You are on page 1of 7

Title : スクール 革命 / School Kakumei / School Revolution

Author : Dila (di LA —SAFE, BoA-Indo, Sujunesia, TVXQ-Indo—)


Rating : PG-15
Pairing : Boa ♥ Jaejoong
Location : Japan
Cast : Boa, TVXQ, TOP, Lina, Kwon Soonhwon, Kwon Soonuk
Length : series
Genre : romance, school drama, complicated
Language : Indonesian, Japanese (a little)
A/N : The title was taken from Hey!Say!JUMP’s song
CHAPTER 2
BRAVE
>Boa PoV<

Dia belum menjawabnya. Dia belum memaafkan aku. Apa senpai begitu marahnya ke aku ya?
Aku hanya bisa merenung di perpustakaan. Ini adalah tempat favoritku. Kalau aku sedang sedih, aku
selalu ke perpustakaan. Buku selalu bisa membantuku. Buku selalu jadi temanku.
Huf… aku berdiri dan menuju ke sebuah rak. Aku ingat mau meminjam buku tentang fotografi. Ya, aku
sangat penasaran dengan hobi senpai. Mengapa dia suka sekali dengan fotografi?
Ya Tuhan… tinggi sekali raknya. Huh, beginilah nasib orang pendek. Aku berjingkat-jingkat mau
mengambil buku itu. Tapi tinggiku tidak sampai… ayooo, sedikit lagi.
Seperti biasa, banyak cowok yang mulai berkeliling mengintip di balik rak. Kenapa sih mereka selalu
begitu? Apa mereka takut mau membantuku? Dasar pengecut.
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengambilkan buku.
“Kore…”
Aku menoleh pada cowok yang tinggi itu.
“Jaejung-senpai!!!” aku berteriak terkejut tanpa bisa kucegah.
“Kore…” ulang senpai sambil memberikan sebuah buku.
“Ah, chigaimasu, senpai… bukan yang itu…” kataku sopan. Bagaimanapun aku bertanggung jawab
atas lebam di wajah itu, jadi aku sebisa mungkin harus bersikap sopan padanya.
“Ah, gomen, gomen… sa, docchi? Nah, yang mana?” tanya senpai. Aku menunjuk sebuah buku
dengan susah payah. Lalu Jaejung-senpai sedikit berjingkat dan mengambilkannya untukku. Astaga,
jantungku berdebar sangat cepat. Jarak kami sungguh sangat dekat sekarang. Rasa-rasanya aku bisa
mendengar detak jantung senpai juga.
“Eee? Fotografi? Kamu tertarik juga dengan fotografi?” tanya senpai sambil mengamati buku yang dia
ambilkan untukku. Aku buru-buru mengambilnya. Aku tidak mau senpai tau kalau aku mencari info
tentang apa yang disukainya.
“Iia, betsu ni… nggak gitu juga sih,” kataku sambil menunduk takut. Aku benar-benar tidak sanggup
memandang matanya. Aku takut dia benar-benar marah padaku. Tapi senpai mengangkat wajahku.
Aku mendengar suara bisik-bisik di sekitarku.
“Anooo, senpai… minna wa miteru… semua melihat kita…” kataku.
“Ja doushita?” tanya senpai santai.
“Kalau senpai dipukuli lagi…”
“Kalau aku dikeroyok lagi aku akan membalas. Lalu?” tanya senpai lagi.
“Mou, senpai… ini semua kan salahku karena dekat-dakat senpai,” bisikku khawatir. Di sini banyak
sekali teman Top. Bisa-bisa mereka melapor pada Top.
“Sudahlah, lagipula aku juga sebenarnya menikmati kamu ada di dekatku,” kata senpai seakan tidak
ada masalah kalau semua orang di dekolah ini tau dia dekat denganku.
“Demo…”
“Iku wa yo…” ajaknya.
“Doko? Ke mana?”
Tanpa menjawab pertanyaanku, senpai menarik tanganku.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“Senpai, kono hon… bukunya…”
“Ii wa. Aku punya buku itu. Nanti aku pinjami,” kata senpai sambil menggandeng tanganku dan keluar
dari perpustakaan.

