Professional Documents
Culture Documents
DIsusun OLEH :
~ Ayu Lazuardi ~ Caessarya Ratrileondessy ~ Debby Widiyatuti ~ Dita Mutia Nuryani ~ Dini Eka Prasasti ~ Ellen Natasia ~ Eni Dwi Astuti ~ Fikria Karinanur ~ Gustilaya Riza ~ Jessica Devina ~ Karina Eka Putri ~ Lala Amalia ~ Lia Widyawati ~ Lusi Putri Dwita ~Nabilah ~ Nansiti Sabana ~ Neni Isnaeni ~ Nurul Perwita Sari ~ Reti Rohmalia Sari ~ Risetyawati ~ Roro Indriati ~ Theresa Valleri ~ Tovani Sri ~ Wafiq Auliana Handayani ~ Wan Fetria~ Warhamni ~ Wina Rukmayuniarti ~
AGENDA PRESENTASI
PENDAHULUAN
NUTRISI DAN SEJARAH SISTEM IMUN JENIS NUTRIEN
MIKRONUTRIEN
Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E dan Selenium, Besi, Zink, Nukleotida
PENUTUP
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 2 dari 30
Halaman 3 dari 30
Zaman Reformasi 1870-1980 Mekanisme dasar dari siklus malnutrisi-infeksi yang difasilitasi oleh peningkatan yang kompleks dan kemampuan dari bahan-bahan yang dapat meningkatkan fungsi sistim imun pada manusia.
Zaman Rekonstruksi 1980-1990 Adanya penelitian para immunologist dan nutritionist mengenai efek nutrisi pada sistem imun.
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 4 dari 30
Halaman 5 dari 30
JENIS NUTRIEN
NUTRIEN
Halaman 6 dari 30
MIKRONUTRIEN
Vitamin A Vitamin C Vitamin E dan Selenium Besi Zink Nukleotida
Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 7 dari 30
Karbohidrat
suplai sistem imun dengan energi untuk melawan patogen
tingkatkan karbohidrat kompleks batasi gula sederhana batasi karbohidrat olahan
Halaman 8 dari 30
Protein
membuat enzim untuk eliminasi patogen, menjaga saluran cerna, menjaga sistem imun
pilih daging tidak berlemak
pilih protein nabati batasi konsumsi daging berlemak
Halaman 9 dari 30
Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
Asam lemak essensial, seperti Asam Linoleat dan Asam Linolenat tidak bisa disintesis dalam sel mamalia sehingga harus diperoleh dari makanan. Asam linoleat (-6) terkandung dalam minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak sawit, margarin, dan lemak hewani. Asam linolenat (-3) terkandung dalam kacang kedelai dan minyak kanola. PUFA rantai panjang seperti asam eikosapentanoat (eicosapentanoic acid, EPA) dan asam dokosaheksanoat (docosahexanoic acid, DHA) dapat disintesis dalam tubuh dengan prekursor asam -linolenat atau dapat diperoleh dari minyak ikan laut.
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 10 dari 30
Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
Konsumsi EPA dan DHA terbukti memiliki fungsi modulasi spesifik pada imunitas alami dan dapatan. Konsumsi asam linolenat dalam jumlah tinggi (>10% dari lemak total) dapat menekan kemampuan limfosit dalam merespon terhadap stimulasi mitogen, aktivitas sel NK, dan reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV). Konsumsi EPA dan DHA setelah stimulasi mitogen menurunkan produksi interleukin (IL)-1, IL-6, Tumor Necrosis Factor (TNF)- oleh sel mononuklear pada pembuluh darah perifer dan makrofag peritoneal. Konsumsi PUFA n-3 dalam jumlah sedang (<1gr EPA + DHA/hari) setelah stimulasi mitogen tidak bersifat imunosupresif bahkan dapat meningkatkan fungsi imun seperti proliferasi dan aktivasi sel limfosit, aktivitas sel NK, aktivasi makrofag, produksi IL-1, IL2, TNF-. Penambahan dalam jumlah kecil DHA dan asam arakhidonat dalam formula untuk bayi mampu merubah maturasi sel T (ekspresi antigen CD45RO+ pada sel CD4+)
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 11 dari 30
Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
Mekanisme n-3 PUFA memodulasi fungsi sistem imun.
Halaman 12 dari 30
Vitamin A
Apakah Vitamin A itu ? Vitamin A salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Fungsi utama vitamin zat pengatur. Mengonsumsi vitamin yang cukup metabolisme lancar Guna vitamin A : Bantu pertumbuhan dan perkembangan kerangka dan jaringan tubuh. "Sebab vitamin A membantu sintesis protein tubuh dan diferensiasi sel-sel tulang (memperbaiki proses pembuatan tulang), Vitamin anti-infeksi dapat mempertahankan integritas membran mucous (supaya sel-sel di dalam tubuh khususnya mata tidak mudah rapuh). Kekurangan vitamin A menyebabkan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus.
