You are on page 1of 14

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA

FORMAT PENGKAJIAN Nama Mahasiswa Tempat Praktek Tanggal Praktek I. : Lili suryani : Ruang PICU/ NICU RSUD Moewardi Surakarta. : 22 September 27 September
Tanggal Pengkajian : 22 9- 2003. Tanggal masuk : 12 9- 2003 Agama : Islam. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Pendidikan Ayah : SMA. Pendidikan Ibu : SMP.

Identitas Data
Nama : By.A. TTL : Solo, 12- 9- 2003. Usia : 10 hari. Nama Ayah : Tn. J. Nama Ibu : A. Alamat : Semanggi 2 /12 Solo.

II. III.

Keluhan Utama : Klien masuk (tgl.12/9/2003) dengan demam disertai kejang dan muntah. Riwayat Kehamilan dan kelahiran. Prenatal : Frekwensi Trimester I Trimester II Trimester III : 3x : 3x : 2x

Intranatal : Riwayat kelahiran di RS ditolong dokter ketuban pecah tgl. 12-9-2003 lahir jam 17.45. presentasi bokong persalinan dengan tindakan Manual aid indikasi Presbo, lama persalinan 7 jam 50 menit. BB= 2.900 kg, PB= 48 cm, LK/LD=36/33 cm. LLA = 11 cm. IV. I.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Post natal : Kontrol seminggu sekali di poli klinik, ASI lancar, bayi belum menyusui karena masih dalam perawatan PICU/NICU. Riwayat Masa lampau Penyakit waktu Kecil : tidak ada. Pernah dirawat di RS : tidak pernah Obat-obat yang digunakan : Obat penurun panas, batuk, pilek. Tindakan (Opeasi ) : tidak pwernah. Alergi :Kecelakaan :Imunisasi : belum pernah Riwayat keluarga (disertai genogram)

V.

II.

Riwayat Sosial Yang mengasuh : ibu sendiri. Hubungan dengan anggota keluarga : Baik ditunggu oleh kedua orang tua dan keluarga. 3. Hubungan dengan teman sebaya :4. Pembawaan secara umum : Gerakan kurang aktif 5. Lingkungan rumah : Klien tinggal bersama orang tua.
1. 2.

III.
1. 2. 3. 4. 5.

6. 7. 8.

Kebutuhan dasar Diagnosa medis : Sepsis Neonatorum + Hiperbilirubinemia. Tindakan operasi : Tidak ada. Status nutrisi : BB lahir 2.900 kg. Sekarang 2.600 kg. (Status Gizi kurang menurut NCHS 2,6/3,3 x 100% =78 % termasuk gizi biruk). Status cairan : Infus D 10% 23 tpm micro. Obat-obatan : - Bacterisym 2 x 180 mg. Alinamin F 2 x 1 cc Mikasin 2 x 22 mg. Luminal 2x 500 mg p.o NP primer 1/3 btl per hari. Aktifitas : KU lemah, pergerakan kaki tangan lemah. Tindakan keperawatan : monitor KU, VS, pernafasan, intake output, muntah. Jasil Lab. Tgl. 14/9/2003 Tgl.13/9/2003

-Hb :17,8 gr% -Hematokrit = 48,4 %

Tgl. 15/9/2003 Hb =13 gr% Ht = 33,9 % Total Protein = 6,0 G/dl Albumin = 3,6 G/dl Bilirubin total = 10,40 H Mg/dl Bilirubin direc.= 0,5 H MG/ dl Tgl. 17/9/2003. Natrium : 137,7 mmol/L Ion Kalsium : 3,83 mmol/L Tgl 18/9/2003 Bilirubin total = 14 mg/DL Bilirubin Direk = 1,22 H mg/DL Tgl. 20/9/2003. Bilirubin total = 11,0 H Mg/dl Bilirubin direc. = 0,89 H Mg/dl Tgl.23/9/2003. Bilirubin total = 5,56 H Mg/dl. Bilirubin direc. = 1.00 Mg/dl Ureum = 11 Mg/dl. Creatinin = 0,6 Mg/dl VI.

