Professional Documents
Culture Documents
HIPERTENSI
Klasifikasi tekanan darah menurut kriteria JNC VII adalah :
Normal : sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg Prehipertensi : sistolik > 120 s/d < 140 mmHg atau diastolik > 80 s/d < 90 mmHg Hipertensi Stadium I : sistolik 140 s/d < 160 mmHg atau diastolik 90 s/d < 100 mmHg Hipertensi Stadium II : sistolik 160 mmHg atau diastolik 100 mmHg
Hipertensi ditegakan apabila kenaikan tekanan darah ini bersifat menetap pada pemeriksaan ulang dalam jarak waktu 1 2 minggu. Bila kenaikan tekanan darah tidak menetap pada pemeriksaan dalam jarak waktu 1 2 minggu, bukan termasuk hipertensi.
Gejala Klinis :
Umumnya tidak memberikan keluhan dan tanda klinis khususnya tetapi mungkin terdapat pusing, sakit kepala dan rasa lelah.
Gejala lain yang tidak spesifik : epistaksis, marah, telinga berdengung, berat ditengkuk, sukar tidur dan mata berkunang-kunang
Penanganan : Prehipertensi : tidak memerlukan terapi obat tetapi hanya Life Style Modification. Hipertensi Stadium I : Life Style Modification + satu jenis terapi obat Hipertensi Stadium II : Life Style Modification + terapi obat kombinasi
USIA
1 2
14
JML
10
58
4
4
5
16
6
57
7
15
8
4
9
5
11
54
12
58 302
16 - 44 th 45- 54 th
19
25
23
142
13
19
164
160
194
784
55 - 64 th
195
267
210
18
360
265
268
278
211
326
268
2668
> 64 th
36
32
81
62
59
48
38
40
53
31
41
522
JML
47
260
390
285
58
618
341
329
330
486
571
561
4276
JUMLAH JAN
47
AGST
DIABETES MELITUS
DEFINISI Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
Gejala Klinis
Polidipsi, polifagi, poliuri, lemas, berat badan turun Gejala Lain : Tanda neuritis perifer. Gatal, rasa baal pada angota badan, bisul dikulit dan keputihan pada wanita. Pada keadaan lanjut terjadi penurunan visus, selulitis, ulkus dan ganggren. Obesitas
Diagnosa DM apabila :
Kadar gula darah sewaktu > 200mm/dl dengan gejala khas DM. Kadar gula darah sewaktu > 200mm/dl dalam dua kali pemeriksaan tanpa gejala khas DM. Kadar glukosa darah PP > 200 mm/dl setelah beban glukosa 75 gram untuk kasus dengan gejala klinis tidak khas.
2
2 56 7 67
1
3 50 2 56
3
1 84 18 106
3
4 2 0 9
1
4 2 0 7
13
0 62 15 90
3
5 67 15 90
4
9 72 15
1
2 80 17
9
26 57 21 113
15
24 102 12
13
63 71 14
68
143 705 136 1052
45- 54 th
55 - 64 th > 64 th JML
100 100
153 161
ASMA BRONKIAL
DEFINISI Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan dan penyempitan yang bersifat sekunder.
Penyebab asma : sering dicetuskan oleh ISPA, tekanan emosi, rangsangan zat yang bersifat alergen, kerja fisik, cuaca.
Gejala klinik :
Sesak nafas disertai mengi akibat kesulitan ekspirasi. Pada auskultasi terdengar wheezing. Keadaan sesak hebat yang ditandai dengan peningkatan kerja otot-otot bantu pernafasan dan sianosis dikenal sebagai status asmatikus yang dapat berakibat fatal.
Penatalaksanaan Asma :
Faktor pencetus dihindari. Serangan ringan diberikan adrenalin 1:1000 0,20,3ml sc yang dapat diulangi beberapa kali dengan interval 10-15 menit. Dosis anak 0,01 mg/kgBB Bronkodilator : teofilin dewasa 3x100-150mg; anak 10-15 mg/kgBB/hari. Salbutamol untuk dewasa 3x2-4 mg. Prednison diberikan beberapa hari saja untuk mencegah status asmatikus.
Oksigen.
