You are on page 1of 11

Title : スクール 革命 / School Kakumei / School Revolution

Author : Dila (di LA —SAFE, BoA-Indo, Sujunesia, TVXQ-Indo—)


Rating : PG-15
Pairing : Boa ♥ Jaejoong
Location : Japan
Cast : Boa, TVXQ, TOP, Lina, Kwon Soonhwon, Kwon Soonuk
Length : series
Genre : romance, school drama, complicated
Language : Indonesian, Japanese (a little)
A/N : The title was taken from Hey!Say!JUMP’s song
CHAPTER 8
I Did It For Love
>Boa PoV<

Aku tidak bisa membendung air mataku. Aku masih sangat menyukai senpai, tapi aku tidak tahu
apakah senpai juga memiliki perasaan yang sama denganku. Apakah dia hanya menganggapku
hanya sekedar "pacar" yang dibuat untuk bermain-main? Apa aku hanya sebagai pacar saat sekolah,
tapi pada akhirnya dia akan menikah dengan Lina? Doushiyo? Padahal aku sudah terlanjur suka
padanya. Hontou ni daisuki. Aku menjauhinya karena aku cinta padanya. Aku ingin senpai bahagia
sama Lina. Aku bahkan tidak tahu apakah keputusanku ini benar atau salah.

Aku hanya bisa menangis dalam diam dan duduk bersandar di pintu.

journey into space guru guru to... atama no naka mo guru guru
NOOTO no yoko no rakugaki... boku no e wa PICASSO wo komeru
(Hey! Say! JUMP – School Kakumei)

Cellphone-ku berdering. Dare? Ano jikan ni... siapa sih malam-malam begini...
"Hai, moshi-moshi..." jawabku berusaha memantapkan suara.
"Boa-chan?" sapa suara di seberang.
"Hai"
"Yunho desu. Tolong kamu ke rumahku sekarang juga. Jaejung sakit," kata senpai.
Nani? Jaejung-senpai sakit? Tapi... tapi...
"Iia'," tolakku.
"Heee? Naze?"
"Aku tidak peduli lagi pada Jajeung-senpai. Sore ja, oyasuminasai," aku langsung memutus
pembicaraan.
Doushiyo? Doushiyo? Aku benar-benar ingin bertemu senpai. Apa benar senpai sakit? Bagaimana
ini? Apa gara-gara aku? Apa gara-gara dia baru saja menemuiku dan aku mengatakan hal itu?
Demo... aku sudah berjanji pada Lina. Aku sudah berjanji akan menjauhi Jaejung-senpai. Bagaimana
ini?

Begitu aku sadar, aku sudah ada di kamar dan Soonuk-niichan sedang membuka korden.
"Boa, daijoubu?" tanya niichan.
"Daijoubu... " jawabku sambil bangkit dari tempat tidur dan duduk. "Kenapa aku bisa di sini?" tanyaku.
"Tadi malam kamu tertidur di pintu depan, jadi Soonhwon-nii menggendongmu ke kamar," kata
Soonuk-nii.
"Boa..." panggil Soonuk-nii tiba-tiba.
"Hm?"
"Are wa anata no nakama? Itu temanmu?" tanya Soonuk-nii sambil menunjuk ke jendela. Aku berdiri
dan menghampirinya.
"Yuchun-senpai..." gumamku.
スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
"Heee, Boa no senpai ka..." lalu Soonuk-nii turun ke bawah.
Yuchun-senpai pasti mencariku. Pasti mau bicara dengan Jaejung-senpai. Haruskah aku
menemuinya?
"Ah... niichan..." aku melihat Soonuk-niichan menghampiri Yuchun senpai dan berbicara serius.
Yuchun senpai memakai seragam sekolah. Setelah mereka selesai, Yuchun-senpai membungkuk dan
berbalik pergi. Sebelum pergi, aku punya perasaan dia menoleh ke arahku. Apa Jaejung-senpai
benar-benar tidak apa-apa?

"Niichan, nani ga hanashi? Tadi kalian ngobrol apa?" tanyaku pada Soonuk-nii.
"Ah, bukan apa-apa. Dia cuma minta barang-barang Jaejung dikirim ke rumah Yunho. Tapi karena dia
dan teman-temannya sedang sibuk, dia minta pihak sini yang mengantarkan. Kamu antar gih barang-
barangnya," suruh niichan.
Apa? Aku disuruh mengantar barang-barang senpai? Apa itu hanya untuk membuatku pergi bertemu
Jaejung-senpai?

