You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang kencing Penyakit Diabetes Melitus sudah sejak lama dikenal , orang Mesir pada

tahun 1552 SM sudah mengenal penyakit yang ditandai dengan sering kencing dalam jumlah banyak , penurunan badan cepat dan rasa sakit . Pada tahun 400SM seorang India Susrutha menamai kencing madu dan tahun 200 SM penyakit Ini pertama kali disebut Diabetes Melitus , diabetes (mengalir terus) mellitus (manis). Jumlah penderita DM di Indonesia diprediksi akan terus meningkat,hal ini terkait dengan usia harapan hidup modern seperti kurangnya beraktivitas / berolah raga karena kesibukan dan tuntutan penyelesaian pekerjaan . Berdasarkanhasil penelitian W HO pada tahun 2001 jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 17juta orang atau 8,6% dari 220 juta populasi penduduk negeri ini dan menurut penelitian Departemen Kesehatan pada tahun 2001 penyakit DM menempati urutan ke empat duna setelah India , Cina , dan Amerika Serikat . Pada tahun 2001 tercatat 7,5 % penduduk Jawa dan Bali baik pria maupun wanita menderita DM ( Wikipedia Indonesia ) . B Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini pada umunya adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memahami tentang penyakit pada gangguan system endokrin terutama pada Diabets Melitus tipe 2 Tujuan khusus dari penyusunan makalah ini yaitu: 1 2 3 4 5 6 C Mengerti dan memahami pengertian Diabetes secara umum Mengerti dan memahami pengertian Diabets melitu tipe 2 Mengetahui Etiologi DM tipe 2 Mengetahui Tanda dan Gejala DM tipe 2 Mengetahui Pemeriksaan diagnostic dan penatalaksanaan Dapat membuat Asuhan keperawatan pada pasin DM Tipe 2 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan makalah ini, terdiri dari empat bab, yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II PEMBAHASAN Pembahasan terdiri dari : A B C D E Definisi Etiologi Tanda dan Gejala Komplikasi pada DM TIPE 2 Pemeriksaan diagnostic Penatalaksanaan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A B C Pengkajian Diagnose keperawatan intervensi

BAB IV PENUTUP A B Kesimpulan Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN 1 Definisi Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan Metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronikpada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis. Diabetes Melitus(DM) adalah masalah yang mengancam hidup (kasus darurat) yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. (Doenges, 2000, hal: 726).

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (Long, B.C, 1996, hal: 4). Berdasarkan beberapa pengertian Diabetes Melitus diatas maka penulis menyimpulkan penyakit Diabetes Melitus adalah penyakit degeneratif dan merupakan suatu penyakit yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat,protein, dan lemak serta dapat mengancam hidup dan disebabkan oleh defisiensi insulin karena adanya peningkatan kadar gula dalam darah. Diabetes Melitus tipe II / Non Insulin Depndent Diabetes Melitus ( NIDDM ) Karena suplai insulin berkurang atau tidak cukup efektif sebagaimana mestinya tingkat gula darah naik lebih lambat . Tidak banyak protein dan lemak yang dihancurkan, hingga produksi keton pun tidak banyak, dan rendahnya resiko terkena ketoasidosis koma. Kebanyakan yang menderita diabetes tipe 2 adalah wanita dari pada pria, mungkin karena diabetes munculnya di usia yang lebih lanjut dan wanita umumnya hidup lebih lama (Bilous, R.W., 1999, hal: 12) . DM yang tidak tergantung pada insulin , DM tipe 2 terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin ) atau akibat penurunan produksi insulin . Normalnya insulin terkait oleh reseptor khusus pada permukaan sel dan mulai terjadi rangkaian reaksi termasuk metabolism glukosa . Pada diabetes tipe 2 reaksi dalam sel kurang efektif karena insulin yang berperan dalam pelepasan glukosa dihati . Adanya insulin juga dapat mencegah pemecahan lemak yang menghasilkan badan keton . 2 ETILOGI

