You are on page 1of 46

PEMBELAJARAN KONSEP

Hal yang harus disadari saat ini adalah pentingnya belajar konsep tentang sesuatu. Konsep yang dimaksud disini tidak lain dari kategori-kategori yang kita berikan dari stimulus atau rangsangan yang ada di lingkungan kita. Konsep yang ada di dalam struktur kognitif individu merupakan hasil dari pengalaman yang ia peroleh. Jika keadaannya demikian, sebagian konsep yang dimiliki individu merupakan hasil dari proses belajar yang mana proses hasil dari proses belajar ini akan menjadi pondasi (building blocks) dalam struktur berpikir individu. Konsepkonsep inilah yang dijadikan dasar oleh seseorang dalam memecahkan masalah, mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan hal-hal lain yang ada keterkaitannya dengan apa yang harus dilakukan oleh individu. Definisi konsep menurut sebagian besar orang adalah sesuatu yang diterima dalam pikiran atau ide yang umum dan abstrak. Menurut salah satu ahli, konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama (Croser, 1984). Tujuh dimensi konsep menurut Flavell (1970) adalah: atribut struktur keabstrakan keinklusifan generalitas/keumuman ketepatan kekuatan atau power Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu abstraksi mental dari pengalaman responsif terhadap stimulus. Cara Individu Memperoleh Konsep-konsep Menurut teori Ausubel (1968), individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep. Formasi konsep menyangkut cara materi atau informasi diterima peserta didik. Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia masuk sekolah, karena proses perkembangan konsep yang diperoleh semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang

me

METODIK KIMIA

Page 1

perkembangan individu. Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif dan merupakan suatu bentuk belajar menemukan (discovery learning) melalui proses diskriminatif, abstraktif dan diferensiasi. Contoh pemerolehan konsep pada anak adalah ketika anak melihat benda atau orang yang ada di lingkungan terdekatnya. Misalnya, pada saat seorang anak yang baru berumur 2 tahun memanggil Bapak dan Ibunya pertama kali karena setiap hari Bapak dan Ibunya selalu bersama-sama anak tersebut. Anak menyebut diri yang memandikan dan meninabobokkan saat tidur adalah Ibu dan menggendong serta mengajaknya bermain adalah Bapak.Sedangkan asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang telah ada. Asimilasi konsep terjadi setelah anak mulai memasuki bangku sekolah. Asimilasi konsep ini terjadi secara deduktif. Biasanya anak diberi atribut sehingga mereka belajar konseptual, misalnya atribut dari gajah adalah hewan dan belalai. Dengan demikian anak dapat membedakan antara konsep gajah dengan hewan-hewan lain Tingkat-tingkat Pencapaian Konsep Empat tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier (Dahar, 1996:88) adalah sebagai berikut: 1). Tingkat konkret Pencapaian tingkat ini ditandai dengan adanya pengenalan anak terhadap suatu benda yang pernah ia kenal. Misalnya pada suatu saat anak bermain kelereng dan pada waktu yang lain dengan tempat yang berbeda ia menemukan lagi kelereng, lalu ia bisa mengidentifikasi bahwa itu adalah kelereng maka anak tersebut sudah mencapai tingkat konkret. Dengan demikian dapat dikatakan juga anak mampu membedakan stimulus yang ada di lingkungannya terhadap kelereng tersebut. Pada saat ini anak sudah mampu menyimpan gambaran mental dalam struktur kognitifnya. 2). Tingkat identitas Seseorang dapat dikatakan telah mencapai tingkat konsep identitas apabila ia mengenal suatu objek setelah selang waktu tertentu, memiliki orientasi ruang yang berbeda terhadap objek itu, atau bila objek itu ditentukan melalui suatu cara

me

METODIK KIMIA

Page 2

indra yang berbeda. Misalnya mengenal kelereng dengan cara memainkannya, bukan hanya dengan melihatnya lagi. 3). Tingkat klasifikatori Pada tingkat ini anak sudah mampu mengenal persamaan dari contoh yang berbeda tetapi dari kelas yang sama. Misalnya anak mampu membedakan antara apel yang masak dengan apel yang mentah. 4). Tingkat formal Pada tingkat ini anak sudah mampu membatasi suatu konsep dengan konsep lain, membedakannya, menentukan ciri-ciri, memberi nama atribut yang

membatasinya, bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan contoh secara verbal. Strategi Pembelajaran Konsep di SD Ada 2 strategi utama yang dapat digunakan untuk pembelajaran konsep, yaitu melalui pendekatan inkuiri dan pendekatan ekspositori. Pada pendekakatan inkuiri, para peserta didik dapat diperlihatkan sekelompok benda yang berbeda yang satu sekelompok benda yang merupakan contoh dari konsep yang ingin disampaikan, dan sekelompok benda yang lain merupakan yang bukan contoh dari konsep yang ingin disampaikan. Cara penyampaiannya dapat bermacam-macam dari pengkelompokkan secara tertulis atau melalui bentuk gambar maupun suara. Selanjutnya, para peserta didik diminta untuk melakukan permainan tebaktebakan. Mereka diminta melengkapi kelompok benda yang merupakan contoh konsep dan juga yang bukan contoh konsep. Mungkin diantara mereka ada yang berhasil mengkategorikan kelompok benda yang contoh dan bukan contoh konsep tersebut, dan adapula yang tidak berhasil. Pada akhirnya, para peserta didik akan tergiring dan termotivasi untuk berfikir dan menemukan contoh-contoh dari konsep yang dimaksud yang mereka kembangkan sendiri. Pendekatan inkuiri lebih cocok digunakan untuk peserta didik di kelas-kelas awal SD, tentunya dengan bimbingan guru. Strategi kedua untuk mengajarkan konsep adalah dengan pendekatan ekpositori. Berbeda dengan inkuiri, pada pendekatan ekspositori, peserta didik dimotivasi sejak awal untuk menemukan contoh-contoh yang dikembangkannya

me

METODIK KIMIA

Page 3

sendiri untuk mengkategorikan sebuah konsep. Namun demikian, tetap guru harus menjelaskan secara rinci tentang konsep yang dibicarakan. Pendekatan ekspositori lebih sesuai digunakan di kelas-kelas tinggi di SD, karena para siswa di kelas tinggi di SD sudah dapat diajak berpikir detil, dan komprehensif.

me

METODIK KIMIA

Page 4

MODEL PEMBELAJARAN PRESENTASI


A. PENGERTIAN Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis atau promosi. Presentasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menyajikan atau mengemukakan. Atau secara jelasnya presentasi bisa diartikan menyajikan atau mengemukakan informasi kepada orang lain dengan tujuan bermacam-macam seperti, memberi tahu, mempengaruhi ataupun mengajak (persuasif). Namun demikian pada saat ini presentasi juga dilakukan dalam proses pembelajaran, baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Tujuan dari presentasi dalam proses pembelajaran bermacam-macam, misalnya untuk memberi informasi, untuk meyakinkan peserta, menyampaikan pesan dan bahkan untuk melakukan penilaian. Keahlian berbicara di hadapan hadirin merupakan hal yang sangat penting bagi siapa pun yang ingin maju. Banyak presiden, manajer, wiraniaga, dan pengajar anak asuhannya yang menjadi sukses dan terkenal lewat keahlian berpresentasi. Model Presentasi merupakan adaptasi dari model Advance Organizer yang mengharuskan guru untuk mempersiapkannya sebelum mempresentasikan informasi baru dan secara khusus memperkuat dan memperluas pemikiran siswa selama dan setelah presentasi. Pendekatan ini banyak dipilih oleh guru karena cocok dengan pengetahuan sekarang tentang cara individu memperoleh, memproses dan menyimpan informasi baru; dan berbagai komponen model ini telah dikaji dengan seksama selama empat puluh tahun terakhir sehingga memberikan dasar pengetahuan yang substansial, meskipun tidak selalu konsisten. Secara singkat hasil belajar model presentasi cukup jelas dan tidak rumit dalam membantu siswa memperoleh, mengasimilasi, menyimpan informasi baru; memperluas struktur konseptual dan kebiasaan mendengarkan dan memikirkan informasi. B. TUJUAN 1. Menyampaikan informasi

