Professional Documents
Culture Documents
POST- MODERNISM
Pembicaraan mengenai post-modernism muncul pada dasawarsa terakhir Abad ke-20 dan awal Abad ke-21 Post-Modernism selalu dikaitkan dengan proses pergeseran/ peralihan yang sangat penting terhadap cara pandang manusia tentang dunia (world view)
kemudian mempengaruhi pandangan filsafat, teori-teori sosial, politik, etika dan hukum
modernsm
Sebagian justru mengartikan post-modernism adalah suatu perkembangan pemikiran manusia sebagai reaksi terhadap tatanan yang dibentuk modernism. Pada konsepsi ini postmodernism justru sangat anti terhadap ide-ide kemajuan, emansipasi, linieritas sejarah, dll.
Sama seperti post-modernism, modernism pun dimaknai secara berbeda-beda. Modernism selalu dipandang sebagai konsep yang tidak jelas pemaknaannya. Modernitas secara umum dapat dipandang sebagai suatu perubahaan sosial budaya yang bersifat massif yang telah berlangsung dari pertengahan abad ke-16 yang pada gilirannya berkaitan dengan suatu analisis terhadap masyarakat kapitalis industrial sebagai suatu perubahan yang revolusiner dimana stabilitas tradisi dan sosial dibangun dalam
Turner)
borjuisme tradisional dengan bentuk-bentuk yang berkaitan dengan rasionalitas dan ketenangannya yang menjadi sasaran kekecewaan. Modernism merupakan respon terhadap perubahan sosial akhir abad ke-19 dalam persepsi makna dan kesadaran diri yang timbul dari disorientasi ruang waktu yang berkaitan dengan transformasi penting dalam komnikasi dan transportasi, dan suatu krisis kesadaran diri yang mengikuti erosi dan nilai-nilai secara berturut-turut.
Dibangun diatas keyakinan bahwa hukum adalah kehendak kelompok masyarakat yang paling berkuasa.
Oleh karena hukum berakar dari kekuasaan, maka hukum yang eksis tidak
Tidak ada yang namanya kebenaran sebagai dasar berpijak hukum. Yang ada adalah kepentingan kelompok yang paling berkuasa.
Pencarian kebenaran selalu berarti membangun kekuasaan (Nietsche)
Hukum ditafsirkan menurut keinginan yang menafsirkan dan penafsir hukum tersebut selalu mempunyai perasaan dan kepentingannya sendiri
Muncul pada sekitar tahun 1970-an di Amerika Serikat Lahir sebagai respon terhadap hegemoni paradigma liberal yang sudah mapan dalam studistudi hukum atau ilmu hukum, khususnya di Amerika Serikat.
Logika dan struktur hukum muncul dari adanya power relationship dalam masyarakat. Kepentingan hukum adalah mendukung (support) kepentingan atau kelas dalam masyarakat yang membentuk hukum tersebut Pelaksanaan hukum pada hakikatnya pelaksanaan kehendak mereka yang kaya dan kuat yang menggunakan hukum sebagai instrument untuk melegitimasi penekanan-penekanan kepada masyarakat, sebagai cara untuk mempertahankan kedudukannya.
CRITICAL LEGAL STUDIES PANDANGAN TERHADAP HUKUM YANG EKSIS (2) Proses pembuatan hukum sampai pada pemberlakuannya tidak bersifat netral, selalu mengandung pemihakan. Pemihakan hukum ini selalu ada pada mereka yang lebih kuat. Untuk meletakkan hukum pada essensi yang sebenarnya, maka harus diupayakan proses delegitimasi terhadap doktrin hukum yang eksis.
Hukum internasional yang eksis pada saat ini berdasarkan sejarah dibentuk berdasarkan doktrin-doktrin hukum masa lalu yang dibangun oleh ahli-ahli hukum untuk kepentingan kekuasaan (misalnya kekuasaan Imperium Romawi)
Hukum internasional pada dasarnya dibentuk oleh negara-negara maju atau negara pemenang perang (memiliki kekuatan) dan substansinya disesuaikan dengan kebutuhan negara-negara maju tersebut. Misalnya untuk tetap menjaga perdamaian antara sesama negara (maju) agar tidak mengganggu dominasi negaranegara tersebut terhadap negara lain yang kurang beruntung.
Hukum internasional tetap dijaga oleh negara-negara kuat untuk kepentingan mereka dengan mempergunakan berbagai cara dan kekuasan (politik), misalnya dengan pinjaman/ hutang luar negeri, bantuan-bantuan, dukungan poltik dan pertahanan keamanan, dll
CRITICAL LEGAL STUDIES METODE DELEGITIMASI CLS (1) 1. THRASING Mematahkan atau menolak pemikiran hukum yang telah terbentuk Tehnik ini menunjukkan kontradiksi dan kesimpulan yang bersifat sepihak berdasarkan asumsi yang meragukan
CRITICAL LEGAL STUDIES METODE DELEGITIMASI CLS (2) 2. DECONSTRUCTION Membongkar pemikiran hukum yang telah terbentuk Dengan pembongkaran, maka dapat dilakukan rekonstruksi pemikiran hukum
CRITICAL LEGAL STUDIES METODE DELEGITIMASI CLS (2) 3. GENEALOGY Menggunakan interpretasi sejarah dalam menyampaikan argumentasi Genealogy dilakukan karena interpretasi sejarah kerap didominasi oleh mereka yang memiliki kekuatan
TERIMA KASIH