You are on page 1of 2

orang yang baru keluar dari kekufuran, tembok Ka’bah, Maqam Ibrahim, Masjidil

Orang-orang musyrikin memiliki pohon Haram, Masjid Nabawi, Masjidil Aqsha,


yang mereka i’tikaf dan menggantungkan mengumpulkan tanah-tanah atau bebatuan
senjata-senjatanya pada pohon tersebut dari kota Makkah, Madinah, pergi ke
(dalam rangka tabarruk, pent). Pohon kubur-kubur Nabi dan Rasul, untuk berdo’a
tersebut dinamakan “Dzatu Anwath”. Maka kepada Allah k di sisi kubur-kubur tadi Vol.22/03/1429H/2008
kami melewati pohon itu lalu kami berkata: dengan anggapan barakah dan keutamaan
“Ya Rasulullah buatkan kami “Dzatu yang ada pada tempat-tempat tadi. Pergi
Anwath” sebagaimana mereka memiliki ke gua Hira’, gua Tsur, bukit Thur dengan SERPIHAN-SERPIHAN SYIRIK (3)
“Dzatu Anwath”. Lantas Rasulullah n anggapan seperti tadi, mengkhususkan
bersabda: “Allahu Akbar, sesungguhnya waktu-waktu tertentu dengan perayaan MENGAIS BARAKAH
hal ini adalah jejak (orang-orang sebelum dan ibadah-ibadah seperti Maulid Nabi
Tak pelak lagi bahwa semua orang Di dalam mewujudkan dan
kalian). Demi dzatku yang ada di tangan- n, Isra’ Mi’raj, hari hijrah nabi, hari Badr
terkhusus kaum muslimin menginginkan memperkokoh syarat pertama, hendaklah
Nya, kalian telah mengucapkan seperti dan selainnya dari macam-macam tabarruk
barakah di dalam hidupnya. Upaya untuk seseorang meyakini bahwa barakah itu hanya
ucapan Bani Isra’il kepada Musa: yang tidak disyari’atkan oleh Allah k dan
mendapatkannya, yang sering diistilahkan datang dari sisi Allah k. Dialah Dzat yang
“Buatkanlah kepada kami sesembahan Rasul-Nya n.
sebagai “TABARRUK” atau mengais memiliki kesempurnaan, keagungan, dan
sebagaimana mereka memiliki sesembahan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
barakah, ternyata sangat berkaitan erat keluasan barakah.
Dia berkata: “Sesungguhnya kalian adalah v di dalam Iqtidla’ Shirathil Mustaqim dengan tauhid seorang muslim. Di dalam Bada’iut Tafsir 3/282, Al
orang-orang yang bodoh.” (Q.S. Al A’raaf: 2/193 berkata: “Maka jika seseorang berniat
Oleh karena itu perlu bagi kita Imam Ibnul Qoyyim v ketika menerangkan
138), sungguh kalian pasti akan mengikuti shalat di samping sebagian kubur para
mengenali permasalahan besar ini. Karena firman Allah k :
jejak-jejak orang-orang sebelum kalian.” nabi dan orang-orang shalih dalam rangka
tidak jarang keinginan untuk mendapatkan
Asy Syaikh Hafidz bin Ahmad Al
Hakami v di dalam Ma’arijul Qabul
tabarruk di tempat-tempat tersebut, maka ini
adalah inti penentangan kepada Allah k
barakah justru mendatangkan murka dari ‫ﯔﯕﯖﯗﯘﯙﯚ‬
2/645 mengatakan: “Dan oleh karena itu dan Rasul-Nya n, penyimpangan terhadap
Allah k Yang Maha Mendatangkan
Barakah, dan menodai tauhid seseorang.