Corwin (2000, hal: 543) menyatakan etiologi/penyebab Diabetes Melitus tergantung dari tiap-tiap tipenya. ; Tipe II Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) NIDDM disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangkum pengambilan glukosa oleh gangguan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya. Kefosis resisten lebih sering pada orang dewasa, tapi dapat juga terjadi pada semua umur, kebanyakan penderita kelebihan berat badan, ada kecenderungan familial, mungkin perlu insulin pada saat hiperglikemik selama stress (Long, BC, hal:

6). Mekanisme yang tepat menyebabkan resintensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang peran dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor lain : ; ; ; ; ; ; ; ; Usia (resistensi insulin cendenrung meningkat pada usia diatas 45 Tahun) Obesitas Riwayat keluarga Stres Hipertensi ( 140/90mmHg ) Kurang olahraga Wanita dengan irsutisme atau penyakit policistik ovary Lingkungan seperti virus ( cytomegalivrus , mumps , rubella ) yang memicu tejadinya autoimun dan menghancurkan sel-sel beta pancreas , obat-obatan , dan zat kimia seperti alloxan , streptozotocin , pentamidine . 3 Patofisiologi Pada diabetes tipe II komplikasi akut yang terjadi adalah non asidotik hiperosmolar, dimana pasien mengalami hiperglikemia berat dengan kadar glukosa darah lebih dari 300 mg per 100 ml. Hal ini menyebabkan osmolalitas plasma meningkat dan berakibat poliuria sehingga menimbulkan rasa haus yang hebat, deficit kalium yang parah sehingga mengakibatkan terjadinya koma dan kematian (Corwin, 2000, hal : 549) Penderita diabetes lebih mudah terkena infeksi. Efeksivitas kulit sehingga pertahanan tubuh pertama berkurang. Diabetes yang telah terkontrol menyebabkan defisit lemak di bawah kulit berkurang, hilangnya glikogen dan terjadinya katabolisme protein tubuh. Kehilangan protein yang menghambat proses peradangan dan penyembuhan luka. Disamping itu fungsi leukosit, yang semuanya terlibat dalam upaya tubuh untuk mengatasi infeksi, gagal. Menurunnya sirkulasi darah terhadap bagian yang terinfeksi juga memperlambat penyembuhan (Long, B.C, 1996, hal: 49). 4 Tanda dan gejala Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian adalah: Keluhan klasik

Banyak Kencing (Poliuria)

Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari. ; Banyak minum (polidipsia) Rasa haus amat sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita banyak minum. ; Banyak makan (polifagia) Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita Diabetes Melitus karena pasien mengalami keseimbangan kalori negatif, sehingga timbul rasa lapar yang sangat besar. Untuk menghilangkan rasa lapar itu penderita banyak makan ; Penurunan berat badan dan rasa lemah Penurunan berat badan yang berlangsung dalam relatif singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah yang hebat yang menyebabkan penurunan prestasi dan lapangan olahraga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus. Keluhan lain : ; Gangguan saraf tepi/kesemutan Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam hari, sehingga menggangu tidur. ; Gangguan penglihatan Pada fase awal diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar tetap dapat melihat dengan baik. ; Gatal/bisul Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan dan daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini dapat timbul karena akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.

Keputihan

Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.

Komplikasi ; Komplikasi Akut Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sanngat tingggi biasanya terjadi pada NIDDM Komahipoglikemia berlebihan ; Komplikasi kronis ; Mikroangiopati ( kerusakan pada saraf-saraf perifer ) pada organ-organ yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti pada : retinopati diabetika, neuropati diabetika , nefropati diabetika . ; Makroangiopati : kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti miokard infark / gg. Fungsi jantung karena arteriskelosis , penyakit vaskuler perifer , gangren diabetika , disfungsi erektil diabetika . ; Angka kematian dan kesakitan dari diabetes terjadi akibat komplikasi spt : ; ; ; ; ; Hiperglikemia / hipoglikemia Meningkatnya resiko infeksi Komplikasi mikrovaskuler Komplikasi neurofatik Komplikasi makrovaskuler akibat terapi insulin yang sangat

6 ;