Sekarang kami ada di Duklyon, sebuah kafe yang suasananya cukup ceria.
“Na, nanda, senpai?” tanyaku bingung.
“Dari tadi kamu kelihatan murung, jadi aku ajak saja ke sini,” kata senpai sambil tersenyum. Huwaaa,
baru kali ini aku melihatnya tersenyum.
Setelah memesan es krim, senpai duduk di depanku.
“A, ano… senpai…” aku mulai gugup. Aku bermaksud menanyakan jawaban atas permintaan maafku
kemarin. Tapi sepertinya senpai tau apa yang akan aku katakan. Dia mengacak-acak rambutku.
“Nani yo, senpai?!” kataku cemberut.
“Nah, itu lebih mirip kamu. Kamu di sekolah jaga image sekali ya,” kata senpai.
“Jangan membelokkan pembicaraan, dong. Apa senpai sudah memaafkanku? Apa senpai sudah tidak
marah padaku?” tanyaku khawatir.
“He? Bagaimana bisa aku mengajakmu makan es krim kalau aku masih marah padamu… ii wa... aku
maafkan,” kata senpai. Lalu senpai mengambil es krimku dan menjilatnya.
“AAARGH, ATASHI NO ICE CREAM DA!!!” teriakku sampai seluruh kafe memandangi kami.
“Memang kenapa? Ini kan aku yang bayar,” kata senpai seraya mengembalikan es krimnya padaku.
“Ah, rasa strawberry enak juga rupanya.”
“Sonna koto janai!!! Bukan itu maksudku. Itu kan… itu kan…”
“Nani?”
“Ciuman tidak langsung…” bisikku.
“Gyahahahaha… ah, kamu ini… kamu kan pernah menciumku secara ‘langsung’, yang begini sih
tidak bisa dianggap ciuman,” kata senpai santai
“Mou, senpai!!! Mukatsuita! Menyebalkan!” kataku
“Hahaha, gomen, gomen… saa, oshiete yo! Beritahu kenapa kamu bisa pacaran dengan Top?” tanya
Jaejung-senpai.
Aku menunduk. Aku selalu sebal kalau ada yang menanyakan ini. Tidak ada yang bisa mengerti aku.
Tapi kurasa… kurasa senpai bisa mengerti aku.
“Chuugakusei toki ni... Waktu itu SMP,” kataku memulai cerita. “Sebenarnya aku sama sekali tidak
ada perasaan dengannya. Hm, jujur saja kami bukan dari keluarga kaya. Orang tua Top asalah
pemilik resmi toko elektronik keluargaku. Top itu suka melanggar peraturan dan membolos, karena
orang tuanya terlalu sibuk dan tidak memperhatikan Top,”
“Chotto, chotto… ini bukan tentang aku kan? Aku juga suka melanggar peraturan dan membolos,
lho…” sela senpai.
“Chigaimasu, senpai…” jawabku sambil tersenyum. “Nah, dia memaksaku untuk jadi pacarnya. Kalau
tidak…”
“Dia akan melapor ke orang tuanya dan menyuruh mengambil tokomu?” tebak senpai. Aku
mengangguk.
“Jadi begitulah kenapa walaupun banyak yang menyukaiku tapi tidak begitu banyak yang berani
mendekatiku. Setiap ada yang mendekat, Top selalu saja memukuli mereka,” kataku.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“Lalu kenapa kamu mendekatiku kalau tau aku akan dipukuli?” tanya senpai. “Ah, gomen…
maksudku…”
“Iia, daijoubu… memang aku yang salah. Belakangan ini aku mencoba mendekati beberapa cowok,
