You are on page 1of 61

Unit 1

Mencermati Permasalahan Sosial


Salah satu permasalahan sosial di Indonesia ialah permasalahan kaum
remaja. Remaja merupakan pemilik masa depan bangsa. Remaja juga
merupakan potret masa depan bangsa. Artinya jika kaum remaja
berkualitas, masa depan bangsa akan berkualitas juga. Sebaliknya apabila
kaum remaja tidak atau kurang berkualitas, hampir pasti masa depan
bangsa akan suram. Oleh karena itu, kaum remaja (usia SMP dan SMA)
harus sadar bahwa mereka yang akan menentukan hitam-putihnya bangsa
ini pada masa yang akan datang. Apabila kita semua mengharapkan masa
depan bangsa lebih baik daripada saat ini, tidak ada pilihan lain kecuali
menjadikan remaja sebagai basisnya. Nah melalui belajar membaca,
menulis, mendengarkan, berbicara dan mengapresiasi sastra, marilah
memperluas wawasanmu mengenai permasalahan sosial generasi muda ini.

A. Mengidentifikasi Ciri-ciri Teks Berpola Induktif


Sebuah teks terdiri dari beberapa paragraf. Dengan demikian,
mengidentifikasi ciri-ciri teks yang berpola induktif mengarah pada upaya
menemukan ciri pembeda antara teks berpola induktif dan teks yang
berpola selain induktif (deduktif dan campuran). Dalam kenyataannya,
hampir tidak ada teks yang terdiri dari dua paragraf atau lebih yang hanya
berisi paragraf induktif saja atau deduktif saja. Umumnya, teks itu berisi
dua atau lebih pola paragraf.

Untuk mengidentifikasi teks berpola induktif, ciri-ciri berikut dapat


menuntunmu mengenal lebih jauh jenis teks berpola induktif tersebut.

Ciri-ciri teks berpola induktif:


1. Simpulan atau pernyataan umum terdapat di akhir setiap paragraf;
2. Selain terdapat di setiap akhir paragraf, simpulan juga dirumuskan dalam
sebuah paragraf yang diletakkan di akhir teks (simpulan umum);
3. Contoh, ilustrasi, kasus, atau uraian khusus disajikan lebih dulu sebelum
ditampilkannya pernyataan umum atau simpulan.
B. Mengidentifikasi Ciri Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi merupakan salah satu jenis paragraf yang sering
digunakan penulis untuk memengaruhi pembaca. Oleh karena itu, target
akhir penggunaan paragraf persuasi ialah pembaca menerima pendapat,
tawaran, atau ajakan serta mengikutinya sesuai dengan harapan penulis.

Paragraf persuasi atau cara-cara persuasif biasanya digunakan untuk


propaganda, kampanye, dan kegiatan persuasif sejenisnya. Teknik-teknik
yang lazim digunakan dalam paragraf atau cara-cara persuasif ialah
rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konfirmatori, dan kompensasi.

Antara paragraf persuasi dan argumentasi sering dikacaukan perbedaannya.


Untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai dua jenis
paragraf yang cenderung mirip itu, perhatikan perbandingan dua jenis
paragraf tersebut di bawah ini!
C. Mendengarkan Pembacaan Cerpen
Pembelajaran ini difokuskan untuk menanggapi secara lisan pembacaan
cerpen yang didengar. Tanggapan ditekankan pada vocal dan pelafalan,
intonasi atau lagu kalimat, dan penghayatan.

D. Mendengarkan Informasi
Pembelajaran ini difokuskan untuk mencatat pokok-pokok isi berita di radio
atau televisi yang didengar dengan mencantumkan sumber berita.

Langkah-langkah menemukan pokok-pokok berita dan mencatatnya adalah:


1. Ikuti berita yang didengar atau disaksikan dengan saksama mulai dari
awal hingga akhir!
2. Catatlah pokok-pokok berita yang disajikan di awal penyampaian berita!
3. Sebelum pembaca berita berganti topik, kamu sudah harus menemukan
saripati berita yang baru saja didengar.
4. Keterangan yang disampaikan di depan (di awal setiap penggalan berita)
berpotensi untuk menjadi saripati berita. Catatlah inti keterangan di awal
itu! Setelah penggalan berita itu selesai dibaca, yakinkan bahwa catatan itu
merupakan saripati atau pokok berita yang baru saja dibacakan pembaca
berita!
5. Setelah pembacaan berita selesai, periksa kembali pokok-pokok isi berita
yang dicatat apakah sesuai dengan sajian seluruh berita yang dibacakan!
6. Catatan pokok-pokok berita hendaknya dalam kalimat yang lengkap dan
jelas (subjek dan predikatnya)!

Unit 2
Memanfaatkan Teknologi sebagai Sumber Belajar
Kemajuan teknologi informasi (TI) telah membawa perubahan yang besar di
semua bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Dengan adanya
jaringan internet (salah satu dari kemajuan TI), sumber belajar menjadi
tidak terbatas. Jaringan internet dapat dimanfaatkan untuk mencari dan
menemukan secara mudah dan cepat bahan-bahan belajar. Kemajuan
teknologi tersebut sudah selayaknya dimanfaatkan secara positif melalui
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Manfaatkan bahan-bahan dari internet
untuk mengembangkan keterampilan membaca, menulis, mendengarkan,
dan berbicara serta mengapresiasi sastra!

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Setelah mendengarkan laporan, terkadang kita harus memberikan
tanggapan. Kegiatan memberikan tanggapan terhadap laporan memang
tidak selalu harus dilakukan. Apabila harus memberikan tanggapan,
tanggapan yang diberikan terhadap informasi dari sebuah laporan tersebut
dapat dilakukan secara lisan dan tertulis.

B. Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi


Pada saat terlibat dalam suatu diskusi, apalagi sebagai peserta yang aktif,
hal yang pasti akan kamu lakukan ialah mengajukan pertanyaan atau
tanggapan terhadap salah satu pokok pembicaraan. Salah satu keterampilan
yang dibutuhkan ialah keterampilan menggunakan ungkapan dan
penyambung antarkalimat yang sesuai. Keterampilan itu sangat diperlukan
mengingat pada saat mengajukan pertanyaan atau tanggapan kita pasti
akan menggunakan ungkapan dan penyambung anatarkalimat.

Untuk mengenali beragam ungkapan dan penyambung antarkalimat, kamu


dapat mengidentifikasi ungkapan dan penyambung antarkalimat dalam
bacaan atau wacana lisan dari seseorang yang sedang berbicara. Beberapa
contoh penggunaan ungkapan dan penyambung antarkalimat dipaparkan
berikut ini.
Selain memerhatikan penggunaan ungkapan dan penyambung antarkalimat,
kita perlu memerhatikan hal-hal penting berikut ini pada saat mengajukan
pertanyaan atau memberikan tanggapan dalam suatu diskusi.

(1) Pertanyaan atau tanggapan harus relevan atau sesuai dengan topik
diskusi.
(2) Agar gagasanmu jelas dan runtut, pertanyaan atau tanggapan sebaiknya
disiapkan terlebih dahulu secara tertulis sebelum dikemukakan secara lisan.
(3) Sampaikan pertanyaan atau tanggapan itu secara singkat, jelas, dan
langsung pada pokok persoalan!
(4) Pertanyaan yang diberi nomor (dipilah-pilah) lebih baik daripada dalam
bentuk uraian panjang lebar.
(5) Ungkapkan pertanyaan atau tanggapan itu secara santun dan usahakan
secara optimal tidak menyinggung perasaan orang lain, baik narasumber
maupun peserta yang lain dalam diskusi!

Apakah perbedaan antara pertanyaan dan tanggapan? Untuk lebih jelasnya,


perhatikan perbedaan tanggapan dan pertanyan yang dipaparkan dalam
tabel berikut ini!
C. Membaca Intensif Berbagai Pola Paragraf
Dilihat dari proses berpikir, menyimpulkan isi teks setingkat lebih tinggi
daripada memahami dan meringkas teks. Memahami isi teks dapat
dilakukan denganmenemukan ide pokok dan ide penjelas dalam teks.
Demikian juga meringkas teks dilakukan dengan mencatat dan menuangkan
kembali ide-ide yang telah ditemukan dari suatu teks ke dalam kalimat-
kalimat baru yang lebih ringkas. Selanjutnya, menyimpulkan teks berupa
kegiatan menarik inferensi atau konklusi berdasarkan isi teks yang telah
dipahami.

Untuk menyimpulkan isi teks, perhatikan langkah-langkah berikut ini!


1. Membaca teks secara keseluruhan satu atau dua kali
2. Mencatat ide-ide pokok setiap paragraf dalam teks tersebut
3. Menghubung-hubungkan ide-ide pokok antarparagraf untuk merumuskan
simpulan sementara
4. Membaca sekali lagi teks secara keseluruhan sambil “menguji” simpulan
sementara yang telah dirumuskan
5. Menyempurnakan rumusan simpulan teks

D. Menulis Paragraf Persuasi


1. Menentukan Topik Persuasi

Dalam memilih dan menentukan topik, pertimbangan utama yang perlu


diperhatikan ialah tujuan menulis topik itu. Topik persuasi ditulis untuk
meyakinkan dan memengaruhi orang lain (pembaca). Pembaca akan
memiliki kepercayaan terhadap isi tulisan dan penulisnya apabila isi tulisan
itu benar, menarik, dan bermanfaat.

2. Menyusun Kerangka Paragraf Persuasi

Kerangka paragraf dihadirkan agar paragraf yang dihasilkan mengandung


gagasan yang runtut, tidak tumpang tindih, dan jelas pola
pengembangannya. Oleh karena paragraf berisi gagasan utama (dalam
kalimat utama) dan gagasan penjelas (dalam kalimat-kalimat penjelas),
kerangka paragraf berisi gagasan utama dan gagasan-gagasan penjelas.
Gagasan-gagasan itu selanjutnya akan dikembangkan lebih lanjut menjadi
kalimat yang lengkap.

E. Menjelaskan Unsur-Unsur Pembangun Cerpen yang Didengarkan


Unsur-unsur pembangun karya sastra fiksi ialah tema, latar, penokohan,
alur, pesan, sudut pandang, dan konflik.
Tema merupakan ide dasar cerpen, sedangkan pesan merupakan nilai atau
nasihat yang akan disampaikan penulis kepada calon pembacanya. Tema
bersifat umum, misalnya percintaan remaja, persahabatan, petualangan,
dan kesetiakawanan sosial. Pesan lebih spesifik atau lebih khusus dan
merupakan penjabaran lebih lanjut dari tema.

Latar cerita merujuk kepada latar fisik, psikologis, dan sosial. Latar fisik
berupa tempat, lokasi, kota atau lainnya yang secara fisik tampak atau
dapat diamati.

Penokohan adalah proses menghadirkan tokoh oleh penulis fiksi.


Pengarang atau penulis karya sastra fiksi dapat menampilkan tokoh dengan
berbagai cara, di antaranya melalui narasi pengarang, dialog antartokoh,
tingkah laku tokoh, penulisan fisik tokoh, komentar tokoh terhadap tokoh
lain, penciptaan latar, dan perpaduan dari cara-cara itu.