- AL - Netrofil - monosit - Eo - Baso

= 17,8 K/UL. = 11,9 lymp = 3,68 = 1,91 = 130 = 187.

Pemeriksaan Fisik KU lemah, gerak kurang aktif , tangis lemah BB= 2.600 kg. LLA= 11 cm, LK= 36, Lingkar dada = 33 cm, PB= 48cm. Kepala : bentuk mesocephal, sutura belum menutup, UUB cekung, rambut hitam tidak mudah dicabut. Mata : simetris, konjungtiva anemis -/- , sklera ikterus +/+, Hidung: simetris, discharge - , sekter t.a.k. terpasang NGT. Mulut : bibir dan mukosa lembab, sianosis- . Telinga : simetris, discharge t.a.k. Tengkuk : leher bentuk normokolli, tidak ada kakuk kuduk. Thorax : retraksi +, suprasternal, interkostal, intrastenal. COR : BJ= I-II murni, reguler, bising + Pulmo : SD vesikuler +/+, ST -/ Abdomen : supel, peristaltik +, turgor baik.

VII.

Ekstremitas: gerakan lemah, oedem ka/ki =-/- kaki kanan terpasang infus. Vital sight: HR 100 x/mnt. RR= 40x/mnt. S= 37,5oC.

Pemeriksaan Tingkat Perkembangan. Kemandirian dalam bergaul : klien belum dapat tersenyum spontan, sudah dapat melihat muka pemeriksa. Motorik halus: belum dapat mengikuti ke garis tengah. Kognitif bahasa : tangis lemah, belum mampu bersuara. Motorik kasar : belum mampu mengangkat kepala.

ANALISA DATA

Data klien Data obyektif: Neonatus umur 10 hari KU lemah, kesadaran samnolent.gerak kurang aktif, tangis lemah. S= 36,5oC N= 100x/mnt, HR= 40x/mnt Terpasang infus, NGT, O2 Al = 17,8 x 103 K/ul (13/9) Data obyektif : KU lemah. Refleks isap lemah, muntah (+) kebutuhan nutrisi per sonde LLL/ASI 2,5 cc/2 jam residu (+) setiap pemberian ulang. Turgor jelek BB lahir= 2.900 kg BB sekarang = 2.600 kg. Starus gizi buruk Hb = 13,4 gr% Ht= 33,9% (14/9) Albumin = 3,6 g/dl (15/9) Protein 6,0 L G/dl. Data Obyektif. KU lemah Terpasang infus, O2 Tidak mau menetek, muntah, terpasang NGT, oral ASI/LLM 2,5 cc/jam. Letergi, tonus otot menurun. TTV: S= 27oC N= 40x/mnt HR= 120x/mnt. Data Obyektif : KU lemah Warna kulit ikterik (Kramer IV) Bil Direk = 0,89 H Mg/DL Bil. Total = 5,56 H MG/DL Ureum = 11 MG/DL Creatinin = 0,6 L MG/DL. (23/9)

Masalah Keperawatan Resiko infeksi b.d prosedur infasif, penurunan sistim imun.

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi.

PK : sepsis

PK : Hiperbilirubinemia

ASUHAN KEPERAWATAN Tgl/ Dx.Keperawatan Tujuan Intervensi No.Dx 1. Proteksi infeksi. Resiko infeksi s.d Meminimalkan 22/9 terjadinya infeksi oleh prosedur invasif (infus, Dx.1
NGT,O2, penurunan Agent patogen. Dengan kriteria : sistim imun. TTV dbn. Data Obyektif:

Rasional
7. Meminimalkan terpaparnya organisme kontaminasi trasmisi infeksi.

&

Neonatus umur 10 hari KU lemah, kesadaran samnolent.gerak kurang aktif, tangis lemah. S= 36,5oC N= 100x/mnt, HR= 40x/mnt Terpasang infus, NGT, O2 Al = 17,8 x 103 K/ul (13/9)

Daerah Verband & IV line bersih, tidak ada tandatanda radang. AL dbn.

2.

Kontrol infeksi & pencegahan infeksi dengan memberi perawatan fisik sehari-hari dengan menggunakan kewaspadaan universal. IV line side care.

8.

