You are on page 1of 20

1

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A Konsep Teoritis Dengan tujuan agar penelusuran teori yang berkaitan dengan penelitian ini terarah dan sistematis, maka dalam konsep teoritis ini akan dipaparkan tiga hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Pertama Tinjauan tentang Pengajaran dan Pembelajaran al-Quran dan yang, Kedua Tinjauan Metode Pembelajaran al-Quran, ketiga Tinjauan tentang Metode Yanbua. 1 Tinjauan Tentang Pengajaran dan Pembelajaran al-Quran Secara historis pembelajaran Al-Quran di Indonesia tumbuh dan tersebar beriringan dengan tersebarnya agama Islam. Sebab di mana ada umat Islam, sudah dipastikan segera diikuti oleh berdirinya masjid atau mushalla, yang disamping sebagai tempat ibadah, juga sekaligus sebagai sentral pengajian, baik pengajian anak-anak, remaja, dewasa, orangtua, maupun pengajian umum. Khusus untuk pengajian anak-anak, umumnya diselenggarakan tiap malam hari sesudah shalat berjamaah maghrib, dengan materi membaca Al-Quran, ibadah praktis, keimanan dan akhlak1. Untuk pembelajaran membaca Al-Quran, umumnya dipergunakan kitab Juz Amma yang di Jawa dikenal dengan istilah turutan atau kaidah Baghdadiyah. Cara mengajarkannya dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf hijaiyah, kemudian tanda-tanda bacanya dengan dieja/diurai secara pelan. Setelah menguasai barulah diajarkan membaca QS. AlFatehah, An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, dan seterusnya. Setelah selesai Juz Amma, maka dimulai membaca Al-Quran pada mushaf, dimulai juz pertama sampai tamat Mengingat urgensi (pentingnya) pembelajaran Al Quran bagi umat manusia khususnya umat Islam, dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama RI Nomor 128 Tahun 1982/44A secara eksplisit ditegaskan bahwa umat Islam agar selalu berupaya 1 HM.Sonhadji, Ensiklopedi Al Quran, Dunia Islam Modern, (Yogjakarta: PT.Dharma Bhakti Prima Yasa, 2003), hlm. 2, Jilid 1

meningkatkan kemampuan baca tulis Al Quran dalam rangka peningkatan penghayatan dan pengamalan Al Quran dalam kehidupan sehari-hari.2 Selain itu juga karena dari pembelajaran Al Quran tersebut dapat diambil kandungan, hikmah serta ilmu yang tiada bandingannya. Karena pembelajaran Al Quran memiliki keterkaitan erat dengan ibadah-ibadah ritual kaum muslim, seperti; sholat, haji, dan kegiatan berdoa lainnya. Merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang mampu dan juga tugas bagi seorang hamba yang mengaku beriman kepada Kitab Allah untuk belajar, dan bila ia mampu mengajarkan kepada saudara-saudaranya yang belum bisa membaca, menulis, serta mempelajari Al Quran. Maka dengan adanya tanggung jawab yang dibebankan kepada umat Islam yakni belajar serta mengajar Al Quran tersebut, diharapkan kepada seluruh kaum muslimin yang merasa bahwa Al Quran merupakan Kitab Suci yang harus menjadi pedoman dalam hidupnya, minimal dapat membaca Al Quran dengan baik dan benar serta maksimal dapat mencetak generasi yang Qurani. Perlu diketahui bahwa awal mula belajar Al-Quran dan Bahasa Arab itu sama. Mula-mula belajar baca tulis huruf Arab, setelah bisa membaca, baru ada pemisahan. Bagi yang belajar Al-Quran dilanjutkan dengan tajwid, dan bagi yang belajar bahasa Arab, menuju muhadasah, muthalaah, insya, nahwu sharaf dan lain sebagainya. Bagi orang Islam sebaiknya belajar keduanya. Saat ini pendidikan dan pengajaran huruf Al Qur-an masih menggunakan metode tradisional. Dengan penggunaan metode tradisional tersebut menyebabkan proses belajar membaca Al Qur-an cenderung tidak efisien. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan waktu belajar yang relatif lebih lama, dan kebutuhan tenaga guru yang lebih banyak. Akibat dari hal tersebut diatas adalah timbulnya rasa jenuh pada anak didik karena waktu belajar yang lama dan juga terjadi pembengkakan anggaran untuk penyediaan tenaga pengajar. Penggunaan metode