Alur dan konflik mempunyai hubungan yang sangat erat, selain unsur-
unsur yang lain. Alur adalah rangkaian peristiwa yang membangun
keutuhan cerita fiksi. Selanjutnya, rangkaian peristiwa yang terikat oleh
latar yang di dalamnya terdapat tokoh secara bersama-sama akan
membangun konflik. Secara sederhana, konflik itu dimulai dari adanya
pertentangan, menuju klimaks, dan mengarah menuju penyelesaian.

Sudut pandang merujuk pada sudut pandang penulis dalam mendudukkan


keseluruhan cerita. Sudut pandang sebagai orang pertama, orang kedua,
orang ketiga, dan orang serba bisa akan berpengaruh terhadap jalannya
cerita dan akhir dari cerita itu.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Setelah mendengarkan laporan, terkadang kita harus memberikan
tanggapan. Kegiatan memberikan tanggapan terhadap laporan memang
tidak selalu harus dilakukan. Apabila harus memberikan tanggapan,
tanggapan yang diberikan terhadap informasi dari sebuah laporan tersebut
dapat dilakukan secara lisan dan tertulis.

B. Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi


Pada saat terlibat dalam suatu diskusi, apalagi sebagai peserta yang aktif,
hal yang pasti akan kamu lakukan ialah mengajukan pertanyaan atau
tanggapan terhadap salah satu pokok pembicaraan. Salah satu keterampilan
yang dibutuhkan ialah keterampilan menggunakan ungkapan dan
penyambung antarkalimat yang sesuai. Keterampilan itu sangat diperlukan
mengingat pada saat mengajukan pertanyaan atau tanggapan kita pasti
akan menggunakan ungkapan dan penyambung anatarkalimat.

Untuk mengenali beragam ungkapan dan penyambung antarkalimat, kamu


dapat mengidentifikasi ungkapan dan penyambung antarkalimat dalam
bacaan atau wacana lisan dari seseorang yang sedang berbicara. Beberapa
contoh penggunaan ungkapan dan penyambung antarkalimat dipaparkan
berikut ini.
Selain memerhatikan penggunaan ungkapan dan penyambung antarkalimat,
kita perlu memerhatikan hal-hal penting berikut ini pada saat mengajukan
pertanyaan atau memberikan tanggapan dalam suatu diskusi.

(1) Pertanyaan atau tanggapan harus relevan atau sesuai dengan topik
diskusi.
(2) Agar gagasanmu jelas dan runtut, pertanyaan atau tanggapan sebaiknya
disiapkan terlebih dahulu secara tertulis sebelum dikemukakan secara lisan.
(3) Sampaikan pertanyaan atau tanggapan itu secara singkat, jelas, dan
langsung pada pokok persoalan!
(4) Pertanyaan yang diberi nomor (dipilah-pilah) lebih baik daripada dalam
bentuk uraian panjang lebar.
(5) Ungkapkan pertanyaan atau tanggapan itu secara santun dan usahakan
secara optimal tidak menyinggung perasaan orang lain, baik narasumber
maupun peserta yang lain dalam diskusi!

Apakah perbedaan antara pertanyaan dan tanggapan? Untuk lebih jelasnya,


perhatikan perbedaan tanggapan dan pertanyan yang dipaparkan dalam
tabel berikut ini!
C. Membaca Intensif Berbagai Pola Paragraf
Dilihat dari proses berpikir, menyimpulkan isi teks setingkat lebih tinggi
daripada memahami dan meringkas teks. Memahami isi teks dapat
dilakukan denganmenemukan ide pokok dan ide penjelas dalam teks.
Demikian juga meringkas teks dilakukan dengan mencatat dan menuangkan
kembali ide-ide yang telah ditemukan dari suatu teks ke dalam kalimat-
kalimat baru yang lebih ringkas. Selanjutnya, menyimpulkan teks berupa
kegiatan menarik inferensi atau konklusi berdasarkan isi teks yang telah
dipahami.
Untuk menyimpulkan isi teks, perhatikan langkah-langkah berikut ini!
1. Membaca teks secara keseluruhan satu atau dua kali
2. Mencatat ide-ide pokok setiap paragraf dalam teks tersebut
3. Menghubung-hubungkan ide-ide pokok antarparagraf untuk merumuskan
simpulan sementara
4. Membaca sekali lagi teks secara keseluruhan sambil “menguji” simpulan
sementara yang telah dirumuskan
5. Menyempurnakan rumusan simpulan teks

D. Menulis Paragraf Persuasi


1. Menentukan Topik Persuasi

Dalam memilih dan menentukan topik, pertimbangan utama yang perlu


diperhatikan ialah tujuan menulis topik itu. Topik persuasi ditulis untuk
meyakinkan dan memengaruhi orang lain (pembaca). Pembaca akan
memiliki kepercayaan terhadap isi tulisan dan penulisnya apabila isi tulisan
itu benar, menarik, dan bermanfaat.

2. Menyusun Kerangka Paragraf Persuasi

Kerangka paragraf dihadirkan agar paragraf yang dihasilkan mengandung


gagasan yang runtut, tidak tumpang tindih, dan jelas pola
pengembangannya. Oleh karena paragraf berisi gagasan utama (dalam
kalimat utama) dan gagasan penjelas (dalam kalimat-kalimat penjelas),
kerangka paragraf berisi gagasan utama dan gagasan-gagasan penjelas.
Gagasan-gagasan itu selanjutnya akan dikembangkan lebih lanjut menjadi
kalimat yang lengkap.

E. Menjelaskan Unsur-Unsur Pembangun Cerpen yang Didengarkan


Unsur-unsur pembangun karya sastra fiksi ialah tema, latar, penokohan,
alur, pesan, sudut pandang, dan konflik.

Tema merupakan ide dasar cerpen, sedangkan pesan merupakan nilai atau
nasihat yang akan disampaikan penulis kepada calon pembacanya. Tema
bersifat umum, misalnya percintaan remaja, persahabatan, petualangan,
dan kesetiakawanan sosial. Pesan lebih spesifik atau lebih khusus dan
merupakan penjabaran lebih lanjut dari tema.

Latar cerita merujuk kepada latar fisik, psikologis, dan sosial. Latar fisik
berupa tempat, lokasi, kota atau lainnya yang secara fisik tampak atau
dapat diamati.

Penokohan adalah proses menghadirkan tokoh oleh penulis fiksi.


Pengarang atau penulis karya sastra fiksi dapat menampilkan tokoh dengan
berbagai cara, di antaranya melalui narasi pengarang, dialog antartokoh,
tingkah laku tokoh, penulisan fisik tokoh, komentar tokoh terhadap tokoh
lain, penciptaan latar, dan perpaduan dari cara-cara itu.

Alur dan konflik mempunyai hubungan yang sangat erat, selain unsur-
unsur yang lain. Alur adalah rangkaian peristiwa yang membangun
keutuhan cerita fiksi. Selanjutnya, rangkaian peristiwa yang terikat oleh
latar yang di dalamnya terdapat tokoh secara bersama-sama akan
membangun konflik. Secara sederhana, konflik itu dimulai dari adanya
pertentangan, menuju klimaks, dan mengarah menuju penyelesaian.

Sudut pandang merujuk pada sudut pandang penulis dalam mendudukkan


keseluruhan cerita. Sudut pandang sebagai orang pertama, orang kedua,
orang ketiga, dan orang serba bisa akan berpengaruh terhadap jalannya
cerita dan akhir dari cerita itu.

Unit 3 Mencegah Penyalahgunaan Obat-obatan Terlarang


Bukan rahasia lagi, penggunaan napza (narkotika, psikotropika, dan zat
aditif) sudah merasuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terlebih-
lebih kalangan remaja. Hal ini sangat membahayakan masa depan bangsa
kita. Oleh karena itu, penyalahgunaan napza harus dicegah secara
bersungguh-sungguh dan bersama-sama. Kerja sama semua pihak
(pemerintah, sekolah, lembaga penegak hukum, tokoh masyarakat,
masyarakat secara keseluruhan, dan generasi muda itu sendiri) diperlukan
untuk dapat memberantas dan membentengi generasi muda dari serbuan
pemasaran napza. Upaya pencegahan penggunaan napza dijadikan tema
dalam pembelajaran ini agar kamu mengetahui bahaya penggunaan napza,
menghindarinya, dan sekaligus ikut berpartisipasi memberantasnya secara
bersama-sama. Melalui belajar mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis, marilah kita lebih mengenal napza untuk menghindarinya dan
memberantas penyebarannya di masyarakat.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Sebelum belajar menemukan fakta dan pendapat, ada baiknya kamu
mengenal ciri-ciri fakta dan pendapat. Perhatikan ciri-ciri fakta dan
perbandingannya dengan pendapat di bawah ini!

B. Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi


Menolak pendapat artinya tidak menyetujui atau tidak sependapat dengan
pendapat yang dikemukakan orang lain. Sementara itu, menyetujui
pendapat berarti sependapat atau sepaham dengan pendapat orang lain.

Berikut ini contoh cara menolak atau menyetujui suatu pendapat dalam
diskusi.
C. Membaca Intensif Berbagai Pola Paragraf
Apabila kalimat utamanya diletakkan pada awal paragraf (kalimat pertama
atau mungkin juga kedua), paragraf itu termasuk paragraf deduktif. Apabila
kalimat utamanya diletakkan di akhir paragraf, paragraf itu disebut paragraf
induktif. Selanjutnya apabila kalimat utamanya diletakkan di awal paragraf
dan kemudian ditegaskan kembali di akhir paragraf, paragraf itu dinamakan
paragraf deduktif-induktif atau paragraf campuran.

D. Menulis Paragraf Persuasi


Menyusun paragraf persuasi berdasarkan kerangka paragraf merupakan
proses mengembangkan kalimat-kalimat persuasif yang dirangkai dalam
sebuah paragraf.

Kalimat-kalimat yang dikembangkan setidak-tidaknya terdiri dari subjek dan


predikat. Ide pokok diwadahi dalam kalimat utama dan ide-ide penjelas
diwadahi dalam kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu harus
saling berhubungan dan berhubungan pula dengan kalimat utamanya.

E. Mendengarkan Pembacaan Teks Drama


Yang perlu diperhatikan ketika berdiskusi mengenai isi teks drama adalah:
(a) bagaimana cara menemukan isi teks drama terutama mengenai tema,
pesan, penokohan, dan latar,
(b) bukti-bukti pendukung setiap unsur teks drama yang ditemukan
tersebut (kutipan-kutipan dari teks drama), dan
(c) kemenarikan isi teks drama tersebut. Artinya, mengapa isi teks drama
itu menarik sehingga didiskusikan?

Hasil yang dicapai melalui kegiatan mendiskusikan isi teks drama ialah
dicapainya pemahaman yang lebih mendalam dan apresiatif mengenai
unsur-unsur pembangun (aspek-aspek) teks drama. Pemahaman yang lebih
mendalam itu ditandai oleh kemampuanmu dalam menjelaskan hasil
diskusi, yakni lancar, mendalam, dan penuh apresiasi (apresiatif).

