You are on page 1of 10

Cara Mempersiapkan Badan Dalam Menyambut Puasa Ramadhan

Posted on July 22, 2011 | Leave a comment

Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti cola, kopi, atau teh. Beberapa hari sebelum Ramadan, secara gradual kurangi konsumsi minuman ini. Pengurangan konsumsi kafein secara drastis dan tiba-tiba pada saat puasa dapat mengakibatkan sakit kepala dan perilaku cepat marah.

Biasanya orang yang sakit kepala mengatasinya dengan minum obat sakit kepala. Dokter ahli lambung Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Ari Fahrial Syam, mengingatkan agar berhati-hati minum obat sakit kepala. Jika terpaksa minum obat, hanya yang mengandung parasetamol, jangan yang mengandung zat lainnya, ucapnya. Sebab, obat analgesik antipretik pereda demam, menurut dokter yang hari ini memperoleh gelar doktor di bidang pencernaan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, itu, akan mengganggu pencernaan. Sakit dan demam, jika bisa dihilangkan dengan tidur sekejap, lebih baik tak usah makan obat, ujarnya.

Dokter ahli saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Ahmad Rizal Ganiem, sepakat menghindari obat analgesik (sakit kepala). Karena obat jenis ini mungkin hanya cepat meringankan rasa sakit, tapi tidak menghilangkan penyebabnya, ujarnya.

Menurut pengajar dan pengurus Persatuan Ahli Gizi Pusat, Ida Ruslita Amir, persiapan menjelang puasa yang bakal dimulai 10 hari ke depan berkaitan dengan pola makan. Menjelang puasa, banyak orang menyangka akan terjadi pola makan yang berubah. Karena itu, tak jarang sebagian orang, karena terjebak pada anggapan ini, menambah asupan makanannya. Padahal sesungguhnya puasa menjadi ajang untuk mendidik pencernaan supaya bisa lebih sehat.

Misalnya, menurut Ida, penting bagi setiap orang yang akan berpuasa untuk mulai mengawasi asupan makanannya. Bukan hanya jenisnya, tapi juga kecukupan makronutrien dan mikronutriennya. Ini penting agar, ketika mulai puasa, tubuh sudah siap. Lalu menjalankan puasa hanyalah tinggal mengubah jadwal makan, katanya.

Ida termasuk orang yang tidak setuju terhadap seseorang yang memantang satu jenis makanan tertentu saja, kopi misalnya. Kalau terbiasa minum kopi, ya, tidak apa-apa, kata Ida. Tapi dia setuju untuk mulai mengawasi jumlahnya. Moderat saja karena kan kita tahu kopi juga punya efek buruk bagi lambung.

Bukan hanya kopi. Ida juga mengingatkan agar kita mulai mengawasi asupan natrium yang terlalu banyak menjelang puasa. Sebab, terlalu banyak natrium juga tak baik untuk tubuh. Jadi menjelang puasa sebaiknya hindari saja fast food yang tinggi natrium, katanya.

Ida juga mengingatkan tentang pentingnya mengawasi makanan ketika beduk berbuka pada hari pertama puasa mulai ditabuh. Sering orang salah duga dan terlalu banyak makan manis saat berbuka, seperti makan kolak, es buah, dan lain-lain sebagai hadiah setelah berpuasa untuk menambah energi. Waspadai hal ini, ujarnya. Selain waktu buka, menurut dokter Ari, waktu sahur kudu diwaspadai. Salah pola makan sahur menjadi penyebab 60 persen pasien yang datang ke saya di awal puasa, ujarnya. Dia menambahkan, makan sahur harus diperlakukan seperti sarapan. Jangan terlalu berat, pedas, apalagi makanan sisa berbuka, ujar dokter Ari. Ahli gastronomi itu menyarankan agar memakan makanan yang fresh saat sahur. Cukup misalnya makan nasi putih dengan telur ceplok yang baru digoreng.

