You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KESETIMBANGAN

Disusun Oleh : Muhammad Badar Sulaeman Aslam 0621 11 026

Program Studi Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor 2011

BAB I PENDAHULUAN
1. Tujuan Percobaan Mempelajari kesetimbangan kimia dan beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan tersebut. Menentukan kuantitas ifat makroskopik dalam kesetimbangan dan mencari suatu hubungan yang konstan (antara konsentrasi berbagai ion) pada keadaan setimbang.

2. Dasar Teori Kesetimbangan kimia, suatu keadaan sewaktu konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah terhadap waktu. Bab ini membahas prinsip dasar kesetimbangan kimia. Kita akan mempelajari reaksi timbal balik dan apa yang terjadi di sebuah sistem tertutup. Ini akan membawa kita kepada konsep kesetimbangan dinamis dan akan mengajak kita berpikir mengenai arti istilah pergeseran kesetimbangan.

Reaksi timbal balik

Reaksi timbal balik adalah reaksi yang, tergantung keadaan, dapat mengalir ke dua arah. Apabila Anda meniupkan uap panas ke sebuah besi yang panas, uap panas ini akan bereaksi dengan besi dan membentuk sebuah besi oksida magnetik berwarna hitam yang disebut ferri ferro oksida atau magnetit, Fe3O4.

Hidrogen

yang

terbentuk

oleh

reaksi

ini

tersapu

oleh

aliran

uap.

Dalam keadaan lain, hasil-hasil reaksi ini akan saling bereaksi. Hidrogen yang melewati

ferri ferro oksida panas akan mengubahnya menjadi besi, dan uap panas juga akan terbentuk. Uap panas yang kali ini terbentuk tersapu oleh aliran hidrogen.

Reaksi ini dapat berbalik, tapi dalam keadaan biasa, reaksi ini menjadi reaksi satu arah. Produk dari reaksi satu arah ini berada dalam keadaan terpisah dan tidak dapat bereaksi satu sama lain sehingga reaksi sebaliknya tidak dapat terjadi.

Reaksi timbal balik yang terjadi pada sistem tertutup

Sistem tertutup adalah situasi di mana tidak ada zat yang ditambahkan atau diambil dari sistem tersebut. Tetapi energi dapat ditransfer ke luar maupun ke dalam. Pada contoh yang baru kita bahas tadi, Anda harus membayangkan sebuah besi yang dipanaskan oleh uap dalam sebuah kotak tertutup. Panas ditambahkan ke dalam sistem ini, namun tidak satu zat pun yang terlibat dalam reaksi ini dapat keluar dari kotak. Keadaan demikian disebut sistem tertutup. Pada saat ferri ferro oksida dan hidrogen mulai terbentuk, kedua zat ini akan saling bereaksi kembali untuk membentuk besi dan uap panas yang ada pada mulanya. Coba pikirkan, kira-kira apa yang Anda temukan ketika menganalisis campuran ini setelah beberapa saat? Anda akan sadar, bahwa Anda telah membentuk situasi yang disebut kesetimbangan dinamis.

Kesetimbangan dinamis

Inilah yang kita kenal sebagai "kesetimbangan dinamis". Kata "dinamis" menunjukkan bahwa reaksi itu masih terus berlangsung. Anda dapat menggunakan tanda panah khusus untuk memperlihatkan bahwa ada kesetimbangan dinamis pada persamaan reaksi. Untuk kasus yang kita bahas di atas, Anda dapat menulis seperti demikian :

Yang perlu kita perhatikan di sini ialah, ini tidak hanya berarti bahwa reaksi tersebut merupakan reaksi timbal balik, tapi ini menunjukkan bahwa reaksi ini adalah reaksi timbal balik yang berada dalam kesetimbangan dinamis.

Pergeseran kesetimbangan

Pergeseran dati kiri ke kanan dalam persamaan (dalam hal ini, dari warna biru ke warna merah) disebut pergeseran kesetimbangan ke kanan dan dari kanan ke kiri disebut pergeseran kesetimbangan ke kiri.