2 Supardi, Jurnal Penelitian Ke-Islaman (Mataram: Lemlit STAIN Mataram, 2004),


hlm. 98

pengajaran yang tepat juga sangat berpengaruh pada keberhasilan program pengajaran itu sendiri. Untuk itu diperlukan suatu metode pengajaran yang telah diteliti dan dibandingkan dengan metode lain oleh penelitian Nasional yang dilakukan oleh Departemen Agama RI3. 2 Tinjauan Metode Pembelajaran Al Quran Dalam mempelajari AL- Quran, terutama bacaan tulis Al- Quran diperlukan metode pendekatan yang cocok agar tujuan dapat tercapai dengan mudah. Disamping itu menghemat biaya dan waktu, masih melekat dalam ingatan kita, dahulu bila orang ingin bisa membaca Al Quran diperlukan waktu yang bertahun-tahun lamanya bahkan belajar mulai sejak anak kecil atau kanak-kanak, dewasa baru ini bisa membaca Al- Quran, itupun sebatas mengenal huruf dan harakat belum di sertai dengan tajwid dan pemahaman yang mendalam sehingga umat islam Indonesia mempunyai problema yang sangat mendasar yaitu prosentase umat Islam yang tidak bisa membaca Al- Quran semakain tahun menunjukkan indikasi meningkat, generasi muda semakin menjauhi Al -Quran dan rumah-rumah muslim terasa sepi dari alunan bacaan ayat ayat suci Al-Quran, padahal kemampuan dan kecintaan kepada Al- Quran adalah modal dasar bagi upaya penanaman dan pengenalan Al- Quran itu sendiri. Lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran Al- Quran itu belum mampu mengatasi masalah meningkatnya jumlah generasi muda yang buta huruf Al-Quran. Pengajian anak-anak tradisional yang dahulunya berlangsung semarak terlihat berkurang kualitas dan kuantitasnya. Dari berbagai problema itu maka muncullah bermacam metode pengajaran AlQuran yang di susun oleh para sarjan dan kalangan pondok pesantren untuk mempermudah dan mempercepat pengajaran AlQuran. Dalam mengajarkan baca tulis Al-Qur'an harus menggunakan metode. Dengan menggunakan metode yang tepat akan menjamin tercapainya tingkat

3 http: Kementerian Agama RI. Dirjen Pendis/ Metode Pembelajaran al-Quran dikases tanggal 3 April 2013.

keberhasilan yang lebih tinggi dan merata bagi siswa4. dewasa ini terdapat 15 metode Pembelajaran dan Pengajaran Al-Quran, metode-metode tersebut antara lain: 1 Metode Iqro Metode Iqro terbagi 6 jilid, adalah cara cepat belajar membaca Al Quran, disusun oleh Ustadz Asad Humam dari kota Gede Yogyakarta. Metode ini sangat popular di masyarakat, terutama di kalangan anak usia dini, TK dan SD. Tetapi metode ini juga banyak digunakan di kalangan remaja dan orang dewasa. Metode Iqro adalah suatu sistem mempelajari cara membaca Al-quran yang sistematis di mulai dari yang sederhana ketahap yang lebih sulit . 2 Metode LIBAT (Lihat, Baca, Tulis) Metode Pembelajaran Al Quran: Metode LIBAT (Lihat, Baca, Tulis) ditemukan dan dikembangkan oleh Prof.Dr.Juhaya S. Praja, dosen IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Ide metode ini diilhami oleh buku tuntunan yang ditulis gurunya di Pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur, yaitu KH. Imam Zarkasyi. Perumusan metode LIBAT dimulai sejak uji coba kepada sejumlah mahasiswa yang buta huruf Al Quran sekitar tahun 1976. Dalam waktu 10 jam, para mahasiswa sudah mampu membaca dan menulis Al Quran5. Metode LIBAT menggunakan pendekatan anatomi huruf, pendekatan budaya, disertai dukungan CBSA. Pendekatan anatomi huruf, artinya proses pembelajaran dengan memperlihatkan bentuk-bentuk huruf yang saling berkaitan. Kemampuan dan ketidakmampuan menulis huruf tertentu akan mengakibatkan kemampuan dan ketidakmampuan menuliskan huruf-huruf yang lainnya.

4 Kemenag RI. Metode-metode mengajar Al-Qur'an di sekolah-sekolah Umum, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam1994/1995 h. 64-65 Asad Human dkk, Pedoman Pengelolan, Pembinaan dan Pengembangan membaca, menulis dan memhami Al-Quran ( Yogyakarta : LPTQ Team Tadarus AMM, 1995 ) hal.11 5 http: Kementerian Agama RI. Dirjen Pendis/ Metode Pembelajaran al-Quran dikases tanggal 3 April 2013.

Metode Al Jabari Metode Al Jabari merupakan bimbingan praktis membaca dan menulis Al Quran. Pelajaran pertama dalam metode ini adalah tanda fatah dengan lafal A, sebagaimana arti dari kata Jabar dari bahasa Parsi yang berarti fatah. Hal ini diulang terus sehingga dalam 2-3 kali pertemuan sudah hafal. Selanjutnya akan disusun olahan kata-kata secara otomatis olahan kata tersebut dapat dimengerti. Metode Al Jabari dikembangkan oleh tiga orang pakar di bidangnya, yaitu di antaranya adalah ahli Al Quran, Kaligrafer eksibisi ASEAN, serta qori internasional, yang ketiganya merupakan warga asli Karawang Jawa barat. Metode ini dikembangkan sesuai dengan kaidahkaidah yang harus diperhatikan dalam membaca dan menulis Al Quran dan merupakan bimbingan praktis membaca dan menulis Al Quran6. Arti Jabar lainnya ialah singkatan dari Jawa Barat, yang berarti metode tersebut diterbitkan di Jawa Barat. Metode Al Jabari bukan metode membaca huruf Arab, tapi membaca dan menulis Al Quran sehingga selesai pelajaran ini dapat dilanjutkan dengan membaca Al Quran.

