You are on page 1of 35

NUTRISI UNTUK SISTEM IMUN

DIsusun OLEH :
~ Ayu Lazuardi ~ Caessarya Ratrileondessy ~ Debby Widiyatuti ~ Dita Mutia Nuryani ~ Dini Eka Prasasti ~ Ellen Natasia ~ Eni Dwi Astuti ~ Fikria Karinanur ~ Gustilaya Riza ~ Jessica Devina ~ Karina Eka Putri ~ Lala Amalia ~ Lia Widyawati ~ Lusi Putri Dwita ~Nabilah ~ Nansiti Sabana ~ Neni Isnaeni ~ Nurul Perwita Sari ~ Reti Rohmalia Sari ~ Risetyawati ~ Roro Indriati ~ Theresa Valleri ~ Tovani Sri ~ Wafiq Auliana Handayani ~ Wan Fetria~ Warhamni ~ Wina Rukmayuniarti ~

AGENDA PRESENTASI
PENDAHULUAN
NUTRISI DAN SEJARAH SISTEM IMUN JENIS NUTRIEN

NUTRIEN UNTUK SISTEM IMUN


MAKRONUTRIEN
KARBOHIDRAT, PROTEIN, Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Long Chain Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)

MIKRONUTRIEN
Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E dan Selenium, Besi, Zink, Nukleotida

PENUTUP
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 2 dari 30

SEJARAH Nutrisi dan Sistem Imun


Sebelum tahun 1959 Nevin Scrimshaw dan koleganya mendokumentasikan hubugan yang erat antara infeksi penyakit dengan kenaikan malnutrisi yang terjadi pada suatu populasi. Selama periode tahun 1950an, pengetahuan sistem imun masih primitif, pengetahuan yang ada masih terfokus pada perkembangan imunitas antibodi humoral.

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 3 dari 30

SEJARAH Nutrisi dan Sistem Imun


Zaman Renaissance 1959-1968 Dokumentasi interaksi secara siklik dan ekstensif antara malnutrisi dan infeksi.

Zaman Reformasi 1870-1980 Mekanisme dasar dari siklus malnutrisi-infeksi yang difasilitasi oleh peningkatan yang kompleks dan kemampuan dari bahan-bahan yang dapat meningkatkan fungsi sistim imun pada manusia.
Zaman Rekonstruksi 1980-1990 Adanya penelitian para immunologist dan nutritionist mengenai efek nutrisi pada sistem imun.
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 4 dari 30

SEJARAH Nutrisi dan Sistem Imun


Era Modern 1990-2000 Memberikan perhatian terhadap defisiensi mikronutrien sebagai faktor kondisi pada respon terhadap infeksi. Era Millenium 2000-sekarang Pengembangan metode untuk melihat adanya

hubungan nutrisi dengan fungsi sistem imun.

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 5 dari 30

JENIS NUTRIEN
NUTRIEN

Mikronutrien Vitamin Mineral


Makronutrien Karbohidrat Protein Lemak

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 6 dari 30

Nutrien Untuk Sistem Imun


MAKRONUTRIEN
KARBOHIDRAT PROTEIN Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Long Chain Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)

MIKRONUTRIEN
Vitamin A Vitamin C Vitamin E dan Selenium Besi Zink Nukleotida
Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 7 dari 30

Kamis, 6 - Des - 2007

Karbohidrat
suplai sistem imun dengan energi untuk melawan patogen
tingkatkan karbohidrat kompleks batasi gula sederhana batasi karbohidrat olahan

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 8 dari 30

Protein
membuat enzim untuk eliminasi patogen, menjaga saluran cerna, menjaga sistem imun
pilih daging tidak berlemak
pilih protein nabati batasi konsumsi daging berlemak

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 9 dari 30

Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
Asam lemak essensial, seperti Asam Linoleat dan Asam Linolenat tidak bisa disintesis dalam sel mamalia sehingga harus diperoleh dari makanan. Asam linoleat (-6) terkandung dalam minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak sawit, margarin, dan lemak hewani. Asam linolenat (-3) terkandung dalam kacang kedelai dan minyak kanola. PUFA rantai panjang seperti asam eikosapentanoat (eicosapentanoic acid, EPA) dan asam dokosaheksanoat (docosahexanoic acid, DHA) dapat disintesis dalam tubuh dengan prekursor asam -linolenat atau dapat diperoleh dari minyak ikan laut.
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 10 dari 30

Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
Konsumsi EPA dan DHA terbukti memiliki fungsi modulasi spesifik pada imunitas alami dan dapatan. Konsumsi asam linolenat dalam jumlah tinggi (>10% dari lemak total) dapat menekan kemampuan limfosit dalam merespon terhadap stimulasi mitogen, aktivitas sel NK, dan reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV). Konsumsi EPA dan DHA setelah stimulasi mitogen menurunkan produksi interleukin (IL)-1, IL-6, Tumor Necrosis Factor (TNF)- oleh sel mononuklear pada pembuluh darah perifer dan makrofag peritoneal. Konsumsi PUFA n-3 dalam jumlah sedang (<1gr EPA + DHA/hari) setelah stimulasi mitogen tidak bersifat imunosupresif bahkan dapat meningkatkan fungsi imun seperti proliferasi dan aktivasi sel limfosit, aktivitas sel NK, aktivasi makrofag, produksi IL-1, IL2, TNF-. Penambahan dalam jumlah kecil DHA dan asam arakhidonat dalam formula untuk bayi mampu merubah maturasi sel T (ekspresi antigen CD45RO+ pada sel CD4+)
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 11 dari 30

Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
Mekanisme n-3 PUFA memodulasi fungsi sistem imun.

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 12 dari 30

Vitamin A
Apakah Vitamin A itu ? Vitamin A salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Fungsi utama vitamin zat pengatur. Mengonsumsi vitamin yang cukup metabolisme lancar Guna vitamin A : Bantu pertumbuhan dan perkembangan kerangka dan jaringan tubuh. "Sebab vitamin A membantu sintesis protein tubuh dan diferensiasi sel-sel tulang (memperbaiki proses pembuatan tulang), Vitamin anti-infeksi dapat mempertahankan integritas membran mucous (supaya sel-sel di dalam tubuh khususnya mata tidak mudah rapuh). Kekurangan vitamin A menyebabkan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus.
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 13 dari 30

Vitamin A
Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan:
Gangguan pada imunitas humoral Menghambat stimulasi mitogen Menghambat proliferasi sel T Menghambat produksi antibodi spesifik antigen seperti IgA, IgG Menurunkan kemampuan sel CD4 untuk menginduksi respon sel B dalam memproduksi IgG1 untuk antigen yang spesifik Menurunkan kemampuan neutrofil untuk memfagosit infektor (Pseudomonas aeruginosa)
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 14 dari 30

Vitamin A
Kelebihan asupan Vitamin A menyebabkan:
Supresi hematopoiesis Supresi proliferasi Sel T yang diinduksi oleh mitogen Supresi produksi antibodi spesifik antigen Lebih rentan terhadap infeksi Menurunkan transkripsi dan ekspresi gen untuk beberapa molekul sistem imun seperti sitokin.

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 15 dari 30

Vitamin A
Mekanisme vitamin A untuk sistem imun

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 16 dari 30

Vitamin C
Vitamin C berada dalam konsentrasi tinggi dalam sel leukosit. Selama terjadi infeksi, sel leukosit menggunakan Vit. C dalam jumlah banyak untuk mencegah kerusakan oksidatif.

Konsumsi 1 gr Vit. C (dan 200 mg Vit. E) setiap hari selama


16 minggu akan meningkatkan proliferasi limfosit, dan peningkatan fungsi fagositik dari neutrofil pada pembuluh

darah perifer.

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 17 dari 30

Vitamin C
Tubuh menyimpan dan memanfaatkan vitamin C secara berfluktuasi tergantung berapa banyak yang diperlukan untuk menunjang sistem imunitas, mengatur metabolisme kolesterol, mengikat radikal bebas, menyembuhkan luka, dan lain-lain.

Asupan dosis tinggi vitamin C tidak hanya berguna bagi penyakit flu, melainkan juga dapat mencegah terjadinya infeksi sekunder yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada penderita influenza. Untuk mencegah penyakit tersebut, direkombinasikan penggunaan vitamin C sebanyak 1.000 mg/hari atau lebih.

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 18 dari 30

Vitamin C
Defisiensi vitamin C menyebabkan: Sariawan Lebih rentan terkena infeksi gigi dan gusi

Abnormalitas mukopolisakarida sel basal

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 19 dari 30

Vitamin C
Mekanisme Vitamin C pada sistem Imun

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 20 dari 30

Vitamin E dan Selenium


Dalam jaringan, Vitamin E (-tokoferol) dan elemen Selenium (Se) fungsinya sinergis untuk mengurangi kerusakan membran lipid dengan cara membentuk spesi oksigen reaktif (ROS) selama infeksi.