Aku berjalan menuju kamar tamu yang dipinjamkan kepada Jaejung-senpai. Heee, mechakucha da...
berantakan sekali. Yappa otoko da. Dasar cowok. Ah, shikatanai... apa boleh buat, aku akan
merapikannya. Areee, senpai no kamera wa inai... kamera senpai tidak ada... Apa dia bawa? Tidak
heran sih kalau dia bawa. Dia kan cinta banget sama kameranya, kemana-mana dibawa. Aku pun
melanjutkan mengepak barang senpai. Yosh, semua sudah masuk tas.
Ja doushiyo? Apa aku harus ke rumah Yunho-senpai sekarang?

Aku melihat jam tanganku. Hm, jam 10. Pasti sekarang senpai-tachi ada di sekolah, ikut remidial, jadi
aku tidak perlu bertemu mereka. Yosh! Aku akan meletakkan barang-barang senpai, lalu langsung
pulang. Aku bergegas ke kamar dan memakai topi.
"Niichan, aku ke rumah Yunho-senpai dulu, mau mengantar barang," pamitku. "Itterasshai..."
"Ittekimasu. Ki o tsukete..."

Aku mengetuk pintu tiga kali. Hhh, apakah aku ke sini sebenarnya karena aku ingin melihat Jaejung-
senpai? Aku mengetuk lagi.
"Haaai," respon suara dari dalam. Beberapa detik kemudian pintu dibuka.
"Ah, Yunho-senpai no imouto? Adik Yunho-senpai?" tanyaku pada anak kecil itu. Dia mengangguk.
"Ada perlu apa?" tanyanya.
"Anooo, aku boleh titip sesuatu?" tanyaku. Dia mengangguk lagi. "E tooo... Jaejung-senpai wa koko
ni, desho? Dia ada di sini kan? Aku titip barang-barangnya, ya."
Aku menyerahkan tas Jaejung-senpai.
"Tidak masuk dulu? Tapi Jaejung-niichan sedang sakit, dari tadi malam tidak bangun," kata adik
Yunho-senpai.
"Ah, iie. Aku buru-buru," kataku sambil tersenyum. Dia mengangguk-angguk.
"Ano, Boa-neesan..." panggilnya. Aku tidak heran mengapa dia tahu namaku. "Apa benar neesan
bertengkar dengan Lina-san dan Jaejung-niichan?"

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
"OI!" panggil Yunho-senpai dari dalam. "Anak kecil tidak boleh ikut campur. Sudah masuk sana!"
"Senpai?! Kenapa senpai di sini? Bukankan senpai ada remidi?" tanyaku.
"Masuklah," suruhnya tanpa ekspresi.
"Demo..."
"Sudahlah masuk saja," kata Yunho senpai. Aku melepas sepatu dan masuk mengikutinya.
Uh, harusnya aku tadi segera pulang. Bagaimana ini? Aku tidak siap bertemu Jaejung-senpai. Karena
kalau aku melhatnya, aku pasti menginginkannya kembali. Doushiyo?

Aku masuk sebuah kamar mengikuti Yunho-senpai.


"Ah, Boa-chan... hora, anata no kareshi... lihat tuh pacarmu..." kata Yuchun-senpai sambil
mengedikkan kepalanya ke arah Jaejung-senpai yang tidak sadarkan diri.
"Se, senpai..." aku mendekatinya, tapi dihadang oleh Changmin-senpai.
"Bukankah kamu bilang kamu sudah tidak mau bertemu dengannya lagi?" tanya Changmin-senpai.
Aku menangis lagi. Kenapa akhir-akhir ini aku begitu sering menangis?
"Boa..." gumam Jaejung-senpai.
Aku menoleh kaget.
"Dari tadi malam dia begitu terus..." kata Junsu-senpai.
Aku ingin memegang tangannya, dan merawatnya di saat dia sakit seperti ini. Demo... demo...
Iia da! Aku tidak boleh di sini. Kalau aku di sini aku pasti ingin jadi pacar senpai lagi. Senpai
sebenarnya bukan milikku, dia milik Lina dari kecil sampai sekarang. Aku hanya menjadi penghalang
antara keduanya.
Aku membungkuk pada senpai-tachi, lalu pulang.

