You are on page 1of 5

Title : 女の男の子/ Onna no Otoko no Ko / Boys and Girls

Author : Dila (di LA —SAFE, BoA-Indo, Sujunesia, TVXQ-Indo—)


Rating : PG-15
Pairing : Boa ♥ Jaejoong
Location : Japan
Cast : Boa, TVXQ, Yui
Cameo : Meisa Kuroki, Tablo (Epik High), Iwasa Mayuuko
Length : series
Genre : romance, school drama
Language : Indonesian, Japanese (a little)
A/N : The title was taken from Yuko Ogura’s song , which used for School Rumble’s soundtrack.

女の男の子
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
CHAPTER 3

“Jaejung-kun. Nanti aku ada latihan di klub dance. Kamu beli bahan buat makan malam ya!”
suruh Boa saat di sekolah.
“Dame… nggak bisa, aku ada urusan di klub tennis,” jawabku.
“Tennis? Chotto, sebenarnya kamu ikut klub apa sih? Katanya kamu tidak ikut klub manapun.
Kemarin aku lihat kamu ikut bermain di klub sepak bola, beberapa hari yang lalu memanah, ini
lagi, tennis…” tanya Boa bingung. Aku diam saja.
“Boa-chan shitenai? Kamu nggak tau ya? Salah satu alasan kenapa Jaejung terkenal karena dia
nggak join klub manapun, tapi dia sering membantu di semua klub. Mulai dari klub kesenian
sampai olahraga,” kata Yuuchun menjelaskan. Boa mengangguk tanda mengerti. Lalu mereka
ngobrol dan aku tidak berusaha mengikuti arah pembicaraan mereka.

Sudah tiga minggu Boa tinggal bersamaku. Aku masih benci perempuan, tapi entah mengapa di
mataku Boa tidak seperti perempuan yang aku lihat sehari-hari. Mungkin memang ada
bagusnya aku lebih memahami mereka. Setelah tiga minggu ini aku sudah mulai terbiasa Boa
ada di rumahku. Yah, mungkin itu karena aku memang jarang keluar kamar jadi tidak ada
pengaruhnya. Sudahlah, jangan pikirkan hal itu.

Pulang sekolah aku ganti pakaian olahraga lalu berjalan ke lapangan tennis.
“Hora, Jaejung. Osoi na! Lama sekali sih!” kata Yunho, kapten klub tennis.
“Sumimasen, Yunho-BUCHOU,” candaku sambil memilih raket tennis milik klub. (A/N :
sumimasen=maaf, tapi pengucapannya sangat sopan dan hanya untuk orang yang lebih tua
atau lebih kita hormati. Buchou=kapten. Jaejung bilang sumimasen karena dia sebal diperintah-
perintah Yunho, padahal dia bukan anggota klub tennis^^)
“Maa ii. Sudahlah. Kita hari ini bertanding dengan Adachi Gakuen. Yoroshiku ne! Mohon
bantuannya ya!” kata Yunho sambil menepuk punggungku.
Pertandingan persahabatan dengan gakuen lain diadakan dua minggu sekali dan karena Yunho
tidak mau kalah, dia selalu menyuruhku main. Sudah ribuan kali dia memintaku untuk masuk
klub, dan ribuan kali pula aku menolak. Aku memang suka ikut kegiatan, tapi aku tidak suka
terikat.
Lawan kali ini lebih mudah, dan aku menang pada menit ke 13. Setelah semua menyorakiku,
aku segera mengemasi barang-barangku. Ketika sampai di depan gerbang, aku baru ingat kalau
aku tadi pagi buru-buru dan lupa membawa kunci. Aku kembali ke sekolah dan bertanya pada
seseorang dimana ruang klub dance. Setelah sampai, aku hanya berdiri di depan pintunya yang
terbuka lebar.
“SUGOOOIII!!! KEREEEN!!!” aku hampir melonjak kaget mendengar sorakan itu. Nani sore?
Apaan tuh? Aku mengintip ke dalam. Hooo, ternyata Boa sedang memperagakan gerakannya
dan yang lain menyorakinya. Ah, iya, kunci.
“Senpai, ada yang bisa kami bantu?” beberapa murid kelas satu mendekatiku.
“Ettooo… Boa wa isogashii? Boa masih sibuk?” tanyaku.
“Nani? Ada apa?” tanya Boa sambil mengelap keringatnya dengan handuk.
“Oi, hebi… aku pinjam kunci apartemen. Punyaku ketinggalan,” kataku. Tanpa banyak bicara,
Boa mengambil kunci di tasnya dan memberikannya padaku.
“Sankyuu. Makasih. Ah, soieba… ngomong-ngomong kamu masih lama?” tanyaku.
“Yah, mungkin sampai malam. Kamu beli mie instan aja ya. Ja! Ato de! Sampai nanti!” Boa
berbalik dan kembali ke klubnya.
Huh, Boa sudah mulai sibuk dengan klubnya, dan pastinya aku akan sering makan mie instan.
Tapi kalau dipikir-pikir, dulu sebelum Boa datang aku bahkan sering tidak makan. Tanpa sadar
aku tersenyum sendiri. Kehadiran Boa memang mengubah segalanya.

