You are on page 1of 8

Title : スクール 革命 / School Kakumei / School Revolution

Author : Dila (di LA —SAFE, BoA-Indo, Sujunesia, TVXQ-Indo—)


Rating : PG-15
Pairing : Boa ♥ Jaejoong
Location : Japan
Cast : Boa, TVXQ, TOP, Lina, Kwon Soonhwon, Kwon Soonuk
Length : series
Genre : romance, school drama, complicated
Language : Indonesian, Japanese (a little)
A/N : The title was taken from Hey!Say!JUMP’s song
CHAPTER 3
Lovin’ You
>Jaejung PoV<

Sekarang yang perlu aku lakukan adalah bicara pada otoosama untuk memodali keluarga Boa agar
bisa membangun tokonya lagi tanpa campur tangan orang tua Top. Sebenarnya orangtuaku
mengelola perusahaan elektronik. Jadi kemungkinan besar orangtua Top adalah anak buah
otoosama.
Sebenarnya sudah lama aku tidak bicara pada orangtuaku. Bahkan aku tidak tau apa mereka masih
ingat kalau punya anak. Tapi ini demi Boa.
Sepulang dari rumah Boa, aku langsung menuju ruang keluarga dan duduk di sebelah otoosama.
“Otoosama…”
“Nani? Pasti mau minta sesuatu,” jawab otoosama tanpa memandangku.
“H, hai”
“Ja?”
Lalu aku menceritakan semua tentang Boa dan kejahatan Top, lalu tentang ancaman Top pada Boa
yang mengakibatkan keluarga Boa dalam masalah.
“Lalu apa aku harus melakukan sesuatu untuk pacarmu?” tanya otoosama.
“Chigaimasu, bukan begitu. Aku… aku hanya kasihan pada keluarga Boa,” kataku.
“Lalu apa keuntungan yang akan aku dapat?”
Aku berpikir. Sudah kuduga aku akan menemui jalan buntu.
“Aku akan menuruti semua kemauan otoosama,” kataku sambil membungkuk padanya.
“Zenbu? Semuanya?”
Yabai! Gawat! Aku punya perasaan tidak enak tentang ini. Tapi aku harus melakukannya. Boa no
tame ni! Demi Boa…
“Hai’,” jawabku pasrah.