Metode Dirosa Metode Dirosa merupakan sistem pembinaan Islam berkelanjutan, diawali dengan belajar baca Al Quran. Panduan baca Al Quran pada metode dirosa disusun tahun 2006 yang dikembangkan oleh Wahdah Islamiyah Gowa. Panduan ini khusus orang dewasa dengan sistem klasikal 20 kali pertemuan. Buku panduan metode dirosa lahir dari sebuah proses panjang, dari sebuah perjalanan pengajaran Al Quran di kalangan ibu-ibu yang dialami sendiri oleh pencetus dan penulis buku tersebut. Telah terjadi proses pencarian format yang terbaik pada pengajaran Al Quran di kalangan ibuibu selama kurang lebih 15 tahun dengan berganti-ganti metode. Dan

6 http: Kementerian Agama RI. Dirjen Pendis/ Metode Pembelajaran al-Quran dikases tanggal 3 April 2013.

akhirnya ditemukanlah satu format yang sementara dianggap paling ideal, paling baik dan efektif, yaitu memadukan pembelajaran baca Al Quran dengan pengenalan dasar-dasar keislaman. Panduan Dirosa mulai berkembang di daerah Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku, yang dibawa oleh para dai7. Secara garis besar metode pengajaran Al Quran metode Dirosa adalah Baca-Tunjuk-Simak-Ulang, yaitu pembina membacakan, peserta menunjuk tulisan, mendengarkan dengan seksama kemudian mengulangi bacaan tadi. Teknik ini dilakukan bukan hanya bagi bacaan pembina, tetapi juga bacaan dari sesama peserta. Semakin banyak mendengar dan mengulang, semakin besar kemungkinan untuk bisa baca Al Quran lebih cepat. 5 Metode Qiroati Metode baca al-Qu ran Qira'ati ditemukan KH. Dachlan Salim Zarkasyi (w. 2001 M) dari Semarang, Jawa Tengah. Metode yang disebarkan sejak awal 1970-an, ini memungkinkan anak-anak mempelajari al-Qur'an secara cepat dan mudah8. Metode Qiroati adalah suatu metode membaca Al-Quran yang langsung memperaktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Adapun dalam pembelajaranya metode Qiroaty, guru tidak perlu memberi tuntunan membaca, namun langsung saja dengan bacaan yang pendek, dan pada prinsipnya pembelajaran Qiroati adalah:1) prinsip yang dipegang guru adalah Ti-Wa-Gas (Teliti, Waspada dan Tegas). 2) Teliti dalam memberikan atau membacakan contoh 3) Waspada dalam menyimak bacaan santri 4) Tegas dan tidak boleh ragu-ragu, segan atau berhati-hati,pendek kata, guru harus bisa mengkoordinasi antara mata, telinga, lisan dan hati. 5) Dalam

7 http: Kementerian Agama RI. Dirjen Pendis/ Metode Pembelajaran al-Quran dikases tanggal 3 April 2013. 8 Komari, Metode Pengajaran Baca Tulis al-Qur'an, Makalah Disampaikan pada Pelatihan Nasional Guru dan Pengelola TK-TPA, Gedung LAN Makassar 24-26 Oktober 2008; LP3Q DPP Wahdah Islamiyah

pembelajaran santri menggunakan sistem Cara Belajar Santri Aktif (CBSA) atau Lancar, Cepat dan Benar (LCTB)9. 6 Metode al-Barqy Metode Al Barqy pertama dikembangkan oleh dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, yaitu Muhadzir Sulthan pada tahun 1965. Hasil penelitian Departemen Agama RI menjelaskan bahwa metode ini dapat diimplementasikan bagi anak-anak hingga orang dewasa dengan mudah, singkat dan cepat. Metode Al Barqy dinilai sebagai metode cepat membaca Al Quran yang paling awal. Mulanya, metode ini diperuntukkan bagi siswa SD Islam At-Tarbiyah Surabaya. Muhadjir lantas membukukan metode Al Barqy pada tahun 1978, dengan judul Cara Cepat Mempelajari Bacaan Al Quran Al Barqy10. Nama ALBARQY ( ) berasal dari kata yang

berarti kilat. Tambahan huruf y ( )bertasydid adalah ya nisbah yang merobah kata benda ( )agar bisa berfungsi sebagai kata sifat ( ) . Yang dikehendaki adalah pernyataan majazi, yaitu diharapkan buku ini bersifat seperti kilat atau cepat laksana kilat. Ada sebuah pemeo ( )nama adalah harapan dan doa11. Metode Al-Barqi atau metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) disusun dengan metode yang baku dan dirancang mula-mula untuk anakanak usia Sekolah Dasar (SD) yang berbahasa Indonesia/Melayu. Sesuai dengan yaitu