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 21 dari 30

Vitamin E dan Selenium


Defisiensi Vit. E dan Se menyebabkan:
Vit. E Meningkatnya kerusakan membran sel darah merah karena induksi radikal bebas Se penurunan produksi radikal bebas, penurunan aktivitas fagositik neutrofil, penurunan ekspresi gen untuk IL-2 dan afinitasnya pada sel T, penurunan diferensiasi dan proliferasi sel T, penurunan sitotoksisitas limfosit.
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 22 dari 30

Vitamin E dan Selenium


Mekanisme Vitamin E dan Selenium pada sistem Imun

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 23 dari 30

Besi
Defisiensi besi terjadi pada 20-50% populasi dunia. Elemen besi mengatur fungsi sel T limfosit. Kebutuhan Fe sel limfosit akan meningkat pada saat proliferasi dan kondisi lain Imunitas humoral tidak dipengaruhi oleh keberadaan besi karena produksi antibodi dalam tubuh dapat terjadi pada kadar besi yang rendah.

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 24 dari 30

Besi
Defisiensi besi menyebabkan:
Menghambat perkembangan imunitas selular Penurunan aktivitas myeloperoksidase dan bakterisidal dari neutrofil Penurunan aktivitas sel NK Peningkatan risiko infeksi

Kelebihan besi menyebabkan:


Penurunan aktivitas fagositosis yang distimulasi mitogen dan imunitas humoral pada sel monosit dan makrofag. Penurunan migrasi/ mobilisasi neutrofil Perubahan subset sel T limfosit Supresi sistem komplemen Lebih mudah terkena infeksi
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 25 dari 30

Besi

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 26 dari 30

Zink
Zink dibutuhkan dalam aktivasi > dari 100 enzim yang terlibat dalam metabolisme energi dan karbohidrat, sintesis dan degradasi protein, sintesis asam nukleat, biosintesis hemoglobin dan transpor CO2. Keberadaan zink dapat memengaruhi sistem imun mencakup pembentukan oksigen radikal, pembentukan limfosit dan sitokin, serta regulasi apoptosis dan ekspresi gen.
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 27 dari 30

Zink
Defisiensi zink dapat menyebabkan :
Terganggunya sistem pertahanan tubuh Respon poliferasi sel Th berkurang Defisiensi aktivitas hormon timus Merusak respon DTH (delayed type hypersensitivity), produksi Ig G dan aktifitas litik dari NK cell yang rendah

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 28 dari 30

Zink
Kelebihan Zn dalam darah menyebabkan:
Memblokade proses apoptosis antigen dengan mencegah aktivasi dari endonukleus yang terlibat dalam fragmentasi DNA

Menghambat pembentukan ikatan steroid dengan sistein di reseptor binding site glukokortikoid.

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 29 dari 30

Zink

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 30 dari 30

Nukleotida
Nukleotida dapat diperoleh dari makanan yang kaya akan nukleoprotein seperti ikan, daging, dan ASI. Konsumsi nukleotida pada kadar normal, sekitar < 5% ( 1-2 g / hari ) dapat meningkatkan sistem imun humoral

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 31 dari 30

If we could give every individual the right amount of nourishment and exercise, not too little and not too much, we would have found the safest way to health. (Hippocrates, 460-377 B.C)

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 32 dari 30

Kamis, 6 - Des - 2007

Nutrisi Untuk Sistem Imun

Halaman 33 dari 30

Mikronutrien
Vitamin vitamin A : antioksidan; menormalkan pembelahan sel; mendukung kerja kelenjar timus; meningkatkan produksi antibodi vitamin B-6 : mendukung kerja sel B dan T, reaksi enzimatis vitamin C : antioksidan; menstimulasi antibodi dan WBC vitamin E : antioksidan; meningkatkan fungsi sel T, interleukin 2, TNF;
Kamis, 6 - Des - 2007 Nutrisi Untuk Sistem Imun Halaman 34 dari 30

Mikronutrien
Mineral Zn : mendukung reaksi enzimatis dalam sel, kerja kelenjar timus sehingga meningkatkan produksi dan aktivasi leukosit Se : antioksidan, mendukung aktivitas sel T dan NK sel, meningkatkan produksi antibodi Fe : meregulasi fungsi limfosit T Quercetin : antioksidan kuat Asam alfa-lipoat : meningkatkan kadar glutation Iodin : mendukung aktivitas NK sel CoQ10 : meningkatkan produksi IgG Glutation : antioksidan, mendukung kerja sel T Kamis, 6 - Des - 2007 Halaman 35 dari 30 Nutrisi Untuk Sistem Imun

You might also like