Kewaspadaan unuversal secara rutin diperlukan saat kontak dengan cairan tubuh/ produk darah untuk menlindungi perawatan kesehatan dari potensial infeksi Mencegah dan meminimalkan kolonisasi bakteri.

3.

9.

4.

Tes laboratorium (Kultur darah, jumlah trombosit, Hb,Ht). Monitor Vital sign.

10. Mengidentifikasi penyebab yang berhubungan dengan sepsis. 11. Peningkatan TTV adalah salah satu gejala terjadinya infeksi 12. Mencegah media untuk berkembang biak. 13. Mempertahankan prinsif septik& aseptik.dapat mencegah masuknya kuman patogen dan apatogen.

5.

6.

Self Care

7.

Management tindakan invasif

22/9 Dx.2

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi. Data obyektif : KU lemah. Refleks isap lemah, muntah (+) kebutuhan nutrisi per sonde LLL/ASI 2,5 cc/2 jam residu (+) setiap pemberian ulang. Turgor jelek BB lahir= 2.900 kg BB sekarang 2600kg Starus gizi buruk Hb = 13,4 gr% Ht= 33,9% (14/9) Albumin = 3,6 g/dl (15/9) Protein 6,0 L G/dl.

Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan kriteria ; 1. BB normal sesuai umur (penurunan BB tidak kurang dari 10% BB lahir). 2. Secara adekuat terhidrasi dengan haluaran urine normal turgor kulit membaik.

1.

Timbang BB 1. Kelebihan penurunan sesuai indikasi

atau BB menetap dapat menetapkan bahwa masukan kalori tidak adekuat dengan jumlah yang diberikan.

2.

Pantau kekuatan 2. Hiperaktifitas SSP & koordinasi dapat memengaruhi mengisap perilaku makan sertarefleks nutrient oral secara menelan negatif. Kaji kongesti 3. Membersihkan parese pernafasandari mukus nasal atau bersin yang berlebihan , pada bayi mungkin bayi baru sebelum lahir bernafas lebih pemberian makan.
mudah saat makan yang memperbaiki masukan oral. Untuk mempertahankan posisi dalam keadaan

3.

4.

Observasi keadaan sonde

4.

5.

Lakukan aspirasi pada sonde 5. Untuk mengetahui adanya residu setiap sebelum pemberian memberikan makanan. makanan Posisikan bayi miring kanan, jgn 6. Memudahkan pengosongan mengganggu lambung setelah pemberian meningkatkan makanan absorbsi

6.

dan

7.

Pantau masukan 7. Mengidentifikasi & haluaran bayi ketidak seimbangan termasuk memungkinkan frekwensi intervensi dini. Kepekaan GI konsistensi dihubungkan dengan defekasi.

sering defekasi atau faeces cair muntah atau regugitasi dengan akibat dehidrasi & malnutrisi. memerlukan 115 kkal/kg

8.

Tentukan jumlah tipe & frekwensi 8. Bayi 2


kira

masukan parenteral dalam 24 jam

selama 6 bulan pertama kehidupan atau 54 kkal/lb. Kebutuhan cairan kira2 530 ml/hr. 1/3 dari energi digunakan untuk pertumbuhan ketidakadekuatan masukan kalori& cairan yang akan mengakibatkan ketidakadekuatan nutrisi dan pertumbuhan BB buruk. (Protein yang adekuat secara kritis penting untuk memberikan pert.otak selama fase hiperplasi & hipertropi pada 6 bulan pertama kehidupan). Ketidak adekuatan mencerna protein selama fase ini akan mengakibatkan perlambatan perkembangan).

9.

Kaji hidrasi, 9. Masukan cairan yang perhatikan tidak adekuat keadaan fontanel, mengakibatkan prod.mukus,turgo dehidrasi yang dimanifestasikan r & jumlah popok dengan depresi yang basah/hari.

fontanel, penurunan haluaran urine, turgor kulit buruk & kekeringan mukosa. Sebagai deteksi terjadinya septikemia. TTV akan mengalami perubahab pada klien yang mengalami sepsis. Antibiotik untuk bakteri gram positif.