metoda pengajaran bahasa Arab bagi orang-orang yang tidak bertutur

9 Zarkasyi. Merintis Qiroaty Pendidikan TKA. (Semarang, 1987). Hal 12-13 10 Muhadjir Shulthon, Al Barqy, Belajar Baca Tulis Huruf Al-Quran, (Surabaya: Sinar
Wijaya.1990) Hal.1 11 http: // www. al - barqy .com dikases pada hari senin 1 april 2013

dengan bahasa Arab. Oleh karena itu, metode ini sangat cocok digunakan di Indonesia dan negara-negara dengan bahasa Melayu12. 7 Metode Tilawati Metode Tilawati disusun pada tahun 2002 oleh Tim yang terdiri dari Drs. H. Hasan Sadzili, Drs. H. Ali Muaffa dkk. Kemudian dikembangkan oleh Pesantren Virtual Nurul Falah Surabaya. Metode Tilawati dikembangkan untuk menjawab permasalahan yang berkembang di TK-TPA yang ada di surabaya13. Karakteristik dan keunggulan Metode Tilawati antara lain: a b c d e Menyeimbangkan pendekatan pembelajaran secara klasikal dan individual Disusun secara praktis hingga mudah dipelajari Menekankan pada kemampuan peserta didik untuk dapat membaca Al Quran secara tartil Menggunakan variasi lagu-lagu tilawah dalam membaca Al Quran sehingga tidak membosankan Menggunakan sistem simaan ( menyimak ) sehingga peserta didik mampu membenarkan/mengoreksi bacaan Al Quran peserta didik lainnya14. 8 Metode Baghdadiyah Metode ini berasal dari Baghdad dan berkembang pada masa pemerintahan Khalifah Bani Abbasiyah. Metode ini telah berabad-abad dikenal dan berkembang secara merata di Indonesia. Metode ini dikenal dengan istilah metode eja. Secara didaktik, materinya diurutkan dari mulai yang lebih mudah ke yang sukar, dari yang kongkrit kepada yang abstrak, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci (khusus). 12 Mukhtar, Materi Pendidikan Agama Islam., (Jakarta, Direktorat Pembinaan Kelembagaan Agama Islam: Universitas Terbuka 1995) Hal: 22-23 13 Komari, Op. Cit, hlm. 3 14 http: Kementerian Agama RI. Dirjen Pendis/ Metode Pembelajaran al-Quran dikases tanggal 3 April 2013

Metode ini memerlukan waktu yang cukup lama, cara metode ini terlebih dahulu harus mengenal dan hafal huruf hijaiyah 28 huruf15. 9 Metoda Lubah Metoda lubah merupakan salah satu metoda belajar baca tulis Alquran dan bahasa Arab bagi anak-anak, remaja dan dewasa. Bagi anak belajar melalui bemain atau belajar sambil bermain akan lebih menyenangkan daripada pembelajaran yang bersifat monoton. Sesuai dengan namanya Metoda Lubah (bermain) memperkenalkan huruf arab kepada anak melalui permainan dengan menggunakan dadu sebagai media16. Penemu metode ini adalah Iwan Setiawan, lahir di Bandung Kota Kembang Paris Van Java tahun 1967. Menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Jurusan PLB FIP Universitas Pendidikan Indonesia dan Akidah Filsafat UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pada Tahun 1996 Metoda Lubah ini diperkenalkan kepada masyarakat luas setelah dilakukan penelitian terhadap anak-anak usia 5 7 tahun dalam hal belajar baca tulis Alquran dan Bahasa Arab selama kurang lebih 5 tahun. Maka tercetuslah suatu metoda pembelajaran dengan media permainan edukatif yang diberi nama metoda Lubah. 10 Metode An Nahdiyah Metode An-Nahdliyah adalah suatu sistem mempelajari cara membaca Al-Quran yang disusun oleh LP. Maarif NU cabang Tulung Agung, yang mana metode ini disebut juga metode Cepat Tanggap Belajar Al-Quran, Metode An-Nahdliyah mempunyai ciri khusus: Materi pelajaran disusun secara berjenjang dalam buku paket 6 jilid, Pengenalan huruf sekaligus diawali dengan latihan dan pemantapan makhorijul huruf dan sifatul huruf, Penerapan qoidah tajwid dilaksanakan secara praktis dan 15 http: Kementerian Agama RI. Dirjen Pendis/ Metode Pembelajaran al-Quran dikases tanggal 3 April 2013 16 http: // www. Lubah.com dikases pada hari senin 1 april 2013

