You are on page 1of 7

ANASTESI LOKAL Langkah awal Langkah awal perawatan merupakan fase paling penting, jika pasien ditangani dengan

tepat dan teknik anastesi dikerjakan dengan halus maka ambang rangsang akan meningkat. Hasil nya anastesi akan lebih baik dan pasien menjadi tidak kawatir. Langkah awal tersebut meliputi : 1. Pendekatan psikologis Berupa 4C : Control kontro situasi, misal dengan memgang lengan pasien bagian atas Communication mendengarkan pasien dan menerangkan tentang apa yang akan dilakukan dan harapan yang ingin dicapai Concern (perhatian) dengan mengemukakan kecemasan yang dirasakan oleh pasien kepedulian akan yang

Confidence (kepercayaan) diungkapkan melalui tindakan professional sehingga pasien percaya pada kemampuan dokter gigi

Ke 4 hal ini akan membantu menenangkan pasien sehingga meningkatkan ambang rangsang nyerinya. 2. Injeksi nir-nyeri Mengusahakan injeksi dengan ketidaknyamanan seminimal mungkin (walau sebagian besar injeksi tidak bisa bebas nyeri secara total) sehingga akan menenangkan pasien dan meningkatkan ambang toleransi nya. Beberapa cara untuk memperoleh injeksi nir-nyeri : Memperoleh kepercayaan pasien Dengan anestesi topical untuk menurunkan sensitivitas mukosa dan dipercaya akan mengurangi nyeri pada waktu penyuntikan. (cara : aplikasikan sedikit anestetikum pada mukosa kering selama 1-2 menit sebelum injeksi) Penusukkan jarum harus dilakukan perlahan dalam jaringan mukosa Ukuran jarum direkomendasikan menggunakan ukuran 27 Injeksi perlahan untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien selama penyuntikan. Deposisi obat secara perlahan akan memungkinkan tersebarnya obat secara bertahap ke dalam jaringan tanpa menimbulkan tekanan yang menyakitkan. Hal ini terutama penting untuk region anterior maksila (sangat sensitive) dan pada daerah yang jaringannya melekat erat sekali (palatum posterior dan daerah nasopalatinum). Biasanya deposisi sekitar 1 menit untuk 1 katrid.

Injeksi 2 tahap : pemasukkan awal secara perlahan dari sekitar katrid ke bawah permukaan mukosa (biasa tidak menyakitkan) kemudian setelah timbul rasa baal setempat, berikan larutan anestesi berikutnya dengan kedalaman penuh di daerah target (nyeri biasanya akan minimal). Diindikasikan khusunya untuk pasien yang cemas/takut atau pasien anakanak.

3. Saat menganastesi Jika mungkin, lakukan anastesi pada tiap kunjungan untuk mencegah rasa tidak nyaman yang akan dirasakan pasien jika ada jaringan pulpa yang masih vital di daerah ujung apeks atau bbrp mili dari saluran akar karena jaringan terinflamasi ini mengandung saraf dan masih sensitive dan juga untuk menghilangkan rasa tidak nyaman pada pasien karena tekanan instrumentasi dan serpihan dentin yang meugkin terdorong ke luar apeks. 4. Terapi farmakologis tambahan Sedasi (pemberian obat penenangintravena, oral atau inhalasi) mungkin akan membantu anestesi local. Indikasi terutama untuk pasien yang ingin bekerja sama tapi sangat cemas. Jenis-jenis anastesi : 1. Anastesi mandibula (blok mandibula) Obat anastesi : lidocaine 2% dengan epinefrin = 1 : 100.000 Obat alternative untuk saraf alveolar inferior : mepivacaine 2% dengan levonordefrin = 1:20.000, prilocaine 4% dengan epinefrin = 1:200.000, obat tanpa vasokonstriktor (mepivacaine 3% dan prilocaine 4%) dengan epinefrin = 1:100.000 untuk anastesi pulpa akn berthan sekitar 1 jam Tanda-tanda keberhasilan/kegagalan setelah penginjeksian 1 kartrid larutan anastesi : Rasa baal di bibir biasanya timbul setelah 5-7 menit. Baal berarti injeksi telah memblok saraf ke jaringan lunak bibir. Jika kebaalan bibir tidak timbul, anastesi blok telah gagal. Awitan anastesi pulpa pulpa mulai teranastesi dalam waktu 10-15 menit. Durasi biasanya bertahan 2,5 jam. Keberhasilan biasanya berhasil untuk molar dan premolar sedangkan untuk gigi anterior sedikit kurang berhasil. Tidak semua pasien mencapai anastesi pulpa nya setelah keberhasilan klinis (baal pada bibir dan dagu) sehingga untuk pasien ini harus dicari alternative lain.