Di malam yang panas ini aku hanya duduk di latar sambil mengelus-elus Sara, kucing kesayanganku.
Ah, aku belum cerita, ne? Sejak aku punya Jaejung-senpai, aku jadi lupa pada kucingku. Sebenarnya
yang merawatnya selama ini adalah Soonuk-nii.
"Atsui ne? Panas ya..." kataku pada Sara. Aku tersenyum. Aku tahu Sara tidak mungkin mengerti, tapi
aku butuh teman. Selama ini aku tidak punya sahabat yang bisa mendengarkan keluhanku. Semua
anak perempuan tidak ada yang mau dekat denganku lebih dari sekedar "teman". Aku sendiri tidak
tahu apa yang membuat mereka seperti itu.
Jadi waktu aku bertemu Jaejung-senpai, aku baru merasakan hadirnya seseorang yang mengerti dan
mau mendampingiku. Apalagi ada Junsu-senpai-tachi.

Sekarang semuanya meninggalkanku. Aku kembali tidak punya teman.


Iie!!! Kamulah yang meninggalkan mereka!!!
Tapi mereka marah padaku
Itu karena kamu yang mulai duluan
Jaejung-senpai milik Lina
Tapi Jaejung-senpai memilihmu. Dia suka kamu
Dia sudah berjanji akan menikahi Lina
Itu waktu mereka masih kecil

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
Aku pusing. Aku benar-benar butuh teman untuk berbagi. Dari awal aku memang tidak ditakdirkan
untuk pacaran dengan Jaejung-senpai. Dari awal kami sudah menemui banyak rintangan. Memang
aku selamat dari masalah Top, tapi setelah itu ada masalah lagi. Ayah Jaejung-senpai tidak suka aku
jadi pacarnya, lalu masalah artikel itu, lalu sekarang ditambah masalah Lina. Kamisama wa fukouhei
desu... Tuhan sungguh tidak adil...

"Boa-chan..." panggil seseorang di luar pagar.


"Y, Yuchun-senpai!!!" seruku. Aku membiarkan Sara berlari masuk ke dalam. "Nanda?"
"Ikut aku," ajak Yuchun-senpai.
"Doko? Kemana?"
"Onegai... " aku mengamati ekspresi Yuchun-senpai. Dia kelihatan lelah dan pasrah. Mou, ada apa
lagi ini? Tuhan, biarkan aku hidup tenang.
"Onegai," ulangnya.
Aku tidak tega melihatnya lalu aku masuk ke dalam dan mengambil jaket, lalu pergi bersama Yuchun-
senpai.

Kami tidak berjalan jauh. Tapi aku sangat terkejut ketika kami masuk Night Club. Naniii???
"Senpai, nani—"
"Ssst, ikuti saja," kata Yuchun senpai. Aku masuk dan hanya mengekor Yuchun-senpai. Dia terus
berjalan sampai akhirnya dia berhenti di pojok ruangan yang sedikit sepi.
"Hora... lihat itu... lihat yang sudah kau lakukan padanya..." kata Yuchun-senpai sambil memandang
ke sebuah sofa.
"Yamete yo, Jaejung-kun! Hentikan!" kata Junsu-senpai sambil menarik botol wine dari Jaejung-
senpai.
"Urusai!!! Cerewet!" kata Jaejung-senpai yang sudah mabuk. Dia merebut kembali botol wine-nya dan
menuangkan di gelas kecil.
"Jaejung. Boa-chan wa kuru yo... dia datang..." kata Yuchun-senpai. Aku hanya terpaku di tempat,
sama sekali tidak bisa bergerak. Benarkah itu Jaejung-senpai? Sore wa uso, darou? Ini bohong kan?
"Dari tadi dia tidak mau berhenti..." kata Junsu-senpai mengeluh.
Akhirnya kukuatkan diriku untuk bergerak mendekati Jaejung-senpai.
"Yamete kudasai!!! Tolong hentikan! Senpai kan masih sakit!!!" kataku sambil mengambil botol dan
gelas dari tangan senpai.
Dia memandangku. Sesaat aku lupa kalau saat itu dia mabuk. Pandangannya padaku sama seperti
pandangan orang normal.
"B, Boa-chan..." panggilnya pelan. Sebelum ini aku belum pernah berhadapan langsung dengan
orang mabuk, tapi saat ini senpai terlihat sangat tenang dan normal.
Senpai merebut lagi botol dan gelasnya.
"Yamete ku—"
"Boa-chan... kau belum pernah minum kan?" tanya senpai tanpa memandangku.
"He?"