Posisi kesetimbangan

Dalam contoh yang kita pakai, campuran kesetimbangan terdiri dari lebih banyak warna merah daripada warna biru. Posisi kesetimbangan dapat menggambarkan situasi ini. Kita dapat mengatakan bahwa:

Posisi kesetimbangan condong ke merah Posisi kesetimbangan condong ke sebelah kanan Apabila kondisi praktikum berubah (dengan mengubah peluang terjadinya

pergeseran kesetimbangan ke kanan maupun ke kiri), komposisi dari campuran kesetimbangan itu sendiri pun akan berubah.

Kesetimbangan dinamis dengan lebih formal kecepatan reaksi

Ini adalah persamaan untuk sebuah reaksi biasa yang telah mencapai kesetimbangan dinamis.

Bagaimana reaksi ini bisa mencapai keadaan tersebut? Anggap saja kita mulai dengan A dan B. Pada awal reaksi, konsentrasi A dan B pada mula-mula ada pada titik maksimum, dan itu berarti kecepatan reaksi juga ada pada titik maksimum.

Seiring berjalannnya waktu, A dan B bereaksi dan konsentrasinya berkurang. Ini berarti, jumlah partikelnya berkurang dan kesempatan bagi partikel A dan B untuk saling bertumbukan dan bereaksi berkurang, dan ini menyebabkan kecepatan reaksi juga berangsur-angsur berkurang. Pada awalnya tidak ada C dan D sama sekali sehingga tidak mungkin ada reaksi di antara keduanya. Seiring berjalannya waktu, konsentrasi C dan D bertambah banyak dan keduanya menjadi mudah bertumbukan dan bereaksi. Dengan berlangsungnya waktu, kecepatan reaksi antara C dan D pun bertambah.

Akhirnya, kecepatan reaksi antara keduanya mencapai titik yang sama di mana kecepetan reaksi A dan B berubah menjadi C dan D sama dengan kecepatan reaksi C dan D berubah menjadi A dan B kembali.

Pada saat ini, tidak akan ada lagi perubahan pada jumlah A, B, C, D di dalam campuran. Begitu ada partikel yang berubah, partikel tersebut terbentuk kembali berkat adanya reaksi timbal balik. Pada saat inilah kita mencapai kesetimbangan kimia.

Pergeseran kesetimbangan Azas Le Chatelier menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya. Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan. Bagi reaksi: Kemungkinan terjadinya pergeseran Dari kiri ke kanan, berarti A bereaksi dengan B memhentuk C dan D, sehingga jumlah mol A dan B berkurang, sedangkan C dan D bertambah. Dari kanan ke kiri, berarti C dan D bereaksi membentuk A dan B. sehingga jumlah mol C dan D berkurang, sedangkan A dan B bertambah. Faktor-faktor yang dapat menggeser letak kesetimbangan adalah : Perubahan konsentrasi salah satu zat. Perubahan volume atau tekanan. Perubahan suhu

Perubahan konsentrasi salah satu zat Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat

tersebut.

Sebaliknya,

jika

konsentrasi

salah

satu

zat

diperkecil,

maka

kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut. Contoh: 2SO2 + O2 2SO3

Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan dan apabila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Perubahan volume atau tekanan Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan. Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien Reaksi Kecil. Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien reaksi besar. Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak menggeser letak kesetimbangan. Contoh: N2+ 3H2 2NH3

Koefisien reaksi di kanan = 2 Koefisien reaksi di kiri = 4 Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (= volume diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan. Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

Perubahan suhu

Menurut Van't Hoff: Bila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm) Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm) Contoh : 2NO + O2 2NO2 : = -216 Kj

Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri, dan apabila suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan. Hukum kesetimbangan Hasil kali konsentrasi setimbang zat diruas kanan dibagi dengan hasil kali konsentrasi setimbang zat diruas kiri, masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, mempunyai harga tertentu pada suhu tertentu. Katalisator merupakan zat yang dapat mempercepat (atau memperlambat) reaksi kimia tanpa zat itu sendiri mengalami perubahan komposisi secara permanen. Kehadiran katalisa juga merupakan penambahan katalis ke dalam system pada kesetimbangan tidak akan mengakibatkan perubahan posisi kesetimbangan. Kesetimbangan tidak akan bergeser ke kiri atau ke kanan. Penambahan katalis mempercepat reaksi baik yang maju maupum reaksi balik dengan sama besar. Kenaikan konsentrasi salah satu reaktan atau produk dari kesetimbangan akan mengakibatkan kesetimbangan bergeser untuk mencoba mengurangi konsentrasi tersebut.

