You are on page 1of 18

HIPERTENSI PADA LANSIA

KLP II

PENDAHULUAN

Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang Disebut silent killer karena 1 penderita dengan tekanan darah tinggi tidak menyadari kondisi kesehatannya

PENGERTIAN

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001)

Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)
Tigkat Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan diastolik (mmHg) Jadwal kontrol

Tingkat I

140-159

90-99

Tingkat II
Tingkat III Tingkat IV

160-179
180-209 210 satau lebih

100-109
110-119 120 atau lebuh

1 bulan sekali
1 minggu sekali Dirawat RS

KLASIFIKASI

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999):


Hipertensi

dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
Hipertensi

essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada : Elastisitas dinding aorta menurun Katub jantung menebal dan menjadi kaku Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

PATOFISIOLOGI
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).

TANDA DAN GEJALA


Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Kesadaran menurun.

Pemeriksaan Penunjang

Hemoglobin Kalium serum Kalsium serum Kolesterol serum Pemeriksaan tiroid Aldosteron urin/serum CT Scan EKG

ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan

Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolic Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang tidak adekuat Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif

Intervensi
Intervensi dx1 Mempertahankan tirah baring selama fase akut Hilangkan atau minimalkan aktivitas Berikan tindakan non farmakologi Dx2 kaji respon pasien terhadap aktivitas instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy

intervensi
Dx3 pantau TD Dx4 kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan kegemukan bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan membatasi masukan lemak,garam,dan sesuai indikasi

intervensi
Dx5 Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku, misalnya kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya

intervensi

Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala ketidakmampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah

Intervensi
Dx6 Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, termasuk orang terdekat Tetapkan dan nyatakan batas TD normal Hindari mengatakan TD normal dan gunakan istilah terkontrol dengan baik Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktorfaktor risiko kardiovaskular

Evaluasi

Pasien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang atau terkontrol Pasien berpartisupasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau beban kerja jantung. Menunjukkan perubahan pola makan ( misalnya pilihan makan, kuantitas,dan sebagainya), mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal. Mengidentivikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya Pasien menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan

You might also like