2. Anastesi maksila (infiltrasi)

Obat anastesi : lidocaine 2% dengan epinefrin = 1 : 100.000 Obat alternative : prilocaine, mepivacaine, lidocaine (dengan vasokonstriktor semua) semuanya berpengaruh sama. Obat tanpa vasokonstriktor (mepivacaine kosong 3% dan prilocaine kosong 4%) menimbulkan anastesi pulpadengan durasi pendek yang bekisar antara 15-20 menit. Tanpa vasokonstriktor obat2an ini kurang aman karena akan cepat sekali diabsorbsi sehingga konsentrasi dalam plasma akan tinggi yang memungkinkan terjadinya reaksi toksik. Keadaan yang timbul : Rasa baal di bibir biasanya terjadi dalam beberapa menit. Awitan anastesi anastesi pulpa biasanya timbul setelah 3-5 menit. Durasi biasanya hilang dalam waktu 60 menit Untuk infiltrasi, menambah volume (2 kartrid anestetikum) akan menambah durasi anestesi pulpa. Pendekatan yang dianjurkan untuk gigi anterior dan premolar adalah member 2 kartrid di saat awal atau memberikan 1 kartrid di saat awal dan menginjeksikan 1 kartrid lagi sekitar 30 menit kemudian. Pada gigi molr pertama, penyuntikan 2 kartrid di saat awal akan mempercepat timbulnya anastesi dan memperlama durasi.

3. Anastesi tambahan Diperlukan jika anastesi dari injeksi konvensional tidak adekuat dan masih terlalu menyakitkan untuk melanjutkan perawatan. Penyebab utama timbul masalah ini : 1. Teknik konvensional tidak selalu menghasilkan anastesi pulpa yang dalam terutama di daerah mandibula 2. Jaringan local atau perubahan saraf akibat inflamasi 3. Pasien yang sedang nyeri sering cemas sehingga akan menurunkan ambang nyeri. Indikasi : jika injeksi standar tidak efektif. Mengulang injeksi saraf alveolar inferioris hanya bermanfaat jika pasien tidak menunjukkan tanda klasik anastesi jaringan lunak. Umumnya, jika pasien menunukkan tanda klasik, penginjeksian kembali tidak akan efektif sehingga perlu digunakan teknik tambahan, yaitu : 1. Injeksi ligament periodontium Obat : lidocaine 2% dengan epinefrin = 1 : 100.000 Teknik : penjelasan pada pasien bahwa anastesi konvensional kurang efektif karena mungkin adanya inflamasi atau iritasi pada giginya