Selain itu, yang perlu dihindari adalah mengisap rokok. Jika Anda tak dapat berhenti merokok, kurangi secara bertahap dimulai beberapa minggu menjelang Ramadan. Bersiap dan berlatihlah mulai sekarang.

http://gayahidupcantiksehat.wordpress.com/2011/07/22/cara-mempersiapkan-badan-dalammenyambut-puasa-ramadhan/

Info Persiapan Menjelang Bulan Puasa


PUASA ternyata mempunyai manfaat bagi kesehatan, bisa menjadi terapi untuk penyembuhan beberapa penyakit degeneratif. Kurma yang biasa disajikan selama bulan Ramadan mengandung zat-zat gizi yang bisa mencegah gangguan pada jantung.

Puasa dalam definisi agama Islam adalah tindakan menahan hawa nafsu, termasuk makan, minum, dan sanggama sejak waktu imsak hingga waktu berbuka puasa saat magrib tiba, dengan niat ibadah kepada Allah SWT. Puasa fardu ain (puasa wajib) berlaku bagi semua umat muslim yang beriman untuk dilaksanakan selama bulan Ramadan selama 29 atau 30 hari. Dari aspek gizi, puasa setidaknya akan mengurangi asupan zat gizi, terutama energi, sekitar 20-30 persen. Namun, dari aspek kesehatan, puasa ternyata memberi manfaat kesehatan terhadap tubuh pelakunya. Bahkan, di negara-negara maju, puasa dijadikan sebagai salah satu upaya terapi (fasting therapy) untuk penyembuhan beberapa penyakit degeneratif. Meskipun penelitian terhadap dampak puasa bagi kesehatan belum banyak dilakukan, beberapa hasil riset menunjukkan manfaat kesehatan puasa, antara lain dapat mengurangi risiko stroke. Puasa juga dapat memperbaiki profil kolesterol darah, yaitu menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL kolesterol). Kadar kolesterol darah yang tinggi dalam jangka panjang akan menyumbat saluran pembuluh darah dalam bentuk aterosklerosis (pengapuran atau pengerasan pembuluh darah). Aterosklerosis merupakan cikal-bakal timbulnya penyakit kardiovaskuler (PKV), yaitu suatu penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah. Bila penyumbatan terjadi di otak akan menyebabkan stroke dan bila terjadi di daerah jantung menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa puasa dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan lemak kolesterol jahat (LDL). Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan frekuensi makan dari tiga kali menjadi dua kali sehari, sehingga asupan lemak akan menurun. Pemicu PKV Kolesterol disintesis di dalam organ hati (sekitar 1.500 mg/hari) dan sisanya diserap dari bahan makanan sehari-hari. Sebanyak 75-80 persen kolesterol dalam tubuh manusia dimetabolisasi untuk pembentukan asam kolat, yang penting untuk pencernaan dan penyerapan lemak. Bahan makanan hewani, seperti daging berlemak, jeroan, otak, telur (terutama bagian kuningnya), kerang, dan produk olahan susu (krim, susu penuh, keju, mentega,) mengandung kolesterol dalam jumlah tinggi per 100 gramnya, sedangkan kandungan kolesterol yang terdapat pada ikan relatif rendah. Kolesterol diangkut di dalam aliran darah dalam bentuk molekul besar gabungan lemak dan protein yang disebut lipoprotein. Ada beberapa jenis lipoprotein, tetapi yang paling populer adalah low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL). LDL dan HDL bekerja berlawanan di dalam tubuh. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat meningkatkan risiko menumpuknya deposit lemak di dalam pembuluh darah, sehingga menimbulkan penyumbatan, yang pada gilirannya meningkatkan risiko serangan jantung. Itulah sebabnya kolesterol LDL disebut sebagai kolesterol jahat (bad cholesterol). Sebaliknya, meningkatnya level kolesterol HDL memiliki efek protektif terhadap penyakit jantung. Karena alasan tersebut, kolesterol HDL disebut sebagai kolesterol baik (good cholesterol). Di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 500 penduduk usia di bawah 18 tahun memiliki kolesterol tinggi, yang disebut sebagai familial hyperlipidemia. Kadar kolesterol tersebut dapat meningkat menjadi 300 mg/100 ml darah atau lebih. Hal inilah yang menyebabkan mereka mudah terkena serangan jantung atau stroke pada usia 20-an tahun. Sekitar 10 persen anak-anak di AS memiliki kadar kolesterol total melebihi 190 mg/100 ml darah, suatu angka yang tergolong tinggi untuk anak-anak. Sepanjang Tahun Dalam menu buka dan sahur, jangan lupa makan kurma. Sebab, selain menyuplai energi, kurma juga kaya akan zat gizi seperti kalium, magnesium, niasin, dan serat pangan (dietary fiber) yang berguna dalam menyehatkan jantung dan pembuluh darah. Mineral kalium berperan membuat jantung dapat berdenyut teratur, mengaktifkan kontraksi otot, mengendalikan keseimbangan air dalam jaringan dan sel-sel, serta membantu mengatur tekanan darah. Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa makanan yang kaya kalium (minimal konsumsi kalium 400 mg per hari) dapat mengurangi risiko stroke. Menurut penelitian, makanan yang sehat untuk jantung dan pembuluh darah adalah yang mengandung rasio kalium(K) dan natrium (Na) minimal 5 berbanding 1. Dalam 100 gram kurma terkandung sekitar 666 mg kalium dan kandungan natriumnya hanya 1 mg, sehingga rasionya 666:1. Mineral magnesium membantu fungsi saraf dan otot, termasuk pengaturan irama jantung agar tetap normal. Dalam 100 gram kurma terdapat sekitar 34 mg magnesium. Zat gizi niasin (2,2 mg/100 gram kurma) berfungsi membantu pelepasan energi dari makanan dan menjaga fungsi kulit, saraf, dan sistem pencernaan agar tetap normal. Niasin diduga kuat berperan mencegah dan melawan penyakit jantung. Serat pangan (2,2 gram/100 gram kurma) dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol darah dengan menghambat penyerapan lemak atau kolesterol dalam usus besar, sehingga kadar kolesterol dalam darah tidak meningkat. Serat pangan memiliki sifat-sifat khusus yang dapat menimbulkan efek fisiologi dan berpengaruh terhadap metabolisme dalam tubuh. Sifat-sifat yang dimaksud adalah kelarutannya di dalam air, kemampuan mengikat air (water holding capacity), dan viskositas (kemampuan menyerap materi organik maupun non-organik), serta derajat fermentasinya oleh mikroflora usus. Serat pangan umumnya memperlambat pengosongan lambung, meningkatkan waktu tinggal (transit time) makanan di dalam usus sehingga memperlama perasaan kenyang, dan mengurangi absorpsi nutrisi. Sifat larut air ini berhubungan juga dengan tingginya kemampuan mengikat air dan viskositas serat. Karena memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, serat larut air (soluble dietary fiber) mampu membentuk massa yang viskos di dalam lambung. Massa yang viskos ini menyerap enzim pencernaan dan atau mengurangi kontak antara makanan dengan enzim-enzim tersebut. Massa yang viskos ini juga dideteksi oleh lambung sebagai makanan yang belum tercerna dan karenanya lambat dikeluarkan dari lambung. Hal yang sama juga terjadi di dalam usus kecil, yakni massa serat yang besar ini lambat dikeluarkan dari usus kecil. Namun, lamanya transit time tidak meningkatkan absorpsi zat gizi oleh sel-sel usus, sebaliknya justru absorpsinya menurun. Hal itu terjadi karena massa tersebut memenuhi sebagian besar volume usus kecil, sehingga mengurangi luas permukaan kontak antara zat gizi dengan dinding usus dan menyebabkan rendahnya tingkat difusi zat makanan. Mengingat besarnya gizi kurma, sebaiknya konsumsi kurma setiap saat sepanjang tahun, bukan hanya saat Ramadan. Penulis : Prof. DR. Made Astawan, Dosen di Departemen Teknologi dan Pangan IPB Sumber ***** Puasa - Tepat, Cepat plus Sehat Pasangan muda yang super sibuk sering tak sempat berbuka puasa di rumah. Meski begitu, perut tetap bisa diganjal dengan cepat, tapi tepat. Ditinjau dari segi kesehatan, berpuasa dengan mengurangi konsumsi makanan hingga 10%-20% dari konsumsi makanan sehari-hari dengan komposisi zat gizi seimbang bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan kebugaran yang lebih baik. Umumnya, pola makan orang Indonesia terdiri dari 3 kali makan utama, serta kadang-kadang ditambah makanan selingan. Nah, pada bulan Ramadan, pola makan berubah jadi 2 kali sehari. Sebenarnya, puasa mengurangi beban kerja alat pencernaan. Enzim pun akan bekerja lebih baik. Juga, beban metabolisme tubuh akan berkurang, sehingga sel-sel di seluruh tubuh akan tetap sehat. Kenapa mengantuk ya? Pada hari pertama, sebagian besar orang yang berpuasa akan merasa lesu dan mengantuk siangnya. Wajar saja, karena

