Professional Documents
Culture Documents
“Cyber Crime”
Di susun Oleh :
Cybercrime adalah tidak kriminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi computer
sebagai alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan
perkembangan teknologi computer khusunya internet. Cybercrime didefinisikan sebagai
perbuatan melanggar hukum yang memanfaatkan teknologi computer yang berbasis pada
kecanggihan perkembangan teknologi internet.
Karakteristik Cybercrime
Dapat diperkirakan perkembangan kejahatan cyber kedepan akan semakin meningkat seiring
dengan perkembangan teknologi atau globalisasi dibidang teknologi informasi dan
komunikasi, sebagai berikut :
Denial of Service Attack. Serangan tujuan ini adalah untuk memacetkan sistem dengan
mengganggu akses dari pengguna jasa internet yang sah. Taktik yang digunakan adalah
dengan mengirim atau membanjiri situs web dengan data sampah yang tidak perlu bagi
Hate sites. Situs ini sering digunakan oleh hackers untuk saling menyerang dan
melontarkan komentar-komentar yang tidak sopan dan vulgar yang dikelola oleh para
“ekstrimis” untuk menyerang pihak-pihak yang tidak disenanginya. Penyerangan
terhadap lawan atau opponent ini sering mengangkat pada isu-isu rasial, perang program
dan promosi kebijakan ataupun suatu pandangan (isme) yang dianut oleh seseorang /
kelompok, bangsa dan negara untuk bisa dibaca serta dipahami orang atau pihak lain
sebagai “pesan” yang disampaikan.
Cyber Stalking adalah segala bentuk kiriman e-mail yang tidak dikehendaki oleh user atau
junk e-mail yang sering memakai folder serta tidak jarang dengan pemaksaan. Walaupun
e-mail “sampah” ini tidak dikehendaki oleh para user.
Kita tentu tidak lupa ketika masalah Timor Timur sedang hangat-hangatnya
dibicarakan di tingkat internasional, beberapa website milik pemerintah RI dirusak
oleh hacker (Kompas, 11/08/1999). Beberapa waktu lalu, hacker juga telah berhasil
menembus masuk ke dalam database berisi data para pengguna jasa America Online
(AOL), sebuah perusahaan Amerika Serikat yang bergerak dibidang e-commerce,
yang memiliki tingkat kerahasiaan tinggi (Indonesian Observer, 26/06/2000). Situs
Cyber Crime – Kelompok 3 3
STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA
Federal Bureau of Investigation (FBI) juga tidak luput dari serangan para hacker,
yang mengakibatkan tidak berfungsinya situs ini dalam beberapa waktu lamanya.
2. Illegal Contents
3. Data Forgery
4. Cyber Espionage
7. Infringements of Privacy
8. Cracking
9. Carding
Masih banyak lagi istilah – istilah dalam kejahatan cyber yang lain di
antaranya :
Cybercrime sebagai tindakan kejahatan abu-abu : dimana kejahatan ini tidak jelas
antara kejahatan criminal atau bukan karena dia melakukan pembobolan tetapi tidak
merusak, mencuri atau melakukan perbuatan anarkis terhadap system informasi atau
system computer tersebut.
Cybercrime yang menyerang hak cipta (Hak milik) : kejahatan yang dilakukan
terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan, memasarkan,
mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi
materi/nonmateri.
Salah satu kesulitan dari sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya
account pelanggan mereka yang “dicuri” dan digunakan secara tidak sah. Berbeda
dengan pencurian yang dilakukan secara fisik, “pencurian” account cukup
menangkap “userid” dan “password” saja. Hanya informasi yang dicuri. Sementara
itu orang yang kecurian tidak merasakan hilangnya “benda” yang dicuri. Pencurian
baru terasa efeknya jika informasi ini digunakan oleh yang tidak berhak. Akibat dari
pencurian ini, penggunan dibebani biaya penggunaan account tersebut. Kasus ini
banyak terjadi di ISP. Namun yang pernah diangkat adalah penggunaan account
curian oleh dua Warnet di Bandung.
Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah halaman
web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat dilakukan dengan
mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik di Indonesia
menunjukkan satu (1) situs web dibajak setiap harinya. Contoh kasusnya antara lain
:
pengurus situs web kpu.go.id untuk sementara menutup kpu.go.id /sehingga tidak bisa
diakses oleh publik yang ingin mengetahui berita-berita tentang KPU khususnya
mengenai persiapan Pemilu 2009. Padahal awal April 2008 tahapan awal pelaksanaan
Pemilu 2009 yaitu pemutakhiran data pemilih dan pendaftaran Parpol peserta Pemilu
mulai dilaksanakan…..
http://www.kajen.go.id/hut.htm
http://disnakerkarawang.go.id/
http://www.bazisdki.go.id/hut.htm
http://depnakertrans.net/
http://dikmas.com/hut.htm
http://indosatschool.com/indosat/caching/
http://amikom.ac.id/images/
http://www.telkomjogja.net/hut.htm
http://kopegtel.pekalongan.net
http://bisnisjakarta.com/
http://bursatransmigrasi.net/
http://alattulis.net/item.php?id=0,26
http://dosasex.com/ap/artikel.php?aid=247
http://harianterbit.com/
http://tvkatalog.com/hut.htm
E. Tinjauan Hukum
Sektor cyber space, juga banyak bersentuhan dengan sektor-sektor lain. Selama
ini, sektor-sektor itu telah memiliki aturasn khusus dalam pelaksanaannya. Ada
beberapa aturan yang bersentuhan dengan dunia cyber yang dapat digunakan
untuk menjerat pelaku cyber crime, sehingga sepak terjang mereka makin
sempit. Peraturan-peraturan khusus itu adalah, sebagai berikut :
Undang – undang di atas adalah Undang – undang yang lama sebelum di sahkannya
Undang – undang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE) pada tahun 2008.
Sedang peninjauan menurut UU ITE sebagai berikut :
UU ITE dipersepsikan sebagai cyberlaw di Indonesia, yang diharapkan bisa
mengatur segala urusan dunia Internet (siber), termasuk didalamnya memberi
punishment terhadap pelaku cybercrime. Nah, kalau memang benar cyberlaw perlu
kita diskusikan apakah kupasan cybercrime sudah semua terlingkupi? Di berbagai
literatur, cybercrime dideteksi dari dua sudut pandang.
Secara umum, bisa kita simpulkan bahwa UU ITE boleh disebut sebuah cyberlaw
karena muatan dan cakupannya luas membahas pengaturan di dunia maya, meskipun
di beberapa sisi ada yang belum terlalu lugas dan juga ada yang sedikit terlewat.
Muatan UU ITE kalau saya rangkumkan adalah sebagai berikut:
1. Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda
tangan konvensional (tinta basah dan bermaterai). Sesuai dengan e-ASEAN
Framework Guidelines (pengakuan tanda tangan digital lintas batas)
2. Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHP
3. UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, baik yang
berada di wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki akibat
hukum di Indonesia
4. Pengaturan nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual
5. Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII (pasal 27-37) :
- Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)
- Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan
Permusuhan)
- Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)
- Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
- Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)
- Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi Rahasia)
- Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?))
- Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik (phising?)