Unit 4
Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Remaja mempunyai kekayaan potensial yang perlu dikembangkan. Potensi
itu meliputi kecerdasan intelegensi (Intelegensia Quotient/IQ), emosional
(Emotional Quotient/EQ), spiritual (Spiritual Quotient/SQ), dan potensi
untuk menghadapi dan memecahkan masalah atau kecerdasan mengubah
hambatan menjadi peluang (Adversity Quotient/AQ). Dalam pendidikan,
empat potensi itu seharusnya mendapat perhatian yang seimbang. Akan
tetapi, kenyataannya selama ini pendidikan hanya ditekankan pada aspek
intelektual dan cenderung mengesampingkan aspek emosional dan spiritual.
Keadaan yang demikian itu sungguh tidak menguntungkan bagi remaja dan
sekaligus masa depan bangsa. Nah melalui belajar membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara serta apresiasi sastra pada unit ini,
pengembangan potensi remaja tersebut coba diungkapkan dan
dikembangkan, khususnya potensi dalam dirimu.
A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan
Pendapat biasanya berasal dari sumber berita atau penulis berita
(wartawan). Pendapat bisa salah atau benar, tergantung bukti-bukti
pendukungnya.

Apabila ditelusuri lebih jauh, ciri-ciri pendapat ialah sebagai berikut.

Pendapat berbeda dengan fakta. Sebagai pembandingan, perhatikan ciri-ciri


fakta berikut ini!

B. Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi


Argumen adalah alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau
menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Selanjutnya,
argumentasi adalah pemberian alasan untuk mendukung atau menolak
suatu pendapat. Berargumentasi artinya memberikan alasan ketika
menerima atau menolak suatu pendapat.

Hal-hal yang perlu kita perhatikan sebelum menyusun argumentasi ialah.


(1) Kita harus mengetahui dengan jelas permasalahan yang didiskusikan
atau dibahas dalam diskusi.
(2) Kita harus mempertimbangkan pendapat-pendapat yang berbeda atau
bertentangan dengan pendapat kita. Artinya, kita harus mengetahui sudut
pandang pihak lawan mengenai permasalahan yang sedang dibicarakan.
(3) Kita harus mendasarkan argumen kita pada fakta-fakta yang dapat
diandalkan, misalnya hasil penelitian, teori, pandangan ahli, dan data
terbaru.

Setelah melakukan persiapan di atas, ada beberapa hal lain yang perlu kita
perhatikan pada waktu menyampaikan argumentasi, yaitu
(1) Pokok permasalahan yang akan kita bicarakan harus jelas. Pendapat
yang akan diterima atau ditolak harus kita sampaikan dengan jelas.
(2) Bahasa yang kita gunakan harus jelas. Istilah-istilah yang dipakai harus
dimengerti pihak lawan. Jika ada istilah baru atau asing, kita harus
memberikan penjelasan mengenai arti atau definisi istilah itu.
(3) Bahasa yang kita gunakan harus sopan, tidak menyinggung perasaan
pihak lawan, dan objektif. Artinya, kita menerima atau menolak pendapat
lawan, bukan peribadinya. Oleh karena itu, penting untuk diingat bahwa
kekuatan argumentasi kita lebih didasarkan pada kekuatan fakta-fakta dan
analisis kita atas fakta-fakta yang ada bukan berdasarkan pada keinginan
menjatuhkan lawan.
(4) Apabila ternyata fakta-fakta dan analisis lawan lebih unggul dari milik
kita, kita harus bersedia menerimanya.

C. Membaca Intensif Berbagai Pola Paragraf


1. Menemukan Kalimat yang Mangandung Gagasan Utama
Bagaimana kiat menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama?

a. Temukan kalimat yang isinya selalu atau beberapa kali dirujuk oleh
kalimat yang lain!
b. Hubungkan kalimat yang telah ditemukan tersebut sekali lagi dengan
kalimatkalimat lain untuk memastikan bahwa kalimat tersebut memang
merupakan kalimat utama yang dijelaskan oleh kelimat lainnya!

Pada paragraf deduktif, kalimat utamanya diletakkan di awal paragraf, lalu


disusul kalimat-kalimat penjelasnya. Pada paragraf induktif, kalimat
utamanya diletakkan di akhir paragraf setelah kalimat-kalimat penjelasnya.
Pada paragraf campuran, kalimat utama terletak di awal dan akhir paragraf,
sedangkan pada paragraf deskriptif atau naratif, kalimat utamanya tersebar
di seluruh bagian paragraf. Dengan kata lain, semua kalimatnya merupakan
kalimat utama.

2. Mendaftar Butir-butir yang Merupakan Gagasan Pendukung

Untuk mendaftar butir-butir yang merupakan gagasan pendukung,


langkahlangkah yang dilakukan ialah
(a) terlebih dahulu temukan dan pastikan gagasan utama (dalam kalimat
utama),
(b) temukan gagasan pendukung dalam kalimat pendukung, dan
(c) tandai butir-butir gagasan yang merupakan gagasan pendukung.

D. Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif


Sebelum menulis paragraf dengan pola yang mana pun, gagasan utamanya
atau ide pokoknya harus jelas.

Dalam paragraf induktif, kalimat terakhir merupakan kalimat utama yang


merupakan kesimpulan dari kalimat-kalimat sebelumnya. Dalam paragraf
deduktif, kalimat pertama merupakan kalimat utama yang berisi suatu
pernyataan umum yang dijabarkan dengan kalimat-kalimat berisi gagasan
penjelas.

Oleh karena itu saat menulis paragraf induktif dengan lima kalimat,
misalnya, kalimat pertama, kedua, ketiga, dan keempat masing-masing
berisi gagasan penjelas. Dari kalimat-kalimat penjelas itu, dimunculkan
kalimat terakhir yang merupakan kesimpulan dan merupakan kalimat
utama.

E. Mendengarkan Pembacaan Teks Drama


Menyimpulkan isi teks drama yang didengarkan merupakan proses
menemukan simpulan dari teks drama yang didengarkan tersebut. Dengan
demikian, ada dua hal penting dalam kegiatan ini, yakni proses menemukan
simpulan dan simpulannya itu sendiri.

Dalam kamus, simpulan atau kesimpulan diartikan sebagai kesudahan


pendapat atau pendapat terakhir berdasarkan uraian sebelumnya.

Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari teks drama yang dibaca atau
didengarkan bisa bermacam-macam.
Unit 5
Mengembangkan Diri Melalui Kegiatan Belajar
Selama ini, banyak pelajar umumnya berpandangan bahwa aktivitas belajar
itu mencakup kegiatan membaca buku pelajaran atau sumber tertulis
lainnya, memahaminya, memberi garis bawah, menghafal, dan mengingat
segala hal yang telah dibaca tersebut. Suatu saat nanti, yang diingat itu akan
dikeluarkan kembali untuk menjawab ulangan atau ujian, yang umumnya
berbentuk pilihan ganda dan jawaban singkat. Benarkah demikian? Tidak!
Belajar mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Aktivitas belajar
sebagaimana yang telah disebut di atas hanyalah sebagian kecil dari kegiatan
belajar. Mengamati suatu peristiwa, objek, atau apa saja yang ada di
sekitarmu, kemudian menghubungkannya dengan bahan bacaan,
memikirkannya, dan mendiskusikannya merupakan kegiatan belajar yang
sangat baik. Bahkan, meneliti dan menulis tentang sesuatu berdasarkan hasil
pengamatan dan bahan bacaan juga termasuk kegiatan belajar yang sangat
penting. Pendek kata, semua aktivitas yang mengarah pada persiapan ke
arah memasuki kehidupan, termasuk kegiatan belajar dan bukan sekadar
untuk menghadapi ujian.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Pembelajaran ini difokuskan untuk menanggapi berita lisan yang berisi
fakta. Artinya, sumber bahan yang akan ditanggapi ialah berita di radio atau
televisi yang didengarkan.

Tanggapan dalam realisasinya dapat berupa kritik, saran, komentar,


pernyataan atau bentuk lainnya terhadap materi yang kita dengarkan.
Dilihat dari sikap dan tujuan memberi tanggapan, tanggapan dapat
dibedakan menjadi tanggapan positif dan tanggapan negatif. Tanggapan
positif didasari oleh sikap dan tujuan positif atau berbaik sangka sehingga
mengarah kepada kritik, saran, komentar, dan pernyataan yang baik (isinya
positif). Tanggapan negatif didasari oleh sikap dan tujuan negatif
sehingga mengarah pada kritik, saran, komentar, dan pernyataan negatif.

B. Menyampaikan Inti Sari Buku


Pembelajaran ini difokuskan untuk mencatat hal-hal menarik atau
mengagumkan dari seorang tokoh dalam biografi, kemudian membuatnya
menjadi inti sari biografi tokoh dan menyampaikan inti sari tersebut kepada
teman sekelas.
Intisari biografi tokoh secara garis besar dapat dipilah-pilah menjadi
pengalaman masa kecilnya, pengalaman pendidikan, jenjang karier yang
dicapai dan prestasi-prestasinya, masa tua, dan akhir hayatnya.

C. Membaca Intensif Berbagai Pola Paragraf


Pembelajaran ini difokuskan untuk menarik kesimpulan dari isi keseluruhan
paragraf.

Menarik kesimpulan merupakan proses menemukan dan merumuskan


kesimpulan setelah membaca berkali-kali teks atau bacaan.
Cara menarik kesimpulan suatu teks yang dibaca adalah:
(1) Temukan ide pokok setiap paragraf.
(2) Setelah ide pokok setiap paragraf itu ditemukan dan dicatat, cobalah
hubung-hubungkan ide-ide pokok itu dengan keseluruhan isi teks.
(3) Berdasarkan langkah pertama dan kedua, rumuskan kesimpulan
sementara teks itu.
(4) Bacalah sekali lagi seluruh teks tersebut dan hubungkan dengan
kesimpulan sementara yang telah dihasilkan! Melalui proses ini diharapkan
kesimpulan sementara itu dapat dimantapkan dan dipastikan.

D. Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif


Pembelajaran ini difokuskan untuk membuat kerangka paragraf deduktif dan
induktif dan menulis paragraf deduktif dan induktif berdasarkan kerangka
tersebut serta mendiskusikan hasilnya bersama teman.

Kerangka paragraf menggambarkan garis besar isi paragraf yang akan


ditulis. Oleh karena paragraf itu berisi kalimat utama dan kalimat penjelas
yang masingmasing berisi gagasan utama (ide pokok) dan gagasan penjelas
(ide penjelas), kerangka paragraf hakikatnya menunjukkan gagasan utama
dan gagasan penjelas (gagasan pendukung) yang akan dikembangkan
dalam paragraf itu.

Unit 6
Menekuni Kegemaran
Kita semua tentu memiliki kegemaran. Ada di antara kita yang mempunyai
kegemaran sama dan ada juga yang berbeda. Ada yang mempunyai
kegemaran membaca, berpetualang, berekreasi, memelihara hewan,
memancing, dan berolah raga. Faktor apakah yang mendorong munculnya
kegemaran? Secara garis besar, ada dua faktor, yakni faktor bawaan sejak
lahir dan faktor lingkungan (keluarga, teman sepermainan, dan
masyarakat). Kehidupan pada masa yang akan datang jelas semakin penuh
persaingan. Oleh karena itu, kita harus dapat memilih kegemaran mana
yang harus ditekuni dan dikembangkan dan kegemaran mana pula yang
perlu ditinjau lagi dan bahkan ditinggalkan. Melalui kegiatan membaca,
menulis, mendengarkan, berbicara, dan mengapresiasi sastra, kamu akan
diajak mengenal kegemaran ke arah yang lebih produktif

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Keterampilan mengemukakan tanggapan akan dibutuhkan ketika kamu
memasuki dunia pekerjaan, melanjutkan studi, bahkan dalam kehidupanmu
sehari-hari di tengah masyarakat.

