00
0.89
1.68
0.58
0
0
94
0
46
0
0
40
58
0
1
4
0
0
2
13
0
13
0
2
1
3
0.00
0.00
0.78
0.70
0.00
0.00
1.01
0.42
0.00
2.56
7.14
0.00
0.00
0.41
3.52
0.00
0.62
0.00
0.14
0.09
0.26
19,799,794
76,178
0.38
293
0.38
Sumber : Dit. Gizi, Binkesmas berdasarkan lap. Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2005
Ket: *Prov. Kepulauan Riau termasuk Riau, Irian Jaya Barat termasuk Papua
Lampiran 3.37
JUMLAH KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN PREVALENSI GIZI KURANG PADA BALITA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Jumlah
Kabupaten/Kota
< 20%
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
21
25
19
11
10
14
9
10
7
6
6
25
35
5
38
6
9
9
16
12
14
13
13
9
10
23
10
5
5
8
8
20
9
440
0
4
2
1
2
2
1
1
1
1
2
9
8
5
11
0
4
0
0
2
2
0
2
6
1
0
0
0
0
0
3
3
1
74
0
10
8
6
7
8
6
9
5
2
3
15
22
0
19
5
5
4
2
3
6
3
8
0
3
11
7
0
0
3
2
6
4
192
7
7
6
3
1
4
2
0
1
3
1
1
2
0
8
1
0
3
4
4
5
6
3
3
6
10
2
2
4
4
2
8
3
116
11
4
3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
2
10
3
1
4
0
0
0
2
1
3
0
1
1
2
1
51
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
7
Lampiran 3.38
PERSENTASE STATUS GIZI (TINGGI BADAN MENURUT UMUR) PADA BALITA 24 - 59 BULAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Perkotaan+Perdesaan
No
Provinsi
Pendek Sekali
Pendek
Normal
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
24.21
24.84
24.19
17.55
15.79
20.44
15.73
19.80
18.02
14.77
20.62
17.48
13.95
18.19
28.64
16.53
28.57
30.61
22.33
21.59
30.09
17.21
18.30
20.89
26.86
19.88
30.51
16.47
39.47
23.21
21.41
18.51
22.11
13.86
16.89
19.38
22.22
19.47
18.81
13.51
11.57
18.00
18.58
13.95
18.19
21.96
17.62
21.92
22.60
20.95
19.32
20.65
15.81
23.21
23.63
18.77
22.32
22.60
19.41
20.18
15.61
18.93
57.28
53.05
61.95
65.56
64.83
57.33
64.80
61.39
68.47
73.67
61.37
63.94
72.09
63.61
49.40
65.85
49.51
46.79
56.72
59.09
49.26
66.98
58.48
55.48
54.37
57.80
46.89
64.12
40.35
61.18
59.66
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Indonesia
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005
Lampiran 3.38.a
PERSENTASE STATUS GIZI (TINGGI BADAN MENURUT UMUR) PADA BALITA 24 - 59 BULAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Perkotaan
No
Provinsi
Pendek Sekali
Pendek
Normal
Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
Sumatera Utara
13.73
19.72
66.55
100
Sumatera Barat
15.57
18.85
65.57
100
Riau
27.01
15.33
57.66
100
Jambi
9.17
17.43
73.39
100
Sumatera Selatan
5.10
15.92
78.98
100
Bengkulu
10.77
16.92
72.31
100
Lampung
6.25
16.67
77.08
100
6.67
18.33
75.00
100
10
Kepulauan Riau
17.35
13.27
69.39
100
11
DKI Jakarta
14.77
11.57
73.67
100
12
Jawa Barat
19.97
17.30
62.73
100
13
Jawa Tengah
15.10
18.78
66.12
100
14
DI Yogyakarta
11.73
11.11
77.16
100
15
Jawa Timur
15.91
17.21
66.88
100
16
Banten
29.80
20.20
50.00
100
17
Bali
12.76
16.84
70.41
100
18
22.75
23.28
53.97
100
19
26.15
18.46
55.38
100
20
Kalimantan Barat
16.67
21.60
61.73
100
21
Kalimantan Tengah
27.59
17.24
55.17
100
22
Kalimantan Selatan
30.94
15.11
53.96
100
23
Kalimantan Timur
10.53
18.42
71.05
100
24
Sulawesi Utara
18.67
28.00
53.33
100
25
Sulawesi Tengah
23.21
16.07
60.71
100
26
Sulawesi Selatan
20.63
17.50
61.88
100
27
Sulawesi Tenggara
13.79
29.31
56.90
100
28
Gorontalo
25.00
17.31
57.69
100
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
12.50
14.58
72.92
100
31
Maluku Utara
31.58
21.05
47.37
100
32
Papua
15.12
23.26
61.63
100
33
17.09
17.41
65.50
100
Indonesia
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005
Lampiran 3.38.b
PERSENTASE STATUS GIZI (TINGGI BADAN MENURUT UMUR) PADA BALITA 24 - 59 BULAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Perdesaan
No
Provinsi
Pendek Sekali
Pendek
Normal
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
32.76
28.05
22.28
22.28
22.22
24.38
17.13
25.35
23.08
21.29
19.16
16.55
19.97
27.60
20.81
31.99
31.13
25.00
20.41
29.50
24.75
18.12
20.34
29.04
21.19
32.80
17.53
23.23
12.87
16.58
21.46
24.38
19.88
19.01
15.38
18.71
18.44
17.27
18.96
23.53
18.50
21.12
23.08
20.64
19.73
24.50
12.87
20.81
25.42
19.21
20.82
24.80
49.71
48.73
64.85
61.14
56.32
51.25
63.00
55.63
61.54
60.00
62.39
66.19
61.06
48.87
60.69
46.89
45.80
54.36
59.86
46.00
62.38
61.07
54.24
51.75
57.99
42.40
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
18.03
41.05
27.81
24.25
21.31
20
11.26
19.94
60.66
38.95
60.93
55.81
100
100
100
100
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Indonesia
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005
Lampiran 3.39
PERSENTASE STATUS GIZI (BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN) PADA BALITA 24 - 59 BULAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Perkotaan+Pedesaan
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Kurus Sekali
(2)
(3)
Indonesia
Kurus
Normal
(4)
Lebih
(5)
Total
(6)
(7)
6.87
7.63
7.87
5.21
8.99
8.71
3.56
9.22
11.21
9.35
4.87
5.19
4.56
4.00
5.44
5.36
5.44
7.31
7.50
3.81
5.08
6.78
4.72
5.08
7.15
4.71
6.44
8.96
10.72
8.92
7.17
9.22
10.37
10.69
6.31
10.34
12.24
9.13
8.52
5.21
8.33
8.16
8.04
7.69
12.09
9.42
16.19
13.28
4.24
8.15
8.47
11.13
9.41
11.39
71.34
72.58
59.84
74.59
72.12
65.15
75.06
72.33
60.34
63.61
74.81
74.92
81.43
75.27
67.80
74.26
80.11
73.58
71.54
51.43
72.88
72.03
70.82
76.95
72.18
76.47
66.83
12.84
9.07
23.36
13.03
9.68
15.77
10.69
12.14
18.10
14.80
11.19
11.36
8.79
12.40
18.59
12.33
6.75
7.01
11.54
28.57
8.76
16.95
16.31
9.49
9.54
9.41
15.35
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
9.68
9.45
8.18
11.83
9.45
7.81
68.82
50.39
67.29
9.68
30.71
16.73
100
100
100
6.13
9.35
72.15
12.36
100
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005
Ket:
* Prov. Sulawesi Barat termasuk Sulawesi Selatan, Irian Jaya Barat termasuk Papua
Lampiran 3.39.a
PERSENTASE STATUS GIZI (BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN) PADA BALITA 24 - 59 BULAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Perkotaan
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Kurus Sekali
Kurus
Normal
Lebih
Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
8.01
8.66
6.99
6.48
8.75
10.77
6.67
12.87
9.35
4.01
5.60
4.76
4.17
7.62
6.03
5.85
13.70
5.36
3.45
7.09
6.58
7.14
9.20
3.17
9.43
13.24
9.45
11.19
8.33
8.75
12.31
14.58
3.33
11.88
12.24
7.89
6.40
3.57
8.04
7.62
9.55
9.04
6.85
8.93
25.00
14.48
3.94
5.26
16.07
17.18
7.94
7.55
68.64
70.08
57.34
78.70
76.88
75.38
81.25
81.67
58.42
63.61
73.53
77.60
82.14
73.26
64.76
74.37
82.45
69.86
76.19
62.50
71.72
74.80
60.53
62.50
70.55
69.84
79.25
10.10
11.81
24.48
6.48
5.63
1.54
4.17
8.33
16.83
14.80
14.57
10.40
9.52
14.53
20.00
10.05
2.66
9.59
9.52
12.50
10.34
14.17
27.63
14.29
3.07
10.05
3.77
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
9.80
10.87
11.76
4.35
6.52
74.51
56.52
76.09
3.92
39.13
6.52
100.00
100.00
100.00
6.49
9.29
71.97
12.25
100.00
Indonesia
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005
Ket:
* Prov. Sulawesi Barat termasuk Sulawesi Selatan, Irian Jaya Barat termasuk Papua
Lampiran 3.39.b
PERSENTASE STATUS GIZI (BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN) PADA BALITA 24 - 59 BULAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Perdesaan
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Kurus Sekali
(2)
(3)
Indonesia
Kurus
Normal
(4)
Lebih
(5)
Total
(6)
(7)
6.01
7.26
8.40
4.52
9.12
7.95
4.06
10.27
5.78
4.92
4.32
3.86
3.46
4.60
5.22
6.53
8.52
4.49
6.22
6.42
3.82
4.60
6.44
5.05
5.37
5.74
11.17
7.56
6.53
9.49
9.66
10.14
7.53
10.44
9.97
7.19
8.56
8.66
6.32
6.96
12.73
9.66
14.61
12.44
4.59
9.55
6.69
9.01
9.75
12.75
73.37
73.46
61.34
72.36
69.34
61.36
74.59
68.49
73.33
76.16
73.09
80.58
76.84
70.56
74.14
78.84
74.04
69.32
49.44
73.68
68.81
75.80
80.33
72.75
77.98
62.42
14.88
8.10
22.69
16.58
12.04
21.02
11.59
13.70
26.67
7.62
12.02
7.91
10.74
17.32
14.94
8.99
6.70
12.50
31.46
7.66
20.18
10.83
8.37
11.80
7.22
19.46
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
9.63
11.54
6.78
11.85
10.58
8.47
66.67
49.04
62.71
11.85
28.85
22.03
100.00
100.00
100.00
5.9
9.39
72.27
12.44
100.00
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005
Ket:
* Prov. Sulawesi Barat termasuk Sulawesi Selatan, Irian Jaya Barat termasuk Papua
Lampiran 3.40
PERSENTASE WANITA USIA SUBUR (15 - 49 TAHUN) MENURUT TIPE DAERAH, UKURAN LILA DAN PROVINSI
TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Perkotaan
Ukuran Lila
< 23,5
> 23,5
(3)
Perdesaan
Ukuran Lila
< 23,5
> 23,5
Jumlah
(4)
(5)
Sumatera Utara
12.66
87.34
Sumatera Barat
13.94
Riau
10.25
Jambi
(6)
(7)
(8)
100.00
12.72
87.28
86.06
100.00
15.77
89.75
100.00
14.09
11.44
88.56
100.00
Sumatera Selatan
16.71
83.29
Bengkulu
17.34
Lampung
(9)
(11)
100.00
12.69
87.31
100.00
84.23
100.00
15.19
84.81
100.00
85.91
100.00
12.63
87.37
100.00
13.88
86.12
100.00
13.12
86.88
100.00
100.00
18.48
81.52
100.00
17.82
82.18
100.00
82.66
100.00
17.06
82.94
100.00
17.13
82.87
100.00
13.70
86.30
100.00
15.12
84.88
100.00
14.93
85.07
100.00
14.98
85.02
100.00
15.89
84.11
100.00
15.64
84.36
100.00
10
Kepulauan Riau
12.64
87.36
100.00
10.47
89.53
100.00
12.34
87.66
100.00
11
DKI Jakarta
12.08
87.92
100.00
12.08
87.92
100.00
12
Jawa Barat
13.91
86.09
100.00
14.19
85.81
100.00
14.04
85.96
100.00
13
Jawa Tengah
16.96
83.31
100.00
17.43
82.57
100.00
17.12
82.88
100.00
14
DI Yogyakarta
16.22
83.78
100.00
19.84
80.16
100.00
17.80
82.20
100.00
15
Jawa Timur
13.67
86.33
100.00
17.02
82.98
100.00
15.57
84.43
100.00
16
Banten
15.01
84.99
100.00
18.60
81.40
100.00
16.78
83.22
100.00
17
Bali
11.41
88.59
100.00
11.96
88.04
100.00
11.69
88.31
100.00
18
20.71
79.29
100.00
22.80
77.20
100.00
22.01
77.99
100.00
19
23.85
76.15
100.00
43.78
56.22
100.00
40.35
59.65
100.00
20
Kalimantan Barat
11.59
88.41
100.00
16.44
83.56
100.00
15.00
85.00
100.00
21
Kalimantan Tengah
15.64
84.36
100.00
16.81
83.19
100.00
16.60
83.40
100.00
22
Kalimantan Selatan
14.90
85.10
100.00
19.01
80.99
100.00
17.45
82.55
100.00
23
Kalimantan Timur
12.06
87.94
100.00
9.28
90.72
100.00
10.85
89.15
100.00
24
Sulawesi Utara
16.15
83.85
100.00
6.20
93.80
100.00
9.75
90.25
100.00
25
Sulawesi Tengah
20.00
80.00
100.00
14.58
85.42
100.00
15.76
84.24
100.00
26
Sulawesi Selatan
19.34
80.66
100.00
15.08
84.92
100.00
16.50
83.50
100.00
27
Sulawesi Tenggara
12.31
87.69
100.00
17.13
82.87
100.00
16.17
83.83
100.00
28
Gorontalo
13.78
86.22
100.00
13.78
86.22
100.00
13.78
86.22
100.00
29
Sulawesi Barat*
30
Maluku
14.90
85.1
100.00
15.81
84.19
100.00
15.52
84.48
100.00
31
Maluku Utara
11.54
88.46
100.00
19.95
80.05
100.00
17.53
82.47
100.00
32
Papua
15.84
84.16
100.00
27.65
72.35
100.00
24.69
75.31
100.00
33
85.62
100.00
17.64
82.36
100.00
16.24
83.76
100.00
Indonesia
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005
Ket:
* Prov. Sulawesi Barat termasuk Sulawesi Selatan, Irian Jaya Barat termasuk Papua
(10)
Perkotaan + Perdesaan
Ukuran Lila
Jumlah
< 23,5
> 23,5
Jumlah
Lampiran 3.41
PERSENTASE WANITA USIA 15 - 49 TAHUN MENURUT TIPE DAERAH, UKURAN LILA DAN KELOMPOK UMUR,
TAHUN 2005
Perkotaan
Ukuran Lila
< 23,5
> 23,5
Perdesaan
Ukuran Lila
Jumlah
< 23,5
> 23,5
Perkotaan + Perdesaan
Ukuran Lila
Jumlah
< 23,5
> 23,5
No
Kelompok Umur
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
15 - 19
31.61
68.39
100.00
34.17
65.83
100.00
33.08
66.92
100.00
20 - 24
21.36
78.64
100.00
21.95
78.05
100.00
21.67
78.33
100.00
25 - 29
13.64
86.36
100.00
15.28
84.72
100.00
14.55
85.45
100.00
30 - 34
8.38
91.62
100.00
12.01
87.99
100.00
10.45
89.55
100.00
35 - 39
5.79
94.21
100.00
11.38
88.62
100.00
9.05
90.95
100.00
40 - 44
5.82
94.18
100.00
11.86
88.14
100.00
9.37
90.63
100.00
45 - 49
6.63
93.37
100.00
12.82
87.80
100.00
10.26
89.74
100.00
14.38
85.62
100.00
17.64
82.36
100.00
16.24
83.76
100.00
Total
Jumlah
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005
Lampiran 3.42
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
2002
Cukup
2003
2005
2002
Kurang
2003
2005
2002
Tidak ada
2003
2005
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
85.60
92.88
91.59
95.57
89.04
95.39
85.68
87.08
59.93
67.83
54.62
65.86
67.82
61.92
45.21
18.02
32.55
86.36
92.51
90.53
93.42
96.97
84.57
59.94
58.71
98.45
90.62
93.02
90.10
96.47
92.19
94.53
85.48
95.00
55.91
69.71
59.43
67.16
74.75
61.33
43.56
21.45
34.07
88.29
93.23
90.25
96.26
94.33
89.85
59.69
66.84
88.58
91.22
88.34
89.24
91.82
86.89
86.17
75.61
93.53
87.90
61.37
66.39
62.77
74.33
72.32
51.66
45.48
23.97
36.77
83.73
88.94
84.37
82.63
92.09
84.40
59.54
64.36
85.38
12.33
6.81
7.34
4.26
7.22
4.25
12.02
10.83
18.03
20.80
19.48
22.68
12.30
21.74
15.23
22.92
14.62
11.82
6.56
8.56
5.50
2.77
13.28
15.11
15.65
1.43
8.43
6.71
6.35
3.47
6.45
5.22
11.57
4.44
17.14
19.31
20.47
23.08
11.81
22.87
16.28
17.79
10.38
10.75
6.61
8.81
3.36
5.50
8.86
15.03
14.41
8.85
7.81
10.61
8.13
7.80
10.33
13.15
17.67
5.87
9.29
18.05
21.97
20.13
20.32
12.68
28.72
15.53
15.88
10.75
14.08
10.46
13.56
12.07
7.57
13.51
17.67
14.66
14.32
2.07
0.31
1.07
0.17
3.74
0.36
2.30
2.09
22.03
11.38
25.90
11.46
19.87
16.33
39.55
59.06
52.84
1.81
0.93
0.91
1.08
0.27
2.15
24.95
25.64
0.12
0.95
0.26
3.55
0.07
1.37
0.25
2.94
0.56
26.95
10.98
20.09
9.76
13.44
15.80
40.15
60.76
55.55
0.96
0.16
0.94
0.39
0.17
1.29
25.28
18.75
2.57
0.97
1.05
2.63
0.38
2.78
0.68
6.72
0.60
2.81
20.58
11.64
17.11
5.35
15.00
19.63
38.99
60.15
52.48
2.19
0.60
2.07
5.30
0.34
2.09
22.79
20.98
0.30
39.09
69.53
91.67
43.93
72.15
93.57
7.03
14.84
7.31
8.74
14.32
4.59
53.87
15.64
1.03
47.33
13.54
1.85
68.53
73.24
72.81
15.42
12.71
14.02
16.05
14.05
13.17
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005
Ket: * Prov. Sulawesi Barat termasuk Sulawesi Selatan, Irian Jaya Barat termasuk Papua
Lampiran 4.1
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 & K4, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN KUNJUNGAN NEONATUS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
Ibu Hamil
No
Provinsi
(1)
(2)
Ibu Bersalin
Jumlah
K1
% K1
K4
% K4
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kunjungan Neonatus
Jumlah
Ditolong
Nakes
% Ditolong
Nakes
(8)
(9)
(10)
109,652
92,425
84.29
80,087
73.04
105,209
65,428
62.19
2 Sumatera Utara
347,683
292,471
84.12
272,448
78.36
323,789
239,712
74.03
Jumlah
Kunjungan
Neonatus1
% KN 1
(11)
(12)
(13)
101,579
306,833
Kunjungan
Neonatus2
% KN2
(14)
(15)
228,415
74.44
4,814
1.57
3 Sumatera Barat
106,556
97,183
91.20
84,996
79.77
100,860
80,837
80.15
96,445
83,691
86.78
83,691
86.78
4 Riau
129,160
113,255
87.69
107,826
83.48
120,176
85,987
71.55
116,771
96,476
82.62
91,069
77.99
70,417
64,272
91.27
55,261
78.48
64,910
53,317
82.14
64,910
52,750
81.27
40,146
61.85
151,982
139,979
92.10
130,934
86.15
145,858
118,340
81.13
139,555
120,103
86.06
7 Bengkulu
47,360
37,892
80.01
35,008
73.92
45,208
31,530
69.74
43,054
32,939
76.51
31,495
73.15
8 Lampung
171,515
155,359
90.58
142,751
83.23
163,719
123,186
75.24
155,923
137,723
88.33
134,778
86.44
27,219
26,680
98.02
24,796
91.10
25,977
22,619
87.07
24,871
19,875
79.91
40,089
37,286
93.01
31,610
78.85
34,574
28,377
82.08
227,316
204,862
90.12
169,641
74.63
213,341
149,281
69.97
203,041
148,876
73.32
143,099
70.48
5 Jambi
6 Sumatera Selatan
12 Jawa Barat
981,342
844,116
86.02
748,461
76.27
943,687
620,747
65.78
904,425
568,815
62.89
708,105
78.29
13 Jawa Tengah
654,664
583,281
89.10
518,570
79.21
475,826
348,517
73.24
412,658
375,180
90.92
274,699
66.57
14 DI Yogyakarta
51,736
50,785
98.16
42,246
81.66
49,678
41,022
82.58
47,045
89.63
554,698
79.45
641,054
551,944
86.10
634,705
579,225
15 Jawa Timur
16 Banten
698,177
625,754
40,283
85.63
91.26
556,055
87.61
258,694
232,386
89.83
186,447
72.07
247,676
155,308
62.71
235,524
102,077
43.34
189,112
80.29
68,472
74,379
108.63
59,375
86.71
65,403
58,529
89.49
62,280
39,360
63.20
32,399
52.02
111,186
98,454
88.55
88,930
79.98
105,714
78,397
74.16
102,692
89,348
87.01
87,114
84.83
120,975
111,216
91.93
79,691
65.87
106,974
63,441
59.31
87,957
69,067
78.52
68,509
77.89
20 Kalimantan Barat
86,258
77,226
89.53
56,683
65.71
80,317
54,918
68.38
75,855
39,360
51.89
32,399
42.71
21 Kalimantan Tengah
53,827
48,540
90.18
41,727
77.52
50,102
37,529
74.91
47,373
39,479
83.34
39,214
82.78
22 Kalimantan Selatan
81,680
74,231
90.88
60,956
74.63
76,329
61,748
80.90
23 Kalimantan Timur
71,684
65,262
91.04
57,642
80.41
68,056
49,860
73.26
65,543
53,425
81.51
51,942
79.25
40.64
17 Bali
24 Sulawesi Utara
47,724
44,795
93.86
38,473
80.62
44,866
29,966
66.79
44,379
25,956
58.49
18,034
25 Sulawesi Tengah
58,847
50,272
85.43
44,418
75.48
56,109
35,196
62.73
56,032
40,422
72.14
39,085
69.75
26 Sulawesi Selatan
186,293
166,536
89.39
130,515
70.06
177,005
121,407
68.59
168,453
101,082
60.01
87,242
51.79
27 Sulawesi Tenggara
45,128
36,756
81.45
31,511
69.83
41,667
27,865
66.88
41,085
32,483
79.06
29,733
72.37
28 Gorontalo
24,430
22,238
91.03
19,374
79.30
23,320
16,377
70.23
21,893
18,515
84.57
17,417
79.56
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
22,645
22,345
98.68
17,945
79.24
25,028
14,718
58.81
23,587
16,948
71.85
16,504
69.97
31 Maluku Utara
22,582
19,521
86.44
16,155
71.54
21,678
13,039
60.15
20,774
15,858
76.34
15,010
72.25
32 Papua
48,694
30,266
62.16
21,874
44.92
46,480
15,579
33.52
44,267
17,334
39.16
5,123,987
4,540,023
88.60
3,951,049
77.11
4,690,590
3,394,721
72.37
4,349,509
3,144,782
72.30
2,831,948
65.11
Lampiran 4.2
CAKUPAN DETEKSI RISIKO, RUJUKAN KASUS RISTI, DAN PENANGANAN KOMPLIKASI IBU HAMIL DAN NEONATAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Penanganan Komplikasi
Obstetri
Neonatal
Jumlah
Jumlah
Ibu Hamil
Ibu Bersalin
Abs
Abs
Abs
Abs
Abs
Abs
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
109,652
105,209
9,458
8.63
1,542
1.41
Sumatera Utara
347,683
323,789
27,085
7.79
6,825
1.96
Sumatera Barat
106,556
100,860
14,779
13.87
4,634
4.35
1,930
1.81
465
0.44
1,127
1.12
524
0.52
Riau
129,160
120,176
15,797
12.23
2,709
2.10
1,810
1.40
218
0.17
3,265
2.72
1,870
1.56
Jambi
94
0.13
1,063
1.64
0.01
Sumatera Selatan
1,748
0.50
1,130
70,417
64,910
7,747
11.00
999