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
"Kamu belum pernah merasakannya. Kamu tidak akan tahu. Wine adalah cara yang sangat efektif
untuk menghilangkan stres," kata senpai sambil memegang botol wine dan memandanginya.
"Iie!!! Tidak! Ini namanya senpai kabur dari masalah. Ketenangan yang senpai dapat hanya sesaat,
tapi mau tidak mau—"
"Sudahlah Boa-chan. Dia tidak akan mendengarkanmu. Dia sedang mabuk berat..." kata Changmin-
senpai.
Aku mendesah. Doushiyo? Aku tidak menyangka masalahnya akan jadi serumit ini. Ah, aku harus
menghubungi Lina. Dia akan ke sini dan menghibur Jaejung-senpai.

Aku mengambil cellphone dari tasku, lalu mencari nomor cellphone Lina. Ketika aku akan menekan
tombol "call", tangan Jaejung-senpai menahanku. Tanpa peringatan Jaejung-senpai memelukku.
"S, senpai..."
"Jangan hubungi Lina... onegai... aku cuma ingin kamu," bisik senpai di telingaku.
"D, demo—"

BRUK!!!
Jaejung-senpai pingsan. Keempat teman senpai langsung menarik senpai dan mendudukkannya.
"Daijoubu?" tanya Yunho-senpai. Aku mengangguk dan masih shock. Yunho senpai langsung
menggendong Jaejung-senpai di punggungnya. Aku berjalan di belakang bersama Yuchun-senpai.
"Boa-chan... apa hanya karena Lina, kamu jadi menyerahkan Jaejung padanya?" tanya Yuchun-
senpai.
Aku menggeleng, "Sonna koto janai. Bukan begitu. Jaejung-senpai itu tunangan Lina. Jadi aku yang
merebutnya dari Lina."
"Boa-chan, coba pikir. Di sini yang paling penting adalah perasaan Jaejung. Dia lebih memilih kamu
daripada Lina. Harusnya itu memperjelas keadaan," kata Yuchun-senpai. Aku tahu. Aku sudah
merenungkannya berulang kali. Demo... Jaejung-senpai lebih cocok dengan Lina dibandingkan
denganku. Lagipula ayah senpai tidak menyetujui hubunganku dengan senpai.
"Boa-chan..."
"Hai?"
"Kimi wa Jaejung ga suki, darou? Kamu suka Jaejung kan?" tanya Yuchun-senpai.
Aku mengangguk kaku.
"Kalau begitu jalanmu ke depan akan jelas. Kamu harus berani berbicara pada ayah Jaejung dan
pada Lina kalau kamu benar-benar menyukai Jaejung dan dia juga menyukaimu. Aku heran kenapa
hubungan kalian rumit sekali. Hubungan kalian itu kurang ketegasan," kata Yuchun-senpai.
Aku memandangnya. Benar juga. Selama ini sebenarnya tidak ada yang menghalangi hubungan
kami, tapi kami sendiri yang mempersulit masalah yang sebenarnya sepele.
"Yuchun-senpai... arigato..." ucapku sambil tersenyum.
Kami sampai di rumah Yunho-senpai. Aku menghubungi keluarga kalau aku menginap di rumah salah
satu teman perempuanku (Soonhwon-niichan akan meledak kalau tahu aku menginap di rumah
Yunho-senpai). Aku tidur bersama adik perempuan Yunho-senpai.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
Walaupun aku merasa sangat lelah, tapi malam ini tidurku kurang nyenyak. Aku hanya berguling-
guling saja dari tadi. Rasanya kepalaku mau pecah. Terlalu banyak yang aku pikirkan. Semua ini akan
berakhir kalau aku putus dengan senpai. Atashi wa senpai ga suki. Aku suka senpai. Dan aku
melakukan ini karena aku suka senpai. Masalahnya memang tidak ada yang setuju aku pacaran
dengan Jaejung-senpai, terutama ojisama. Belum juga masalah itu selesai, Lina datang. Mungkin
memang hanya beberpa bulan, tapi aku akan mengingat saat-saat menyenangkan itu. Baiklah, aku
sudah memutuskan, aku besok akan memutuskan senpai. Paling tidak aku bisa menjadi temannya.

Setelah larut malam, aku baru bisa memejamkan mata, setelah merencanakan apa yang akan aku
katakan besok. Walaupun aku tidak tahu apa yang akan menungguku, walaupun aku tidak tahu
apakah rencanaku akan berjalan dengan lancar.

