You are on page 1of 7

Title : スクール 革命 / School Kakumei / School Revolution

Author : Dila (di LA —SAFE, BoA-Indo, Sujunesia, TVXQ-Indo—)


Rating : PG-15
Pairing : Boa ♥ Jaejoong
Location : Japan
Cast : Boa, TVXQ, TOP, Lina, Kwon Soonhwon, Kwon Soonuk
Length : series
Genre : romance, school drama, complicated
Language : Indonesian, Japanese (a little)
A/N : The title was taken from Hey!Say!JUMP’s song
CHAPTER 6
Feelings Deep Inside
>Boa's PoV<

Dare... ano kanojo? Siapa perempuan itu? Sepertinya dari tadi Jaejung-senpai terdiam dan berpikir.
Sejak bertemu dengan perempuan itu dia jadi aneh.

Aku memain-mainkan kembang api di tanganku, cemberut. Saat ini kami sekeluarga sedang bermain
kembang api di belakang penginapan.
"Senpai..." panggilku pelan. "Kirei da yo ne? Cantik kan?" tanyaku.
Dia bergeming. Tetap memandang kosong ke arah kembang api kecil di tanganku.
"Senpai!!!" panggilku agak keras.
"E? Nani?" akhirnya dia tersadar juga!!!
"Dakara... KIREI desu ne... kono hanabi... aku bilang kembang apinya cantik..." kataku.
"Ah, eee, kirei da..." kata senpai. Aku tetap memandang kembang api dengan sebal. Senpai kenapa
sih hari ini? Siapa sih perempuan itu?
Aku merasakan tatapan senpai, tapi aku tidak balas menatapnya.
"Hontou kirei... benar-benar cantik..." kata senpai tiba-tiba.
"E?" aku menoleh padanya.
"Kono hanabi kirei da... demo Boa wa motto kirei. Kembang api ini memang cantik, tapi kamu lebih
cantik lagi," kata senpai sambil tersenyum. Aku menghindari tatapannya dan menghadap ke atas,
melihat langit yang penuh bintang. Syukurlah sudah malam, pasti mukaku sekarang merah sekali.
Aku memberanikan diri memandang senpai setelah beberapa menit. Dia sekarang bermain kembang
api bersama Soonhwon-niichan. Ah, sugeee... sejak kapan mereka jadi akrab begitu? Rasanya aneh
bisa melihat mereka seakrrab itu, tapi juga menyenangkan. Aku menghampiri mereka dan ikut
bermain kembang api. Besok sore kami akan pulang ke rumah.

"TADAIMAAA!!!" seruku saat sampai di rumah.


"Wua, atsui na... panas sekali..." gumam senpai saat memasuki ruang keluarga.
"Shikatanai deshou? Apa boleh buat kan... di sini tidak ada AC. Kalau di rumah senpai sih semua
ruangan ada AC-nya," kataku sambil mengipasi leherku dan duduk di samping meja. Oniichan sudah
kembali ke kamar masing-masing dan tidur, begitu juga dengan otoosan dan okaasan. Senpai duduk
di sebelahku dan memandangku.
"Rambutmu panjang sih," celetuk senpai.
"Maa ne... begitulah..." tanggapku sambil terus kipas-kipas.
"Sini aku ikatkan," kata senpai, mengambil sebuah karet kuncir di dekat meja—rumah kami memang
berantakan jadi barang ada di mana-mana. Aku membelakangi senpai yang menyisiri rambutku.
Kamisama, Tuhan, bisakah kami selamanya seperti ini? Aku ingin waktu berhenti, biarkan kami
bahagia seperti ini. Biarkan kami tetap seperti ini. Aku tau permintaanku ini mustahil dikabulkan.
Demo...
TOK TOK TOK
"Ah, okyakusan da... ada tamu..." aku mau berdiri, tapi Jaejung-senpai berdiri duluan.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
"Aku saja," kata senpai. Aku menunggu. Siapa sih siang-siang begini? Kami kan capek, baru datang
dari Izu.
"OMAE?!" aku mendengar suara senpai yang kedengarannya sangat terkejut sekali. Aku berdiri dan
menghampiri senpai.
"Doushite yo, senpai?" tanyaku. Lalu aku melihat perempuan itu. Perempuan yang menabrak kami di
kolam renang.
"Jae-chan, mada oboetenai? Masih tidak ingat?" tanya perempuan itu dengan gaya yang dibuat-buat
imut.
"Kono kanojo te dare? Siapa dia?" tanyaku penasaran.
"Dakara, oboetenai!!! Sudah kubilang aku lupa!!!" kata Jaejung-senpai sedikit tidak sabar.
"Jaaa, bagaimana dengan ini?" tanya si cewek sambil menunjukkan bekas luka di lengannya.
Jaejung-senpai tersentak kaget.
"Lina?!"
"Hahaha, akhirnya kamu ingat juga..." kata si cewek sambil melepas sepatu hak tingginya yang
kelihatannya harganya melebihi harga gabungan semua sepatu yang ada di rumahku.
"Ojamashimasuuu... maaf menggangguuu, aku masuk ya..." kata cewek yang bernama Lina itu
TANPA MEMANDANGKU SAMA SEKALI.
Aku melirik Jaejung-senpai. Ekspresinya tidak bisa ditebak. Seperti marah, bingung, terkejut, dan
sedih campur jadi satu. Ada apa lagi ini?!