Pagi ini aku sudah bukan “aku” lagi. Boku wa “boku” janai. Aku sudah menjadi orang lain, memikul
beban yang lain, dan siap menjalani hidup yang lain. Tapi aku berjalan ke sekolah seperti biasa.
“JAEJUNG-KUN?!” teriak teman-teman sekelasku saat melihatku pagi ini.
“Ohayou, pagi…Nani yo? Ada apa?”
“Hontou ni Jaejung-kun?!” tanya Junsu sambil mencubit-cubit pipiku.
“Kamu kembaran Jaejung-kun?” tanya Yuchun.
“Salah masuk kelas, kali…” kata Yunho sambil memakan roti.
“Okashi yo… aneh,” gumam Changmin sambil memandangiku dari atas sampai bawah.
“Apaan sih?!” tanyaku gusar.
“DAKARA, OKASHI YOOO….” jawab mereka berempat.
“Iya, kamu jadi rapi banget hari ini," kata Changmin.
"Biasanya kemeja kamu kancingkan mulai kancing ketiga," sambung Yuchun.
"Celana kamu hipster," lanjut Junsu.
"Jas tidak kamu kancingkan, dan lengannya kamu lipat,” Yunho mengakhiri.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“Aaa, chotto na… nggak pa-pa, cuman pengen ganti suasana,” kataku pelan. Aku meletakkan tas dan
duduk. Semua teman sekelasku berbisik-bisik, dan tentunya membicarakanku. Tiba-tiba bisikan
berubah jadi pekikan kaget dan gembira. Aku menoleh ke sekeliling. Ada apa sih?
“Jaeeejung-kun!!!” panggil Junsu.
“E?”
“Yonderu!!!” kata Yuchun sambil menunjuk Boa yang ada di depan pintu kelas. Oh jadi ini sebabnya
anak-anak jadi ramai.
“Nanda?” tanyaku ke Boa.
“J, Jaejung-senpai wa daijoubu?!” Boa balik menanyaiku sambil menatapku dari atas sampai bawah.
“Daijoubu, daijoubu… sa, nanda?”
“Arigatou gozaimasu!” kata Boa sambil membungkuk 90 derajat.
“N, nani?”
“Keluargaku tadi malam berunding lagi dan sepakat untuk mengurus masalah ini lebih dalam dengan
keluarga Top. Lalu orangtuaku menitipkan ucapan terima kasihnya padamu,” cerita Boa. aku
tersenyum.
“Omae no aniki, mada okoru? Kakakmumu masih marah padaku?” tanyaku.
“Aaaah, gomen ne. Dia memang begitu kalau aku dekat dengan cowok. Makanya aku tidak pernah
cerita padanya mengenai Top. Dia itu sister complex, tau, Soonhwon-niichan!” kata Boa.
“Tidak apa-apa. Itu tandanya kan dia sayang sama kamu,” kataku.
“Soieba, senpai… ada apa dengan penampilanmu?” tanya Boa.
“Tidak ada apa-apa. Ganti suasana saja,” kuberikan jawaban yang sama dengan yang kuberikan
pada Junsu-tachi.
“Uso da yo… bohong…”
“Eh, itu tidak penting. Nanti saja aku ceritakan,” kataku. Sekarang rupanya hampir satu sekolah
memandangiku berbicara dengan Boa. Sebentar lagi pasti ada gosip kalau aku pacaran dengan Boa.

Yare, yare… dasar sekolah jaman sekarang sudah tidak seperti sekolah lagi. Anak umur 16 tahun
sudah punya masalah seperti itu. School kakumei, ka? Revolusi sekolah. Siswa jaman sekarang
terlalu cepat dewasa. Sekolah tidak jadi tempat belajar lagi.

Pulang sekolah, aku menunggu Boa di depan pintu gerbang.


