You are on page 1of 13

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.

KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

BAB II PABRIK GAS INDUSTRI

III.1. Profil Pabrik Gas Industri (PGI) Pabrik Gas Industri (PGI) yang tergabung dalam divisi utility merupakan salah satu uni penunjang dalam proses produksi baja di PT. Krakatau Steel. Pabrik ini dibangun oleh LINDE Germany tahun 1981 dan mulai dioperasikan tahun 1983 hingga sekarang. Sejak tahun 1995 supply Pabrik Gas Industri dibantu oleh PT. ALINDO (Air Liquid Indonesia). Produk yang dihasilkan oleh Pabrik Gas Industri adalah gas oksigen, nitrogen high pressure (HP), nitrogen low pressure (LP), cairan oksigen/nitrogen dan cairan argon. Mode operasi Pabrik Gas Industri (dalam Nm 3/h ) dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 3.1 Mode Operasi Pabrik Gas Industri Produksi Gas O2 O2 Cair Gas N2 HP N2 Cair Gas N2 LP Argon Udara Proses Mode 1 2400 300 500 300 9000 21000 Mode 2 2940 160 500 160 9000 50 21000 Mode 3 3600 500 10000 55 21000 Mode 4 4800 380 500 380 16500 100 33000 Mode 5 6000 500 18000 136 33000 Aktual 2000 220 500 0 8000 70 21000

III.2 Struktur Organisasi Pabrik Gas Industri Pabrik Gas Industri dipimpin oleh seorang superintendent yang bertugas dan bertanggung jawab atas aktifitas produksi gas. Dalam pelaksanaan tugasnya, Superintendent Pabrik Gas Industri (PGI) dibantu oleh Kasie Shift Operasi dan As Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung
1

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Kasie Perawatan yang secara bersama-sama ikut mengawasi dan membawahi bagian-bagian personil dan karyawan di dalam melaksanakan tugasnya masingmasing. Struktur Organisasi Pabrik Gas Industri

III.4 Konsep Proses Bahan baku yang digunakan dalam proses pemisahan udara ini adalah dari udara bebas yang berada di atmosfer . Unsur oksigen , argon dan nitrogen memiliki titik didih dan tekanan uap yang berbeda. Unsur-unsur yang paling banyak konsentrasinya adalah nitrogen, oksigen, argon. Disamping itu udara juga As Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung
2

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

mengandung hidrokarbon yang terbatas , hal ini tergantung pada temperatur , cuaca, dan lingkungan. Tabel 3.1 Sifat-sifat Udara dan Penyusunan Tetapnya Volume % 78.084 20,946 0,934 0,00005 0,001921 0,0005239 0,0001139 0,0000087 0,02004 Titik Tripel, K 63,156 54,363 83,78 13,96 24,55 0 115,95 161,3 216,6 Titik Didih, K 77,35 90,19 87,27 20,27 27,09 4,215 119,81 165,04 194,68 1 Suhu Kritis, K 128,2 154,58 150,8 33,19 33,19 5,20 209,4 289,8 304,2 Tekanan Kritis, MPa 3,39 5,04 7,81 1,29 2,68 0,22 5,40 5,74 7,25

Komponen

Simbol

Nitrogen Oksigen Argon Hidrogen Neon Helium Kripton Xenon Karbonioksida

N2 O2 Ar H2 Ne He Kr Xe CO2

Proses dasarnya adalah pemisahan udara atas unsure-unsurnya dengan menggunakan perbedaan titik didih dari unsure-unsur tersebut. Unsur yang akan dipisahkan yaitu Oksigen, Nitrogen dan Argon. Proses yang terjadi di Pabrik Gas Industri (PGI) merupakan proses cryogenic yaitu pemisahan udara pada suhu rendah.