10

dipadu dengan titian murotal, Evaluasi dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan17. 11 Metode Al-Bayan Metode al-Bayan ditemukan oleh KH. Otong Surasman yang merupakan salah satu Sarjana Alquran yang menawarkan terobosan baru dalam belajar membaca Alquran. Berangkat dari hasil penelitiannya saat menempuh kuliah pascasarjana di Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta. Metode yang dia sebut Al-Bayan ini memungkinkan pelajar dengan cepat dapat baca Alquran. Jika metode lain membutuhkan waktu paling cepat setahun, metode Al-Bayan mampu mempersingkat waktu menjadi tiga bulan saja. Dengan rentang pengajaran antara 16-18 pertemuan, siswa bisa dengan lancar baca Alquran, termasuk pemahamam ilmu tajwid yang paling pokok18. 12 Metode Jibril Pencetus Metode Jibril adalah KH. Hayat Bukhori di TPA Darul Muttaqin Bangkalan Madura metode ini dinamai metode Jibril karena dilatar belakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Al-Quran yang telah diwahyukan oleh Malikat Jibril, teknik dasar metode jibril bermula dengan membaca satu ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Guru membaca satu dua kali lagi yang kemudian ditirukan oleh orang-orang yang mengaji. Kemudian guru membaca ayat atau lanjutan ayat berikutnya, dan ditirukan oleh semua yang hadir. Begitulah seterusnya sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas19. 13 Metode Nurul Hikmah

17 Moh. Mughni Arief, Pedoman pengelolaan Taman Pendidikan Al-Quran Metode AnNahdliyah (LP Maarif, Tulung Agung, 1993) Hal : 9-10 18http://www.republika.co.id/ berita / ensiklopedia-islam / khazanah /09/08/01/66181metode al-bayan-terobosan-baru-dalam-belajar-baca-alquran Diakses Tanggal 3 April 2013 19 H.R. Taufiqurrahman. MA. Metode Jibril Metode PIQ-Singosari Bimbingan KHM. Bashori Alwi, (Malang, IKAPIQ Malang, 2005), Hal. 11-12

11

Metode Nurul Hikmah merupakan pengembangan dari metode AnNur yang ditemukan pertama kali oleh Ust.Drs. Rosyadi, Kemudian , pada tahun 1998 di mulai pengembangannya di Malaysia. Mula-mula hanya berupa tulisan sebanyak tiga lembar kertas folio. Berkat masukan dari Ust. Ajid Muhsin dan Ust. Benny Djayadi ditambah dari hasil pengalaman di lapangan, akhirnya berhasil menuliskannya kedalam sebuah buku setebal 50 halaman. (kini diterbitkan dan dipergunakan di Malaysia). Di dalam metode ini mempunyai tiga langkah dalam belajar Al-Quran antara lain sebagai berikut: (1) Mengenal huruf hijaiyah; (2). Membaca Kalimah; (3) Bacaan Al-Quran20. 14 Metode Bidayah Metode Al-Bidayah, yaitu metode ini disusun oleh M. Syamsul Ulum dengan bentuk bukunya terbagi empat (4) jilid. Tiap jilid memiliki warna sampul masing masing jilid yang berbeda beda. Jilid 1 berwarna hijau, jilid 2 berwarna merah, jilid 3 berwarna biru, jilid 4 berwarna cokelat. dengan uraian sebagai berikut: a b c Jilid I, yakni menekankan siswa/santri pada pengenalan huruf hijaiyyah, macam-macam harokat, bacaan mad thobi'i. jilid II, yakni menekankan siswa/santri pada hukum bacaan AlQur'an yaitu hukum nun tanwin. jilid III, yakni menekankan siswa/santri pada makhorijul huruf,hukum bacaan Al-Qur'an yaitu hukum mad, serta tanda bacaan Al-Qur'an seperti tanda waqof dan lain sebagainya. d jilid IV, yaitu pada jilid IV ini siswa harus benar-benar menguasai segalanya tentang bacaan dan pemahamannya, baik dari tanda waqof, makhorijul huruf, hukum-hukum bacaan Al-Qur'an, pengenalan tulisan mushaf, dapat membaca surat-surat pendek, serta dapat membaca Gharaib al Qiroo-ah wa al rasm dengan baik dan benar21. 20 Hamim Thohari,Pembelajaran dan Pengajaran al-Quran di Malaysia, (Kementerian Pelajar Rajadiraja Malaysia, 2002), hlm. 13 21 M. Syamsul Ulum, Belajar Membaca Al-Qur'an Metode Al Bidayah, TPA Sa'adatud Darini Al-Bavana, Batu Malang, jilid I IV

12

15

Metode Yanbua Metode ini yang akan dibahas tersendiri karena merupakan fokus penelitian ini, yang akan dibahas secara mendetail sebagi landasan dalam melakukan penelitian agar supaya lebih terarah dan sistematis dan mempermudahkan peneliti dalam mengadakan penelitian.

