You are on page 1of 15

Menentukan Polarisasi Antena dengan Pengukuran Daya pada Penerima Terhadap Pemancar Berpolarisasi Tetap

Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia

disusun oleh : Mohamad Yasir Amri 105060300111055

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

Kata Pengantar Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dzat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya. Shalawat serta salam atas Nabi Muhammad SAW, Rasul pilihan, penghulu para Nabi dan Rasul, pemilik syafaat fii yaumul-akhiri, sebaik-baik suri tauladan bagi orang-orang yang mengharap rahmat dan Ridho Allah SWT. Sungguh dengan rahmat dan pertolongan-Nya semata penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Menentukan Polarisasi Antena dengan Pengukuran Daya pada Penerima Terhadap Pemancar Berpolarisasi Tetap Dengan seidzin Allah, banyak pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tugas ini. Untuk itu dengan tulus ikhlas dan rasa rendah hati penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Sholeh Hadi Pramono, MS. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro dan M. Aziz Muslim, ST., MT., Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro. 2. Rudy Yuwono, ST., M.Sc. selaku Dosen Mata Kuliah Antena dan Propagasi yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian tugas ini. 3. Trisna Andarwulan, S.S., M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian tugas ini. 4. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari adanya kekurangan dan ketidak-sempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa. Malang,19 Juni 2013 Penulis

ii

Daftar Isi

Halaman Judul.......................................................................................... i Kata Pengantar ........................................................................................ ii Daftar Isi................................................................................................. iii Bab 1 Pendahuluan .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2 1.3 Tujuan .............................................................................................. 2 Bab 2 Landasan Teori ............................................................................. 3 2.1 Polarisasi Antena............................................................................... 3 2.2 Daya Penerimaan Antena dan Polarisasi........................................... 6 2.3 Axial Ratio ........................................................................................ 6 Bab 3 Pembahasan .................................................................................. 8 3.1 Pengaruh Polarisasi Antena terhadap Sistem Nirkabel ..................... 8 3.2 Cara Alternatif Mengetahui Polarisasi Antena ................................. 8 Bab 4 Penutup ....................................................................................... 10 4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 10 Daftar pustaka ....................................................................................... 11

iii

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Siapa yang tidak mengenal antena? Saat ini, semua orang, baik secara sadar maupun tidak sadar menggunakan antena setiap hari bahkan setiap menit dalam hidupnya. Pada era modern seperti sekarang ini, telekomunikasi telah menjadi kebutuhan yang sangat mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat. Teknologi komunikasi nirkabel yang populer saat ini menyita perhatian lebih para ilmuan riset dan teknologi komunikasi untuk mengembangkan mutu pelayanan dan meminimalisir biaya yang dibutuhkan dari semua proses di segala aspek sistem telekomunikasi nirkabel. Antena adalah ujung tombak telekomunikasi nirkabel. Peran utama antena dalam telekomunikasi adalah meradiasikan gelombang

elektromagnetik dengan karakteristik tertentu kepada antena-antena penerima, yang mempunyai kemampuan untuk mengolah gelombang elektromagnetik yang diradiasikan oleh antena pemancar. Menurut Balanis (1997:12), karakteristik antena menentukan kinerja antena dalam menerima maupun memancarkan gelombang. Gain, pola radiasi, polarisasi, VSWR (perbandingan tegangan gelombang berdiri), dan impedansi masukan adalah karakteristik yang wajib diperhatikan dalam membuat antena. Seluruh karakteristik tersebut mempunyai peranan penting terhadap kinerja antena. Polarisasi adalah salah satu parameter antena yang paling penting. Kedua antena yang sedang melakukan komunikasi harus mempunyai polarisasi yang sama. Jika tidak, maka penerima tidak akan bisa menerima gelombang langsung dari pemancar dan sistem bekerja tidak efisien. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui polarisasi sebuah antena agar sistem bekerja dengan efisien dan tanpa masalah.

1.2 Rumusan Masalah Masalah yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pengaruh polarisasi antena terhadap sistem telekomunikasi nirkabel? 2. Bagaimana cara mengetahui polarisasi suatu antena dengan mudah?

1.3 Tujuan Penulisan karya ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai polarisasi antena dan bagaimana menentukan polarisasi antena dengan mudah. Dengan mengetahui polarisasi antena, diharapkan timbul kemauan untuk mengembangkan telekomunikasi khususnya dalam desain antena.