kadar gula darah menurun saat Anda berpuasa. Setelah beberapa hari, rasa mengantuk dan lesu ini secara berangsurangsur akan hilang karena tubuh sudah bisa beradaptasi. Selain itu, tubuh akan tetap bugar bila Anda tetap menjalankan aktivitas sehari-hari. Kok bisa? Tubuh yang tetap aktif akan menjaga kadar hormon yang berperan dalam proses metabolisme. Jadi, tubuh akan tetap sehat. Bagaimana dengan persediaan tenaga? Memangnya tubuh bisa tetap bertenaga padahal tidak ada intake makanan sama sekali selama 12-14 jam? Tidak usah khawatir. Dalam keadaan berpuasa, energi tubuh diperoleh dari metabolisme cadangan energi, yaitu glikogen dan lemak. Cadangan tersebut mencukupi dan Anda tetap bisa melakukan kegiatan seharihari. Jangan sepelekan sahur Agar ibadah puasa berjalan lancar, sahur dan berbuka adalah bagian dari ibadah puasa. Jangan abaikan sahur gara-gara Anda terlalu malas untuk bangun. Makan sahur bukan sekadar agar Anda tidak lapar nantinya, tapi lebih untuk menyeimbangkan zat gizi yang tidak diperoleh tubuh selama berpuasa. Karena itu, makanan sahur harus bergizi tinggi. Ini berarti mengandung kalori dan protein yang tinggi. Dengan begitu, lambung tidak akan cepat kosong. Anda juga tidak akan cepat lapar. Nah, makanan yang mengandung cukup protein dan lemak adalah nasi, sayur, buah, serta protein hewani (daging ayam dan ikan). Cermat memilih makanan buka puasa Sungguh beruntung bila Anda bisa berbuka puasa di rumah dan mengonsumsi makanan bergizi yang lengkap. Tapi, bagaimana jika Anda dan pasangan tergolong orang yang super sibuk serta tingkat memiliki mobilitas tinggi? Nah, berikut ini beberapa tips yang harus diperhatikan saat berbuka puasa:

Pertimbangkan kondisi saluran pencernaan yang sempat kosong selama 12 14 jam. Agar tidak sakit perut, cegah regangan lambung secara tiba-tiba. Caranya? Minum yang cukup dan makan secara bertahap (awali dengan porsi yang kecil). Setelah berpuasa, cairan tubuh dan kadar gula darah akan menurun. Makanya, awali dengan minuman manis (1-2 sendok teh gula per gelas) serta makanan yang manis dan mudah dicerna alias mengandung karbohidrat sederhana. Misalnya, jus dari buah yang manis (mangga atau jambu biji), kurma, kolak, setup buah-buahan, cendol dengan santan encer, atau 1-2 potong kue manis rendah lemak (misalnya kue-kue jajanan pasar yang terbuat dari tepung beras). Dengan begitu, cairan tubuh dan kadar gula darah akan normal lagi. Agar kadar gula darah tidak meningkat secara tiba-tiba, jangan mengonsumsi makanan pembuka sekaligus dalam jumlah banyak. Dianjurkan kalori makanan pembuka sekitar 10% 15% dari kebutuhan kalori sehari. Setelah tenggang waktu sejam (setelah sholat Maghrib), barulah perut Anda diisi dengan makanan dalam porsi penuh. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya bervariasi agar semua zat-zat gizi dapat terpenuhi dengan komposisi seimbang. Perlu dicatat juga, buah dan sayuran sebagai sumber vitamin, mineral dan serat harus cukup jumlahnya. Cukup minum. Kira-kira 2 liter sehari ( 8 gelas). Batasi berbagai hal berikut: Makanan yang mengandung bumbu yang terlalu merangsang, seperti cabe atau santan kental. Minuman dan makanan yang menimbulkan gas, yakni kol, lobak, nangka, ubi jalar dan minuman ringan ( carbonated ). Tape ketan, kopi, dan teh kental karena dapat merangsang pengeluaran asam lambung. Setelah sholat Isya dan Tarawih, Anda boleh konsumsi lagi makanan selingan dengan porsi seperti makanan pembuka. Sebelum tidur malam, makanan selingan bisa jadi pilihan konsumsi. Misalnya, kolak atau segelas jus buah. Jika terpaksa berbuka di jalan Umumnya, hampir semua rumah makan menyediakan berbagai makanan pembuka pada bulan puasa. Meski begitu, tetap perhatikan jumlah dan jenis makanan pembuka yang akan dikonsumsi.