Aku ke dapur dan membuat minum untuk mereka berdua. Hum, siapa ya perempuan itu?
Kelihatannya elit sekali. Apa anak teman ojisan di perusahaannya ya? Tapi sepertinya dia kenal sekali
dengan senpai. Siapa tadi namanya? Lina? Hm, dia cantik—tinggi, lagi—kalau dibandingkan
denganku sih tidak ada apa-apanya.
"Ini minumannya," kataku sambil meletakkan minuman di meja ruang keluarga.
"Arigato, Boa-chan," kata Lina padaku. Aaa, dia lebih ramah dari yang aku kira. Aku tersenyum
membalas ucapannya.
"Kenapa kamu ke sini? Kenapa kamu bisa tahu aku di sini?" tanya Jaejung-senpai dingin.
"Eee? Memangnya aku tidak boleh bertemu kamu? Kita kan sudah lama tidak bertemu, masa' kamu
bicara seperti itu, Jae-chan?" balas Lina dengan gayanya yang dibuat imut—sebenarnya tidak cocok
karena wajahnya sangat dewasa.
"Kamu sengaja kan ke sini? Disuruh otoosama?" tanya Jaejung-senpai.
Ya ampuuun, aku tidak nyaman duduk di sini. Walaupun aku juga ingin mendengar lebih jauh, tapi
siapa tahu mereka hanya ingin berdua. Siapa tau pribadi.
"A, anooo..." untuk pertama kalinya mereka berdua menatapku. "Aku ke dalam dulu, aku tidak mau
mengganggu," kataku sambil berdiri.
"Iie, kamu di sini saja. Ini kan rumahmu," kata senpai.
"Demo, senpai..."
"Duduklah," suruh senpai. Aku tidak berani membantah lagi. Senpai kelihatan menyeramkan.
"Araaa... kamu memanggilnya "senpai", Boa-chan?" tanya Lina padaku. Aku mengangguk salah
tingkah.
"Yokatta... syukurlah... aku pikir kamu dan Jae-chan benar-benar dekat," kata Lina.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
"Lina!!!" tegur senpai.
Kenapa? Kenapa Lina berbicara seakan-akan dia mengenal senpai sejak lama? Dia memang
kelihatannya baik, tapi kata-katanya menusukku. Dia pikir aku dan senpai benar-benar dekat, lalu
begitu tahu aku memanggilnya "senpai" dia menyimpulkan kalau kami tidak benar-benar dekat.
"Dou iu imi? Apa maksudmu?" tanyaku ke Lina.
"Eh? Bukannya sudah jelas? Aku pikir kamu dekat dengan Jae-chan—dengan adanya gosip-gosip di
majalah itu—tapi ternyata yang boleh memanggilnya Jae-chan masih tetap aku saja," kata Lina
semangat.
Yappari... ada yang aneh dengan hubungan senpai dengan Lina. Aku menoleh ke senpai yang dari
tadi mengernyitkan dahinya.
"Anata te... dare?" tanyaku memecah keheningan.
"Atashi??? Lina desu. 16 sai. Tunangan Jae-chan."
Aku tersentak kaget dan menoleh reflek pada Lina. TUNANGAN??? Kenapa aku tidak pernah dengar
sebelumnya? Aku menoleh ke senpai. Tidak ada tanda-tanda penyangkalan. Apa benar dia tunangan
senpai? Lalu kenapa senpai bersikeras mau pacaran denganku, mau membantuku? Kenapa?
Padahal dia sudah punya tunangan.
"Keluarlah..." untuk pertama kalinya setelah sekian menit, senpai berbicara.
"E?" tanya Lina.
"Keluar dari rumah ini. Nanti kita bertemu di Duklyon jam 7. Sekarang keluarlah dari rumah ini," kata
senpai tenang.
"Duklyon jam 7? Wakatta," kata Lina sambil tersenyum, tanpa menyadari perubahan atmosfer di
ruangan ini. Aku terdiam di tempat dudukku. Senpai mengantar Lina ke depan.