“Yo!” aku menyapa Boa yang lewat di depanku.
“J, Jaejung-senpai, nanda?”
“Ore mo iku. Aku juga ikut. Kamu mau menemui Top kan?” tanyaku. Boa mengangguk.
“Demo…”
“Bahaya kalau kamu pergi sendiri,” kataku sambil menggandengnya.
“Tapi senpai kemarin sudah dipukuli,” kata Boa cemas.
“Sore wa nanda? Lalu kenapa? Ore wa otoko dakara. Aku kan cowok,” kataku sambil berjalan cepat.
“Mou, senpai…”
“Shinpai shinai de. Berhentilah cemas. Kamu selalu mencemaskanku. Padahal keadaanmu sendiri
lebih mencemaskan,” kataku.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
Saat kami masuk Duklyon, sudah ada Top dan beberapa temannya. Top melihatku dan langsung
berdiri.
“OMAE?!” tidak heran Top kelihatan marah. Sudah berkali-kali dia bilang padaku untuk menjauhi Boa,
tapi sekarang malah Boa datang denganku.
“Top, sudahlah. Aku mau bicara baik-baik,” kata Boa sambil menahan Top.
Atas permintaan Boa, teman-teman Top pun pulang agak cepat, setelah makan sebentar. Kini tinggal
aku, Boa, dan Top.
“A, aku mau… aku mau…” Boa kelihatan takut dan sekujur tubuhnya bergetar.
“Nani?” tanya Top tidak sabar.
“Aku mau kita putus,” kata Boa cukup mantap. Top memandang Boa dengan heran dan tertawa.
“Kamu tidak mungkin berani memutuskanku kan? Kalau kamu berani melawanku, apa yang akan
terjadi dengan tokomu?!” kata Top tenang.
“Aku ambil resiko itu,” kata Boa. Kami sepakat untuk tidak memberitahu rencana kami untuk
membangun toko dengan bantuan orangtuaku.
“Yang benar saja. Memangnya apa yang kurang sih dari aku? Aku kan kaya. Kamu minta apa aja
akan aku turuti asal kamu juga menurutiku,” kata Top.
“Kau tau? Materi bukan segalanya,” celetukku.
“Omae wa kankeinai! Tidak ada hubungannya denganmu. Lagipula ngapain kamu di sini?” tanya Top
dengan tampang jijik.
“Top. Kau membuatku merasa bersalah dengan memukuli semua cowok yang dekat denganku,” kata
Boa pelan.
“Huh, atarimae ja!!! Tentu saja aku harus melakukannya. Aku kan cemburu. Cowok jaman sekarang
itu ya, walaupun si cewek sudah punya pacar, tetap saja dia dekati,” kata Top sambil memandangku.
Ano yarou!!!
“Itu namanya bukan cemburu, Top! Kamu jadi pacarku hanya untuk memamerkanku pada teman-
temanmu kan?!” Boa mulai menyerang. Top diam saja, pandangannya kosong. Beberapa menit
berlalu.
“Ii wa! Baiklah kalau kamu mau putus! Lihat saja besok pasti tokomu akan hilang,” kata Top sambil
menyambar tasnya dan keluar dari Duklyon.
“Yokatta ne. Untung saja,” kataku.
“Nani ga “yokatta”? Apanya?” tanya Boa.
“Untung dia tidak macam-macam,” kataku.
“Hum”
“Boa, ore wa… omae ga su…” sebelum aku menyelesaikan kalimatku, cellphone Boa di meja
berdering. Boa mau mengangkatnya, tapi tanpa kusadari, tanganku menghentikannya dan menarik
tangannya. Aku mencium gadis di depanku.
Setelah beberapa detik yang mendebarkan, aku berbisik, “Ore wa omae ga suki da. Aku suka kamu”
Aku tidak peduli seluruh Duklyon memandang kami. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi ke
depannya. Yang aku peduli, aku tidak mau ada yang mengganggu lagi setelah dua kali aku gagal
menyatakan perasaanku.
“A, atashi mo… senpai ga suki… aku juga…” balas Boa.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
Aku memandang sayang wajah itu. Boa yang mereka pikir sulit dicapai ternyata se-innocent ini. Aku
pun tak pernah menyangka akan suka padanya. Untu mencairkan suasana, aku bicara duluan.
“Ah, cellphone-mu? Tadi ada yang telepon kan?” tanyaku sambil mengambilkan cellphonenya.
Boa mendengarkan mailbox.
“Ah, Soonhwon-niichan menanyakan bagaimana pertemuanku dengan Top,” kata Boa. dia lalu
menelepon balik. Aku memandangi wajah polos itu. Dibalik ketenarannya di sekolah, dibalik
kepintarannya, dan dibalik kecantikannya, ternyata dia memendam beban yang tidak semestinya
ditanggung anak 16 tahun.
“Sa ikimasho. Ayo pulang,” ajak Boa.
“Oi, bagaimana kalau kau ke rumahku?” ajakku.
“E? Doushite?”
“Omae wa ore no kanojo, darou? Kamu pacarku kan? Kamu belum pernah ke rumahku. Rumahku
kosong kok. Aku anak tunggal, dan orangtuaku kerja semua. Paling hanya ada kaseifu (pelayan),”
ceritaku lancar. Tiba-tiba tangan di genggamanku jadi mendingin. Aku menoleh ke pemiliknya.
“Daijoubu?” tanyaku.
“Da, daijoubu. Chotto kinchou shimasu… cuma sedikit nervous,” kata Boa. Aku tertawa. Dasar anak
polos.

Saat sampai di depan rumahku, dia hanya bengong.