sehingga akan diberi obat tambahan dengan tekanan yang mungkin mmebuat sedikit tidak nyaman. Jarum dimasukkan dalam sulkus gingival mesial dengan sudut 30 terhadap sumbu panjang gigi dan sampai menyentuh gigi. Jarum disangga dan diposisikan dengan penetrasi maksimum (ketat antara akar dan tulang krestal). Aplikasikan perlahan pada gagang semprit lebih kurang 10-20 detik sampai ada tahanan (tekanan balik), jika belum ada tahanan ulang kembali. Injeksi kemudian diulang pada siis distal. Tujuan tekanan balik : untuk mendesak obat ke dalam ruang sungsum sehingga berkontak dan memblok saraf gigi. Mekanisme kerja : injeksi ligament periodontium mendorong anestetikum melalui pelat kibriformis ke dalam sumsum tulang dan system pembuluh darah di sekitar gigi. Pemberian obat : Tiap sisi mesial dan distal diberi sekitar 0,2 ml. Ketidaknyamanan setelah injeksi : pada gigi pulpitis ireversibel yang sedang nyeri, dapat timbul nyeri moderat sampai parah pd bbrp pasien. Kemungkinan2 ini hendaknya diberitahukan pada pasien. Keberhasilan : sebagai sarana injeksi utama dalam endodonsi dijumpai kesukaran cukup besar untuk mengendalaikan nyeri yang adekuat dan tingkat keberhasilan pada pada gigi posterior lebih besar disbanding pada gigi anterior. Sedangkan sebagai sarana tambahan tingkat keberhasilannya baik. Durasi : sebagai injeksi utama sekitar 10-20 menit, sebagai teknik tambahan bertahan sekitar 20 menit. Ketidaknyamanan pasca perawatan : sebagai injeksi utama akan timbul pada sebagaian besar pasien (nyeri ringan), berkisar selama 14jam sampai 3 hari, lebih karena kerusakan akibat pemasukkan jarum dari pada karena tekanan ketika obat dimasukkan. Banyak pasien yg jg melapor gigi terasa menonjol ke atas. Efek sistemik : injeksi yang memakai epinefrin dapat menyebabkan perubahan sistemik ( pernurunan tekanan darah sementara dan kenaikan denyut jantung) Keamanan periodontium : relative aman. Hanya terjadi kerusakkan kecil pada tempat penusukkanjarum yang akan menyembuh. Keamanan pulpa: tidak membahayakan pulpa. Hnaya terjadiperubahan fisiologis pulpa yakni menurunnya aliran darah karena epinefrin tapi tidak menulbulkan kerusakkan. Keamanan gigi sulung: dapat digunakan untuk gigi sulung Kontraindikasi: untuk penyakit periapeks yang simtomatik (selulitis atau abses). Tekanan yang dilaukan akan menimbulkan nyeri dan mungkin anastesi yang dalam tidak diperoleh.

2. Injeksi intrapulpa Indikasi : jika injeksi ligament periodontium pun tidak adekuat. Kerugian: terasa sangat sakit karena jarum dimasukkan langsung dalam pulpa yang masih vital dan sensitive, injeksi harus dibarengi tekanan, durasi hanya sebentar (15-20 menit), pulpa harus dibuka dulu agar jarum bisa masuk. Keuntungan : akan diperoleh anastesi yang dalam jika disertai dengan tekanan, awitannya bisa cepat terjadi. Mekanisme kerja: bukti anastesia sudah diperoleh yaitu adanya tekanan balik yang kuat. Pendepositan obat secara pasif tidak akan memadiai karena obat tidak akan menyebar ke sluruh pulpa maka harus disertai dengan tekanan. Teknik : untuk memperoleh tekanan maka akses perlu ditutup dengan cotton pellet, guta perca, malam, atau lembaran karet sehingga terjadi aliran balik. Pada teknik lain, injeksi dilakukan ke dalam saluran akar setelah bur menembus kamar pulpa. Tangkai semprit disangga agar jarum tidak tertekuk, jarum diarahkan ke lubang akses dan kemudian dimasukkan ke saluran akar dan keluarkan obatnya eprlahan-lahan sampai ke titik penetrasi maksimal (terasa sesak). Kemudian aplikasikan tekanan maksimal perlahan-lahan pada pegangan semprit untuk kira-kira 5-10 detik sampai ada tekanan balik. Untuk gigi akar ganda, injeksi harus dilakukan pada tiap saluran akar. 3. Injeksi tulang Adalah injeksi tambahan yang dilakukan langsung pada tulang medulla yang bersebelahan dengan gigi yang harus dianastesi. Teknik : Dengan perforator yaitu menggunakan kawat solid yang dibevel dan dilekatkan pada nap plastic kemudian perforator diletakkan oda henpis kecepatan rendah dan buatlah lubang mellaui tulang kortikal sehingga obat dapat dimasukkan. Keuntungan teknik ini : awitan cepat diperoleh, tingkat keberhasilan baik sbg anastesi tambahan molar bawah, durasi lebih lama dari injeksi ligament periodontium, ketidaknyamanan pasca perawtan tidak hebat. Kekurangan : ada pasien yang mengalami eksudasi atau pembengkakan di daerah penyuntikkan, kenaikkan denyut jantung. Indikasi : sebagai injeksi tambahan jika injeksi standar tidak berhasil menganastesi pulpa Kontradindikasi untuk pasien yang alergi epinefrin atau memiliki masalah medis yang cukup serius. 4. Teknik alternative lain

