You are on page 1of 14

GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya Kepemimpinan Fiedler (Koontz, et al., 1986)

Model kontigensi keefektifan kepemimpinan dikembangkan Fred E. Fiedler (Fiedler, 1967). Model ini mendalilkan bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dengan kadar menguntungkan tidaknya situasi.

3 faktor situasional yang menentukan apakah seseorang memiliki peluang menjadi pemimpin yang efektif, yaitu :
1. Hubungan pemimpin-anggota yang mengacu pada kadar keyakinan, kepercayaan, rasa hormat para pengikut terhadap pemimpin yang bersangkutan. Variabel ini mencerminkan penerimaan pemimpin.

2. Struktur tugas, dimana dimensi ini mencakup komponen berikut: Kejelasan tujuan pemecahan masalah pembuktian keputusan Keterincian keputusan
3. Kekuasaan posisi, yaitu faktor situasi yang dirancang untuk menentukan berapa banyak kekuasaan yang dimiliki seseorang yang melakukan suatu pekerjaan tertentu.

Gaya kepemimpinan menurut Fiedler dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Orientasi Pada Tugas

Pemimpin yang berorientasi pada tugas memperoleh kepuasan dari terlaksananya tugastugas (Koontz, et al., 1986). Pemimpin memotivasi dengan memenuhi kebutuhan psikologis seperti rasa percaya diri dan status yang dicapai melalui penyelesaian tugas-tugas, tidak melalui hubungan dengan bawahan .Ini tidak berarti pemimpin tidak bersahabat dan ramah terhadap bawahan, tetapi jika penyelesaian tugas terancam maka hubungan interpersonal yang baik tidak lagi menjadi hal yang penting (lvancevich, et al., 1977).

2. Orientasi Pada Hubungan Antar Pribadi

Pemimpin memotivasi dengan cara memenuhi kebutuhan sosial dan mengupayakan pencapaian hubungan antar pribadi yang baik dan pencapaian kedudukan pribadi yang menonjol (Koontz, et al., 1986). Jika pemimpin dapat mencapai tujuan diatas maka seorang pemimpin dapat mencapai tujuan sekundernya seperti status dan rasa percaya diri (Ivancevich, et al., 1977).

Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey - Blanchard (Hersey and


Blanchard, 1995)
Mengikut sertakan, memberi semangat, kerja sama (PARTISIPA TING)

Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk (SELLING)

Mendelegasan , Pengamatan, Mengawasi, Penyelesaian (DELEGA TING)

Memberitahukan, Menunjukkan, Memimpin, Menetapkan (TELLING)

Gaya kepemimpinan HerseyBlanchard dibagi menjadi 4 yaitu :


Memberitahukan, Menunjukkan, Memimpin, Menetapkan (TELLINGDIRECTING) Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk (SELLING-COACHING) Mengikutsertakan, memberi semangat, kerja sama (PARTICIPATINGSUPPORTING) Mendelegasikan, Pengamatan, Mengawasi, Penyelesaian (DELEGATING)

gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin pada bawahannya bergantung pada level kematangan (maturity) dari bawahannya tersebut.

Kematangan didefinisikan sebagai kamampuan dan kemauan orang-orang untuk memikul tanggung jawab untuk mengarahkan perilaku mereka sendiri.

Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:


Tingkat kematangan M1/D1 (Tidak mampu dan tidak ingin) maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu dengan memberitahukan, menunjukkan, mengistruksikan secara spesifik.
6

Tingkat kematangan M2 /D2(tidak mampu tetapi mau), untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan adalah Gaya Selling/Coaching, yaitu dengan Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk.

Tingkat kematangan M3/D3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Partisipatif, yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk mengambil keputusan.

Tingkat kematangan M4/D4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating, mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan system control yang baik.

1. Memberitahukan (Telling) "Memberitahukan" adalah gaya kepemimpinan yang digunakan bagi bawahan yang memiliki tingkat kematangan yang rendah (Ml). Bawahan yang tidak mampu dan tidak mau memikvl tanggung jawab untuk melakukan sesuatu hal yang tidak kompcten atau tidak yakin discbut sebagai bawahan yang mcmiliki tingkat kematangan rendah. Dalam banyak hal, ketidakmauan bawahan adalah karena kei'idakyakinan bawahan dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas tcrtcnlu. Dcngan dcmikian, gaya "memberitahukan" yang direklif adalah

You might also like