“Kono HONTOU NI senpai no ie? Ini benar-benar rumah senpai?” tanya Boa heran.
“Atarimae ja. Sa, ikou. Tentu saja. Ayo masuk,” ajakku.
“Okaerinasai, Jaejung-sama,” sambut salah seorang kaseifu sambil membungkuk. Boa gugup dan ikut
membungkuk juga. Aku hanya senyum melihat tingkahnya.
“Duduklah, aku ganti baju dulu,” kataku sambil menunjuk sofa di ruang tamu. “Oi, buatkan teh atau
apalah,” suruhku.
Aku naik ke kamarku dan segera ganti baju. Saat aku turun, Boa sedang melihat-lihat lukisan.
“Siapa yang melukis, senpai? Atau ini beli?” tanya Boa sambil menunjuk lukisan-lukisan itu.
“Mmm, itu aku lukis waktu SMP,” jawabku enggan.
“Sugoooi!!!!!!!” puji Boa sambil memandang lagi lukisanku.
Aku duduk dan meminum salah satu teh.
“Senpai, kau belum menjawab pertanyaanku tadi pagi,” kata Boa sambil duduk di sampingku.
“Nani?”
“Kenapa senpai merubah penampilan? Yang aku tau, senpai suka kebebasan, tidak suka diatur, dan
tidak terlalu rapi,” kata Boa.
Aku menunduk memandang tehku.
“Kamu tidak tau apa-apa tentang aku,” kataku palan.
“Ja oshiete. Kalau begitu beritahu aku,” pinta Boa.
“Otoosama da. Dia menyuruhku untuk lebih serius sekolah,” jawabku singkat.
“Ta, tapi senpai dulu berani melawan. Kenapa sekarang tidak?” tanya Boa.
“Sudahlah tidak usah dipikirkan. Ini urusan otoosama dan aku,” kataku sambil tersenyum
menenangkan. Aku meminum tehku lagi. Aku merasa Boa memandangiku dengan tatapan cemas.
“Eh, bagaimana kalau kau ke kamarku?” ajakku.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“Eeee???”
“Sudahlah ikut saja,” aku menggandeng tangan Boa.
Lagi-lagi aku merasakan tangannya yang dingin dan berkeringat. Apa cewek biasanya memang
secemas itu ya kalau berdua sama cowok? Memangnya kenapa sih? Aku toh tidak akan ngapa-
ngapain dia kan?
“Kamarmu beda dengan ruangan lain di rumah ini ya,” komentar Boa. Aku tertawa.
“Hai, hai’… kamarku memang berantakan kok,” kataku.
“Sonna koto janai… bukan begitu, ini benar-benar mencerminkan Jaejung-senpai!” kata Boa sambil
melihat-lihat poster dan lukisan yang ada di kamarku.

Kalau kuperhatikan, sejak datang ke rumahku, Boa sama sekali tidak berani memandang mukaku.
Aku tau dia tadi bilang kalau dia nervous. Tapi aku benar-benar tidak mengerti perasaan cewek.
Aku mendekati Boa dan menyentuh pipinya dengan satu tanganku.
“Kamu berkeringat,” kataku.
Yappari, Boa tidak berani memandang wajahku. Tiba-tiba pintu menjeblak terbuka.
“YO! JAEJUNG!!!” sapa Yuchun
“Gimana tadi ketemu pacarnya Boa?” tanya Changmin.
“Udah putus beneran nih?” Yunho ikut bicara
“Wah berarti Boa sekarang single dong,” Junsu tersenyum senang. Tapi mereka berhenti berisik,
melihatku dan Boa. Aku buru-buru mengembalikan tanganku ke tempat semula.
“EEEEEE??????” Junsu-tachi berteriak terkejut.