Untuk mengingatkanmu, perhatikan persamaan dan perbedaan tanggapan


terhadap fakta dan pendapat berikut ini!
B. Menyampaikan Inti Sari Buku
Syarat untuk menghasilkan kalimat yang tidak berbelit-belit yaitu sebagai
berikut

(1) Gunakan kosa kata yang sudah populer bagi pembicara dan terlebih-
lebih bagi calon pendengar!
(2) Struktur kalimatnya sederhana dan jelas subjek, predikat, dan objeknya.
(3) Hindari kalimat yang panjang dalam aktivitas berbicara maupun
menulis!

C. Membaca Intensif Berbagai Pola Paragraf


Supaya kita lebih mudah menemukan kalimat utama, kita perlu mengingat
lagi ciri-ciri gagasan utama. Perhatikan tabel berikut ini!
D. Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif
Dari kerangka paragraf deduktif dapat dihasilkan paragraf induktif. Kerangka
paragraf deduktif letak kalimat utamanya di awal paragraf, sedangkan pada
kerangka paragraf induktif letak kalimat utamanya di akhir paragraf. Oleh
karena itu, apakah cukup dengan membalik atau memindah letak kalimat
utamanya? Secara umum memang demikian. Akan tetapi, masih perlu
penyesuaian-penyesuaian atau pengorganisasian pada gagasan-gagasan
pendukungnya.

E. Membaca dan Menanggapi Gurindam


Gurindam merupakan bentuk puisi lama.
Ciri-ciri gurindam, antara lain:
(1) setiap bait terdiri dari dua baris;
(2) baris pertama dan kedua semuanya merupakan isi;
(3) bersajak a a (persamaan bunyi pada akhir baris pertama sama dengan
bunyi pada akhir baris kedua);
(4) setiap baris umumnya terdiri dari empat kata;
(5) berisi nasihat;
(6) umumnya terdiri dari 10–14 baris.

Unit 7
Mencegah Masalah Kenakalan Remaja
Tawuran pelajar atau kenakalan remaja sering terjadi. Penyebab tawuran
pelajar bermacam-macam, mulai dari masalah sepele sampai masalah
antarsekolah. Pelajar sebagai individu terdidik seharusnya dapat berpikir
rasional setiap kali menghadapi masalah sehingga tawuran pelajar tidak
terjadi. Jika kita cermati, sebagaimana yang dilaporkan oleh media massa,
tawuran pelajar telah menjadi fenomena aktual yang sesungguhnya tidak
layak dilakukan oleh siswa. Pelajar sebagai komunitas terpelajar seharusnya
dapat memberi contoh yang baik bagi komunitas lain yang tidak bersekolah.
Akan tetapi kenyataan berbicara lain, tawuran pelajar telah menggejala di
tengah masyarakat kita saat ini. Melalui kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara serta mengapresiasi sastra, kamu dapat
mencegah masalah kenakalan remaja ini, bukan justru terlibat di dalamnya.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Secara umum, pertanyaan mengenai fakta dalam berita atau laporan akan
berkisar pada jenis-jenis pertanyaan berikut:
(a) kejadian atau peristiwa apa yang terjadi atau dilaporkan dalam berita
itu,
(b) mengapa kejadian atau peristiwa itu terjadi,
(c) siapa para pelaku yang terlibat dalam kejadian atau peristiwa itu,
(d) di mana kejadian atau peristiwa itu terjadi,
(e) kapan kejadian atau peristiwa itu terjadi,
(f) bagaimana akhir atau kesudahan kejadian atau peristiwa itu, dan
(g) pelajaran apa yang dapat dipetik dari kejadian atau peristiwa itu.

B. Menyampaikan Topik Suatu Uraian atau Cerita yang Didengar


Mencatat pokok-pokok uraian untuk bahan berbicara berarti menemukan
hal-hal penting dalam materi simakan yang siap digunakan untuk berbicara.
C. Membaca Intensif Berbagai Pola Paragraf
Gagasan pendukung merupakan jabaran lebih lanjut dari gagasan utama.
Oleh karena itu, gagasan pendukung dapat berupa:
(a) contoh dari gagasan utama,
(b) rincian gagasan utama,
(c) penjelasan atau uraian lebih lanjut dari rincian gagasan utama, dan
(d) data yang memperjelas gagasan utama.

Cara menemukan kalimat yang berisi gagasan pendukung ialah


(1) temukan dahulu kalimat utamanya (kalimat yang mengandung ide
pokok atau gagasan utama) dan
(2) apabila kalimat utamanya telah ditemukan, berarti kalimat-kalimat yang
lain sebagai kalimat-kalimat penjelas (mengandung gagasan penjelas atau
gagasan pendukung).

D. Menulis Laporan Diskusi


Laporan setidaknya memenuhi lima syarat, yakni benar dan objektif; dibuat
secara cermat dan konsisten; jelas dan tegas; lengkap; dan langsung pada
masalah atau perihal yang dilaporkan.

Setiap laporan setidaknya mengandung unsur, yaitu perihal atau pokok-


pokok isi yang dilaporkan, waktu atau rentang waktu kegiatan yang
dilaporkan, tujuan atau pihak yang akan memerima laporan, tempat
pelaksanaan kegiatan, hasil yang dicapai dari suatu kegiatan,
masalahmasalah yang dihadapi dan alternatif pemecahannya, serta nama
penulis laporan. Unsur-unsur laporan tersebut dapat ditambah atau
dikurangi sesuai dengan kegiatan atau perihal yang dilaporkan serta
keperluan setiap laporan yang dibuat.

E. Membaca dan Menanggapi Gurindam


Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris
kalimat dengan irama akhir yang sama dan merupakan satu kesatuan yang
utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah, atau perjanjian dan
baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian
pada baris pertama tadi.

Ada lima hal yang berkaitan dengan gurindam yang perlu kamu apresiasi
dan diskusikan. Kelima hal itu ialah (a) memerhatikan kelancaran
membawakan gurindam, (b) mendiskusikan arti kata sulit dalam gurindam,
(c) membicarakan pesanpesan yang terdapat dalam gurindam, (d)
mengaitkan isi gurindam dengan kehidupan masa kini, (e) menyimpulkan
pesan-pesan yang terdapat dalam gurindam.

Sudah menjadi pengetahuan umum dalam dunia sastra bahwa gurindam


yang sangat terkenal ialah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Raja
Ali Haji telah dikukuhkan sebagai pahlawan nasional pada 10 November
2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Unit 8
Menyikapi Berbagai Pengaruh Budaya Asing
Apakah budaya asing itu selalu negatif? Atau sebaliknya, apakah budaya
asing itu selalu unggul atau mempunyai nilai lebih? Apabila kita cerdas
dalam menyerap dan menyikapi berbagai budaya asing, pengaruh budaya
asing dapat dimanfaatkan untuk memacu kemajuan bangsa kita. Sebagai
contoh, kedisiplinan, ketertiban, dan semangat kerja keras dari suatu
negara misalnya, apabila kita mau, dapat kita pelajari dari mereka. Akan
tetapi sebaliknya, apabila yang kita serap itu mengenai pola hidup bebas,
pakaian ketat, dan rok mininya, bukan manfaat yang dapat kita peroleh,
tetapi penurunan martabat bangsa. Nah, marilah belajar membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara serta mengapresiasi sastra dengan muatan
sikap yang tepat terhadap berbagai pengaruh budaya asing.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Menjawab pertanyaan merupakan salah satu bentuk tanggapan terhadap
informasi yang didengar atau dibaca. Pada bagian ini, kamu akan belajar
menjawab pertanyaan dalam kaitannya dengan informasi yang didengar.
Artinya, kegiatan menjawab pertanyaan didahului atau diawali dengan
mendengarkan informasi yang dikemas dalam berita atau laporan. Berita
atau laporan setiap saat dapat kita dengar, baik secara langsung maupun
tidak langsung sebagaimana yang disiarkan melalui radio atau televisi.

Kiat-kiat yang perlu diperhatikan pada saat menjawab pertanyaan mengenai


pendapat adalah:
1. Pahami secara tepat isi pendapat!
2. Pahami arah pertanyaan mengenai pendapat tersebut! Arah pertanyaan:
a. meminta penjelasan lebih lanjut atau menggali lebih dalam;
b. sekadar meminta persetujuan (ya) atau penolakan (tidak);
c. meminta pandangan atau pendapat atas pendapat;
d. mengetahui latar belakang pendapat;
e. mengetahui tujuan dimunculkannya pendapat.
3. Mencoba menjawab pertanyaan dengan menghasilkan jawaban
sementara.
4. Memantapkan jawaban (sementara) yang telah dihasilkan dengan cara
menghubungkan atau melihat kembali pertanyaan yang tersedia.

Bagaimana menerapkan uraian dan kiat-kiat di atas? Perhatikan tabel


berikut ini!
B. Menyampaikan Topik Suatu Uraian atau Cerita yang Didengar
Menyampaikan secara lisan isi uraian atau cerita yang telah didengar kepada
teman merupakan praktik berbicara.

Bagaimana cara mendengarkan secara cermat agar dapat bercerita secara


cermat dan tepat kepada orang lain? Seperti telah dibahas dalam unit-unit
sebelumnya, pada saat mendengarkan, sebagaimana membaca, hal yang
perlu diperhatikan ialah memahami isi uraian atau cerita yang didengar. Isi
uraian atau cerita itu secara umum berupa fakta, informasi, pendapat, dan
mungkin juga hasil penelitian.

Bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan kepada orang lain uraian
lisan yang telah didengar? Setelah kegiatan mendengarkan dilakukan
dengan baik, pendengar atau penyimak setidaknya telah menangkap ide-ide
pokok. Ide-ide pokok yang telah dicatat itulah yang dijadikan bahan
berbicara khususnya menyampaikan secara lisan bahan-bahan yang telah
didengarkan. Prinsip dasar yang perlu diperhatikan ialah jangan menambah
atau mengurangi informasi yang didengar.

C. Membaca Intensif Berbagai Pola Paragraf


Ketika menjelaskan sesuatu kepada orang lain, apalagi yang abstrak,
penulis dapat menggunakan contoh.

Kata-kata yang biasanya mengawali adanya contoh ialah seperti, misalnya,


atau contohnya. Kata-kata tersebut merupakan ciri penanda bahwa bagian
kalimat setelah kata-kata penghubung itu merupakan contoh.

D. Menulis Laporan Diskusi


Berdiskusi merupakan kegiatan ilmiah yang bersifat argumentatif. Berdiskusi
juga merupakan kegiatan terencana yang bertujuan. Laporan diskusi
disusun sesuai dengan kebutuhan dan ditujukan kepada pihak-pihak yang
berpentingan. Calon penerima laporan diskusi ialah
(a) anggota yang terlibat dalam diskusi,
(b) guru, apabila diskusi itu dilaksanakan (siswa) atas perintah guru,
(c) sponsor, apabila diskusi terlaksana atas dukungan dan biaya dari
sponsor tertentu,
(d) atasan, apabila diskusi dilaksanakan atas perintah atasan (di suatu
kantor atau unit kerja atau instansi tertentu).

