You are on page 1of 12

A. LAPORAN KELUARGA ANGKAT 1.

Latar belakang Dokter sebagai salah satu komponen utama pemberi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dan terkait secara langsung dengan proses pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan. Ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku sebagai kompetensi yang didapat selama pendidikan merupakan landasan utama bagi dokter untuk dapat melakukan tindakan kedokteran dalam upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan mutu kesehatan bagi seluruh masyarakat. Sebagai dokter layanan kesehatan primer (primary care phycisian) seorang dokter harus mampu pula menjalankan profesinya sebagai dokter keluarga (family doctor) yang mengedepankan pelayanan secara personal dan holistik, komprehensif, kolaboratif, koordinatif, berkesinambungan melalui pendekatan individu, keluarga dan masyarakat. Dalam konteks tersebut, seringkali seorang dokter dihadapkan pada suatu kenayataan bahwa masalah kesehatan tidak mampu dipecahkan hanya dengan penguasaan ilmu kedokteran, akan tetapi masih diperlukan penguasaan beberapa disiplin ilmu sosial yang terkait dengan masalah kesehatan. Di samping itu, keterampilan dokter berbasis rumah sakit (hospital based skill) dinilai tidak akan cukup bagi seorang dokter untuk menjalankan profesinya sehingga masih diperlukan keterampilan berbasis komunitas (communty based skill) pada situasi masyarakat yang sesungguhnya (real setting). Disini para calon dokter akan memperoleh kesempatan untuk mengasah keterampilan berkomunikasi secara intensif, mengidentifikasi masalah, memahami berbagai risiko penyakit dan mengetahui berbagai potensi di masyarakat untuk membantu mengatasi masalah. Untuk mewujudkan semua kompetensi di atas, maka sangat diperlukan suatu pendidikan dokter yang berbasis komunitas lewat program pengalaman belajar lapangan (PBL).

2.

Tujuan a. Memberikan pengalaman belajar berbasis komunitas kepada mahasiswa agar mampu menggali latar belakang pasien dengan pendekatan holistic b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan filosofi somato-psiko-sociosemiotic dalam penanganan pasien, dan
1

c. Memberikan pengalaman belajar berbasis komunitas kepada mahasiswa agar mampu memberikan pelayanan kesehatan komprehensif kepada pasien.

3.

Diskripsi Tentang KA Nama Kepala KA Umur Agama Warga Negara Pendidikan Pekerjaan : Nyoman Nika : 42 tahun : Hindu : Indonesia :: Buruh serabutan di bengkel

A. Anggota keluarga Hubungan dengan KK Ibu Istri Anak

No 1 2 3

Nama Made Suar Ni Nym Tinggalani Ni Wyn Anik Sedani B. Pedigree

Umur 58 23 3

L/P P P P

Pendidikan SD -

Pekerjaan IRT IRT -

Ket.

Keterangan : 1. 2. 3. Nyoman Nika Ni Nyoman Tinggalani Ni Wayan Anik Sedani

C. Denah Skema Denah Rumah KA

Keterangan : 1. Bale dangin 2. Dapur KA 3. Dapur adik KA 4. Kamar mandi tetangga KA 5. Kamar mandi KA 6. Kamar tidur KA 7. Kamar tidur adik KA 8. Penunggu karang 9. Gudang 10. Kamar ibu KA 11. Kamar banten

Analisa masalah

Keluarga pak nyoman nika tinggal satu pekarangan dengan saudara kandungnya namun, masing-masing mempunyai kamar tidur sendiri. Dapur ibu nyoman nika ngerob dengan
3

keluarga pak nyoman nika. Rumah pak Nyoman sumber penerangan sudah menggunakan listrik dan memiliki ventilasi rumah yang baik. Kebersihan lingkungan dipelihara dengan baik dan memiliki tempat pembuangan sampah. Halaman rumah dimanfaatkan untuk menanam tanaman berbunga

4. Status ekonomi A. Pendapatan

Pekerjaan Pekerjaan pokok Buruh bengkel Pekerjaan sampingan

Penghasilan per hari 35,000 50,000 10,000 10,000

Pengahasilan per bulan 1,050,000 1,500,000 300,000 300,000 Rp. 3,150,000

Menjual arang Penghasilan anggota KA Made Suar (buat tikar) Ni Nym Tinggalani Pendapatan total B. Pengeluaran Biaya Makan PDAM Upacara Peturunan Total pengeluaran C. Kepemilikan barang 1. 2. 3. Sepeda motor Radio (rusak) Televisi (rusak) Per hari 60,000 50,000 x 4