‫ﯛﯜ ﯝ‬
Nabi n menamai i’tikaf dekat pohon-pohon agama, bid’ah yang tidak diizinkan oleh Wal ‘iyadzubillah. “Maha Suci Allah yang telah menurunkan
dan menggantungkan persenjataan padanya Allah k. Dienul Islam telah menetapkan Al Furqon (Al Qur’an) kepada hamba-Nya,
dalam rangka pengagungan kepadanya
Wallahu a’lam bish showab bahwa tabarruk merupakan salah satu agar menjadi pemberi peringatan kepada
sebagai suatu peribadatan.”
bentuk ibadah yang mulia. Sehingga tak seluruh alam.” (Q.S. Al Furqon : 1)
Di antara saudara-saudara kita, (diambil dari Bulletin Al Ilmu, Jember, ayal lagi banyak kaum muslimin yang Beliau v mengatakan, “Dan
yang semoga Allah k beri hidayah Edisi 8/XI/1424) menunaikannya. Akan tetapi, para pembaca, sebagian yang lain (para salaf, -pent) berkata,
mereka, bertabarruk dengan mengusap-usap
suatu ibadah tentunya tidak akan diterima ‘Maknanya, barakah itu datang dari sisi-Nya
Diterbitkan di bawah Yayasan Asy Syariah dengan di sisi Allah k dan barakah tersebut tidak dan barakah ini seluruhnya dari-Nya’”.
Akta Notaris no.16 tanggal 31 Mei 2005 teraih melainkan dengan terpenuhinya dua Rasulullah n memberitakan tentang
syarat mutlak : kekuasaan-Nya yang sempurna dan mutlak
Penanggung Jawab: Al-Ustadz Qomar ZA, Lc Redaktur Ahli: Al-Ustadz Abdul Mu’thi Al-
Maidani, Al-Ustadz Abdul Haq, Al-Ustadz Abdul Jabbar
1. Sudahkah ibadah itu dilandasi dengan dengan do’anya :
ikhlas karena Allah k ?
َ ْ‫لل ُه َّم َال َماِن َع مِلَا أَ ْع َطي‬
‫ت َو َال ُم ْع ِط َي مِلَا‬ َّ َ‫ا‬
Koordinator: Ristyandani Sekretaris: Abu Harits Bendahara: Taufik Distribusi: Slamet
Widodo 2. Sesuaikah amalan itu dengan tuntunan
Alamat Redaksi: Wisma Kun Salafiyyan, Jl. Palagan Tentara Pelajar 99 RT 6 RW 34, Sedan Rasulullah n ?
Sariharjo, Ngaglik, Sleman Telepon: (0274) 7170587 E-mail: pakis_jogja@yahoo.co.id
4
َ ْ‫ال ِّد ِمنْ َك ج‬
‫ال ُّد‬ َ ْ‫ت َو َال يَنْ َف ُع َذا ج‬
َ ‫َمنَ ْع‬
diraba oleh panca indera), misalnya ilmu, dosa-dosanya.” Fathul Bari mengomentari ucapan Umar
dakwah, dan semisalnya. Maka seseorang 3. Tabarruk dengan tempat-tempat tertentu tersebut: “Dan di dalam ucapan Umar ini
“Ya Allah, tidak ada satu pun yang menolak bertabarruk dengan ilmu dan dakwahnya yang memang Allah k jadikan padanya terdapat penyerahan diri kepada peletak
suatu perkara yang Engkau berikan dan yang mengajak kepada kebaikan. Jadilah barakah jika ditunaikan amalan-amalan syariat dalam perkara-perkara agama, dan
tidak ada yang memberi sesuatu yang perkara ini sebagai barakah karena kita yang syar’i di dalamnya. Di antaranya ittiba’ (mengikuti) di dalam perkara yang
Engkau tolak. Tidak bermanfaat seorang mendapatkan kebaikan yang melimpah Masjid-Masjid Allah k terkhusus tidak diketahui maknanya. Ini adalah kaidah
yang mempunyai kemuliaan di hadapan dengan sebab ilmu dan dakwahnya. Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjidil agung tentang ittiba’ kepada Nabi n di
kemuliaan yang datang dari-Mu.” Para pembaca yang mulia, ada Aqsha, kota Makkah, kota Madinah, dan dalam apa yang beliau kerjakan walaupun
(Muttafaqun ‘Alaihi) beberapa macam tabarruk yang syar’i yang Syam. tidak diketahui hikmahnya, dan di dalamnya
Adapun dalam rangka menumbuhkan berkaitan dengan ucapan, perbuatan, tempat 4. Tabarruk dengan waktu-waktu yang (ucapan Umar) terkandung bantahan
amalan tabarruk, sesuai dengan bimbingan dan waktu: telah dikhususkan oleh syari’at dengan terhadap apa yang terdapat pada sebagian
Rasulullah n maka perlu kita mengenal 1. Ucapan. Misalnya membaca Al Qur’an. anugerah barakah, misalnya bulan orang-orang bodoh, bahwa Hajar Aswad
bagaimana tabarruk yang disyariatkan dan Sebagaimana hadits Abu Umamah Al Ramadhan, Lailatul Qadar, sepuluh hari memiliki kekhususan pada dzatnya”.