1.42
625
0.89
151,982
145,858
17,677
11.63
6,262
4.12
1,051
0.69
Bengkulu
47,360
45,208
7,779
16.43
1,125
2.38
1,089
2.30
850
Lampung
171,515
163,719
13,587
7.92
2,065
1.20
3,597
2.10
27,219
25,977
1,241
4.56
1,478
5.43
434
1.59
10
Kepulauan Riau
40,089
34,574
11
DKI Jakarta
227,316
213,341
17,122
7.53
3,433
1.51
12
Jawa Barat
981,342
943,687
25,262
2.57
10,773
1.10
16,189
1.65
31
13
Jawa Tengah
654,664
475,826
14
DI Yogyakarta
51,736
49,678
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
86,258
21
Kalimantan Tengah
53,827
22
Kalimantan Selatan
81,680
23
Kalimantan Timur
71,684
24
Sulawesi Utara
47,724
698,177
641,054
4,493
107,817
0.33
1,750
0.54
1,076
0.33
1.79
313
0.18
141
0.52
716
2.76
270
1.04
31
0.08
13,261
1.41
102
0.01
82,636
12.62
41,745
6.38
8.68
1,275
2.46
430
0.83
2,639
5.31
320
0.64
-
15.44
40,005
5.73
19,080
2.73
2,027
0.29
258,694
247,676
10,822
4.18
8,644
3.34
4,271
1.65
401
0.16
68,472
65,403
8,425
12.30
516
0.75
764
1.12
131
0.19
1,442
2.20
131
0.20
111,186
105,714
16,284
14.65
8,011
7.21
120,975
106,974
13,949
11.53
9,258
7.65
1,298
80,317
8,968
10.40
2,057
2.38
50,102
4,885
9.08
94
0.17
76,329
8,826
10.81
3,840
4.70
68,056
11,435
15.95
1,235
1.72
108
0.15
44,866
7,211
15.11
1,007
2.11
1,616
3.39
1.07
225
3,046
3.53
647
0.75
321
0.60
79
0.15
44
0.06
0.19
2.67
556
0.52
3,205
3.99
1,349
1.68
1,101
2.20
331
0.66
-
2,851
748
1.67
469
1.05
25
Sulawesi Tengah
58,847
56,109
6,895
11.72
1,982
3.37
846
1.44
289
0.49
998
1.78
1,219
2.17
26
Sulawesi Selatan
186,293
177,005
21,469
11.52
9,986
5.36
5,561
2.99
583
0.31
7,210
4.07
10,036
5.67
27
Sulawesi Tenggara
45,128
41,667
5,965
13.22
4,973
11.02
818
1.81
101
0.22
711
1.71
89
0.21
28
Gorontalo
24,430
23,320
3,611
14.78
521
2.13
296
1.21
10
0.04
756
3.24
10
0.04
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
22,645
32
0.14
345
1.38
129
0.52
31
Maluku Utara
32
Papua
33
25,028
922
4.07
22,582
21,678
1,496
6.62
158
0.70
48,694
46,480
468
0.96
5,123,987
4,690,590
401,007
7.83
134,164
2.62
150,877
2.94
98
0.20
50,083
0.98
1,496
6.90
113
0.52
1,577
3.39
479
1.03
46,261
0.99
19,082
0.41
Lampiran 4.3
PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG MENGGUNAKAN /MEMAKAI ALAT KB
MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2005
No
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
46.12
43.78
46.36
47.91
57.77
59.69
65.41
62.82
60.72
47.58
54.13
63.02
58.94
58.89
61.54
59.64
64.35
58.45
37.51
58.63
64.25
64.85
54.19
65.78
55.93
43.13
43.89
56.22
38.57
41.49
48.12
50.81
64.93
59.30
66.76
66.82
65.84
57.34
62.73
62.95
66.36
58.47
57.29
72.38
54.13
33.08
62.23
68.24
64.85
54.90
72.66
54.74
41.36
48.30
61.22
-
38.07
43.51
44.61
24.17
44.84
28.56
58.16
40.35
42.51
47.59
49.80
62.94
59.42
66.39
65.97
63.72
49.51
54.13
62.88
61.32
62.15
59.72
58.61
68.20
55.71
33.80
61.29
67.08
64.85
54.52
70.01
54.97
41.88
47.40
59.91
28.08
44.49
32.80
-
57.67
57.89
Lampiran 4.4
PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG PERNAH MENGGUNAKAN /MEMAKAI ALAT KB
MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2005
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(2)
(3)
(4)
(5)
60.80
59.01
65.14
66.41
71.97
74.34
82.32
78.05
76.38
60.80
72.25
79.79
76.91
74.44
75.94
76.94
79.24
78.18
52.86
72.83
79.30
80.90
70.28
83.50
71.49
59.25
61.45
74.41
-
54.80
54.92
64.92
63.61
77.53
71.49
78.96
81.60
77.66
69.15
82.11
80.60
81.59
73.89
75.23
84.78
75.52
49.67
76.24
80.67
79.52
69.01
87.40
70.52
55.43
66.30
74.50
-
54.81
57.45
64.04
-
33.89
57.40
36.13
74.61
56.22
56.76
64.99
64.58
75.99
72.43
79.88
80.85
77.13
62.46
72.25
80.91
79.11
77.56
74.72
76.19
81.89
76.49
50.19
75.34
80.27
80.03
69.69
85.90
70.72
56.54
65.31
74.48
39.78
57.41
43.50
-
73.61
74.05
Lampiran 4.5
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN
MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2005
Perkotaan+Perdesaan
Alat/cara KB yang dipakai
No
(1)
Provinsi
MOW/
Tubektomi
MOP/
Vasektomi
AKDR/IUD
Suntikan
Susuk KB
Pil
Kondom
Lainnya
Alat/Cara
Tradisional
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0.74
5.95
1.66
1.14
0.98
1.78
1.96
1.17
1.41
1.46
1.54
1.74
4.81
0.29
1.36
1.85
0.88
0.35
1.04
0.45
0.60
0.62
1.26
0.99
0.90
1.29
2.36
5.77
10.71
4.90
3.95
2.55
3.96
6.38
2.61
8.41
12.02
8.62
8.66
61.38
44.66
61.72
55.28
55.41
63.64
60.55
62.24
52.85
45.44
57.57
59.96
63.54
0.10
4.13
5.92
3.14
5.67
10.27
7.47
6.74
3.36
2.11
2.16
2.10
6.82
30.82
34.62
16.55
32.35
32.32
19.70
23.92
21.62
37.12
38.17
23.35
25.98
13.49
0.77
1.20
0.50
0.81
0.52
0.38
0.56
0.49
0.81
1.98
1.06
0.22
0.59
0.08
0.19
0.09
0.22
0.11
0.14
0.11
0.11
0.18
0.16
0.14
1.10
0.12
2.63
2.10
1.00
1.28
0.69
0.80
1.02
0.64
1.04
1.02
1.17
0.38
0.69
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
14
15
16
17
18
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
4.89
4.11
1.24
4.36
1.79
1.06
1.62
0.94
0.79
0.44
27.24
11.66
6.64
41.65
9.39
44.28
54.76
69.14
39.61
63.39
5.88
5.13
2.94
1.27
10.41
11.34
21.49
18.18
10.59
13.74
1.63
0.36
0.51
0.66
0.16
0.40
0.07
0.30
0.14
3.28
0.79
0.41
1.77
0.54
100
100
100
100
100
19
20
21
22
23
1.64
0.92
0.37
1.22
1.84
1.34
1.00
0.61
0.35
0.60
9.08
2.49
1.91
1.78
8.34
63.80
59.01
43.68
43.34
43.79
4.32
2.19
3.90
2.30
2.45
15.15
33.40
47.53
50.02
41.15
0.18
0.38
0.66
0.49
0.60
0.19
0.09
0.12
0.10
0.16
4.32
0.53
1.22
0.39
1.07
100
100
100
100
100
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia
1.87
1.00
0.99
1.19
0.99
1.63
1.79
1.73
2.79
0.95
0.85
0.90
0.76
0.59
0.60
0.83
2.12
1.10
10.73
6.71
2.70
3.50
10.73
3.29
1.81
2.91
9.06
46.90
49.02
53.54
45.11
36.48
57.82
58.54
34.29
57.27
10.49
4.17
4.17
9.39
16.35
10.47
8.43
2.55
4.73
27.79
36.34
35.18
36.79
33.78
22.53
26.62
17.06
23.36
0.44
0.34
0.43
0.19
0.28
0.09
2.11
0.50
0.01
0.10
0.13
0.19
0.14
0.23
0.16
0.11
0.82
1.47
2.16
2.88
0.66
3.43
1.72
37.23
1.07
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Lampiran 4.5.a
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN
MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2005
Perkotaan
Alat/Cara KB yang Dipakai
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
MOW/
MOP/
AKDR/IUD
Tubektomi Vasektomi
(3)
1.35
6.49
2.46
1.68
1.52
2.45
3.42
2.36
2.10
1.78
1.54
1.89
5.73
5.40
4.94
1.71
4.12
1.69
3.30
1.64
0.51
1.54
1.89
2.98
1.41
1.45
1.92
1.67
Suntikan
Susuk KB
Pil
Kondom
Lainnya
Alat/Cara
Tradisional
Jumlah
(9)
(10)
(11)
(12)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
0.16
1.15
4.33
0.53
0.09
0.99
0.42
0.35
1.35
1.16
0.99
0.90
1.11
1.36
2.09
1.04
0.65
0.82
11.99
1.06
0.89
0.43
0.51
0.17
0.58
0.94
0.90
0.95
6.20
7.34
20.07
9.99
5.62
3.89
6.61
9.74
6.41
10.45
12.02
12.88
10.47
30.42
11.90
10.52
41.04
14.07
18.96
6.04
1.67
3.63
12.74
11.24
9.71
6.15
5.76
19.79
55.64
43.46
54.74
56.78
52.31
63.78
60.90
57.05
47.87
44.90
57.57
56.47
62.48
37.14
52.30
62.35
37.84
62.02
45.28
56.34
46.25
48.44
42.97
44.31
45.50
55.70
36.87
29.56
0.45
2.13
2.86
3.30
4.19
5.61
3.08
6.39
2.72
2.04
2.16
1.74
4.47
3.84
3.15
1.02
1.44
8.89
1.81
1.28
2.19
0.86
1.59
6.68
4.95
2.21
7.33
10.81
32.01
34.68
13.05
24.02
33.67
20.60
21.40
21.70
37.14
35.70
23.35
24.97
13.47
13.53
23.91
21.83
12.68
11.61
20.18
31.59
46.60
43.41
37.92
32.90
36.08
31.11
43.16
37.23
3.38
0.63
1.81
0.60
1.03
3.10
6.04
2.00
5.21
3.26
1.19
12.00
53.09
61.67
49.78
7.31
7.94
3.42
55.08
2.92
`
25.55
26.42
30.37
-
23.44
1.62
1.50
1.09
1.51
1.28
0.80
1.31
1.19
0.67
2.27
1.06
0.38
1.10
2.88
0.71
0.88
0.93
0.33
0.25
0.93
0.73
0.68
1.04
1.04
0.48
0.74
0.79
0.00
0.17
0.31
0.07
0.39
0.20
0.06
0.07
0.30
0.36
0.17
0.14
0.16
0.16
0.50
0.12
0.00
0.19
0.14
0.25
0.09
0.27
0.22
0.15
0.02
0.00
0.18
0.24
0.00
2.41
2.94
1.32
1.79
1.10
1.82
2.78
0.93
1.37
1.23
1.17
0.60
1.00
4.94
0.88
0.66
1.11
0.43
7.98
1.04
0.89
0.78
1.19
0.49
1.30
1.51
3.03
0.00
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
0.00
0.00
4.31
0.00
0.16
0.00
4.03
0.16
2.00
100
100
100
0.86
0.15
1.11
100
Lampiran 4.5.b
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN
MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2005
Perdesaan
Alat/Cara KB yang Dipakai
No
Provinsi
MOP/
MOW/
AKDR/IUD
Tubektomi Vasektomi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 Nanggroe Aceh Darussalam
0.51
0.33
0.94
2 Sumatera Utara
5.54
1.54
4.42
3 Sumatera Barat
1.32
0.81
6.81
4 Riau
0.87
1.06
2.34
5 Jambi
0.79
0.44
3.38
6 Sumatera Selatan
1.45
1.06
1.89
7 Bengkulu
1.43
0.47
2.99
8 Lampung
0.87
0.67
5.53
9 Kepulauan Bangka Belitung
0.96
0.14
0.13
10 Kepulauan Riau
0.41
0.58
1.55
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
1.58
0.91
3.98
13 Jawa Tengah
4.22
1.40
7.50
14 DI Yogyakarta
4.30
0.71
23.60
15 Jawa Timur
3.52
1.29
11.49
16 Banten
0.62
0.82
1.52
17 Bali
4.60
0.94
42.23
18 Nusa Tenggara Barat
1.85
0.20
6.46
19 Nusa Tenggara Timur
1.27
1.19
6.88
20 Kalimantan Barat
0.68
0.98
1.30
21 Kalimantan Tengah
0.31
0.51
2.01
22 Kalimantan Selatan
1.03
0.31
0.70
23 Kalimantan Timur
1.78
0.70
3.36
24 Sulawesi Utara
1.24
1.39
10.44
25 Sulawesi Tengah
0.89
0.92
5.96
26 Sulawesi Selatan
0.80
0.88
1.23
27 Sulawesi Tenggara
1.02
0.72
2.97
28 Gorontalo
0.77
0.47
7.78
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
0.55
0.60
1.59
31 Maluku Utara
2.18
0.76
1.75
32 Papua
1.68
1.58
1.62
33 Irian Jaya Barat
Indonesia
2.43
1.04
6.80
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005
Suntikan
Susuk KB
(6)
63.50
45.69
64.63
54.53
56.47
63.12
60.42
63.55
56.10
47.22
63.75
64.22
52.45
56.52
78.11
41.32
64.26
67.90
59.90
42.69
40.33
44.71
48.37
49.91
52.33
47.03
38.74
60.74
57.48
25.60
58.96
(7)
1.14
5.58
7.19
3.05
6.18
12.57
9.07
6.83
3.77
2.33
2.48
8.32
8.22
6.55
5.47
1.10
11.37
4.88
2.49
4.56
3.14
3.42
12.55
3.97
5.01
9.87
18.16
12.42
8.59
2.07
6.14
`
Pil
(8)
30.38
34.56
18.02
36.52
31.86
19.26
24.83
21.60
37.11
46.45
27.08
13.50
8.84
19.76
13.37
8.58
15.07
14.03
34.00
47.88
53.93
44.80
24.89
36.40
36.91
35.30
32.66
20.67
26.69
9.60
23.30
Kondom
Lainnya
(9)
0.45
0.94
0.25
0.46
0.26
0.17
0.29
0.32
0.90
0.99
0.06
0.26
0.21
0.10
0.02
0.39
0.06
0.16
0.20
0.63
0.38
0.09
0.10
0.30
0.29
0.05
0.37
0.00
0.13
0.87
0.22
(10)
0.04
0.08
0.10
0.14
0.08
0.18
0.13
0.07
0.06
0.14
0.03
0.10
0.29
0.04
0.00
0.41
0.14
0.17
0.09
0.07
0.04
0.19
0.00
0.13
0.11
0.18
0.19
0.37
0.17
0.00
0.08
Alat/Cara
Tradisional
(11)
2.71
1.38
0.86
1.03
0.54
0.30
0.38
0.56
0.83
0.32
0.14
0.49
1.38
0.73
0.08
0.44
0.60
3.51
0.35
1.35
0.16
0.94
1.01
1.51
2.44
2.84
0.87
3.06
2.26
56.99
1.03
Jumlah
(12)
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Lampiran 4.6
HASIL PELAYANAN PESERTA KB BARU KUMULATIF
MENURUT METODE KONTRASEPSI DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
IUD
MOW
MOP
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Metoda
Kondom
(9)
Kon trasepsi
%
Implant
(10)
(11)
Suntikan
Pil
Jumlah
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
708
0.85
164
0.20
11
0.01
3,700
4.45
1,217
1.47
38,043
45.80
39,226
47.22
83,069
6,859
3.54
4,829
2.49
309
0.16
15,158
7.82
7,148
3.69
80,034
41.28
79,567
41.03
193,904
3 Sumatera Barat
4,336
4.74
734
0.80
0.00
1,636
1.79
9,791
10.69
55,127
60.20
19,945
21.78
91,570
4 Riau
1,842
1.58
288
0.25
28
0.02
4,016
3.44
4,831
4.14
61,189
52.39
44,604
38.19
116,798
5 Jambi
1,169
1.46
52
0.06
13
0.02
865
1.08
6,727
8.38
42,277
52.70
29,125
36.30
80,228
6 Sumatera Selatan
2,084
1.11
1,147
0.61
45
0.02
6,296
3.34
13,221
7.02
95,966
50.93
69,670
36.97
188,429
7 Bengkulu
1,578
3.11
240
0.47
0.02
1,026
2.02
2,797
5.51
27,362
53.93
17,721
34.93
50,733
8 Lampung
4,944
2.55
477
0.25
160
0.08
4,536
2.34
20,485
10.55
92,341
47.55
71,271
36.70
194,214
344
1.29
257
0.96
553
2.07
2,294
8.61
14,537
54.55
8,666
32.52
26,651
22,807
9.30
1,526
0.62
924
0.38
4,419
1.80
6,239
2.54
129,748
52.89
79,669
32.47
245,332
70,854
9.46
6,588
0.88
945
0.13
5,241
0.70
39,092
5.22
411,393
54.90
215,266
28.73
749,379
13 Jawa Tengah
14,108
2.75
10,639
2.07
1,436
0.28
17,130
3.34
26,750
5.21
327,618
63.86
115,314
22.48
512,995
7,099
17.08
1,571
3.78
120
0.29
1,555
3.74
2,945
7.08
23,174
55.74
5,111
12.29
41,575
41,205
5.76
9,736
1.36
959
0.13
7,295
1.02
30,776
4.30
467,371
65.37
157,672
22.05
715,014
128,899
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
5,215
4.05
699
0.54
96
0.07
953
0.74
10,527
8.17
70,439
54.65
40,970
31.78
10,748
21.13
892
1.75
16
0.03
1,043
2.05
798
1.57
29,852
58.70
7,507
14.76
50,856
6,216
5.61
651
0.59
77
0.07
420
0.38
6,697
6.05
73,542
66.43
23,102
20.87
110,705
2,573
4.15
782
1.26
127
0.20
702
1.13
3,224
5.20
42,671
68.81
11,930
19.24
62,009
20 Kalimantan Barat
1,348
1.97
529
0.77
22
0.03
999
1.46
1,696
2.48
34,447
50.28
29,472
43.02
68,513
21 Kalimantan Tengah
351
0.66
99
0.19
19
0.04
790
1.48
3,919
7.33
25,470
47.65
22,808
42.67
53,456
22 Kalimantan Selatan
939
1.18
548
0.69
35
0.04
1,199
1.51
4,222
5.32
40,706
51.29
31,712
39.96
79,361
23 Kalimantan Timur
2,116
3.81
394
0.71
32
0.06
1,244
2.24
2,019
3.64
28,921
52.13
20,754
37.41
55,480
24 Sulawesi Utara
1,681
4.85
515
1.48
13
0.04
1,727
4.98
3,014
8.69
18,585
53.58
9,149
26.38
34,684
25 Sulawesi Tengah
810
1.61
209
0.42
26
0.05
598
1.19
2,120
4.21
24,632
48.96
21,917
43.56
50,312
26 Sulawesi Selatan
2,490
1.87
560
0.42
39
0.03
3,337
2.50
8,137
6.11
79,452
59.63
39,220
29.44
133,235
27 Sulawesi Tenggara
405
0.93
599
1.38
0.01
1,216
2.81
3,806
8.78
19,035
43.92
18,270
42.16
43,337
1,200
4.86
117
0.47
180
0.73
2,534
10.25
13,495
54.60
7,190
29.09
24,716
30 Maluku
658
2.82
190
0.81
10
0.04
630
2.70
1,004
4.31
13,131
56.32
7,693
32.99
23,316
31 Maluku Utara
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
128
0.95
36
0.27
219
1.62
881
6.52
7,583
56.09
4,673
34.56
13,520
32 Papua
46
0.98
76
1.62
97
2.07
395
8.42
3,011
64.20
1,065
22.71
4,690
32
1.09
0.07
101
3.43
20
0.68
1,708
58.02
1,081
36.72
2,944
Indonesia
216,893
5.13
45,144
1.07
5,480
0.13
88,881
2.10
229,326
5.42
2,392,860
56.57
1,251,340
29.58
4,229,924
Sumber: BKKBN
Lampiran 4.7
JUMLAH DAN PROPORSI PESERTA KB BARU KUMULATIF
MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN PROVINSI TAHUN 2005
Klinik KB
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumber: BKKBN
Pemerintah
Peserta
%
(3)
(4)
57,592
147,878
59,219
57,964
52,174
121,282
35,174
112,836
18,972
(5)
69.33
76.26
64.67
49.63
65.03
64.36
69.33
58.10
71.19
-
100,834
401,728
255,769
18,492
381,743
96,669
19,109
94,155
59,916
43,651
33,195
49,244
32,884
18,750
43,417
113,175
40,163
17,953
5,525
22,724
2,350
1,880
242
11,401
951
4,964
900
-
41.10
53.61
49.86
44.48
53.39
75.00
37.57
85.05
96.62
63.71
62.10
62.05
59.27
54.06
86.30
84.94
92.68
72.64
-
20,876
11,907
4,073
2,813
2,523,607
Swasta
Peserta
Jumlah
Peserta
Peserta
Peserta
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
2,982
2,818
1,502
2,354
2,381
4,474
2,147
5,028
424
-
7.98
9.69
4.31
11.86
2.53
5.38
1.40
2.44
0.44
4.58
13.33
2.34
8.66
13.78
6.31
2.39
2.79
10.11
-
384
158
60
26
231,270
(6)
6.65
11.72
2.57
1.61
0.30
6.05
1.87
2.56
3.38
19,566
72,599
22,132
4,931
18,084
6,938
710
2,703
273
3,137
7,125
1,854
4,807
4,780
3,174
3,181
1,211
2,500
-
89.54
88.07
86.84
95.55
59.66
29,167
20,325
19,234
643
13,173
4,001
1,528
1,162
268
1,274
1,085
685
3,555
2,676
736
1,358
378
396
1.65
1.17
1.28
0.88
5.47
3.59
1.45
1.64
2.02
2.97
2.37
4.23
2.59
1.59
11.89
2.71
3.75
1.55
1.84
3.10
3.00
1.05
0.43
1.86
2.03
0.86
6.41
7.72
1.46
1.02
0.87
1.60
-
41
28
16
6
125,845
16,970
20,484
28,499
54,600
25,431
51,272
12,461
71,386
6,355
95,765
254,727
215,860
17,509
302,014
21,291
29,509
12,685
1,552
20,451
12,051
27,578
14,234
8,478
2,985
15,521
1,585
3,867
-
0.18
0.21
0.34
0.20
2.98
20.43
10.56
31.12
46.75
31.70
27.21
24.56
36.76
23.85
39.03
33.99
42.08
42.11
42.24
16.52
58.02
11.46
2.50
29.85
22.54
34.75
25.66
24.44
5.93
11.65
3.66
15.65
-
2,015
1,427
541
99
1,349,202
83,069
193,904
91,570
116,798
80,228
188,429
50,733
194,214
26,651
245,332
749,379
512,995
41,575
715,014
128,899
50,856
110,705
62,009
68,513
53,456
79,361
55,480
34,684
50,312
133,235
43,337
24,716
-
8.64
10.55
11.54
3.36
31.90
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
-
23,316
13,520
4,690
2,944
4,229,924
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Lampiran 4.8
PENCAPAIAN DESA UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT PROVINSI
TAHUN 2004 - 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah Desa
Tahun 2004
Desa UCI
Jumlah Desa
Tahun 2005
Desa UCI
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
6,180
1,476
23.88
6,180
3,090
50.00
Sumatera Utara
5,464
4,397
80.47
5,464
4,317
79.01
Sumatera Barat
2,567
1,922
74.87
2,567
1,951
76.00
Riau
1,625
1,325
81.54
998
808
80.96
Jambi
1,186
986
83.14
1,186
1,055
88.95
Sumatera Selatan
2,681
2,181
81.35
2,681
2,254
84.07
Bengkulu
1,261
890
70.58
1,261
901
71.45
Lampung
2,161
1,988
91.99
2,161
1,945
90.00
317
242
76.34
317
250
78.86
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
278
220
79.14
278
192
69.06
12
Jawa Barat
5,798
4,269
73.63
5,798
4,638
79.99
13
Jawa Tengah
8,052
7,107
88.26
8,052
7,166
89.00
14
DI Yogyakarta
438
438
100.00
438
434
99.09
15
Jawa Timur
8,441
4,928
58.38
8,441
6,668
79.00
16
Banten
1,543
1,153
74.72
1,543
1,219
79.00
17
Bali
695
691
99.42
695
695
100.00
18
778
703
90.36
778
681
87.53
19
2,591
2,000
77.19
2,591
2,047
79.00
20
Kalimantan Barat
1,452
885
60.95
1,452
944
65.01
21
Kalimantan Tengah
1,324
708
53.47
1,324
781
58.99
22
Kalimantan Selatan
1,955
1,297
66.34
1,955
1,299
66.45
23
Kalimantan Timur
1,334
960
71.96
1,334
960
71.96
24
Sulawesi Utara
1,214
841
69.28
1,214
983
80.97
25
Sulawesi Tengah
1,447
1,044
72.15
1,447
998
68.97
26
Sulawesi Selatan
3,222
2,370
73.56
2,100
1,638
78.00
27
Sulawesi Tenggara
1,554
1,215
78.19
1,554
1,350
86.87
28
Gorontalo
447
249
55.70
447
224
50.11
29
Sulawesi Barat
860
654
76.05
30
Maluku
878
729
83.03
31
Maluku Utara
720
195
27.08
720
381
52.92
32
Papua
36.97
33
1,017
376
1,017
356
35.00
67,742
47,036
69.43
67,731
51,628
76.23
Lampiran 4.9
CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No.