Laporan diskusi harus memuat


(a) tujuan diskusi,
(b) topik diskusi,
(c) waktu pelaksanaan dan tempat diskusi,
(d) peserta diskusi,
(e) pemikiran atau catatan-catatan yang berkembang dalam proses diskusi,
(f) kesimpulan yang dapat dicapai dalam diskusi, dan
(g) rekomendasi yang diusulkan oleh peserta diskusi terhadap sesuatu yang
menjadi isu sentral kegiatan diskusi.

E. Membacakan Puisi Karya Sendiri


Membawakan puisi berarti menampilkan hasil pemahaman dan penghayatan
puisi dalam bentuk ekspresi lisan yang didukung oleh lafal, intonasi, dan
mimik serta gerak anggota badan secara tepat.

Dokumentasi puisi bermanfaat untuk memotivasi dirimu untuk terus


berkarya, khususnya puisi. Adanya dokumentasi yang rapi dan tertib
diharapkan dapat menyemangati kalian untuk terus berkarya.

Aspek-aspek berikut, yaitu lafal, intonasi, penghayatan, ekspresi mimik, dan


gerak anggota tubuh dapat dimanfaatkan untuk mengamati tampilan orang
lain saat membawakan puisi dan sekaligus dapat digunakan untuk berlatih
membawakan puisi karya sendiri.

Unit 9
Memilih Hiburan yang Bermanfaat
Salah satu kebutuhan hidup manusia ialah memperoleh hiburan. Apalagi
bagi remaja, hiburan merupakan kebutuhan yang penting. Berbagai cara
dan bahkan biaya dikeluarkan untuk memperoleh hiburan. Sebagai generasi
yang cerdas, kamu harus dapat memilih hiburan yang mempunyai nilai
tambah. Artinya, hiburan yang dipilih bukan sekadar dapat menghibur,
melainkan juga dapat memberi inspirasi untuk berkreasi, bahkan
menambah wawasan dan pemikiran positif. Untuk itu, kamu harus selektif
dalam memilih hiburan. Nah melalui aktivitas mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis serta apresiasi sastra pada unit ini, diharapkan
dapat membantumu dalam memilih hiburan yang selektif tersebut.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Dari beragam kegiatan mendengarkan informasi, mencatat pokok-pokok isi,
dan menanggapinya, semuanya bermuara pada proses dan hasil memahami
informasi yang berasal dari berbagai sumber.

Pada bagian ini, kamu mempelajari kembali atau terlibat dalam proses
mendengarkan informasi dari suatu uraian atau ceramah dan kemudian
mencatat pokok-pokok isinya. Intinya, kamu diharapkan dapat menangkap
saripati (isi) yang terkandung di dalamnya dan kemudian mencatatnya.
Sebagaimana halnya dalam wacana atau teks tertulis, saripati teks lisan
juga dapat ditemukan dalam setiap penggalan ceramah atau uraian yang
disebut paraton (paragraf lisan). Ciri penandanya ialah adanya penghentian
atau jeda yang cukup lama dalam satuan-satuan penggalan tertentu.

Untuk berlatih, idealnya kamu harus mengikuti atau mendengarkan


ceramah atau uraian lisan. Ingat, keterampilan yang dikembangkan melalui
pembelajaran ini ialah mendengarkan, bukan membaca.

B. Menyampaikan Topik Suatu Uraian atau Cerita yang Didengar


Pertanyaan yang baik dan berbobot hendaknya memenuhi syarat, yaitu
(a) relevan atau sesuai dengan isi uraian,
(b) pertanyaan dikemukakan secara ringkas dan langsung pada
permasalahan (tidak berbelit-belit), dan
(c) arah pertanyaan harus jelas.
Seperti telah dijelaskan dalam unit 8, arah pertanyaan meliputi empat arah,
yakni
(1) meminta penjelasan lebih lanjut atau menggali lebih dalam;
(2) sekadar meminta persetujuan (ya) atau penolakan (tidak);
(3) meminta pandangan atau pendapat (pendapat atas pendapat);
(4) mengetahui latar belakang pendapat.

C. Membaca Intensif Berbagai Pola Paragraf


Merangkum berarti membuat bentuk ringkas dari teks yang panjang.
Rangkuman adalah hasil kegiatan merangkum. Untuk menambah
wawasanmu, perlu dijelaskan persamaan dan perbedaan rangkuman,
ringkasan, ikhtisar, resume, dan sinopsis. Persamannya, semuanya
merupakan bentuk ringkas dari teks panjang. Sementara itu, perbedaannya
dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel di bawah ini.

Bagaimanakah langkah-langkah dan rambu-rambu membuat rangkuman


paragraf? Oleh karena dalam paragraf terkandung gagasan utama dan
beberapa gagasan pendukung (gagasan penjelas), yang pertama-tama
harus dilakukan ialah membaca paragraf dan menemukan gagasan
utamanya. Setelah gagasan utama ditemukan, langkah selanjutnya ialah
menemukan gagasan-gagasan penjelas. Selanjutnya, gagasan utama dan
satu atau dua gagasan penjelas yang paling penting dirumuskan menjadi
satu dalam bentuk yang padat untuk menghasilkan rangkuman paragraf.

D. Menulis Laporan Diskusi


Laporan hasil seminar atau diskusi umumnya dilengkapi dengan lampiran
sebagai data pendukung. Tujuannya ialah agar pembaca laporan diskusi
tersebut dapat memperoleh pemahaman yang lengkap dan utuh mengenai
kegiatan seminar atau diskusi yang telah dilaksanakan dan dilaporkan.

Lampiran-lampiran yang umumnya disertakan dalam laporan diskusi ialah


makalah yang disajikan dan daftar hadir peserta. Makalah dan daftar hadir
peserta tersebut langsung dijadikan satu dengan laporan diskusi atau
seminar dan dijilid dengan baik.

E. Membaca Cerpen dan Menanggapinya


Menceritakan kembali isi cerpen berarti mengungkapkan kembali cerpen
dengan menggunakan bahasamu sendiri. Unsur-unsur pembangun sastra
(prosa fiksi) dalam cerpen ialah tema, pesan, tokoh dan penokohan, latar,
alur, dan titik pandang pengarang.

Untuk menceritakan kembali isi cerpen, gunakan bahasa yang sederhana,


ungkapkan tema dan pesan-pesan yang dapat ditemukan dalam cerpen
secara jelas, dan rangkaian peristiwa yang membangun cerita harus sesuai
dengan yang terdapat dalam cerpen! Sementara itu, mengenai tokoh dan
penokohan, latar, dan titik pandang diceritakan atau disebutkan saja apa
adanya.

Unit 10
Mengkritik Perilaku Remaja
Remaja merupakan sebutan bagi mereka yang berusia 12–18 tahun atau
sedang bersekolah di jenjang SMP dan SMA/SMK serta di awal perguruan
tinggi. Pada usia itu, mereka sangat rentan terhadap berbagai pengaruh
negatif yang berasal dari lingkungannya. Dari pengamatan sehari-hari di
sekitar kita, banyak perilaku remaja yang menyimpang atau negatif apabila
dikaitkan dengan norma yang berlaku di tengah masyarakat. Perilaku
begadang, merokok, membolos sekolah, minum minuman keras, melanggar
tata tertib sekolah, membaca buku porno, nongkrong di mal, dan berkelahi.
Perlu disadari oleh setiap remaja bahwa perilakunya itu tidak ada
manfaatnya dan bahkan berdampak negatif bagi masa depannya. Oleh
karena itu, kita perlu mengkritik bersama dengan harapan para remaja
sadar dan dapat meninggalkan perilaku negatifnya itu. Melalui kegiatan
membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara serta mengapresiasi
sastra, diharapkan kamu dapat mengkritik perilaku negatif yang ada di
lingkungan sekitarmu!

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Pertanyaan bermutu berawal dari pemahaman penanya terhadap topik yang
sedang dibahas oleh pembicara. Setelah memiliki pemahaman yang
memadai mengenai topik yang akan ditanyakan, langkah berikutnya ialah
menentukan pada sisi yang mana dari topik itu yang akan ditanyakan.

Setiap topik setidaknya mempunyai dimensi, yaitu (a) fakta atau data, (b)
hubungan-hubungan dengan hal-hal lain, (c) pengertian atau definisi, (d)
ruang lingkup atau cakupan, dan (e) teori yang menjelaskannya.

Kiat-kiat yang dapat dijadikan panduan atau rambu-rambu agar pertanyaan


yang diajukan bermutu adalah:
(1) Ikuti dan cermati penjelasan penceramah atau pemakalah!
(2) Apabila penceramah atau pemakalah membawakan makalah, bacalah
secara cepat makalah itu untuk membantu pemahamanmu terhadap
penjelasan penceramah atau pemakalah tersebut!
(3) Rumuskan pertanyaan dengan mengunakan pola 5W dan 1H, yaitu
apakah (what), siapakah (who), di manakah (where), bilamana atau kapan
(when), mengapa (why), dan bagaimana (how)! Pertanyaan dengan kata
apakah masih dapat diperluas, misalnya menjadi: Apakah pengertian;
apakah persamaan dan perbedaan; apakah hubungan; apakah penyebab;
apakah akibat; dan apakah bukti yang relevan dengan topik; dan
seterusnya.
(4) Kemukakan pertanyaan itu secara ringkas, padat, dan langsung pada
permasalahannya! Kalaupun perlu ilustrasi, pilihlah yang tepat dan
kemukakan secara ringkas!
(5) Gunakan kalimat efektif, yakni jelas subjek dan predikatnya dan
dinyatakan dalam kalimat yang pendek-pendek saja!

B. Menyampaikan Topik Suatu Uraian atau Cerita yang Didengar


Agar dapat menjawab pertanyaan secara lisan mengenai isi suatu uraian
atau cerita dengan baik, kamu harus mempunyai modal yang cukup. Modal
itu ialah:
(a) memiliki pemahaman isi dari uraian atau cerita,
(b) memahami arah pertanyaan yang diajukan,
(c) memiliki pengetahuan awal atau pengetahuan lain yang relevan dengan
isi uraian atau cerita,
(d) memiliki keterampilan menata gagasan dan merumuskannya ke dalam
kalimat efektif, dan
(e) memiliki keterampilan berbicara yang efektif.

Berikut ini cara-cara yang dapat ditempuh untuk melatih keterampilan


menjawab pertanyaan secara lisan . Pilihlah cara-cara berikut sesuai dengan
keadaan di sekolah masing-masing!

Cara 1 : Guru bercerita secara singkat mengenai sesuatu atau menguraikan


sesuatu, mengajukan pertanyaan secara lisan, dan siswa menjawab secara
lisan juga.
Cara 2 : Siswa bercerita atau menjelaskan sesuatu secara singkat,
mengajukan pertanyaan, dan siswa lain belajar menjawabnya secara lisan.
Cara 3 : Uraian atau cerita tentang sesuatu dan pertanyaannya direkam,
kemudian siswa menjawab secara lisan.
Cara 4 : Siswa mendengarkan cerita atau uraian mengenai sesuatu di radio
atau televisi, guru menyiapkan dan mengajukan pertanyaan secara lisan,
kemudian siswa menjawab pertanyaan itu secara lisan.
Cara 5 : Siswa melisankan sebuah teks diikuti dengan pertanyaan dan siswa
lain menjawabnya secara lisan.