Rangkuman Kesetimbangan kimia terjadi pada saat memiliki reaksi timbal balik di sebuah sistem tertutup. Tidak ada yang dapat ditambahkan atau diambil dari sistem itu selain energi. Pada kesetimbangan, jumlah dari segala sesuatu yang ada di dalam campuran tetap sama walaupun reaksi terus berjalan. Ini dimungkinkan karena kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri sama. Apabila mengubah keadaan sedemikian rupa sehingga mengubah kecepatan relatif reaksi ke kanan dan ke kiri, Anda akan mengubah posisi kesetimbangan, karena Anda telah mengubah faktor dari sistem itu sendiri. Efek dari perubahan berbagai faktor dalam sistem terhadap posisi kesetimbangan akan dibahas pada bab yang lain.

BAB II ALAT DAN BAHAN


Dalam praktikum kesetimbangan ini, alat dan bahan yang harus di gunakan antara lain : Gelas beaker Labu ukur Pipet tetes Pipet gondok Pipet volume Tabung reaksi Rak tabung Botol semprot (aquades) Larutan FeCl3 Larutan KSCN

10

BAB III METODE KERJA


Dilarutkan FeCl3 0.1 N dan KCNS 0.1 N sebanyak 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, 25 ml dan 30 ml ke dalam labu ukur 50 ml. Setelah dilarutkan, dicampurkan larutan FeCl3 0.1 N dengan KCNS 0.01 N , FeCl3 0.1 N dengan KCNS 0.02 N , KCNS 0.1 N dengan FeCl3 0.01 dan KCNS 0.1 N dengan FeCl3 0.02, lakukan percobaannya hingga konsentrasi 0.06 N. Dilihat perubahan warna yang terjadi setelah diraksikan. Ditambahkan setetes demi setetes larutan NaNO3 ke dalam larutan larutan yang sudah direaksikan hingga terjadi perubahan warna yaitu perubahan pada warna semula. Dicatat dalam tabel pengamatan.

11

BAB IV HASIL PERCOBAAN


Pengamatan Untuk 0.01 dan 0.02 larutan FeCl3 dan KCNS No 1 2 3 4 1 ml KCNS 0.01 N 0.02 N 0.1 N 0.1 N 1 ml FeCL3 0.1 N 0.1 N 0.01 N 0.02 N Volume/jumlah tetes NaNO3 0.1 N 5 ml/1oo tetes 12.5 ml/250 tetes 9.9 ml/198 tetes 15 ml/300 tetes

Untuk 0.03 dan 0.04 larutan FeCl3 dan KCNS No 1 2 3 4 1 ml KCNS 0.03 N 0.04 N 0.1 N 0.1 N 1 ml FeCL3 0.1 N 0.1 N 0.03 N 0.04 N Volume/jumlah tetes NaNO3 0.1 N 13 ml/260 tetes 20 ml/400 tetes 19 ml/380 tetes 20.5 ml/410 tetes

12

Untuk 0.05 dan 0.06 larutan FeCl3 dan KCNS No 1 2 3 4 1 ml KCNS 0.05 N 0.06 N 0.1 N 0.1 N 1 ml FeCL3 0.1 N 0.1 N 0.05 N 0.06 N Volume/jumlah tetes NaNO3 0.1 N 30 ml/6oo tetes 42 ml/840 tetes 30.5 ml/610 tetes 31.5 ml/630 tetes

Perhitungan Pengenceran FeCL3 dan KCNS 0.01 dan 0.02 dari 0.1 N Pengenceran FeCL3 dan KCNS 0.01 dari 0.1 N V 1 . N1 = V 2 . N 2 V1 . 0.1 = 50 . 0.01 V1 V1 = = 5 ml

Pengenceran FeCL3 dan KCNS 0.02 dari 0.1 N V 1 . N1 = V 2 . N 2 V1 . 0.1 = 50 . 0.02 V1 V1 = = 10 ml