Bila Anda membeli makanan siap saji, berhati-hatilah. Jangan berlebihan dan pilih yang rendah lemak saja. Hindari gorengan, makanan yang mengandung banyak margarin dan santan kental. Kalaupun ingin makanan pembuka bersantan, minta agar santan dipisahkan. Jadi, Anda bisa mengencerkan santan yang terlalu kental dengan mudah.

Nah, yang jadi kendala adalah jika Anda dalam perjalanan dan terjebak di tengah kemacetan yang berkepanjangan. Bila kemungkinan itu ada, cobalah mengantisipasinya dengan cara:

Bawalah makanan pembuka dari rumah atau belilah sebelum berbuka. Misalnya, teh manis, air putih, jus, atau susu dalam kemasan. Siapkan makanan ringan yang praktis, seperti krakers yang tinggi serat, biskuit, dan kurma. Oleh : Dr. Sri Sukmaniah, MSc. Staf Pengajar Bagian Ilmu Gizi FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sumber : http://referensidunia.blogspot.com/2011/07/info-persiapan-menjelang-bulan-puasa.html#ixzz1yKiy9dMk

KIAT AMAN PUASA PADA ANAK


Posted on April 29, 2009 by The Children Indonesia

BAGAIMANA MENGAJARI ANAK PUASA TETAPI TIDAK MNGORBANKAN TUMBUH KEMBANGNYA Dr Widodo Judarwanto SpA CHILDREN ALLERGY CLINIC PICKY EATERS CLINIC (KLINIK KESULITAN MAKAN) Si Polan sejak usia 5 tahun ternyata sudah melakukan ibadah puasa penuh selama 1 bulan. Tetapi si Udin dengan usia yang sama, jangankan untuk berpuasa terlambat makan sebentar saja sudah berteriak keras sekali. Ibadah yang cukup berat ini dilakukan baik oleh keinginan sendiri ataupun karena keinginan orangtua. Bagaimana merencanakan dan membimbing anak dalam melakukan ibadah puasa tanpa harus mengganggu perkembangan dan pertumbuhan anak ?
Memasuki bulan ramadhan, anak belum akil baliq tidak termasuk umat yang diwajibkan berpuasa. Tetapi pada kenyataannya banyak anak pra akil baliq sudah berpuasa penuh layaknya orang dewasa. Periode akil baliq biasanya terjadi saat anak sudah mulai masa pubertas atau sekitar usia 12 tahun. Anak perempuan akan mendapat menstruasi dan payudara mulai berkembang. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, bentuk fisik berubah secara cepat, dan sudah mengalami peristiwa mimpi basah. Sejak saat inilah anak diwajibkan untuk berpuasa. Banyak orang tua beralasan dalam mendidik beribadah khususnya puasa harus dilakukan secara dini dan bertahap. Tak jarang puasa sudah dikenalkan pada anak sejak usia 6 atau 7 tahun meskipun baru puasa setengah hari. Menurut perspektif agama Islam bila ibadah termasuk yang tidak wajib boleh dilakukan asalkan mampu dan tidak dipaksakan. Bila ditinjau dalam bidang kesehatan tampaknya puasa juga mungkin bisa dilakukan oleh anak usia pra akil baliq tetapi harus cermat dipertimbangkan kondisi dan keterbatasan kemampuan anak. Kondisi psikobiologis anak memang berbeda dengan dewasa dalam melakukan ibadah puasa. Meskipun belum banyak dilakukan penelitian dilakukan terhadap pengaruh berpuasa pada anak dikaitkan dengan aspek kesehatan dan tumbuh kembang anak. Sejauh ini belum pernah dilaporkan seorang anak yang mengalami gangguan yang berat akibat puasa.