Setelah makan mie instan, aku duduk di ruang tengah dan menonton TV.

女の男の子
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
Jam sudah menunjukkan pukul 7.15.
Kenapa Boa belum pulang? Tidak biasanya dia semalam ini. Apa klub dance sekeras itu?
Pukul 7.30
Boa kemana sih? Jangan-jangan dia pergi keluyuran dengan cowok atau temannya. Iie, Boa
tidak seperti itu. Aku mengirim mail supaya dia cepat pulang. Tapi suara cellphone-nya
terdengar dari kamarnya. Baka! Bodoh! Dia tidak membawa cellphone-nya!
Pukul 7.45
Aku membuka pintu dan melongok ke luar, tapi tidak ada tanda-tanda Boa akan datang.
Pukul 8.00
Ini sudah keterlaluan. Dasar perempuan! Selalu saja menyusahkan! Apalagi oyaji dan temannya
kan menitipkan Boa padaku. Kalau Boa kenapa-kenapa kan aku yang bertanggung jawab. Aku
harus mencarinya!

Aku memakai jaket dan membuka pintu ketika Boa mau memencet bel.
“HEBI!!! KAU PIKIR INI JAM BERAPA?!” bentakku.
“Gomen,” kata Boa sambil menunduk. Tidak seperti biasanya, Boa terlihat sangat lemas.
Biasanya kalau aku memarahinya, dia balik memarahiku. Tapi…
“Oi, daijoubu ka? Oi, kau baik-baik saja?”
“Heiki. Nggak pa-pa,” jawabnya singkat. Yappa hen. Tuh kan dia aneh.
“Hairu yo! Masuk!” suruhku.
“Kau masuk dulu. Kau memblokir pintu,” kata Boa tanpa bergerak dari tempatnya.
Aku menurut dan masuk duluan. Tapi aku menunggunya melepas sepatu. Ketika Boa tengah
melepas sepatunya, dia memandangku.
“Nani? Apa?” tanya Boa.
“Nandemonai. Nggak…,” kataku.
“Kalau begitu masuklah,” kata Boa dingin.
“Hai, hai…” aku menurut dan berjalan pelan-pelan kembali ke ruang tengah. Yappa Boa okashi
na. Sudah kuduga, Boa aneh sekali. Tidak biasanya dia seperti itu. Ah, mungkin aku saja yang
berlebihan. Mungkin saja dia terlalu capek atau—
BRUK!!!
Nani? Apa?! Aku menoleh. Boa terjatuh sambil memegangi pergelangan kakinya.
“Oi, daijoubu? Nggak pa-pa??” tanyaku sambil mendekatinya. “Kenapa? Keseleo?”
“Heiki. Aku nggak pa-pa,” kata Boa sambil menutupi kakinya. Aku menyingkirkan tangannya dan
terkejut setengah mati. Telapak kaki Boa berdarah.
“NANI GA HEIKI? APANYA YANG NGGAK PA-PA? KENAPA KAKIMU BISA SEPERTI INI?”
tanyaku. Boa kelihatannya berpikir cepat.
“Ah, tadi waktu dance aku tidak sengaja menginjak pecahan cermin,” kata Boa. Alasan yang
cukup masuk akal, tapi aku tidak bisa dibohongi.
“Kenapa tidak ada yang mengantarmu pulang?” tanyaku. “Kalau kamu kecelakaan pasti ada
yang mengantar pulang dan menjelaskan pada keluarga kan?”
“A, aku minta tidak usah diantar,” kata Boa sambil menunduk.
“Kenapa tidak diobati di sana?”
“Sore ga… itu karena… mmm, ruang kesehatannya…”
“Sudah tutup? Arienai. Mana mungkin. Dokter kita kan tinggal di sekolah,” kataku. “Mou ii.
Sudahlah, katakan yang sebenarnya setelah aku mengobati lukamu.”
Aku meraih punggung dan kakinya, mengangkatnya ke kamar. Lalu aku mengambil perban,
baskom berisi air, dan pembersih luka.
“A, ano, Jaejung-kun. Aku bisa mengobatinya sendiri,” kata Boa yang duduk di pinggir tempat
tidurnya.
“Jangan meremehkanku. Aku juga sering membantu klub kesehatan, tau,” kataku sambil
membersihkan luka Boa. Are? Eh? Lukanya tidak begitu dalam. Anehnya, goresannya tajam