aku ingin tau apakah mereka berani mendekatiku. Aku ingin tau apa di dunia ini masih ada cowok
yang tidak pengecut,” kataku sedih. “Gomenasai, senpai”
“Mada ayamaru? Masih minta maaf juga?! Sudahlah, aku kan sudah memaafkanmu,” kata senpai.
“Gomen”
“Tuh kan minta maaf lagi,” kata senpai sambil tertawa. Aku merasa ada yang aneh. Aku memandangi
senpai dengan penasaran, seakan aku baru pertama kali ini melihatnya.
“Nanda yo?” tanya senpai agak risih.
“Senpai wa… futsuu ne… senpai ternyata normal ya…” kataku pelan.
“Hahaha, atari mae ja! Tentu saja! Memangnya kau pikir aku ini apa?” tanya senpai sambil tertawa
lagi. Tuh kan aneh. Tidak biasanya dia tertawa.
“Senpai di sekolah terlihat menyeramkan dan jarang bicara,” kataku jujur.
“Aaa, warui na. Maaf kalo gitu,” kata senpai terlihat malu.
“Aaa, nanda senpai ayameru te? Kenapa senpai jadi minta maaf?”
“Demo… omae mo… kamu juga bersikap begitu kan? Di sekolah kau kelihatan seperti cewek elit
yang cantik dan terpelajar, tapi di depanku kamu keliatan kekanakan sekali,” kata Jaejung-senpai.
“Sonna koto janai yo! Aku tidak seperti itu!”
“Nani ‘sonna koto janai’? Coba ingat-ingat lagi kapan kamu pernah cemberut di sekolah, ingat lagi
kapan kamu pernah tertawa lepas di sekolah?”
Aku berpikir. Iya juga ya… aku jarang bisa selepas ini di sekolah.
“Gomen ne… mungkin karena di sekolah pun ada teman Top yang mengawasiku,” aku meminta
maaf.
“Hahaha, ii wa… kawaii yo. Tidak apa-apa. Imut kok,” kata Jaejung-senpai.
“Kawaii? Dare ga kawaii? Siapa yang imut? Top?” tanyaku polos.
“Baka, omae ga kawaii… bodoh, tentu saja kamu yang kawaii,” kata Jaejung-senpai sambil
tersenyum. Aku merasa mukaku panas dan memerah. Kini aku benar-benar tidak berani
memandangnya!!!
“Boa…” panggil Jaejung-senpai. Saking kagetnya, aku menatap matanya. Benarkah dia tadi
memanggil namaku?
“Ore wa Boa ga su…”
“Sumimasen, okyaku-sama…” potong pelayan Duklyon. Astaga, apa yang tadi mau dikatakan senpai?
Jantungku serasa mau keluar. Sekujur tubuhku gemetar. Sebelum aku sadar, aku sudah digandeng
Jaejung-senpai keluar dari Duklyon.
“Tadi pelayannya bilang kalau banyak pelanggan yang menunggu. Jadi kita diusir. Hahaha,” kata
Jaejung-senpai, seolah tidak terjadi apa-apa.
Ketika Jaejung-senpai berjalan mengantarku ke rumah, kami dihadang…
“Top???” teriakku kaget. Saking takutnya, aku bersembunyi di belakang Jaejung. Tangan Top
menarik tanganku, tapi langsung dilepas oleh Jaejung-senpai.
“Bukannya aku sudah bilang, JAUH-JAUH DARI PACARKU!!!” teriak Top.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“Nigero… lari dan pulanglah,” bisik senpai. Tanpa berpikir lagi, aku langsung berlari. Beberapa teman
Top menghadangku, tapi langsung ditendang oleh Jaejung-senpai.