Per bulan 1,800,000 100,000 200,000 100,000/6 bulan Rp. 2,200,000

Analisa masalah
4

Karena pekerjaan KA yang serabutan maka, pendapatan yang diperoleh oleh KA tidak menetap. Apabila mendapat pekerjaan, belum tentu KA akan bekerja selama 1 bulan penuh. Begitu juga dengan anggota keluarga lainnya, sehingga sulit untuk merinci pendapatan KA per bulan. Untuk biaya listrik pak nyoman berbagi tanggungan dengan adiknya. Keluarga pak Nyoman sendiri tidak pernah sampai meminjam uang di bank ataupun tetangga, mereka selalu berusaha untuk menutupi kebutuhan mereka. Rincian pengeluaran KA mungkin lebih besar karena kebutuhan yang mendesak seperti biaya pengobatan anggota keluarga yang lainnya, namun hal tersebut masih mampu mereka tutupi tanpa harus meminjam uang.

5. Status Kesehatan dan Status Gizi KA Anggota Keluarga yang Sakit Dalam 3 Bulan Terakhir Dalam 3 bulan terakhir KA yang menderita sakit adalah ibu Nyoman Tinggalani dan Wayan Anik Sedani . Ibu Nyoman mengalami sakit diare dan belum dibawa kedokter. Sedangkan anaknya yaitu Wayan Anik Sedani menderita sakit batuk dan pilek dan sudah dibawa kedokter. Persepsi KA Tentang Sakit yang Diderita Anggota Keluarganya Persepsi KA tentang penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya adalah karena masalah medis dan KA tidak berpendapat itu merupakan masalah non medis seperti kekuatan supranatural atau yang lainnya. Hal ini dibuktikan oleh kebiasaan KA yang langsung membawa keluarganya yang sakit ke dokter setempat dan KA tidak pernah berobat atau mencari kesembuhan dengan pergi ke dukun (balian). Perilaku KA Dalam Mengatasi Penyakit Anggota Keluarganya Perilaku KA terbilang baik, hal ini dibuktikan dengan tindakan KA yang langsung membawa keluarganya yang sakit ke puskesmas, rumah sakit atau bidan setempat dan KA tidak pernah berobat atau mencari kesembuhan dengan pergi ke dukun (balian), tetapi KA tidak menepis adanya kepercayaan mengenai penyakit penyakit yang disebabkan oleh spiritual, karenga pengetahuan mengenai hal tersebut sering diturunkan oleh pihak orang tua, keluarga besar, dan lingkungan Pengetahuan KA Tentang Gizi Keluarga
5

Pengetahuan KA tentang gizi keluarga cukup bagus, terlihat dari KA yang selalu menghidangakan sayuran serta tahu dan tempe dalam menu makanannya. Selain itu KA juga selalu mencuci tangan sebelum makan. Pengetahuan KA Tentang Tumbuh Kembang Balita Untuk pengetahuan KA tentang tumbuh kembang balita sudah cukup baik, imunisasi diberikan kepada anaknya secara rutin sesuai dengan jadwal imunisasi. Selain itu KA selalu mengkonsultasikan masalah gizi anaknya di posyandu yang dilaksanakan di banjar tulikup maupun bidan setempat. .No Nama 1 2 3 4 Nyoman Nika Ni Nyoman Tinggalani Made suar Ni Wayan Anik Sedani Umur 42 23 58 3 Penyakit yang diderita Tidak ada Tidak ada Mata kabur, sakit pada sendi Diare, pilek, panas Kondisi saat ini Baik Baik Baik Baik

Analisis Masalah Malasah yang masih terdapat di KA mengenai status kesehatan dan gizi adalah masih adanya sedikit kepercayaan terhadap hal hal yang berbau spiritual dikarenakan intervensi dari pihak pihak lain yang masih menganggap beberapa penyakit disebabkan oleh hal spiritual