sekaligus menjauhi tabarruk yang terlarang. Bahili z yang diriwayatkan oleh Al terakhir di bulan Ramadhan, hari Jum’at, Namun, saudara-saudara yang
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Imam Muslim bahwa Rasullullah n sepertiga malam terakhir setiap harinya, mudah-mudahan Allah k memberi
Al ‘Utsaimin v di dalam Al Qaulul Mufid bersabda: dan lain-lain. Tentunya di dalam waktu- barakah dengan risalah ini, ternyata di
‘Ala Kitabit Tauhid 1/191 berkata: “Dan ‫اْق َرُأوا اْلُق ْرآ َن َفإِنَّه يَأِْتى يَ ْو َم اْل ِقيَا َمِة َش ِفي ًع‬ waktu tersebut dipenuhi dengan amalan-
amalan syar’i untuk mendapatkan
samping macam-macam tabarruk yang
telah diajarkan Dien yang mulia dan suci
meminta barakah tidaklah lepas dari dua
perkara: ‫َأل ْص َح ِابه‬ barakah. ini, terdapat macam-macam tabarruk yang
1. Hendaknya bertabarruk dengan perkara- “Bacalah Al Qur’an karena dia (Al Di dalam bingkai tabarruk yang menodai kemuliaan dan kesucian tadi.
perkara yang syar’i misalnya Al Qur’an. Qur’an) akan datang sebagai syafaat syar’i ini pada hakekatnya adalah sebuah Al Imam At Tirmidzi meriwayatkan dengan
pembacanya pada hari kiamat.” pengagungan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla sanad yang shohih dari jalan Abu Waqid Al
Allah k berfirman:
2. Amalan perbuatan. Misalnya shalat yang telah memerintahkan bentuk-bentuk Laitsi zbeliau berkata:
‫ﭲﭳﭴﭵ‬ berjama’ah di masjid berdasarkan tabarruk tadi, bukan karena semata-mata
‫َي َوحنن‬ ْ‫ إِىل ُحن ن‬n ِ‫َخ َر ْجنَا مع َر ُس ْو ِل اهلل‬
hadits ‘Utsman bin ‘Affan z yang dzat perkara-perkara (tabarruk) tadi. Kita
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami diriwayatkan Muslim bahwa beliau renungkan ucapan Umar bin Al Khaththab ٌ‫ي ِس ْد َرة‬ َ ْ‫ُح َدَثاَُء َع ْه ٍد ِب ُك ْف ٍر َوِلْل ُم ْش ِر ِك ن‬
ُ ‫يَ ْع ِكُف ْو َن ِعنْ َد َها َو يَُن ْو ُط ْو َن ِب َها أَ ْسِل َحت‬
turunkan kepadamu yang penuh dengan (Utsman, -pent) berkata: “Aku mendengar
barakah ...” (Q.S. Shaad: 29). Rasulullah n bersabda :
z tatkala mengusap Hajar Aswad: ‫َه ْم‬