Provinsi
(1)
(2)
Sasaran
(3)
BCG
Jumlah
(4)
(5)
DPT1
Jumlah
%
(6)
(7)
DPT2
Jumlah
%
(8)
(9)
DPT3
Jumlah
%
(10)
(11)
Polio1
Jumlah
%
(12)
Imunisasi Bayi
POLIO2
Jumlah
%
(13)
(14)
Polio3
(15)
Polio4
Campak
Jumlah
%
Jumlah
Jumlah
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
DO
(21)
(22)
109,128
85,846
78.7
87,978
80.6
83,740
76.7
80,213
73.5
87,632
80.3
112,921
103.5
76,606
70.2
65,123
59.7
81,171
74.4
7.74
2 Sumatera Utara
320,587
289,292
90.2
271,424
84.7
261,346
81.5
248,176
77.4
291,141
90.8
276,547
86.3
266,767
83.2
263,539
82.2
275,872
86.1
0.00
3 Sumatera Barat
96,520
96,053
99.5
93,463
96.8
87,692
90.9
84,566
87.6
99,106
102.7
94,513
97.9
92,552
95.9
88,317
91.5
86,040
89.1
7.94
147,831
133,109
90.0
138,853
93.9
132,307
89.5
127,020
85.9
137,426
93.0
134,336
90.9
131,709
89.1
129,262
87.4
136,165
92.1
1.94
4 Riau
5 Jambi
6 Sumatera Selatan
64,964
63,869
98.3
64,531
99.3
61,925
95.3
61,301
94.4
64,907
99.9
62,699
96.5
61,846
95.2
62,061
95.5
61,409
94.5
4.84
166,556
152,732
91.7
154,703
92.9
145,116
87.1
145,163
87.2
155,251
93.2
150,511
90.4
145,336
87.3
145,404
87.3
145,003
87.1
6.27
7 Bengkulu
39,545
37,461
94.7
36,333
91.9
35,170
88.9
33,530
84.8
38,420
97.2
36,763
93.0
36,990
93.5
38,632
97.7
34,380
86.9
5.38
8 Lampung
171,587
145,426
84.8
140,995
82.2
137,505
80.1
135,147
78.8
151,287
88.2
145,628
84.9
143,056
83.4
142,132
82.8
144,546
84.2
0.00
24,207
23,378
96.6
23,728
98.0
10 Kepulauan Riau
53,270
51,637
96.9
50,689
95.2
89.7
23,819
98.4
95.0
22,362
92.4
22,066
91.2
22,179
91.6
6.53
45,835
22796
86.0
94.2
44,405
21705
83.4
52,189
98.0
48,332
22995
90.7
46,243
86.8
45,345
85.1
45,389
85.2
10.46
6.41
11 DKI Jakarta
191,306
218,505
114.2
221,021
115.5
209,282
109.4
206,514
107.9
203,943
106.6
195,353
102.1
189,999
99.3
179,264
93.7
206,852
108.1
12 Jawa Barat
880,482
681,359
77.4
698,644
79.3
655,624
74.5
643,150
73.0
481,499
54.7
450,321
51.1
437,861
49.7
421,717
47.9
746,063
84.7
0.00
13 Jawa Tengah
605,672
514,133
84.9
511,042
84.4
498,824
82.4
500,448
82.6
517,217
85.4
498,435
82.3
491,806
81.2
490,402
81.0
511,001
84.4
0.01
14 DI Yogyakarta
50,307
48,755
96.9
51,087
101.6
12,940
25.7
15,103
30.0
39,219
78.0
35,230
70.0
34,143
67.9
35,024
69.6
46,607
92.6
0.00
15 Jawa Timur
638,265
606,315
95.0
586,335
91.9
372,555
58.4
400,146
62.7
644,689
101.0
596,456
93.4
581,797
91.2
583,165
91.4
576,277
90.3
0.00
16 Banten
236,590
216,250
91.4
206,418
87.2
198818
84.0
202649
85.7
178,797
75.6
171199
72.4
167,186
70.7
165,381
69.9
208,224
88.0
0.00
62,290
63,346
101.7
61,630
98.9
59,188
95.0
58,907
94.6
63,208
101.5
62,755
100.7
60,904
97.8
61,003
97.9
61,533
98.8
0.16
3.75
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
106,771
103,685
97.1
100,947
94.5
96,196
90.1
96,150
90.1
103,783
97.2
104,011
97.4
98,977
92.7
100,273
93.9
97,162
91.0
123,358
114,950
93.2
112,614
91.3
106,975
86.7
101,577
82.3
110,792
89.8
106,720
86.5
103,115
83.6
102,045
82.7
113,476
92.0
0.00
20 Kalimantan Barat
97,648
94,490
96.8
93,152
95.4
87,522
89.6
85,449
87.5
95,724
98.0
91,422
93.6
88,193
90.3
108,072
110.7
88,786
90.9
4.69
21 Kalimantan Tengah
47,798
43,954
92.0
42,627
89.2
40,529
84.8
39,647
82.9
44,819
93.8
42,403
88.7
40,931
85.6
40,605
85.0
40,193
84.1
5.71
22 Kalimantan Selatan
72,844
70,814
97.2
68,411
93.9
63,899
87.7
63,724
87.5
69,537
95.5
66,575
91.4
63,843
87.6
63,254
86.8
63,724
87.5
6.85
23 Kalimantan Timur
70,058
68,012
97.1
65,423
93.4
61,929
88.4
61,608
87.9
69,286
98.9
66,791
95.3
64,455
92.0
62,245
88.8
61,086
87.2
6.63
24 Sulawesi Utara
44,912
34,560
77.0
41,259
91.9
39,801
88.6
39,153
87.2
41,406
92.2
40,731
90.7
40,012
89.1
40,334
89.8
39,134
87.1
5.15
25 Sulawesi Tengah
56,131
45,122
80.4
44,452
79.2
41,080
73.2
40,198
71.6
45,920
81.8
43,443
77.4
41,711
74.3
41,144
73.3
41,053
73.1
7.65
26 Sulawesi Selatan
171,624
126,404
73.7
136,770
79.7
129,736
75.6
123,996
72.2
145,514
84.8
137,292
80.0
131,799
76.8
131,382
76.6
126,322
73.6
7.64
27 Sulawesi Tenggara
53,270
51,637
96.9
50,689
95.2
45,835
86.0
44,405
83.4
52,189
98.0
48,332
90.7
46,243
86.8
45,345
85.1
45,389
85.2
10.46
28 Gorontalo
22,282
20,226
90.8
21,870
98.2
13,338
59.9
12,886
57.8
21,404
96.1
13,819
62.0
19,074
85.6
18,520
83.1
19,279
86.5
11.85
29 Sulawesi Barat
22,216
14,077
63.4
16,448
74.0
12,467
56.1
12,342
55.6
14,288
64.3
13,021
58.6
12,458
56.1
12,303
55.4
12,781
57.5
22.29
30 Maluku
42,343
37,211
87.9
36,178
85.4
30,747
72.6
29,585
69.9
35,683
84.3
31,460
74.3
34,716
82.0
34,564
81.6
34,482
81.4
4.69
31 Maluku Utara
20,954
18,483
88.2
18,645
89.0
17,499
83.5
16,285
77.7
19,936
95.1
17,884
85.3
16,742
79.9
15,727
75.1
15,967
76.2
14.36
32 Papua
55,526
35,061
63.1
35,407
63.8
30,693
55.3
29,386
52.9
38,981
70.2
34,642
62.4
32,263
58.1
31,561
56.8
32,981
59.4
6.85
86.7
1.48
4,866,842
4,306,152
88.5
4,283,766
88.0
3,838,909
78.9
3,804,534
78.2
4,139,012
85.0
3,953,540
81.2
3,821,695
78.5
3,785,211
77.8
4,220,526
Lampiran 4.10
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Sasaran
(2)
(3)
109,128
320,587
96,520
147,831
64,964
166,556
39,545
171,587
24,207
53,270
191,306
880,482
605,672
50,307
638,265
236,590
62,290
106,771
123,358
97,648
47,798
72,844
70,058
44,912
56,131
171,624
53,270
22,282
22,216
42,343
20,954
55,526
4,866,842
HB1 (<7hr)
Jumlah
%
(4)
13,686
115,106
38,457
50,905
28,666
57,297
23,755
48,397
4,852
17,157
73,139
345,363
377,083
35,225
377,012
50,997
40,116
83,070
30,975
10,961
7,262
15,221
18,919
19,500
7,340
55,327
17,157
7,897
4,390
18,667
1,881
4,575
2,000,355
(5)
HB1 (>7hr)
Jumlah
%
(6)
12.5
35.9
39.8
34.4
44.1
34.4
60.1
28.2
20.0
32.2
38.2
39.2
62.3
70.0
59.1
21.6
64.4
77.8
25.1
11.2
15.2
20.9
27.0
43.4
13.1
32.2
32.2
35.4
19.8
44.1
9.0
8.2
41.1
63,972
155,039
65,108
94,442
32,536
114,645
37,449
82,252
21,809
32,567
159,248
447,904
185,643
12,492
209,201
138,591
25,829
15,628
77,689
79,240
37,120
55,777
39,918
26,535
31,720
94,388
32,567
15,507
10,446
5,313
14,580
15,215
2,430,370
(7)
Status Imunisasi
HB1 (total)
Jumlah
%
(8)
58.6
48.4
67.5
63.9
50.1
68.8
94.7
47.9
90.1
61.1
83.2
50.9
30.7
24.8
32.8
58.6
41.5
14.6
63.0
81.1
77.7
76.6
57.0
59.1
56.5
55.0
61.1
69.6
47.0
12.5
69.6
27.4
49.9
77,658
270,145
103,565
145,347
61,202
171,942
61,204
130,649
26,661
49,724
232,387
793,267
562,726
47,717
586,213
189,588
65,945
98,698
108,664
90,201
44,382
70,998
58,837
46,035
39,060
149,715
49,724
23,404
14,836
23,980
16,461
19,790
4,430,725
(9)
71.2
84.3
107.3
98.3
94.2
103.2
154.8
76.1
110.1
93.3
121.5
90.1
92.9
94.9
91.8
80.1
105.9
92.4
88.1
92.4
92.9
97.5
84.0
102.5
69.6
87.2
93.3
105.0
66.8
56.6
78.6
35.6
91.0
HEP. B2
Jumlah
%
(10)
109,198
235,489
88,337
105,258
57,997
139,886
26,670
123,907
21,653
43,023
181,877
650,599
440,601
13,102
352,453
176,878
59,366
103,071
72,173
37,936
60,127
63,079
36,823
35,008
111,556
43,023
16,923
7,566
22,329
13,300
28,911
3,478,119
(11)
100.1
73.5
91.5
71.2
89.3
84.0
67.4
72.2
89.4
80.8
95.1
73.9
72.7
26.0
55.2
74.8
95.3
83.6
73.9
79.4
82.5
90.0
82.0
62.4
65.0
80.8
75.9
34.1
52.7
63.5
52.1
71.5
HEP. B3
Jumlah
%
(12)
62,324
228,388
83,508
100,062
56,829
133,585
25,954
121,399
21,653
41,072
129,188
632,231
430,611
17,503
365,425
170,774
60,388
99,932
74,550
36,934
57,016
58,275
34,448
34,161
107,588
41,072
18,120
11,212
21,695
11,703
26,654
3,314,254
(13)
57.1
71.2
86.5
67.7
87.5
80.2
65.6
70.8
89.4
77.1
67.5
71.8
71.1
34.8
57.3
72.2
96.9
81.0
76.3
77.3
78.3
83.2
76.7
60.9
62.7
77.1
81.3
50.5
51.2
55.9
48.0
68.1
Lampiran 4.11
DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT1 - CAMPAK PADA BAYI MENURUT PROVINSI
TAHUN 1998 - 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
4.3
4.6
8.7
10.1
3.1
16.1
8.4
5.1
13.6
7.6
8.5
4.5
5.9
5.1
5.3
16.6
9.9
7.5
7.8
9.4
2.9
10.2
2.5
9.1
1.7
21.8
7.8
13.2
5.5
12.0
10.7
7.4
10.5
11.7
9.5
11.1
6.7
8.4
8.3
9.8
8.7
7.7
23.7
8.9
10.5
10.1
8.3
7.2
12.3
11.7
9.7
3.2
18.1
9.1
16.8
5.8
9.4
4.2
5.9
8.3
7.4
1.1
10.4
5.5
7.0
1.5
7.9
8.9
1.3
13.8
9.6
8.3
8.1
11.2
12.4
7.0
10.9
12.1
9,9
16.9
7.4
15.6
6.6
9.2
8.6
5.7
9.0
3.9
5.0
6.0
0.6
6.3
6.7
5.3
30.3
4.7
14.2
2.9
4.9
12.5
7.5
6.2
10.1
5.4
8.9
9.6
8.2
7.8
2.1
15.6
19.3
10.1
7.7
6.6
6.8
7.4
6.2
8.7
5.7
7.5
3.9
7.3
5.3
3.0
5.7
3.3
4.6
8.1
3.8
9.3
6.4
2.6
9.8
10.3
8.4
9.0
5.6
4.3
9.7
2.9
18.5
8.7
5.8
14.3
8.1
11.6
5.3
8.2
9.3
10.1
3.7
6.9
10.2
5.3
4.0
3.8
7.1
4.0
7.1
6.0
18.8
8.8
9.4
7.9
7.5
11.9
16.3
10.6
11.0
18.4
1.3
9.5
18.0
7.6
16.7
7.6
9.7
5.7
6.1
9.6
20.0
2.8
6.0
11.4
3.7
4.2
2.5
5.0
3.1
4.8
7.1
5.9
12.0
0.2
7.2
5.2
5.1
10.1
4.0
5.8
10.9
3.4
20.9
15.7
5.9
7.7
0.0
7.9
1.9
4.8
6.3
5.4
0.0
6.5
10.5
6.4
0.0
0.01
8.7
1.7
0.0
0.2
3.8
0.0
4.7
5.7
6.9
6.6
5.2
7.7
7.6
10.5
11.8
22.3
4.7
14.4
6.9
1.5
Lampiran 4.12
CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI, TAHUN 2005
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Sasaran
(3)
96,566
107,781
162,614
69,578
150,035
43,499
185,712
26,340
58,597
206,801
943,219
740,923
55,250
696,804
258150
68,472
118,635
95,096
53,337
81,119
49,403
61,744
190,390
58,597
24,453
23,895
46,530
22,608
64,077
4,760,225
TT1
Jumlah
(4)
(5)
56,938
98,597
54,103
126,281
27,208
96,619
25,025
23,485
168,729
790,855
363,185
13,352
50,765
32333
49,884
106,400
69,308
41,578
61,762
33,085
42,546
127,121
23,485
14,589
13,040
15,155
14,788
13,524
2,553,740
(6)
59.0
60.6
77.8
84.2
62.5
52.0
95
40.1
81.6
83.8
49.0
24.2
7.3
12.5
72.9
89.7
72.9
78.0
76.1
67.0
68.9
66.8
40.1
59.7
54.6
32.6
65.4
21.1
53.6
51,019
110,575
50,051
115,427
28,385
69,483
23,700
21,365
163,654
712,210
352,241
13,132
46,141
29163
46,713
99,900
60,082
37,695
56,797
30,767
39,881
109,427
21,365
12,396
10,979
13,861.0
12,692
11,471
2,350,572
TT Ulang
(7)
52.8
68.0
71.9
76.9
65.3
37.4
90.0
36.5
79.1
75.5
47.5
23.8
6.6
11.3
68.2
84.2
63.2
70.7
70.0
62.3
64.6
57.5
36.5
50.7
45.9
29.8
56.1
17.9
49.4
Jumlah
(8)
(9)
9,899
42,275
10,806
92
445
12,708
379
40,916
116,326
15,096
11,331
1,942
14,612
40,808
1,074
1,315
7,380
15,788
2,245
3,484
485
1,473
1,159
7,591
359,629
10.3
26.0
15.5
0.1
1.0
21.69
0.2
4.3
15.7
27.3
1.6
0.8
21.3
34.4
0.0
2.0
1.6
14.9
8.3
3.8
14.2
2.0
3.2
5.1
11.8
7.6
Lampiran 4.13
CAKUPAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
MENURUT PROVINSI, NOVEMBER 2004
Sekolah
No
Cakupan
Sasaran
Provinsi*)
(1)
(2)
SD
MI
Lain-lain
Total
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Total
Kls. 2+3
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
3,699
Sumatera Utara
10,009
7,645
322
17,976
315,730
297,713
288,713
Sumatera Barat
4,103
4,157
54
8,314
119,416
113,874
Riau
3,703
288
20
4,011
157,954
148,202
Jambi
2,334
106
2,440
70,504
Sumatera Selatan
4,045
251
4,302
145,933
Bengkulu
61,493
57,036
Lampung
4,619
28
5,169
129,997
128,340
26,153
24,263
522
3,699
830
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
2,515
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
2,094
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
2,892
500
23
Kalimantan Timur
1,960
84
24
Sulawesi Utara
2,207
21
25
Sulawesi Tengah
1,304
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
811
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
574,277
97.9
109,104
222,978
116,231
97.3
110,967
97.4
108,085
99.1
219,052
98.2
142,799
291,001
149,429
94.6
143,298
96.7
136,440
95.5
279,738
96.1
67,461
64,975
132,436
67,557
95.8
63,475
94.1
61,538
94.7
125,013
94.4
141,320
135,206
276,526
97.2
125,047
88.5
145,828
107.9
270,875
98.0
54,056
111,092
44,242
71.9
55,710
90.6
51,165
89.7
49,028
90.7
100,193
90.2
127,572
255,912
128,883
99.1
127,648
99.5
126,006
98.8
253,654
99.1
23,186
47,449
25,328
96.8
24,049
99.1
22,940
98.9
46,989
99.0
159,625
23,856
23,856
812,226
689,612
660,119
657,697
2,300
278
2,368
38
4,075
1,979
1,140
20
182
-
116.3
145,896
91.4
137,368
87.8
283,264
316,142
229,185
137.6
193,735
89.6
697,061
1,386,673
755,505
93.0
733,502
90.3
620,421
90.0
626,399
89.9
1,246,820
89.9
663,221
1,320,918
647,694
98.1
653,505
99.4
663,221
100.0
1,316,726
99.7
2,248
52,411
51,796
52,516
104,312
52,130
99.5
51,701
99.8
52,284
99.6
103,985
99.7
698,037
677,897
679,111
1,357,008
686,631
98.4
667,980
98.5
673,107
99.1
1,341,087
98.8
94.5
2,578
162,352
116,211
144,414
260,625
57,561
35.5
155,342
95.7
109,692
94.4
136,572
94.6
246,264
2,426
72,336
67,959
66,696
134,655
71,342
98.6
67,333
99.1
65,987
98.9
133,320
99.0
103,226
99,339
98,613
197,952
100,623
97.5
97,225
97.9
96,500
97.9
193,725
97.9
62
156,517
(20)
98.3
166,562
(19)
283,912
3,011
(18)
97.5
141,841
(17)
290,365
(16)
98.2
(15)
310,140
496
33
(14)
(13)
Total
Kls. 2+3
Jumlah
%
862
(12)
Kelas 3
Jumlah
%
586,426
121
(11)
TT
Kelas 2
Jumlah
%
DT
Kelas 1
Jumlah
%
32
Campak
Kelas 1
Jumlah
%
4,319
106,721
93,147
87,088
180,235
95,173
89.2
86,944
93.3
81,141
93.2
168,085
93.3
42,231
37,645
36,199
73,844
36,751
87.0
32,887
87.4
31,596
87.3
64,483
87.3
3,396
81,151
74,803
72,415
147,218
79,191
97.6
73,305
98.0
71,230
98.4
144,535
98.2
11
95.4
2,055
71,854
64,295
62,967
127,262
68,643
95.5
61,575
95.8
59,833
95.0
121,408
2,228
48,024
44,517
44,218
88,735
38,671
80.5
42,040
94.4
42,690
96.5
84,730
95.5
1,304
33,620
23,846
23,362
47,208
30,611
91.0
22,688
67.5
20,200
84.7
20,312
86.9
40,512
85.8
24
57
63
90,742
85,559
84,000
169,559
88,481
97.5
84,355
98.6
82,014
97.6
166,369
98.1
2,005
63,855
58,417
55,593
114,010
59,330
92.9
59,329
92.9
54,364
93.1
52,932
95.2
107,296
94.1
868
23,953
21,054
20,501
41,555
23,142
96.6
22,771
95.1
20,125
95.6
20,113
98.1
40,238
96.8
43,539
30,380
69.8
30,380
69.8
1,208
12,500
10,836
10,631
21,467
8,883
71.1
11,949
95.6
10,398
96.0
10,028
94.3
20,426
95.2
85.3
33,976
23,536
21,871
45,407
25,449
74.9
20,239
86.0
18,473
84.5
38,712
82,843
14,865
567
98,275
4,406,615
4,036,000
4,022,605
8,058,605
1,306,396
29.6
4,148,037
94.1
3,856,199
95.5
3,875,577
96.3
7,731,776
95.9
Lampiran 4.14
INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DEPKES DAN PEMDA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Provinsi
Jumlah Tempat
Tidur
Bed Occupancy
Rate (BOR)
Length of Stay
(LOS)
Jumlah Pasien
Meninggal <48
jam
Kunjungan
Poliklinik / Hari
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
1,418
3,181
2,030
1,163
695
1,714
441
1,125
279
3,351
4,953
8,242
1,288
8,665
987
1,582
809
1,339
1,096
602
1,143
1,353
1,205
784
2,624
502
350
665
328
397
236
734
55,281
53.9
56.9
68.0
52.2
38.2
60.7
54.0
54.0
48.7
74.5
68.4
64.1
68.1
58.5
58.5
66.5
66.5
89.6
72.3
52.1
60.0
67.9
44.9
72.2
75.1
68.6
43.4
60.5
79.6
67.1
62.9
4.0
4.7
4.9
3.5
3.0
3.8
3.7
4.0
3.0
4.8
3.9
4.6
4.6
4.1
4.4
4.0
3.9
4.0
4.0
3.8
3.3
3.8
5.2
4.2
4.1
3.7
5.7
3.3
4.2
4.1
5.1
41.5
35.0
43.7
48.4
39.0
54.0
50.3
45.3
57.0
56.3
49.6
48.2
47.1
50.7
69.9
57.0
58.4
69.9
63.7
40.5
61.2
47.7
24.2
55.5
54.2
51.3
26.1
41.9
50.9
31.6
41.7
5.0
5.1
2.8
3.8
9.0
2.8
3.8
5.9
3.3
2.2
2.1
3.1
2.6
3.1
2.2
2.4
2.0
2.1
3.1
5.2
2.9
2.2
10.7
2.1
2.9
2.6
7.6
2.8
1.1
2.3
4.6
21.4
33.2
20.4
16.6
11.1
21.3
29.9
19.8
20.3
26.3
17.4
19.7
22.1
26.1
24.0
24.6
18.0
18.2
23.0
13.1
13.7
12.4
18.6
11.8
14.5
17.9
20.0
10.8
42.3
16.9
27.0
43.5
68.8
41.3
46.4
33.9
50.2
52.3
55.4
56.1
47.5
61.8
44.1
29.0
55.3
45.2
42.5
44.1
36.2
50.1
31.0
40.7
26.3
37.1
30.2
39.6
43.3
30.0
25.1
48.0
29.5
49.0
954
2,311
1,927
1058
372
1644
1302
423
118
3961
3623
6532
736
6209
1037
2461
817
1124
731
368
454
974
523
392
1032
325
254
115
127
331
42,226
196
214
180
104
92
187
170
157
83
1,470
309
215
204
229
422
268
195
98
90
64
90
171
94
132
102
172
60
0
203
Lampiran 4.15
PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK PADA RUMAH SAKIT UMUM DEPKES DAN PEMDA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
2005
2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Provinsi
(2)
Jumlah RSU
Jumlah Pemeriksaan
(3)
(4)
(5)
14
25
15
10
7
11
4
6
3
8
28
40
6
43
5
9
6
13
10
10
11
10
6
9
26
5
2
6
2
4
3
4
361
6
8
13
9
5
7
3
6
1
8
26
40
6
27
3
8
5
9
7
7
4
7
5
6
16
4
0
2
0
2
1
3
254
16,831
44,754
47,584
32,799
7,545
43,662
12,533
25,567
3,155
160,639
322,144
253,769
46,530
221,615
24,269
69,029
19,381
35,684
21,652
15,412
8,232
50,439
17,562
7,099
20,969
8,700
6,060
7,711
1,798
12,564
1,565,688
Jumlah RSU
Jumlah Pemeriksaan
(6)
(7)
(8)
14
26
15
12
7
12
4
8
3
8
28
41
6
45
5
9
7
14
13
10
11
10
6
9
26
6
2
6
4
4
3
4
378
7
9
12
10
7
7
3
6
1
6
19
36
6
24
2
9
5
10
7
6
7
9
6
6
20
4
0
3
1
2
1
4
255
25,100
54,229
47,206
39,634
21,210
53,123
12,468
43,142
4,362
187,024
383,623
298,996
34,980
200,241
43,550
72,599
28,437
28,821
30,157
36,131
18,058
54,007
15,819
10,128
47,830
14,240
6,621
987
8,310
1,134