Untuk mendapatkan hal tersebut, tahap-tahap sebagai prosesnya adalah sebagai berikut : Penekanan Udara Sebelum udara proses dipisahkan, udara tersebut dikompresi (diberi tekanan) dalam kompresor udara yang memiliki 4 stage. Seiring dengan

As

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

naiknya tekanan udara maka suhu udara akan naik oleh karena itu dipasang intercooler untuk menurunkan suhu. Pendinginan Udara Awal (Pre-Cooling) Pendinginan udara dilakukan dengan spray cooler. Sebagai pendingin digunakan 2 jenis air pendingin yaitu: Cooling water (31oC) dan Chilled water (8oC). Pembuangan Uap Cair Dan CO2 dari Udara Proses (Adsorbsi) Adanya uap air dan CO2 pada udara proses dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada temperatur rendah, mengingat titik didih uap air dan CO2 yang lebih tinggi daripada unsur-unsur yang akan dipisahkan. Jika uap air dan CO2 tidak dipisahkan, akan terbentuk es kering yang dapat menyumbat perpipaan. Penyerapan uap air dan CO2 dilakukan dalam molecular sieve adsorber. Pendinginan Udara sampai Temperatur Pencairan (Cooling Down) Pendinginan udara proses dilakukan dalam Main Heat Exchanger. Gas produk yang dingin dari bagian rektifikasi mendinginkan udara proses sampai mendekati temperatur pencairannya, sekaligus memanaskan temperatur gas produk sampai mendekati temperatur didihnya. Refrigerasi Proses refrigerasi sangat dibutuhkan, karena adanya losses pada isolasi, heat exchanger dan pengambilan cair saat temperatur rendah. Refrigerasi ini dilakukan dengan mengekspansi udara pada expansion turbine. Pemisahan Udara (Rectifier) Udara proses pertama kali dipisahkan pada pressure kolom untuk memperoleh udara cair yang kaya nitrogen (N2) dan oksigen (O2). Cairan yang kaya akan oksigen dialirkan dari bagian bawah kolom ke low pressure (LP) kolom. Titik didih saat pemasukan cairan yang kaya oksigenini diatur sedemikian rupa agar komposisinya sama. Sedangkan As Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung
4

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

sebagian cairan nitrogen dilewatkan bagian atas kolom, kemudian dialirkan ke control valve atau melalui sub-cooler heat exchanger (subcooler) terlebih dahulu atau tergantung desain produk itu sendiri. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pemisahan udara proses terakhir terjadi di low pressure (LP) kolom. Oksigen (O2) melalui bagian bawah low pressure (LP) kolom sedangkan nitrogen (N 2) melalui bagian atas low pressure (LP) kolom yang kemudian dipanaskan sampai mendekati exchanger. Produksi Argon Produksi argon terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu : a. Pada kolom crude argon yang berhubungan dengan low pressure (LP) kolom, diproduksi argon yang mengandung oksigen (92% 95% menjadi 1,5% - 4%) yang kemudian crude argon tersebut didinginkan. b. Crude Argon dibebaskan dari kandungan oksigen (O2) Pada tahap ini argon (Ar) dikompresikan pada blower. Sebelum dan sesudah dikompresi, ditambah sejumlah hidrogen (H 2) yang cukup dengan kandungan oksigen (O2) pada argon (Ar). Oksigen (O2) dengan hidrogen (H2) dengan bantuan katalis akan bereaksi pada deoxo, sehingga akan terbakar dan membentuk air. Akibatnya, temperatur crude argon menjadi sangat tinggi. Oleh karena itu perlu diturunkan temperaturnya dengan sejumlah pendingin (udara, air dan refrigeration). Air yang terkondensasi dipisahkan dengan water separator sedangkan sisa uap air dihilangkan melalui dryer. c. Pemurnian akhir dari argon (Ar) Pada tahap ini argon didinginkan dengan heat exchanger sampai mendekati temperatur cairnya. Dalam proses ini nitrogen dan oksigen sisa akan terpisah dengan sendirinya pada pure argon As Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung
5

temperatur

didihnya

dengan

melewati

beberapa

heat

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

column. Argon murni diperoleh pada bagian bawah dari kolom terakhir. Untuk selanjutnya argon diambil dalam bentuk cair.

III.4 Diagram Alir Proses

Udara

Kompresi

Pre-Cooling

Adsorbsi

Cooling Down

Refrigerasi

Pemisahan Udara

Produksi Argon

Gambar 3.1 Blok Diagram Proses Produksi Pabrik Gas Industri III.4 Uraian Proses Produksi Proses yang pertama kali dilakukan oleh Pabrik Gas Industri (PGI) adalah mengambil udara dari atmosfer. Udara yang telah masuk dalam kompresor harus disaring terlebih dahulu dengan menggunakan filter. Filter yang digunakan di PGI ada 2, yaitu: Filter Roll dan Filter Pack.