C. Membaca Intensif Artikel


Dalam suatu paragraf, gagasan utama ditemukan dalam kalimat utama atau
kalimat topik. Kalimat utama inilah yang menceritakan kepada pembaca ide
atau gagasan yang akan dibahas dalam paragraf tersebut. Kalimat utama
yang efektif ditandai oleh adanya topik atau ide yang jelas dan sekaligus
fokus.

Salah satu ciri gagasan utama dapat dilihat dari letaknya dalam paragraf.
Mengingat paragraf paling banyak berpola induktif, deduktif, atau induktif-
deduktif, maka gagasan utama paling banyak terletak di awal, di akhir, atau
di awal dan akhir paragraf.

D. Menulis Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara
“sepintas lalu” dari sudut pandang penulisnya. Sebagai ekspresi ide yang
dituangkan secara kreatif, esai cenderung tidak terikat pada aturan teknis
yang berlaku pada dunia ilmiah akademis. Yang terpenting dalam esai ialah
konsistensi tulisan dalam kaitannya dengan gagasan pokok yang telah
dinyatakan penulisnya.

Perbedaan artikel opini dan esai sungguh sangat tipis dan bahkan ada yang
menyebutnya sama. Esai itu bentuknya, isinya opini penulis. Dilihat dari
isinya, keduanya biasanya berisi isu-isu aktual yang sedang hangat
dibicarakan orang dalam masyarakat.

E. Membaca Kumpulan Puisi dan Menanggapinya


Setiap pengarang puisi mempunyai pengalaman dan latar belakang yang
berbedabeda yang dapat memengaruhi cara pengungkapan puisinya,
sekalipun mereka menyajikan tema yang sama.
Tema puisi ibarat pokok pikiran utama dalam suatu karangan. Gaya
pengarang puisi dalam mengungkapkan karyanya akan tampak dalam
keseluruhan baris dan bait puisi. Gaya pengarang menggambarkan
bagaimana pengarang mengungkapkan tema dan pesan-pesan yang akan
disampaikan dengan menggunakan bahasa yang terpilih secara tepat.

Unit 11
Menjaga Kesehatan
Merokok memang merupakan hak setiap orang. Akan tetapi, memperoleh
udara segar dan sehat juga merupakan hak setiap orang. Di sisi lain,
industri rokok juga dapat menyerap tenaga kerja dan dapat sekaligus
mendatangkan pajak bagi negara. Akan tetapi, belanja untuk pengobatan
yang disebabkan rokok juga besar, bahkan lebih besar dari manfaat yang
dapat dipetik dari adanya industri rokok. Sampai di sini, tampak bahwa
rokok menciptakan kontroversi di tengah masyarakat walaupun tampaknya
tidak disadari. Nah melalui tema menjaga kesehatan tanpa merokok, kamu
diharapkan dapat belajar berpikir secara jernih untuk menyikapi keberadaan
rokok atau kebiasaan merokok di sekitarmu. Melalui membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara, kamu diajak untuk berpikir rasional dan kritis
terhadap keberadaan rokok yang kontroversial itu.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Mendengarkan untuk membuat ringkasan perlu dilakukan dengan penuh
konsentrasi. Ketika berkonsentrasi, apa yang dilakukan?
Pertama, menghubung-hubungkan isi atau bagian-bagian isi dalam uraian
atau ceramah yang kita dengar.
Kedua, memahami makna hubungan-hubungan yang telah ditemukan.
Ketiga, menghubung-hubungkan isi ceramah atau uraian dengan
pengalaman atau kejadian nyata yang ada di sekitar kita.
Keempat, menemukan pokok-pokok pikiran dalam uraian atau ceramah.
Kelima, mencatat pokok-pokok uraian atau ceramah dalam bentuk peta
pikiran atau catatan bersusun ke bawah yang rapi.
Ringkasan dapat diwujudkan dalam bentuk poin-poin atau pokok-pokok
pikiran atau dapat pula berupa uraian singkat yang dideskripsikan.

B. Menyampaikan Program Kegiatan


Ada tujuh hal yang perlu dikemukakan ketika menyampaikan program
kegiatan, yaitu
(a) nama program,
(b) tujuan program,
(c) langkah-langkah untuk melaksanakan program,
(d) pihak yang akan dikenai program atau sasaran program,
(e) pihak yang akan melaksanakan program (pelaksana program),
(f) dukungan dana atau anggaran yang diperlukan, dan
(g) evaluasi dan tindak lanjut program.

C. Membaca Intensif Artikel


Gagasan-gagasan pendukung (supporting ideas) dalam suatu teks (apa pun
bentuknya: laporan, berita, artikel, atau lainnya) dapat ditemukan dalam
kalimatkalimat pendukung.

Dalam sebuah paragraf yang baik hanya terdapat satu kalimat utama dan
beberapa kalimat penjelas. Apabila kalimat utama sudah ditemukan dan
dipastikan kebenarannya, secara otomatis kalimat-kalimat yang lain
berperan sebagai kalimat-kalimat penjelas yang di dalamnya terkandung
gagasan-gagasan penjelas.

D. Menulis Esai
Sebelum memulai menulis esai, ada lima langkah yang lazimnya ditempuh,
yakni
(a) memilih dan membatasi topik,
(b) merencanakan esai,
(c) merumuskan tesis,
(d) memilih pendekatan yang akan digunakan, dan
(e) menyusun kerangka tulisan.
Pertama, memilih dan membatasi topik. Pilihlah topik yang (a) sesuai
dengan minat, pengetahuan yang telah kamu miliki, dan sumber-sumber
yang tersedia (b) diminati calon pembaca (bersifat prediktif), dan (c) dapat
dikerjakan dalam rentang waktu yang tersedia serta sesuai dengan jumlah
halaman yang telah ditetapkan.

Kedua, merencanakan esai. Kegiatan yang dilakukan dalam merencanakan


esai ialah (a) menganalisis calon pembaca esai, (b) menentukan tujuan
penulisan esai, dan (c) menggali dan memetakan gagasan melalui ramu
pendapat, menulis bebas, dan mengembangkan peta pikiran.

Ketiga, merumuskan tesis. Kalimat tesis adalah penegasan opini, sikap, ide
orisinal yang dapat didebat. Rumusan tesis umumnya kontroversial. Banyak
orang yang tidak setuju dengan tesis yang dirumuskan.

Keempat memilih pendekatan yang akan digunakan. Tujuan penulisan esai


dan tesis yang dimunculkan akan menentukan penataan ide. Penataan ide
itu akan tercermin dalam bentuk narasi, deskripsi, eksplanasi (eksposisi),
persuasi, dan argumentasi. Pendekatan yang lain, misalnya pendekatan
problema dan solusi, sebab-akibat, dan perbandingan dan pengkontrasan.

Kelima, menyusun kerangka tulisan. Menyusun kerangka tulisan merupakan


langkah terakhir sebelum kegiatan menulis esai dimulai. Kerangka tulisan
esai dapat diwujudkan dalam dua bentuk. Pertama, kerangka karangan
tidak formal (informal atau corat-coret atau scratch outline). Kedua,
kerangka karangan formal (formal outline).

E. Membaca Karya Sastra yang Dianggap Penting pada Setiap


Periode
Berikut ini dikemukakan periodisasi sastra Indonesia menurut beberapa
kritikus sastra.

Periodisasi Sastra Indonesia


I. Periodisasi kesusastraan Indonesia menurut Nugroho Notosusanto:
A. Sastra Melayu Klasik
1. Kesusastraan Lama
a. Kesusastraan Masa Purba (...–900 M)
b. Kesusastraan Masa Hindu Arab (900M–1800M)
2. Kesusastraan Masa Peralihan
a. Kesusastraan Semasa Abdullah (1800–1854)
b. Kesusastraan Sesudah Abdullah (1854–1920)

B. Sastra Indonesia Modern


1. Masa Kebangkitan
a. Kesusastraan Angkatan Balai Pustaka atau Angkatan Sitti Nurbaya (1920–
1933)
b. Kesusastraan Angkatan Pujangga Baru (1933–1942)
c. Kesusastraan Masa Jepang (1942–1945)
2. Masa Perkembangan
a. Kesusastraan Angkatan 45 (1945–1950)
b. Kesusastraan Angkatan 50 (1950–...)

II. Periodisasi sastra menurut Simorangkir Simanjuntak


A. Kesusastraan masa lama atau purba
B. Kesusastraan masa Hindu atau Arab
C. Kesusastraan masa Baru
D. Kesusastraan masa Mutakhir

III. Periodisasi sastra menurut Ajip Rosidi


A. Masa kelahiran atau masa kejadian (awal abad XX–1945)
1. Peride awal abad XX–1933
2. Periode 1933–1942
3. Periode 1942–1945
B. Masa Perkembangan (sejak 1945–sekarang)
1. Periode 1945–1953
2. Periode 1953–1960
3. Periode 1961–sekarang

Unit 12
Memahami Pentingnya Pendidikan Seks
Mengapa perihal pendidikan seks diangkat menjadi tema pembelajaran pada
unit ini? Perihal seks dan penyimpangan perilaku seks saat ini telah menjadi
fenomena sosial yang menggejala di tengah masyarakat. Oleh karena itu,
kamu sudah saatnya memiliki pemahaman yang benar mengenai berbagai
hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Mengapa? Daripada kamu
memperoleh informasi tentang teks melalui bacaan-bacaan porno, cerita
dari teman, atau sumber-sumber lain yang belum tentu bertanggung jawab,
lebih baik kamu dikenalkan dengan perihal pendidikan seks melalui sumber-
sumber dan cara-cara yang bertanggung jawab. Pendidikan seks tidak
melulu berkaitan dengan alat kelamin dan reproduksi, tetapi lebih luas dari
itu. Melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis,
kamu diajak memahami mengenai pendidikan seks sehingga kamu dapat
bertindak dan bersikap secara tepat.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Menghubungkan isi uraian atau ceramah dapat dilakukan secara individual
atau berkelompok. Secara individual, kamu dapat menghubungkan apa yang
kamu dengar dari ceramah dengan pengalaman hidup yang telah kamu
miliki selama ini. Secara berkelompok, melalui berdiskusi kamu juga dapat
menghubungkan pengalaman dengan isi ceramah atau uraian.
Menghubungkan pengalaman dengan isi ceramah dalam suatu diskusi akan
lebih kaya mengingat setiap anggota diskusi dapat mengemukakan
pengalamannya masing-masing sehingga setiap anggota kelompok dapat
saling belajar.

C. Menyampaikan Program Kegiatan


Adanya informasi tambahan yang mendukung suatu program selain dapat
meyakinkan pendengar agar mengikuti atau menyetujui pelaksanaan suatu
program, juga penting sebagai data tambahan yang lebih tepat sasaran
dibanding data dukung yang telah tersedia.

D. Menulis Esai
Penekanan pembelajaran pada bagian ini ialah praktik menulis esai mulai
dari paragraf pembukaan, paragraf inti, dan paragraf penutup.