6. Sistem Sosial, Tradisi dan Kebiasaan KA Sistem Sosial dan Tradisi Kegiatan KA dalam system social yaitu dengan aktif berperan dalam pelaksanaan upacara keagamaan baik di keluarga maupun di masyarakat. Di dalam melakukan suatu upacara KA selalu melakukan musyawarah dengan anggota keluarga yang lainnya. Apabila ada kegiatan upacara di masyarakat KA juga turut serta dalam kegiatan tersebut, baik itu hanya sekedar menyumbangkan tenaga maupun banten. Selain itu, KA juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan di banjar seperti selalu bayar urunan dan ngayah di banjar jika ada upacara.
6

Kebiasaan Kebiasaan sehari-hari KA cukup bagus. KA selalu mecuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar. Untuk kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK) dilakukan di kamar mandi yang sudah tersedia, kamar mandinya hanya disemen jadi terlihat kurang bersih. Untuk memandikan anak kadang dilakukan di teras depan kamar. Di dalam kegiatan masak KA masih menggunakan kayu bakar sehingga jelaga yang dihasilkan menempel pada tembok dapur dan peralatan memasak lainnya.

Analisis Masalah Keluarga angkat saat ini dalam kegiatan memasak masih menggunakan kayu bakar, sehingga meninggalkan jelaga yang membuat dapur dan peralatannya terkesan kotor.

7. Kesehatan Lingkungan KA Kebersihan lingkungan dipelihara dengan baik dan memiliki tempat pembuangan sampah. Halaman rumah dimanfaatkan untuk menanam tanaman berbunga. Fasilitas MCK terjaga kebersihannya, selain itu sumber air bersih untuk kegiatan MCK atau masak berasal dari PDAM. Untuk pengolahan limbah KA juga sudah memiliki septic tank. Rumah KA memilki system ventilasi yang baik, serta jendela yang cukup besar sehingga udara dan cahaya matahari bisa masuk ke ruangan tersebut, namun ada satu ruangan yang penerangannya kurang dan ventilasinya juga kurang baik. Sumber Air Bersih dan Air Minum KA mendapatkan air berasal dari PDAM.

Sarana Pembuangan Limbah KA telah memiliki septic tank sebagai sarana pembuangan limbah yang letaknya dekat dengan wc.

Fasilitas MCK
7

Fasilitas MCK yang dimiliki KA berupa satu kamar mandi lengkap dengan jamban yang telah terjaga kebersihannya. Hal ini dapat dilihat dengan dibersihkan minimal 2x seminggu yang dilakukan bergantian dengan KA dan istrinya.

Kandang Ternak KA tidak memiliki ternak

Ruangan Tempat Tinggal Rumah KA memilki system ventilasi yang baik, serta jendela yang cukup besar sehingga udara dan cahaya matahari bisa masuk ke ruangan tersebut, namun ada satu ruangan yang penerangannya kurang dan ventilasinya juga kurang baik.

Analisis Masalah Ventilasi salah satu ruangan/kamar yang kurang bagus dan selain ventilasi penerangan ruangan tersebut juga kurang begitu baik sehingga ruangan tersebut terasa lembab. Namun sampai saat ini KA nelum memiliki dana untuk memperbaiki system ventilasinya.

8. Kesimpulan dan saran Kesimpulan Dari hasil kunjungan ke rumah KA Nyoman Nika ditemukan 2 masalah utama yaitu, masalah kesehatan dan ekonomi. Ibu KA sering mengalami sakit serta anggota keluarga yang lain seperti anak dari KA menderita batuk, panas, pilek dan diare merupakan masalah kesehatan di KA ini. Selain itu, pendapat KA yang tidak menetap serta kebutuhan yang terus meningkat hingga harus memperkecil pengeluaran untuk makan membuat terjadinya permasalahan dalam hal ekonomi.

Di dalam menghadapi permasalahan tersebut KA sebetulnya memiliki potensi untuk memecahkannya. Dengan lahan yang ada dibelakang rumah KA memanfaatkannya untuk tempat membuat arang.

Saran o Ada beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh KA I Nyoman Sugama, yaitu : o Dalam mengatasi masalah kesehatan KA perlu diberikan pengetahuan dan perilaku hidup sehat serta upaya-upaya dalam mencegah terjadinya sakit maupun menghindari faktor terisiko terjadinya sakit. o Dalam mengatasi masalah ekonomi KA, istri KA disarankan untuk membantu dengan membuat canang dan memasarkan arang kepada dagang sate ataupun dititipkan di warung warung dekat rumah, sehingga hasil tersebut dapat membantu ekonomi KA. o Untuk meningkatkan penghasilan KA, disarankan untuk mecari pekerjaan yang menetap, sehingga KA tidak menganggur menunggu pekerjaan.