Aku tidak pulang ke rumah, tapi langsung kembali ke sekolah. Langsung saja aku ke atap tempat
teman-teman Jaejung-senpai. Ya ampuuun, dikunci. Aku menggedor sekeras-kerasnya.
“ONEGAAAI, TASUKETEE!!! JAEJUNG-SENPAI DIKEROYOK LAGI, ONEGAAAI!!!” teriakku sambil
terus menggedor.
Cklek…
“Boa-chan… hontou ni?” tanya Changmin-senpai khawatir. Aku mengangguk.
“Ikusou!” ajak Changmin-senpai. Keempat teman Jaejung-senpai langsung berlari mengikutiku. Belum
terlambat!!! Yunho-tachi langsung membantu Jaejung-senpai melawan Top-tachi.
Aku hanya melihat dari kejauhan. Aku takut kalau melapor ke guru. Nanti Jaejung-senpai juga bisa
dapat masalah. Aduh, aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiran cowok. Kenapa sih mereka selalu
bermain tangan? Apa mereka tidak pernah membicarakan sesuatu dengan baik-baik?

Aku menutup mataku, tapi masih terdengar suara perkelahian. Lalu aku mendengar suara Jaejung-
senpai berteriak.
“KEMBALI, DASAR PENGECUT!!!!!”
Lalu aku merasa tanganku hangat.
“Kaeru yo,” ajak Jaejung-senpai tanpa memandangku. Dia memalingkan mukanya. Teman-teman
senpai sedang mengelap wajahnya dengan saputangan.
“Senpai…” aku menolehkan muka senpai ke arahku. Astaga, muka senpai parah sekaliii. Aku buru-
buru mengambil sapu tanganku dan mengelap wajahnya.
“Oi, aku mau ke rumahmu…” katta senpai.
“Eee? Doushite? Kenapa?” tanyaku kaget.
“Aku mau bicara pada orang tuamu.
“Tentang ini? Tolong jangan beritahu orangtuaku, mereka akan khawatir,” kataku cemas.
“Ini harus kita selesaikan,” kata Jaejung.
“Jaejung-kun, apa yang kau rencanakan?” tanya yuchun-senpai.
“Kalian mau ikut atau pulang duluan?” tanya Jaejung-senpai. Keempat temannya saling
berpandangan.
“Sebenarnya kami mau ikut, tapi kalau mengganggu… kami pulang aja,” kata changmin-senpai.
“Oh, baiklah…”
Kami berjalan ke rumahku yang angat sederhana. Aku benar-benar khawatir bagaimana jadinya kalau
Jaejung-senpai bilang pada orang tuaku? Pasti orang tuaku akan protes pada orangtua Top, lalu
mereka bertengkar, lalu toko orangtuaku pasti disita. OMG!!!
“Oi, daijoubu?” tanya Jaejung-senpai.
“H, hai…”
“Ojitsuite, tenang saja, aku akan menyelesaikan semuanya,” kata Jaejung-senpai sambil tersenyum
menenangkanku. Bukannya tenang, aku malah semakin cemas. Huwaaa… bagaimana ini?

“Tadaima… aku pulang,” salamku lemas.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“Okaerinasai, Boa-chan,” suara okaa-san terdengar dari dalam. Soonhwon-niichan menghampiriku,
lalu terkejut.
“Omae dare? Siapa kamu?” tanya nii-chan dingin, sambil memandang Jaejung-senpai.
“Ah, ini…”
Jaejung membungkuk, “Kim Jaejung tomoushimasu... Boa-san no tomodachi desu. Saya Kim
Jaejung, teman Boa,” kata Jaejung-senpai sopan.
“Ara! Boa-chan bawa cowok, ya. Boa no tomodachi?” tanya kaa-san yang juga menghampiri kami.
“Hai”
“Aaa, kalau begitu ayo masuk dulu,” kata kaa-san. Soonhwon-niichan memandangi Jaejung-senpai
yang penuh luka.
“Habis berantem?” tanya niichan dingin. Aaa, aku tidak berani memandang wajah Jaejung-senpai. Dia
pasti malu. Aku meliriknya sedikit. Jaejung-senpai hanya tersenyum.

Kami sekarang di ruang tamu dan duduk melingkar.