Pemeriksaan Penunjang (Menurut Brunner dan Suddarth Edisi 8 ) Pemeriksaan Gula Darah Puasa atau Fasting Blood Sugar ( FBS ) Tujuan : Menentukan jumlah glukosa darah pada saat puasa Pembatasan : Tidak makan selama 12 jam sebelum test biasanya pukul 08.00 20.00 , boleh minum . Hasil : Normal ( 80 - 120 mg/100 ml serum )

Abnormal ( 140 mg/ 100 ml atau lebih ) ; Pemeriksaan Gula Darah Postpardial Tujuan Hasil ; : Menentukan gula darah setelah makan : Normal ( kurang dari 120 mg / 100 ml serum ) Abnormal ( lebih dr 200 mg/ 100 ml atau , indikasi DM ) Pemeriksaan toleransi glukosa oral ( TTGO ) Tujuan Hasil 140mg/dl Abnormal ; : Menentukan toleransi respon pemberian glukosa : Normal ( puncaknya jam pertama setelah pemberian dan kembali normal 2 atau 3 jam kemudian , : Peningkatan glukosa pada jam pertama tidak kembali setelah

2 atau 3 jam , urine positif glukosa . Pemeriksaan Glukosa Urine Pemeriksaan ini kurang akurat karena dipengaruhi oleh berbagai hal misalnya obat-obatan seperti aspirin , vit c , dan beberapa antibiotic. ; Pemeriksaan ketone urin Badan keton merupakan produk sampingan proses pemecahan lemak , senyawa ini menumpuk dalam darah dan urine . Jumlah keton yang besar alam urine akan merubah pereaksi pada strip keunguan . Adanya ketonuria menunjukan adanya asidosis . ; ; Pemeriksaa kolesterol dan kadar serum trigleseida dapat meningkat karena ketidakadekuatan korol glikemik . Pemeriksan hemoglobin glikat ( HbA1c ) Pemeriksaan lain untuk memantau rata-rata kadar glukosa darah adalah glykoylated hemoglobin , tes ini dapat mengukur prosentasi glukosa yang melekat pada hemoglobin . ( ADA, 2003 dalam Black & Hawks , 2005 ; Ignativicius & Workman , 2006 ) 7 Penatalaksanaan Soegondo S, dkk (2004, hal: 257) menyatakan penatalaksanaan diabetes sering dikaitkan dengan perencanaan makan, latihan jasmani dan obat-obatan penurun gula darah. ; Perencanaan makan

Makan makanan yang beraneka ragam yang bisa menjamin terpenuhinya kecakupan sumber zat teaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Sumber zat tenaga

Sumber zat tenaga antara lain : beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Makanan sumber zat tenaga sangat penting menunjang aktivitas sehari-hari. ; Sumber zat pembangun Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan nabati adalah kacangkacangan, tempe, tahu. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari hewani adalah telur, ikan, ayam, daging dan susu. Zat pembangun berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang. ; Sumber zat pengatur Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang sangat berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. ; Makanan untuk memenuhi kecukupan energi Kebutuhan energi penyandang diabetes tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan kegiatan fisik, keadaan penyakit dan pengobatannya. Energi yang dibutuhkan dinyatakan dengan satuan kalori. Susunan makanan yang baik untuk penyandang diabetes mengandung jumlah kalor yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. komposisi makanan tersebut adalah : a ; 10 15% protein 20 25% lemak 60 70% karbohidrat Makanan sumber karbohidrat Karbohidrat komplek atau tepung-tepungan

Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang), sagu. ; Karbohidrat sederhana Makanan sumber, karbohidrat sederhana adalah gula, sirup, cakes, dan selai, karbohidrat sederhana juga terdapat pada buah, sayuran dan susu bagi penderita diabetes anjuran konsumsi tidak lebih dari 5% total kalori (3 4 sendok) makan sehari. b Serat