Setelah menenangkan keempat sahabatku, Boa bersikeras mau turun ke bawah dan membuatkan teh
untuk kami. Aku baru saja selesai menceritakan kejadian di Duklyon tadi.
“Hidoi yo, Jaejung-kun! Kamu jahat ah!” kata Yunho.
“E? Nani?”
“Kamu kan tau Boa itu idola sekolah! Dan idola kami, tentunya!” kata Junsu.
“Sore wa, DOUSHITA? Lalu kenapa?” tanyaku sambil tersenyum nakal.
“Bisa-bisanya kamu pacaran dengan dia!” kata Yuchun.
“Ah sudahlah, kalian ini,” kataku tanpa menjawab pertanyaan mereka. Aku tahu mereka tidak serius.
Mereka selalu mendukung apa yang kulakukan.
“Ini tehnya,” kata Boa sambil membawa senampan teh.

Saat kami sadar, hari sudah petang. Berhubung otoosama sebentar lagi pulang, aku harus ada di
rumah. Aku meminta Junsu-tachi untuk mengantar Boa ke rumahnya. Tapi anehnya, otoosama belum
juga pulang sampai larut malam. Akhirnya aku tidur duluan. Ah, tau begini tadi aku yang
mengantarkan Boa ke rumahnya.

Besok paginya aku berangkat ke sekolah seperti biasa. Aku baru ingat sesuatu saat sampai duduk di
bangkuku.
“Shimatta!!! Gawat!” seruku sambil menepuk jidat.
“Nani, Jaejung-kun?” tanya Yunho yang makan roti di sebelahku.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“Aku lupa jemput Boa,” gumamku.
“Ngapain kamu jemput dia? Dia kan bisa berangkat sendiri,” kata Yunho.
“Yaaa… kami sekarang kan pacaran,” jawabku pelan. Yuchun tertawa. “Nani ga okashi?” tanyaku
“Kamu belum pernah pacaran ya?!” tanya Yuchun. Aku menggeleng. Lalu semua keempat temanku
menertawakanku. Kami tengah bercanda ketika seseorang memanggilku dan mengatakan kalau aku
dipanggil Boa. Kulihat Boa memang sedang berdiri di depan pintu kelasku dengan tangan terlipat.
Jangan-jangan dia marah karena tadi tidak kujemput? Doushiyo? Bagaimana ini?
“Na, nani?” tanyaku. Tanpa menjawab, Boa menarik tanganku dan berjalan ke atap sekolah. Setelah
menyuruhku membuka atap sekolah, dia berjalan duluan. Aku mengunci pintu, lalu menghampirinya.
Sebelum aku berbicara sepatah katapun, Boa menamparku.
“Omae?! Kenapa tiba-tiba menamparku? Hanya karena aku tadi tidak menjemputmu, masa’ kau
langsung menamparku seperti ini?!” bentakku. Kupikir dia akan membalas. Tapi yang kulihat gadis di
depanku menitikkan air matanya.
“Na, nanda?” tanyaku pelan. Seketika aku tau, ini bukan masalah jemput dan tidak menjemput.
“Kenapa senpai tidak bilang padaku?!” tanya Boa sambil menangis. Aku masih bingung ini masalah
apa.
“A, apanya?”
“Senpai menuruti kata-kata ayah senpai demi aku kan?!” tanya Boa.
“S, sore ga… itu…”
“SENPAI!!! DEMI AKU SENPAI SAMPAI MERELAKAN FOTOGRAFI YANG SELAMA INI SENPAI
SUKA?!” teriak Boa, masih menangis.
“Kenapa kamu bisa tau?!” tanyaku.
“T, tadi malam orangtua senpai datang ke rumah untuk membatalkan penggusuran toko yang
langsung dilakukan orangtua Top kemarin. Lalu dia cerita… dia cerita kalau senpai sekarang sudah
berubah. Senpai akan menuruti apa saja yang ayah senpai inginkan. KENAPA SENPAI MELAKUKAN
ITU DEMI AKU?!” tanya Boa.
“Nakunai yo... Jangan menangis,” kataku sambil mengusap air matanya dengan sebelah tanganku.
“Demo… atashi no tame ni… senpai wa… demi aku, senpai jadi…”
“Sudahlah, itu kan keputusanku. Asal kamu tersenyum, aku akan tenang,” kataku.
“TAPI SENPAI JADI TIDAK BEBAS… GARA GARA AKU, SENPAI HARUS MELAKUKAN APA YANG
SENPAI TIDAK SUKA. INI SAMA SAJA TIDAK MERUBAH KEADAAN. AWALNYA AKU TERPAKSA
MENURUTI TOP, DAN ITU SUDAH BERAKHIR. TAPI SEKARANG GANTI SENPAI YANG
TERPAKSA MENURU—”
Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, aku sudah menyentuhkan bibirku di bibirnya. Aku tau, hanya
ini satu-satunya cara untuk menenangkannya. Boa terduduk.
“Gomenasai, senpai… atashi no tame ni… demi aku…”
“Sudahlah, tidak apa-apa, lagipula aku juga terlalu banyak salah pada otoosama. Sekali-kali aku ingin
membahagiakannya,” kataku.
“Tapi masih ada cara lain, kan?”
“Iie, satu-satunya yang bisa membuat otoosama senang hanyalah kalau aku meneruskan
perusahaannya,” jawabku. “AAAH!!! YABAI! GAWAT!!! Sudah jam 8!”