11,950
1,834,117
Lampiran 4.16
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
PUTARAN I
Target
Hasil
(3)
(4)
%
(5)
PUTARAN II
Target
Hasil
(6)
(7)
Target
(8)
(9)
PUTARAN III
Hasil
(10)
Target
(11)
(12)
PUTARAN IV
Hasil
(13)
Target
(14)
(15)
PUTARAN V
Hasil
(16)
%
(17)
548,699
475,835
86.7
536,699
495,623
92.3
536,699
498,163
92.8
498,167
478,895
96.1
498,163
486,533
97.7
1,478,620
1,386,679
93.8
1,478,620
1,466,373
99.2
1,478,620
1,486,547
100.5
1,486,547
1,460,676
98.3
1,486,547
1,516,953
102.0
480,390
477,438
99.4
480,390
492,016
102.4
480,390
496,786
103.4
496,786
494,482
99.5
496,786
501,027
100.9
599,992
617,800
103.0
617,800
635,920
102.9
617,800
640,857
103.7
640,857
642,211
100.2
642,211
652,992
101.7
328,453
298,967
91.0
320,857
305,228
95.1
320,857
306,243
95.4
306,244
307,888
100.5
307,888
311,003
101.0
845,501
846,331
100.1
846,331
861,052
101.7
846,331
863,963
102.1
863,963
862,656
99.8
863,963
871,796
100.9
170,220
166,717
97.9
170,220
173,749
102.1
170,220
170,956
100.4
173,749
170,311
98.0
173,749
173,313
99.7
856,386
781,660
91.3
825,594
815,429
98.8
825,594
815,019
98.7
825,594
815,350
98.8
825,594
821,447
99.5
124,952
110,716
88.6
111,789
118,827
106.3
111,789
115,697
103.5
118,827
120,147
101.1
120,147
117,907
98.1
160,744
149,045
92.7
149,164
149,233
100.0
149,164
146,565
98.3
149,233
162,535
108.9
162,535
159,139
97.9
757,197
852,669
112.6
922,963
888,204
96.2
922,963
900,328
97.5
922,963
878,215
95.2
922,963
903,757
97.9
4,337,474
4,100,337
94.5
4,494,725
4,272,359
95.1
4,494,725
4,327,637
96.3
4,494,725
4,338,951
96.5
4,494,725
4,454,960
99.1
3,103,478
2,816,731
90.8
3,103,478
2,864,189
92.3
3,103,478
2,917,146
94.0
2,917,165
2,917,912
100.0
2,917,912
2,955,195
101.3
229,543
227,207
99.0
228,240
234,916
102.9
228,240
237,084
103.9
237,084
236,808
99.9
237,084
239,936
101.2
3,164,679
3,061,276
96.7
3,059,019
3,158,992
103.3
3,059,019
3,199,042
104.6
3,199,042
3,222,539
100.7
3,222,539
3,257,847
101.1
1,176,113
1,023,290
87.0
1,176,113
1,078,597
91.7
1,176,113
1,095,060
93.1
1,176,113
1,093,205
93.0
1,176,113
1,121,099
95.3
297,604
305,607
102.7
305,607
321,620
105.2
305,607
316,828
103.7
321,620
321,292
99.9
321,620
324,400
100.9
428,833
470,609
109.7
470,609
495,129
105.2
470,609
504,833
107.3
504,833
503,842
99.8
504,833
519,329
102.9
502,545
522,117
103.9
522,117
541,293
103.7
522,117
538,057
103.1
541,293
542,005
100.1
542,005
551,912
101.8
513,422
455,733
88.8
489,250
475,644
97.2
489,250
467,484
95.6
475,644
474,201
99.7
475,644
477,870
100.5
232,213
214,586
92.4
232,213
229,890
99.0
232,213
227,135
97.8
229,890
232,173
101.0
232,173
233,846
100.7
357,404
332,612
93.1
352,182
343,934
97.7
352,182
344,441
97.8
344,441
342,237
99.4
352,182
350,893
99.6
313,552
313,404
100.0
313,552
316,043
100.8
313,552
321,121
102.4
321,121
328,550
102.3
328,550
333,194
101.4
198,338
221,754
111.8
221,331
223,852
101.1
221,331
225,806
102.0
225,806
226,203
100.2
226,203
230,534
101.9
274,107
278,925
101.8
278,925
287,980
103.2
278,925
284,146
101.9
287,980
285,698
99.2
287,980
293,178
101.8
26 Sulawesi Selatan
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
805,769
751,128
93.2
805,769
792,251
98.3
805,769
811,277
100.7
811,277
822,724
101.4
822,724
846,704
102.9
264,662
237,680
89.8
241,470
249,649
103.4
241,470
249,814
103.5
249,814
252,532
101.1
252,532
256,100
101.4
110,650
102,133
92.3
110,650
105,051
94.9
110,650
105,494
95.3
105,494
104,637
99.2
105,494
105,155
99.7
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua
33 Irian Jaya Barat
Indonesia
112,363
110,031
97.9
112,363
117,862
104.9
112,363
116,436
103.6
117,862
119,837
101.7
119,837
120,126
100.2
181,122
167,920
92.7
171,256
172,335
100.6
171,256
168,572
98.4
172,335
159,536
92.6
172,335
78,830
45.7
97,406
105,748
108.6
97,406
106,123
108.9
97,406
99,803
102.5
106,123
104,123
98.1
106,123
79,722
75.1
286,151
198,035
69.2
286,151
224,794
78.6
286,151
143,948
50.3
224,794
168,821
75.1
224,794
218,639
97.3
87,574
72,505
82.8
87,574
79,409
90.7
87,574
64,594
73.8
79,409
73,139
92.1
79,409
37,785
47.6
23,426,156
22,253,225
95.0
23,620,427
23,093,566
97.8
23,620,427
23,206,882
98.2
23,626,795
23,264,331
98.5
23,703,357
23,603,121
99.6
Lampiran 4.17
JUMLAH DAN PERSENTASE BALITA YANG MEMILIKI KARTU MENUJU SEHAT (KMS), NAIK BERAT BADANNYA,
DAN BALITA BAWAH GARIS MERAH MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Memiliki KMS
% KMS
Ditimbang
Balita
% Ditimbang
Jumlah BB Naik
% BB Naik
BGM
% BGM
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
368,142
305,551
83.00
346,707
94.18
130,792
37.72
12,334
Sumatera Utara
1,097,421
948,531
86.43
668,975
60.96
558,300
83.46
6,125
0.92
Sumatera Barat
480,311
480,311
100.00
253,594
52.80
182,139
71.82
6,331
2.50
Riau
628,562
464,898
73.96
292,898
46.60
224,237
76.56
5,764
1.97
Jambi
314,160
246,087
78.33
179,129
57.02
145,389
81.16
4,524
2.53
Bengkulu
173,749
127,810
73.56
66,133
38.06
48,977
74.06
2,679
4.05
Sumatera Selatan
714,632
360,480
50.44
280,553
39.26
2,302
0.82
2,302
0.82
Lampung
831,897
518,610
62.34
482,302
57.98
399,159
82.76
12,259
2.54
90,734
60,926
67.15
47,007
51.81
32,463
69.06
998
10
Kepulauan Riau
166,090
72,645
43.74
114,964
69.22
50,780
44.17
11
DKI Jakarta
630,569
630,569
12
Jawa Barat
3,927,424
3,099,383
78.92
13
Jawa Tengah
2,612,823
2,561,465
98.03
14
DI Yogyakarta
177,478
177,478
15
Jawa Timur
3,036,188
2,624,491
16
Banten
954,130
17
Bali
231,570
18
19
20
2.12
-
312,533
49.56
95.06
2,095
68,914
0.67
78.92
170,342
2,946,250
54.50
3,099,383
1,956,765
74.89
1,486,006
75.94
20,903
1.07
131,073
73.85
82,254
62.75
2,719
2.07
86.44
1,478,290
48.69
1,322,668
89.47
437,637
29.60
576,220
60.39
547,969
57.43
374,488
68.34
96,898
17.68
230,575
99.57
159,433
68.85
112,761
70.73
1,202
0.75
472,547
422,674
89.45
277,152
58.65
173,394
62.56
11,341
4.09
462,081
444,858
96.27
302,798
65.53
177,439
58.60
86,389
28.53
Kalimantan Barat
449,029
318,071
70.84
129,803
28.91
99,086
76.34
5,718
4.41
21
Kalimantan Tengah
138,052
86,208
62.45
86,208
62.45
60,161
69.79
1,301
1.51
22
Kalimantan Timur
292,054
217,816
74.58
144,741
49.56
100,319
69.31
3,581
2.47
23
Kalimantan Selatan
478,052
450,516
94.24
236,158
49.40
169,916
71.95
3,511
1.49
24
Sulawesi Utara
179,371
169,165
94.31
128,470
71.62
104,737
81.53
5,122
3.99
25
Sulawesi Tengah
277,865
214,396
77.16
131,635
47.37
90,244
68.56
12,797
26
Sulawesi Tenggara
209,121
154,959
74.10
99,259
47.46
77,580
78.16
27
Sulawesi Selatan
719,564
662,315
92.04
369,715
51.38
260,633
70.50
4,731
28
Gorontalo
93,183
89,157
95.68
51,368
55.13
42,227
82.20
4,082
29
Sulawesi Barat
100
3.56
100
2.34
9.72
1.28
7.95
-
30
Maluku
159,136
96,332
60.53
72,596
45.62
55,480
76.42
1,007
31
Maluku Utara
102,897
85,090
82.69
48,426
47.06
31,929
65.93
2,694
5.56
32
Papua
173,778
111,022
63.89
47,805
27.51
27,546
57.62
2,410
5.04
33
20,642,610
17,008,609
82.40
12,543,842
60.77
9,739,998
77.65
828,368
1.39
6.60
Lampiran 4.18
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Bayi
( 6-11 bln)
Februari
Agustus
Jumlah
Anak Balita
(1-4 Thn)
Februari
Agustus
Cakupan Vitamin A
Balita diberi Vitamin A
Februari
Agustus
Jumlah
%
Jumlah
%
Ibu Nifas
Februari
Jumlah
%
(4)
(5)
(6)
68,791
68,675
393,832
369,820
54,264
78.88
55,129
80.28
331,812
84.25
329,923
89.21
181,850
181,850
1,212,336
1,212,336
124,222
68.31
141,290
77.70
908,519
74.94
991,446
81.78
3 Sumatera Barat
57,787
57,787
388,601
388,601
100,523
54,162
93.73
54,162
93.73
350,760
90.26
350,760
90.26
65,445
65.10
4 Riau
92,057
89,617
474,797
492,353
122,110
66,092
71.79
70,079
78.20
389,177
81.97
419,040
85.11
82,785
67.80
5 Jambi
35,866
35,866
265,227
265,227
119,251
28,640
79.85
26,139
72.88
184,701
69.64
194,007
73.15
9,512
7.98
7 Bengkulu
43,054
43,054
150,904
150,904
43,054
27,800
64.57
27,954
64.93
108,899
72.16
120,694
79.98
17,455
40.54
8 Lampung
160,672
160,672
701,994
701,994
213,058
103,297
64.29
103,297
64.29
410,390
58.46
410,390
58.46
106,240
49.86
19,708
88,848
22,120
16,772
85.10
75,710
85.21
11,884
53.73
23,744
22,231
109,620
114,156
18,070
76.10
4,335
19.50
94,669
86.36
22,486
19.70
103,471
103,471
630,569
630,569
42,894
41.46
59,385
57.39
279,424
44.31
390,158
61.87
12 Jawa Barat
413,453
413,453
2,858,083
2,858,083
432,669
104.65
343,627
83.11
2,223,175
77.79
2,415,197
84.50
13 Jawa Tengah
414,918
329,742
2,129,249
2,017,680
524,792
393,735
94.89
320,627
97.24
2,078,186
97.60
1,983,186
98.29
440,865
2 Sumatera Utara
6 Sumatera Selatan
28,413
28,915
181,844
186,168
15 Jawa Timur
14 DI Yogyakarta
638,244
638,244
2,463,693
2,463,693
16 Banten
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(3)
(7)
Agustus
Jumlah
%
(15)
(16)
(17)
84.01
30,258
106.49
28,949
100.12
167,845
92.30
173,716
93.31
270,403
42.37
255,209
39.99
1,714,099
69.57
1,166,144
47.33
117,445
131,902
786,831
897,032
241,208
113,818
96.91
122,216
92.66
658,244
83.66
761,683
84.91
116,723
48.39
17 Bali
50,354
44,800
201,771
184,331
64,228
35,399
70.30
30,213
67.44
186,283
92.32
160,523
87.08
51,392
80.01
58,729
58,932
376,026
371,341
58,394
99.43
53,579
90.92
365,312
97.15
362,051
97.50
77,418
77,418
397,418
397,418
20 Kalimantan Barat
23 Kalimantan Timur
49,400
49,400
292,111
292,111
24 Sulawesi Utara
28,089
27,346
139,630
147,725
25 Sulawesi Tengah
26 Sulawesi Selatan
93,705
64,515
383,807
256,024
27 Sulawesi Tenggara
34,582
35,610
197,684
199,985
97,883
21,534
28 Gorontalo
15,411
14,618
72,878
80,332
20,428
11,394
29 Sulawesi Barat
22,116
22,236
74,636
74,667
14,966
14,756
66.72
14,867
66.86
59,545
79.78
59,441
79.61
6,253
41.78
30 Maluku
28,927
28,927
159,136
159,136
31,892
10,938
37.81
12,402
42.87
55,380
34.80
51,904
32.62
12,720
39.88
31 Maluku Utara
20,949
20,949
88,703
88,703
21,071
12,382
59.11
12,382
59.11
55,222
62.25
55222
62.25
13,635
64.71
32 Papua
44,267
44,267
181,970
181,970
46,479
19,996
45.17
19,996
45.17
46,902
25.77
52,282
28.73
6,191
13.32
13,119
13,119
49,230
49,230
15,389
6,674
50.87
6,674
50.87
28,263
57.41
28,263
57.41
7,291
15,736,857
15,487,151
1,812,534
2,134,537
71.56
2,008,205
70.46
12,156,993
77.25
11,718,201
75.66
34,541
81.03
245,117
85.88
217,157
84.97
68,651
49,622
100.45
49,622
100.45
208,482
71.37
223,556
76.53
45,936
66.91
45,431
23,677
84.29
23,317
85.27
130,588
93.52
140,144
94.87
15,649
34.45
86.67
67.90
40,268
269,860
255,562
74.45
285,429
295,891
62.02
42,626
2,850,242
48,016
2,982,998
67.69
46,459
52,407
22 Kalimantan Selatan
21 Kalimantan Tengah
Indonesia
55,133
85.46
328,607
85.62
231,078
90.26
62.27
22,382
62.85
119,306
60.35
121,529
60.77
58,451
59.72
73.93
12,683
86.76
56,485
77.51
16,361
20.37
14,273
69.87
1,082,700
47.38
59.73
Lampiran 4.19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
347,683
106,556
129,160
70,417
151,982
47,360
171,515
27,219
227,316
981,342
654,664
51,736
698,177
258,694
68,472
111,186
120,975
86,258
53,827
81,680
71,684
47,724
58,847
186,293
45,128
24,430
22,645
22,582
48,694
4,974,246
Fe-1
Fe-3
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
292,471
92,362
106,271
30,049
137,153
31,908
40,322
24,022
127,453
672,959
514,436
13,000
543,492
191,570
59,899
98,454
77,396
64,772
46,140
71,869
57,615
38,722
5,527
152,635
28,270
22,114
22,635
20,456
18,480
3,602,452
84.12
86.68
82.28
42.67
90.24
67.37
23.51
88.25
56.07
68.58
78.58
25.13
77.84
74.05
87.48
88.55
63.98
75.09
85.72
87.99
80.37
81.14
9.39
81.93
62.64
90.52
99.96
90.59
37.95
72.42
272,405
79,216
98,570
31,308
129,856
28,402
44,274
21,473
109,407
727,077
463,773
11,200
487,428
154,994
56,746
88,930
67,536
57,271
41,585
60,456
51,192
33,549
5,097
110,862
24,352
17,440
17,897
16,650
12,829
3,321,775
78.35
74.34
76.32
44.46
85.44
59.97
25.81
78.89
48.13
74.09
70.84
21.65
69.81
59.91
82.87
79.98
55.83
66.40
77.26
74.02
71.41
70.30
8.66
59.51
53.96
71.39
79.03
73.73
26.35
66.78
Lampiran 4.20
Provinsi
(1)
(2)
Kapsul Yodium
Anak Sekolah
WUS
(3)
(4)
739
Sumatera Utara
277
320,267
4,131
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
15,108
Bengkulu
55,555
Lampung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
123,826
39,054
13
Jawa Tengah
429,373
187,768
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
22,517
17
Bali
18,458
100
18
233,061
106,496
19
239,328
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
72,058
22,982
26
Sulawesi Selatan
133,895
76,137
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
228,115
-
94,171
-
1,951
276
-
71,525
25,520
115,866
56,338
1,762,293
632,116
167,932
-
34,604
-
25,282
-
926
-
449
-
75,061
58,946
-
67,579
49,218
Maluku Utara
6,620
6,442
32
Papua
7,146
33
8,285
-
4,035,876
1,561,920
Lampiran 4.21
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Provinsi
Generik
(2)
(3)
Non Generik
(4)
(5)
224,436
398,988
897,989
584,442
174,117
365,017
26,481
88,641
71,990
-
18,677
174,126
137,082
54,390
2,007
34,563
8,393
8,184
-
1,680,563
1,501,776
2,739,971
558,365
814,406
301,939
185,386
203,202
1,192,068
328,210
45,879
475,131
464,388
135,544
201,319
856,505
127,159
11,494
189,284
14,245
127,869
14,986,804
211,093
207,165
301,108
149,871
49,875
25,648
12,169
113,927
7,765
-
1,511,547
771,426
1,199,041
81,320
327,527
171,492
273,165
67,887
113,445
75,367
45
574,958
1,844,605
1,625,934
350,593
1,466,764
134,582
202,395
70,428
130,319
65,639
130,496
1,071,775
662,828
250,347
110,270
319,061
103,548
123,263
125,863
51,379
13,605
-
5,697
4,490
53,988
5,402,272
10,626
3,170
69,339
10,281,995
Lampiran 4.22
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah Resep
Penulisan Resep
Resep Obat Generik
(3)
(4)
(5)
17,201
16,501
95.93
Sumatera Utara
557,668
396,621
71.12
Sumatera Barat
74,572
34,779
46.64
Riau
1,594,075
1,377,752
86.43
Jambi
322,440
322,279
99.95
Bengkulu
147,891
135,131
91.37
Sumatera Selatan
423,122
299,934
70.89
Lampung
452,208
123,438
27.30
Kep.Bangka Belitung
63,314
63,159
99.76
240,625
219,759
91.33
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
3,339,642
1,863,079
55.79
13
Jawa Tengah
7,187,279
4,713,232
65.58
14
DI Yogyakarta
185,341
66,553
35.91
15
Jawa Timur
5,218,173
3,626,115
69.49
16
Banten
1,247,104
1,247,119
100.00
17
Bali
3,882,267
3,479,156
89.62
18
1,392,200
1,266,376
90.96
19
3,801,044
2,836,902
74.63
20
Kalimantan Barat
1,110,425
1,052,154
94.75
21
Kalimantan Tengah
167,353
138,084
82.51
22
Kalimantan Timur
1,099,814
845,967
76.92
23
Kalimantan Selatan
380,248
109,784
28.87
24
Sulawesi Utara
662,754
579,485
87.44
25
Sulawesi Tengah
81,968
36,150
44.10
26
Sulawesi Tenggara
456,220
301,165
66.01
27
Sulawesi Selatan
601,421
517,337
86.02
28
Gorontalo
81,851
81,851
100.00
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
10
Kep.Riau
11
558,909
538,239
96.30
27,527
18,764
68.17
346,003
338,274
97.77
101,141
5,914
5.85
35,821,800
26,651,053
74.40
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
Lampiran 4.23
Pemda Provinsi
Pemda Kab/Kota
Swasta
Jumlah
Jenis NAPZA
(1)
(2)
1 Opiat
Kuratif
Rehabilitatif
Aftercare
Kuratif
Rehabilitatif
Aftercare
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
2,960
229
15
70
a. Heroin
2,954
222
15
70
Kuratif
(9)
Rehabilitatif Aftercare
(10)
2,086
-
(11)
Kuratif
Rehabilitatif
Aftercare
Kuratif
Rehabilitatif
Aftercare
Kuratif
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
14
-
Rehabilitatif Aftercare
(19)
(20)
5,130
229
15
222
15
3,035
b. Morfin
11
c. Pethidin
84
84
d. Kodein
2,000
2,000
77
15
94
2 Kokain
3 Kanabis/Ganja
4 Lainnya
NARKOTIKA
1 Amfetamin
18
3,055
229
82
14
15
87
2,092
26
11
1
18
458
27
5,252
236
566
23
15
11
a. Methamfetamin (extacy)
32
11
414
454
b. Shabu
50
13
24
78
13
34
42
c. Lainnya
2 Sedative
a. Barbiturat
42
-
12
14
7
-
20
-
30
30
c. Lainnya
12
12
12
18
4 Lainnya
12
28
1 Alkohol
19
49
4 Lainnya
135
22
11
49
248
11
525
6,130
263
40
154
30
3,353
247
29
145
16
14
2,106
11
458
12
-
15
16
144
PSIKOTROPIKA
12
b. Benzodiazepin
3 Inhalan
11
630
24
80
168
23
2
-
Lampiran 4.24
No
Jenis Bencana
Jumlah Provinsi
Jumlah Kab/Kota
(1)
(2)
(3)
(4)
Jumlah Korban
Luka Ringan/
Luka Berat/
Rawat Inap
Rawat Jalan
Meninggal
(5)
(6)
Pengungsi
Hilang
(7)
(8)
(9)
1 Banjir
11
522
12,075 jiwa
2 Banjir Bandang
45 jiwa
3 Tanah Longsor
170
15
315 jiwa
4 Gempa Bumi
15
1801
3,272
155
5 Angin Topan
77
46
7 Keracunan Makanan
79
63
8 Ledakan Granat/Bom
45
202
156
59
76
11 Kebakaran
Lampiran 5.1
JUMLAH PUSKESMAS SERTA SARANA LAINNYA MENURUT PROVINSI
TAHUN 2005
Puskesmas
No
Provinsi
(1)
(2)
Perawatan
Non
Perawatan
(4)
(3)
Sarana UKBM
Puskes.