EDA (electronic dental anesthesia) dan TENS (transcutaneus electronic nerve stimulation) adalah teknik anestesi tanpa injeksi. Memakai rangangan listrik yang diaplikasikan pada jaringan di sekitar gigi. Hanya menekan sedikit rasa nyeri bila digunakan sebagai injeksi utama. Anastesi bagi penyakit pulpa dan periapeks 1. Pulpitis ireversibel Untuk pulpitis ireversibel gigi yang paling sulit di anastesi adalah molar bawah kmd premolar bwh dan atas, molar atas, dan gigi anterior bwh. Pulpitis ireversibel yang nyeri mrpnk kondisi dental yang plg sulit dianastesi karena pulpa vital yang terinflamasi harus ditembus dan dikeluarkan serta jaringan pulpa mempunyai pasokan saraf sensoris yang sangat banyak. Injeksi ligament periodontium dan intrapulpa ditambahkan bila terjadi pulpitis ireversibel hanya di bagian apeks saluran akar sedangkan jaringan pulpa sudah nekrosis dan tidak merespons tes pulpa kmr pulpa bisa ditembus tanpa masalah tapi ketika file di masukkan ke saluran akar akan timbul rasa nyeri. Tapi pulpitis ireversibel harus dibedakan dengan kelainan apical simtomatik karena injeksi ligament periodontium dan intrapulpa mrpkn kontra indikasi. Pertimbangan umum : Lakukan anestesi konvensional sesudah tanda2 anestesi jaringan lunak terlihat nyeri akan hilang pasien relaks mulai preparasi akses. Seringkali pada saat pembuatan akses dimulai atau pulpa dipreparasi, nyeri akan timbul karena belum semua serabut saraf di pulpa terblokir maka harus di tes lagi pulpa nya, bila pasien merespons tambahkan injeksi ligament periodontium, tapi jika pasien sudah tidak merespons maka preparasi dapat dilanjutkan. Gigi posterior bawah : injeksi alveolaris inferior konvensional (biasanya disertai injeksi bukalis longus) timbul tanda anestesi pada bibir lakukan sesuai pertimbangan umum berikan injeksi ligament periodontium dan intrapulpa jika masih nyeri. Gigi anterior bawah : injeksi alveolaris inferior konvensional jika timbul nyeri selama preparasi akses berikan injeksi infiltrasi labial di atas apeks gigi sebelum injeksi ligament periodontium sesudah pulpa terbuka tambahkan injeksi intrapulpa. Gigi posterior atas : sama dengan pertimbangan umum tapi dosis awal dibuat 2x lipat (3,6ml) untuk infiltrasi bukal. Injeksi alveolaris superior posterior jika masih nyeri tambahkan injeksi ligament periodontium dan intrapulpa masih nyeri injeksi diulang masih nyeri lagi lakukan infiltrasi sebanyak 0,5 ml di atas apeks akar palatal untuk memperkuat anestesi pulpa. Gigi anterior atas : infiltrasi labial jika terpaksa injeksi tambahan diberi injeksi ligament periodontium (biasanya tidak perlu).

2. Abses apikalis akut Diagnosis ini mengindikasikan adanya nyeri dan pembengkakan juga inflamasi jaringan apeks. Untuk mandibula, berikan blok saraf alveolaris inferior dan injeksi bukalis longus. Untuk maksila jika tidak bengkak, anestesi infitrasi, jika ada bengakak diberi infiltrasi pada kedua sisi yang bengkak preparasi akses. Jika masih nyeri berikan injeksi alveolaris superior posterior atau blok saraf divisi kedua untukmolar dan injeksi infraorbital pada gigi2 anterior dan premolar. Injeksi ligament periodontium dan intrapulpa sangat nyeri dan tidak efektif pada keadaan ini. 3. Periodontitis apikalis kronis Gigi tanpa gejala paling mudah diatasi tapi anestesi teteap perlu dilakukan untuk menghindari kemungkinan adanya jaringan vital yang sensitive di daerah apeks saluran akar. Injeksi konvensional : blok mandibula dan bukalis longus untuk gigi bawah dan infiltrasi untuk gigi atas. Injeksi intrapulpa tidak boleh diberikan karena bakteri dan debris bias terdorong dari saluran akar ke jaringan periapeks.

You might also like