You are on page 1of 3

Ringkasan Khutbah Idul Adha 1430 H: Meneladani Ibrahim a.

s*
Jamaah yang dimuliakan Allah Merayakan Idul Adha mau tak mau kita harus mengenang sosok Nabi Ibrahim a.s. manusia agung yang patut diteladani. Keteladanan Nabiyullah Ibrahim a.s itu bisa kita jadikan sebagai petunjuk dalam mengahadapi ujian berupa permasalahan kehidupan yang saat ini sedang kita hadapai bersama. Marilah kita mencoba mengkajinya beberapa diantaranya. Keteladanan Nabi Ibrahim a.s sudah ditunjukkan pada saat beliau remaja. Seperti dikisahkan dalam Surat As Shoffat : 85 99. Di sana di jelaskan bagaimana Ibrahim muda sudah mempunyai pemikiran yang kritis terhadap budaya yang menyimpang yang dianut kaumnya. Tatkala dia berkata: (37:85-86) (Ingatlah) ketika dia berkata kepada bapaknya dan kaumnya, Apakah yang kamu sembah itu? Apakah kamu menghendaki sesembahan selain Allah dengan cara berbohong? Maka apakah anggapanmu tentang Tuhan semesta Alam? Dari dialog di atas nampaklah bahwa Nabiyullah Ibrahim a.s menyeru kita untuk memurnikah Tauhid, yaitu penghambaan semata-mata kepada Allah s.w.t Seruan kepada tauhidullah itu sangat relevan sekali dengan kondisi kita saat ini, dimana penghambaan kita terhadap Allah terkadang bergeser disebabkan karena godaan nafsu kita terhadap kenikmatan dunia. Maasyiral Mukminin Rahimakumullah Dari berita di media massa dapat kita ketahui betapa budaya cinta dunia dan penghambaan kepada dunia ini sudah menjadi budaya yang dianggap wajar. Akhir ini kita saksikan betapa kedustaan yang dipertontonkan oleh para penguasa dan pejabat di negeri ini sudah sedemikan memprihatinkan. Demi untuk mempertahankan kedudukan dan kekuasaan maka mereka rela bersumpah atas nama Allah. Padahal Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Hati-hati dengan dusta, sebab dusta akan membawa pada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa akan menyeret ke neraka. Seseorang berulang kali berdusta hingga terbentuk sifat dam dituliskan sebagaii pendusta (HR. Muslim) Saudaraku yang dimuliakan Allah Kalau para orang tua dan pemimpinnya suka berdusta maka bagaimana kita mengharapkan kepada generasi muda dan rakyat yang ada di negeri ini untuk bisa hidup suasana saling terbuka dan jujur. Apakah karena para orang tua dan pemimpin yang begitu cinta kenikmatan dunia yang fana ini yang melahirkan generasi muda yang juga lalai akan kehidupan akhiratnya. Betapa mirisnya kita ketika melihat rumitnya permasalahan kaum muda kita, dari narkoba, seks bebas hingga penggangguran dimana-mana. Sungguh sangat menyedihkan jika kaum muda yang menjadi harapan bangsa ini sudah salah jalan sebelum mereka menerima estafet kepemimpinan negeri ini. Jamaah yang dimuliakan Allah Rumitnya permasalahan bangsa ini tentu tidak boleh membuat kita pesimis dan putus asa untuk senantiasa berbuat yang terbaik sebagaimana Nabiyullah Ibrahim a.s. Beliau a.s memberikan teladan kepada kita. Di kisahkan dalam surat As Shoffat ayat 100 beliau berdoa kepada Allah s.w.t: 1