Doushite? Kenapa? Kenapa senpai tidak pernah bicara tentang hal itu? Apa sudah lama mereka
tunangan? Atau baru akhir-akhir ini? Apakah ini yang dimaksud ojisama dengan "pasangan yang
sederajat"? Lina memang kelihatan elit dan sederajat dengan senpai. Tapi... tapi...
"Boa..." aku merasakan sebuah tangan yang hangat menyentuh tanganku.
"Nande? Kenapa? Kenapa senpai tidak pernah bilang?" tanyaku pelan.
"Boa, jangan salah paham. Ano kanojo wa ore no osana najimi. Cewek itu adalah teman masa
kecilku," kata Jaejung-senpai. Perlahan aku menoleh padanya.
"Benarkah dia tunangan senpai?" tanyaku, tak bisa meniadakan nada cemburu dalam ucapanku.
"Betsu ni... tidak tepat begitu sih... itu keputusan sepihak," kata senpai. "Dulu kami bertetangga.
Ayahnya adalah bawahan ayahku. Orangtua kami bersahabat, dan kamu tahu sendiri kan ayahku
seperti apa? Otoosama adalah orang yang menjunjung tinggi reputasi. Kalau ada yang membuatnya
malu, sebisa mungkin dia akan langsung menyingkirkannya. Kamu tahu sendiri waktu itu dia
mengatakan kalau dia ingin aku memmiliki pacar yang sederajat. Hhh... itulah yang dia maksud. Tapi
sudah lama aku tidak bertemu dengannya karena saat umur 12 dia pindah ke luar kota. Aku sendiri
tidak pernah menganggap pertunangan itu serius," cerita senpai panjang lebar.
"Lalu kenapa senpai tidak pernah bilang padaku?"
"Aku kan sudah bilang, aku tidak pernah menganggap itu serius," kata senpai.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
"Usotsuki... pembohong..." tanpa bisa kukontrol, aku mengatakannya. Jaejung-senpai menyernyit,
menunggu. "Tadi ekspresi senpai tidak menunjukkan kalau senpai tidak menganggapnya serius.
Tidak ada penyangkalan di wajah senpai."
Senpai hanya diam. Aku memberanikan diri memandangnya. Seketika semua perasaan jengkelku
langsung hilang. Baru kali ini... baru kali ini aku melihat senpai begini kelelahan. Senpai terlihat jauh
lebih dewasa dari umurnya, jauh lebih dewasa dari 17 tahun.
"Senpai, gomen..." kataku sambil memegang tangan senpai. "Gomen, pasti banyak sekali yang
dipikirkan senpai. Kata-kataku tadi tolong lupakan, jangan dipikirkan."
"Boa kamu terlalu baik... karena itulah aku suka kamu. Karena itulah aku takut meninggalkanmu.
Karena itulah aku sangat bingung ketika Lina muncul lagi dalam kehidupanku. Kalau misalnya
orangtuaku memaksaku tunangan secara resmi dengan Lina bagaimana? Kalau mereka
mengancamku dengan bisnis keluargamu bagaimana? Lalu aku disuruh memilih pacaran denganmu
tapi bisnis keluargamu hancur, atau tunangan dengan Lina tapi keluargamu selamat. Bagaimana?"
baru kali ini aku mendengar nada cemas dalam suaranya.