3 a

Tinjauan Tentang Metode Yanbua Pengertian Metode Yanbuaa Secara istilah (bahasa) Yanbua berasal dari bahasa Arab ( ) yang berarti sumber, nama ini diambil dari nama pondok pesantren Tahfidz al-Quran (yang mengkhususkan santrinya mempelajari dan menghafal al-Quran) yang sangat terkenal di Kudus yang diasuh oleh KH. Arwani, nama pondok pesantren tersebut adalah Yanbuul Quran yang berarti Sumber al-Quran22. YANBUA adalah suatu kitab Thoriqoh (metode) untuk mempelajari baca dan menulis serta menghafal Al Quran dengan cepat, mudah dan benar bagi anak maupun orang dewasa, yang dirancang dengan rosm utsmaniy dan menggunakan tanda-tanda baca dan waqof yang ada di dalam Al Quran rosm Usmaniy, yang dipakai di negaranegara arab dan negara islam23. Juga diajarkan cara menulis dan membaca tulisan pegon (tulisan bahasa indonesia/jawa yang ditulis dengan huruf arab). Contoh-contoh huruf yang sudah dirangkai semuanya dari lafadh Al Quran, kecuali beberapa lafadh. Rosm usmaniy adalah tata cara atau kaidah penelitian huruf-huruf dan kata-kata al-Quran yang disetujui pada masa Khalifah Ustman dan dipedomani oleh tim penyalin al-Quran yang dibentuknya, dan terdiri atas Zaid Ibn Tsabit, Abdullah Ibn al-Zubair dan Ibn Hisyam24. b Sejarah Metode Yanbua

22 Fitri Rahmawati Penerapan Metode Yanbua Dalam Pembelajaran Baca Tulis AlQuran di Taman Pendidikan Al-Quran Husnut Tilawah Payaman Mejobo Kudus. (Skripsi Fakultas Tarbiyah Progdi PAI UIN Yogjakarta, 2009), hlm. 12 23 http://Pesantren virtual.com diakses Tanggal 3 April 2013 24 Prof. H. Ramli Abdul Wahid, M.A., Ulumul Quran edisi revisi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2002), hlm. 9.

13

Lahirnya Yanbu'a merupakan hasil usulan dan dorongan alumni pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an, agar para alumni selalu ada hubungan dengan pondok, disamping usulan dari masyarakat luas juga dari Lembaga Pendidikan Ma'arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara. Meskipun dari pihak pondok sudah manolak, karena menganggap cukup metode yang sudah ada, tapi karen desakan yang terus nenerus dan di pandang perlu, terutama untuk menjalin keakraban antara alumni dengan Pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan. Dalam rangka menjaga dan memelihara keseragaman bacaan itulah, maka dengan tawakal dan memohon pertolongan kepada Allah tersusunlah kitab YANBU'A oleh KH. Ulil Albab dan KH. Ulin Nuha (Pengasuh pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an, Kudus). Kitab tersebut meliputi Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al Qur'an25. c Tujuan Metode Yanbua Dan perlu diingat bahwa YANBUA adalah sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan bukan sebagai tujuan26. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran al-quran dengan metode Yanbua adalah: a b c d e d Ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa membaca Al Qur'an dengan lancar dan benar. Nasyrul Ilmi (menyebarluaskan ilmu) khususnya ilmu Al Qur'an. Memasyarakatkan Al Qur'an dengan Rosm Utsmaniy. Untuk membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang benar. Mengajak selalu mendarus Al Qur'an dan Musyafahah Al Qur'an sampai khata27. Penerapan metode Yanbua Metode YANBUA berkembang pada tahun 2004 dan disusun berdasarkan tingkat pembelajaran dari mengetahui, membaca serta 25 http://yayasan arwaniyah kudus.com diakses hari Tanggal 3 April 2013 26 KH. Ulil Albab dan KH. Ulin Nuha Toriqoh Baca tulis dan menghafal al-Quran
Yanbua, Bimbimban Cara Megajar (Pondok Tahfidh Yanbuul Quran, Kudus, 25 R. Ahir 1425/13 juni 2004 M), 27 http://yayasan arwaniyah kudus.com diakses hari Tanggal 3 April 2013

14

menulis huruf hijaiyyah, kemudian memahami kaidah atau hukumhukum membaca al-quran. Metode YANBUA disusun perjilid mulai dari pra TK sampai jilid 7. Sedangkan untun metode menghafal alQuran masih dalam tahap penyusunan. Adapun materi yang diajarkan dalam metode Yanbua yaitu membaca dan menulis al-quran, materi itu tersusun atas beberapa jilid, berikut ini uraiannya: 1; Juz Pra TK a b 2; Juz 1 a b c 3; Juz 2 a b c d Membaca huruf Hijaiyah yang berharokat kasroh dan dhommah Membaca huruf yang panjang, baik berupa huruf Mad atau harokat panjang. Membaca huruf lain yaitu Waw/ya sukun yang di dahului fathah. Pengetahuan tanda-tanda harokat seperti fathah, Kasroh, dhommah juga harokat panjang baik fathah panjang, kasroh panjang dan dhommah panjang. e Pengetahuan angka-angka arab mulai dari satuan, puluhan dan ratusan serta ribuan. Membaca huruf Hijaiyah dengan harokat fathah baik yang sudah berangkai atau belum. Menjelaskan makhrojul huruf Menulis huruf Hijaiyah baik yang sudah berangkai atau belum.29 Membaca huruf Hijaiyah dengan harokat fathah Menulis huruf Hijaiyah28

28 KH. Ulil Albab dan KH. Ulin Nuha, Op. Cit., Juz Pra TK 29 Ibid., Juz 1

15

f
30

Menulis huruf hijaiyah yang berangkai dua dan tiga huruf.