女の男の子
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
dan berlubang. Cutter? Tidak mungkin. Kalau cutter pasti lukanya lebih dalam. Pecahan cermin?
Iia. Kalau pecahan cermin harusnya lebih lebar dan dalam dari ini. Satu-satunya kemungkinan…
“Siapa yang menaruh paku di sepatumu?” tanyaku setelah selesai mengobati lukanya.
Sesaat ekspresi Boa berubah.
“Dou iu imi? Apa maksudmu?”
“Usotsukanai… jangan bohong, aku tahu itu paku,” kataku.
“Sudahlah tidak usah dipermasalahkan. Toh luka ini tidak terlalu dalam kan?”
“Sonna mondai janaku. Bukan itu masalahnya. Kamu jadi tidak bisa menari kan? AAA, SOU
KA!!! OH! AKU TAU!!! Anak klub dance kan?’ tebakku. “Usotsukanai! Jangan bohong!”
Boa menggeleng. “Shiranai. Aku nggak tau…”
“Mou daijoubu. Tenang saja, besok aku akan menemukan pelakunya. Makanya aku tidak suka
klub dance. Mereka benar-benar sok dan—“ omonganku terhenti ketika aku memandang Boa.
Dia menutupi mukanya dengan tangan. Menangis. Baru kali ini aku melihatnya menangis.
Biasanya dia selalu bersemangat dan tegar. Tapi sekarang….
“Oi, daijoubu? Kau baik-baik saja?”
Beberapa menit hening. Aku hanya mendengarkan tangisnya yang makin keras.
“Daijoubu janai… sama sekali nggak baik-baik saja…” bisiknya.
“Eh?”
“DAIJOUBU JANAI!!! BENAR KATAMU, AKU TIDAK BISA MENARI LAGI!!!” serunya.
“De, demo… ta, tapi setelah luka itu sembuh kan…”
“SETELAH LUKA INI SEMBUH? BERAPA LAMA? 2 MINGGU? SATU BULAN? Iie. Paling cepat
satu minggu. Kamu tahu? Tidak menari tiga hari saja badan bisa kaku dan lupa. Kalau aku
menunggu sampai luka ini sembuh, aku sama saja mengulang dari awal!!!” kata Boa. Tangisnya
semakin keras. “Aku… aku hanya punya dance… demo… tapi…”
Aku juga tidak tahu apa yang membuatku melakukannya. Aku memeluk Boa dan mengelus
rambutnya yang panjang. Kubiarkan dia menangis di pundakku. Melepaskan semua emosinya.
Aku memang tidak pernah menghadapi perempuan, karena memang aku menghindari mereka.
Tapi kini aku memeluknya. Entah apa ada yang salah dengan otakku, yang aku tahu, begitu aku
melihatnya menangis, entah mengapa aku ingin memeluknya.
“HUWAAAAAAAAAA!!!!”
Aku menoleh ke arah suara. Yunho, Yuchun, Junsu, dan Changmin berdiri di depan pintu sambil
menutup mulut terkejut. Aku buru-buru melepas pelukanku. Boa berbalik memunggungiku dan
mengusap air matanya.
“So, sore ga…. Jaejung-kun, omae…. Itu… kau…” Junsu tak sanggup berkata-kata.
“Naze koko ni? Kenapa kalian di sini?” tanya Boa pada mereka.
“Tadi kan Jaejung yang telepon, katanya kamu luka. Jadi aku dari mini market membeli sesuatu
untuk kalian makan, karena Jaejung pasti tidak akan makan kalau tidak ada yang memasakkan.
Tapi ketika kami sampai, ternyata… ternyata… kalian…” cerita Yunho terhenti.
“Chigau yo… nggak, kalian salah paham…” kataku. Mereka berempat masuk.
“Boa-chan, daijoubu? Kamu nggak pa-pa?” tanya Changmin.
“Daijoubu yo. Aku baik-baik saja. Paling seminggu sudah sembuh,” kata Boa ceria. Nani sore?
Apaan tuh? Tadi dia menangis dan berteriak histeris, sekarang dia bicara pada mereka seakan
baik-baik saja. Yappa onna no ko ga. Dasar cewek. Cewek memang aneh dan tidak bisa
ditebak.
Malam ini kami bersenang-senang. Walaupun aku bilang berkali-kali kalau aku sudah makan,
mereka tetap saja memaksaku untuk makan lagi. Kami belum tidur sampai tengah malam,
padahal besok kami masih harus sekolah.
“Jaejung-kun, chotto ii? Bisa bicara sebentar?” tanya Yunho. Aku mengangguk dan
mengajaknya ke kamarku.
“Nani? Apa?”
“Kau dan Boa—”
“CHIGEE YO!!! NGGAK ADA APA-APA!!!” kataku.