“Saya ke sini bermaksud berbicara dengan obasan dan ojisan tentang Boa,” kata Jaejung.
“Bilang saja kamu mau jadi pacar Boa,” kata Soonhwon-niichan dingin.
“Tidak, karena Boa sudah punya pacar,” kata Jaejung-senpai.
“NANIIII???” seluruh keluargaku terkejut. Mereka pikir selama ini aku adalah anak yang baik, ‘mahal’,
dan polos. Tapi sekarang…
“DARE?!” teriak niichan.
“T, Top…” jawabku pelan.
Seluruh keluarga benar-benar terdiam sekarang.
“Araaa!!! Baguslah kalau begitu, kamu sudah bisa memilih cowok yang mapan,” kata okaasan sambil
menepuk tangannya sekali. Aku menepuk jidat. Okaasan!!!!
“Sonna koto janai yo, kaasan,” kata Soonuk-niichan, kakak keduaku. “Jangan-jangan… Boa diancam
kalau tidak jadi pacar Top, dia akan meminta orang tuanya untuk menyita toko ini…” kata Soonuk-
niichan pelan.
“Heee? Benarkah itu, Boa?” tanya kaasan. Aku mengangguk.
Lalu Jaejung-senpai menceritakan kalau Top bersikap kasar pada semua yang mendekatiku. Seluruh
keluarga diam mendengarkan Jaejung-senpai. Nii-chan akhirnya tau mengapa senpai babak belur.
“Lalu kenapa kamu menceritakan semua ini? Kamu mau minta ganti rugi?!” tanya Soonhwon-niichan
kasar.
“Iie, tidak, saya ke sini hanya ingin menceritakan apa yang sebenarnya, supaya Boa tidak susah lagi,”
kata senpai sopan. Huwa, kok bisa sih? Di depanku dia kelihatan sangat tidak rapi dan tidak teratur,
bicara juga berantakan. Ini seperti bukan senpai saja.
“Boa, oshiete kudasai… ceritakan apa saja yang dia lakukan ke kamu,” kata senpai.
“A, aku… sebenarnya aku tidak diapa-apakan sama Top. Aku hanya dipamerkan ke teman-temannya.
Yang membuatku sangat merasa bersalah, dia memukuli siapa saja yang dekat denganku,” ceritaku.
“Nah, lalu apa dengan kami tau semua ini masalah akan terpecahkan?!” tanya Soonhwon niichan.
“Kalau Boa putus dengan Top, ya, akan terselesaikan,” kata senpai pelan. Aku kaget dan lengsung
menoleh ke senpai. Bukan hanya aku, semua keluargaku menoleh padanya.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“LALU BAGAIMANA DENGAN TOKO KAMI, HAH?! KAMU PIKIR KAMI HIDUP DARI MANA?!”
Soonhwon-niichan kini sudah mengangkat kerah senpai.
“Yamero, nii-chan! Hentikan!” kataku sambil mendudukkan senpai kembali.
“Saya yang akan membiayai toko kalian,” kata senpai tenang.
“De, demo…” kaasan mau memotong, tapi disela lagi oleh senpai.
“Masalah materi itu mudah. Apa kalian tidak memikirkan kebahagiaan Boa?” tanya Jaejung-senpai..
“Boa no shiawase? Kebahagiaan? Tentu saja kami memikirkan kebahagiaan keluarga. Yang perlu
dipertanyakan adalah kamu. Untuk apa kamu mengurus masalah keluarga kami?” tanya nii-chan.
“Jitsu wa, boku wa… Boa ga su…” sebelum senpai menyelesaikan kalimatnya, cellphone-ku
berdering memecah ketegangan. Aku mengangkat cellphone dengan gemetar.
“Moshi moshi?”
“Yo, Boa!” sapa suara di seberang.
“T, Top?!” semua keluargaku menoleh.
“Besok kita bisa bertemu? Kamu mau aku kenalkan sama teman-temanku nih,” ajak Top.
“Aaaah, kuuzen da! Kebetulan sekali! Ada yang mau aku bicarakan denganmu.
“Kalau begitu, pulang sekolah aku jemput ya. Lalu kita ke Duklyon,” kata Top.
“Ah, chotto matte. Tunggu. Aku ke sana sendiri saja, tidak perlu dijemput,” kataku.
“Kenapa sih kamu selalu tidak mau aku jemput?”
“Ah, aku tidak mau merepotkanmu. Sudah dulu ya, aku dipanggil kaa-san. Ja, mata ashita! Sampai
besok!” kataku seraya menutup cellphone.
“Lanjutkan!” suruh otoosan yang dari tadi diam saja.
“Ehm, tonikaku... pokoknya… masalah ini biar saya dan Boa yang menyelesaikan,” kata senpai.
Kelihatannya seluruh keluarga sudah mulai tenang sekarang. Aku jadi salut sama senpai. Dia masih
bisa bersikap tenang walaupun keluargaku kasar seperti ini.

Setelah mengantar senpai sampai ke depan pintu, aku langsung masuk kamarku. Fuh, hari yang
melelahkan! Soieba… ngomong-ngomong, tadi senpai mau bilang apa ya? Sebelum disela sama
telepon dari Top? Ja, jangan-jangan senpai… AAA, mana mungkin dia suka padaku. Dia kan
orangnya suka kebebasan. Mana mungkin dia suka padaku yang tidak punya pendirian dan mau
diatur-atur begini?

Ah, pokoknya besok aku harus bicara pada Top! De, demo kowakute. Tapi aku takuuut. Bagaimana
kalau dia balas dendam ke Jaejung-senpai??? Uuuh, kenapa sih senpai begitu baik padaku? Padahal
aku selalu membahayakannya. Memberinya kesialan, tapi dia selalu memaafkanku. Yappari atashi…
senpai ga suki. Sudah kuduga, aku pasti suka senpai.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

You might also like