FAKTOR PSIKOBIOLOGIS
Aspek kesehatan secara psikobiologis anak usia sebelum akil baliq dapat ditinjau dari aspek tumbuh kembang anak dan fungsi biologis. Aspek perkembangan meliputi perkembangan psikologis seperti perkembangan emosional, perkembangan moral dan perilaku lainnya. Fungsi biologis meliputi aspek fisiologis tubuh, metabolisme tubuh, kemampuan fungsi organ dan sistem tubuh. Dari aspek perkembangan khususnya kecerdasan dalam periode ini anak mulai banyak melihat dan bertanya. Fantasinya berkurang karena melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif dan bertanggung jawab. Perkembangan rohani pemikiran tentang Tuhan sudah mulai timbul. Anak sudah mulai dapat memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya. Tetapi pemahaman tentang konsep ini masih terbatas, bahwa Tuhan itu ada. Demikian pula dalam perkembangan moral, pada periode ini pemahaman konsep baik dan buruk masih sederhana. Makna pemahaman ini hanya sebatas sekedar tahu. Artinya kenapa kewajiban agama dan kebaikan perilaku harus dilakukan belum dipahami secara sempurna. Sehingga dalam melakukan ibadah puasa juga lebih dilatarbelakangi karena faktor fisik tidak dipahami secara moral. Kalaupun moral berperanan lebih dari sekedar hubungan manusia dan manusia. Niat ibadah puasa dikerjakan berdasarkan pengaruh hubungan keluarga atau lingkungan. Misalnya, anak berpuasa karena teman sekelas atau sepermainan sudah berpuasa. Atau, bila berpuasa penuh akan mendapat hadiah dari orang tua. Dalam aspek biologis kondisi fisiologis tubuh khususnya metabolisme tubuh, fungsi hormonal dan fungsi sistem tubuh usia anak berbeda dengan usia dewasa. Bila aktifitas berpuasa merupakan beban yang tidak sesuai dengan kondisi fisiologis anak dapat berakibat mengganggu tumbuh dan berkembangnya anak. Demikian pula dalam hal mekanisme sistem imun atau pertahanan tubuh anak dan dewasa berbeda. Ketahanan anak dalam merespon masuknya penyakit dalam tubuh lebih lemah.

PERUBAHAN KONDISI TUBUH SAAT BERPUASA


Beberapa penelitian menyebutkan sebenarnya tidak terdapat perbedaan yang berarti saat berpuasa dibandingkan saat tidak berpuasa. Puasa saat Ramadan tidak mempengaruhi secara drastis metabolism lemak, karbihidrat dan protein. Meskipun terjadi peningkatan serum uria dan asam urat sering terjadi saat terjadi dehidrasi ringan saat puasa. Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL and apoprotein A1, dan penurunan LDL ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa the penelitian chronobiological menunjukkan saat puasa ramadan berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin dan glisemia. Ritme dan kualitas jam tidur malam, dan kewaspadaan sehari-hari dan kemampuan psikomotor cederung berkurang. Hal inilah yang mengakibatkan peningkatan resiko terjadinya kecelakaan pada anak seperti terjatuh, terpeleset atau kecelakaan saat mengendarai sepeda. Resiko ini semakin meningkat pada anak yang sebelumnya mengalami gangguan kesimbangan, regulasi dan koordinasi.

PERENCANAAN IBADAH PUASA PADA USIA ANAK


Melihat kondisi psikobiologis dan perubahan fisiologi tubuh saat puasa khususnya pada usia anak tertentu sebaiknya dilakukan tahapan waktu disesuaikan dengan usia dan kemamuan mental anak. Tahapan waktu mungkin bisa dilakukan dengan puasa setengah hari pada usia di bawah enam tahun. Di atas usia enam tahun mungkin diperkenalkan puasa penuh saat awal dan akhir puasa yang secara bertahap dilakukan

