You are on page 1of 4

Terapi oksigen hiperbarik terhadap ototoksik streptomisin (Bakir, 2012) Penggunaan antibiotik aminoglikosda dengan resiko tinggi adanya

komplikasi seperti nefrotoksisitas dan ototoksisitas hampir 8 dekade. Penggunaan obat jenis ini tetap berlanjut karena : 1. Efektif terhadapa bakteri gram negatif 2. Merupakan alternatif pengobatan tuberkulosis yang tipe resisten 3. Pengobatan terhadap penyakit Menieres 4. Harganya murah Aminoglikosida merusak outer hair cells pada membran basal koklea sehingga terjadi tuli sensorineural. Pada kasus tertentu terdapat kerusakan yang berat. Sampai saat ini hal yang diutamakan dalam penangananannya adalah monitoring dan pencegahan sehingga tidak terjadi toksik pada vestibular dan koklear. Salah satu penanganan yang dpat diberikan adalah antioksidan. Hal ini terkait patofisiologi yang diperkirakan berhubungan dengan radikal bebas. Terapi oksigen hiperbarik memiliki efek antioksidan, inhalasi 100% oksigen dengan tekanan lebih dari 1 atm (antara 1,5 dan 3,0 atm) pada ruangan. Walaupun efek terapi oksigen hiperbarik ini terhadapa ototoksisitas belum dapat

dijelaskan sepenuhnya. Terapi ini juga berguna pada kasus anemia berat, dekompresi, emboli arteri, keracunan karbon monoksida, stimulasi penyembuhan luka pada luka refrakter, gas gangren, cedera radiasi, infeksi yang nekrosis, dan kronik osteomyelitis. Terapi ini juga dapat diberikan pada iskemik yang akut seperti tuli sensorineural akut (sudden deafness, dan tuli akibat trauma suara akut). Tetapi sejauh ini tidak ada penelitian yang menyebutkan kemungkinan dalam penanganan efek ototoksik. Pada penelitian ini didapatkan terapi oksigen hiperbarik tidak memiliki efek merusak terhadap inner hair cells dan tidak memiliki efek protektif.

Pada penelitian dengan uji pada hewan menunjukkan bahwa paparan bsisng menyebabkan Magnesium dikeluarkan dari tubuh. Suplemen magnesium

diperkirakan dapat menangani ototoksik akibat bising ini dan mengurangi terjadinya tinitus. (Seidman, 2003)

Hyperbaric Oxygen Theraphy (HBOT) (Amora, 2013) HBOT merupakan salah satu penatalaksanaan yang efektif pada ketulian di beberapa negara dan perlindungan terhadap bising dan penggunaan cisplatin. Proteksi yang diberikan oleh HBOT tidak sepenuhnya dapat dimengerti. Walaupun demikian, ototoksik akibat penggunaan amikasin terkait dengan keadaan iskemik pada hair cells dan pembentukan radikal bebas berupa reactive

oxygen species (ROS). HBOT berkerja dengan meningkatkan stres oksidatif


sehingga mencetuskan pembentukan antioksidan seperti glutation dan superoxide

dismutase (SOD) sehingga terhambat malondialdehyde dan eliminasi ROS yang


akan meningkatkan proteksi terhadap pendengaran.

Antioksidan dan HBOT (Yassuda, 2008) Penelitian beberapa dekade terakhir menyebutkan antioksidan yang berfungsi melindungi outer hair cells terhadap obat ototoksik seperti aminoglikosida dan cisplatin. Beberapa antioksidan yang diperkirakan dapat memberikan efek antara lain : fosfomycin, sulfur, sodium thiosulfate, diethyl carbamate, ACTH, derivat 4-asam metiltiobenzoat, asam lipoik, glutation, metionin, melatonin, dan ginko biloba. HBOT merupakan dapat memberikan efek proteksi sebagai antioksidan. Dengan mendapatkan inhalasi oksigen 100% dalam tekanan diatas 1 atm dapat menstimulasi penyembuhan luka, dan pertumbuhan sel. Selain itu juga terdapat efek peningkatan fagositosis bakteri oleh PMN, peningkatan fibroblas dan proliferasi sel. Eksperimen lain menyebutkan HBOT dapat mencetuskan

angiogenesis. Untuk efek antioksidan penurunan dari adhesi neutrofil dan peningkatan NO akan bergabung dengan anion superoksida dan menghambat efek radikal bebas.

HBOT (Khandelwal, 2010) HBOT diberikan dengan tekanan > 1 atm absolut (ATA) pada ruangan berkadar oksigen 100%. Dengan demikian terjadi peningkatan PO2. Efek yang ditimbulkan dari HBOT adalah : Hiperoksigenasi menyebabkan peningkatan oksigen dalam pembuluh darah. Dengan peningkatan jumlah oksigen akan menjangkau daerah yang mengalami hipoksia dan iskemia. Vasokonstriksi akan menhambat jumlah darah pada jaringan yang normal. Tetapi pada jaringan yang hipoksia dan iskemik akan terjadi vasodilatasi. Peningkatan penyembuhan luka yang hipoksia difasilitasi oleh HBOT dengan cara meningkatkan fagosit bakteri, sintesis kolagen, angiogenesis, dan epitelialisasi. Antioksidan dengan tiga mekanisme o Menghambat konversi endothelial xantine dehydrogenase menjadi xantine oxidase (antagonis lipid peroksidasi). o Menghambat sekuestrasi neutrofil di endotel sehingga

mempertahankan perfusi. o Menyediakan oksigen untuk scavenger (peroksidase dan

superokside dismutase) yang akan mendetoksifikasi ROS.

HBOT pada ototoksik dapat diberikan untuk meningkatkan tekanan oksigen pada telinga dalam. Terapi yang direkomendasikan adalah pemberian oksigen 100% bertekanan 2 sampai 2,5 atm absolut 90 menit per hari selama 10 sampai 20 paket. (Fareedi, 2012)

Bibliography
Amora, A. S. (2013). The Effects of Hyperbaric Oxygen Theraphy Upon Ototoxic Injuries Produced by Amikacin in Guineapig. Brazilian Otolaryngology Journal , 346. Bakir, S. O. (2012). The Effects of Hyperbaric Oxygen Therapy Against Streptomysin Ototoxicity. Journal of Clinical and Analytical Medicine , 1-6. Fareedi, A. M. (2012). Uses of Hyperbaric Oxygen Theraphy : A Review. Journal of Evolution of Medical and Dental Science , 900. Khandelwal, S. K. (2010). Hyperbaric Oxygen Theraphy. Chicago: McGraw-Hill. Seidman, D. M. (2003). alternative Medications and Other Treatments for Tinnitus : Fact from Fiction. Otolaryngologic Clinics of North America Journal , 370. Yassuda, C. C. (2008). The Role of Hyperbaric Oxygen Theraphy (hot) as an Otoprotection Agent Against Cisplatin Ototoxicity. Brazilian Otolaryngology Journal , 73.

You might also like