me

METODIK KIMIA

Page 5

Banyak pendidik dan peserta didik yang melakukan presentasi hanya bertujuan menyampaikan informasi saja. Informasi/pesan yang disampaikan bisa bersifat biasa, penting atau bahkan rahasia. Melalui informasi maka diharapkan tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu seorang baik secara individu maupun mewakili kelompoknya harus memiliki keahlian sesuai dengan tujuan presentasi. Dalam proses pembelajaran, informasi dari seorang presentasi sangat penting bagi warga kelas 2. Meyakinkan pendengar Presentasi yang dilakukan berisikan informasi-informasi, data-data dan buktibukti yang disusun secara logis sehingga informasi yang disampaikan dapat membuat seseorang atau kelompok orang merasa yakin. Semula yang asalnya memiliki unsur ketidakjelasan dan ketidakpastian sehingga ketika diadakan presentasi oleh pembicara, seseorang/kelompok orang tersebut menjadi yakin atas informasi yang diberikan. Misal ketika seorang guru atau sekelompok siswa melakukan presentasi kelompok, maka siswa yang lain menjadi lebih yakin dengan materi yag sedang dipelajari. 3. Menghibur pendengar Pada era globalisasi ini banyak acara-acara hiburan pada penayangan televisi. Acara hiburan tersebut dipimpin oleh presenter yang handal, tujuannya untuk menghibur para penonton. Prensenter dituntut untuk melakukan pembicaraan yang sifatnya menghibur tetapi relevan dan profesional sehingga para penonton televisi dapat menikmati acara tersebut. Selain acara televisi, acara hiburan yang lainnya dapat kita temukan pada pesta perayaan-perayaan. Contoh: pesta perayaan pernikahan, ulang tahun dan lain-lain. Presenter ditugaskan untuk berbicara dan menyelipkan kata-kata yang dapat menghibur para tamu yang hadir pada pesta perayaan tersebut. Sedikit berbeda dengan presentasi yang dilakukan di dalam kelas, seorang presenter tidak harus menggunakan kata-kata yang bersifat menghibur aka tetapi bisa cukup dengan kata-kata yang komunikatif. Untuk lebih menghibur penonton agar tidak mudah jenuh, maka jika presentasi dilengkapi dengan media gambar maka suasananya akan lebih tertolong

me

METODIK KIMIA

Page 6

4. Memotivasi dan menginspirasi pendengar untuk melakukan suatu tindakan Demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran, seorang guru dituntut untuk mengarahkan dan membimbing para siswanya agar dapat belajar secara maksimal dan tidak lupa untuk memperhatikan kualitas belajarnya. Selain diberi arahan dan bimbingan, seorang guru juga dapat melakukan motivasi agar para siswa dapat belajar dengan semangat yang tinggi. Kegiatan memotivasi tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan suatu forum. Forum tersebut terdiri dari para siswa yang bertindak sebagai pendengar, sedangkan yang bertindak sebagai pembicara yaitu pihak guru atau siswa maupun sekelompok siswa yag sudah diberi arahan oleh guru. 5. Menyampaikan pesan Tujuan presentasi yang keempat yaitu menyampaikan pesan. Hal ini dilakukan karena proses pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu pengetahua dari seorang guru atau sekelompok siswa kepada warga kelas, kan tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan moral. Guru atau siswa yang melakukan presentasi dibantu dengan alat bantu peraga ataupun media untuk memudahkan penyampaian pesan. 6. Membuat suatu ide atau gagasan Presentasi yang dilakukan hanya bertujuan untuk memunculkan suatu ide/gagasan dari para peserta pendengar. Tipe tujuan ini biasanya diterapkan pada materi pelajaran yang memerlukan pemecahan atau solusi dari orang lain. Forum yang dilakukan sering dikenal dengan istilah diskusi. 7. Menyentuh emosi pendengar Tujuan yang keenam yaitu untuk menyentuh emosi para siswa. Dalam hal ini pembicara atau presenter bertugas untuk melakukan pembicaraannya yang dapat menyentuh perasaaan/emosi seseorang. Sebagai contoh pembicara melakukan presentasi kepada para pendengar mengenai korban bencana, demonstrasi, kelaparan, gelndangan, tuna pendidikan dan lain-lain. resentasi yang dilakukan pembicara membuat pendengar merasa tersentuh untuk membantu para korban bencana dengan cara menyumbangkan sebagian hartanya. 8. Memperkenalkan diri

me

METODIK KIMIA

Page 7

Presentasi juga dapat ditujukan hanya sekedar untuk memperkenalkan jati diri bagi yang melakukan presentasi, baik secara individual maupun kelompok. C. Merencanakan Presentasi 1. Memilih tujuan dan isi Tujuan pembelajaran presentasi diutamakan untuk mendapatkan pengetahuan deklaratif. Contoh siswa mampu mendifinisikan arti fotosintesis, mampu menyebutkan aturan-aturan dasar permainan sepak bola, dll. Pemilihan konten presentasi dapat menggunakan prinsip power yang menyatakan hanya konsep penting dan paling kuat yang seharusnya diajarkan dan bukan yang menarik tapi tidak penting bagi mata pelajaran. Sedangkan menurut prinsip ekonomi merekomendasikan bahwa guru menghindari kekacauan verbal dan membatasi presentasi dengan jumlah informasi minimum. Peta konsep juga bermanfaat bagi seorang guru untuk membantu menyampaikan jenis ide dan bagi siswa memberikan gambaran untuk memahami hubungan diantara ide-ide. 2. Mendiaknosa pengetahuan siswa sebelumnya Informasi yang diberikan dalam presentasi didasarkan pada perkiraan guru tentang struktur kognitif yang sudah ada dan pengetahuan yang dimiliki siswa tentang subyek tertentu. Tidak ada aturan yang tegas atau formula yang mudah yang dapat dilakukan guru untuk memeriksa pengetahuan siswa sebelumnya. Guru dapat menggunakan asesmen untuk mengetahui perkembangan siswa. Sedangkan dalam pembelajaran guru dapatmenggunakan induksi atau establishing set untuk memeriksa pengetahuan siswa. Siswa memiliki prior knowledge,

perkembangan intelektual, gaya belajar dan intelegensia yang berbeda sehingga guru perlu menyesuaikan presentasi dan penjelasan agar sesuai dengan kebutuhan dan latar belakang siswa antara lain dengan penggunaan gambar dan ilustrasi, isyarat dan contoh. 3.Memilih advance organizer yang tepat Advance organizer merupakan scaffolding intelektual, dan membantu siswa melihat gambaran umum dari materi yang akan dipresentasikan. Berikut ini merupakan contohadvance organizer: saya akan memberikan informasi tentang jenis-jenis makanan yang dibutuhkan tubuh agar berfungsi dengan baik. Sebelum

me

METODIK KIMIA

Page 8

itu saya ingin memberi ide kepada kalian yang akan membantu memahami berbagai makanan yang sudah kalian makan dengan mengatakan bahwa makanan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi lima golongan utama yaitu lemak, karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Makanan tersebut berisi unsur-unsur tertentu seperti karbon dan nitrogen. Makanan yang kita makan juga

mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam golongan makanan tersebut. Sekarang saya akan membicarakan diet seimbang yang dibutuhkan tubuh. Saya ingin kalian memperhatikan tarmasuk golongan manakah makanan yang kita makan? Merencanakan penggunaan waktu dan ruang Hal-hal yang harus diperhatikan guru yaitu memastikan waktu dialokasikan sesuai dengan kemampuan dan sikap siswa di kelas dan memotivasi siswa agar mereka tetap memperhatikan selama pembelajaran. Selain itu guru juga mengelola ruang, penataan ruang tradisional paling cocok dengan kelas yang menggunakan papan tulis, OHP atau proyektor.. D. Melaksanaan Presentasi 1. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan menyiapkan siswa Tujuan pembelajaran dapat disampaikan dipapan tulis, newsprint

chart atau display. Menyiapkan siswa untuk belajar dapat dilakukan dengan memberikan establishing set dan isyarat (cues) kepada siswa. 2. Mempresentasikan advance organizer Guru memastikan advance organizer dilakukan terpisah dari kegiatan introduksi dan presentasi materi. Advance organizer dipresentasikan kepada siswa menggunakan format visual tertentu seperti OHP atau power point image. Siswa harus memahami advance organizer sehingga harus diajarkan kepada siswa. 3. Mempresentasikan Materi belajar Menyampaikan materi dilaksanakan setelah direncanakan dan dipresentasikan dengan cara efektif, memperhatikan kejelasan, explaining links, contoh-contoh, teknik rule-explaining rule, penggunaan transisi dan antusiasme. 4. Memantau dan memeriksa pemahaman