Bab II Landasan Teori


2.1 Polarisasi Antena Polarisasi antena adalah salah satu karakteristik antena. Polarisasi menunjukkan bagaimana sebuah antena menghasilkan radiasi gelombang elektromagnetik dinilai dari arah vektor medan elektrik gelombang yang diradiasikan oleh antena. Polarisasi merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan dalam memilih dan memasang antena. Kinerja sistem telekomunikasi nirkabel akan bekerja dengan baik apabila kedua antena (pemancar dan penerima) memiliki polarisasi yang sama. Hal ini dikarenakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan mempunyai bentuk tertentu yang harus diikuti antena penerima. Bentuk-bentuk dari pancaran gelombang elektromagnetik tersebut yaitu: 2.1.1 Polarisasi Linear Polarisasi linear terjadi pada saat antena hanya memancarkan gelombang dengan vector medan listrik hanya terdapat pada salah satu bidang saja. Terdapat beberapa jenis polarisasi linear, yaitu: i. Polarisasi Vertikal

Gambar 2.1 polarisasi vertikal

Radiasi gelombang elektromagnetik dibangkitkan oleh medan magnetic dan gaya listrik yang selalu berada di sudut

kanan. Kebanyakan gelombang elektromagnetik dalam ruang bebas dapat dikatakan berpolarisasi linier. Arah dari polarisasi searah dengan vektor listrik. Bahwa polarisasi tersebut adalah vertikal jika garis medan listrik yang disebut dengan garis E berupa garis vertikal maka gelombang dapat dikatakan sebagai polarisasi vertikal. Gambar 2.1 menunjukkan polarisasi vertikal. ii. Polarisasi Horizontal

Gambar 2.1 polarisasi horizontal

Antena dikatakan berpolarisasi horizontal jika elemen antena horizontal terhadap permukaan tanah. Polarisasi horizontal digunakan pada beberapa jaringan wireless. Gambar 2.2 menunjukkan polarisasi horizontal. 2.1.2 Polarisasi Sirkular

Gambar 2.3 Polarisasi Sirkular

Polarisasi melingkar terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik (magnet)

pada titik tersebut berada pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu. Kondisi yang harus dipenuhi untuk mencapai jenis polarisasi ini adalah : i. Medan harus mempunyai 2 komponen yang saling tegak lurus linier ii. Kedua komponen tersebut harus mempunyai magnitudo yang sama iii. Kedua komponen tersebut harus memiliki perbedaan fasa waktu pada kelipatan ganjil 90 Polarisasi melingkar bagi menjadi dua, yaitu Left Hand Circular Polarization (LHCP) dan Right Hand Circular Polarization (RHCP). LHCP terjadi ketika d = +/2 sebaliknya d = -/2 2.1.3 Polarisasi Elips

Gambar 2.4 Polarisasi Elips

Polarisasi elips terjadi ketika gelombang yang berubah menurut waktu memiliki vektor medan (elektrik atau magnet) berada pada jalur kedudukan elips pada ruang. Kondisi yang harus dipenuhi

untuk mendapatkan polarisasi ini adalah : i. Medan harus mempunyai dua komponen linier orthogonal ii. Kedua komponen tersebut harus beada pada magnitudo yang sama atau berbeda iii. Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitudo yang sama perbedaan fasa waktu antara kedua komponen tersebut harus tidak bernilai 00 atau kelipatan 1800 (karena akan menjadi linier). Jika kedua komponen berada pada magnitudo yang sama makan perbedaan fasa diantara kedua komponen tersebut harus tidak merupakan kelipatan ganjil dari 900 (karena akan menjadi lingkaran).

2.2 Daya Penerimaan Antena dan Polarisasi Daya pada sisi penerima merupakan tujuan utama dari optimalisasi sistem. Semakin besar daya pada sisi penerima maka semakin baik sistem itu bekerja. Optimalisasi daya pada penerima mempunyai banyak parameter dan faktor yang mempengaruhi. Salah satu faktor terpenting adalah polarisasi antena. Penerimaan gelombang elektromagnetik akan maksimal pada

penerima apabila pemancar mempunyai polarisasi yang sama dengan penerima. Jika antena pemancar mempunyai polarisasi vertikal, maka penerimaan maksimal dapat dicapai jika pada antena penerima mempunyai polarisasi vertikal. Jika pemancar meradiasikan gelombang secara RHCP, maka penerimaan maksimal dapat dicapai dengan antena berpolarisasi RHCP. Jika polarisasi antena pemancar tidak sama dengan antena penerima, maka hal yang akan terjadi adalah penerimaan daya tidak akan maksimal. Hal ini disebut dengan polarisasi silang (cross polarization). Hal ini dapat dilihat dari level daya penerimaan pada sisi penerima. Bila daya terlalu lemah pada derajat tertentu, ketika diubah derajat kemiringan antena dan terjadi peningkatan daya, maka dapat disimpulkan bahwa pada sistem ini terjadi polarisasi silang. Untuk menghindari hal itu maka kita harus mengetahui polarisasi kedua antena dan menyesuaikannya. Polarisasi yang sama akan menghasilkan penerimaan dengan level daya yang maksimal.