B. LAPORAN PRAKTEK DOKTER KELUARGA 1. Data kasus Nama : Made Suar

Jenis kelamin : perempuan Umur Alamat : 58 tahun : Banjar Kembengan, Desa Tulikup, Gianyar, Bali

Jenis penyakit : Hipertensi

2. Latar belakang kasus Pendidikan Pekerjaan Status ekonomi : Tidak bersekolah : membuat tikar : cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Pasien selama ini dibiayai oleh anaknya, tetapi pasien tetap memiliki pekerjaan yang mampu memberikan memberikan penghasilan yang cukup untuk dirinya Kondisi keluarga : ibu made suar tinggal bersama kedua anaknya dan kedua cucunya yang belum bersekolah, namun ibu made suar ngerob bersama anak pertamanya yaitu bapak nyoman nika. Keluarga bapak nyoman nika bekerja sebagai pembuat arang batok kelapa dan tikar, jam kerja pagi hingga sore kira-kira jam 5. Pasien biasanya ikut bekerja membuat arang batok kelapa dan membuat tikar jika ada pesanan. Kondisi rumah yaitu ventilasi cukup, kamar sudah dikeramik sedangkan toilet, halaman rumah dan dapur hanya disemen. Dalam 1 rumah tinggal dengan 2 KK.

3. Latar belakang penyakitnya Perjalanan sakitnya : pasien sering mengeluhkan mata rabun, sakit pada persendian terutama pada daerah lutut dan jari tangan. Nyerinya kumat10

kumatan dan lebih sering timbul ketika cuaca dingin. Selain itu ibu Suar juga mengeluhkan kalau persendiannya sering kaku, kesemutan dan keram kalau ibu Suar merasa terlalu lelah. Ibu ini beranggapan bahwa penyakitnya wajar dia derita karena dia sudah berumur. Kadang juga ibu ini mengeluhkan sakit pada kepalanya dan biasanya ibu ini mengatasinya dengan tiduran, jika tidak kunjung hilang ibu ini membeli obat di warung. Riwayat pengobatan : Belum pernah diobati kedokter namun sering membeli obat diwarung Kesembuhan : Biasanya sembuh sendiri namun jika tidak kunjung sembuh biasanya ibu ini membeli obat diwarung dan sakitnya biasanya berkurang

4. Analisis ( pembahasan) Faktor Risiko Penyakit yang diderita a. Kebiasaan atau pola hidup, dan usia. b. Kepercayaan: karena pengaruh usia. c. Akses Pelayanan Kesehatan: bidan . Faktor Penentu Penyakit Kasus a. Hipertensi (tekanan darah 150/90 mmhg), gangguan sendi dan gangguan mata b. Kepercayaan: Pasien lebih memilih membeli obat sendiri di warung.

5. Simpulan dan saran Kesimpulan: Setelah dilakukan program pemberdayaan KA khususnya masalah kepercayaan yang masih dimiliki oleh salah satu anggota keluarga, sampai saat ini sudah terlihat beberapa perubahan prilaku dalam upaya meningkatkan status kesehatan KA.
11

Pada keluarga kasus, dari beberapa kali kunjungan, pasien diduga menderita hipertensi, gangguan pengelihatan dan juga gangguan pada sendi. Adapun kebiasaan pasien yaitu suka melakukan pengobatan sendiri yaitu dengan membeli obat diwarung dan sangat jarang melakukan pengobatan di dokter maupun puskesmas sehingga selama ini tekanan darahnya tidak terkontrol. Namun setelah diberikan beberapa edukasi terlihat adanya perubahan perilaku yang dialami ibu made suar yaitu adanya perubahan pola hidupnya dengan mengurangi konsumsi kopi, dan garam.

Saran: Pasien diberikan edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan ke dokter dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit untuk memastikan diagnosis penyakitnya, seperti melakukan pemeriksaan mata dan sendi, sehingga pasien mendapatkan penanganan yang tepat.

12

You might also like