As

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Filter Roll Filter roll ini dilengkapi dengan indikator, sehingga ketika sudah jenuh atau sudah banyak mengandung debu, alat ini akan menunjukkan kisaran angka 6, sehingga filter roll harus digulung. Filter Roll yang digunakan adalah filter yang mampu menyerap debu sebanyak 10-20%.

Filter Pack Filter pack terbuat dari bahan serat kaca. Setelah udara proses masuk ke filter roll, kemudian melewati filter pack untuk disaring lagi agar udara lebih bersih, karena akan lebih banyak lagi debu yang tersaring. Filter pack ini. Kemampuan penyerapan debu pada filter pack mencapai 85%. Udara yang telah keluar dari filter, yang 90% telah terbebas dari pertikel-

partikel pengotor kemudian masuk ke dalam turbo compressor C 2201 A/B untuk menaikkan tekanan udara proses dari 1 bar menjadi 4,5 bar . Proses ini bertujuan agar udara proses dapat mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, karena adanya perbedaan tekanan. Turbo Compressor memiliki 4 stage, dimana antar stage terdapat intercooler. Berikut akan dijelaskan tentang tahapan-tahapan kompresi : a) Stage 1 Udara proses masuk dengan suhu 350C dan dikompres dari 1 bar menjadi 1,66 bar. Kemudian udara tersebut dilewatkan dalam intercooler sehingga suhu udara proses menjadi 850C. b) Stage 2 Udara Proses masuk stage 2 dalam kondisi tekanan pada 1,66 bar dan suhu 850C untuk dikompres lagi menjadi 1,87 bar. Pada proses ini, suhu akan naik tetapi setelah dilewatkan dalam intercooler, suhu akan turun menjadi 430C c) Stage 3 Pada stage 3, udara masuk dengan suhu 430C dan 1,87 bar diberi tekanan hingga 2,3 bar. Pada kondisi seperti ini, suhu akan naik seiring bertambahnya
7

As

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

tekanan, maka udara dilewatkan dalam intercooler sehingga suhu tidak terlalu panas. Suhu yang didapat pada akhir proses di stage ini adalah 480C. d) Stage 4 Pada akhir proses dalam stage yang terdapat dalam turbo kompresor, didapatkan tekanan sebesar 4,5 bar dan suhu udara proses yang keluar dari turbo kompresor adalah sebesar 980C. Dengan adanya pemampatan udara proses, maka suhu menjadi naik. Suhu udara proses yang masuk dalam kompresor awalnya adalah suhu atmosferik, yaitu sebesar 300C, menjadi naik sampai suhu sebesar 86,60C. Kenaikan suhu ini terlalu tinggi untuk proses selanjutnya, maka perlu diturunkan dengan cara dilewatkan melalui Spray cooler sekaligus untuk membersihkan debu-debu yang lolos pada proses filtrasi. Spray cooler menggunakan 2 aliran pendingin yaitu cooling water dari water treatment plant dengan suhu 31oC dan tekanan 10 bar, dan chilled water yang telah dilewatkan sistem refrigerasi sehingga suhunya menjadi 8oC dan tekanan 10,5. Dalam spray cooler, udara proses naik dari dasar kolom kemudian dikontakkan dengan aliran air pendingin dari atas kolom. Udara proses mula-mula dikontakkan dengan cooling water, kemudian dari atas kolom disemprotkan dengan chilled water agar pertukaran panas lebih optimal karena udara proses dapat dikontakkan secara langsung dengan air sebagai media pendingin. Manfaat spray cooler juga dapat digunakan sebagai pencuci udara proses agar dapat terbebas dari debu yang terikat didalamnya. Udara proses dari spray cooler biasanya bersuhu 180C, dan selalu diusahakan di atas 50C untuk menghindari blocking, karena dapat menyumbat aliran udara proses yang akan dilewatkan menuju molecular sieve adsorber. Molecular sieve adsorber ( A 2601A/B ) adalah suatu alat yang berisi bahan penyerap yang bernama Molecular sieve, berfungsi untuk menyerap kandungan uap air (H2O) dan CO2 pada udara proses agar tidak terbawa ke proses. Adsorbennya adalah molsieve type 13X yang terbuat dari Na2O dan Al2O3. Moleculecar sieve yang digunakan sebagai adsorber memiliki sifat kimia yang As Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung
8