2.3 Axial Ratio Salah satu ciri-ciri pada masing-masing jenis polarisasi dapat kita bedakan dengan axial ratio. Axial ratio adalah perbandingan magnitudo mayor dengan magnitudo minor, yang dirumuskan sebagai berikut:

Polarisasi linier mempunyai axial ratio yang tak terhingga, karena ia hanya mempunyai Emayor saja. Sedangkan, polarisasi elips mempunyai

rentang axial ratio >1 sampai tak hingga. Polarisasi sirkular mempunyai axial ratio 1, karena mempunyai Emayor dan Eminor yang sama. Perhitungan axial ratio nampak mudah, namun untuk mengetahui Emayor dan Eminor harus melalui proses yang tidak mudah. Harus menggunakan peralatan canggih yang tidak dipunyai semua universitas.

Bab III Pembahasan


3.1 Pengaruh Polarisasi Antena terhadap Sistem Nirkabel Polarisasi sangat berpengaruh pada sistem telekomunikasi nirkabel. Berhasil atau tidaknya komunikasi sangat ditentukan oleh sama atau tidaknya polarisasi. Jika kita ingin membangun sistem yang baik, maka kita harus menyamakan polarisasi antena yang kita gunakan. Pada hubungan antar stasiun telekomunikasi yang berjarak lebih dari 10 Km, banyak digunakan antena dengan frekuensi tinggi yang menggunakan daya tinggi. Hal ini sia-sia apabila polarisasi kedua stasiun tidak sama. Daya yang diterima tidak akan maksimal, yang mengakibatkan kualitas pelayanan menurun dan kerugian secara material pada skala yang lebih besar. Misalnya pemancar BTS dengan daya 90 dB dengan polarisasi vertikal diterima dengan antena berpolarisasi vertikal menghasilkan 70 dB. Apabila antena penerima kita balik polarisasinya, maka hanya mampu menerima 20 dB saja (Telkomsel, 2012). Dari sini bias kita lihat pengaruh polarisasi pada komunikasi antar BTS. Penurunan daya yang signifikan terjadi apabila polarisasi tidak sama.

3.2 Cara Alternatif Mengetahui Polarisasi Antena Polarisasi antena yang baru kita desain, tidak selalu sama dengan simulasi yang kita jalankan. Maka dari itu uji coba dengan empiris wajib kita lakukan jika ingin mengetahui polarisasi secara riil. Pada software simulasi, polarisasi dapat kita simpulkan dengan melihat data axial ratio. Namun pada kenyataannya, axial ratio susah didapatkan pada percobaan. Polarisasi yang berbeda menghasilkan daya penerimaan rendah, sedangkan polarisasi yang sama menghasilkan daya penerimaan tinggi. Berangkat dari hal ini kita bisa melakukan pengujian dengan mengubah

10

secara berkala polarisasi dari antena penerima dengan menggunakan antena pemancar yang telah diketahui polarisasinya.

Gambar 3.1 pengubahan posisi antena uji

Dengan mengamati perubahan daya yang diterima pada antena uji, kita bias menentukan polarisasi antena uji tersebut. Polarisasi antena uji dapat kita simpulkan apabila penerimaan maksimal. Misalkan pada posisi 0 penerimaan maksimal dengan antena pemancar vertikal, maka pada posisi tersebut antena mempunyai polarisasi vertikal. Apabila antena mempunyai penerimaan yang bagus pada semua sisi dengan pemancar berpolarisasi vertikal, maka kita simpulkan antena tersebut mempunyai polarisasi sirkular. Dengan cara yang mudah ini kita dapat mengetahui polarisasi antena tanpa harus mengetahui axial ratio terlebih dahulu. Cara ini dapat dilakukan dengan menetapkan polarisasi antena pemancar dan meneliti penerimaan dari antena penerima yang belum diketahui polarisasinya.

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan Polarisasi sangat berpengaruh pada level penerimaan. Level daya penerima akan baik apabila polarisasi antena pemancar dan penerima sama. Semakin baik level daya penerimaan maka semakin baik pula sistem tersebut bekerja. Polarisasi dapat dengan mudah kita ketahui dengan mengubah derajat posisi antena yang ingin kita uji sebagai penerima secara bertahap dan mengamati perubahan level daya yang diterima. Ketika level daya maksimal pada suatu posisi, maka antena tersebut mempunyai polarisasi yang sama dengan pemancar. Apabila semua posisi mempunyai level daya yang baik, maka polarisasi dari antena tersebut adalah sirkular.

11

12

Daftar Pustaka

Balanis, Constantine A. (1997) Antenna Theory Analysis and Design (3rdEdition). New York: John Wiley and Sons Incorporation. PT. Telkomsel. (2012) Pengukuran Polarisasi. Malang: Percetakan UB

You might also like