You are on page 1of 14

Asas Perlindungan Hak dan Kewajiban Korban oleh : I Wayan Puspa

7/17/2013

Asas-Asas dan Tujuan


Asas persamaan di depan hukum (equality before the law) merupakan salah satu ciri negara hukum. Korban dan saksi wajib dilindungi. Keseimbangan antara perlindungan tersangka/terdakwa dengan perlindungan korban dan atau saksi. Dalam UUD 1945, lihat Pasal 28 D ayat (1), 28 G ayat (1), 28 I ayat (2) dan Pasal 28 J ayat (1) : mengatur ttg HAM sebagai acuan/pedoman.
7/17/2013 2

Penjabaran HAM berkaitan dengan perlindungan korban dan saksi tertuang dalam beberapa UU. Menurut Pasal 3 UU Nomor 13 Tahun 2006 ttg Perlindungan Saksi dan Korban, perlindungan saksi dan korban berdasarkan : pernghormatan atas harkat dan martabat manusia; rasa aman, keadilan, tidak dikskriminatif, dan kepastian hukum.

7/17/2013

Kita sadari bhwa KUHAP lebih mengutamakan hak-hak tersangka/terdakwa, namun demikian terdapat beberapa asas KUHAP yang dapat dijadikan landasan perlindungan hukum korban, misalnya :

Perlindungan yang sama di depan hukum, asas cepat, sederhana dan biaya ringan; peradilan yang bebas, peradilan terbuka untuk umum, ganti kerugian, keadilan dan kepastian hukum.
7/17/2013 4

Romli Sasmita menyatakan bahwa fungsi KUHAP terutama menitikberatkan perlindungan harkat dan martabat tersangka atau terdakwa. Hal ini terlihat dari kesepuluh asas yang tercantum dalam penjelasan resmi KUHAP). Tujuan perlindungan menurut UU Nomor 13 Tahun 2006, tujuan perlindungan saksi dan korban adalah untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban dalam memberikan keterangan pd setiap proses peradilan pidana. Rasa aman : bebas dari ancaman, shg tidak merasa terancam atau terintimidasi haknya, jiwa, raga, harta, serta keluarganya.
7/17/2013 5

Ancaman adalah segala bentuk perbuatan yang menimbulkan akibat baik langsung maupun tidak langsung yang mengakibatkan saksi dan/atau korban merasa takut dan/atau dipaksa untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal yang berkenaan dengan pemberian kesaksiannya dalam suatu proses peradilan pidana (vide pasal 1 butir 4 UU No. 13 Tahun 2006). Bentuk ancaman tidak hanya fisik, tetapi juga psikis atau bentuk lain misalnya ekonomis, politis, dsb.

7/17/2013

Hak-hak dan Kewajiban Korban


1. Pasal 5 UU Nomor 13 Tahun 2006, beberapa hak korban dan saksi, yaitu sbb : Memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga dan harta bendanya, serta bebas dari ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan, sedang atau telah diberikannya. Ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk perlindungan dan dukungan keamanan. Memberikan keterangan tanpa penekanan. Mendapat penterjemah. Bebas dari pertanyaan menjerat. Mendapatkan informasi mengenai perkembangan kasus. Mendapatkan informasi mengenai putusan pengadilan.
7

2. 3. 4. 5. 6. 7.
7/17/2013

8. Mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan. 9. Mendapat identitas baru. 10. Mendapatkan tempat kediaman baru. 11. Memperoleh penggantian biaya transportasi sesuai dengan kebutuhan. 12. Mendapat nasehat hukum. 13. Memperoleh bantuan biaya hidup sementara sampai batas waktu perlindungan berakhir.

7/17/2013

Hak untuk mendapat bantuan medis dan bantuan rehabilitasi psiko sosial bagi korban pelanggaran HAM yang berat (Pasal 6 UU No.13 Tahun 2006). Bantuan rehabilitasi psikososial adalah bantuan yang diberikan oleh psikolog kepada korban yang menderita trauma atau masalah kejiwaan lainnya untuk memulihkan kembali kondisi kejiwaan korban.

7/17/2013

Korban melalui LPSK berhak mengajukan ke pengadilan berupa (Pasal 7 ayat (1)) : 1. Hak kompensasi dalam kasus pelanggaran HAM yang berat. 2. Hak atas restitusi atau ganti kerugian yang menjadi tanggung jawab pelaku tindak pidana.

7/17/2013

10

1.

2.

3.

Kompensasi adalah ganti kerugian yang diberikan oleh negara karena pelaku tidak mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnya yang menjadi tanggung jawabnya. Restitusi adalah ganti kerugian yang diberikan kepada korban atau keluarganya oleh pelaku atau pihak ketiga, dapat berupa pengembalian harta milik, pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan atau penderitaan, atau penggantian biaya untuk tindakan tertentu. Bantuan adalah layanan yang diberikan kepada korban dan/atau saksi oleh LPSK dalam bentuk bantuan medis dan bantuan rehabilitasi psiko sosial.
11

Menurut PP 44 Tahun 2008 ttg Pemberian Kompensasi, Restitusi, dan Bantuan kepada Saksi dan Korban :

7/17/2013

Hak-hak para korban adalah hak untuk tahu, hak atas keadilan, dan hak atas reparasi (pemulihan), yaitu hak yang menunjuk kepada semua tipe pemulihan baik material maupun non material bagi para korban pelanggaran hak asasi manusia. Hak-hak tersebut telah terdapat dalam berbagai instrumen-instrumen hak asasi manusia yang berlaku dan juga terdapat dalam yurisprudensi komite-komite HAM internasional maupun pengadilan regional HAM.
7/17/2013 12

Menurut Van Boven (Dikutip Rena Yulia, 2010 : 55) :

Sebagaimana diatur dalam UU No.13 Tahun 2006, bila korban menginginkan perlindungan, maka ybs mengajukan permohonan tertulis kepada LPSK. Jika permohonan korban atau saksi diterima LPSK, diwajibkan untuk menandatangani pernyataan kesediaan mengikuti syarat dan ketentuan perlindungan (Pasal 30) sbb : 1. Kesediaan saksi dan/atau korban untuk memberikan kesaksian dalam proses peradilan. 2. Kesediaan saksi dan/atau korban untuk menaati aturan yang berkenaan dengan keselamatannya.
7/17/2013 13

3. Kesediaan saksi dan/atau korban untuk tidak berhubungan dengan cara apapun dengan orang lain selain atas persetujuan LPSK, selama ia berada dalam perlindungan LPSK. 4. Kewajiban saksi dan/atau korban untuk tidak memberitahukan kepada siapapun mengenai keberadaannya di bawah perlindungan LPSK. 5. Hal-hal lain yang dianggap perlu oleh LPSK.

7/17/2013

14

You might also like