You are on page 1of 31

LAPORAN KASUS BESAR

HEPATITIS DRUG INDUCED PADA PASIEN DENGAN EFFUSI PLEURA DEXTRA DENGAN RIWAYAT TERAPI OAT KATEGORI I

OLEH : Nyda Chaerin Noor Erna Tri W Riki Umarwan Atikah Fitriah Daulani Mahar

PEMBIMBING dr. Niwan Tristanto M, Sp.P

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien Usia Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan Status Pernikahan Agama Suku Tanggal Masuk RS Tanggal Pemeriksaan No Rekam Medik : Ny. Suk : 37 Tahun : Perempuan : Mojogedang , Kra : Ibu rumah tangga : Menikah : Islam : Jawa : 26 Maret 2013 : 27 Maret 2013 : 06.71.XX

ANAMNESIS
Dilakukan di ODC (One Day Care) Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta pada tanggal 17 Maret 2012 jam 06.00 WIB. Didapat secara heteroanamnesis.
Keluhan Utama Demam

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien dirawat di ODC (One Day Care) BBKPM Surakarta dengan keluhan utama demam sejak seminggu yang lalu sepulang pasien dari rawat inap di RSIS Yarsis dan mengkonsumsi obatobatan untuk pengobatan tuberkulosis paru-nya. Demam tersebut dirasa semakin hari semakin memburuk hingga membuat badan pasien lemas.

Selain itu pasien juga mengeluhkan perutnya terasa mual dan ingin muntah. Terkadang juga merasakan nyeri pada bagian ulu hati. Pasien berusaha untuk mengurangi keluhannya tersebut dengan mengkonsumsi obat-obatan di warung namun tidak ada perbaikan. Hingga akhirnya pasien memutuskan untuk berobat ke BBKPM Surakarta.

SMRS : Sejak dua minggu SMRS, pasien mengeluhkan batuk berdahak yang disertai penurunan nafsu makan dan keringat dingin di malam hari. Dahaknya berwarna putih kental dan dapat dikeluarkan. Pasien juga sering merasakan badannya meriang. Awalnya pasien berusaha mengurangi keluhannya dengan mengkonsumsi obatobatan yang diperoleh di warung, namun karena dalam tiga hari tidak mengalami perbaikan pasien berobat ke RSIS Yarsis Solo

Keluarga pasien juga menceritakan bahwa selama sakitnya tersebut pasien semakin terlihat kurus. Akhirnya pasien memutuskan untuk berobat ke RSIS Yarsis, Solo. Setelah dirontgent, oleh dokter, pasien didiagnosis tuberkulosis paru yang harus meminum pengobatan rutin selama 6 bulan. Pasien sempat dirawat inap di RSIS Yarsis selama 3 hari dan mengalami perbaikan kemudian diijinkan pulang dan mendapat pengobatan jalan.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Asma : Disangkal Riwayat Hipertensi : Disangkal Riwayat Diabetes Mellitus : Disangkal Riwayat Pengobatan OAT : Disangkal Riwayat Alergi Obat dan Makanan : Disangkal

Riwayat Keluarga Riwayat Sakit Serupa Disangkal Riwayat Asma Disangkal Riwayat Hipertensi Disangkal Riwayat Diabetes Mellitus Disangkal Riwayat Pengobatan OAT Disangkal Riwayat Alergi Obat dan Makanan Disangkal

:
: :

:
:

Riwayat Kesehatan Lingkungan Adanya Penderita Batuk Lama : Disangkal Adanya Penderita Batuk Berdarah : Disangkal Adanya Yang Mengikuti Pengobatan Rutin (OAT): Disangkal Udara Dingin Pada Tempat Tinggal Pasien : Disangkal

Riwayat Pribadi Kebiasaan Merokok : Diakui (sejak SMP, sehari sebanyak 36 puntung rokok) Kebiasaan Minum Alkohol : Diakui (sejak SMP, rutin minum minimal sebotol sedang, Ciu) Kebiasaan Olahraga : Disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi Sekarang pasien tinggal bersama istri dan anaknya dengan kondisi ekonomi cukup, sekarang bekerja sebagai supir bus.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum KU : Tampak lemas Kesadaran : Compos Mentis BB : 50 Kg TB : 170 cm Gizi : Kurang Vital Sign Tekanan Darah: 128/80 mmHg Nadi : 84 x / menit Pernafasan : 18 x / menit Suhu : 37,90 C

Pemeriksaan Fisik Kulit Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (+), petechie (-), venectasi (-), spider naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-). Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+), reflek cahaya direct dan indirect (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-). Hidung Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).

Telinga Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-). Mulut Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), lidah simetris (+), lidah tremor (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-). Leher Simetris, trakea di tengah, peningkatan JVP (-/-), pembesaran kelenjar getah bening (-/-), nyeri tekan (-/-), benjolan (-/).