4; Juz 3 a b c d e f 5; Juz 4 a b c Membaca lafadz Allah Membaca mim sukun, nun sukun dan tanwin yang dibaca dengung atau tidak Membaca mad jaiz, mad wajib dan mad lazim, baik kilmy maupun harfi, musaqqol, mukhoffaf yang ditandai dengan tanda panjang. d e Pengetahuan huruf fawatihus suwar dan beberapa kaidah tajwid. Merangkai huruf hijaiyah serta membaca dan menulis huruf arab pegon jawa32. 6; Juz 5 a b c 30 Ibid., Juz 2 31 Ibid., Juz 3 32 Ibid., Juz 4 Pengenalan tanda waqof dan tanda baca dalam al-quran rasm usmani. Mengetahui cara membaca huruf yang waqof Pengenalan huruf tafkhim dan tarqiq Membaca huruf yang berharokat tanwin Membaca huruf yang dibaca sukun dengan makhroj yang benar dan membadakan huruf yang serupa Membaca huruf qolqolah dan hams. Membaca huruf yang bertasdid dan huruf yang dibaca ghunnah Membaca hamzah washol dan al-tarif Menulis huruf hijaiyah yang berangkai empat.31

16

d 7; Juz 6 a

Menerangkan kalimat yang dibaca idhom dan idhar. 33

Memabaca huruf mad (ali, waw,ya)yang tetap dibaca panjang atau dibaca pendek, dan yang boleh diabaca keduaduanya ketika washal atau waqof

b c

Mengenal hamzah washol Membaca ishmam, ikhtilash, tashil, imalah, dan saktah serta mengetahui tempat-tempatnya dalam al-quran

d e 8; Juz 7 a

Membaca huruf shad ( )yang boleh dibaca sin () Mengenal kalimah-kalimah yang sering dibaca salah. 34

Kaidah-kaidah ilmu tajwid secara terperinci mulai dari hukum membaca taawud, basmalah, hukum nun sukun dan tanwin, hukum mim sukun, hukum bacaan ro dan hukum bacaan mad dll.

Membaca al-quran rasm Usmani dengan lancar dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. 35 Dalam metode YANBUA siswa tidak hanya diajari membaca saja

tetapi juga diajarkan menulis al-Quran. Penulisan buku Yanbua dengan menggunakan tulisan rasm Usmani36, yaitu mushaf yang ditulis pada zaman Kholifah Usman bin Affan. Penggunaan mushaf ini bertujuan supaya anak terbiasa membaca al-quran dengan rasm Usmani. Penerapan metode dalam kegiatan belajar mengajar adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan yang berbentuk membawa anak ke tujuan, anak melakukan pula serangkaian kegiatan atau perbuatan

33 Ibid., Juz 5 34 Ibid., Juz 6 35 Ibid., Juz 7 36 Baca Mari Memakai al-Quran rasm Usmani, (Kediri, MMQ, Pon Pes Lirboyo, 1996),

17

yang disediakan guru yaitu kegiatan belajar yang juga terarah pada tujuan yang akan dicapai itu37. Secara umum kegiatan belajar mengajar AlQuran dengan menerapkan metode Yanbua adalah sebagai berikut: 1 2 3 Guru menyampaikan salam sebelum kalam dan jangan salam sebelum murid tenang. Guru membacakan hadlrah (hal. 46 juz 1 ) kemudian murid membaca surat Al-Fatihah dan doa pembuka. Guru berusaha supaya anak aktif / CBSA (cara belajar siswa aktif) artinya, bagaimana mengoptimalkan siwa dalam melaksanakan aktivitas belajarnya agar mereka menguasai belajar atau tujuan instrnksional yang harus dicapainya.38 4 a b c d e prestai. f Bila anak belum lancar dan benar atau masih banyak kesalahan jangan dinaikkan dan harus mengulang, dengan di beri tanda tink (.) disamping nomor halaman atau di buku absensi/prestasi. g e Waktu belajar 60-75 menit dan dibagi menjadi tiga bagian. Media Pembelajaran Metode Yanbua Guru jangan menuntun bacaan murid tetapi membimbing dengan cara: Menerangkan pokok pelajaran (yang bergaris bawah) Memberi contoh yang benar. Menyimak bacaan murid dengan sahar, teliti dan tegas. Menegur bacaan yang salah dengan isyarat, ketukan dan lain-lain. Dan bila sudah tidak bisa baru di tunjukkan yang betul bila anak sudah lancar dan benar guru menaikkan halaman dengan di beri tanda disamping nomor halaman atau buku absensi

37 Muhaimin dkk , strategi Belajar Menga jar ( Surabaya Citra Media. I 996), hm. 73 38 Nana Sudjana, Warru Suvariyah, Model-model mengajar CBSA (Bandung: Sinar
Baru,1991), hlm. 4