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“Gawat kita terlambat masuk!” kata Boa yang sudah menghentikan tangisnya. “Kita bolos lagi yuk”
ajak Boa.
“T, tapi kalau otoosama sampai tau…” aku ragu. Bukannya aku pengecut. Tapi aku benar-benar takut
kalau otoosama marah padaku. Imbasnya ke Boa juga kan?!
“Hm, kalau begitu kita di sini sampai istirahat saja,” kata Boa sambil tersenyum.
“Masalahnya nanti sekitar jam 8.30 akan ada tukang bersih-bersih,” kataku.
Boa memandang pintu masuk, lalu pandangannya naik ke atas pintu itu.
“Naik ke situ?” tanyaku geli. Boa mengangguk semangat.
Kemudian aku mengangkat Boa ke atas atap pintu. Kami menghabiskan waktu dengan bercanda
sampai bel istirahat berbunyi.
Terdengar suara pintu dibuka. Ah, itu pasti Junsu-tachi. Setelah mengunci pintu, mereka langsung
menoleh ke arah kami.
“Yappari Jaejung-kun wa koko ni!” kata Yunho. Aku cuma nyengir.
“Pantas saja tadi tidak masuk kelas. Dan tasmu masih ada di kelas, jadi tidak mungkin kamu
membolos,” kata Changmin.
“Gomen, gomen… tadi aku sedang ngobrol sama Boa, dan ketika aku sadar, pelajaran sudah dimulai
dari tadi,” ceritaku sambil turun dari atap. Kemudian aku membantu Boa turun juga. Hari ini benar-
benar hari yang indah. Walaupun aku kehilangan kebebasan dan fotografi, aku masih punya Boa di
sisiku.

Keesokan harinya, berita kalau aku dan Boa pacaran sudah menyebar di seluruh sekolah. Seketika
aku jadi terkenal juga. Sebelumnya aku dikenal sebagai Jaejung yang sering membolos dan suka
melanggar peraturan. Tapi sekarang setelah aku menjadi apa yang dibilang orangtuaku “anak yang
baik”, semua bilang padaku kalau aku pantas jadi pacar Boa. Mereka pikir aku berubah karena dia.

Seminggu kemudian, otoosama diangkat sebagai direktur utama perusahaan elektronik Aoba. Tanpa
aku mau, aku menjadi semakin terkenal dengan adanya pesta-pesta sebagai ucapan selamat atas
diangkatnya otoosama. Sebelumnya aku tidak pernah mengikuti pesta seperti itu. Tapi kini setelah
orangtuaku mengancam akan menutup toko Boa, aku terpaksa menuruti kemauan mereka.

Aku tau aku sekarang harus menjaga sikap. Terlebih setelah otoosama menjadi sangat terkenal. Kami
semua diawasi publik. Aku tau. Tapi otoosama tidak tau kalau aku benar-benar menjadi pacar Boa.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

You might also like