me

METODIK KIMIA

Page 9

Untuk memantau pemahaman siswa guru dapat melakukan metode informal selama presentasi misalnya isyarat verbal dan non verbal misalnya siswa bingung, diam dan kernyitan kening sebagai tanda siswa tidak paham, sedangkan mengangguk, tersenyum dan mata melebar takjub merupakan tanda pemahaman sedang terjadi. Secara formal guru dapat meminta respon siswa tentang materi yang baru disampaikan. 5. Mengelola Lingkungan Belajar Pada awal pelajaran guru berperan sebagai presenter aktif dan berharap siswa menjadi pendengar aktif. Kesuksesan model ini bergantung dari motivasi siswa untuk melihat serta mendengarkan presentasi. Model ini membutuhkan aturan yang mengatur pembicaraan siswa, pacing (langkah) yang baik dan metode untuk mengatur perilaku siswa pada saat presentasi, misalnya siswa yang melakukan kegiatan lain atau berbicara dengan teman sebelahnya. 6. Asesmen dan Evaluasi Model presentasi sangat cocok untuk menyampaikan informasi baru kepada siswa dan membantu menyimpan informasi tersebut dalam memori mereka. Sehingga strategi evaluasi yang tepat adalah menguji perolehan dan retensi pengetahuan siswa. Faktor yang perlu diperhatikan dalam menguji pengetahuan siswa adalah menguji semua tingkat pengetahuan dan bukan hanya sekedar mengingat informasi, guru juga seharusnya mengkomunikasikan kepada siswa apa yang mau diujikan dan lakukan pengujian segera setelah selesai topik jangan menunggu mid atau semester. E. TIPS PRESENTASI POWER POINT YANG EFEKTIF Bagi kalian yang belum pernah melakukan presentasi, mungkin belum bisa membayagkan bagaimana kita harus berusaha agar yang mendengarkan presentasi kita betah berlama-lama di kursinya. Oleh karena itu, usahakan agar presentasi kita itu efektif. Apalagi jika kita memanfaatkan media yang meggunakan program Power Point. Nah, agar efektif, presentasi PowerPoint sebaiknya tidak lebih dari 10 slide. Kita semua pernah mengalami sebuah diskusi tak berujung. Diskusi yang seharusnya menarik menjadi sangat menjemukan karena kebanyakan tayangan yang semuanya berupa tulisan. Sebaliknya sebuah diskusi menjadi sangat menarik

me

METODIK KIMIA

Page 10

karena dilakukan dengan presentasi beberapa slide Power Point, yang berisi tulisan menarik, kata-kata singkat, gambar, efek animasi dan efek sound. Berikut ini adalah beberapa tips bermanfaat untuk hasil presentasi PowerPoint yang maksimal: 1. Presentasi Pertama, PowerPoint Kedua. Kesalahan terbesar orang-orang saat membuat presentasi adalah menjadikan PowerPoint sebagai fokus presentasi. Fokusnya harus pada presenter dan cerita menarik yang akan presenter sampaikan. PowerPoint sangat efektif memberikan informasi tambahan, seperti grafik sederhana berwarna, tapi bukan merupakan sumber informasi utama. Hal terburuk yang dilakukan presenter adalah membelakangi penonton, kemudian membaca dari layar PowerPoint. Jika semua informasi ada pada layar, bukankah itu berarti presenter tidak diperlukan? 2. Sampaikan Sebuah Cerita Tujuan dari presentasi adalah untuk menjual sebuah ide. Ini mungkin berupa lapangan investasi di perusahaan baru, rencana untuk melakukan reorganisasi bisnis atau proposal untuk proyek penelitian ilmiah. Untuk memberi efek emosional sekaligus tingkat intelektual tinggi, presentasi perlu diutarakan sebagai sebuah narasi kohesif, yaitu cerita. Untuk itu, penonton perlu tahu tiga hal: Di mana kita sekarang Dimana tujuan kita Bagaimana kita ke sana Slide PowerPoint harus digunakan untuk menyampaikan ketiga ide sederhana tersebut. Ini bisa dicapai melalui pernyataan teks sederhana dan gambar serta grafik yang kuat. 3. Tampilkan, Jangan Ditulis Manusia adalah pembelajar yang sangat visual. Otak manusia jauh lebih mudah mengingat gambar kuat dan unik daripada serangkaian fakta dan angka. PowerPoint adalah program mengagumkan yang mudah digunakan untuk membuat puluhan jenis grafik dan diagram. Ingatlah bahwa semakin sederhana dan besar grafik yang kita buat, akan semakin baik hasilnya. Sebagai contoh, jika Anda ingin menanamkan bahwa PC Windows mengendalikan sebagian besar

me

METODIK KIMIA

Page 11

pasar komputer rumah dunia, coba tunjukkan pie chart dengan potongan merah besar bertuliskan kata PC. Tidak peduli berapa banyak statistik yang Anda kutip, gambar ini akan diingat penonton lebih cepat dan lebih lama dibandingkan kata-kata. 4. Aturan 10 Guy Kawasaki, seorang mantan tokoh Apple, kapitalis usaha dan motivator professional, mempublikasikan metodenya yang terkenal yaitu Sepuluh Aturan Kawasaki, di mana ia hanya menggunakan 10 slide selama presentasi berlangsung. Sepuluh slide ini umumnya berisi tak lebih dari satu kalimat atau frase dan gambar pendukung. Sepuluh slide memberikan isyarat visual kuat yang mendukung pesan yang Kawasaki sampaikan. Karena penonton tahu bahwa hanya akan ada 10 slide dan 10 poin utama selama presentasi, mereka tahu kapan presentasi akan diakhiri. 5. Pastikan Singkat Tidak ada yang mengeluh tentang presentasi yang terlalu singkat. Pada saat penonton merasa bosan dan berhenti memperhatikan, maka presentasi kehilangan efektivitasnya. Pada kondisi ini, peserta presentasi tidak hanya berhenti menyerap informasi baru, tetapi juga mulai kesal pada presenter karena telah membuang waktu mereka. Kawasaki, misalnya, berpikir bahwa presentasi PowerPoint yang ideal harus berlangsung tidak lebih dari 20 menit. F. KENDALA Dalam dunia pendidikan dan bisnis kata presentasi bukanlah hal yang tabu lagi. Semua orang yang berada di dunia pendidikan dan bisnis pasti tahu dan pernah melakukan presentasi, terlepas baik atau tidak kualitas presentasinya. Presentasi bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah. Banyak kendala atau masalah yang bisa terjadi pada saat presentasi, yang ujungnya menentukan kualitas dari presentasi tersebut. Walaupun dari kendala-kendala tersebut banyak yang kembali kepada individunya sendiri, sebagai contoh adalah gugup. Gugup merupakan sikap yang manusiawi yang biasa terjadi terlebih lagi jika presentasi di hadapan banyak orang. Untuk mengatasinya kita perlu cara khusus untuk mengalihkan rasa gugup tersebut, sebagai contoh dengan menganggap semua orang yang melihat

me

METODIK KIMIA

Page 12

presentasi kita adalah teman-teman dekat kita. Dengan begitu bisa mengurangi rasa gugup tersebut. Kendala lain adalah kurang menguasai bahan, ini sering terjadi karena kesalahan pribadi, misalkan tidak membaca dan menguji materi yang ingin dipresentasikan. Kurangnya model untuk digunakan dalam presentasi sehingga informasi yang disampaikan tidak sempurna. Padahal model adalah salah satu faktor yang menentukan dalam presentasi. Untuk itu pandai memilih model yang digunakan. Contohnya menggunakan Powerpoint atau alat peraga lain yang berhubungan langsung dengan presentasi tersebut. Untuk itu perlu rencana, pematangan, latihan dan pengalaman agar presentasi yang disampaikan tidak menemui kendala yang berarti dan sukses. Dengan semakin sering latihan dan presentasi, maka akan terbiasa mengahadapi orang banyak. Perlu diingat, gugup juga dialami orang yang sudah berpengalaman sekalipun, yang penting tahu cara mengatasinya. Kendala pasti ada setiap kita melakukan presentasi, tetapi kita harus berusaha untuk meminimalisirnya.

PEMBELAJARAN LANGSUNG
Apa Model Pembelajaran Langsung itu?
me

METODIK KIMIA

Page 13

Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Sejalan dengan Widaningsih, Dedeh (2010:150) bahwa pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu, sedangkan pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu. Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya. Widaningsih, Dedeh (2010:151) Ciri-ciri Pengajaran Langsung adalah sebagai berikut : 1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar. 2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran. 3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pengajaran. Model pembelajaran adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebaganya.

Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model

me

METODIK KIMIA

Page 14

ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa. 2. Bagaimana Tahapan Model Pembelajaran? Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut:

Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.

Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.

Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.

Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.

me

METODIK KIMIA

Page 15

Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.

Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.

Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.

Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.

Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.

Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat mengoreksi kesalahan konsep. pemahaman siswa dan

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.

Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.

Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.

Fase dan Peran Guru dalam Model Pembelajaran Langsung No Fase Peran Guru

me

METODIK KIMIA

Page 16

Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan mempersiapkan siswa

Menjelaskan Tujuan, Materi Prasyarat, memotivasi siswa, dan mempersiapkan siswa Mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap Guru memberi latihan terbimbing Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan seharihari.

Mendemonstrasikan Pengetahuan dan Keterampilan

3 4

Membimbing Pelatihan Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Memberikan latihan dan penerapan konsep

4. Pada situasi apa Pembelajaran Langsung dapat digunakan? Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran:

Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.

Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.

Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilanketerampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).

Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh buktibukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)

Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.

Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.

me

METODIK KIMIA

Page 17

Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.

Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.

Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur.

Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.

4. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung Kelebihan model pembelajaran langsung:

Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitankesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.

Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.

Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.

Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.

Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.

me

METODIK KIMIA

Page 18

Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.

Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan.

Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.

Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif yang menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari.

Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.

Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.

Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).

Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.

Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.

me

METODIK KIMIA

Page 19

Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehinggaguru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.

Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:

Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.

Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.

Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.

Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.

Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.

Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.

Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami

me

METODIK KIMIA

Page 20

atau dikuasai oleh siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.

Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.

Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.

Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham.

Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.

PRESENTATION SKILL Dalam sebuah presentasi (apapun itu bentuknya), selalu memiliki 4 unsur:

me

METODIK KIMIA

Page 21

1. Pembicara : adalah orang menyampaikan ide/gagasan dalam sebuah presentasi. 2. Materi : adalah ide/gagasan yang akan disampaikan, sehingga bisa tersalurkan kepada orang lain. 3. Audien : adalah target dari pembicara untuk menyampaikan ide/gagasan-nya. 4. Perlengkapan : adalah sarana penunjang yang dipakai oleh pembicara yang akan menyampaikan ide/gagasan agar bisa tersampaikan kepada audien. Sarana penunjang bisa berupa ruangan, penerangan, lcd proyektor, sound sistem dan sebagainya. Pembicara atau Presenter adalah orang yang paling berperan selama berjalannya presentasi, karena dialah yang menyajikan informasi, ide atau gagasan. Untuk itu jika kita ditunjuk sebagai pembicara (dalam acara apa saja) ada 4 hal yang harus dipersiapkan agar selama presentasi bisa berjalan dengan lancar. 1. Menguasai Materi. 2. Mengenali Audien. 3. Mengetahui Peralatan Pendukung. 4. Menyiapkan Rencana Alternatif. Apa perbedaan antara presentasi yang baik dan yang buruk? Memberikan presentasi yang baik adalah mudah bila anda mengetahui karakteristik yang memisahkan antara presentasi yang baik dan presentasi yang buruk. Bandingkan karakteristik di bawah ini : Presentasi yang baik

Energi dan penuh semangat Kontak mata dengan audiens Berbicara dengan jelas dan cukup keras Sesekali bergerak saat berbicara Menggunakan anekdot dan humor yang sesuai Mengenakan pakaian yang serasi Argumen-argumen terstruktur dengan baik Slide dapat dibaca

me

METODIK KIMIA

Page 22

Tipe slide bervariasi Tidak lebih dari 1 slide per menit Variasi teknologi lain, misalnya video Selesai tepat waktu dan sediakan waktu untuk Tanya jawab. Presentasi yang buruk

Tujuan tidak jelas Postur tubuh kurang baik, tidak ada kontak mata, dan berbicara dengan suara yang monoton

Pengulangan yang tidak perlu (dalam presentasi atau dari pembicara sebelumnya)

Kurang persiapan Terlalu rumit/sederhana bagi audiens Terlalu banyak slide Slide tidak dapat dibaca Penggunaan efek-efek teknis Power Point yang berlebihan Penggunaan warna yang buruk pada slide Pengunaan peralatan teknis yang keliru Melebihi waktu yang dialokasikan untuk presentasi anda. komponen-komponen dari presentasi yang baik Suatu presentasi dapat dibagi menjadi tiga bagian, dengan masing-masing kumpulan pertanyaan yang harus Anda tanyakan pada diri Anda sendiri sebelum saat presentasi. I. Pendahuluan

Bagaimana cara Anda membina hubungan dengan audiens? Bagaimana cara Anda menangkap perhatian audiens? Akankah Anda menggunakan kutipan, gambar, fakta atau kisah?

Apa maksud presentasi Anda dan bagaimana anda akan menyatakannya dengan jelas di awal pembicaraan sehingga audiens tahu apa yang akan disampaikan pada mereka? II. Isi presentasi

me

METODIK KIMIA

Page 23

Apakah urutan logis untuk topik yang ingin Anda cakup dan dapatkah Anda membuat alur atau cerita untuk membantu audiens memahami arah presentasi anda?

Apa 3-5 butir kunci yang ingin Anda sampaikan dan bagaimana cara Anda menggunakan data atau ilustrasi untuk menyampaikan butir-butir tersebut pada audiens?

Bagaimana cara Anda meringkas butir-butir Anda, dan kemudian beralih ke bagian berikutnya dari presentasi Anda? III. Ringkasan

Ringkas semua butir kunci. Ilhami audiens untuk menggunakan informasi yang Anda sampaikan.

TAKSONOMI BLOOM
me

METODIK KIMIA

Page 24

Taksonomi Bloom oleh Anderson dan Krathwohl Model taksonomi Bloom merupakan salah satu pengembangan teori kognitif, yang biasa sering dikaitkan dengan persoalan dalam merumuskan tujuan pembelajaran dan masalah standar evaluasi atau pengukuran hasil belajar sebagai pengembangan sebuah kurikulum. Taksonomi kognitif Bloom awalnya terdiri dari enam tingkatan kognitif, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman

(comprehension), aplikasi (apply), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Anderson dan Krathwohl lalu merevisinya dari satu dimensi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif (cognitive process) dan dimensi pengetahuan (types of knowledge). Dimensi proses kognitif merupakan hasil revisi dari taksonomi Bloom ranah kognitif. Anderson menklasifikasikan proses kognitif menjadi enam kategori, yaitu ingatan (remember), pemahaman (understand), aplikasi (apply), analisis (analyze), evaluasi (evaluate), dan kratifitas (create). Dimensi pengetahuan diklasifikasi menjadi empat kategori, yaitu pengetahuan faktual (factual knowlwdge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge). Begitu besar implikasi teori kognitif dan pengembangan keterampilannya di dalam dunia pembelajaran. Anderson dan Krathwohl sendiri mengakui bahwa hasil revisinya merupakan kontribusi dari advances in cognitive theory. Namun, yang sangat menarik dari kasus revisi taksonomi tersebut adalah, Anderson dan Krathwohl ingin lebih menampakkan atau mempertegas dimensi proses yang menjadi prinsip teori kognitif., yaitu bagaimana sebuah pengetahuan itu diproses dalam otak manusia. Selain itu, keduanya juga lebih memperinci dan mengklasifikasikan pengetahuan dalam beberapa tipe. Di sinilah, interkoneksi antara dua dimensi tersebut bersinergi dan dalam posisi tertentu akan mengindikasikan kerumitan tertentu pula, baik dalam proses maupun dalam jenis pengetahuannya. Taksonomi Bloom dua dimensi merupakan hasil revisi Lorin

W.Andersonterhadap taksonomi Bloom satu dimensi. Menurut Lorin W.

me

METODIK KIMIA

Page 25

Anderson suatupernyataan tentang tujuan pembelajaran memuat kata kerja (a verb) dan kata benda (anoun). Kata kerja secara umum mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkanterbentuk sebagai dampak dari suatu proses

pembelajaran. Sedangkan kata bendasecara umum mendeskripsikan jenis pengetahuan yang diharapkan dapat dikonstruksioleh peserta didik. Dengan demikian sebuah tujuan pembelajaran selalu memuatdimensi proses kognitif dan dimensi jenis pengetahuan. Selanjutnya model taksonomitujuan pembelajaran ini disebut dengan taksonomi Bloom dua dimensi.Dimensi pertama model taksonomi ini adalah dimensi proses kognitif.Dimensi proses kognitif memuat enam kategori yaitu: ingatan (remember),pemahaman (understand), penerapan (apply), analisis (analyze), evaluasi (evaluate)dan kreativitas (create). Klasifikasi ini bersifat hierarkis dan kontinyu. Hierarki dankekontinuan dimensi proses kognitif diasumsikan berdasarkan klompleksitas kognitif, yaitu pemahaman lebih kompleks dari ingatan, penerapan lebih kompleks daripemahaman dan seterusnya.Dimensi pengetahuan.Dimensi kedua jenis model taksonomi ini adalah empat dimensi kategori, jenis yaitu

pengetahuan

memuat

pengetahuan faktual(factual knowledge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuanprosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognitif (metacognitiveknowledge). Klasifikasi ini ditempatkan berdasarkan asumsi bahwa proses kognitifbermula dari konkret (factual) ke abstrak (metakognitif).Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud taksonomi Bloom duadimensi dalam penelitian ini adalah taksonomi Bloom hasil revisi yang memandangtujuan pembelajaran dari dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensijenis pengetahuan. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2190612-taksonomi-

bloom-dua-dimensi/#ixzz1SYE3hkjR Revisi Taksonomi Bloom atau Revised Bloom Taxonomy Sabtu, 20-03-2010 12:10 WIB | Perpus PascaSarjana UNP | hit: 18496 | komentar: 0 | Sosial Networking |

me

METODIK KIMIA

Page 26

Taksonomi mengklasifikasi

berasal dan

dari nomos

bahasa yang

Yunani berarti

tassein aturan.

berarti

untuk

Taksonomi

berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadiansampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi (http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy). Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada

tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan

fungsi manipulatif dan kemampuan fisik. Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya

sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi

me

METODIK KIMIA

Page 27

pikirannya. Untuk lebih mudah memahami taksonomi bloom, maka dapat dideskripsikan dalam dua pernyataan di bawah ini:

Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai konsep itu.

Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan

kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada. Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari subkategori yang memiliki kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai di bawah ini

Menginga:

mengurutkan,

menjelaskan,

mengidentifikasi,

menamai,

menempatkan, mengulangi , menemukan kembali dsb.

Memahami

menafsirkan,

meringkas,

mengklasifikasikan,

membandingkan, menjelaskan, mebeberkan dsb.

Menerapkan : melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dsb

Menganalisis : menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyamakan, menyusun outline,

mengintegrasikan, mengintegrasikan dsb.

membedakan,

membandingkan,

me

METODIK KIMIA

Page 28

Mengevaluasi : menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan, dsb.

Berkreasi

merancang,

membangun,

merencanakan,

memproduksi,

menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah dsb. Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi

sehingga

dapat

dimanfaat

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Beberapa prinsip didalamnya adalah : Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu

Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai

Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui Pentahapan berpikir seperti itu bisa jadi mendapat sanggahan dari

sebagian orang. Alasannya, dalam beberapa jenis kegiatan, tidak semua tahap seperti itu diperlukan. Contohnya dalam menciptakan sesuatu tidak harus melalui penatahapan itu. Hal itu kembali pada kreativitas

individu. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja. Namun, model pentahapan itu sebenarnya melekat pada setiap proses pembelajaran secara terintegrasi. Sebagian orang juga menyanggah pembagian pentahapan berpikir seperti itu karena dalam kenyataannya siswa seharusnya berpikir secara holistik. Ketika kemampuan itu dipisah-pisah maka siswa dapat kehilangan

kemampuannya untuk menyatukan kembali komponen-komponen yang sudah terpisah. Model penciptaaan suatu produk baru atau menyelesaian suatu proyek tertentu lebih baik dalam memberikan tantangan terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir secara kritis.

me

METODIK KIMIA

Page 29

PERKEMBANGAN BERPIKIR KREATIF


Sering kita mendengar ungkapan dari seorang guru mengenai banyaknya siswa yang `tidak berpikir. Mereka pergi ke sekolah tetapi cara belajar mereka terbatas mendengarkan keterangan guru, kemudian tidak mencoba memahami materi yang diajarkan oleh guru. Saat ujian, para siswa mengungkapkan kembali materi yang telah mereka hafalkan itu. Cara belajar seperti ini, bukanlah suatu keberhasilan, dan merupakan cara belajar yang tidak kita inginkan. Mengenai nilai dan ujian, harus diakui bahwa siswa tersebut bisa menjawab pertanyaan. Sebagian dari mereka mungkin mendapat nilai yang tinggi dan dianggap siswa yang sukses. Meskipun belum ada hasil penelitian yang kongkret, bahwa seandainya para siswa tersebut ditanya-setelah ujian selesai-apakah mereka masih ingat materi yang telah mereka pelajari, maka tidak heran kalau mereka sudah lupa apa yang telah mereka pelajari. Proses pembelajaran sebagaimana digambarkan di atas banyak kita temukan di sekolah-sekolah. Proses pembelajaran baru dilaknasakan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada tingkat rendah yakni mengetahui, memahami, dan menggunakan belum mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir kreatif yakni suatu yang paling esensi dari dimensi belajar. Sebagian besar guru belum merancang pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir (Kamdi, 2002). Proses pembelajaran sebagian besar masih menjadikan anak tidak bisa, menjadi bisa. Kegiatan belajar berupa kegiatan menambah pengetahuan, kegiatan menghadiri, mendengar dan mencatat penjelasan guru, serta menjawab secara tertulis soal-soal yang diberikan saat berlangsungnya ujian. Pembelajaran baru diimplementasikan pada tataran proses menyampaikan, memberikan, mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa. Menurut pandangan Slavin (1997) dalam proses pembelajaran guru hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuannnya sendiri dalam dengan mendayagunakan otaknya untuk berpikir. Guru dapat membantu proses ini, dengan cara-cara membelajarkan, mendesain informasi menjadi lebih bermakna dan lebih relevan bagi kebutuhan siswa.

me

METODIK KIMIA

Page 30

Caranya dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide, dan dengan mengajak mereka agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Menurut Nur (1999), guru sebaiknya hanya memberi "tangga" yang dapat membantu siswa mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut. Definisi berpikir masih diperdebatkan dikalangan pakar pendidikan. Diantara mereka masih terdapat pandangan yang berbeda-beda. Walaupun tafsiran mereka itu berbeda-beda, namun umunya para tokoh pemikir bersetuju bahwa pemikiran dapat dikaitkan dengan proses untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. Berpikir ialah proses menggunakan pikiran untuk mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu, menerokai pelbagai kemungkinan idea atau ciptaan dan membuat pertimbangan yang wajar, bagi membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dan seterusnya membuat refleksi dan metakognisi terhadap proses yang dialami. Berpikir adalah kegiatan memfokuskan pada eksplorasi gagasan, memberikan berbagai kemungkinankemungkinan dan mencari jawaban-jawaban yang lebih benar. Dalam konteks pembelajaran, pengembangan kemampuan berpikir ditujukan untuk beberapa hal, diantaranya adalah (1) mendapat latihan berfikir secara kritis dan kreatif untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak, misalnya luwes, reflektif, ingin tahu, mampu mengambil resiko, tidak putus asa, mau bekerjasama dan lain lain, (2) mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berfikir secara lebih praktik baik di dalam atau di luar sekolah, (3) menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, (4) mengatasi cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, (5) meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan seterusnya perkembangan intelek mereka, dan (6) bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritik Pengembangan kemampuan berpikir mencakup 4 hal, yakni (1) kemampuan menganalisis, (2) membelajarkan siswa bagaimana memahami

me

METODIK KIMIA

Page 31

pernyataan, (3) mengikuti dan menciptakan argumen logis, (4) mengiliminir jalur yang salah dan fokus pada jalur yang benar (Harris, 1998). Dalam konteks itu berpikir dapat dibedakan dalam dua jenis yakni berpikir kritis dan berpikir kreatif. Bila dielaborasi perbedaan kedua jenis berpikr tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1: Perbandingan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif. No 1 2 3 4 5 Berpikir Kritis Analitis Mengumpulkan Hirarkis Peluang Memutuskan Berpikir Kreatif Mencipta Meluaskan Bercabang Kemungkinan Menggunakan keputusan 6 7 8 9 10 11 12 13 Memusat Obyektif Menjawab Otak kiri Kata-kata Sejajar Masuk Akal Ya, akan tetapi.... Menyebar Subyektif Sebuah jawaban Otak kanan Gambaran Hubungan Kekayaan, kebaruan Ya, dan

Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Penelitian Brookfield (1987) menunjukkan bahwa orang yang kreatif biasanya (1) sering

me

METODIK KIMIA

Page 32

menolak teknik yang standar dalam menyelesaikan masalah, (2) mempunyai ketertarikan yang luas dalam masalah yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan dirinya, (3) mampu memandang suatu masalah dari berbagai perspektif, (4) cenderung menatap dunia secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal atau absolut, (5) biasanya melakukan pendekatan trial and error dalam menyelesaikan permasalahan yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam menghadapi perubahan demi suatu kemajuan. Marzano (1988) mengatakan bahwa untuk menjadi kreatif seseorang harus: (1) bekerja di ujung kompetensi bukan ditengahnya, (2) tinjau ulang ide, (3) melakukan sesuatu karena dorongan internela dan bukan karena dorongan eksternal, (4) pola pikir divergen/ menyebar, (5) pola pikir lateral/imajinatif. Sedangkan Haris (1998) dalam artikelnya tentang pengantar berpikir kreatif menyatakan bahwa indikator orang berpikir kreatif itu meliputi: (1) Ingin tahu, (2) mencari masalah, (3) menikmati tantangan, (4) optimis, (5) mampu membedakan penilaian, (6) nyaman dengan imajinasi, (7) melihat masalah sebagai peluang, (8) melihat masalah sebagai hal yang menarik, (8) masalah dapat diterima secara emosional, (9) menantang anggapan/ praduga, dan (10) tidak mudah menyerah, berusaha keras. Dikatakanya bahwa kreativitas dapat dilihat dari 3 aspek yakni sebuah kemampuan, perilaku, dan proses. a. Sebuah kemampuan Kreativitas adalah sebuah kemampuan untuk memikirkan dan menemukan sesuatu yang baru, menciptakan gagasan-gagasan baru baru dengan cara

mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan kembali ide-ide yang telah ada. b. Sebuah perilaku Kreativitas adalah sebuah perilaku menerima perubahan dan kebaruan, kemampuan bermain-main dengan berbagai gagasan dan berbagai kemungkinan, cara pandang yang fleksibel, dan kebiasaan menikmati sesuatu. c. Sebuah proses Kreativitas adalah proses kerja keras dan berkesimbungan dalam menghasilkan gagasan dan pemecahan masalah yang lebih baik, serta selalu berusaha untuk menjadikan segala sesuatu lebih baik.