22/9 Dx.3

PK: Sepsis Data obyektif. KU lemah Terpasang infus, O2 Tidak mau menetek, muntah, terpasang NGT, oral ASI/LLM 2,5 cc/jam. Letergi, tonus otot menurun. TTV: S= 27oC N= 40x/mnt HR= 120x/mnt. PK : Hiperbilirubinemia Data obyektif

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan sepsis tidak terjadi, dengan kriteria : 1. Tidak terdapat tanda-tanda septikemia. 2. TTV dbn. 3. AL dbn.

1. 2.

Kaji septikimia Monitor TTV

tanda2

1. 2.

3.

Beri obat-obatan sesuai indikasi seperti antibiotik

3.

22/9 Dx.4

KU lemah

Setelah dilakukan 1. Observasi bayi, 1. Mendeteksi derajat tindakan perhatikan slera Penampilan keperawatan dan mukosa oral,

bukti/ ikterik klinis

Warna kulit ikterik (Kramer IV) Bil Direk = 0,89 H Mg/DL Bil. Total = 5,56 H MG/DL Ureum = 11 MG/DL Creatinin = 0,6 L MG/DL. (23/9)

dari ikterik jelas pada diharapkan tidak kulit menguning kadar bilirubin lebih terjadi dan bagian dari 7-8 mg/dl pada hiperbilirubinemia. tertentu. bayi cukup bulan. Kriteria hasil : 1. Slera tidak 2. Pantau 2. Kadar bilirubin untuk ikterik pemeriksaan memprediksi 2. Bilirubin total laboratorium potensial terjadinya dan bilirubin sesuai indikasi : kern ikterus. direk dbn. bilirubun direk Peningkatan kadar Hb/Ht menendakan dan indirek. polisitemia. Kadar Hb/Ht, protein Hb rendah mungkin serum total. dihubunhkan dengan hidrocephalis atau dengan inkompatibilitis RH yang terjadi dalam uterus serta menyebabkan hemolisis, edema dan pucat kadar rendah protein serum menandakan penurunan kapasitas ikatan terhadap bilirubin.

3. Berikan obatobatan sesuai indikasi : Alinamin F 2x1 cc Bacterisym 2x180 mg Mikasin 2x 22 mg NP Primer 1/3 btl/hr. 4. Lakukan light terapi sesuai indikasi.

3.

Alinamin & NP primer untuk mencukupi kebutuhan protein.

4.

Terapi sinar dapat menyebebkan terjadinya isomerisasi bilirubin.

CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx.


1.

Tgl
22 Sept.2003 J: 10.00 WIB J: 11.00 WIB 1.

IMPLEMENTASI
Proteksi infeksi ( mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi) 2. Monitor TTV 3. Observasi cairan infus, tanda-tanda

EVALUASI
22 sept.2003 S:O: Ku lemah Infus (+) 23 tpm mikro tidak ada tanda2 infeksi S= 37,2 o C N=120x/mnt HR = 40x/ mnt. Oral ASI/LLM 2,5 cc/2 jam residu + 23 September 2003. A: Masalah teratasi belum tyeratasi P: Lanjutkan intervensi. S: O: Ku lemah, tangis by lemah Infus D 10 % 23 tts/mnt mikro lancar tidak ada tanda-tanda infeksi Oral + ASI/ LLM 2,5 cc/2 jam residu 3 cc Intake : 552 Out put : 150 Balance : + 402 cc BB= 2600 kg. A: Masalah teratasi P: Intervensi dilanjutkan dengan mempertahankan kondisi lingkungan yang aseptik.

J: 13 00 23 Sept.2003 J : 09.00. WIB

infeksi & flebitis. Mempertahankan daerah pemasangan jalur infasif agar tetap dalam posisi yang baik (infus mobilisasi spalk). 5. NGT (+) terpasang baik.
4.

J : 11.00 WIB

Proteksi infeksi : observasi pemasangan jalur infasif. 2. Membersihkan daerah sekeliling bayi mengganti alas dengan kain lembut dan bersih . 3. Membersihkan daerah perineum dengan kapas basah dan lembut serta menggati popok. 4. Obervasi input autput, warna dan jumlah, menampung urine dengan
1. 5.

kantong plastik.