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

hampir mirip dengan silica gel. Pada Pabrik Gas Industri terdapat dua buah molecular sieve adsorber yang bekerja secara bergantian. Bila salah satu beroperasi, maka yang lain diregenerasi dengan menggunakan gas N2 impure dari kolom distilasi. Pergantian ini diatur secara berkala setiap 130 menit secara otomatis. Proses pemisahan udara yang dilakukan merupakan proses cryogenic, yaitu pemisahan udara yang dilakukan pada suhu yang sangat dingin, sehingga ada beberapa unsur yang harus dilepaskan atau diserap dalam Molecular sieve adsorber. Kandungan yang harus dilepaskan adalah: 1. H2O dan CO2 harus dipisahkan karena memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih unsur-unsur yang akan dihasilkan. 2. Hidrokarbon Akumulasi asetilen yang terjadi pada pabrik gas yang menghasilkan oksigen akan sangat berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan. Proses pemisahan dalam PGI menghasilkan nitrogen dan oksigen, dan dalam oksigen masih terkandung argon yang sulit untuk dipisahkan dari oksigen. Oleh sebab itu, proses selanjutnya adalah pemisahan argon dari oksigen. Dalam tahap ini, pertama-tama pendinginan udara proses dilakukan dalam main heat exchanger ( E 2801 ) yang terletak dalam cold box. Aliran udara yang melalui heat exchanger akan mengalami transfer panas secara counter current dengan aliran dingin berasal dari pressure kolom. Udara proses yang keluar dari heat exchanger mencapai suhu -1400C dengan tekanan 4,1 bar, selanjutnya udara proses dilewatkan dalam turbin ekspansi untuk menurunkan suhunya sampai -1700C, dengan cara mengubah tekanan menjadi 0,24 bar, dan akan dilewatkan dalam bagian tengah kolom high pressure T 3201. Dalam high pressure column ( T 3201 ), udara proses dipisahkan menjadi N 2 dan O2 yang masih ada campuran argon. Gas N 2 naik melalui tray-tray sehingga terkondensasi di dalam kondensor ( E 3201 ) yang terletak di atas high pressure column ( T 3201 ) sebagai nitrogen dengan kemurnian tinggi, yang selanjutnya akan diproses lagi untuk mendinginkan O2 cair yang berasal dari low pressure column ( T 3202 ). Selanjutnya udara proses yang kaya dengan kandungan O 2 As Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung
9

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

direfluks menuju kolom low pressure bagian atas dengan tujuan memurnikan gas tersebut. Gas O2 hasil pemurnian diambil dari bagian atas kondenser ( E 3201 ) dan dipanaskan dalam heat exchanger ( E 2801 ). Gas oksigen akan dipergunakan lagi untuk proses produksi pabrik dengan dialirkan menuju kompresor. N2 tidak murni diambil dari bagian atas low pressure column ( T 3202 ) dan O2 diambil dari bagian bawah low pressure column kemudian dilewatkan dalam heat exchanger untuk mendinginkan udara proses dari molecular sieve adsorber, dan dipanaskan lagi oleh electric heater yang kemudian akan digunakan kembali untuk proses regenerasi pada molecular sieve adsorber. Suhu N2 yang ada pada high pressure column ( T 3201 ) adalah -1720C dengan kemurnian maksimum 10 ppm O2. Yang diambil sebagai produk adalah N 2 high pressure dalam fase gas, kemudian produk ini dilewatkan dalam kompresor dengan diberi tekanan sebesar 30 bar yang kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan. Udara yang kaya akan kandungan O2 yang telah di refluks akan turun melalui tray dan akan mencair di dalam kondensor bertekanan 30 bar yang kemudian akan dialirkan menuju tangki penyimpanan sebagai produk O2 cair. N2 yang tidak mencair karena perbedaan titik cair akan naik ke atas dan akan mencair di puncak kolom sehingga produk N2 cair sudah didapatkan dengan kemurnian maksimum 10 ppm. Proses untuk memproduksi produk N2 dan O2 cair dilakukan secara bergantian. N2 yang tidak dapat mencair akan dialirkan ke dalam molecular sieve adsorber untuk proses regenerasi, dan sebagian lagi akan dialirkan ke pabrik yaitu Divisi Besi Spons berupa N2 low pressure. Dalam kolom distilasi, argon yang masih mengandung oksigen 90% diambil dari bagian tengah low pressure column (T 3202) menuju Crude Argon Column (T 3301) untuk diubah konsentrasinya dari 10% argon menjadi 97% argon, kemudian dialirkan ke kondensor ( E 3301 ). Crude Argon dialirkan bersamasama dengan gas H2 dan diberi tekanan sebesar 4 bar dengan menggunakan kompresor argon ( C 3401 ). Campuran komponen gas tersebut dialirkan ke deoxo furnace ( F 3401 ) sehingga O2 diikat oleh H2 menjadi H2O. Dalam deoxo F 3401 terjadi reaksi katalitis :