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 13 dari 30
Vitamin A
Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan:
Gangguan pada imunitas humoral Menghambat stimulasi mitogen Menghambat proliferasi sel T Menghambat produksi antibodi spesifik antigen seperti IgA, IgG Menurunkan kemampuan sel CD4 untuk menginduksi respon sel B dalam memproduksi IgG1 untuk antigen yang spesifik Menurunkan kemampuan neutrofil untuk memfagosit infektor (Pseudomonas aeruginosa)
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 14 dari 30
Vitamin A
Kelebihan asupan Vitamin A menyebabkan:
Supresi hematopoiesis Supresi proliferasi Sel T yang diinduksi oleh mitogen Supresi produksi antibodi spesifik antigen Lebih rentan terhadap infeksi Menurunkan transkripsi dan ekspresi gen untuk beberapa molekul sistem imun seperti sitokin.
Halaman 15 dari 30
Vitamin A
Mekanisme vitamin A untuk sistem imun
Halaman 16 dari 30
Vitamin C
Vitamin C berada dalam konsentrasi tinggi dalam sel leukosit. Selama terjadi infeksi, sel leukosit menggunakan Vit. C dalam jumlah banyak untuk mencegah kerusakan oksidatif.
darah perifer.
Halaman 17 dari 30
Vitamin C
Tubuh menyimpan dan memanfaatkan vitamin C secara berfluktuasi tergantung berapa banyak yang diperlukan untuk menunjang sistem imunitas, mengatur metabolisme kolesterol, mengikat radikal bebas, menyembuhkan luka, dan lain-lain.
Asupan dosis tinggi vitamin C tidak hanya berguna bagi penyakit flu, melainkan juga dapat mencegah terjadinya infeksi sekunder yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada penderita influenza. Untuk mencegah penyakit tersebut, direkombinasikan penggunaan vitamin C sebanyak 1.000 mg/hari atau lebih.
Halaman 18 dari 30
Vitamin C
Defisiensi vitamin C menyebabkan: Sariawan Lebih rentan terkena infeksi gigi dan gusi
Halaman 19 dari 30
Vitamin C
Mekanisme Vitamin C pada sistem Imun
Halaman 20 dari 30
Halaman 21 dari 30
Halaman 23 dari 30
Besi
Defisiensi besi terjadi pada 20-50% populasi dunia. Elemen besi mengatur fungsi sel T limfosit. Kebutuhan Fe sel limfosit akan meningkat pada saat proliferasi dan kondisi lain Imunitas humoral tidak dipengaruhi oleh keberadaan besi karena produksi antibodi dalam tubuh dapat terjadi pada kadar besi yang rendah.
Halaman 24 dari 30
Besi
Defisiensi besi menyebabkan:
Menghambat perkembangan imunitas selular Penurunan aktivitas myeloperoksidase dan bakterisidal dari neutrofil Penurunan aktivitas sel NK Peningkatan risiko infeksi
Besi
Halaman 26 dari 30
Zink
Zink dibutuhkan dalam aktivasi > dari 100 enzim yang terlibat dalam metabolisme energi dan karbohidrat, sintesis dan degradasi protein, sintesis asam nukleat, biosintesis hemoglobin dan transpor CO2. Keberadaan zink dapat memengaruhi sistem imun mencakup pembentukan oksigen radikal, pembentukan limfosit dan sitokin, serta regulasi apoptosis dan ekspresi gen.
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 27 dari 30
Zink
Defisiensi zink dapat menyebabkan :
Terganggunya sistem pertahanan tubuh Respon poliferasi sel Th berkurang Defisiensi aktivitas hormon timus Merusak respon DTH (delayed type hypersensitivity), produksi Ig G dan aktifitas litik dari NK cell yang rendah
Halaman 28 dari 30
Zink
Kelebihan Zn dalam darah menyebabkan:
Memblokade proses apoptosis antigen dengan mencegah aktivasi dari endonukleus yang terlibat dalam fragmentasi DNA
Menghambat pembentukan ikatan steroid dengan sistein di reseptor binding site glukokortikoid.
Halaman 29 dari 30
Zink
Halaman 30 dari 30
Nukleotida
Nukleotida dapat diperoleh dari makanan yang kaya akan nukleoprotein seperti ikan, daging, dan ASI. Konsumsi nukleotida pada kadar normal, sekitar < 5% ( 1-2 g / hari ) dapat meningkatkan sistem imun humoral
Halaman 31 dari 30
If we could give every individual the right amount of nourishment and exercise, not too little and not too much, we would have found the safest way to health. (Hippocrates, 460-377 B.C)
Halaman 32 dari 30
Halaman 33 dari 30
Mikronutrien
Vitamin vitamin A : antioksidan; menormalkan pembelahan sel; mendukung kerja kelenjar timus; meningkatkan produksi antibodi vitamin B-6 : mendukung kerja sel B dan T, reaksi enzimatis vitamin C : antioksidan; menstimulasi antibodi dan WBC vitamin E : antioksidan; meningkatkan fungsi sel T, interleukin 2, TNF;
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 34 dari 30
Mikronutrien
Mineral Zn : mendukung reaksi enzimatis dalam sel, kerja kelenjar timus sehingga meningkatkan produksi dan aktivasi leukosit Se : antioksidan, mendukung aktivitas sel T dan NK sel, meningkatkan produksi antibodi Fe : meregulasi fungsi limfosit T Quercetin : antioksidan kuat Asam alfa-lipoat : meningkatkan kadar glutation Iodin : mendukung aktivitas NK sel CoQ10 : meningkatkan produksi IgG Glutation : antioksidan, mendukung kerja sel T Kamis, 6 - Des - 2007 Halaman 35 dari 30 Nutrisi Untuk Sistem Imun