Ya Tuhan-ku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang sholih. Sebagaimana kita ketahui Nabi Ibrahim a.s ketika beliau mengucapkan doa itu usia beliau sudah tidak muda lagi, dalam bahasa sekarang usia beliau bukan usia yang produktif untuk bisa memperoleh keturunan. Akan tetapi kuatnya Tauhidullah, keimanan kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu membuat beliau senantiasa berharap kepada Allah semata untuk memberikan keturunan kepadanya. Sungguh ini sebuah teladan bagi kita semua untuk senantiasa tidak pernah berputus asa berharap pertolongan Allah semata meskipun bagi kita sesuatu itu nampak mustahil. Selain itu Allah s.w.t sendiri mengharamkan sikap putus asa itu bagi kaum mukminin Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan doa hamba-Nya yang memohon kebaikan pada-Nya. Uduni fastajib lakum ( Berdoalah kepada-Ku maka aku kabulkan) begitu firman-Nya. Maka Allah s.w.t memberikan jawaban dari doa Nabi Ibrahim a.s : Maka Kami memberi dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (As Shoffat:101) Begitulah Allah s.w.t menguji kita dengan permasalahan yang banyak, tetapi Dia maha adil dan bijaksana, selama kita kembali kepadanya maka Dia akan menolong kita, karena: Laa yukallifu wallahu nafsan illa wusahaa. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Maasyiral Mukminin Rahimakumullah Keteladanan Nabiyullah Ibrahim a.s dalam menghadapi ujian berikutnya adalah dengan senantiasa berserah diri dan sabar, demikianlah yang tertulis dalam surat As Shoffat ayat 102-103.


Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Pada ayat di atas Allah s.w.t mengajarkan sebuah tuntunan bagaimana dua generasi yang berbeda dalam menghadapi ujian dengan sebuah dialog yang indah. Dari dialog di atas ditunjukkan bagaimana seharusnya orang tua bersikap kepada anaknya. Ibrahim a.s mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya orang tua perlu mengesampingkan egoismenya atas apa yang hendak dilakukannya terhadap anaknya, meskipun sebuah tindakan yang baik. Kita yakin tanpa berdialog dengan Nabi Ismail a.s nabiyullah Ibrahim a.s tahu apa yang harus dikerjakan dengan perintah Allah tersebut.

Mungkin sikap mengorbankan egoisme orang tua inilah yang juga patut menjadi renungan kita bersama di saat banyaknya krisis hubungan antara orang tua dan anak. Sudahkan anak-anak kita libatkan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya? Dengan dialog bersama anak kita untuk memecahkan suatu masalah maka ketika ada keputusan yang harus diambil maka sang anak tahu mengapa tindakan itu harus dilakukan, karena mereka terlibat didalamnya. Sekali lagi sebuah pelajaran yang indah. Selain itu dialog di atas juga menunjukkan bagaimana adab seorang anak terhadap orang tuanya. Nabi Ismail a.s yang telah mendapatkan bimbingan keimanan dari ayah dan ibunya dengan mantap meminta ayahnya melaksanakan perintah Tuhannya. Tidak itu saja dengan tegas seorang remaja Ismail mengatakan kepada ayahnya bahwa dia adalah orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian. Saudaraku yang dimuliakan Allah Meski dalam ayat di atas tidak nampak dari peran sang ibu Siti Hajar, tetapi jika kita membaca tafsir dan hadist-hadist yang menjelaskan tentang ayat di atas, akan tetapi disana diceritakan betapa keluarga Ibrahim a.s begitu tegar dan berhasil mengatasi provokasi iblis laknatullah yang hendak menghalang-halangi Ibrahim a.s melaksanakan perintah Tuhan-Nya. Kunci dari keberhasilan itu terletak pada penyerahan diri yang tulus dan total atas perintah Allah s.w.t dan sabar dalam menjalani perintah itu. Dua sikap itulah yang juga sangat kita perlukan dalam menghadapi segala pemasalahan kita saat ini. Tentu saja itu tidak mudah dibutuhkan mujahadah berusaha dan berujuang dengan sungguhsungguh karena Allah s.w.t meyakinkan kita: Waladzina jahadu fiinna lanahdiyanahum subulana.. yaitu Allah akan menunjukkan jalan kepada kita yang bersungguh-sungguh berjihad di jalan-Nya. Maasyiral Mukminin Rahimakumullah Di akhir kisah tentang nabiyullah Ibrahim a.s di surat As Shoffat ayat 108 - 111 Allah memberikan penjelasan tentang balasan bagi keteguhan dan keteladan Ibrahim a.s dalam mengemban perintah Tuhannya:

Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Allah akan memberikan balasan yang kesejateraan atas orang-orang yang beriman dan berbuat baik sebagaimana nabi Ibrahim a.s. Akhirnya semoga Allah s.w.t memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa meneguhkan iman kita dan mampu meneladani nabiyullah Ibrahim a.s

*) InsyaAllah disampaikan pada sholat Idul Adha 1430 H di SMP-SMK PGRI Lawang 27 Nopember 2009 3

You might also like