As

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung

10

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

H2

O2

paladium

H2O

Pada saat proses pembebasan O2 dalam deoxo ( F 3401 ) terjadi kenaikan suhu. Gas panas basah dan bebas O2 didinginkan di air cooled exchanger (E3402) sampai 1000C, diturunkan kembali suhunya menjadi 30 - 400C dalam water cooling ( E 3403 ), dan dilewatkan dalam refrigerator ( E 3404 ) untuk menurunkan suhunya menjadi 5 0C. Air kondensasi hasil pengikat oksigen argon dan gas H2 dipisahkan melalui water separator ( D 3402 ) dikembalikan lagi ke bagian kompresor ( C 3401) sebelum memasuki unit pemurnian. Argon yang masih bertemperatur rendah akan dikeringkan terlebih dahulu di Molecular Sieve Adsorber (Argon Dryer) ( A 3501A/B ) yang memakai sistem kerja secara bergantian. Argon cair yang bebas dari O 2 dialirkan ke tengah Argon Condenser Liquid Separator ( E 3303 )untuk dipisahkan dari gas yang masih banyak mengandung N2. Argon cair diambil puncak kolom melalui heat exchanger ( E 3304 ) dan argon cair juga diambil dari bagian atas Argon Condenser Liquid Separator, kemudian dipompa dengan pompa argon cair menuju tangki penyimpanan untuk persediaan pabrik baja di lingkungan PT. KRAKATAU STEEL.

III.3 Produk Pabrik Gas Industri (PGI) Gas-gas ataupun cairan yang sudahh digaskan tersebut dikirim untuk digunakan pada pabrik-pabrik baja, antara lain :
1. Oksigen Gas

a. Di Pabrik Besi Spons (DR Plant) digunakan untuk memperkaya kandungan oksigen pada udara panas yang digunakan pada proses pembakaran di reformer (Partial Combustion). b. Di Pabrik Bilet Baja (BSP) dan Pabrik Slab Baja (SSP) digunakan untuk meningkatkan pemanasan pada dapur listrik (EAF), dan

As

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung

11

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

pemotongan bilet/slab dalam pengecoran di mesin tuang kontinyu (CCM). c. Di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) digunakan untuk pemotongan koil.

2. Gas Nitrogen HP a. Digunakan untuk ladle rinsing yaitu pengadukan cetakan cairan baja dalam ladle turret dengan dicampurkan unsur Mg, C, dan Si. b. Di Pabrik Besi Spons (DR Plant) digunakan sebagai gas inert pada reactor

c. Di Pabrik Billet Baja (BSP) dan Pabrik Slab Baja (SSP) digunakan pada proses pengadukan baja cair (rinsing) di ladle serta sebagai penggerak pada instrumentasi pneumatik.

d. Di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) digunakan untuk balancing pada instrumentasi pneumatik. 3. Gas Nitrogen LP a. Di Pabrik Besi Spons (DR Plant) digunakan untuk fire protection yaitu mendorong oksigen sisa cooling gas untuk menghindari terjadinya kebakaran. b. Di Pabrik Besi Spons (DR Plant) digunakan untuk menyamakan tekanan bijih besi dengan tekanan dalam reaktor. 4. Argon Gas a. Di Pabrik Slab Baja digunakan untuk membantu proses ladle rinsing yaitu menjaga suhu pada ladle turret. As Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung
12

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

b. Di Pabrik Bilet Baja dan Pabrik Slab Baja digunakan pada proses pengadukan baja cair (rinsing) di ladle dan penyelimutan baja cair (shrounding). Tabel 2.2 Supply gas oleh Pabrik Gas Industri Pemakaian Direct Reduction Plant Slab Steel Plant 1 Slab Steel Plant 2 Billet Steel Plant Hot Strip Mill Wire Rod Mill Cold Rolling Mill O2 N2 HP N2 LP Argon -

As

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung

13

You might also like