Senpai yang aku kenal selalu tenang dan dingin, selalu menghadapi semua masalah dengan kepala
dingin dan dengan caranya sendiri, cara yang dianggapnya paling benar, dan terbukti cara senpai
selalu benar. Tapi kini... senpai terlihat sangat khawatir. Aku tidak mau menghancurkan bisnis
keluarga, dan di sisi lain aku juga tidak mau berpisah dengan senpai. Kalau begini sih... sama saja
aku pacaran dengan Top dulu. Iia'... chigau. sebenarnya berbeda. Dalam hal ini aku tidak dirugikan,
dan senpai bilang senpai senang pacaran denganku. Jadi masalah kali ini, bukan aku yang
menanggung beban, tapi senpai. Senpai masih 17 tahun, tapi dia sudah dituntut orangtuanya sampai
seperti itu. Sampai-sampai aku tidak menyangka bahwa orang sedewasa itu baru 17 tahun.

"Ittekimasu," pamit senpai saat jam 7. Dia ada janji dengan Lina, aku ingat.
"Itterasshai... ki o tsukete ne, hati-hati di jalan," aku mengantar sampai depan pintu.
Aku menunggu di kamar sambil melihat kalender. Ah, sudah minggu kedua. Di sekolah sekarang ini
pasti ada remidial untuk nilai-nilai yang belum kompeten. Untungnya sampai sekarang aku tidak
pernah ikut remidial. Tapi aku ingin sekali kembali ke sekolah secepat mungkin. aku tidak mau di
rumah, memikirkan hal-hal seperti ini membuatku stres. Aku ingin ke sekolah, menjadi siswa biasa
yang hanya mengkhawatirkan PR dan pelajaran.
Tiba-tiba aku ingin berbicara dengan keempat teman senpai. Aku mengambil cellphone-ku dan
mengirim mail ke senpai-tachi.

Senpai, genki ka? Apa kabar? Apa senpai ikut remidial?

Message sent. Yosh! Dengan begini aku bisa mengalihkan pikiran untuk sementara dari masalah tadi.
Ah, jawaban mereka cepat sekali.

Changmin-senpai : Ah, Boa-chan!!! Genki, genki... aku tidak ikut remidial. Si Jaejung juga tidak ikut
ya? Nilai dia bagus-bagus sih.
Atashi : Jaejung senpai wa koko ni. Jaejung senpai ada di sini lho.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
Changmin-senpai : Uso!!! Kenapa dia di sana? Pasti kabur dari rumah
Atashi : Heee? Naze wakatteru? Bagaimana senpai bisa tahu?
Changmin-senpai : Dia dulu juga sering kabur dari rumah dan menginap di rumah Yunho
Atashi : LOL XD

Yuchun-senpai : Genki da... anata? Ah aku ikut beberapa remidial. Menyebalkan sekali, padahal
sedang liburan musim panas.
Atashi : Mou genki desu. Ganbatte ne, senpai^^. Aku juga besok ingin ke sekolah.
Yuchun-senpai : Kalau begitu ke sekolah saja besok, toh di rumah tidak ada apa-apa
Atashi : OK, besok aku akan ke sekolah^^

Junsu-senpai : BOA-CHAN!!! Baru kali ini kamu mengirim mail. Ore wa genki da. Huh, aku ikut
semua remidial. Mendokusai!!! Menyebalkan!!! Gara-gara Jaejung gak mau nyontekin aku sih.
Atashi : Jangan salahkan Jaejung-senpai dong XD
Junsu-senpai : Ah, Boa-chan daijoubu? Gosip-gosip di media massa pasti sangat mengganggumu
Atashi : Daijoubu^^. Shinpai shinai de... tidak perlu khawatir

Yunho-senpai : Ara, Boa-chan... genki, genki. Aku ikut beberapa remidial. Kamu pasti tidak ikut
remidial ya?
Atashi : Hai ^^;
Yunho-senpai : Yappari. Sudah kuduga. Tapi besok ikut ke sekolah yuk. Daripada di rumah nggak
ngapa-ngapain
Atashi : Hai, besok aku memang mau ke sekolah^^
Yunho-senpai : Ja, mata ashita. Sampai jumpa besok
Atashi : Mata ashita

Rasanya senang sekali bisa berhubungan dengan mereka, serasa kembali ke sekolah. Aku tidak
begitu punya banyak teman perempuan, jadi aku senang berteman dengan teman-teman senpai.
Yosh! Besok aku akan ke sekolah, walaupun hanya melihat-lihat.
AH!!! Kenapa aku tidak tanya pada senpai-tachi saja ya?