Paragraf pembukaan, sesuai dengan namanya, berisi informasi awal yang


mengantarkan pembaca pada perihal yang akan dibahas dalam esai.

Paragraf inti berisi penjelasan yang berkaitan dengan topik esai yang telah
ditetapkan. Isi paragraf inti harus benar-benar menjelaskan topik esai dan
sekaligus membuktikan tesis yang telah dirumuskan.

Paragraf penutup esai berisi simpulan atas pembuktian tesis yang telah
ditetapkan. Selain berisi simpulan, paragraf penutup juga mengungkapkan
ajakan atau harapan penulis kepada pembaca mengenai topik yang telah
dibahas dan kesimpulan yang ditawarkan.

Unit 13
Menemukan Kiat Sukses dalam Belajar
Sukses dalam belajar tentu menjadi dambaan semua pelajar. Tidak seorang
pun dari kita yang mempunyai keinginan untuk gagal dalam belajar dan
dalam meraih citacita. Akan tetapi, keberhasilan dan cita-cita itu memang
tidak selamanya mudah dicapai. Untuk sukses dalam belajar, diperlukan
usaha keras dan langkah-langkah yang efektif. Bagaimana usaha dan
langkah-langkah itu dilakukan? Melalui membaca, menulis, mendengarkan,
dan berbicara serta melalui kegiatan mengapresiasi sastra pada unit ini,
strategi untuk meraih sukses dalam belajar akan kamu pelajari lebih dalam.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Menghubungkan isi uraian atau ceramah dengan bahan-bahan tertulis yang
pernah dibaca dapat dilakukan dengan cara menyandingkan,
mengkontraskan, mencari persamaan dan perbedaan, atau dengan cara
mencari kesejajaran isi uraian tersebut dengan bahan-bahan tertulis yang
ada. Agar lebih konkret dan lebih mudah dilihat, hubungan-hubungan itu
dapat diwujudkan dalam peta pikiran atau peta konsep yang jelas.

B. Berpidato Tanpa Teks


Berpidato tidak selalu menggunakan teks. Persiapan untuk berpidato tanpa
teks tetap perlu dilakukan. Wujud persiapan pidato tanpa teks, antara lain,
berupa catatan pokok-pokok pikiran pada kertas kecil (misalnya ukuran 12 x
15 cm atau sesuai dengan keperluan) seperti yang biasa dimiliki para
reporter dan presenter di televisi.

Secara garis besar, pidato yang disampaikan seseorang mengandung dua


hal, yakni isi pidato dan cara penyampaian pidato. Isi pidato berupa
gagasan-gagasan atau pesan-pesan yang disampaikan oleh orang yang
sedang berpidato.

Yang termasuk dalam cara penyampaian pidato ialah


(a) logika berpikir dan bahasa yang digunakan,
(b) lafal, intonasi, jeda, dan kelancaran,
(c) ekspresi wajah, dan
(d) gerak anggota badan yang lain.

C. Membaca Teks Pidato


Membaca teks pidato sebaiknya didahului dengan membaca secara
keseluruhan teks pidato itu sebelum membaca pidato yang sesungguhnya.
Bagaimana menemukan bagian-bagian yang merupakan pokok-pokok isi
pidato? Kegiatan ini mirip dengan menemukan ide-ide pokok dalam setiap
paragraf. Oleh karena itu, cara yang dapat ditempuh tidak jauh berbeda
dengan menemukan ide-ide pokok suatu paragraf.

D. Menulis Esai
Memperbaiki tulisan, termasuk esai, merupakan bagian dari kegiatan
penyuntingan. Memperbaiki tulisan lazimnya dilakukan setelah keseluruhan
tulisan selesai (berupa teks utuh).

Secara garis besar, tulisan itu diperbaiki dari segi isi dan bahasa yang
digunakan. Termasuk dalam isi tulisan, yang perlu diperbaiki ialah
(a) ketepatan dan kejelasan gagasan-gagasan yang dilontarkan,
(b) kebenaran dan kecermatan data pendukung yang disertakan,
(c) ketajaman dan kecermatan analisis, dan
(d) ketepatan simpulan dikaitkan dengan pembahasan sebelumnya.
Sementara itu, perbaikan bahasa terutama diarahkan pada
(a) kecermatan penggunaan ejaan dan tanda baca,
(b) kecermatan dan ketepatan pilihan kata (diksi),
(c) keefektifan kalimat,
(d) kualitas paragraf (terutama kejelasan ide pokok dan kepaduan
gagasan), dan
(e) hal-hal teknis lainnya (pilihan jenis huruf).

E. Menulis Resensi Buku Kumpulan Cerpen


Unsur-unsur yang diresensi baik pada buku sastra maupun nonsastra pada
dasarnya sama, . Unsur-unsur itu ialah
(1) garis besar isi buku yang diresensi,
(2) kelebihan dan kekurangan buku yang diresensi (isi, bahasa yang
digunakan, tampilan fisik),
(3) siapa calon pembaca buku itu, dan
(4) berapa harga buku tersebut.

Unit 14
Mempersiapkan Diri Memasuki Dunia Kerja
Remaja yang mandiri akan membanggakan orang tua, guru, masyarakat,
dan bangsa. Oleh karena itu, bimbingan mempersiapkan remaja memasuki
dunia kerja sangat diperlukan. Remaja yang mandiri akan selalu berusaha
untuk tidak menjadi beban bagi orang lain. Mereka akan berusaha keras
agar kegiatannya di rumah, di sekolah, dan di tengah masyarakat dapat
menjadi bekal untuk memasuki kehidupan dunia kerja yang penuh
tantangan. Kegiatan belajarnya tidak hanya untuk menghadapi ujian, tetapi
memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar hidup. Mereka menyadari
bahwa masa depan harus dibangun dari sekarang dengan penuh
kesungguhan. Semua kesempatan dimanfaatkan secara optimal untuk
mengembangkan seluruh potensi dirimu menuju remaja yang mandiri,
cerdas, sehat, dan berakhlaq mulia. Melalui kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara, serta mengapresiasi sastra, cita-citamu
menjadi remaja yang mandiri semoga terwujud dengan mempersiapkan
dirimu memasuki dunia kerja sejak dini.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Menghubungkan isi berita atau laporan dengan bahan-bahan lain yang
pernah dibaca artinya mencari dan menemukan kaitan isi berita atau
laporan dengan bahan-bahan lain yang isinya berhubungan untuk:
(a) memperoleh pemahaman yang lebih baik,
(b) memperoleh data pendukung yang lebih banyak, dan
(c) memungkinkan menarik simpulan yang lebih tepat dan akurat.

B. Berpidato Tanpa Teks


Memperbaiki cara berpidato dan isi pidato tanpa teks berdasarkan masukan
teman perlu latihan. Memperbaiki cara dan isi pidato tanpa teks
berdasarkan masukan teman tentu bergantung pada masukan teman
tersebut. Apa yang menjadi catatan penting dari masukan teman itulah
yang perlu diperhatikan.

C. Membaca Teks Pidato


Membaca teks pidato, ternyata, tidak semudah yang kita bayangkan. Oleh
karena itu, belajar menandai bagian-bagian yang merupakan informasi
pendukung di dalam teks pidato perlu dilakukan.

Bagaimana cara menandai bagian-bagian yang merupakan informasi


pendukung itu? Pertama-tama, kamu harus dapat menemukan informasi
utama (gagasan utama). Apabila informasi utama telah ditemukan, berarti
yang lainnya merupakan informasi pendukung. Tandai informasi pendukung
itu dengan pensil agar memudahkan kamu ketika membaca teks pidato
tersebut!

D. Menulis Surat Lamaran Pekerjaan


Surat lamaran pekerjaan merupakah salah satu jenis surat yang berisi
pernyataan melamar seseorang dan hal-hal lain yang berkaitan dengan itu.
Surat lamaran pekerjaan ditujukan kepada lembaga, badan, atau instansi
pemerintah dan swasta.

Unsur-unsur yang terdapat dalam surat lamaran pekerjaan adalah:


(1) identitas pelamar,
(2) pernyataan melamar,
(3) kualifikasi pelamar,
(4) keahlian khusus yang dimiliki, dan
(5) keterangan berka lampiran yang disertakan dalam surat lamaran
pekerjaan itu.

E. Menulis Cerpen
Untuk memulai dan belajar menulis cerpen—dan menulis bentuk tulisan
yang lain—awali dengan langsung menulis tanpa menghiraukan aturan-
aturan yang rumit, termasuk kaidah tatabahasa. Tegasnya, tulislah apa saja
yang ada dalam pikiran dan hatimu. Tuangkan dan alirkan gagasan dan
imajinasimu secara bebas.

Unsur-unsur intrinsik karya sastra dan cara mengembangkan dalam menulis


cerpen dapat dicermati dalam tabel berikut. Tampilan dalam tabel di bawah
ini diharapkan dapat membantumu untuk memulai menulis cerpen. Isilah
tabel yang masih kosong!
Unit 15
Mempersiapakan Diri Belajar di Perguruan Tinggi
Jenjang pendidikan setelah SMA adalah perguruan tinggi (PT), yang
dibedakan menjadi akademi, politeknik, sekolah tinggi, dan universitas.
Tidak semua lulusan SMA melanjutkan ke perguruan tinggi. Data pada
tahun 2004 hanya sekitar 15 persen lulusan SMA yang melanjutkan ke
perguruan tinggi. Artinya, sebagian besar (85%) lulusan SMA tidak
melanjutkan pendidikannya karena berbagai sebab, di antaranya tidak
mempunyai biaya, tidak berminat, dan tidak diterima (tidak lulus
ujian/SPMB). Siswa yang berminat melanjutkan pendidikannya dan orang
tuanya mempunyai biaya perlu persiapan khusus agar diterima di perguruan
tinggi pilihannya. Melalui kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara pada unit ini, kamu diharapkan dapat mempersiapkan diri
memasuki perguruan tinggi.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Pembelajaran ini difokuskan untuk mengemukakan program kegiatan yang
telah disusun kepada teman sekelas dan mengajukan pertanyaan atas
program yang telah dikemukakan untuk perbaikan isi program selanjutnya.

Apa yang ditanyakan mengenai suatu program? Pada unit 11 telah


dijelaskan bahwa dalam suatu program setidaknya ada tujuh unsur, yakni
(a) nama program, (b) tujuan program, (c) langkah-langkah untuk
melaksanakan program, (d) pihak yang akan dikenai program atau sasaran
program, (e) pihak yang akan melaksanakan program (pelaksana program),
(f) dukungan dana atau anggaran yang diperlukan, dan (g) evaluasi dan
tindak lanjut program. Artinya ketika kita mendengarkan penjelasan
mengenai suatu program apabila ada pertanyan atau hal yang belum jelas,
pertanyaan yang akan diajukan tertuju pada tujuh unsur program tersebut.

B. Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi


Dalam diskusi atau seminar, setidaknya ada tiga hal penting yang dapat
menentukan kualitas diskusi atau seminar tersebut. Tiga hal penting itu
ialah
(a) pikiran atau gagasan yang disampaikan oleh pemakalah dan peserta
diskusi atau seminar,
(b) bukti-bukti pendukung pikiran atau gagasan yang disampaikan, dan
(c) bahasa yang digunakan oleh peserta diskusi atau seminar.