USIA 1
28hr 1Th 1 - 4 Th 3 4 15 7 19 16 6 71
JML 10
3 5 8 33 9 32 3 103
3
2 19 12 29 23 36 2 126
4
3 10 21 21 7 22 9 97
5
3 14 18 17 14 28 2 101
6
2 5 28 29 20 38 4 132
7
4 20 19 29 16 37 7 139
8
7 20 16 23 18 35 8 135
9
7 34 16 24 9 28 7 134
11
4 6 10 12 7 36 8 94
12
3 20 15 21 14 36 8 129 44 167 189 261 171 355 66 1253
ASMA J.45
5 - 14 Th 15 - 44 Th 45 - 54 Th 55 - 64 Th > 64 Th JML
APR NOV
ARTRITIS
Artritis biasa disebut rematik, dapat berupa Osteoartritis (OA) atau Rematoid Artritis (AR). Merupakamn penyakit kerusakan tulang rawan sendi
OA Penyebab : belum diketahui secara pasti, sering berhubungan dengan trauma atau mikrotrauma yang berulang,obesitas, stres oleh beban tubuh dan peyakit sendi lainnya. AR Penyebab : autoimun, karena peristiwa imunologi yang menyebabkan destruksi sendi
Faktor resiko OA :
Pertambahan usia Wanita lebih sering dibanding pria (usia > 50 th) Obesitas Trauma sendi
PENATALAKSANAAN Medikamentosa diatasi dengan analgesik biasa atau anti inflamasi non steroid yang sebaiknya digunakan setelah makan, salah satu obat nya dibawah ini :
Aspirin 3 x 1 gr/hari. Indometasin 3 x 200 mg/hari. Fenilbutazon 3 x 400mg/hari. Ibuprofen 3 x 400 mg/hari.
- Rehabilitasi 1. Mengistirahatkan sendi yang sakit 2. Menggunakan alat bantu untuk beraktivitas (tongkat,kursi roda dll) 3. Fisioterapi 4. Operasi
Preventif
Mencegah terjadinya komplikasi
Kuratif
Penatalaksanaan pasien secara menyeluruh dan terpadu (Balai pengobatan, Gizi, Farmasi, Laboratorium) Sistem Rujukan
PENYAKIT MENULAR
TB PARU
Penyebab : Mycobacterium tuberculosis Sifat : jenis batang, tahan asam, aerob , tahan hidup pada udara kering ataupun dingin Penularan melalui droplet udara
Gejala Klinis
1. Demam, biasanya subfebril tanpa sebab yang jelas 2. Batuk,dimulai dari batuk kering kemudian menjadi produktif (sputum) hingga batuk darah (hemoptoe) 3. Sesak nafas 4. Nyeri dada, berhubungan dengan pleuritis 5. Maleise
Diagnosa Anamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang Lab : Sputum BTA S-P-S, Darah Perifer Lengkap Rontgen Thoraks Tes Tuberkulin (biasanya pada anak balita)
Penatalaksanaan : Pengobatan dengan paduan obat (Obat Paket) Kategori I & III : INH,Rif,PZA,etambutol Kategori II : ditambah suntik Streptomycin PMO (Pengawas minum obat) Perbaikan sanitasi lingkungan
JML
3
0 0 0 0 0 0 0
4
0 1 5 0 0 0 6
5
0 0 2 2 0 0 4
6
0 2 3 2 1 0 8
7
0 2 0 0 0 0 2
8
0 0 5 0 0 0 5
9
0 0 3 0 0 0 3
10 11 12
0 0 1 1 0 0 2 0 0 10 0 3 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 5 29 5 4 0 43
JML
3
2
4
4
5
3
6
3
7
3
8
0
9
0
10 11 12
2 3 3 27
0
21 2 5 0
3
21 6 1 0
4
25 4 1 0
2
11 1 0 0
3
15 3 1 0
11
10 0 0 0
9
16 9 0 0
5
14 5 1 0
0
14 3 1 0
2
13 2 1 0
24
5 8 0 0
0
0 0 0 0
63
165 43 11 0
55 - 64 Th
> 64 Th
JML
30
33
36
18
25
24
37
25
18
20
40
309
JUN 24
JUL 37
APR NOV
36
FEB
18
25
MAR OKT
18
20
JUN
40
3
JUL
SEPT
CAMPAK
Penyebab : virus Campak Sifat : tahan di udara lebih dari 2 jam Penularan : percikan ludah saat penderita bersin atau batuk Gejala : Demam, Batuk pilek, Ruam kulit (awal di telinga belakang dan wajah), mata merah berair
Cara Penularan: 1.Virus campak menyebar melalui percikan ludah saat penderita bersin atau batuk 2.Virus akan tetap aktif dan menular di udara atau pada permukaan yang terinfeksi sampai lebih dari 2 jam 3.Virus juga dapat ditularkan oleh seseorang yang terinfeksi sejak 4 hari sebelum keluarnya ruam sampai 4 hari setelah keluarnya ruam
Komplikasi : Diare Radang telinga tengah yang dapat meninbulkan ketulian Pneumonia Encefalitis Kebutaan
Penatalaksanaan :
Merupakan penyakit self Limiting Disease Bersifat simtomatis Pemberian Vit A Pemberian Nutrisi yang baik Penanganan komplikasi jika ada
JML
3
0 7 17 5 0 0 0 29
4
1 4 8 6 0 0 0 19
5
1 3 7 0 0 0 0 11
6
0 8 6 1 0 0 0 15
7
3 1 2 1 0 0 0 7
8
0 0 0 0 0 0 0 0
9
1 5 6 2 0 0 0 14
10 11 12
2 4 2 0 0 0 0 8 0 2 6 0 0 0 0 8 1 4 4 2 0 0 0 11 11 43 80 37 3 1 0 175
JAN AGST
DIARE
Adalah Buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya, (3/lebih) berlangsung < 14 hari.