Serat adalah bagian karbohidrat yang tak dapat dicerna. Serat banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, padi-padian dan produk sereal. Makanan cukup serat memberi keuntungan pada penderita diabetes karena serat : ; ; ; ; ; c Perasaan kenyang dan puas yang membantu mengendalikan nafsu makan dan penurunan berat badan. Makanan tinggi serat biasanya rendah kalori. Membantu buang air besar secara teratur. Memperlambat penyerapan glukosa darah sehingga mempunyai pada penurunan glukosa darah. Menurunkan kadar lemak darah. Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat kecukupan energi. Penyandang diabetes mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan penyakit jantung dan pembuluh darah, oleh karena itu lemak dan kolesterol dalam makanan perlu dibatasi. Untuk itu makanan jangan terlalu banyak yang digoreng, bila ingin mungkin tidak lebih dari satu lauk saja yang digoreng pada setiap kali makan untuk mereka-mereka yang tidak gemuk, selebihnya dapat dimasak dengan sedikit minyak misalnya seperti dipanggang, dikukus, direbus dan dibakar. Kurangi mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol seperti otak, kuning telur, ginjal, hati, daging berlemak, keju dan mentega. d Gunakan garam yang beryodium (gunakan garam secukupnya saja) Penyandang diabetes yang mempunyai tekanan darah tinggi (hipertensi) sehingga perlu berhati-hati pada asupan natrium. Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan untuk penduduk biasa yaitu 3.000 mg/hari yaitu kira-kira 6 7 garam (1 sendok teh) yang digunakan. e Makanan sumber zat besi (Fe) Untuk menghindari terjadi anemia yang banyak diderita oleh semua orang penyandang diabetes maka perlu mengkonsumsi cukup zat besi. Bahan makanan sumber zat besi antara lain sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan. f Biasakan makan pagi Pada penyandang diabetes terutama yang menggunakan obat penurun glukosa darah ataupun suntikan insulin tidak makan pagi akan sangat beresiko karena bisa menyebabkan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah). g Hindari minuman beralkohol Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat mengakibatkan terhambatnya proses

penyerapan zat gizi, dan hilangnya zat gizi yang penting bagi tubuh. h Latihan Jasmani Latihan jasmani merupakan salah satu pilar penatalaksanaan diabetes karena dapat menurunkan berat badan, meningkatkan kebugaran, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot. Latihan jasmani harus dilakukan secara teratur dan sesuai dengan umur, jenis kelamin, pekerjaan dan kondisi kesehatan. Chlorpropamide Glibenclamide Gliclazide Gliquidone Tolazamide Tolbutamide i lamanya kerja panjang lamanya kerja sedang lamanya kerja sedang lamanya kerja sedang lamanya kerja sedang lamanya kerja pendek

Obat-obatan penurun gula darah

Jenis tablet atau obat-obatan yang merangsang pankreas untuk melepaskan persediaan insulin, menaikkan tingkat insulin sehingga gula darah tetap rendah antara lain : Obat jangka panjang tidak selalu cocok untuk orang tua dan orang yang gaya hidupnya sulit untuk makan secara teratur, karena adanya resiko hipoglikemia, selain perlu waspada terhadap resiko rendahnya gula darah, umumnya mereka yang minum tablet sulfonilurea sedikit mengalami efek samping yang serius. Keluhan yang mengganggu hanyalah wajah yang menjadi merah dan panas, yang jelas jika anda mulai minum tablet ini yang membuat tingkat gula darah turun (Bilous, R.W, 2002, hal : 30) j Pendidikan Kesehatan ; ; ; ; ; Penyakit DM meliputi ( pengertian , tanda dan gejala , penyebab , patofisiologi , test diagnostik ) Management diet pada penderita DM Pencegahan terhadap komplikasi DM Pemberian obat-obatan insulin dan cara injeksi insulin Monitoring pengukuran glukosa darah secara mandiri

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth Edisi 8 Biermann J and Toohey B. The Diabetics book . Los Angels , J Teacher , 1990 (Doenges, 2000, hal: 726). Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1987. Donna D, Marilyn. V, Medical Sugical Nursing, WB Sounders, Philadelpia 1991. Doenges E Marilynn, F.A Davis Company Philadelphia Edition 3 , 1989

12

You might also like