me

METODIK KIMIA

Page 33

Selanjutnya Harris juga menyatakan bahwa untuk dapat berpikir kreatif seseorang perlu memiliki metode berpikir kreatif. Berbagai metode yang dapat dilakukan antara lain: (1) evolusi, yakni gagasan-gagasan baru berakar dari gagasan lain, solusi-solusi baru berasal dari solusi sebelumnya, hal-hal baru

diperbaiki/ditingkatkan dari hal-hal lama, setiap permasalahan yang pernah terpecahkan dapat dipecahkan kembali dengan cara yang lebih baik , (2) sintesis, yakni adanya dua atau lebih gagasan-gagasan yang ada dipadukan ke dalam gagasan yang baru, (3) revolusi, yakni gagasan baru yang terbaik merupakan hal yang benar-benar baru, sebuah perubahan dari hal yang pernah ada, (4) penerapan ulang, yakni melihat lebih jauh terhadap penerapan gagasan, solusi, atau sesuatu yang telah dirumuskan sebelumnya, sehingga dapat dilihat penerapan lain yang mungkin dapat dilakukan, dan (5) mengubah arah, yakni perhatian terhadap suatu masalah dialihkan dari satu sudut pandang tertentu ke sudut pandang yang lain. Hal ini dimaksudkan untuk memecahkan suatu masalah, bukan untuk menerapkan sebuah pemecahan masalah Pada bagian lain dinyatakan bahwa perilaku negatif yang menghambat untuk berpikir kreatif, diantaranya adalah: a. Oh tidak, sebuah masalah ! Reaksi terhadap sebuah masalah seringkali lebih besar dari pada masalah itu sendiri. Sebuah masalah adalah kesempatan dan tantangan untuk meningkatkan segala sesuatu. Masalah adalah (1) perbedaan yang ada dengan keadaan yang diinginkan, (3) menyadari atau mempercayai bila ada sesuatu yang lebih baik dari situasi saat ini, dan (3) kesempatan untuk bertindak positif. b. lni mustahil untuk dilakukan Perilaku seperti ini, seperti kalah sebelum bertarung. Beberapa ungkapan yang terkait dengan ini : (1) manusia tidak akan pernah terbang, (2) penyakit tak bisa ditaklukan, (3) roket tidak akan keluar dari atmosfir. c. Aku tidak bisa melakukannya atau tak ada yang bisa dilakukan Pemikiran yang baik dan perilaku yang positif serta kemampuan memecahkan masalah akan melesat dalam memecahkan berbagai permasalahan. Untuk dapat

me

METODIK KIMIA

Page 34

melakukan hal ini kuncinya adalah ketertarikan dan komitmen terhadap masalah itu sendiri. d. Tapi saya tidak kreatif Masalahnya ternyata bahwa kreativitas telah ditenggelamkan oleh guruan. Yang perlu dilakukan adalah mengembalikan ke permukaan. e. Itu kekanak-kanakkan Dalam upaya kita untuk selalu tampil dewasa dan anggun, kita sering menganggap rendah perilaku yang kreatif dan penuh permainan, yang pernah menandai masa kanak-kanak kita sendiri. Terkadang orang tertawa karena memang ada yang lucu. Tapi sering kali orang justru tertawa ketika mereka miskin akan imajinasi untuk memahami situasi yang ada. f. Apa yang akan dipikirkan orang Terdapat tekanan sosial untuk menyesuaikan diri untuk menjadi orang biasa saja, bukan menjadi orang kreatif. Hampir sebagian orang besar kontributor terkenal yang membawa ke peradapan lebih maju dihina, bahkan dihukum. Kemajuan hanya diciptakan oleh mereka yang cukup tegar untuk ditertawakan. g. Aku pasti gagal Thomas Edison, dalam risetnya untuk menemukan filamen yang dapat memijarkan lampu, melakukan lebih dari 1800 kali percobaan. Kegagalan haruslah diharapkan dan diterima. Kegagalan adalah alat untuk belajar yang dapat membantu menuju keberhasilan. Gagal adalah pertanda bahwa kita melakukan sesuatu, berusaha dan mencoba-jauh lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. Sedangkan hambatan mental terhadap berpikir kreatif dan pemecahan masalah, meliputi: a. Pransangka Gambaran yang kita miliki seringkali menghalangi kita untuk melihat lebih jauh dari pada apa yang telah kita ketahui dan percayai, sehingga menjadikan sesuatu itu mungkin ada dan mungkin teijadi. b. Pendapat fungsional Terkadang kita mulai melihat sebuah obyek hanya dari namanya, daripada melihat apa yang bisa dilakukannya.

me

METODIK KIMIA

Page 35

c. Tak ada bantuan belajar Jika anda memerlukan informasi, ada perpustakaan, toko buku, teman, profesor dan internet. Anda dapat belajar melakukan apapun yang anda inginkan. d. Hambatan psikologi Apa yang semula dianggap menjijikkan malah dapat membawa kepada solusi yang lebih baik. Makan kadal mungkin terdengar tidak enak, tapi jika itu membuat anda bertahan hidup di alam liar, itu merupakan solusi yang baik. Untuk dapat memiliki perilaku positif untuk berpikir kreatif maka pada setiap individu siswa perlu ditumbuhkan sifat-sifat berikut: a. Rasa ingin tahu Orang kreatif ingin mengetahui segala hal- segalanya-hanya sekedar untuk ingin tahu. Pengetahuan tidak membutuhkan alasan. b. Tantangan Orang-orang kreatif suka mengidentifikasi dan mencari tantangan di balik gagasan, usulan, permasalahan, kepercayaan dan pendapat. c. Ketidakpuasan terhadap apa yang ada Ketika anda merasa tidak puas terhadap sesuatu, ketika anda melihat ada masalah, akankah anda mencoba memecahkan masalah dan memperbaiki keadaan. Semakin banyak masalah yang anda temui, semakin banyak pula pemecahan dan peningkatan yang dapat anda buat. d. Keyakinan bahwa masalah pasti dapat dipecahkan Dengan keyakinan dan didukung pengalaman, pemikir kreatif percaya bahwa sesuatu pasti dapat dilakukan untuk mengatasi masalah. e. Kemampuan membedakan keputusan dan kritik. Sebagian besar gagasan baru, karena masih baru dan asing, maka terlihat aneh, ganjil, bahkan, menjijikkan. Sebuah gagasan mulai tampak bagus ketika sudah lebih familiar atau dilihat dengan konteks dan batasan yang berbeda. Jika suatu gagasan paling gila sekalipun dapat dipraktekkan sebagai batu loncatan, gagasan tersebut efisien. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, usaha yang baik untuk lakukan oleh guru adalah dengan meningkatkan