Penyebab: 1. Infeksi 2. Malabsorbsi 3.Alergi 4. Keracunan 5. Imun Defisiensi 6. Sebab-sebab lain Terbanyak karena infeksi dan keracunan.
Penularan:
Secara fecal oral
Manifestasi Klinis : 1. BAB encer dan sering 2. Nausea atau muntah 3. Nyeri perut sampai kejang perut 4. Demam 5. Bisa diikuti tanda dehidrasi
Tanda dehidrasi: Rasa haus Lidah kering Turgor kulit menurun Pada bayi ubun-ubun cekung Tulang pipi menonjol Dehidrasi berat akan tampak gejala syok hipovolemik
A
Baik, sadar Normal Ada Basah Minum biasa, Tidak haus Kembali cepat Tanpa dehidrasi
B
Gelisah, rewel Cekung Tidak ada Kering Haus, ingin minum banyak Kembali lambat Dehidrasi ringan/sedang
C
Lesu,lunglai atau tidak sadar Sangat cekung Dan kering Tidak ada Sangat kering Malas/tidak Bisa minum Kembali sangat lambat Dehidrasi Berat
b. Menentukan rencana pengobatan: Rehidrasi sesuai kebutuhan cairan Terapi kausal dan simtomatik Edukasi terutama tentang higiene dan sanitasi lingkungan
Umur
< 1 tahun
1-4 tahun
100-200 ml
> 5 tahun
200-300 ml
Dewasa
300-400 ml
1200-2800 ml / hari
Diare Bermasalah
1. Disentri Berat
Batasan: Sindrom disentri terdiri dari kumpulan gejala diare dengan darah dan lendir dalam feses dan adanya tenesmus Etiologi: Dapat disebabkan oleh kelompok penyebab diare, seperti infeksi, intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi, tetapi sebagian besar oleh infeksi
Patogenesis: Faktor resiko yang memperberat disentri antara lain: Gizi kurang, usia sangat muda, tidak mendapat ASI, menderita campak dan dehidrasi Gambaran Klinis: Diawali diare cair, hari kedua/ketiga muncul darah dengan/tanpa lendir, sakit perut dan diikuti tenemus, panas tidak nafsu makan
2. Diare Persisten
Batasan: Adalah diare akut yang berlanjut sampai lebih dari 14 hari. Etiologi: Sama dengan diare akut, namun diperparah oleh faktor resiko: - Usia kurang dari 4 bulan - Tidak menda[patkan ASI - Kurang Energi Protein (KEP) - Tatalaksanan diare akut yang tidak tepat
Patogenesis: Titik sentral patogenesis adalah kerusakan mukosa usus yang didukung faktor-faktor: - Berlanjutnya paparan etiologi - Infeksi intestinal sekunder - Gizi buruk - Menurunnya imunitas - Malabsorpsi dll Tatalaksana: - Rehidrasi - Nutrisi - Pengobatan infeksi
35 60 45 37
25 41 35 28
20 92 32 41
19 63 30 45
15 68 30 27
17 101 37 42
15 81 108 47
0 7 71 66
12 133 52 32
16 96 60 80
0 0 15 51
36 90 57 53
15
6 3
14
3 0
10
3 0
11
7 0
15
7 3
26
13 6
11
9 0
32
3 1
25
12 5
18
2 2
0
0 0
9
13 1
186
78 21
JML
201
146
198
175
165
242
271
180
271
274
66
259
2448
APR OKT
MEI NOV
JUN DES
VARICELA
DEFINISI Varicela/Cacar air adalah penyakit virus akut yang ditandai dengan vesikel dikulit dan selaput lendir dan mudah menular melalui percikan ludah dan kontak. Penularan terjadi dari 1-7 hari timbul kelainan kulit.