Pikiran atau gagasan dikatakan bermutu apabila pikiran atau gagasan itu
(a) benar-benar relevan dengan topik atau hal yang dibahas dalam diskusi
atau seminar tersebut,
(b) didukung oleh bukti-bukti yang akurat dan dapat dipertangungjawabkan
kebenarannya,
(c) mutakhir atau terbaru, dan
(d) mengarah pada pemecahan masalah atau pendalaman topik yang
dibahas.

Bahasa yang berkualitas itu ditandai oleh


(a) hemat kata-kata, tetapi kaya informasi dan tidak sebaliknya, obral kata-
kata minim informasi,
(b) penggunaan kalimat yang efektif (kalimat-kalimatnya pendek dan jelas
isinya), dan
(c) penyampaian gagasannya runtut.

C. Membaca Teks Pidato


Membaca teks pidato disini, yang dipentingkan ialah keterampilan
menggunakan intonasi yang menandakan penekanan untuk bagian isi pokok
(gagasan utama) dan isi pendukung. Bagaimana intonasi yang dapat
mengekspresikan gagasan utama dan gagasan pendukung? Adakah
perbedaan pada dua intonasi itu?

Intonasi adalah lagu kalimat, sedangkan tempo adalah cepat-lambatnya


kalimat itu diucapkan. Sementara itu, nada menggambarkan tinggi
rendahnya pengucapan kata atau suku kata, sedangkan jeda adalah
penghentian pada satuan-satuan gagasan dalam suatu kalimat. Lagu
kalimat menggambarkan naik-turunnya kalimat itu dilafalkan.

D. Menulis Surat Lamaran Pekerjaan


Surat lamaran pekerjaan adalah surat yang ditulis oleh seseorang untuk
ikut berkompetisi dalam mengisi formasi atau lowongan pekerjaan yang
ditawarkan atau mungkin tersedia di suatu instansi (pemerintah atau
swasta) atau badan usaha tertentu.

Berdasarkan definisi itu, surat lamaran pekerjaan ditulis oleh seseorang


berdasarkan adanya:
(a) lowongan pekerjaan yang diumumkan secara resmi di instansi atau
badan usaha tertentu,
(b) iklan lowongan pekerjaan yang dimuat di media massa,
(c) informasi yang diperoleh dari teman atau orang yang bekerja di instansi
atau badan usaha tertentu, dan
(d) inisiatif pelamar sendiri dengan tujuan untuk coba-coba siapa tahu ada
lowongan.

E. Menulis Puisi
Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra, setelah diciptakan penulisnya,
sesungguhnya merupakan rekaman pengalaman batin, pengalaman lahir,
dan apa saja yang sedang bergelut dalam diri penulisnya.

Saat menulis puisi, sesungguhnya penulis tidak sibuk memikirkan apa


temanya. Penulis hanya memikirkan bagaimana caranya menumpahkan isi
hatinya dalam bahasa yang padat dan indah.

Bagaimana dengan diksi, rima, dan gaya bahasa? Bagi penulis puisi, apalagi
puisi bebas sebagaimana yang ngetrend saat ini, perihal diksi, rima, dan
gaya bahasa juga tidak terlalu mengikat. Hal itu memang berbeda apabila
penulis akan menulis pantun dan bentuk-bentuk puisi lama lainnya. Untuk
menulis pantun misalnya, diksi harus dipilih secara hati-hati karena harus
memenuhi syarat suku kata dan persajakannya (rimanya).

Unit 16
Membentuk Diri Menjadi Wiraswastawan
Diterima di perguruan tinggi, bukan segala-galanya. Sebaliknya, gagal
memasuki perguruan tinggi, bukan akhir dari segalanya. Banyak contoh
orang yang sukses dalam hidupnya tidak tamat perguruan tinggi. Artinya,
yang terpenting ialah melakukan yang terbaik. Nah sekarang, bagaimana
kalau kamu belajar merancang bercita-cita menjadi pengusaha. Kamu juga
harus menyadari bahwa lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi
(negeri dan swasta) hanya sekitar 15 persen. Dengan demikian, 85 persen
lulusan SMA harus dapat membekali diri untuk segera berkiprah secara
optimal memasuki dunia pekerjaan sesuai dengan potensi dan minatnya
masingmasing. Melalui membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara,
cobalah merenung dan sekaligus mengantisipasi tantangan masa depan
untuk menjadi pengusaha.

A. Mendengarkan Informasi dan Memberikan Tanggapan


Pembelajaran pada bagian ini ialah memberikan tanggapan atas informasi
yang didengar sebagai bahan perbaikan program.

Bagaimana ciri-ciri tanggapan yang dapat memperbaiki program itu?


Pertama, tanggapan dapat menunjukkan kelemahan atau kekurangan
program dan sekaligus menunjukkan bagaimana program itu harus
diperbaiki.
Kedua, tanggapan berisi informasi penting yang dapat dimanfaatkan oleh
penyusun program sebagai masukan atau bahan perbandingan.
Ketiga, tanggapan berisi kemungkinan atau alternatif lain yang dapat
dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan untuk memperbaiki program.
Keempat, tanggapan tidak memvonis salah atau benar, tetapi lebih pada
upaya memberi wawasan lain atau baru yang patut dipertimbangkan karena
wawasan itu mengandung kebenaran, aplikatif, dan realistis.

B. Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi


Untuk menanggapi pikiran orang lain, diperlukan bukti-bukti yang akurat.
Bukti-bukti itu dapat diperoleh dari berita atau laporan media massa, buku,
majalah, baik yang tercetak maupun online. Bukti-bukti itu disusun secara
logis dan dikemukakan dengan menggunakan bahasa yang ringkas.

Diskusi merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran bagian ini. Dalam


diskusi tersebut, belajarlah
(a) menangkap dan memahami pikiran orang lain,
(b) menggunakan bukti-bukti untuk menanggapi pikiran orang lain tersebut,
dan
(c) menggunakan bahasa Indonesia secara efektif. Kegiatan berdiskusi ini
tidak dapat diganti dengan membaca atau menulis karena berdiskusi berisi
kegiatan mendengarkan dan berbicara.

C.

D. Menulis Surat Lamaran Pekerjaan


Pembelajaran ini difokuskan untuk membaca kembali dan memperbaiki
surat lamaran pekerjaan yang telah dibahas dan mendiskusikannya bersama
teman-teman sekelas.

Biasanya setelah membaca kembali surat yang telah kamu susun, kamu
akan dapat menemukan kekurangan-kekurangan, misalnya berkaitan
dengan struktur atau format, diksi (pilihan kata), kejelasan kalimat, kaitan
antarkalimat, dan penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD).

E. Menulis Kritik dan Esai


Tentang kritik sastra, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (1983) pernah
menulis sebagai berikut. Kritik adalah pengalaman yang ditulis setelah si
Kritikus secara utuh berdialog dengan sebuah karya sastra. Dengan
demikian, kritik sastra yang baik juga merupakan karya sastra, hanya saja
ia tidak diciptakan dari “tiada”, tetapi “diilhami” oleh, misalnya sebuah
sajak.

A. Mengidentifikasi Ciri-ciri Teks Berpola Induktif


Sebuah teks terdiri dari beberapa paragraf. Dengan demikian,
mengidentifikasi ciri-ciri teks yang berpola induktif mengarah pada upaya
menemukan ciri pembeda antara teks berpola induktif dan teks yang
berpola selain induktif (deduktif dan campuran). Dalam kenyataannya,
hampir tidak ada teks yang terdiri dari dua paragraf atau lebih yang hanya
berisi paragraf induktif saja atau deduktif saja. Umumnya, teks itu berisi
dua atau lebih pola paragraf.
Untuk mengidentifikasi teks berpola induktif, ciri-ciri berikut dapat
menuntunmu mengenal lebih jauh jenis teks berpola induktif tersebut.

Ciri-ciri teks berpola induktif:


1. Simpulan atau pernyataan umum terdapat di akhir setiap paragraf;
2. Selain terdapat di setiap akhir paragraf, simpulan juga dirumuskan dalam
sebuah paragraf yang diletakkan di akhir teks (simpulan umum);
3. Contoh, ilustrasi, kasus, atau uraian khusus disajikan lebih dulu sebelum
ditampilkannya pernyataan umum atau simpulan.

B. Mengidentifikasi Ciri Paragraf Persuasi


Paragraf persuasi merupakan salah satu jenis paragraf yang sering
digunakan penulis untuk memengaruhi pembaca. Oleh karena itu, target
akhir penggunaan paragraf persuasi ialah pembaca menerima pendapat,
tawaran, atau ajakan serta mengikutinya sesuai dengan harapan penulis.

Paragraf persuasi atau cara-cara persuasif biasanya digunakan untuk


propaganda, kampanye, dan kegiatan persuasif sejenisnya. Teknik-teknik
yang lazim digunakan dalam paragraf atau cara-cara persuasif ialah
rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konfirmatori, dan kompensasi.

Antara paragraf persuasi dan argumentasi sering dikacaukan perbedaannya.


Untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai dua jenis
paragraf yang cenderung mirip itu, perhatikan perbandingan dua jenis
paragraf tersebut di bawah ini!
C. Mendengarkan Pembacaan Cerpen
Pembelajaran ini difokuskan untuk menanggapi secara lisan pembacaan
cerpen yang didengar. Tanggapan ditekankan pada vocal dan pelafalan,
intonasi atau lagu kalimat, dan penghayatan.

D. Mendengarkan Informasi
Pembelajaran ini difokuskan untuk mencatat pokok-pokok isi berita di radio
atau televisi yang didengar dengan mencantumkan sumber berita.

Langkah-langkah menemukan pokok-pokok berita dan mencatatnya adalah:


1. Ikuti berita yang didengar atau disaksikan dengan saksama mulai dari
awal hingga akhir!
2. Catatlah pokok-pokok berita yang disajikan di awal penyampaian berita!
3. Sebelum pembaca berita berganti topik, kamu sudah harus menemukan
saripati berita yang baru saja didengar.
4. Keterangan yang disampaikan di depan (di awal setiap penggalan berita)
berpotensi untuk menjadi saripati berita. Catatlah inti keterangan di awal
itu! Setelah penggalan berita itu selesai dibaca, yakinkan bahwa catatan itu
merupakan saripati atau pokok berita yang baru saja dibacakan pembaca
berita!
5. Setelah pembacaan berita selesai, periksa kembali pokok-pokok isi berita
yang dicatat apakah sesuai dengan sajian seluruh berita yang dibacakan!
6. Catatan pokok-pokok berita hendaknya dalam kalimat yang lengkap dan
jelas (subjek dan predikatnya)!

E. Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi


Pembelajaran ini difokuskan untuk mencatat siapa yang berbicara dan apa
isi pembicaraannya dalam forum seminar atau gelar wacana, kemudian
menyampaikannya kepada teman sekelas atau orang lain.

Agar tanggapan yang kita berikan sesuai dengan yang diharapkan, mencatat
siapa yang berbicara dan apa isi pembicaraannya menjadi sangat penting.
Tanggapan yang kita berikan hendaknya memperkaya pemikiran dalam
diskusi, mengarah pada pemecahan masalah, dan mengacu pada pokok
persoalan sehingga kegiatan diskusi terlaksana secara efektif.

You might also like