You are on page 1of 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Fakta Dan Fenomena Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja makin meluas.

Bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Para pakar baik pakar hukum, psikolog, pakar agama dan lain sebagainya selalu mengupas masalah yang tak pernah habis-habisnya ini. Kenakalan Remaja, seperti sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus, sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Masalah kenalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia. Sejalan dengan arus globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang, arus informasi yang semakin mudah diakses serta gaya hidup modernisasi, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media, di sisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2007) menunjukkan jumlah remaja di Indonesia mencapai 30 % dari jumlah penduduk, jadi sekitar 1,2 juta jiwa. Hal ini tentunya dapat menjadi asset bangsa jika remaja dapat menunjukkan potensi diri yang positif namun sebaliknya akan menjadi petaka jika remaja tersebut menunjukkan perilaku yang negatif bahkan sampai terlibat dalam kenakalan remaja. Fenomena kenakalan remaja yang sering dilansir media massa baik surat kabar maupun televisi tanah air merupakan bukti telah terjadi kecenderungan pelecehan terhadap nilainilai kemanusiaan, terlebih kenyataan ini dilakukan oleh anak-anak usia sekolah. Semakin maraknya penyimpangan perilaku di kalangan remaja seperti minuman keras, mengkonsumsi narkoba, mengakses film porno, pergaulan bebas dan tindakan dan tindakan penyimpangan amoral lainnya. Potret tersebut tentu menjadi bagian dari keprihatinan bersama, terutama oleh para pelaku pendidikan. Selanjunya sebagai suatu bentuk refleksi , apa mungkin masalah tersebut disebabkan karena adanya kesalahan dalam mendesain pendidikan. Apa mungkin dewasa ini pada praktekya pendidikan masih berorientasi kepada ratio atau pencapaian kemampuan intelektual sementara kemampuan lain diabaikan bahkan dianggap kurang penting. Dewasa ini para remaja khususnya, gaya pacarannya sudah melanggar norma agama, moral etika, dan nilai budaya. Mereka melakukan hubungan seksual di luar nikah (berzina). Padahal zina menurut agama merupakan dosa besar, dan bertentangan dengan

nilai moral, etika dan budaya. Yusuf LN, dkk (2010 : 41-42) menyebutkan di indonesia beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain : 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Biran Afandi di jakarta, tentang remaja melakukan seks bebas, dimana 83% remaja dari 285 responden mengakui telah melakukan hubungan seks bebas dirumah, sisanya di hotel, disekolah, di mobil, di taman dan di tempat parkir. 2. Berdasarkan data dari pusat data informasi kesejahteraan sosial DEPSOS RI tahun 2000 populasi WTS di seluruh indonesia berjumlah 73.037 orang. Kemudian tahun 2003 menjadi 81.893 orang, mereka tersebut tidak sebatas kota besar tetapi meluas ke koto-kota kecil, mereka rata berusia 17 sampai 25 tahun, notebenyya adalah remaja. 3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berncana Nasional (BKKBN), sebesar 63% remaja indonesia pada usia SMP dan SMA sudah melakukan hubungna seksual di luar nikah. Hasil survei dilakukan di 33 Provinsi sepanjang 2008. Angka sebesar itu meningkat cukup tajam dari tahun 2005-2006 yang hanya berada pada kisaran 47,54 %. Prihatin dan miris rasanya melihat hasil penelitian tersebut. Namun, sekedar merasa miris dan prihatin saja tidak akan pernah memberikan solusi. Maka, cara yang terbaik adalah menelusuri sebab yang menimbulkan kerusakan moral remaja, lalu memberikan solusi 1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN PENILITIAN 1.3.1 TUJUAN UMUM

1.3.2 TUJUAN KHUSUS

1.4 RENCANA JUDUL 1. Hubungan Persepsi remaja tentang pergaulan bebas terhadap prilaku kenakalan remaja 2.

You might also like