penambahan jumlah puasa yang penuh. Tahapan waktu tersebut harus disesuaikan dengan mental seorang anak. Seorang anak berusia 5 tahun yang mempunyai motivasi yang tinggi dan bermental kuat mungkin dapat berpuasa penuh. Tetapi anak lain yang bahkan dengan usia 2 tahun di atasnya mungkin untuk satu hari berpuasa penuh sudah merupakan siksaan yang luar biasa. Saat berpuasa pembelanjaran mental adalah pengalaman penting yang dapat berguna dalam pembinaan moral dan mental anak. Faktor mental inilah yang tampaknya sangat berperanan penting dalam keberhasilan pelkaksanaan ibadah puasa seorang anak. Mental setiap anak berbeda dengan anak lainnya dalam melakukan ibadah puasa. Anak dengan tipe mental baja atau yang jarang mengeluh berbeda dengan anak yang bernyali rendah. Meskipun dengan kondisi fisik yang tidak optimal ternyata dapat bertahan baik untuk menutupi kelemahan fisik saat puasa. Kadang hanya dengan memotivasi dan mensuport mental anak dengan pujian maka kendala fisik dalam berpuasa dapat diabaikan. Sebaiknya dalam memotivasi mental anak tersebut bukan dengan paksaan yang dapat berakibat tergangguanya psikologis anak. Tekanan psikologis inilah dapat memperberat beban fisik yang sudah terjadi saat menjalani ibadah puasa pada anak. Kegiatan puasa berpengaruh terhadap perkembangan emosi, perkembangan moral dan perkembangan psikologis anak. Tidak dapat disangkal lagi bahwa ibadah puasa mempunyai pengaruh positif terhadap pendidikan perkembangan anak. Tetapi harus diwaspadai bahwa aktifitas puasa juga dapat berpengaruh negatif bila tidak mempertimbangkan kondisi psikologi anak. Hal ini terjadi bila ibadah ini dilakukan dengan paksaan dan ancaman. Dalam keadaan normal emosi dan perilaku anak sangat tidak stabil. Saat puasa yang dalam kondisi lapar dan haus akan sangat mempengaruhi kestabilan emosi dan perilaku anak. Mengingat fungsi psikobiologis anak berbeda dengan dewasa, maka harus dicermati pengaruh puasa terhadap anak. Pengaruh negatif yang harus diwaspadai adalah berkurangnya jam tidur anak. Saat bulan ramadhan jadwal aktifitas anak berbeda dengan sebelumnya. Dalam bulan tersebut aktifitas anak bertambah dengan kegiatan sholat tarawih, makan sahur atau kegiatan pesantren kilat. Bila jam tidur ini berkurang atau berbeda dengan sebelumnya akan mempengaruhi keseimbangan fisiologis tubuh yang sebelumnya sudah terbentuk. Gangguan keseimbangan fisiologis tubuh ini akan berakibat menurunkan fungsi kekebalan tubuh yang berakibat anak mudah sakit. Sebaiknya orang tua harus ikut merencanakan dan mamantau jadwal aktifitas anak termasuk jam tidur anak dengan cermat. Pada usia pra akil baliq kebutuhan tidur anak secara normal berkisar antara 10-12 jam per hari, dengan rician malam hari 10 jam siang hari 1-2 jam. Dalam bulan ramadan orang tua hendaknya dapat memodifikasi jadwal tidur ini dengan baik. Pengaruh lain yang harus diamati adalah pengaruh asupan gizi pada anak. Jumlah, jadwal dan jenis gizi yang diterima akan berbeda dengan saat sebelum puasa. Dalam hal jumlah mungkin terjadi kekurangan asupan kalori, vitamin dan mineral yang diterima anak. Aktifitas yang bertambah ini juga akan meningkatkan kebutuhan kalori, vitamin dan mineral lainnya. Padahal saat puasa relatif pemenuhan kebutuhan kalori lebih rendah. Bila keseimbangan asupan gizi terganggu dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh sehingga anak mudah terserang penyakit. Dalam keadaan seperti ini tampaknya pemberian suplemen vitamin cukup membantu. Parameter yang paling mudah untuk melihat asupan kalori cukup adalah dengan memantau berat badan anak. Bila berat badan anak tetap atau meningkat mungkin puasa dapat dilanjutkan. Tetapi bila berat badan menurun drastis dalam jangka pendek sebaiknya puasa harus dihentikan. Demikian pula dengan jenis asupan gizi yang diterima. Variasi dan jumlah makanan yang didapatkan saat bulan puasa akan berbeda dengan sebelumnya. Saat bulan puasa variasi makanan yang tersedia biasanya lebih banyak. Pada penderita alergi pada jenis makanan tertentu harus diwaspadai karena dapat berpengaruh terhadap gangguan kesehatan. Menurut pengalaman praktek sehari-hari kasus alergi makanan pada anak cenderung meningkat saat bulan puasa. Sebaiknya orangtua menghindari jenis makanan ringan kemasan yang mengandung bahan pengawet dan beraroma rasa atau warna yang kuat. Minuman bersoda