Total
Pembantu
(5)
(6)
Posyandu
(7)
Rumah Dinas
Pos Obat
Polindes
Dr/Drg
Desa
(9)
(8)
(10)
Paramedis
R-4
(12)
(11)
Ambulans
PB
(13)
Sepeda
Motor
(15)
(14)
Lain-lain
(16)
89
177
266
733
5,019
2,034
141
279
438
189
27
385
2 Sumatera Utara
98
328
426
1,784
13,721
2,608
285
473
1,108
248
18
778
3 Sumatera Barat
64
150
214
843
4,485
748
103
313
484
209
12
507
4 Riau
39
111
150
652
3,092
224
115
215
342
106
24
265
5 Jambi
43
92
135
575
2,268
166
118
207
371
123
10
317
6 Sumatera Selatan
75
167
242
914
5,841
1,570
282
279
435
180
30
341
7 Bengkulu
24
89
113
481
1,712
542
87
197
389
108
14
532
8 Lampung
31
193
224
710
7,264
717
235
367
670
185
10
349
80
14
33
47
145
868
200
36
71
149
44
124
10 Kepulauan Riau
17
24
41
180
817
165
75
280
27
19
12
112
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
50
285
335
78
1,412
141
139
57
54
305
16
132
864
996
1,425
38,006
1,134
376
880
1,121
407
109
1,425
20
13 Jawa Tengah
218
635
853
1,828
44,210
4,304
1,947
1,046
1,360
820
20
2,584
42
14 DI Yogyakarta
32
85
117
321
5,242
107
118
144
266
126
35
493
310
609
919
2,257
43,516
4,902
483
1,207
1,928
914
55
2,154
16 Banten
18
155
173
187
5,133
36
32
161
217
103
138
17 Bali
23
87
110
491
4,585
236
157
377
118
46
376
46
82
128
461
4,940
518
227
202
717
101
34
518
72
156
228
862
7,029
1,277
526
290
507
186
23
15
558
20 Kalimantan Barat
70
137
207
765
3,578
1,355
79
301
582
126
71
35
312
21 Kalimantan Tengah
35
99
134
767
1,567
611
53
235
449
106
50
26
222
22 Kalimantan Selatan
33
159
192
619
2,928
1,250
264
276
479
186
30
553
30
23 Kalimantan Timur
70
117
187
625
2,699
330
84
229
430
138
40
14
287
43
24 Sulawesi Utara
56
63
119
506
1,791
354
27
133
267
59
15
109
49
25 Sulawesi Tengah
59
80
139
703
2,759
839
353
242
467
118
12
297
26 Sulawesi Selatan
147
200
347
1,015
6,416
758
274
411
606
245
10
643
27 Sulawesi Tenggara
45
94
139
460
1,991
246
149
180
390
101
12
504
28 Gorontalo
14
31
45
218
961
267
63
63
91
32
13
133
29 Sulawesi Barat
19
31
50
213
992
115
14
72
105
28
90
0
5
15 Jawa Timur
30 Maluku
31
78
109
356
987
81
11
107
158
34
33
25
31 Maluku Utara
17
39
56
213
1,112
352
85
121
28
41
79
32 Papua
64
104
168
551
1,270
346
156
187
485
75
73
173
22
38
60
233
448
166
55
80
249
25
43
41
2,077
5,592
7,669
22,171
228,659
28,558
6,705
9,305
16,177
5,552
591
598
15,729
316
Lampiran 5.2
JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU, DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK,
SERTA RASIO PUSTU PER PUSKESMAS, MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2005
No
Provinsi
Jumlah
Jumlah
Rasio Puskesmas /
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
100.000 Penduduk
100.000 Penduduk
Puskesmas
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
2000
2001
2002
2003
2004
2005 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2000 2001 2002 2003 2004 2005
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(1)
(2)
219
219
230
240
240
266
762
778
821
824
Sumatera Utara
399
404
411
388
423
426
1,766
1,782
1,789
1,578
Sumatera Barat
203
203
204
206
210
214
824
837
825
834
815
Riau
148
157
167
142
146
150
648
667
704
642
651
Jambi
45
47
135
211
Sumatera Selatan
126
123
130
127
132
242
565
630
628
Bengkulu
227
227
214
235
250
113
865
879
Lampung
112
112
112
112
113
224
476
478
198
204
211
219
222
47
684
45
45
45
45
61
41
11 DKI Jakarta
329
329
328
329
329
12 Jawa Barat
946
962
976
982
13 Jawa Tengah
862
853
853
14 DI Yogyakarta
126
126
117
15 Jawa Timur
927
921
16 Banten
165
162
17 Bali
112
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
733
5.46
5.46
5.76
5.70
6.15
3.48
3.55
3.57
3.43
3.08
2.76
1,883 1,784
3.48
3.48
3.47
3.27
3.43
4.43
4.41
4.35
4.07
4.45
4.19
843
4.80
4.48
4.79
4.62
4.62
4.06
4.12
4.04
4.05
3.88
3.94
652
3.13
3.32
3.10
2.55
3.21
4.38
4.25
4.22
4.52
4.46
4.35
217
575
3.92
5.12
- 49.06 21.81
4.69
4.62
4.26
634
588
914
5.25
4.76
5.29
4.94
4.89
4.48
5.12
4.83
4.99
4.45
3.78
853
891
903
481
3.51
3.41
2.98
3.62
3.68
479
478
487
710
7.79
6.95
6.86
7.38
7.02
685
688
704
704
145
2.98
2.99
3.11
3.16
3.10
137
137
140
139
143
180
5.00
4.84
4.86
4.61
335
78
3.92
3.40
4.00
982
996
1,414
1,413
1,415
1,413
1,421 1,425
2.55
2.76
855
857
853
1,830
1,826
1,844
1,830
1,818 1,828
117
117
117
312
312
320
321
922
918
907
919
2,230
2,243
2,238
2,239
168
171
172
173
250
253
202
190
188
187
107
107
108
109
110
471
471
474
479
480
114
120
121
127
125
128
436
433
428
438
210
210
211
218
220
228
797
793
809
837
20 Kalimantan Barat
197
194
189
192
195
207
672
714
710
21 Kalimantan Tengah
133
133
118
133
132
134
663
706
22 Kalimantan Selatan
188
189
189
189
193
192
583
23 Kalimantan Timur
147
153
165
167
174
187
24 Sulawesi Utara
101
101
101
108
114
25 Sulawesi Tengah
131
130
132
134
26 Sulawesi Selatan
355
356
367
27 Sulawesi Tenggara
130
130
39
40
96
100
96
10 Kepulauan Riau
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua
33 Irian Jaya Barat
Indonesia
Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI
739
7.16 31.05
3.81
3.87
3.99
3.79
3.61
4.26
9.98
4.25
4.27
4.28
4.27
4.31
3.17
2.00 13.90
3.45
3.36
3.26
3.21
3.17
3.09
5.99
3.04
3.04
3.11
3.09
2.34
4.39
3.82
3.61
3.78
0.00
0.00
1.03
0.00
0.88
0.23
2.64
2.59
2.51
2.56
3.82
4.05
3.83
3.72
3.63
3.66
1.49
1.47
1.45
1.44
1.45
1.43
5.93
6.05
5.82
2.79
2.80
2.69
2.67
2.60
2.67
5.71
5.52
5.72
2.12
2.14
2.16
2.14
2.12
2.14
321
4.05
3.90
3.69
3.65
3.57
3.50 10.03
9.79
9.60
2.48
2.48
2.74
2.74
2.74
2.74
2,250 2,257
2.68
2.61
2.63
2.54
2.45
2.53
6.46
6.37
6.38
6.19
6.07
6.22
2.41
2.44
2.43
2.44
2.48
2.46
2.31
1.89
1.91
1.88
1.92
3.60
2.27
2.12
2.06
2.07
1.52
1.56
1.20
1.11
1.09
1.08
491
3.58
3.46
3.31
3.22
3.13
4.21
4.40
4.43
4.44
4.40
4.46
444
461
2.98
3.09
2.98
3.17
3.00
3.82
3.61
3.54
3.45
3.55
3.60
849
862
5.34
5.19
5.36
5.35
5.27
3.80
3.78
3.83
3.84
3.86
3.78
748
750
765
5.27
4.96
4.52
4.86
4.78
3.41
3.68
3.76
3.90
3.85
3.70
707
825
731
767
6.33
7.63
6.05
7.28
6.94
4.98
5.31
5.99
6.20
5.54
5.72
613
613
600
613
619
6.03
6.15
6.22
5.95
5.95
3.10
3.24
3.24
3.17
3.18
3.22
562
572
552
565
602
625
4.96
6.22
6.48
6.17
5.90
3.82
3.74
3.35
3.38
3.46
3.34
119
497
519
521
500
506
506
6.34
5.12
4.94
5.08
5.28
4.92
5.14
5.16
4.63
4.44
4.25
135
139
683
687
704
708
701
703
4.56
6.39
5.79
6.06
5.81
5.21
5.28
5.33
5.28
5.19
5.06
376
333
347
1,167
1,141
1,162
1,161
955 1,015
7.34
4.56
4.43
4.58
4.45
3.29
3.21
3.17
3.09
2.87
2.93
122
115
138
139
472
472
458
408
476
460 12.33
8.61
6.34
6.13
7.02
3.63
3.63
3.75
3.55
3.45
3.31
39
47
44
45
216
248
263
247
221
218
4.99
4.47
5.33
4.80
4.88
5.54
6.20
6.74
5.26
5.02
4.84
50
50
212
213
5.17
4.24
4.26
103
109
291
306
291
340
356
9.47
7.83
8.48
3.03
3.06
3.03
3.14
3.30
3.27
98
308
321
8.05
7.74
21.93
52
46
49
53
55
56
210
192
224
221
212
213
3.56
5.05
6.60
6.21
6.03
4.04
4.17
4.57
4.17
3.85
3.80
200
221
215
165
167
168
784
800
844
557
546
551
6.47
8.81
9.19
7.02
9.07
3.92
3.62
3.93
3.38
3.27
3.28
52
55
60
232
236
233
9.71
3.56
3.55
3.46
3.46
3.48
4.46
4.29
3.88
9.96 10.13
2.94
2.97
2.97
2.94
2.91
2.89
Lampiran 5.3
JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA, TAHUN 2000 - 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
2000
2001
(3)
(4)
Jumlah Puskesmas
2002
2003
(5)
(6)
2004
2005
2000
2001
(7)
(8)
(9)
(10)
(12)
2005
(13)
(14)
219
219
230
240
240
266
72
72
77
78
82
89
Sumatera Utara
399
404
411
388
423
426
98
98
97
90
97
98
Sumatera Barat
203
203
204
206
210
214
63
64
62
63
63
64
Riau
148
157
167
142
146
150
42
44
49
36
38
39
Jambi
45
47
135
21
21
43
Sumatera Selatan
126
123
130
127
132
242
31
31
37
36
38
75
Bengkulu
227
227
214
235
250
113
67
67
67
68
71
24
Lampung
112
112
112
112
113
224
21
21
25
10
25
31
198
204
211
219
222
47
23
25
30
28
29
14
17
10
Kepulauan Riau
45
45
45
45
61
41
10
25
26
11
DKI Jakarta
329
329
328
329
329
335
50
50
47
46
48
50
12
946
962
976
982
982
996
131
130
132
18
132
132
13
Jawa Barat
Jawa Tengah
862
853
853
855
857
853
184
187
206
128
235
218
14
DI Yogyakarta
126
126
117
117
117
117
30
31
32
214
32
32
15
Jawa Timur
927
921
922
918
907
919
257
261
283
32
295
310
16
Banten
165
162
168
171
172
173
19
18
18
279
18
18
17
Bali
112
107
107
108
109
110
20
20
20
20
20
23
18
114
120
121
127
125
128
25
27
43
27
28
46
19
210
210
211
218
220
228
57
57
62
59
60
72
20
Kalimantan Barat
197
194
189
192
195
207
65
65
66
66
67
70
21
Kalimantan Tengah
133
133
118
133
132
134
35
34
28
33
31
35
22
Kalimantan Selatan
188
189
189
189
193
192
25
26
25
26
31
33
23
Kalimantan Timur
147
153
165
167
174
187
48
52
68
68
67
70
24
Sulawesi Utara
101
101
101
108
114
119
56
56
57
17
59
56
25
Sulawesi Tengah
131
130
132
134
135
139
55
56
55
66
59
59
26
Sulawesi Selatan
355
356
367
376
333
347
137
150
150
57
140
147
27
Sulawesi Tenggara
130
130
122
115
138
139
36
36
36
156
35
45
28
Gorontalo
39
40
39
47
44
45
13
14
14
28
14
14
29
Sulawesi Barat
50
50
18
19
30
Maluku
96
100
96
98
103
109
30
30
32
30
30
31
31
Maluku Utara
32
Papua
33
52
46
49
53
55
56
14
15
20
16
15
17
200
221
215
165
167
168
74
74
78
61
63
64
52
55
7,237
7,277
7,309
7,413
7,550
60
7,669
22
23
22
1,785
1,818
1,926
1,924
2,010
2,077
Lampiran 5.4
JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIO PUSKESMAS KELILING PER PUSKESMAS
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA, TAHUN 2000 - 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
2000
R-4
PB
2001
R-4
PB
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
(9)
2004
(10)
R-4
PB
2000
2001
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(19)
2005
(20)
13
236
14
192
Sumatera Utara
325
15
264
19
237
144
Sumatera Barat
177
183
188
73
Riau
119
52
111
56
103
46
73
Jambi
28
11
24
Sumatera Selatan
101
25
92
24
114
15
66
128
Bengkulu
200
19
190
62
149
20
110
20
197
10
Lampung
130
113
102
157
170
160
10
Kepulauan Riau
38
38
30
96
11
84
84
68
24
12
DKI Jakarta
Jawa Barat
477
384
42
13
Jawa Tengah
698
665
150
14
DI Yogyakarta
130
500
15
Jawa Timur
923
16
Banten
120
17
Bali
125
18
120
125
112
45
119
101
1.1
1.0
1.0
0.4
1.0
0.8
19
185
22
177
28
173
19
69
183
21
186
23
1.0
1.0
0.9
0.3
0.9
0.9
20
Kalimantan Barat
117
120
115
116
93
58
58
67
112
75
126
71
1.2
1.2
0.8
0.7
1.0
1.0
21
Kalimantan Tengah
102
89
97
76
77
75
53
24
88
54
106
50
1.4
1.3
1.3
0.6
1.1
1.2
22
Kalimantan Selatan
171
39
177
34
168
40
83
176
29
186
30
1.1
1.1
1.1
0.5
1.1
1.1
23
Kalimantan Timur
94
51
94
37
113
50
50
17
126
46
138
40
1.0
0.9
1.0
0.4
1.0
1.0
24
Sulawesi Utara
79
18
77
21
81
17
11
67
16
59
15
0.9
1.0
1.0
0.1
0.7
0.6
25
Sulawesi Tengah
93
25
91
19
96
21
17
106
17
118
12
0.9
0.8
0.9
0.3
0.9
0.9
26
Sulawesi Selatan
257
160
249
16
229
15
27
Sulawesi Tenggara
80
23
76
18
77
14
28
Gorontalo
29
27
23
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
412
4
610
129
5
803
114
871
1.2
1.2
0.9
0.0
0.9
0.7
248
0.9
0.7
0.6
0.4
0.6
0.6
11
209
0.9
0.9
0.9
0.4
1.0
1.0
96
23
106
24
1.2
1.1
0.9
0.6
0.8
0.9
24
123
10
0.9
1.0
1.0
12
180
1.0
0.9
1.0
0.6
1.1
0.8
108
1.0
1.1
0.8
0.6
0.8
1.0
185
1.2
1.0
0.9
0.3
0.9
0.8
44
0.8
0.9
0.8
0.5
0.8
0.9
49
27
19
0.9
0.9
0.7
2.1
0.8
1.1
70
165
57
0.3
0.3
0.2
0.1
0.7
0.2
406
407
0.5
0.4
0.4
0.0
0.4
0.4
777
820
0.8
0.7
0.8
0.2
0.9
1.0
108
126
1.0
1.0
0.9
4.3
0.9
1.1
914
1.0
0.9
1.0
0.1
1.0
1.0
172
59
90
529
88
103
0.5
0.5
0.5
3.1
0.5
0.6
110
45
87
111
46
118
46
1.1
1.1
1.4
0.8
1.4
1.5
17
-
215
245
10
1.2
0.8
0.7
0.0
0.7
0.7
183
19
85
101
0.8
0.7
0.7
1.8
0.7
0.8
16
32
32
0.6
0.6
0.6
0.4
0.7
0.7
28
32
37
34
33
19
18
62
27
46
26
65
28
41
0.9
0.9
1.6
1.4
1.7
1.2
118
102
32
24
71
66
75
73
1.0
1.1
1.0
0.3
0.8
0.9
654
0.2
0.6
109
4,984
0.6
0.6
29
0.5
0.7
112
716
0.8
0.6
93
27
24
5,084
16
38
22
108
841
35
886
22
19
190
101
109
189
35
5,551
27
267
34
108
62
(18)
239
198
(17)
PB
2005
R-4
11
18
25
42
25
43
0.6
1.2
1.1
2,795
317
5,358
805
5,552
591
0.9
0.8
0.8
0.4
0.8
0.8
Lampiran 5.5
JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA MENURUT PENGELOLA DAN PROVINSI
TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Depkes/Pemda
RS
RS
Jumlah
Umum
Khusus
(3)
(4)
(5)
TNI/POLRI
RS
Jumlah
Khusus
RS
Umum
(6)
(7)
(8)
Departemen Lain/BUMN
RS
RS
Jumlah
Umum
Khusus
(9)
(10)
(11)
14
15
Sumatera Utara
26
31
17
Sumatera Barat
15
17
Riau
12
13
Jambi
Sumatera Selatan
12
14
Bengkulu
Lampung
1
-
RS
Umum
Swasta
RS
Khusus
(12)
(13)
Jumlah
RS
Umum
(14)
(15)
Semua RS
RS
Jumlah
Khusus
(16)
(17)
25
28
18
61
67
111
12
123
10
19
28
12
40
11
13
34
37
13
15
10
27
31
9
1
12
18
22
52
33
85
73
42
115
12
12
45
25
70
91
34
125
49
172
53
19
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
15
12
Jawa Barat
28
36
13
Jawa Tengah
41
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
45
16
Banten
17
Bali
11
18
19
14
20
Kalimantan Barat
13
21
Kalimantan Tengah
10
22
Kalimantan Selatan
11
23
Kalimantan Timur
10
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
10
26
Sulawesi Selatan
26
33
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
31
Maluku Utara
32
Papua
33
20
13
1
-
5
-
72
40
112
124
48
15
24
17
17
34
15
56
22
78
133
33
166
13
17
23
16
20
27
33
10
14
16
10
13
12
11
14
19
12
19
45
15
60
12
13
0
7
15
14
1
2
1
2
10
13
24
25
23
11
20
23
26
11
19
20
2
9
1
-
28
-
11
26
3
-
0
17
6
16
9
0
Indonesia
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
378
74
452
110
112
71
78
436
190
626
995
273
1,268
Lampiran 5.6
JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLA
TAHUN 1995 - 2005
Jumlah Rumah Sakit Umum
No
Pengelola
(1)
(2)
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Departemen Kesehatan
15
15
15
15
14
14
14
14
14
13
13
Pemerintah Provinsi
42
42
42
43
40
42
45
45
45
43
43
Pemerintah Kab/Kota
281
283
285
287
285
286
285
287
294
305
322
Depkes + Pemda
338
340
342
345
339
342
344
346
353
361
378
TNI/POLRI
110
111
111
112
110
110
110
110
110
110
110
73
72
69
68
68
68
70
70
71
71
71
Pemerintah
521
523
522
525
517
520
524
526
534
542
559
Swasta
329
335
351
363
370
390
411
427
432
434
436
850
858
873
888
887
910
935
953
966
976
995
Jumlah
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
Lampiran 5.7
Pengelola
(1)
(2)
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
9,023
9,089
9,610
9,471
9,194
9,173
9,264
9,086
8,858
8,505
8,483
Departemen Kesehatan
Pemerintah Provinsi
11,901
12,032
11,936
11,914
12,109
12,226
12,832
12,872
12,958
12,391
12,902
Pemerintah Kab/Kota
28,168
28,501
28,888
29,371
29,536
29,883
29,682
30,316
30,803
31,959
33,896
Depkes + Pemda
49,092
49,622
50,434
50,756
50,839
51,282
51,778
52,274
52,619
52,855
55,281
TNI/POLRI
10,752
10,836
10,874
10,938
10,748
10,811
10,942
10,740
10,718
10,761
10,814
7,246
7,281
6,881
7,045
6,888
6,928
6,836
6,729
6,758
6,537
6,827
Pemerintah
67,090
67,739
68,189
68,739
68,475
69,021
69,556
69,743
70,095
70,153
72,922
Swasta
33,298
34,303
35,697
36,553
37,308
38,516
40,392
41,796
42,284
42,487
43,364
100,388
102,042
103,886
105,292
105,783
107,537
109,948
111,539
112,379
112,640
116,286
Jumlah
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
Lampiran 5.8
JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS DAN TEMPAT TIDURNYA
MENURUT JENIS RUMAH SAKIT TAHUN 1997 - 2005
No
(1)
(2)
1997
1998
1999
2001
2000
2003
2002
2005
2004
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(18)
(19)
RS Jiwa
49
8,208
50
7,921
50
7,863
50
7,834
50
6,689
51
7,777
51
7,771
51
8,535
51
8,527
RS Kusta
24
2,724
24
2,643
24
2,593
24
2,459
24
2,427
23
2,344
23
2,344
22
2,248
22
2,446
RS TP
10
747
10
748
10
761
711
711
722
722
751
766
RS Mata
10
580
10
501
10
507
10
468
10
446
10
418
10
418
10
460
10
475
RS OP
187
187
187
187
187
187
187
187
187
RS Penyakit Infeksi
103
103
103
144
144
144
144
144
127
RS Jantung
214
234
234
RS Kanker
129
128
129
RS Bersalin
50
2,270
51
2,279
51
2,290
54
2,432
53
2,361
55
2,491
55
2,464
55
2,439
56
2,533
63
3,100
64
3,629
55
1,365
56
1,427
10
63
3,175
11
11
12
RS Khusus Lainnya
72
3,291
77
3,512
77
3,511
86
3,735
96
4,304
112
4,592
41
1,182
Jumlah
217 18,110
224 17,894
224 17,815
235 17,970
244 17,269
262 18,675
268 18,750
270 19,591
273 20,480
Lampiran 5.9
JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2002 - 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Industri
Farmasi
Obat Tradisional
Industri Obat Tradisional
Perbekalan Kesehatan
Rumah tangga (PKRT)
Alat Kesehatan
Kosmetika
2002
2003
2004
2005
2002
2003
2004
2005
2002
2003
2004
2005
2002
2003
2004
2005
2002
2003
2004
2005
2002
2003
2004
2005
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
11
2
-
11
2
11
2
1
1
3
1
1
1
1
-
40
71
25
1
51
22
1
40
72
25
1
51
24
1
226
229
11
2
1
1
3
-
62
77
31
5
57
20
1
1
272
1
2
4
-
265
1
-
62
77
31
1
51
24
1
1
2
1
-
19
33
10
-
86
8
8
10
-
1
-
1
89
1
13
103
26
70
5
1
8
5
-
17
37
1
11
8
86
1
4
17
37
10
1
-
8
8
6
26
0
4
9
8
5
13
36
10
8
7
-
1
2
28
57
4
1
8
5
-
30
70
5
1
9
6
-
141
160
160
118
172
172
200
208
208
21
21
21
172
338
346
21
28
28
6
6
6
8
9
8
2
6
6
7
7
9
3
3
3
27
27
32
11
11
11
7
7
8
1
1
1
5
2
2
1
4
4
4
2
2
2
811 1,130 1,134
3
74
143
36
11
343
28
6
8
6
9
3
39
11
9
1
36
1
4
2
894
15
-
18
-
28
-
1
-
1
60
54
33
8
11
20
1
1
40
272
1
-
18
1
-
63
57
33
8
65
22
1
1
55
75
400
18
5
2
31
63
33
37
14
1
5
2
34
14
31
63
57
-
67
22
1
1
67
22
1
1
108
55
57
457
125
55
57
498
40
14
1
6
2
85
128
33
8
114
55
4
482
95
95
146
146
51
51
8
8
125
130
63
63
367
1
4
4
84
554 1,015
3
-
1
37
15
1
6
124
3
77
168
55
8
125
63
7
1
1
4
2
698
39
5
-
39
5
-
39
5
-
42
5
-
1
1
1
1
1
1
1
1
181
107
33
4
138
30
2
541
185
114
45
4
141
32
2
569
185
114
45
4
141
32
2
569
102
120
45
4
144
32
2
29
391
918
Lampiran 5.10
JUMLAH SARANA DISTRIBUSI DAN PELAYANAN KEFARMASIAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2005
Pedagang Besar Farmasi
Provinsi
No
(1)
(2)
Sumatera Utara
Apotik
(P B F )
Toko Obat
Penyalur
Sub Penyalur
2002
2003
2004
2005
2002
2003
2004
2005
2002
2003
2004
2005
2002
2003
2004
2005
2002
2003
2004
2005
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
51
51
51
389
389
389
389
36
103
36
86
86
86
165
165
92
28
28
28
103
106
103
499
95
95
95
499
483
499
Sumatera Barat
64
67
67
71
158
165
165
165
384
397
397
397
Riau
63
84
84
79
122
192
192
216
482
650
650
640
Jambi
39
39
37
43
75
80
78
94
137
309
150
137
92
12
Sumatera Selatan
76
76
76
76
160
137
137
177
132
132
130
150
87
35
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
41
1
-
13
13
15
41
46
57
61
51
51
50
114
124
127
140
3
-
3
-
4
-
21
-
23
-
23
-
36
-
28
117
90
142
116
162
81
-
82
-
78
29
29
34
21
2
-
494
526
526
310
1,137
1,226
1,226
1,234
810
962
962
493
670
750
750
212
321
349
349
361
1,505
1,566
1,566
1,883
535
535
535
706
30
42
42
84
13 Jawa Tengah
225
249
249
249
722
879
879
879
480
600
600
600
14 DI Yogyakarta
45
43
43
48
208
225
225
300
51
45
45
58
305
334
290
375
1,311
1,331
1,375
1,364
230
15 Jawa Timur
16 Banten
38
45
45
45
345
345
345
345
17 Bali
73
79
79
78
250
250
250
250
48
71
71
71
22
23
24
30
67
79
84
70
60
63
63
108
18
19
19
25
42
48
48
60
81
151
151
151
20 Kalimantan Barat
41
43
43
43
62
77
77
87
242
301
301
327
2
-
14
12
12
12
76
76
76
51
51
34
42
48
48
14
81
68
293
4
-
12
12
12
49
55
55
36
60
81
81
139
33
33
33
33
51
49
51
73
84
115
216
233
262
321
640
82
92
92
92
23 Kalimantan Timur
45
45
45
50
115
144
144
191
297
386
386
359
40
40
15
24 Sulawesi Utara
41
39
39
41
73
80
90
89
121
135
149
125
62
62
62
19
13
12
23
60
60
55
73
137
115
105
157
74
79
79
79
352
331
331
418
385
450
450
398
27 Sulawesi Tenggara
11
13
13
15
37
39
39
41
133
156
156
134
36
18
19
19
31
36
36
44
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua
33 Irian Jaya Barat
Indonesia
Sumber: Ditjen Bina Yanfar dan Alkes, Depkes RI
21
2
23
23
23
16
16
16
125
55
66
70
82
59
59
59
50
42
42
42
15
14
15
29
32
35
41
71
75
74
91
13
17
25
29
17
20
23
27
31
34
34
36
109
116
116
96
39
118
118
61
12
-
53
12
55
12
-
12
-
81
2,249
2,478
2,432
2,392
7,767
8,364
8,456
9,216
5,405
6,610
6,806
6,737
1,152
1,639
1,982
1,008
12
343
10
25 Sulawesi Tengah
60
38
47
26 Sulawesi Selatan
4
-
38
21 Kalimantan Tengah
55
68
22 Kalimantan Selatan
260
81
253
255
81
21
-
255
80
36
205
57
34
37
11 DKI Jakarta
99
18
202
96
37
12 Jawa Barat
96
32
57
101
711
21
-
38
32
12
12
81
-
819
2,087
Lampiran 5.11
JUMLAH UNIT PENGELOLA OBAT (EKS GUDANG FARMASI OBAT) KABUPATEN/KOTA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2005
No
Provinsi
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
21
25
19
11
10
14
9
10
7
6
6
25
35
5
38
6
9
9
16
12
14
13
13
9
10
23
10
5
5
8
8
20
9
440
Tahun
2002
2003
2004
(4)
(5)
(6)
2005
(7)
10
18
14
11
6
7
4
10
3
10
20
14
11
9
7
4
10
3
20
20
15
11
10
10
1
10
3
21
20
19
11
10
14
5
10
3
6
21
35
5
38
6
12
7
12
10
8
11
12
6
5
12
4
3
6
24
35
5
38
6
12
8
14
10
8
11
12
8
5
12
4
3
6
25
35
5
38
3
9
7
13
10
6
11
13
8
6
11
5
5
6
25
35
5
38
3
9
9
15
12
10
13
13
9
10
24
6
5
5
3
14
1
319
5
3
14
5
3
14
1
339
5
8
20
8
401
331
Lampiran 5.12
JUMLAH SARANA USAHA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
Jumlah Desa/
Kelurahan
(1)
(2)
(3)
5,853
Sumatera Utara
4,924
Sumatera Barat
Riau
Sarana UKBM
Posyandu
Polindes
(4)
(5)
4,875 *
14,974
634
1,236
Posyandu
Polindes
(7)
(8)
1,929 *
84 *
0.83
0.33
0.01
2,744 *
450 *
3.04
0.56
0.09
6,652
950
941
10.49
1.50
1.48
3,826 *
226 *
113 *
3.10
0.18
0.09
0.12
Jambi
1,072
2,882
123 *
126 *
2.69
0.11
Bengkulu
1,071
1,695
636 *
137
1.58
0.59
0.13
Sumatera Selatan
2,428
5,676
716
262
2.34
0.29
0.11
Lampung
1,967
7,116
1,062
214
3.62
0.54
0.11
266
1,071
197
59
4.03
0.74
0.22
10
Kepulauan Riau
144
525
227
3.65
1.58
0.05
11
DKI Jakarta
265 *
3,882
14.65
0.00
0.00
12
Jawa Barat
5,231
41,231
13
Jawa Tengah
7,817
43,607 *
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
7,682
43,672
4,807
137
16
Banten
1,340
8,648
259
17
Bali
602
4,588
18
711
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Timur
23
Kalimantan Selatan
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Tenggara
1,342
2,096
185 *
27
Sulawesi Selatan
1,964
8,579 *
349
28
Gorontalo
364
943
257
56
29
Sulawesi Barat
312
119 *
13
30
Maluku
842
31
Maluku Utara
32
Papua
33
691 *
201 *
7.88
0.13
0.04
4,068 *
2,156 *
5.58
0.52
0.28
67 *
13.74
0.34
0.17
5.68
0.63
0.02
299
6.45
0.19
0.22
221
7.62
0.37
5,020
395
265
7.06
0.56
0.37
2,300
8,003
1,253 *
251 *
3.48
0.54
0.11
1,409
3,781
1,198 *
2.68
0.85
1,179
2,069
661
102
1.75
0.56
1,201
4,100
1,135
259
3.41
0.95
0.22
1,835
3,257
364
277 *
1.77
0.20
0.15
984
2,055
368
89
2.09
0.37
0.09
1,369
2,642
901
113
1.93
0.66
0.08
1,854
1.56
0.14
1.38
4.37
0.18
0.15
2.59
0.71
0.15
391
676
2,506
5,373 *
1,360 *
71,160 *
133 *
83 *
2 *
279 *
118 *
1,154
563
167
315,921
27,056
17 *
353 *
63,071
303 *
38 *
9,010
0.09
0.38
0.04
1.62
0.10
0.02
0.52
0.00
28.40
0.11
0.05
0.49
0.14
0.03
5.01
0.43
0.14
Lampiran 5.13
JUMLAH POSYANDU MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Pratama
Purnama
Mandiri
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
6,652
Riau
3,826 *
Jambi
2,882
Sumatera Selatan
7
8
9
Madya
Posyandu
4,875 *
3,217
65.99
980
20.10
361
7.41
317
6.50
14,974 *
6,714
44.84
5,493
36.68
2,605
17.40
162
1.08
1,784
26.82
2,630
39.54
1,866
28.05
372
5.59
910
23.78
2,094
54.73
683
17.85
139
3.63
5,676
1,804
31.78
2,441
43.01
1,267
22.32
164
2.89
Bengkulu
1,695
691
40.77
605
35.69
322
19.00
71
4.19
Lampung
7,116
1,995
28.04
2,998
42.13
1,847
25.96
277
3.89
1,071
418
39.03
452
42.20
179
16.71
22
2.05
525
38
7.24
66
12.57
220
41.90
149
28.38
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
3,882
416
10.72
1,816
46.78
1,211
31.20
207
5.33
12
Jawa Barat
41,231
33,982
82.42
0.00
6,392
15.50
857
2.08
13
Jawa Tengah
43,607 *
7,362
16.88
20,258
46.46
15,854
36.36
106
0.24
14
DI Yogyakarta
5,373 *
1,151
21.42
1,588
29.56
1,823
33.93
811
15.09
15
Jawa Timur
43,672
13,447
30.79
18,103
41.45
10,807
24.75
1,315
3.01
16
Banten
8,648
4,929
57.00
2,752
31.82
817
9.45
150
1.73
17
Bali
4,588
580
12.64
1,343
29.27
2,489
54.25
176
3.84
18
5,020
2,808
55.94
1,605
31.97
551
10.98
56
1.12
19
8,003
4,252
53.13
2,414
30.16
1,038
12.97
299
3.74
20
Kalimantan Barat
3,781
1,615
42.71
1,462
38.67
725
19.17
69
1.82
21
Kalimantan Tengah
2,069
1,590
76.85
362
17.50
83
4.01
0.39
22
Kalimantan Selatan
3,257
1,760
54.04
1,101
33.80
333
10.22
63
1.93
23
Kalimantan Timur
4,100
1,313
32.02
1,394
34.00
1,000
24.39
327
7.98
24
Sulawesi Utara
2,055
640
31.14
650
31.63
704
34.26
57
2.77
25
Sulawesi Tengah
2,642
1,215
45.99
950
35.96
439
16.62
38
1.44
26
Sulawesi Selatan
8,579 *
4,073
47.48
2,924
34.08
1,453
16.94
129
1.50
27
Sulawesi Tenggara
2,096 *
422
20.13
645
30.77
549
26.19
120
5.73
28
Gorontalo
943
398
42.21
407
43.16
138
14.63
0.00
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
1,360
100.00
0.00
0.00
1,360 *
31
Maluku Utara
32
Papua
33
0.00
71,160
563
315,921
100,884
77,533
55,756
6,461
Lampiran 5.14
JUMLAH POLINDES MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Pratama
Purnama
Mandiri
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
1,929
Sumatera Utara
2,744
Sumatera Barat
950
Riau
226
Jambi
123
Sumatera Selatan
636
Bengkulu
716
Lampung
1,062
Madya
Polindes
197
10
Kepulauan Riau
227
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
549
57.79
280
524
73,2
171
2.93
1,062
100.00
0.00
29.47
112
23.88
21
11.79
0.95
691
4,068
133
4,807
2,412
50,18
1,305
27.15
Banten
259
254
98.00
2.00
17
Bali
221
96
43.44
75
33.94
48
21.72
0.90
18
395
283
71.65
63
15.95
45
11.39
1.01
19
1,253
20
Kalimantan Barat
1,198
21
Kalimantan Tengah
661
654
98.90
0.61
0.15
0.30
22
Kalimantan Selatan
1,135
1,012
89.00
68
5.99
48
4.23
0.62
23
Kalimantan Timur
364
296
81.32
42
11.54
25
6.87
24
Sulawesi Utara
368
287
78.00
82
22.30
0.80
0.30
25
Sulawesi Tengah
901
575
63.82
237
26.30
87
9.66
0.20
26
Sulawesi Selatan
185
27
Sulawesi Tenggara
349
155
44.40
99
28.40
83
23.80
12
28
Gorontalo
257
189
73.54
64
24.90
1.56
29
Sulawesi Barat
119
30
Maluku
83
31
Maluku Utara
353
32
Papua
279
33
167
Indonesia
Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI
* = data 2004
27,056
888
18.47
-
202
4.20
-
*
3,4
-
8,348
0.00
-
2,495
1,365
241
Lampiran 5.15
JUMLAH POS OBAT DESA (POD) MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
POD
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
84
450
941
113
126
137
262
214
59
7
201
2,156
67
137
299
265
251
102
259
277
89
113
1,854
303
56
13
17
2
118
38
9,010
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
*
*
549
58,30
280
29,80
112
11,90
15,43
217
96
187
82,80
70,10
87,40
45
30
15
17
21,90
7,01
0
2
8
1,50
3,74
0
0
0
0.00
0.00
94
271
0
231
68,61
90,60
0.00
87,17
31
10
0
24
22,60
3,30
0.00
9,06
4
18
0
8
2,92
6,00
0.00
3,02
10
0
0
2
7,30
0.00
0.00
0,75
0
91
89,20
0
11
10,78
0
0
0.00
0.00
0
0
0.00
0.00
176
55
109
68,00
61,80
96,46
61
30
4
23,55
33,70
3,45
12
4
0
4,63
4,50
0.00
3
0
0
1,16
0.00
0.00
761
48
0
41,05
85,71
0.00
637
8
0
34,36
14,29
0.00
381
0
0
20,55
0.00
0.00
75
0
0
4,05
0.00
0.00
*
*
*
*
*
*
*
*
*
2,885
1,186
549
99
Lampiran 5.16
REKAPITULASI INSTITUSI POLTEKKES MENURUT JURUSAN DAN PROVINSI
PER MARET 2005
Jurusan / Program Studi
No
Provinsi
Keperawatan
Kebidanan
Kesehatan
Gizi
Lingkungan
(1)
(2)
Kesehatan
Farmasi
Gigi
Analis
Teknik
Teknik Radio-
Teknik
Analis Farmasi
Kesehatan
Elektromedik
diagnostik
Gigi
& Makanan
Fisioterapi
Okupasi
Ortetik
Terapi
Prostetik
TOTAL
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
16
12 Jawa Barat
16
13 Jawa Tengah
16
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
20
17 Bali
20 Kalimantan Barat
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
26 Sulawesi Selatan
10
27 Sulawesi Tenggara
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua
9
203
16 Banten
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
67
47
20
23
18
12
33.0
23.2
9.9
11.3
8.9
3.0
5.9
1.0
1.0
0.5
0.5
1.0
0.5
0.5
Lampiran 5.17
REKAPITULASI STRATA AKREDITASI JURUSAN/PROGRAM STUDI POLTEKKES
TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Strata
Jumlah
Jurusan/Program Studi
Non Akreditasi
Belum Akreditasi
(6)
(7)
(8)
Jumlah
(9)
(10)
(3)
(4)
(5)
Banda Aceh
Medan
Pekanbaru
40.00
Padang
85.71
Jambi
100.00
Bengkulu
66.67
Palembang
75.00
Tanjung Karang
100.00
Jakarta I
100.00
10
Jakarta II
100.00
11
Jakarta III
12
Bandung
11
13
Tasikmalaya
14
Yogyakarta
100.00
15
Semarang
11
11
100.00
16
Surakarta
80.00
17
Surabaya
13
13
100.00
18
Malang
100.00
19
Denpasar
100.00
20
Mataram
100.00
21
Kupang
100.00
22
Pontianak
66.67
23
Palangkaraya
24
Samarinda
25
Banjarmasin
26
Palu
27
Makassar
10
28
Kendari
29
Manado
30
Ambon
31
Ternate
32
Jayapura
Jumlah
%
Sumber : Pusdiknakes, Desember 2005
203
100.00
100.00
100.00
11
100.00
100.00
66.67
66.67
100.00
100.00
2
5
80.00
100.00
44.44
100.00
66.67
55.56
88.18
73
102
24
179
40.78
56.98
2.23
0.00
13.41
100.00
Lampiran 5.18
JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON POLITEKNIK KESEHATAN MENURUT JURUSAN / PROGRAM STUDI DAN PROVINSI
TAHUN 2005
2 Sumatera Utara
36
28
13
4 Riau
5 Jambi
3 Sumatera Barat
6 Sumatera Selatan
12
1
1
1
3
12 Jawa Barat
2
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
(18)
(19)
(20)
(21)
1
1
1
Kardiovaskuler
(17)
PTTD
AAK
(16)
ATEM
ATG
(15)
APIKES
SMAK
(14)
ARO
AKUPUNTUR
(13)
ATRO
ATW
AKFIS
(12)
(22)
(23)
Jumlah
(24)
30
88
30
18
25
1
2
1
1
7
1
11
3
37
17
7
4
12
40
20 Kalimantan Barat
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
27 Sulawesi Tenggara
23
20
3
3
43
17 Bali
26 Sulawesi Selatan
(11)
Keteknisian Medis
10 Kepulauan Riau
13 Jawa Tengah
(10)
11 DKI Jakarta
(9)
7 Bengkulu
1
(8)
8 Lampung
9 Kepulauan Bangka Belitung
(7)
AKZI
(6)
12
Keterapian
Gizi
AKL
(5)
Kesmas
AKFAR
(4)
AKAFARMA
(3)
SMF
(2)
Kefarmasian
AKBID
(1)
AKPER
Provinsi
SPRG
No
SPK
Keperawatan
17
1
2
2
54
2
1
1
83
1
28
65
6
2
1
6
5
7
3
10
1
8
1
2
3
30
7
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua
33 Irian Jaya Barat
JUMLAH
Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI
86
0
4
7
0
22
314
122
32
17
25
15
14
20
16
645
Lampiran 5.19
JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON-POLTEKKES MENURUT STATUS KEPEMILIKAN
PER DESEMBER 2005
No.