女の男の子
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“Nanda? Heh? Aku belum bilang apa-apa…”
“Iia… douzo… ah, tidak… silakan bicara dulu…”
“Jaejung-kun, omae kawatta. Kau berubah. Setelah kedatangan Boa kamu jadi berubah. Kau
jadi sedikit bersikap biasa saja dengan perempuan. Itu sudah menjadi gunjingan satu sekolah
lho,” kata Yunho.
“Sore de? Lalu?”
“Masa ka omae… Boa ga su— jangan-jangan kamu suka—“
“MURI DA YO!!! ZETTAI MURI… NGGAK MUNGKIN!!!” kataku sambil mengibas-ngibaskan
tangan.
“Hooo. Ya sudah kalau begitu. Ayo kembali,” kata Yunho sambil berdiri.
“Sore dake? Cuma itu?” tanyaku heran. Yunho mengangguk. Kalau cuma bicara seperti itu
untuk apa dia terlihat serius begitu? Dasar aneh.
Malam ini mereka berempat menginap di rumahku dan tidur di ruang tengah. Aku menggendong
Boa kembali ke kamarnya ketika mereka berempat sudah tertidur.
“Oyasumi. Selamat malam,” kataku sambil mematikan lampu. Tapi ketika aku mau keluar…
“Jaejung-kun, arigatou… terima kasih…” kata Boa.
“Jangan ge-er, aku menolongmu karena kamu luka, bukan karena hal lain,” kataku. Aku
menutup pintu dan kembali ke ruang tengah, tidur bersama mereka berempat.
CHAPTER 3 おしまい

女の男の子
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

You might also like