13

Pengenceran FeCL3 dan KCNS 0.03 dan 0.04 dari 0.1 N Pengenceran FeCL3 dan KCNS 0.03 dari 0.1 N V 1 . N1 = V 2 . N 2 V1 . 0.1 = 50 . 0.03 V1 V1 = = 15 ml

Pengenceran FeCL3 dan KCNS 0.04 dari 0.1 N V 1 . N1 = V 2 . N 2 V1 . 0.1 = 50 . 0.04 V1 V1 = = 20 ml

Pengenceran FeCL3 dan KCNS 0.05 dan 0.06 dari 0.1 N Pengenceran FeCL3 dan KCNS 0.05 dari 0.1 N V 1 . N1 = V 2 . N 2 V1 . 0.1 = 50 . 0.05 V1 V1 = = 25 ml

Pengenceran FeCL3 dan KCNS 0.06 dari 0.1 N V 1 . N1 = V 2 . N 2 V1 . 0.1 = 50 . 0.06 V1 V1 = = 30 ml

14

Pembahasan Kesetimbangan kimia merupakan suatu keadaan sewaktu konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah terhadap waktu. Pada praktikum kesetimbangan ini kami menggunakan larutan FeCl3 dan KCNS. Sebelum dilakukan proses kesetimbangan, kami lakukan proses pengenceran. Ketika kedua larutan yang sudah diencerkan sebelumnya direaksikan pada tabung reaksi, warna berubah menjadi merah bata yang manandakan bahwa kesetimbangan bergerak ke arah kanan. Untuk mengembalikan kesetimbangan ke arah kiri dan mengembalikkan pada warna yang semula, diteteskan sedikit demi sedikit larutan NaNO3 kedalam larutan tersebut hingga terjadi perubahan warna menjadi warna semula. Katalisator merupakan zat yang dapat mempercepat (atau

memperlambat) reaksi kimia tanpa zat itu sendiri mengalami perubahan komposisi secara permanen. Kehadiran katalisa juga merupakan penambahan katalis ke dalam system pada kesetimbangan tidak akan mengakibatkan perubahan posisi kesetimbangan. Kesetimbangan tidak akan bergeser ke kiri atau ke kanan. Penambahan katalis mempercepat reaksi baik yang maju maupum reaksi balik dengan sama besar. Pada praktikum kali ini yang bertindak sebagai katalis adalah NaNO3. Kenaikan konsentrasi salah satu reaktan atau produk dari

kesetimbangan akan mengakibatkan kesetimbangan bergeser untuk mencoba mengurangi konsentrasi tersebut.

15

BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dalam praktikum ini adalah : Kesetimbangan kimia merupakan suatu keadaan sewaktu konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah terhadap waktu. Kesetimbangan kimia terjadi pada saat memiliki reaksi timbal balik di sebuah sistem tertutup. Tidak ada yang dapat ditambahkan atau diambil dari sistem itu selain energi. Pada kesetimbangan, jumlah dari segala sesuatu yang ada di dalam campuran tetap sama walaupun reaksi terus berjalan. Ini dimungkinkan karena kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri sama. Apabila mengubah keadaan sedemikian rupa sehingga mengubah kecepatan relatif reaksi ke kanan dan ke kiri, Anda akan mengubah posisi kesetimbangan, karena Anda telah mengubah faktor dari sistem itu sendiri. Dalam melakukan proses kesetimbangan untuk larutan KCNS dan FeCl3 0.01 hingga 0.06 dilakukan terlebih dahulu proses pengenceran. Pada saat kesetimbangan bergeser ke kanan mengalami perubahan warna dari jingga menjadi merah pekat dan pada saat kesetimbangan ke arah kiri memerlukan NaNO3 sehingga warnanya berubah kembali menjadi semula yaitu jingga. Reaksi yang terjadi adalah FeCl3 + 3KCNS Fe(CNS)3 +3KCl

16

DAFTAR PUSTAKA
Goldberg, David E, Ph.D. 2008. Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga. Iryani, Ani, Sutanto. 2011. Penuntun Pratikum Kimia Dasar I. Bogor: Kimia/FMIPA UNPAK. Purba, Michael. 2002. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/kesetimbangan_kimia/kesetimbangan_kimia/ http://id.wikipedia.org/wiki/Kesetimbangan http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Kimia/0180%20Kim%201-6c.htm

17

You might also like