24 Sept 2003 J : 08.00 WIB

1. 2. 3. 4. 5.

Proteksi infeksi ( cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien) Observasi tanda-tanda vital. Observasi jalur invasif (infus, NGT) Mengganti popok setiap kali basah Membersihkan badan bayi dengan kapas lembut

24 September 2003. S: O: KU lemah TTV : S=36.5oC N=120x/mnt HR= 40x/mnt. Iritasi (-), infus terpasang baik , tidak ada tanda-tanda infeksi. Popok diganti setiap basah daerah perineum tidak lecet. A : Masalah teratasi P : Pertahankan kondisi. 22 September 2003 S: O:

Dx.2

22 Sept.2003 11.00 WIB.

6. 7.

Mengobservasi keadaan sonde

Memantau kondisi kekuatan dan

10

J: 12.45 WIB

J: 13.00 WIB

refleks mengisap serta menelan 8. Mengkaji kongesti nasal bersin sebelum pemberian makanan. 9. Melakukan aspirasi sebelum memberikan makan lewat sonde. 10. Mengatur posisi bayi miring kanan 11. Memantau masukan dan haluaran termasuk frekwensi dan konsistensi defekasi. 12. Memberikan nutrisi parenteral sesuai indikasi, infus D10% 23 tpm mikro dan NP primer 1/ 3 btl/ hari.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

KU lemah, Turgor kulit jelek Malas menyusui, kebutuhan nutrisi peroral sonde (+) ASI/LLm 2.5 cc/2 jam. Residu (+) 3 cc Intake 552 Out put 135 BB= 2.600 kg Muntah (+) A : Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi.

23 Sept.2003 J: 10.00. WIB

8.

Timbang BB Mengobservasi keadaan sonde Memantau kondisi kekuatan dan refleks mengisap serta menelan Mengkaji kongesti nasal bersin sebelum pemberian makanan. Melakukan aspirasi sebelum memberikan makan lewat sonde. Mengatur posisi bayi miring kanan Memantau masukan dan haluaran termasuk frekwensi dan konsistensi defekasi. Memberikan nutrisi parenteral sesuai indikasi, infus D10% 23 tpm mikro dan NP primer 1/ 3 btl/ hari.

23 September 2003. S: O: BB 2750 kg. ASI/LLM 2,5 cc/ 2 jam Residu (+) 3 cc , muntah (+) Infus D 10 % 23 tpm . NP Primer 1/3 botol perhari Alinamin F 2x1 cc inj. Turgor jelek, dicoba untuk menetek (-). A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi.

J : 11.30

9. Mengajari ibu menyusui (bayi tidak mau menyusui muntah (+) 3 X

24 Sept 2003 J: 15.00 WIB

1. 2. 3. 4. 5. 6.

7.

Mengobservasi keadaan sonde Memantau kondisi kekuatan dan refleks mengisap serta menelan Mengkaji kongesti nasal bersin sebelum pemberian makanan. Melakukan aspirasi sebelum memberikan makan lewat sonde. Mengatur posisi bayi miring kanan Memantau masukan dan haluaran termasuk frekwensi dan konsistensi defekasi. Memberikan nutrisi parenteral sesuai indikasi, infus D10% 23 tpm mikro dan NP primer 1/ 3 btl/ 11

24 September 2003 S: O: KU lemah. BB 2.800 kg Residu (+) 3 cc Muntah (+) A : Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi.

hari.

Dx.3

22 Sept.2003 J: 08.00 WIB 1. 2.

22 September 2003.

Mengkaji adanya septikemi. Memberi obat-obatan sesuai dengan indikasi : Alinamin F 2x 1 cc inj. Bacterisym 2 x 180 mg. NP primer 1/3 botol perhari. Monitor TTV Kaji hasil lab.

S:O:

J: 11.00 WIB. J: 11.30. WIB

3. 4.