(1)
KEPERAWATAN
1 SPK
2 AKPER
3 AKBID
4 SPRG
5 AKG
Sub Total
KEFARMASIAN
1 SMF
2 AKAFARMA
3 AKFAR
Sub Total
KESEHATAN MASYARAKAT
1 AKL
Sub Total
GIZI
1 AKZI
Sub Total
KETERAPIAN FISIK
1 AKFIS
2 AOT
3 ATW
4 AKUPUNKTUR
Sub Total
KETEKNISIAN MEDIS
1 SMAK
2 AAK
3 ATG
4 PTTD
5 ATRO
6 APIKES
7 ATEM
8 ARO
9 AOP
Sub Total
Jumlah
%
Jumlah
TNI / Polri
Daerah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
9
69
17
9
12
1
3
4
233
104
1
95
25
342
22
314
122
4
0
462
30
17
22
69
32
17
25
74
1
1
14
14
15
15
1
1
8
8
9
9
14
14
0
1
1
16
2
2
1
3
Swasta
Jumlah
Pusat
1
1
16
1
2
1
1
3
102
15.8
3
31
4.8
6
18
1
2
7
16
5
7
62
511
79.4
8
20
2
2
7
16
6
7
0
68
644
Lampiran 5.20
DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
MENURUT JENIS KETENAGAAN DAN PROVINSI
TAHUN 2005
No
Provinsi
Medis
Keperawatan
Kefarmasian
Gizi
Kesmas
Keterapian
Fisik
Keteknisan
Medis
Jumlah
Jumlah Tenaga
Jumlah SDM
Tenaga Kesehatan
Non Kesehatan
Kesehatan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Sumatera Utara
396
1,478
124
60
86
36
182
2,362
665
3,027
1,795
6,940
617
298
150
103
633
10,536
4,622
15,158
Sumatera Barat
830
3,087
339
124
133
56
268
4,837
1,778
6,615
Riau
589
2,637
280
80
69
46
248
3,949
1,725
5,674
Jambi
204
845
95
45
54
14
92
1,349
437
1,786
Sumatera Selatan
658
2,589
211
110
97
52
194
3,911
2,230
6,141
Bengkulu
113
630
52
41
51
14
59
960
222
1,182
Lampung
304
1,733
97
79
69
36
202
2,520
1,316
3,836
70
363
30
14
11
29
521
257
778
5,230
17,600
1,592
646
378
368
2,139
27,953
17,028
44,981
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
3,013
11,804
965
392
318
198
1,108
17,798
10,488
28,286
13
Jawa Tengah
3,089
13,743
1,213
598
372
339
1,507
20,861
13,692
34,553
14
DI Yogyakarta
1,318
3,411
320
92
71
85
401
5,698
2,776
8,474
15
Jawa Timur
3,404
14,179
1,075
539
306
310
1,240
21,053
13,518
34,571
16
Banten
422
2,131
197
55
37
50
227
3,119
1,757
4,876
17
Bali
937
3,145
194
149
169
43
208
4,845
1,448
6,293
18
174
937
53
51
54
20
113
1,402
692
2,094
19
257
1,315
117
47
29
15
152
1,932
772
2,704
3,595
20
Kalimantan Barat
220
1,561
92
78
67
27
132
2,177
1,418
21
Kalimantan Tengah
117
794
41
36
45
13
72
1,118
235
1,353
22
Kalimantan Selatan
234
1,494
145
90
98
25
156
2,242
831
3,073
23
Kalimantan Timur
417
2,403
185
79
70
40
189
3,383
1,763
5,146
24
Sulawesi Utara
453
2,055
69
67
46
20
58
2,768
1,365
4,133
25
Sulawesi Tengah
168
1,003
66
34
105
22
62
1,460
417
1,877
26
Sulawesi Selatan
996
4,146
295
220
247
121
383
6,408
1,859
8,267
27
Sulawesi Tenggara
89
734
39
66
30
19
39
1,016
280
1,296
28
Gorontalo
60
167
12
258
52
310
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
86
809
15
35
21
34
1,008
473
31
Maluku Utara
32
Papua
33
1,481
35
269
11
18
351
100
451
182
1,056
53
55
26
12
136
1,520
476
1,996
22
20
14
34
179
658
25,941
105,058
8,612
4,217
3,237
2,111
10,318
159,494
85,350
10.6
42.9
3.5
1.7
1.3
0.9
4.2
65.1
34.9
81
837
244,844
Lampiran 5.21
Diploma 3
Dokter Gigi
Provinsi
(1)
(2)
SKM
PNS
PTT
(3)
(4)
PNS
(5)
(6)
Bidan di Bidan di
Puskes.
desa
Apoteker
PTT
(7)
(8)
Kesling
Gizi
(9)
(10)
Keperawatan
Bidan
(11)
(12)
(13)
(14)
Perawat
Umum
Perawat
Gigi
Sanitarian
Pelak.
Gizi
(15)
(16)
(17)
(18)
Laboran
Asist.
Non
Apoteker Analis
Analis
(19)
(20)
(21)
Lain-lain
Jumlah
Tenaga
(22)
(23)
180
48
40
88
125
74
528
234
1,006
2,768
942
170
168
79
136
146
485
7,232
2 Sumatera Utara
476
299
226
119
68
18
105
61
482
242
2,613
2,773
3,610
286
236
294
338
160
17
832
13,255
3 Sumatera Barat
142
86
78
33
63
123
106
275
182
735
383
788
133
52
23
137
89
27
448
3,909
4 Riau
100
86
48
54
38
37
345
170
295
340
555
69
69
51
74
43
268
2,653
81
91
26
21
12
75
18
340
85
307
626
691
120
95
37
54
74
150
2,912
206
129
63
27
75
57
54
411
251
985
1,238
1,167
242
261
140
176
112
42
865
6,505
5 Jambi
6 Sumatera Selatan
7 Bengkulu
73
91
33
25
16
126
82
338
719
336
83
77
56
38
32
33
402
2,571
8 Lampung
204
117
51
68
24
124
48
488
166
659
928
1,050
137
139
92
79
96
10
329
4,817
9 Kep.Bangka Belitung
10 Kepulauan Riau
48
26
18
11
17
15
15
60
47
76
180
226
38
16
15
22
15
22
202
1,069
66
36
26
16
12
12
198
37
152
122
370
32
26
10
29
34
150
1,337
11 DKI Jakarta
261
23
341
24
21
48
48
208
84
568
165
502
84
39
59
85
32
542
3,145
12 Jawa Barat
813
523
390
167
196
350
195
1,424
767
2,053
3,137
4,381
682
413
287
392
127
61
2,606
18,969
13 Jawa Tengah
899
619
401
129
153
490
311
1,574
921
2,127
4,334
3,021
620
442
356
328
275
126
2,814
19,946
14 DI Yogyakarta
84
162
102
46
21
72
63
103
163
194
165
687
226
85
71
63
130
458
2,905
15 Jawa Timur
977
426
512
182
85
205
135
1,574
764
1,809
5,281
3,650
575
483
408
466
279
426
4,843
23,086
16 Banten
135
192
88
64
13
28
29
179
45
591
551
709
66
50
37
17
552
3,354
17 Bali
180
23
90
10
40
90
44
195
107
408
392
702
183
139
43
83
34
316
3,084
125
29
38
19
43
83
95
162
51
303
519
885
75
128
109
39
93
299
3,101
57
107
22
10
13
108
74
266
142
336
1,243
1,211
172
99
54
95
45
36
524
4,616
20 Kalimantan Barat
154
48
62
24
11
69
58
182
88
385
733
1,422
170
163
128
61
134
474
4,368
21 Kalimantan Tengah
130
92
38
21
22
16
63
52
155
42
305
542
1,140
352
287
234
231
180
54
367
4,323
22 Kalimantan Selatan
131
127
41
23
58
115
80
229
105
414
1,022
743
233
247
119
147
150
325
4,323
23 Kalimantan Timur
178
130
102
39
21
69
56
417
118
539
197
1,299
261
117
55
58
46
12
760
4,478
24 Sulawesi Utara
137
51
22
21
54
62
132
30
306
391
992
92
135
37
39
202
2,728
25 Sulawesi Tengah
114
45
40
29
76
43
147
52
392
999
1,242
66
210
42
30
42
191
3,774
26 Sulawesi Tenggara
27 Sulawesi Selatan
97
49
24
35
80
88
216
41
169
406
737
51
65
141
24
12
156
2,401
278
103
101
79
182
144
168
559
107
587
1,004
1,617
233
176
126
95
164
28
468
6,226
28 Gorontalo
37
36
10
19
29
50
22
217
297
21
52
24
848
29 Sulawesi Barat
26
28
10
21
47
35
56
140
341
26
23
14
12
80
886
1,187
30 Maluku
37
16
11
13
11
65
20
161
203
476
14
27
37
15
71
31 Maluku Utara
35
11
12
10
16
22
86
42
77
169
305
19
29
16
70
930
32 Papua
32
41
20
39
68
389
545
719
10
25
25
10
32
20
452
2,443
23
19
17
16
92
78
157
166
330
13
15
14
10
14
17
996
6,516
3,909
3,075
1,221
1,355
136
2,949
2,163
11,383
5,312
19,514
32,598
37,143
5,554
4,588
3,217
3,372
2,624
1,006
20,742
168,377
Lampiran 5.22
JUMLAH PESERTA DIDIK TAHUN AJARAN 2005/2006
DI POLTEKKES MENURUT PROFESI
No
Jenis Profesi
(2)
(1)
(5)
(6)
4,605
4,367
4,231
13,203
3,484
3,295
10,610
1,120
981
742
2,843
9,556
8,832
8,268
26,656
0
KEFARMASIAN
Sub Total
80
80
40
200
440
390
286
1,116
520
470
326
1,316
0
KESEHATAN MASYARAKAT
Kesehatan Lingkungan
1,390
1,184
1,021
3,595
Sub Total
1,390
1,184
1,021
3,595
0
GIZI
Gizi
Sub Total
1,495
1,330
1,114
3,939
1,495
1,330
1,114
3,939
0
KETERAPIAN FISIK
Fisioterapi
Okupasi Terapi
Sub Total
(4)
3,831
Farmasi
(3)
Jumlah
Kebidanan
III
Keperawatan
Sub Total
Peserta Didik
II
KEPERAWATAN
Kesehatan Gigi
160
160
120
440
80
80
40
200
240
240
160
640
0
KETEKNISIAN MEDIS
Analis Kesehatan
Teknik Gigi
821
704
478
2,003
80
80
40
200
160
180
120
460
Teknik Elektromedik
200
180
120
500
50
40
40
130
Sub Total
1,311
1,184
798
3,293
Jumlah
14,512
13,240
11,687
39,439
Ortetik Prostetik
Lampiran 5.23
JUMLAH PESERTA DIDIK TAHUN AJARAN 2005/2006
DI NON POLTEKKES MENURUT PROFESI
No
Jenis Profesi
Peserta Didik
I
II
III
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Keperawatan
SPK
AKPER
AKBID
SPRG
Sub Total
1,320
24,027
6,166
290
31,803
1,665
21,613
5,241
290
28,809
1,425
21,165
4,972
209
27,771
Kefarmasian
SMF
AKAFARMA
AKFAR
Sub Total
2,858
1,150
1,700
5,708
2,679
891
1,208
4,778
2,809
934
1,036
4,779
900
900
887
887
706
706
Sub Total
730
730
494
494
381
381
Keterapian Fisik
AKFIS
ATW
Akupuntur
Sub Total
730
80
50
860
734
50
80
864
688
60
598
1,380
160
115
390
890
290
460
50
584
1,196
130
70
389
846
350
380
4,410
66,805
16,379
789
88,383
0
8,346
2,975
3,944
15,265
0
2,493
2,493
0
1,605
1,605
0
2,152
190
130
2,472
0
1,874
3,662
428
185
1,114
2,552
934
1,133
50
Kesehatan Masyarakat
AKL
Sub Total
Gizi
AKZI
Keteknisian Medik
SMAK
AAK
ATG
PTTD
ATRO
APIKES
ATEM
ARO
KARDIOVAKULER
Sub Total
TOTAL
748
692
1,086
138
335
816
294
293
4,333
3,945
3,654
11,932
44,334
39,777
38,039
122,150
Lampiran 5.24
JUMLAH LULUSAN DIKNAKES POLTEKKES DAN NON POLTEKKES
MENURUT JENIS TENAGA KESEHATAN TAHUN 2005
No.
POLTEKKES
NON POLTEKKES
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
KEPERAWATAN
1 SPK
2 AKPER
3 AKBID
4 SPRG
5 AKG
Sub Total
KEFARMASIAN
1 SMF
2 AKAFARMA
3 AKFAR
Sub Total
KESEHATAN MASYARAKAT
1 AKL
Sub Total
GIZI
1 AKZI
Sub Total
KETERAPIAN FISIK
1 AKFIS
2 AOT
3 ATW
4 AKUPUNKTUR
Sub Total
KETEKNISIAN MEDIS
1 SMAK
2 AAK
3 ATG
4 PTTD
5 ATRO
6 APIKES
7 ATEM
8 ARO
9 AOP
10 KARDIOVASKULER
Sub Total
Jumlah
0
4,059
2,966
0
773
7,798
1,324
18,884
2,985
188
0
23,381
1,324
22,943
5,951
188
773
31,179
1
40
365
406
2,294
689
742
3,725
2,295
729
1,107
4,131
1,017
1,017
838
838
1,855
1,855
1,161
1,161
358
358
1,519
1,519
120
40
0
0
160
529
0
50
0
579
649
40
50
0
739
0
559
40
0
140
0
183
0
0
0
922
11,463
531
946
110
0
343
581
227
238
0
0
2,976
31,857
531
1,505
150
0
483
581
410
238
0
0
3,898
43,320
Lampiran 5.25
JUMLAH LULUSAN POLTEKKES BERDASARKAN JURUSAN / PROGRAM STUDI DAN KOTA
TAHUN 2005
No.
POLTEKKES
(1)
Keperawatan
Kebidanan
Kes. Ling
(3)
(4)
(5)
(2)
Banda Aceh
Gizi
Kes. Gigi
(6)
Farmasi
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Teknik Gigi
(12)
AKAFARMA
Fisioterapi
(13)
(14)
Okupasi
Terapi
Total
Ortotik
Prostetik
(15)
(16)
(17)
262
159
37
54
88
600
Medan
80
240
60
80
40
80
80
660
Padang
139
208
46
48
15
456
Pekanbaru
68
165
233
Jambi
40
74
38
53
205
Bengkulu
75
234
309
Palembang
135
40
34
41
35
39
324
Tanjung Karang
51
91
47
50
59
298
Jakarta I
80
40
40
160
10
Jakarta II
60
70
100
100
60
40
40
470
11
Jakarta III
274
117
80
471
12
Bandung
316
310
75
99
47
88
935
13
Tasikmalaya
156
40
41
237
14
Semarang
160
40
80
60
80
80
500
15
Surakarta
80
40
80
40
240
16
Yogyakarta
32
58
92
94
57
333
17
Malang
244
170
60
40
514
18
Surabaya
346
180
120
39
80
83
848
19
Denpasar
190
42
32
43
307
20
Mataram
118
40
50
25
40
38
311
21
Kupang
188
25
17
40
270
22
Pontianak
40
47
39
36
38
200
23
Palangkaraya
38
57
35
130
24
Banjarmasin
178
25
Samarinda
26
40
48
90
40
78
40
70
228
Menado
160
126
40
90
416
27
Palu
163
91
64
40
358
28
Masakar
120
40
40
40
40
280
29
Kendari
60
48
57
165
30
Ambon
222
60
56
60
398
31
Ternate
72
73
145
32
Jayapura
110
51
60
63
284
Total
4,059
2,966
1,017
1,161
773
365
559
183
140
40
40
120
40
11,463
Lampiran 5.26
JUMLAH PESERTA DIKLAT YANG DILAKSANAKAN PUSDIKLAT DAN BAPELKES NASIONAL
TAHUN 2005
No
Unit Kerja
Pra Jabatan
Diklat Pimpinan
Diklat Fungsional
Diklat Teknis
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pusdiklat
193
112
2,411
288
3,004
Bapelkes Cilandak
196
133
282
120
731
Bapelkes Ciloto
40
1,408
112
1,560
330
24
1,800
145
2,299
Bapelkes Salaman
160
180
80
420
Bapelkes Makassar
271
151
3,698
124
4,244
1,150
460
9,779
869
12,258
Jumlah
Lampiran 5.27
REALISASI DIPA MENURUT PUSAT DAN DAERAH PER PROVINSI DAN PER JENIS BELANJA
TAHUN 2005
(Dalam ribuan rupiah)
No.