Gejala Klinis :
Masa inkubasi 13-17 hari. Gejala awal pusing, sakit kepala dan demam yang tidak terlalu tinggi. Kelainan kulit makula, papula, yang menjadi vesikel berisi cairan jernih.
Ruam biasanya lebih banyak dibadan. Khas pada kelainan kulit ini adalah berbagai macam ruam dapat ditemukan dalam satu saat
Penatalaksanaan :
Simptomatis : Parasetamol bila demam tinggi. Pasien dianjurkan mandi dengan air dan sabun (Kalium Permanganat dan antiseptik lain tidak dianjurkan). Beri bedak Salisil 1% (usahakan vesikel tidak pecah). Bila ada infeksi sekunder : Penisilin V 25-50 mg/kgBB/hari atau Amoksisillin 50-75 mg/kgBB/hari.
JML 11
10 12 14 10 0 0 0 46
3
4 14 32 10 0 0 0 60
4
3 7 28 7 2 0 0 47
5
1 18 15 4 0 0 0 38
6
4 10 10 4 3 0 0 31
7
3 10 11 6 1 0 0 31
8
5 15 19 6 0 0 0 45
9
2 4 9 9 0 0 0 24
10
5 12 21 28 2 0 0 68
12
2 8 16 3 0 0 0 29 50 146 229 105 11 0 0 541
45- 54 th
55 - 64 th > 64 th JML
Cara Penularan: 1.Dari ungggas, hewan lain dan manusia 2.Penularan dari manusia ke manusia belum terbukti 3.Melalui kotoran atau sekret unggas mencemari udara dan tangan penjamah 4.Masa inkubasi 3-7 hari 5.Masa infeksius pada manusia: 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala
Gejala Pada Manusia: 1.Batuk dan nyeri tenggorokan 2.Suhu badan panas, di atas 380C 3.Mirip flu berat 4.Radang saluran pernafasan atas 5.Dapat berlanjut menjadi radang paru (pneumonia) dengan kemungkinan kematian tinggi (1997 di Hongkong: CFR 33,3%)
Uji Laboratorium: 1.Isolasi vuirus dari bahan: darah, internal organ/alat dalam: paru, jantung, ginjal dll 2.Serologi: antibodi detection (ELISA/EIA, HI, CFT), antigen detection (HI, IF/FA) 3.Indonesia: laboratorium rujukan: Badan Litbang Kesehatan
Terapi:
Pencegahan bagi suspek: Olsetamir 2 X 75 mg sehari selama 1 mg. Amantadine Hidrochlorida (symmetrel/symadine) atau Rimantidine (Flumadine) Amantadine atau Rimantidine diberikan pada awal infeksui, sedapat mungkin dalam 48 jam pertama dan diberikan 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB/hari dibagi 2 dosis, bila lebih dari 45 kg diberikan 100 mg, 2 X sehari Obat penghambat neuramidase influenza
Kelompok resiko yang perlu diwaspadai: 1.Pekerja peternakan/pemrosesan unggas (termasuk dokter hewan/Insinyur peternakan) 2.Pekerja laboratorium yang memproses sampel unggas/ pasien terjangkit 3.Pengunjung peternakan/pemrosesan unggas (dalam 1 minggu terakhir) 4.Kontak dengan penderita flu burung
5. Serosurvai bagi yang terpapar 6. Beresiko menghirup udara tercemar: antiviral (oseltamivir 1X75 mg selama 1 minggu) 7. Penyuluhan pada masyarakat beresiko tinggi 8. Menjaga kebersihan diri pada masyarakat beresiko tinggi 9. Melarang masuknya orang di peternakan yang terjadi Al 10. Pekerja peternakan/masyarakat sekitar peternakan bila mengalami influenza agar segera berobat ke puskesmas/rumah sakit
11. Menyiagakan RS yang sebelumnya disiagakan untuk SARS - Penyiapan pengobatan: oseltamivir - Menggunakan biosecurity pada pekerja peternakan - Secara rutin mengadakan peetemuan antara Ditjen PP & PL dan Ditjen Peternakan
Alat Pelindung Perorangan (APP): Kewaspadaan universal tambahan: kewaspadaan terhadap penularan airborne. 1. Cuci tangan 2. Masker N95, minimum masker bedah 3. Aperon/gaun pelindung 4. Sarung tangan 5. Pelindung kaki (sepatu)