Asa wa kita. Dan pagi puun datang. Waktu aku membuka mata, sinar matahari menembus jendela
kamar. Aku melompat bangun ketiika melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Aku langsung
menyisir rambutku, cuci muka, sikat gigi, lalu keluar kamar. Aku mengintip kamar yang tadi malam
ditempati Jaejung-senpai. Eh? Inai? Tidak ada? Kalau begitu pasti mereka di ruang keluarga.
"Ohayo!" salamku sambil memasuki ruang keluarga. Yappari... sudah kuduga senpai-tachi ada di sini.
"Ohayo..." jawab mereka pelan. Eh? Kenapa? Ada yang aneh dengan suasana ini.
Aku memandang mereka satu-satu. Yunho senpai memandangi Jaejung-senpai dengan tatapan
cemas. Yuchun senpai dari tadi menyembunyikan mukanya dengan satu tangan yang sikunya ia
sanggakan di meja. Junsu-senpai menatap kosong televisi yang menyala. Hanya Changmin-senpai
yang berani memandangku.
"Doushita n desu ka? Ada apa?" tanyaku pelan. Aku menghampiri mereka dan ikut duduk dan bersila.
Aku melihat Jaejung-senpai. Tidak ada yang aneh. "Jaejung-senpai daijoubu desu ka? Dia baik-baik
saja kan?" tanyaku pada Changmin-senpai, satu-satunya yang mau memandangku.
"Daijoubu, demo... tapi..."
Aku mendengar isak tangis. Aku memandang mereka lagi satu persatu. Yuchun senpai menangis.
"Ne..." akhirnya Jaejung-senpai angkat bicara. Aku reflek menoleh padanya. "Ano kanojo te dare?
Cewek itu siapa?"
Kalau mulut Jaejung-senpai tidak bergerak, aku tidak akan tahu kalau dia yang bicara.
Tangis Yuchun-senpai makin keras.
"Amnesia..." satu kata dari Yunho-senpai menjelaskan semuanya.
Kepalaku langsung kosong. Sepenuhnya berharap ini hanya mimpi. Berharap ketika aku bangun nanti
akan ada Jaejung-senpai yang memanggil namaku dan mengucapkan "Ohayo". Demo...
"Boa-chan, daijoubu?" tanya Yunho-senpai.
"A, aku akan menghubungi orangtuanya dan juga Lina," kataku sambil berdiri. Tanpa memandang
siapa-siapa, aku keluar ruangan dan menangis. Aku mengangkat cellphone-ku, tapi tanganku
bergetar hebat. Tanganku mau memencet tombol tapi rasanya aku tidak cukup kuat untuk
melakukannya. Lalu Changmin-senpai datang.
"Biar aku saja," dia mengambil cellphone-ku dan menelepon ojisama dan Lina.
Aku terduduk di koridor. Setelah selesai menelepon, Changmin-senpai mengangkatku dan
membawaku kembali ke ruang keluarga.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
"A, apa dia benar-benar lupa segalanya?" tanyaku tercekat.
"Iie. Aku sudah bertanya berbagai macam hal," kata Yunho-senpai. "Dia ingat semua pengetahuan
umum, tapi tentang kehidupan dan orang di sekitarnya..." Yunho-senpai menggelengkan kepalanya.
"Sepertinya amnesia Jaejung ini karena shock."
DOK DOK DOK
"Ojamashimasu!!!" seru seseorang yang kedengarannya seperti suara Lina. Baru saja aku mau
berdiri, dia sudah masuk ke ruang keluarga.
"Jae-chan!!!" seru Lina yang tampangnya sudah pucat. Memandang Jaejung-senpai yang tersenyum
sopan padanya, tidak mengerti apa-apa.
"GOMENASAI... GOMENSASAI..." teriak Lina sambil bersujud di depan kami berenam. Aku berdiri
dan menariknya, tapi Lina tidak mau melepas tangannya dari lantai.
"GOMENASAI... KONO ATASHI NO SEI DESU... INI SEMUA SALAHKU..." serunya sambil menangis.
Lalu dia duduk. "Aku tidak menyangka semua akan jadi seperti ini. Sebenarnya aku tidak sungguh-
sungguh menyuruhmu menjauhi Jaejung," kata Lina padaku. "Aku hanya mengetesmu apakah kamu
benar-benar cinta pada Jaejung, karena aku tidak akan melepaskannya ke perempuan sembarangan.
Sebenarnya pagi ini aku mau ke sini dan mengakui semuanya. TAPI.... TAPI..." Lina menangis
histeris.
Kali ini kepalaku benar-benar serasa terbelah. Mou ii!!! Sudahlah! Aku sudah tidak sanggup
menyimpan semua masalah ini di kepalaku sendiri.
"Boa, daijoubu?" aku menoleh ke asal suara.
"Soonhwon-niichan!!! Naze koko ni? Kenapa ada di sini?" tanyaku.
"Changmin menghubungiku," kata niichan. "Naze ano kouzo? Kenapa bocah itu? Amnesia?" tanya
Soonhwon-niichan tenang.
Mendadak ruangan menjadi sangat ramai. Yunho-senpai kebingungan. Bergantian memandangku,
Lina, Jaejung, dan Soonhwon-niichan.
Kemudian suasana menjadi hening dan hanya terdengar suara isakan Lina. Yunho dan Yuchun-
senpai ke dapur untuk membuatkan minuman untuk semuanya. Kami tenggelam dalam pikiran
masing-masing. Aku bersandar di bahu Soonhwon-niichan dan memandang kosong asbak di meja.