dan sangat pedas sebaiknya dihindarkan. Mulailah berbuka dengan bahan makanan dan minuman pembuka yang manis. Pemilihan makanan yang berkalori dan karbohidrat tinggi saat sahur lebih utama. Secara umum prinsip pemilihan menu makanan dengan gizi yang cukup dan seimbang harus diutamakan.

YANG HARUS DIWASPADAI PADA ANAK


Kondisi umum yang harus diwaspadai dalam melakukan puasa pada anak adalah anak yang mudah sakit (mengalami infeksi berulang), gangguan pertumbuhan, penyakit alergi atau asma serta gangguan perilaku (Autis, ADHD dll). Kegemukan apada anak juga merupakan kondisi yang harus diwaspadai. Pada penderita kegemukan pada anak seringkali terjadi perbedaan komposisi kesimbangan cairan tubuh dan perbedaan fungsi tubuh lainnya. Bila perlu pada kondisi tertentu sebaiknya dilakukan konsultasi ulang pada dokter anak sebelum melakukan ibadah puasa. Keadaan yang harus dihindari berpuasa pada anak akil baliq adalah penyakit infeksi akut (batuk, pilek, panas), infeksi kronis (tuberkulosis dll), penyakit bawaan gangguan metabolisme, jantung, ginjal, kelainan darah dan keganasan. Meskipun infeksi akut virus seperti batuk, pilek atau panas yang dialami ringan, bila kondisi tubuh turun seperti berpuasa akan menimbulkan resiko komplikasi yang berat. Pengeluaran kalori yang tinggi pada anak sering diakibatkan pada aktifitas bermain harus disesuaikan dengan kondisi saat berpuasa. Tidak seperti pada manusia dewasa, pada umumnya anak masih belum bisa menakar kemampuan tubuh dan aktifitas sehari-hari. Dalam melakukan aktifitas pada usia anak hanya didominasi kesenangan dan keasyikan bermain. Sebaiknya orangtua membantu mencari kegiatan dan permainan yang sesuai dengan kondisi tubuh saat berpuasa. Sebaiknya dicari permainan yang lokasinya berada di dalam gedung atau tempat teduh, dan saat sore hari menjelang berbuka. Permainan yang menyita tenaga lebih sebaikknya dihindarkan. Peningkatan aktifitas belanja di pusat perbelanjaan saat menjelang lebaran, meskipun tampaknya ringan ternyata sangat menyita energi. Hal ini terjadi karena pengaruh situasi yang nyaman saat belanja. Sebaiknya anak tidak diikutsertakan dalam kegaiatan ini, kalaupun ikut dicari waktu setelah buka puasa.

PENUTUP
Puasa pada anak mungkin dapat dilakukan tetapi harus cermat memperhatikan kondisi normal psikobiologisnya. Sedangkan kondisi psikobiologis setiap anak berbeda dan tidak dapat disamakan. Bila kondisi itu tidak diperhatikan maka puasa merupakan beban bagi mental dan fisik anak. Selanjutnya akan berakibat mengganggu tumbuh kembang anak. Tetapi bila puasa dilakukan dengan mempertimbangkan dengan cermat kondisi anak maka dapat merupakan pendidikan terbaik bagi perkembangan moral dan emosi anak. Buah hatiku, selamat menjalani ibadah puasa.
Supported by

CLINIC FOR CHILDREN


Yudhasmara Foundation JL Taman Bendungan Asahan 5 Jakarta Indonesia 102010 phone : 62(021) 70081995 5703646

http://childrenclinic.wordpress.com/

You might also like