18

Dalam penyampaiannya, pembelajaran al-Quran dengan kitab Yanbua ini mengunakan dua metode yaitu metode individu dan metode klasikal. Pada pembelajaran dengan sistem/metode individu siswa maju satu persatu atau dua-dua dan guru bertugas untuk menerangkan. Perolehan kredit dapat diperoleh siswa saat mereka maju untuk membaca dengan lancar dan tartil. Dan seperti yang telah dijelaskan dimuka. Bahwa perolehan nilai bisa didapatkan bila santri benar-benar bisa membaca dengan cepat dan benar, dalam lembaga pendidikan al-Quran metode. individu ini diwajibkan bagi santri/murid jilid 1. Sedangkan dalam pembelajaran dengan metode kiasikal guru menerangkan dengan leanbar peraga semeantara santri memperhatikan. Setelah guru menerangkan maka murid latihan bersama dengan menggunakan lembar peraga yang telah diajarkan oleh guru sebelumnya. Disamping menggunakan lembar peraga santri juga diberi tambahan latihan di kitab Yanhua untuk kernudian dilatah secara individu. dengan demikian akan terjadi metode kiasikal baca simak, dimana satu orang santri membaca dengan keras (sesuai yang ditunjuk oleh guru) kemudian ditirukan oleh murid yang lain. Perolehan kredit didapat pada saat murid melakukan latihan individu. Dan metode ini dilaksanakan mulai dari jilid 2 sampai jilid 7. B Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelusuran terhadap penelitian yang relevan, ada beberapa karya yang memiliki tema yang hampir sama dengan tema penelitian ini, diantaranya: pertama, skripsi karya Sri Sulastri yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Melalui Penerapan Metode Resitasi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sendang 01 Kec. Bringin Kab. Semarang , Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca Al Quran secara klasikal berdasarkan hasil tes formatif dari siklus I, II dan III adalah 36,36%, 68,18% dan 95,45%, melalui metode resitasi siswa terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar dan menemukan konsep, sehingga siswa termotivasi untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Selain itu adanya

19

tes formatif juga memacu antusiasme siswa untuk dapat memahami materi sehingga tidak mendapatkan nilai yang kurang baik. Pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi memberikan kesempatan yang lebih besar kepada siswa untuk memahami materi, sehingga dominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak begitu dominan, sehingga siswa termotivasi untuk belajar memahami konsep secara pribadi maupun berkelompok39. Kedua, penelitian Drs. H. Mangun Budiyanto, dengan judul Efektivitas Metode Iqro Dalam Pembelajaran Membaca Al-Quran Di TKA TPA AMM Kotagede Yogyakarta, penelitian ini menyimpulkan bahwa efektivitas metode Iqro dalam pembelajaran membaca Al-Quran di TKA-TPA AMM Kotagede Yogyakarta. Bagi anak usia TK (4,0 6,0 tahun) dalam waktu 6 18 bulan sudah mencapai angka 89,9% yang bisa diantarkan memiliki kemampuan membaca Al-Quran. Sedang untuk anak usia SD (mayoritas usia 7,0 9,0 tahun) ternyata lebih cepat lagi. Dalam waktu 12 bulan, mayoritas dari mereka (84,31%) telah lancar membaca al-Quran. Waktu yang relatif cepat bila dibandingkan dengan metode (kaidah) Baghdadiyah melalui sistem pengajian tradisional yang memerlukan waktu 2 5 tahun40. Ketiga, skripsi karya Fitri Rahmawati dengan judul Penerapan Metode Yanbua Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran di Taman Pendidikan Al-Quran Husnut Tilawah Payaman Mejobo Kudus . Fakultas Tarbiyah Progdi PAI UIN Yogjakarta tahun 2009 dengan hasil kegiatan pembelajaran al-quran dibagi sesuai dengan jilid yaitu jilid 1-7, tahap pembelajaran dibagi dalam tiga tahap yaitu 1) guru menulis dipapan tulis, siswa menulis dibuku, 2) kemudian membaca secara klasikal (satu/satu) dan 3) guru mengulang kembali materi pelajaran. strategi yang digunakan adalah mengikuti apa yang ada dalam buku pedoman Yanbua. Materi yang

39 Sri Sulastri, Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Melalui Penerapan Metode Resitasi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sendang 01 Kec. Bringin Kab. Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah Progdi PAI STAIN Salatiga, 2010. 40 Makalah disampaikan dalam Forum Diskusi Dosen-Dosen Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu 29 April 2009.

20

diutamakan adalah membaca sehingga siswa dalam menulis huruf hijaiyah masih belum maksimal41.

41 Fitri Rahmawati Penerapan Metode Yanbua Dalam Pembelajaran Baca Tulis AlQuran di Taman Pendidikan Al-Quran Husnut Tilawah Payaman Mejobo Kudus. Skripsi Fakultas Tarbiyah Progdi PAI UIN Yogjakarta, 2009

You might also like