Beberapa menit kemudian ojisama datang.


"Jaejung!!!" dia langsung menghambur ke ruang keluarga dan menarik Jaejung berdiri. Kami semua
ikut berdiri. "Apa benar kamu—"
"Moushiwake arimasen, donata deshita? Maaf, Anda siapa?" tanya Jaejung-senpai sambil melepas
cengkeraman ojisama.
"KISAMAAA!!!" (note : kisama=kamu, tapi amat sangat kasar) seru ojisama sambil menunjukku.
"PASTI GARA-GARA KAMU KAN?! JAEJUNG AMNESIA PASTI GARA-GARA KAMU KAN!!!" teriak
ojisama. Aku menutup wajahku yang penuh air mata dengan kedua telapak tanganku. Aku merasakan
Soonhwon-niichan maju ke depanku dan mereka saling berteriak entah apa.

MOU II!!! Aku sudah tidak mau dengar apapun lagi. Aku tidak mau mendapat masalah lagi. Aku tidak
peduli lagi apa yang diteriakkan Soonhwon-niichan pada ojisama.

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
"IKE, BOA!!! AYO!" aku merasakan tangan Soonhwon-niichan merangkulku dan membawaku pergi
dari tempat itu. Membawaku pergi dari masalah untuk sementara. Ataukah ini untuk selamanya?

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
BoA – STILL.

sayonara wa watashi kara wa iwanai datte sonna kyuu ni


I won't say goodbye but that doesn't mean
omoide ni dekiru wake ga nai desho ima mo ai shite iru
I can make you into a memory so quickly I still love you now

masaka konna fuu ni owacchau nante


I never imagined that it'd end like this
yosou mo shite inakatta kara ne omotte ita yori itami toka nakute
It hurt less than I thought it would
reisei ni uketomeru jibun ga ita
and I was able to take it calmly

furiyamanai tsumetai ame mado wo nurashite yuku no


The cold rain falls ceaselessly Soaking the window
yake ni nijinde mieru unadareta kimi no sugata ga
Your figure, hanging your head looks terribly blurry

sayonara wa watashi kara wa iwanai zuruku nanka nai yo


I wont say goodbye I'm not that smart
PIRIODO wo uteru wake ga nai desho ima mo ai shite iru
I doubt I can write a period I still love you

honto ni ai shite ita nara


If you really love me
doushite moshiwake nasasou na kao shite TAROTTO mitai ni jijitsu narabeta no?
why you laid down the facts like tarot cards with such a apologetic face?
sore yori yasashii uso ga hoshikatta
I would have preffered a gentle lie

moshi watashi ga kuyamu no nara ai shita koto yori mo... ne


If there's one thing I regret it's not that I loved you
mou futari no ashita ga konai koto ga sabishii dake
no it's just that there'll never be another tomorrow for the two of us

sayonara wa watashi kara wa iwanai datte sonna kyuu ni


I won't say goodbye but that doesn't mean
omoide ni dekiru wake ga nai desho ima mo ai shite iru
I can make you into a memory so quickly I still love you now

omoide toka ni suru yori mo kirai ni naru hou ga raku da to omotta kedo

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
I thought hating you would make me feel better than making you a memory
yappari muri da yo... "STILL"
but of course it's impossible... "STILL"

sayonara wa kimi wo wasureru tame no kotoba nanka ja nai


goodbye isn't a word I'll say so that I'll forget you
wakaretemo omoide wa kono mune de kitto iroasenai
even if we're apart, the memories surely won't fade in my heart

(translate source : http://lyricwiki.org/BoA:Still)

スクール 革命
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

You might also like