KU lemah. Malas menyusui NGT (+) ASI/ LLM 2,5 cc/2 jam Residu (+) Muntah (+) S = 37oC N= 120x/mnt HR= 40x/mnt. Turgor jelek Lab. Protein 6,0 L G/dl

AL = 13,8 k/ul (13/9) A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi. 23 Sept.2003 J: 11.00 WIB 1. 2. 23 September 2003 S: O:

Monitor TTV. Memberi obat-obatan sesuai dengan indikasi : Alinamin F 2x 1 cc inj. Bacterisym 2 x 180 mg. NP primer 1/3 botol perhari. Memberikan nurtrisi parenteral

3.

KU lemah. Malas menyusui NGT (+) ASI/ LLM 2,5 cc/2 jam Residu (+) Muntah (+) S = 36,5oC N= 100x/mnt HR= 40x/mnt. Turgor jelek Lab. Protein 6,0 L G/dl

24 Sept.2003 J: 17.00 WIB 1. 2.

AL = 13,8 k/ul (13/9) A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi. 24 September 2003

Mengkaji adanya septikemi. Memberi obat-obatan sesuai dengan indikasi : Alinamin F 2x 1 cc inj. Bacterisym 2 x 180 mg. NP primer 1/3 botol perhari.
3.

S: O:

Monitor TTV

KU lemah. Malas menyusui NGT (+) ASI/ LLM 2,5 cc/2 jam Residu (+) Muntah (+) S = 37oC N= 120x/mnt HR= 40x/mnt. Turgor jelek Lab. Protein 6,0 L G/dl

AL = 13,8 k/ul (13/9) A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi.

12

DX.4

22 Sept.2003 J : 08.00 WIB J: 10.00 WIB. 1. 2. 3.

22 September 2003 Observasi KU Mengobservasi bayi, perhatikan sklera dan mukosa oral, kulit. Memantau pemeriksaan lab. Sesuai indikasi bilirubin direk dan indirek. Hb, Ht Protein serum total Memberikan obat sesuai dengan indikasi : Alinamin F 2x 1 cc inj. Bacterisym 2 x 180 mg.inj NP primer 1/3 botol perhari. Memberikan nutrisi yang adekuat. S:O: KU : lemah TTV : S= 37,2o C, N= 40 x/mnt. HR= 100x/mnt. Lab:
Bil.tota = 11,0 H MG/dl
Bil.Direk= 0,89 H MG/dl (25/9) Hb= 17,4 g% Ht= 48,4 gr ( 15/9) Ikterus Kramer IV Nutrisi personde ASI/LLM 2,5 cc/ 2 jam, residu (+) , muntah (+)

4.


J: 11.00 WIB

5.

23 Sept. 2003 J : 08.00 WIB

1. 2. 3.

4.

Observasi KU Mengobservasi bayi, perhatikan sklera dan mukosa oral, kulit. Memantau pemeriksaan lab. Sesuai indikasi bilirubin direk dan indirek. Hb, Ht Protein serum total Memberikan obat sesuai dengan indikasi : Alinamin F 2x 1 cc inj. Bacterisym 2 x 180 mg.inj NP primer 1/3 botol perhari.

23 September 2003. S: O: 1. KU lemah 2. S= 36,6oC N= 100x/mnt, HR= 40 x/mnt. 3. Hasil lab :

Bil.tota = 11,0 H MG/dl


Bil.Direk= 0,89 H MG/dl (25/9) Hb= 17,4 g% Ht= 48,4 gr ( 15/9) Ikterus Kramer IV Nutrisi personde ASI/LLM 2,5 cc/ 2 jam, residu (+) , muntah (+)

5. Memberikan nutrisi yang adekuat.


24 Sept.2003. J : 17.00 WIB 1. 2.

Alinamin F 2x 1 cc inj. Bacterisym 2 x 180 mg.inj NP primer 1/3 botol perhari.

Observasi KU Mengobservasi bayi, perhatikan sklera dan mukosa oral, kulit. Memberikan obat sesuai dengan indikasi : 13

24 Sept 2003 S:O:

3.

KU lemah Ikterik kramwe IV Nutrisi personde ASI/LLM 2,5 cc/ 2 jam, residu (+) ,

Alinamin F 2x 1 cc inj. Bacterisym 2 x 180 mg.inj NP primer 1/3 botol perhari. 4. Obervasi haluaran

muntah (+) BAB (+) cair warna kunig BAK (+) warna kuning

14

You might also like