َ ‫أَ َما َواهللِ إِّنيَ َأل ْعَل ُم أَن‬
‫َّك َح َج ٌر َال َت ُض ُّر َو َال‬ ‫اط َف َم َر ْرَنا ِب ِس ْد َرةٍ َفُقْلنَا‬ ٍ ‫ات أَْن َو‬ ُ ‫ُي َق ُال هلا َذ‬
‫اْل ُو ُضوَء ُث َّم‬ ‫الةِ َفأَ ْسبَ َغ‬
َ ‫لص‬ َّ ‫َم ْن َت َو َّضأَ ِل‬ ِ
Maka di antara barakahnya bahwa
barangsiapa yang berpegang teguh
‫ ُي َقبُِّل َك َما‬n ِ‫ول اهلل‬ َ ‫َتنْ َف ُع َوَل ْو َال َرأَيْ ُت َر ُس‬ ‫اط َك َما‬ ٍ ‫ات أَْن َو‬ َ ‫اج َع ْل َلنَا َذ‬ ْ ِ‫ول اهلل‬ َ ‫؛ يَا َر ُس‬
dengannya, maka baginya kemenangan. ‫ال َها َم َع‬ َّ ‫َف َص‬ ‫الةِ مْالَ ْكتُوَبِة‬
َ ‫الص‬َّ ‫َم َشى إِىَل‬
Allah k telah selamatkan banyak
‫ِفى مْالَ ْس ِج ِد‬ ‫ال َما َعِة أَ ْو‬َ ْ‫النَّاس أَ ْو َم َع ج‬ ) ‫ُك( متفق عليه‬ َ ‫َقبَّْلت‬ ُ : n ِ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬
‫اهلل‬ َ ‫ َف َق‬.‫اط‬ٍ ‫ات أَن َو‬ ُ ‫لهَُ ْم َذ‬
ِ
umat dari kesyirikan dengan Al Qur’an.
Di antara barakahnya bahwa satu ُ َ ُ
‫َغ َف َراهلل لُه ذُنوَبُه‬ “Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui ،ِ‫ َو َّال ِذي َن ْف ِسي ِبيَ ِده‬،‫ُم‬ ْ ‫ ُقْلت‬.‫َن‬ ُّ ‫ إَِّن َها‬،‫ب‬
ُ ‫السن‬ َُ‫أَ ْكر‬
hurufnya dibalas sepuluh kebaikan. Hal ”Barang siapa yang berwudlu bahwa engkau adalah batu tidak ‫اج َع ْل َلنَا‬
ْ ( ‫يل مِلُ ْو َسى‬ َ ‫الت َبنُو إِ ْس َراِئ‬ َْ ‫َك َما َق‬
memberikan mudharat dan manfaat. Kalau
itu menambah kesempurnaan waktu untuk menunaikan sholat lalu dia
seandainya aku tidak melihat Rasulullah ) ‫َّك ْم َق ْو ٌم جَْت َهُل ْو َن‬ ُ ‫ال إن‬ َ َ
ِ ‫ َق‬.‫إَهلٍا َك َما لهَُ ْم آلهِ ٌة‬
dan semangat pada manusia. Dan lain menyempurnakan wudlunya, kemudian
sebagainya dari barakah Al Qur’an yang berjalan kaki untuk sholat wajib lalu n menciummu, maka aku tidak akan ‫َن َم ْن َقبَْل ُك ْم‬َ ‫ب ُسن‬ ْ َ‫َلر‬
َّ ُ‫ت َكن‬
banyak. sholat bersama manusia atau jama’ah menciummu.” (Muttafaqun ‘Alaihi) “Kami keluar bersama Rasulullah n
2. Tabarruk dengan perkara hissi (yang bisa atau di dalam masjid maka Allah ampuni Al Hafidh Ibnu Hajar v di dalam menuju Hunain sedangkan kami orang-
2 3

You might also like