III. PEMERIKSAAN FISIK (lanjut)

l. Thorax: a. Pulmo

Inspeksi : gerak simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-) Palpasi : fremitus taktil kanan kiri (+/+) normal Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-) b. Cor Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis sinistra Perkusi : Redup, konfigurasi jantung kesan tidak melebar Auskultasi : bunyi jantung 1-2 reguler, bising jantung (-), gallop (-), murmur (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK (lanjut)

m. Abdomen : Inspeksi : tampak distensi, darm contour (-), darm steifung (-), scar bekas operasi (-) pembesaran organ (-)

Auskultasi : peristaltik usus meningkat, metalic sound (-) Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-) Perkusi : timpani (+), pekak beralih (-)
n. Ekstremitas: oedema

akral dingin

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Rontgent Thoraks Posisi PA Kesan : Sistema tulang intak, cor dalam batas normal, infiltrat di suprahiler

RESUME
ANAMNESIS Demam (+) Badan Lemas (+) Mual (+) Nyeri di ulu hati (+) Riwayat OAT (+) Kebiasaan merokok (+) Kebiasaan minum alkohol (+)
Sejak seminggu yang lalu sepulang pasien dari rawat inap di RSIS Yarsis dan mengkonsumsi obat-obatan untuk pengobatan tuberkulosis.

PEMERIKSAAN FISIK

Vital Sign Tekanan Darah : 128/80 mmHg Nadi : 84 x / menit Pernafasan : 18 x / menit Suhu : 37,90 C Gizi Kurang Sklera tampak ikterik (+/+) Thorax pulmo : simetris, fremitus normal, perkusi sonor, auskultasi suara dasar vesikuler +/+, suara tambahan wheezing, ronkhi (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Foto Rontgent Thoraks Posisi PA, Kesan : Sistema tulang intak, cor dalam batas normal, tampak infiltrat di suprahiler.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Rontgent Thoraks Posisi PA, Kesan : Sistema tulang intak, cor dalam batas normal, tampak infiltrat di suprahiler.
Sputum SPS 2+ / 1+ / 2+ Laboratorium Angka Leukosit 14.300 HB 13,2 Golongan Darah 0 SGPT 230 SGOT 244 Ureum 38 Creatinin 0,8 GDS 63

ASSESMENT
HEPATITIS DRUG INDUCED PADA PASIEN TB PARU BTA POSITIF LESI MINIMAL KASUS BARU DALAM TERAPI OAT KATEGORI I

PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD


No Assessment Planning Diagnosis Liver Function Test Haematologi rutin Planning Terapi Planning Monitoring 1 Hepatitis Drug Induced et causa pengobatan OAT kategori I
2

Stop OAT Simptomatologi Hepatoprotektor Rujuk spesialis paru

Klinis pasien Liver Function Test Klinis pasien

Diberikan OAT setelah OT PT terkontrol

Liver
test

function

TB Paru BTA Positif Lesi Minimal Kasus

Tinjauan pustaka

HEPATITIS DRUG INDUCED PADA OBAT ANTITUBERKULOSIS

REGIMEN PENGOBATAN TB

RIFAMPICIN, ISONIAZID, PIRAZINAMID, ETAMBUTOL dan STREPTOMISIN (R / H / Z / E / S)

R/H/Z HEPATOTOKSIK

FAKTOR RISIKO HEPATOTOKSISITAS FAKTOR KLINIS USIA RIWAYAT ALKOHOL SUDAH MEMILIKI GANGGUAN HEPAR SEBELUMNYA FAKTOR GENETIK KOMORBIDITAS PENYAKIT LAIN FORMULASI OBAT

MUAL

MANIFESTASI KLINIS

MUNTAH

SIMPTOMATIK

ASIMPTOMATI K

JAUNDICE

PENINGKATAN ENZIM HATI TRANSAMINASE

P E N A T A L A K S A N A A N

PENGOBATAN DENGAN PENGAWASAN

STOP OAT

MONITOR KLINIS DAN LAB BILA SUDAH NORMAL DESENSITASI ISONIAZID MONITORING SAMPAI DOSIS FULL + DESENSITASI RIFAMPICIN MONITORING SAMPAI DOSIS FULL

STOP OAT YANG HEPATOTOKSIK

PIRAZINAMID TIDAK BOLEH DIBERIKAN LAGI

PADUAN OBAT YANG DIANJURKAN

SETELAH INH TIDAK ADA REAKSI, RIFAMPICIN 75 MG / HARI SETELAH 2 -3 HARI NAIKKAN SESUAI BB PASIEN TIDAK ADA REAKSI LANJUTKAN PIRAZINAMID DIMULAI 250 MG / HARI MENINGKAT JADI 1,0 G SETELAH 2 -3HARI DAN KEMUDIAN 1,5 G (<50 KG) ATAU 2 G (>50 KG)

INH : DOSIS AWAL 50 MG / HARI SAMPAI 300 MG / HARI SETELAH 2 3 HARI TIDAK ADA REAKSI LANJUTKAN

REKOMENDASI MENGELOLA HEPATITIS DRUG INDUCED ET CAUSA OAT MENURUT BRITISH THORACIC SOCIETY

Strategi Untuk Meminimalisir Terjadinya Hepatotoksisitas OAT


Tes fungsi hati harus dilakukan sebelum memulai pengobatan TB dan sebaiknya dipantau setiap 2 minggu selama awal dua bulan pada kelompok berisiko seperti pasien dengan gangguan hati yang sudah ada, alkoholik, yang lansia dan kurang gizi.

Alhamdulillahirobbilala mien

You might also like