me

METODIK KIMIA

Page 36

lingkungan belajar yang kondusif dalam menunjang perkembangan kreativitas yakni lingkungan belajar yang secara langsung memberi peluang bagi kita untuk berpikir terbuka dan fleksibel tanpa adanya rasa takut atau malu. Sebagai contoh, Hasoubah (2002) memberikan gambaran situasi belajar yang dibentuk harus memfasilitasi terjadinya diskusi, mendorong seorang untuk memberikan ide dan pendapat. Diskusi seperti ini harus dilaksanakan sedemikian rupa di mana dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. Melakukan brainstorming Brainstorming adalah teknik yang bertujuan membantu kelompok kecil supaya dapat menghasilkan ide yang bermutu. Ia berdasar pada sebuah konsep bahwa ide yang baik harus dipisahkan dari penilaian atau evaluasi terhadap mutu ide tersebut. Karena itu, di dalam brainstorming : (1) tidak ada kritik terhadap ide apapun, (2) ide harus ditulis tanpa diedit, (3) ide yang liar, lucu, atau kurang berbobot dapat diterima, (4) semua jenis saran dan pendapat sangat diharapkan, dan (5) memberikan kontribusi berdasarkan pendapat dari orang lain dapat diterima b. Memakai cara SHEMAP Berpikir kreatif bisa menjadi sangat abstrak, karena itu sulit untuk melihat seseorang melakukannya. Berdasarkan hasil penelitian yang mengkaji fenomena ini seperti Universitas Negeri Iowa yang mengembangkan model HOTS (higherorder-thinking-skills atau kemampuan berpikir tingkat tinggi) sebagai mana dipaparkan Housobah (2002) menyebutkan bahwa berpikir kreatif tidak dapat dilihat, tetapi produk/hasil dari berpikir kreatif tersebut dapat di lihat. Dengan model HOTS ini seseorang dapat melangkah dari tingkatan ilmu yang sangat dasar kepada tingkatan ilmu umum (generative) yang dianggap sebagai suatu yang diciptakan dan baru. Maka kalau ilmu umum telah dihasilkan berarti proses berpikir kreatif telah terjadi. Dari model HOTS ini, selanjutnya Hosaubah mengembangkan metode SHEMAP (Spekulasi- Hipotesis- Ekspansi- Modifikasi- Analogi- Prediksi). Sebagai contoh, ketika seseorang berspekulasi, apa manfaat mengambil mata kuliah di jurusan, Teknologi Guruan?. Pola pikir berspekulasi untuk mencari

me

METODIK KIMIA

Page 37

jawaban dari pernyataan tersebut adalah pola mengembangkan dan memodifikasi dalam bentuk cerita, hal ini bisa menghasilkan ide baru. Kalau dia harus membuat hipotesis terhadap apa yang akan terjadi seandainya rencana "pengambilan sidik jari oleh aparat keamanan terhadap para santri di pesantren yang dianggap menjadi sarang teroris", tindakan membuat hipotesis dan prediksi dapat menghasilkan ide yang baru. Terakhir adalah membuat analogi dan kreativitas. Ungkapan seperti ini " senyum Anda memberikan kehangatan sekaligus memberi sinar harapan bagi diri saya". Dengan membuat analogi senyum ibarat kehangatan secara jelas menjadikan seseorang berpikir kreatif. c. Berpikir spasial Seseorang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dengan (melakukan aktivitas) berpikir spasial. Berpikir spasial adalah berpikir dengan cara mengubah ide yang ditulis dalam bentuk prosa ke non prosa. Misalnya sebuah konsep atau teori yang ditulis dalam teks diubah menjadi sebuah diagram. Usaha mengubah forma atau penyajian ide, konsep, dan deskripsi keadaan tertentu sesuangguhnya merupakan sebuah kreativitas. Dengan menggunakan teknik brainsorming, SHEMAP, dan berpikir spasial akal seseorang dapat menjelajahi teritorial/wilayah yang tidak diketahui, yang dengan sendirinya akan membangun kreativitas dan menjadikannya seorang pemikir kreatif. Para guru perlu melakukan refleksi tentang cara mengajar mereka dalam mempersiapkan para siswa untuk dapat mempertahankan eksistensinya. Mereka tidak boleh berdiam diri saja. Karena, para pemuda ini kelak akan menjadi orang dewasa, akan menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan dan permasalahan. Siswa ini yang akan menjadi pemimpin di masa depan, mesti dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dan permasalahan hidup. Tantangan dan permasalahan inilah yang akan dihadapi oleh pemikir. Menurut Dimyati (1996) salah satu unsur ilmu pengetahuan adalah items, yakni ilmu pengetahuan yang berwujud berpikir rasional. Realisasi berpikir rasional tampak pada penggunaan kata, kalimat, alenea, rumus pemecahan masalah, ataupun symbol-symbol. Prasyarat untuk mewujudkan items tersebut adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, memikir dan melakukan

me

METODIK KIMIA

Page 38

observasi (3M+O). Dengan kata lain persyaratan dimaksud adalah kemampuan urtuk berpikir kritis dan kreatif. Ilmu pengetahuan adalah sistem berpikir tentang dunia empiris. Oleh karena itu pembelajaran perlu mengembangkan kemampuan berpikir rasional tentang dunia empiris. Dari sisi taksonomi berpikir, maka guruan-pembelajaran berarti mendidik berpikir pada tingkat kognitif tertentu. Dengan taksonomi Bloom (2002) misalnya, didikan berpikir kritis dan kreatif terletak pada tingkat analisasintesa-evaluasi-kreasi, tidak pada tingkat dibawahnya yakni mengingat, memahami, dan menerapkan. Kalau menggunakan taksonomi Merril (1983), didikan berpikir terletak pada tingkat menemukan, tidak pada tingkat dibawahnya yakni mengingat dan menggunakan.

me

METODIK KIMIA

Page 39

PERKEMBANGAN METAKOGNITIF Mutu dan kualitas pengajaran menganggap bahwa semua pikiran manusia mampu memegang keyakinan dan ide-idenya melalui diskusi dan interaksi yang dapat dikembangkan untuk mecapai kesamaan dan rujukan. Anak-anak dan orang dewasa memiliki sudut pandang masing-masing. Mereka diharapkan dapat saling menghargai setiap perbedaan sekalipun mereka tidak setuju. Mereka hendaknya mengakui bahwa perbedaan merupakan dasar untuk saling berbagi alasan dan alasan tersebut merupakan dasar untuk memutuskan keyakinan dari saingannya. Kadang-kadang ada yang salah dan kadang juga yang lainnya dan hal tersebut tergantung pada alasan sudut pandang. Kadang-kadangkeduanya benar, dan kadangpula keduanya salah. Anak-anak bukan hanya tidak mengetahui atau bahkan kosong akan tetapi mereka juga mampu untuk memberikan alasan, memiliki ransangan, dan mampu berpikir melalui ceramah. Anak-anak ... adalah kemampuan untuk berpikir tentang pikiran mereka sendiri dan mengoreksi ideidenya dan merefleksikannya melalui apa yang kita sebut sebagai meta. Pada bab ini akan dikaji mengenai berbagai pandangan mengenai metakognisi dalam mengajar, belajar, dan berpikir. Hal tersebut selanjutnya dielaborasikan dengan pandangan tersebut dan berbagai pendekatan pedagogi yang mendukung pengembangan metakognitif. Meta sebagaimana yang dimaksudkan oleh Brunner (1996: 56) adalah keterkaitan antara refleksi pebelajar dengan pendapat mereka termasuk segala sesuatunya dan ide-ide tersebut lebih dikebangkan lagi melalui proses refleksi tersebut. Selanjutnya, Penjelasan yang lengkap mengenai berpikir refleksi tersebut dikemukakan oleh Dewey. Menurut Desmita (2006:137), pada umumnya teori-teori tentang kemampuan kognitif mendapat inspirasi dari penelitian J.H Plavel mengenai pengetahuan metakognitif dan penelitian A.L. Brown mengenai metakognitif atau pengontrolan pengaturan diri (self-regulation) selama pemecahan masalah. Sementara Wellman dan Gelman (Desmita,2006:138) menunjukan bahwa pemahaman anak tentang pemikiran manusia tumbuh secara ekstensif sejak tahuntahun pertama kehidupannya. Kemudian pada usia 3 tahun anak menunjukan

me

METODIK KIMIA

Page 40

suatu pemahaman bahwa kepercayaan-kepercayaan dan keinginan-keinginan internal dari seseorang berkaitan dengan tindakan-tindakan orang tersebut. Secara rinci Wellman menunjukan kemajuan pikiran pada anak usia 3 tahun dalam 4 tipe pemahaman yang menjadi dasar bagi pemikiran teoritis mereka yaitu : 1. Memahami bahwa pemikiran terpisah dari objek-objek lain 2. Memahami bahwa pekiran menghasilkan keinginan dan kepercayaan 3. Memahami tentang bagaimana tipe-tipe keadaan mental yang berbeda-beda 4. Memahami bahwa pikiran digunakan untuk menggambarkan realitas eksternal. Berdasarkan hal ini, berarti kemampuan metakognitif telah berkembang sejak masa anak-anak awal dan terus berlanjut sampai usia sekolah dasar dan seterusnya mencapai bentuknya yang lebih mapan. Pada usia sekolah dasar seiring dengan tuntutan kemampuan kognitif yang harus dikuasai oleh anak/siswa, mereka dituntut pula untuk dapat menggunakan dan mengatur kognitif mereka. Metakognitif banyak digunakan dalam situasi pembelajaran. Menurut Suherman (2001 : 96), kemampuan metakognitif tidak muncul dengan sendirinya,tetapi memerlukan latihan sehingga menjadi kebiasaan. Perkembangan metakognitif dapat diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasi tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang apa yang dia observasi. Oleh karena itu sangat penting bagi guru (pendidik) termasuk orang tua untuk mengembangkan kemampuan metakognitif baik melalui pembelajaran ataupun mengembangkan kebiasaan dirumah. Ada 3 strategi yang dapat dikembangkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan metakognitif pada pebelajar (siswa) yaitu : 1. tahap proses sadar belajar, meliputi proses : menetapkan tujuan belajar, mempertimbangkan sumber belajar yang akan dapat diakses, menentukan bagaimana kinerja terbaik siswa yang akan dievaluasi, mempertimbangkan tingkat motivasi belajar, menentukan tingkat kesulitan belajar siswa.