Provinsi
(1)
A
(2)
BELANJA PEGAWAI
BELANJA BARANG
BELANJA MODAL
JUMLAH SELURUHNYA
Alokasi
Realisasi
Alokasi
Realisasi
Alokasi
Realisasi
Alokasi
Realisasi
Alokasi
Realisasi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
PUSAT
Setjen
Inspektorat Jenderal
802,165,372
551,427,934
68.74
348,833,660
62,468,328
17.91
140,093,735
10,323,790
7.37
4,115,218
3,323,135
80.75
15,143,977
12,614,067
83.29
525,000
429,752
81.86
Ditjen Binkesmas
14,699,608
13,921,367
94.71
568,440,727
211,096,949
37.14
518,422,200
92,972,605
17.93
Ditjen Yanmedik
110,362,917
104,392,283
94.59
182,579,102
81,160,948
44.45
470,242,330
38,806,498
8.25
Ditjen PP - PL
117,407,391
14,198,512
12.09
674,653,490
457,117,278
67.76
107,001,686
23,697,227
22.15
5,080,736
4,160,080
81.88
134,966,531
130,163,907
96.44
3,990,250
3,728,487
Badan Litbangkes
20,884,093
20,884,000
100.00
31,241,794
27,763,479
88.87
20,012,361
Badan PPSDM
97,837,571
85,241,621
87.13
213,048,770
124,950,834
58.65
39,301,637
DAERAH
23,055,835
1,314,148,602
625,377,453
19,784,195
16,366,954
82.73
4,337,872,535
3,278,150,921
75.57
763,184,349
224,359,729
29.40
906,422,567
495,013,017
54.61
93.44
144,037,517
138,052,474
95.84
16,940,393
84.65
72,138,248
65,587,872
90.92
23,547,856
59.92
238,597,547
66.42
35.87
3,236,310,000
1,157,401
2,960,160,000
7,360,000
5.02
91.47
0.00
9,016,200
4,857,236
53.87
359,204,178
47.59
685,990
514,250
74.96
11,282,263
5,450,582
48.31
23,872,040
6,891,284
28.87
35,840,293
12,856,116
Sumatera Utara
906,528
705,655
77.84
20,709,286
9,872,520
47.67
98,955,112
33,972,096
34.33
117,556,200
37,405,880
31.82
238,127,126
81,956,151
34.42
Sumatera Barat
1,142,983
995,640
87.11
14,663,686
10,520,885
71.75
45,289,867
26,517,431
58.55
997,090
580,225
58.19
62,093,626
38,614,181
62.19
Riau
1,009,670
555,373
55.01
8,511,510
2,950,289
34.66
45,225,889
19,992,600
44.21
1,209,930
324,550
26.82
Jambi
1,133,385
987,250
87.11
14,961,103
11,784,200
78.77
53,877,848
41,009,923
76.12
Sumatera Selatan
1,959,892
1,745,485
89.06
11,063,435
9,875,200
89.26
55,293,183
32,454,473
58.70
14,441,200
11,607,380
Bengkulu
950,060
736,637
77.54
10,077,592
5,763,629
57.19
41,467,344
35,551,152
85.73
1,410,585
1,302,143
Lampung
1,863,740
1,385,580
74.34
13,225,389
9,750,885
73.73
43,431,968
29,884,592
68.81
33,297,887
868,768
360,275
41.47
8,040,712
4,796,481
59.65
20,179,029
16,603,405
82.28
2,343,650
10
Kepulauan Riau
271,600
128,537
47.33
3,129,088
1,232,318
39.38
22,680,500
15,934,410
70.26
11
DKI Jakarta
1,301,654
1,193,045
91.66
3,842,064
2,342,600
60.97
539,280
359,200
66.61
480,895
141,754
29.48
6,163,893
4,036,599
65.49
12
Jawa Barat
3,255,638
2,541,650
78.07
146,347,668
118,602,780
81.04
122,001,611
57,684,020
47.28
9,274,000
5,740,580
61.90
280,878,917
184,569,030
65.71
13
Jawa Tengah
2,117,719
1,655,368
78.17
19,656,715
17,899,293
91.06
161,817,709
125,252,391
77.40
390,100
390,100
100.00
183,982,243
145,197,152
78.92
14
DI Yogyakarta
1,465,635
871,976
59.49
2,562,180
1,978,663
77.23
29,340,277
23,566,995
80.32
21,983,358
2,525,641
11.49
55,351,450
28,943,275
52.29
15
Jawa Timur
2,002,574
2,002,543
100.00
64,081,591
15,559,785
24.28
206,826,355
175,847,883
85.02
272,910,520
193,410,211
70.87
16
Banten
1,573,285
66,926
4.25
13,366,795
855,382
6.40
43,649,064
16,335,091
37.42
30,167,675
0.00
88,756,819
17,257,399
19.44
17
Bali
1,407,406
678,381
48.20
15,065,661
10,690,286
70.96
47,978,141
26,515,018
55.26
3,809,121
69.10
68,260,329
40,515,694
59.35
18
1,512,745
1,052,650
69.59
11,916,142
4,518,839
37.92
58,908,505
7,412,920
12.58
72,337,392
12,984,409
17.95
19
1,081,883
605,680
55.98
31,344,405
5,329,800
17.00
65,864,162
30,283,287
45.98
98,290,450
36,218,767
36.85
20
Kalimantan Barat
484,452
392,560
81.03
13,417,206
5,903,845
44.00
70,536,850
12,181,019
17.27
84,438,508
18,477,424
21.88
21
Kalimantan Tengah
755,046
419,730
55.59
7,661,156
5,062,290
66.08
41,713,513
38,989,720
93.47
50,629,715
44,746,740
88.38
22
Kalimantan Selatan
657,721
456,082
69.34
8,396,007
4,623,241
55.06
34,758,393
5,995,021
17.25
43,812,121
11,074,344
25.28
23
Kalimantan Timur
1,679,890
1,450,842
86.37
14,355,359
12,250,885
85.34
43,502,953
29,117,475
66.93
59,538,202
42,819,202
71.92
24
Sulawesi Utara
1,193,217
982,540
82.34
13,588,269
8,420,567
61.97
51,174,317
22,355,304
43.68
65,955,803
31,758,411
48.15
25
Sulawesi Tengah
960,334
750,245
78.12
14,643,392
11,580,610
79.08
59,593,330
35,935,867
60.30
78,013,453
50,217,375
64.37
26
Sulawesi Selatan
1,082,314
725,850
67.06
13,733,234
8,620,580
62.77
115,629,726
33,419,716
28.90
130,445,274
42,766,146
32.78
27
Sulawesi Tenggara
1,385,972
845,612
61.01
9,323,564
4,120,485
44.19
41,386,743
9,143,684
22.09
1,886,876
547,154
29.00
53,983,155
14,656,935
27.15
28
Gorontalo
527,787
263,586
49.94
5,169,577
2,802,922
54.22
44,784,723
10,078,655
22.50
150,000
100,000
66.67
50,632,087
13,245,163
26.16
29
Sulawesi Barat
277,165
233,560
84.27
2,172,790
1,945,250
89.53
13,860,116
11,630,794
83.92
16,310,071
13,809,604
84.67
30
Maluku
228,815
138,945
60.72
8,392,050
2,871,945
34.22
54,796,845
13,715,421
25.03
63,417,710
16,726,310
26.37
31
Maluku Utara
671,293
421,538
62.79
11,154,889
4,584,362
41.10
78,961,403
16,300,564
20.64
434,500
128,425
29.56
91,222,085
21,434,889
23.50
32
Papua
736,102
595,210
80.86
14,962,299
9,872,034
65.98
49,759,407
17,807,454
35.79
1,395,300
945,840
67.79
66,853,108
29,220,538
43.71
33
263,320
212,350
80.64
6,162,355
4,107,708
66.66
18,158,076
7,845,945
43.21
360,000
148,120
41.14
24,943,751
12,314,123
49.37
1,197,031,418 37.34
3,520,646,799
3,054,830,711
86.77 10,671,905,249
6,519,959,542
61.09
Total
1,209,967,489
500,000
2,816,397
55,956,999
23,822,812
42.57
69,972,336
53,781,373
76.86
80.38
82,757,710
55,682,538
67.28
92.31
53,905,581
43,353,561
80.42
21,745,920
65.31
91,818,984
62,766,977
68.36
164,700
7.03
31,432,159
21,924,861
69.75
26,081,188
17,295,265
66.31
2,632,009
275,000
1,950,653
55.00
69.26
Lampiran 5.28
Program
(1)
(2)
Alokasi
Rupiah Murni
Realisasi
(3)
(4)
%
(5)
(7)
Sekretariat Jenderal
3,241,295,307,000
1,328,767,521,774 41.0
Inspektorat Jenderal
19,784,195,000
18,716,655,275 94.6
4,089,869,536,000
3,418,119,624,826 83.6
248,057,599,000
754,570,961,000
506,090,027,056 67.1
63,903,155,000
Ditjen PP - PL
867,278,823,000
563,868,835,663 65.0
73,348,878,000
144,037,517,000
127,365,231,293 88.4
74,238,048,000
64,974,502,202 87.5
325,655,327,000
340,397,911,000 104.5
31,462,819,000
9,516,729,714,000
6,368,300,309,089 66.9
974,294,698,000
557,522,247,000
Alokasi
(8)
(9)
69,400,478,192 12.4
Jumlah
Realisasi
3,798,817,554,000
(10)
1,398,167,999,966
%
(11)
36.8
19,784,195,000
18,716,655,275 94.6
4,337,927,135,000
3,418,119,624,826 78.8
0.8
818,474,116,000
506,595,619,056 61.9
64,431,112,356 87.8
940,627,701,000
628,299,948,019 66.8
144,037,517,000
127,365,231,293 88.4
74,238,048,000
64,974,502,202 87.5
3,156,586,598 10.0
357,118,146,000
343,554,497,598 96.2
137,493,769,146 14.1
10,491,024,412,000
6,505,794,078,235 62.0
505,592,000
Lampiran 5.29
JUMLAH DAN PERSENTASE KEPESERTAAN PENDUDUK DALAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK)
MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
Jumlah
Penduduk
(***)
(2)
(3)
Peserta
Jumlah
MASKIN
(4)
JPK
NON JPK
(5)
(6)
(7)
(8)
ASKES
JAMSOSTEK
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Dana
Sehat
(14)
(15)
(16)
Lain-lain
(17)
(18)
JPKM /
Kartu Sehat
(19)
(20)
4,225,999
3,381,791
4,127,927
97.68
98,072
2.32
390,792
9.25
56,412
1.33
Sumatera Utara
12,122,520
2,867,820
3,734,147
30.80
8,388,373
69.20
824,600
6.80
219,783
1.81
Sumatera Barat
4,528,282
1,083,424
1,560,244
34.46
2,968,038
65.54
430,146
9.50
42,531
Riau
5,481,108
1,208,931
1,976,581
36.06
3,504,527
63.94
330,013
6.02
188,824
Jambi
2,568,391
486,409
868,010
33.80
1,700,381
66.20
283,403
11.03
18,569
0.72
Sumatera Selatan
6,864,532
1,920,001
3,853,939
56.14
3,010,593
43.86
589,915
8.59
59,102
Bengkulu
1,691,768
502,613
763,911
45.15
927,857
54.85
148,328
8.77
14,901
Lampung
7,028,588
2,130,200
3,294,819
46.88
3,733,769
53.12
420,161
5.98
155,227
2.21
1,004,623
129,801
199,081
19.82
805,542
80.18
28,717
2.86
13,158
1.31
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
8,622,065
881,216
3,053,323
35.41
5,568,742
64.59
838,037
9.72
363,528
4.22
89,896
1.04
10,880
12
Jawa Barat
38,152,356
7,550,535
14,135,837
37.05
24,016,519
62.95
2,533,216
6.64
1,089,902
2.86
770,230
2.02
1,475,372
13
Jawa Tengah
32,400,476
10,367,184
13,920,671
42.96
18,479,805
57.04
1,937,012
5.98
577,972
1.78
397,132
1.23
201,856
14
DI Yogyakarta
3,384,442
769,091
1,364,385
40.31
2,020,057
59.69
435,897
12.88
6,204
0.18
161,312
4.77
15
Jawa Timur
36,206,060
9,181,419
13,134,885
36.28
23,071,175
63.72
1,712,040
4.73
852,385
2.35
255,535
0.71
16
Banten
8,977,896
1,814,399
2,756,798
30.71
6,221,098
69.29
312,895
3.49
469,456
5.23
0.00
17
Bali
3,393,830
548,357
1,134,819
33.44
2,259,011
66.56
281,905
8.31
85,476
2.52
0.00
18
4,039,434
1,949,507
2,192,252
54.27
1,847,182
45.73
198,274
4.91
20,326
0.50
8,897
0.22
19
4,184,674
2,652,342
3,013,688
72.02
1,170,986
27.98
283,840
6.78
27,984
0.67
20,091
0.48
20
Kalimantan Barat
3,713,815
1,321,714
1,670,054
44.97
2,043,761
55.03
287,919
7.75
18,674
0.50
17,534
0.47
21
Kalimantan Tengah
1,866,867
485,483
692,418
37.09
1,174,449
62.91
137,852
7.38
6,491
0.35
6,039
0.32
28,508
1.53
28,045
1.50
485,483
26.01
22
Kalimantan Selatan
3,240,725
670,674
1,099,687
33.93
2,141,038
66.07
313,517
9.67
45,529
1.40
24,686
0.76
25,379
0.78
19,902
0.61
670,674
20.70
23
Kalimantan Timur
2,682,492
482,183
983,172
36.65
1,699,320
63.35
441,633
16.46
6,204
0.23
15,787
0.59
1,097
0.04
36,268
1.35
482,183
17.98
24
Sulawesi Utara
2,149,114
697,203
1,111,965
51.74
1,037,149
48.26
211,806
9.86
44,726
2.08
93,217
4.34
65,013
3.03
0.00
697,203
32.44
25
Sulawesi Tengah
2,290,722
730,596
950,598
41.50
1,340,124
58.50
71,320
3.11
15,022
0.66
23,013
1.00
110,647
4.83
0.00
730,596
31.89
26
Sulawesi Selatan
8,573,874
2,363,855
3,447,447
40.21
5,126,427
59.79
666,588
7.77
66,953
0.78
36,515
0.43
45,816
0.53
267,720
3.12
2,363,855
27.57
27
Sulawesi Tenggara
1,990,114
889,657
1,128,889
56.72
861,225
43.28
140,589
7.06
12,507
0.63
0.00
2,342
0.12
83,794
4.21
889,657
44.70
28
Gorontalo
899,653
386,836
1,079,995
120.05
-180,342
-20.05
46,740
5.20
0.00
0.00
12,195
1.36
634,224
70.50
386,836
43.00
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
49.89
31
Maluku Utara
32
Papua
33
0.00
14,352
0.34
284,580
6.73
3,381,791
80.02
93,443
0.77
12,779
0.11
117,320
0.97
2,867,820
23.66
0.94
3,715
0.08
428
0.01
0.00
1,083,424
23.93
3.45
11,226
0.20
16,476
0.30
4.03
1,208,931
22.06
0.00
54,435
2.12
25,194
0.98
486,409
18.94
0.86
1,056
0.02
1,216,089
17.72
67,776
0.99
1,920,001
27.97
0.88
15,458
0.91
77,982
4.61
4,629
0.27
502,613
29.71
5,011
0.07
532,775
7.58
51,445
0.73
2,130,200
30.31
15,421
1.54
413
0.04
11,571
1.15
129,801
12.92
0.13
869,766
10.09
881,216
10.22
3.87
716,582
1.88
7,550,535
19.79
0.62
439,515
1.36
10,367,184
32.00
0.00
60,292
1.78
769,091
22.72
169,070
0.47
964,436
2.66
9,181,419
25.36
6,876
0.08
153,172
1.71
1,814,399
20.21
2,797
0.08
216,284
6.37
548,357
16.16
9,101
0.23
6,147
0.15
1,949,507
48.26
17,462
0.42
11,969
0.29
2,652,342
63.38
24,213
0.65
0.00
1,321,714
35.59
221,110
1,275,498
636,318
712,204
55.84
563,294
44.16
45,754
3.59
7,076
0.55
0.00
233
0.02
22,823
1.79
636,318
858,656
421,703
470,752
54.82
387,904
45.18
35,034
4.08
7,378
0.86
0.00
2,292
0.27
4,345
0.51
421,703
49.11
2,381,368
1,488,738
1,897,810
79.69
483,558
20.31
234,846
9.86
22,954
0.96
0.00
31,380
1.32
119,892
5.03
1,488,738
62.52
216,799,942
60,000,000
90,330,308
58.33 14,612,789
6.74
4,515,254
2.08
1.92 5,438,801
2.51
60,000,000
27.68
41.67 126,469,634
2,065,214
0.95
4,168,258
Lampiran 5.30
DISTRIBUSI PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK) MENURUT JENIS DAN PROVINSI
TAHUN 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Sumatera Utara
Jumlah
Penduduk
(***)
Jumlah MASKIN
(3)
(4)
ASKES
JAMSOS
TEK
BAPEL
(5)
(6)
(7)
4,225,999
3,381,791
390,792
56,412
12,122,520
2,867,820
824,600
219,783
Sumatera Barat
4,528,282
1,083,424
430,146
42,531
Riau
5,481,108
1,208,931
330,013
188,824
Jambi
2,568,391
486,409
283,403
18,569
Bengkulu
1,691,768
1,920,001
148,328
14,901
36,304
(9)
57,139
3,715
11,226
(10)
Lain-lain
Total
(11)
(12)
(%)
(13)
14,352
3,381,791
284,580
4,127,927
97.68
12,779
2,867,820
117,320
4,135,745
34.12
428
1,083,424
1,560,244
34.46
16,476
1,208,931
221,110
1,976,580
36.06
54,435
486,409
25,194
868,010
33.80
15,458
77,982
502,613
4,629
763,911
45.15
Sumatera Selatan
6,864,532
502,613
589,915
59,102
1,056
1,216,089
1,920,001
67,776
3,853,939
56.14
Lampung
7,028,588
2,130,200
420,161
155,227
5,011
532,775
2,130,200
51,445
3,294,819
46.88
1,004,623
129,801
28,717
13,158
15,421
413
129,801
11,571
199,081
19.82
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
8,622,065
881,216
838,037
363,528
89,896
10,880
881,216
869,766
3,053,323
35.41
12
Jawa Barat
38,152,356
7,550,535
2,533,216
1,089,902
90,224
680,006
1,475,372
7,550,535
716,582
14,135,837
37.05
13
Jawa Tengah
32,400,476
10,367,184
1,937,012
577,972
25,532
371,600
201,856
10,367,184
439,515
13,920,671
42.96
14
DI Yogyakarta
3,384,442
769,091
435,897
6,204
161,312
769,091
60,292
1,432,796
42.33
15
Jawa Timur
36,206,060
9,181,419
1,712,040
852,385
255,535
169,070
9,181,419
964,436
13,134,885
36.28
16
Banten
8,977,896
1,814,399
312,895
469,456
6,876
1,814,399
153,172
2,756,798
30.71
17
Bali
3,393,830
548,357
281,905
85,476
2,797
548,357
216,284
1,134,819
33.44
18
4,039,434
1,949,507
198,274
20,326
8,897
9,101
1,949,507
6,147
2,192,252
54.27
19
4,184,674
2,652,342
283,840
27,984
20,091
17,462
2,652,342
11,969
3,013,688
72.02
20
Kalimantan Barat
3,713,815
1,321,714
287,919
18,674
17,534
24,213
1,321,714
1,670,054
44.97
21
Kalimantan Tengah
1,866,867
485,483
137,852
6,491
6,039
28,508
485,483
28,045
692,418
37.09
22
Kalimantan Timur
2,682,492
670,674
441,633
6,204
15,787
1,097
482,183
36,268
983,172
36.65
23
Kalimantan Selatan
3,240,725
482,183
313,517
45,529
24,686
25,379
670,674
19,902
1,099,687
33.93
24
Sulawesi Utara
2,149,114
697,203
211,806
44,726
93,217
65,013
697,203
1,111,965
51.74
25
Sulawesi Tengah
2,290,722
730,596
71,320
15,022
23,013
110,647
730,596
950,598
41.50
26
Sulawesi Tenggara
1,990,114
2,363,855
140,589
12,507
2,342
889,657
83,794
1,128,889
56.72
27
Sulawesi Selatan
8,573,874
889,657
666,588
66,953
45,816
2,363,855
267,720
3,447,447
40.21
28
Gorontalo
899,653
386,836
46,740
12,195
386,836
634,224
1,079,995
120.05
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
1,275,498
636,318
45,754
7,076
233
636,318
22,823
712,204
55.84
31
Maluku Utara
858,656
421,703
35,034
7,378
2,292
421,703
4,345
470,752
54.82
32
Papua
2,381,368
1,488,738
234,846
22,954
31,380
1,488,738
119,892
1,897,810
79.69
33
4,515,254
4,168,258
60,000,000
5,438,801
90,800,316
41.88
6.74
2.08
1.92
27.68
2.51
Jumlah
Persentase Berdasarkan Jumlah
Penduduk
Sumber : Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
216,799,942
60,000,000
36,515
670,029
0.95
1,395,185
Lampiran 6.1
Negara
(1)
(2)
Brunei Darussalam
Jumlah
Penduduk
(Ribuan Jiwa)
Kepadatan
Penduduk
per Km
(3)
(4)
Tahun 2004
Laju
Persentase
Persentase
Persentase
Angka Beban
Angka
% Penduduk Pertumbuhan
PDB per
PDB
Penduduk Usia
Penduduk Usia
Penduduk
Penduduk Usia
Tanggungan Melek Huruf
di Daerah
Kapita (US$) (US$ billions)
65 Tahun Ke
15 Tahun Ke
15 - 64 Tahun
(%)
(%)
Perkotaan 1994-2004 (%)
Atas
Bawah
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
374
65
77.6
2.4
30.0
66.9
3.1
49
92.7
13879*
5.2*
Indonesia
222,781
126
47.9
1.3
28.6
66.0
5.4
52
87.9
1,184
257.6
Kamboja
14,071
75
19.7
2.2
37.7
58.9
3.4
70
73.6
354
4.9
Laos
5,924
26
21.6
2.4
41.2
55.2
3.6
81
68.7
423
2.5
Malaysia
25,347
73
65.1
73
32.8
62.7
4.5
59
88.7
4,753
118.3
Myanmar
50,519
63
30.6
1.3
30.1
65.0
4.9
54
89.7
166*
9.1*
Filipina
83,054
293
62.6
2.0
35.7
60.5
3.8
65
92.6
1,036
84.6
Singapura
4,326
6,389
100
2.4
20.2
71.6
8.2
40
92.5
25,191
106.8
Thailand
64,233
127
32.5
1.0
24.1
69.0
6.9
45
92.6
2,539
161.7
10 Vietnam
84,238
253
26.7
1.5
30.3
64.2
5.5
56
90.3
550
45.2
Sumber :
- WHO Health Report, 2006 : Jumlah Penduduk dan Laju pertumbuhan Penduduk
- Human Development Report (HDR), 2006 : Persentase penduduk per kategori Umur, PDB, dan PDB per capita
Keterangan :
* diambil dari ASEAN Statistical Yearbook 2005
Lampiran 6.2
No
Negara
Indeks
Pembangunan
Manusia
Usia Harapan
Hidup Waktu
Lahir
Total Fertility
Rate (TFR)
Angka Kelahiran
Kasar per 1000
Penduduk
Angka Kematian
Kasar per 1000
Penduduk
Angka Kematian
Balita (AKABA)
Angka
Kematian Bayi
(AKB)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1 Brunei Darussalam
0.871
77
2.4
22.8
2.8
2 Indonesia
0.711
67
2.3
20.2
7.2
38
39
3 Kamboja
0.583
54
4.0
33.6
10
141
71
4 Laos
0.553
59
4.7
34.2
12.2
83
86
5 Malaysia
0.805
72
2.8
21.3
4.6
12
5.9
6 Myanmar
0.581
59
2.3
23.2
11.2
105
81
7 Filipina
0.763
68
3.1
24.6
5.1
34
28
8 Singapura
0.916
80
1.3
11.4
4.4
9 Thailand
0.784
70
1.9
14.5
6.8
21
20
10 Vietnam
0.709
71
2.3
19.9
6.4
23
32
Sumber :
- ASEAN Statistical Yearbook 2005 : Angka Kelahiran Kasar dan Angka Kematian Kasar
- Human Development Report (HDR), 2006 : Indeks Pembangunan Manusia, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita
- World Health Report 2006 : TFR dan Umur Harapan Hidup
Lampiran 6.3
Negara
BCG (%)
DPT3 (%)
Polio3 (%)
Hepatitis B3 (%)
Campak (%)
Vitamin A (%)
(2002)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Brunei Darussalam
99
92
92
99
99
Indonesia
82
70
70
75
72
62
Kamboja
95
85
86
80
47
Laos
60
45
46
45
36
64
Malaysia
99
99
95
95
95
Myanmar
85
82
82
54
78
87
Filipina
91
79
80
40
80
76
Singapura
99
94
94
93
94
Thailand
99
98
98
96
96
10 Vietnam
96
96
96
94
97
99
Sumber :
SOWC-Unicef, 2006
Lampiran 6.4
No
Negara
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Brunei Darussalam
54.0
63.0
Indonesia
245.0
275.2
45
Kamboja
510.0
708.7
80
14
Laos
155.7
317.8
25
Malaysia
102.5
132.7
16
Myanmar
170.9
179.6
19
Filipina
293.4
463.3
48
Singapura
39.6
40.8
Thailand
142.3
207.7
17
10
Vietnam
176.5
231.8
22
Sumber :
WHO Health Report, 2005
Lampiran 6.5
No
Dewasa (1549)
Rate (%)
Dewasa (15+)
Wanita (15+)\
Negara
(1)
(2)
1 Brunei Darussalam
2
Indonesia
Estimasi
[estimasi rendah
estimasi tinggi]
Estimasi
(3)
(4)
(5)
<100
170,000
3 Kamboja
[<200]
[100.000 290.000]
<100
[estimasi
[estimasi rendah Estima rendah
estimasi tinggi]
si
estimasi
tinggi]
(6)
(6)
(6)
[<200]
<0.1
[<0.2]
Estimasi
(6)
<100
[estimasi rendah
[estimasi rendah
Estimasi
estimasi tinggi]
estimasi tinggi]
(6)
(6)
[<200]
<100
(6)
[<200]
170,000
[100.000 290.000]
29,000
[15.000 52.000]
5,500
[3.300 8.300]
59,000
[28.000 99.000]
16,000
[8.500 26.000]
130,000
[74.000 210.000]
130,000
[70.000 200.000]
Laos
3,700
[1.800 12.000]
3,600
[1.700 12.000]
5 Malaysia
69,000
[33.000 220.000]
67,000
[32.000 220.000]
17,000
[7.300 57.000]
4,000
[2.100 7.200]
360,000
[200.000 570.000]
350,000
[200.000 550.000]
110,000
[53.000 190.000]
37,000
[20.000 62.000]
12,000
[7.300 20.000]
12,000
[7.200 20.000]
[<0.2]
3,400
[1.800 6.000]
<1000
[<1.000]
5,500
[3.100 14.000]
5,500
[3.000 14.000]
1,500
[700 3.700]
<100
[<200]
9 Thailand
580,000
[330.000 920.000]
560,000
[320.000 900.000]
220,000
[100.000 370.000]
21,000
[14.000 42.000]
10 Vietnam
260,000
[150.000 430.000]
250,000
[150.000 420.000]
84,000
[43.000 150.000]
13,000
[7.800 20.000]
[370.000 - 810.000]
Myanmar
7 Filipina
8
Singapura
ASEAN
Sumber: 2006 Report on the global AIDS epidemic, UNAIDS/WHO, May 2006.
<0.1
<1000
[260 2.000]
<100
[<200]
Lampiran 6.6
STATUS GIZI BURUK
DI NEGARA ASEAN TAHUN 2006
No
Negara
(1)
(2)
(3)
Brunei Darussalam
Indonesia
Kamboja
33
Laos
Malaysia
Myanmar
Filipina
19
Singapura
Thailand
21
10
Vietnam
17
Sumber :
Human Development Report, 2006
Lampiran 6.7
PERBANDINGAN PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN SUMBER AIR BERSIH DAN YANG MENGGUNAKAN SARANA SANITASI SEHAT
DI NEGARA ASEAN TAHUN 2004
No
Negara
(1)
(2)
(3)
(4)
Brunei Darussalam
Indonesia
77
55
Kamboja
41
17
Laos
51
30
Malaysia
99
94
Myanmar
78
77
Filipina
85
72
Singapura
100
100
Thailand
99
99
10
Vietnam
85
61
Sumber :
Human Development Report, 2006