Senpai, apa kalian tahu Jaejung-senpai punya tunangan?

Aku menunggu dengan berdebar-debar. Jawaban kali ini sangat cepat.

Changmin-senpai : Tunangan??? Iie, shitenai. Kamu ini ada-ada saja. Mana mungkin dia mau
tunangan selain sama kamu?
Yuchun-senpai : E? Tunangan? Apa kalian sudah mau bertunangan? Cepat sekali...
Junsu-senpai : OMIAI??? Sama siapa??? Biar saja! Kalau dia tunangan, aku akan gantikan dia jadi
pacarmu. Hehehe...
Yunho-senpai : Ngawur kamu. Mana mungkin Jaejung sudah tunangan?

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
Apa??? Jadi mereka juga tidak tahu kalau Jaejung-senpai punya tunangan??? Jadi ini artinya
Jaejung-senpai tidak bohong? Jaejung-senpai ga uso janakatta. Jaejung-senpai tidak menganggap
serius pertunangan itu. Fuh, aku jadi sedikit tenang sekarang.
"Tadaimaaa," aku mendengar suara Jaejung-senpai dari bawah.
"Okaerinasai, Jaejung-kun," balas okaasan. Aku buru-buru turun ke bawah. Jaejung-senpai terlihat
sangat letih, tapi dia tetap tersenyum padaku.
"Boa, aku mau bicara sebentar denganmu," kata senpai. Aku melirik Soonhwon-niichan yang
menyipitkan mata, mengawasi Jaejung-senpai. Aku mengikuti senpai ke kamar tamu yang ditempati
senpai. Ini kedua kalinya aku berdua di kamar bersama senpai, tapi bedanya ini di rumahku.
"Gomen ne... maaf soal Lina. Dia dari dulu memang begitu. Dia selalu menganggap aku pacarnya
atau tunangannya. Aku tadi sudah bilang kalau aku sudah pacaran denganmu dan aku tidak mau dia
mengganggumu lagi," kata senpai.
"Iie, senpai... Lina tidak menggangguku kok," dustaku. Sebenarnya pikiranku sangat terganggu
dengan datangnya Lina.
"Dia... dia mau bertemu denganmu," kata senpai.
"Eee? Atashi? Aku?" tanyaku kaget. Untuk apa dia bertemu denganku?
"Yokattara, ashita? Besok bisa tidak?" tanya senpai.
"Ng, besok aku mau ke sekolah dengan teman-teman senpai," kataku jujur.
"Eh? Junsu-tachi wa?" tanya senpai sambil mengangkat alisnya. Aku mengangguk.
"Hm, kalau begitu aku akan bilang pada Lina untuk menemui kita di sekolah," kata senpai sambil
mengambil cellphone-nya dan mengetik mail. Aku memandangnya. Dia kelihatan berbeda dari senpai
yang kutemui pertama kali. Dia kelihatan lebih dewasa.
"Boa, gomen ne..." kata senpai lagi. Aku menahan diri untuk memutar mata.
"Ayamaru janai teba, sudah kubilang jangan minta maaf," kataku sebal. "Atashi daijoubu dakara. Aku
tidak apa-apa kok."
Senpai tersenyum lalu menarikku duduk di sampingnya di atas tempat tidur. Gyaaa, apaan nih?
Ternyata senpai mengambil lagi cellphone-nya dan memotret kami berdua.
"Kalau dipikir-pikir, aku jarang foto berdua denganmu lho," kata senpai sambil memandang hasil foto
di cellphone-nya.
"Iya, selalu senpai yang memotretku, lagipula terlalu banyak masalah sejak kita pacaran," kataku.
"Aku terlalu banyak menyusahkanmu," kata senpai.
"Iie, aku juga menyusahkan senpai," balasku sambil menggeleng pelan.

Malam ini berlalu dengan cukup tenang. Aku sudah tidak lagi memikirkan bagaimana hubungan Lina
dengan senpai, tapi bagaimana kelanjutan hubunganku dengan senpai. Aku akan berhenti cemas.
Aku tidak akan mencemaskan orang lain lagi sebelum masalahku sendiri terselesaikan. Seperti kata
senpai, aku selama ini terlalu mencemaskan senpai atau mencemaskan orang-orang di sekitarku.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

You might also like