me

METODIK KIMIA

Page 41

2. tahap merencanakan belajar, meliputi proses memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyeleseikan tugas belajar, merencanakan waktu belajar dalam bentuk jadwal serta menentukan skala prioritas dalam belajar, mengorganisasikan materi pelajaran, mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk belajar dengan menggunakan strategi belajar 3. tahap monitoring dan refleksi belajar, meliputi proses merefleksikan proses belajar, memantau proses belajar melalui pertanyaan dan tes diri. Dengan melaksanakan 3 tahap tersebut harapannya kemampuan metakognitif siswa dapat meningkat, sehingga pada akhirnya akan terbiasa menghadapi soalsoal atau permasalahan yang berbentuk pemecahan masalah. Kemampuan Metakognitif ala Vygotsky Vygotsky menetapkan konsep perkembangan kognitif dalam tiga bentuk : hukum genetik tentang perkembangan, zona perkembangan proksimal dan mediasi. Kemampuan metakognitif dikupas Vygotsky berada dalam lingkup mediasi. Bagi Vygotsky , landasan utama memahami proses-proses sosial dan psikologi terletak pada tanda-tanda atau lambang-lambang yang berfunsi sebagai mediator. Kemudia Vygotsky membagi kemampuan mediasi dalam dua jenis : Mediasi metakognitif dan mediasi kognitif. Mediasi kemampuan metakognitif Mediasi kemampuan metakognitif adalah alat-alat semiotik yang bertujuan untuk bisa melakukan pengaturan diri yang meliputi : perencanaan (self planning), pengamatan (self mentoring), penilaian (self checking) dan evaluasi evaluation). Mediasi metakognitif berkembang dalam komunikasi (self

antar diri

seorang anak. Selama menjalani kegiatan bersama, oarang dewasa dan rekan sebaya yang lebih pengalaman bisa menggunakan alat-alat sismotik tertentu untuk mengatur tingkah laku anak. Selanjutnya si anak sendiri yang akan

menggunakan alat-alat sismotik tersebut untuk dijadikan sarana pembentukan regulasi diri. Keuntungan Perkembangan Kemampuan metakognitif Berdasarkan proses perkembangan kemampuan metakognitif diatas, dapat dipahami ada beberapa keuntungan yang didapat :

me

METODIK KIMIA

Page 42

Anak mendapat kesempatan yang luas untuk mengembangkan potensi melalui belajar dan proses perkembangan potensi. Pembelajaran yang harus difokuskan kepadanya perlu lebih dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensi dibandingkan dengan tingkat perkembangan yang lainnya.

Pembelajaran

lebih

diarahkan

pada

penggunaan

strategi

untuk

mengembangkan potensi dari pada perkembangan pribadinya Anak diberi kesempatan yang luas untuk menggabungkan pengetahuan yang telah dipelajari dengan pengetahuan secara prosedural, yang dapat digunakan untuk melakukan tugas dan menyeleseikan masalah yang dimilikinya. Proses balajar dan pembelajaran tidak sekedar proses transfer, tetapi lebih mengarah kepada proses membentuk pengetahuan secara bersama-sama dengan semua pihak yang bergabung didalamnya. Dengan memahami proses perkembangan kemampuan metakognitif, khususnya di dalam belajar, menunjukan bahwa pembentukan anak untuk produktif dan kreatif harus dilakukan sejak dini, sehingga kehidupan anak senantiasa ceria dan bahagia. Metakognitif menurut Flavell Metakognisi merupakan istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada tahun 1976. Menurut Flavell sebagaimana dikutip oleh Livingston (1997),

metakognisi terdiri dari pengetahuan metakognitif dan pengalaman atau regulasi metakognitif. Pengetahuan metakognitif menunjukan pada diperolehnya

pengetahuan tentang proses-proses kognitif, pengetahuan

yang dapat dipakai

untuk mengontrol proses kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah proses-proses yang dapat diterapkan untuk mengontrol aktivitas-aktivitas kognitif dan mencapai tujuan kognitif. Aplikasi Perkembangan Kognitif Dan metakognitif Dalam kegiatan Pembelajaran Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi, perseptual, dan proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori-teori kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran,

me

METODIK KIMIA

Page 43

mengembangkan

strategi

dan

tujuan

pembelajaran.

Kegiatan-kegiatan

pembelajaran mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu 2. Anak usia prasekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama dengan menggunakan benda-benda konkret 3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena dengan hanya mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomadasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik 4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retansi belajar perlu mengkaikan pengalaman atau informasi dimiliki si belajar 5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks 6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar bermakna informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukan hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa 7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan. Peranan metakognitif terhadap keberhasilan belajar Metakognitif pada dasarnya adalah adalah kemampuan belajar bagaimana seharusnya belajar dilakukan yang didalamnya dipertimbangkan dan dilakukan aktivitas-aktivitas berikut (Taccasu Project,2008) 1. Mengembangkan suatu rencana kegiatab belajar 2. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan nya berkenaan dengan kegiatan belajar 3. Menyusun suatu program belajar untuk konsep, kerampilan, dan ide-ide baru 4. Mengidentifikasi dan menggunakan pengalamannya sehari-hari sebagai sumber belajar 5. Memanfaatkan tehnologi modern sebagai sumber belajar baru dengan restruktur kognitif yang telah

me

METODIK KIMIA

Page 44

6. Memimpin dan berperan serta dalam diskusi dan pemecahan masalah kelompok 7. Belajar dari dan bagaimana mengambil manfaat pengalaman orang-orang tertentu yang telah berhasil dalam bidang tertentu 8. Memahami faktor-faktor pendukung keberhasilan belajarnya Pengembangan Metakognisi Peserta Didik Pengetahuan metakognitif menunjukan pada diperolehnya pengetahuan tentang proses-proses kognitif, pengetahuan yang dapat dipakai untuk mengontrol proses kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah proses-proses yang dapat diterapkan untuk mengontrol aktivitas-aktivitas kognitif dan mencapai tujuan kognitif. Mengingat pentingnya peranan metakognisi dalam keberhasilan belajar, maka upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan metakognisi mereka. Mengembangkan metakognisi pembelajar berarti membangun fondasi untuk belajar secara aktif. Guru atau dosen sebagai perancang kegiatan belajar dan pembelajaran, mempunyai tanggungjawab dan kesempatan untuk mengembangkan metakognisi pembelajar. Strategi yang dapat dilakukan guru atau dosen dalam mengembangkan metakognisi peserta didik melalui kegiatan belajar dan pembelajaran adalah sebagai berikut (Taccasu Project,2008) 1. Membantu peserta didik dalam mengembangkan strategi belajar dengan : a) Mendorong pembelajar untuk memonitor proses belajar dan berpikirnya b) Membimbing pebelajar dalam mengembangkan strategi-strategi belajar yang efektif c) Meminta pembelajar untuk membuat prediksi tentang informasi yang akan muncul atau disajikan berikutnya berdasarkan apa yang mereka telah baca atau pelajari d) Membimbing pembelajar bertanya untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan

me

METODIK KIMIA

Page 45

e) Menunjukkan kepada pembelajar bagaimana mentransfer pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, ketrampilan-ketrampilan dari situasi ke situasi yang lain. 2. Membimbing pebelajar dalam mengembangkan kebiasaan peserta didik yang baik melalui : a) Mengembangkan kebiasaan mengelola diri sendiri dapat dilakukan dengan : mengidentifikasi gaya belajar yang paling sesuai untuk diri sendiri, memonitor dan meningkatkan kemampuan belajar, memanfaatkan lingkungan belajar secara variatif b) Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir posisf dengan cara : belajar dan

meningkatkan rasa percaya diri, mengidentifikasi tujuan menikmati aktivitas belajar

c) Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir hirarkhis dengan cara : membuat keputusan dan memecahkan masalah , memadukan dan menciptkan hubungan konsep-konsep baru d) Mengembangkan kebiasaan untuk bertanya dengan cara : mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep utama dan bukti-bukti yang mendukung, membangkitkan minat dan motivasi, memusatkan perhatian dan daya ingat. 3. Pengembangan metakognitif pembelajar dapat pula dilakukan dengan aktivitas-aktivitas yang sedernaha kemudian ke yang lebih rumit.

me

METODIK KIMIA

Page 46

You might also like